BAB III METODOLOGI
3.1 Gambaran Umum Instansi 3.1.1 Sejarah Berdiri Kementerian Pertanian terdiri dari beberapa unit Eselon I dengan tujuan struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. 75/U/Kep//11/1966 tanggal 3 November 1966 salah satunya Direktorat Jenderal Kehewanan yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia dengan tugas memfasilitasi masyarakat dalam pencegahan penyakit dan peningkatan produksi ternak serta penyediaan kesehatan produk ternak. Bangsa ternak asli di Indonesia mencakup sapi, kerbau, kambing, domba, babi, ayam, dan itik, kuda. Untuk meningkatkan koordinasi integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas para menteri dan mendukung pelaksanaan tugas Kabinet Pembangunan VII maka diatur kembali kedudukan, tugas, susunan organisasi dan tata kerja Departemen Pertanian dengan Keppres No. 61 tahun 1998, tanggal 13 April 1998. Sehingga Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjenak) mencakup: Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Bina Program, Direktorat Bina Perbibitan, Direktorat Bina Produksi, Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil, Direktorat Bina Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Pada tanggal 14 Oktober 2010 terjadi perubahan struktur organisasi, kedudukan, dan tugas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan
60
61
Permentan No. 61 tahun 2010 dengan susunan organisasi; Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perbibitan Ternak, Direktorat Pakan Ternak, Direktorat Budidaya Ternak, Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan saat ini di bawah kepemimpinan Drh. Prabowo Respatiyo Caturosso, MM, Ph.D. Adapun program yang ditetapkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah program peningkatan penyediaan pangan hewani yang aman, berdaya saing dan berkelanjutan. Hasil dari program adalah meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu), kontribusi ternak lokal dalam penyediaan pangan hewani (daging, telur, susu), ketersediaan protein hewani asal ternak. Kegiatan pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan disinergikan dengan tugas pokok dan fungsi pada masing-masing Eselon 2 (Direktorat Perbibitan, Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia, Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Sekretariat Direktorat Jenderal).
3.1.2 Visi, Misi, Tujuan 3.1.2.1 Direktorat
Jenderal
Peternakan
dan
Kesehatan
Hewan a. Visi Menjadi direktorat jenderal yang profesional dalam mewujudkan peternakan berbasis sumber daya lokal, berdaya saing, dan berkelanjutan untuk mencukupi pangan hewani dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
62
b. Misi Dalam pencapaian visi, maka mengembangkan misi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai ungkapan eksistensi sebuah organisasi, mencakup: 1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan bidang peternakan 2. Menyelenggarakan dan menggerakkan pengembangan: perbibitan, budidaya ternak ruminansia, budidaya ternak non-ruminansia, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. 3. Meningkatkan
profesionalisme
dan
integritas
dalam penyelenggaraan
administrasi publik. c. Tugas Tugas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan. d. Fungsi Fungsi yang diterapkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencakup; 1. Perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
63
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. e. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencakup; 1. Tujuan Umum; meningkatkan penyediaan pangan hewani yang aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan program pembangunan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal. 2. Tujuan Khusus mencakup; meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak yang berkualitas, meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ruminansia, meningkatkan populasi dan produktivitas ternak yang non ruminansia, meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan, meningkatkan jaminan keamanan produk, meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. f. Sasaran Sasaran utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah meningkatkan ketersediaan produk daging, telur, dan susu serta meningkatkan kontribusi produk ternak dalam negeri mencakup; ketersediaan benih dan bibit ternak yang berkualitas dengan memanfaatkan sumber daya lokal, populasi dan produktivitas ternak ruminansia dan non ruminansia dengan memanfaatkan
64
sumber daya lokal, kesehatan ternak dan wilayah bebas penyakit, kualitas pelayanan kepada masyarakat.
3.1.2.2 Pusat Data dan Sistem Informasi a. Visi Menjadi sumber data dan informasi pertanian yang lengkap, akurat dan terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian. b. Misi Misi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mencakup: 1. Mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi pertanian 2. Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebaran data dan informasi pertanian 3. Membangun dan mengembangkan jaringan sistem informasi pertanian 4. Membina sumber daya manusia dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian. c. Tugas Tugas pokok Pusat Data dan Sistem Informasi Peternakan adalah melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi serta pelayanan data dan informasi pertanian. d. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian memiliki beberapa fungsi mencakup: 1. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian
65
2. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian 3. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian 4. Pelaksanaan administrasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. e. Tujuan Tujuan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mencakup: 1. Menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan terpercaya 2. Menyediakan metodologi dan sistem pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi Pertanian yang baku 3. Menyediakan infrastruktur dan sistem informasi pertanian yang mampu mendukung penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi pertanian 4. Membina kelembagaan yang kuat dalam bidang statistik dan sistem informasi pertanian 5. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang statistik dan sistem informasi pertanian. f. Sasaran Sasaran dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mencakup: 1. Tersedianya data yang berkualitas (lengkap, akurat, tepat waktu, terpercaya) 2. Mudahnya pengaksesan data dan informasi oleh pengguna 3. Tersedianya infrastruktur jaringan dan sistem informasi pertanian 4. Tersedianya sumber daya manusia perstatistik dan sistem informasi yang berkualitas.
66
3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 3.1.3.1 Direktorat
Jenderal
Peternakan
dan
Kesehatan
Hewan Struktur organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Peraturan Menteri Pertanian No. 61, 2011) Adapun uraian tugas pada struktur organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan Gambar 3.1 mencakup: 1. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tugas: merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budididaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner.
67
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budididaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budididaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budididaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2. Sekretariat Direktorat Jenderal Tugas: memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan. Fungsi: a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, kerja sama serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik di bidang peternakan dan kesehatan hewan. b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan, urusan kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan. d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang peternakan dan kesehatan hewan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
68
3. Direktorat Perbibitan Ternak Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak. Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak. 4. Direktorat Pakan Ternak Tugas:
melaksanakan
penyiapan
perumusan
dan
pelaksanan
kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ternak. Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan.
69
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pakan Ternak. 5. Direktorat Budidaya Ternak Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya ternak. Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas, dan aneka ternak serta usaha dan kelembagaan. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas, dan aneka ternak serta usaha dan kelembagaan. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas, dan aneka ternak serta usaha dan kelembagaan. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas, dan aneka ternak serta usaha dan kelembagaan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Ternak. 6. Direktorat Kesehatan Hewan Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan hewan. Fungsi:
70
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengamatan penyakit
hewan,
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
hewan,
perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Hewan. 7. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen. Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan
sanitary
dan
keamanan
produk
hewan,
zoonosis
kesejahteraan hewan serta pengujian dan sertifikasi produk hewan
dan
71
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan serta pengujian dan sertifikasi produk hewan. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan serta pengujian dan sertifikasi produk hewan. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan serta pengujian dan sertifikasi produk hewan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen.
3.1.3.2 Pusat Data dan Sistem Informasi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pusat Data dan Sistem Informasi (Kementerian Pertanian, 2011) Adapun uraian tugas dari struktur organisasi Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian meliputi;
72
1. Bagian Umum Tugas: penyiapan penyusunan rencana dan program, pelaksanaan urusan keuangan, pelaksanaan urusan kepegawaian, pelaksanaan urusan ortala, kehumasan dan rumah tangga. Fungsi: a. Penyiapan penyusunan rencana, program, anggaran dan laporan pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan urusan keuangan. b. Pelaksanaan tugas kepegawaian dan organisasi dan tata laksana, kehumasan dan rumah tangga. 2. Bidang Pengembangan Sistem Informasi Tugas: melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengembangan sistem informasi pertanian. Fungsi: a. Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan serta pengelolaan sistem jaringan komputer. b. Penyiapan penyusunan dan program pembinaan dan pengembangan serta sosialisasi aplikasi sistem informasi. c. Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan program pembinaan dan pengembangan, serta sosialisasi aplikasi multimedia dan website. 3. Bidang Data Komoditas Tugas: melaksanakan penyiapan pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan. Fungsi:
73
a. Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaa, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan serta pengelolaan data dan informasi tanaman pangan dan peternakan. b. Penyiapan
penyusunan
rencana
program
pembinaan,
pelaksanaan
pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi hortikultura dan perkebunan. 4. Bidang Data Nonkomoditas Tugas: melaksanakan penyiapan pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi lahan dan sarana pertanian serta data ekonomi pertanian. Fungsi: a. Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi lahan dan sarana pertanian. b. Penyiapan penyususnan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan serta pengelolaan data dan informasi ekonomi pertanian.
3.1.4 Alur Data Statistik Pengumpulan data peternakan (populasi, produksi dan pemotongan) dimulai
dari Dinas Kabupaten yang menugaskan petugasnya untuk mengumpulkan data kepada petugas kecamatn, dimana petugas kecamatan juga meminta data pada petugas desa-desa pada kecamatan masing-masing. Petugas desa akan memberikan data peternakan pada pada petugas kecamatan, petugas kecamatan mengumpulkan semua data dari petugas-petugas desa lalu diberikan pada petugas
74
kabupaten. Petugas kabupaten mengumpulkan seluruh data dari petugas-petugas kecamatan kemudian dikirim ke petugas provinsi. Alur statistik dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Alur Data Statistik Peternakan Pengumpulan data peternakan biasanya dilakukan akhir tahun, dan petugas provinsi akan melakukan verifikasi seluruh data yang diperoleh bahwa semua sudah mengirim data
yang dilakukan pada awal tahun. Setelah itu petugas-
petugas provinsi memberikan data peternakan pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan verifikasi dan validasi data peternakan dan dengan kerja sama Badan Pusat Statistik dan mengambil data mengenai PRD, PRDRB, nilai ekspor impor, data tenaga kerja dan rumah tangga peternakan. Dari seluruh data yang diperoleh kemudian dan diolah menjadi lapran statistik peternakan tahunan, bila laporan telah disetujui
75
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maka akan disebarkan ke Dinas Kabupaten dan Provinsi dalam bentuk buku atau CD, juga disebarkan pada Direktorat Perbibitan, Pakan, Budidaya Ternak, Kesehatan Hewan, dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. Laporan statistik bermanfaat dalam melakukan analisis perbandingan perkembangan yang membantu dalam pengambilan keputusan misal; Bagian Perencanaan
merencanakan
program-program
pada
daerah
yang
mau
ditingkatkan. Subbagian Evaluasi melakukan evaluasi pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Subbagian Pelaporan akan membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan peternakan. Bidang Komoditas juga mengolah laporan data statistik yang menghasilkan outlook populasi dan produksi peternakan mencakup analisis penawaran (impor dan produksi) dan permintaan (konsumsi rumah tangga, pabrik, dan lainnya).
3.2 Kerangka Pikir Dalam penulisan tesis ini, perlu dibangun kerangka pikir untuk tahap penyelesaian tesis yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.
76
Gambaran Umum Perusahaan
Analisis Lingkungan Bisnis
Analisis PEST
Analisis Lingkungan SI/TI
Analisis Proses Berjalan CRUD Matrix
Analisis SWOT
Analisis IT BSC
Analisis Portofolio Aplikasi
Klasifikasi Sumber Daya Manusia
Analisis Infrastruktur SI/TI
Analisis Keamanan Aset
Analisis Trend Teknologi
Identifikasi Permasalahan Utama
Analsis Gap
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Strategi SI Bisnis
Strategi Manajemen SI/ TI
Strategi TI
Usulan solusi
Usulan Keamanan SI/TI
Kebutuhan Infrastruktur Solusi Aplikasi
Perangkat Keamanan SI/TI
Rekomendasi Personil
Rencana Pengamanan SI/TI
Rencana Peningkatan Kemampuan Personil
Use Case User Diagram Interface Pemetaan Usulan Solusi Aplikasi
Gambar 3.4 Kerangka Pikir Dalam
penyusunan
tesis
hal
pertama
yang
dilakukan
adalah
mengidentifikasi gambaran umum instansi meliputi visi, misi, struktur organisasi dari Direktorat Jenderal dan Pusdatin untuk mengetahui tujuan terkait dalam proses statistik yang berjalan serta kondisi peternakan saat ini. Lalu menganalisis lingkungan bisnis baik dalam maupun luar dengan analisis PEST (meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi), analisis SWOT (meliputi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang), analisis proses statistik yang berjalan, serta
77
memetakan fungsi terhadap subyek data yang berkaitan yang dijadikan dalam kelompok-kelompok untuk menunjukkan area fungsi yang berkaitan dalam siklus fungsi. Selanjutnya, analisis lingkungan SI/TI dengan mengevaluasi kinerja divisi TI terhadap sasarannya berdasarkan perspektif IT BSC, mendata infrastruktur SI/TI yang dimiliki dan standar teknologi yang digunakan, menganalisis keamanan aset yang dimiliki, serta memetakan kategori aplikasi yang dimiliki saat ini serta menganalisis perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Setelah melakukan analisis-analisis maka diidentifikasi masalah-masalah utama yang dihadapi Instansi. Kemudian analisis gap dilakukan untuk melihat kondisi saat ini dan sasaran dari sistem yang diharapkan. Dari hasil analisis gap dan analisis lingkungan bisnis dan SI/TI dilihat dari kebutuhan aplikasi, kemudian disusun perencanaan strategis sistem informasi pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk menutupi gap pada masalah yang terjadi. Perencanaan strategis sistem informasi yang dirancang menggunakan konsep Ward & Peppard yang berisi strategi SI bisnis (mencakup usulan solusi aplikasi dan pemetaan portofolio aplikasi), strategi manajemen SI/TI (mencakup usulan keamanan SI/TI dan rencana pengamanan SI/TI) dan strategi TI (mencakup kebutuhan infrastruktur solusi, rekomendasi personil dan rencana peningkatan kemampuan personil).
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam perencanaan strategis sistem informasi perlu dilakukan pengumpulan
data yang meliputi:
78
a. Sumber data primer mencakup pengumpulan dokumen input dan output yang mengalir dalam Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sistem informasi yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan. b. Sumber data sekunder mencakup penggunaan metodologi analisis dan pencarian buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Proses pengumpulan data dapat dilakukan setelah tujuan penelitian dan masalah telah diidentifikasi, dimana pengumpulan data baik data mentah maupun informasi yang telah dikelola. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini mencakup: 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan atas dasar literatur seperti buku dan jurnal ilmiah yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang dibahas. Hasil penelitian berupa informasi yang bersifat teoritis dan pedoman dalam melakukan penelitian serta sebagai pembanding dalam hasil yang diperoleh. 2. Penelitian Lapangan Penelitian
lapangan
merupakan
penelitian
yang
dilakukan
untuk
mengumpulkan data, informasi yang aktual secara langsung sehingga hasil penelitian ini dapat dipercaya kebenarannya. Dalam rangka pengumpulan data langsung ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Gedung C) dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Gedung D) di Ragunan, Jakarta. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data mencakup;
79
a. Wawancara dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan pada penulisan tesis. b. Pengamatan terhadap proses yang berlangsung pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
3.4 Metodologi Analisis Dalam penulisan tesis ini ada beberapa alat analisis yang digunakan mencakup pada penyelesaian tesis dimana; Pada analisis lingkungan bisnis menggunakan: a. Analisis PEST: untuk menganalisa kondisi luar yang meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang mempengaruhi kegiatan. b. Analisis SWOT: untuk mengidentifikasi faktor strategis baik dari dalam maupun dari luar yakni kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis SWOT dilakukan untuk perumusan dan penentuan strategi perusahaan berdasarkan posisi perusahaan saat ini. c. Analisis proses bisnis: untuk memperoleh gambaran proses statistik yang berjalan dengan menggunakan Rich Picture. d. Matriks aktivitas entitas: untuk memetakan fungsi terhadap subyek data yang berkaitan, dimana dilakukan pengelompokkan untuk menunjukkan area fungsi yang terkandung di dalamnya fungsi dan subyek data yang berkaitan dalam siklus fungsi. Pada analisis lingkungan SI/TI maka dilakukan dengan menggunakan: a. Analisis IT BSC: untuk mengevaluasi kinerja divisi TI sudah sampai sejauh mana pencapaiannya terhadap sasaran yang didasarkan dari perspektif
80
kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional, orientasi masa depan guna melihat sampai sejauh mana tingkat kinerja divisi TI. b. Analisis infrastruktur SI/TI: untuk mendata hardware, software, jaringan yang dimiliki untuk mengetahui kondisi saat ini dan membantu dalam pengembangan selanjutnya. c. Analisis portofolio aplikasi: untuk mengkategorikan jenis aplikasi yang dimiliki saat ini dilihat dari sisi potensi kontribusi SI/TI dalam mencapai tujuan bisnis dan sisi ketergantungan keberlangsungan kegiatan instansi dari SI/TI guna melihat kondisi aplikasi yang dimiliki saat ini. Dari pemetaan portofolio aplikasi terdiri dari empat kaetgori yakni strategis, operasional utama, berpotensi tinggi dan pendukung. d. Analisis keamanan aset yang dimiliki untuk melihat dari aset yang dimiliki apakah memiliki kekurangan dan bisa menyebabkan ancaman e. Analisis trend teknologi: untuk mengetahui perkembangan dunia teknologi seiring dengan perkembangan jaman yang dapat memberikan peluang bagi dalam memenuhi kebutuhan sistem informasi untuk meningkatkan kinerja. Setelah melakukan analisis-analisis maka diidentifikasi masalah-masalah utama yang dihadapi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Kemudian dilakukan analisis gap dilakukan untuk melihat kondisi saat ini dan kebutuhan dari sistem yang diharapkan. Dari seluruh informasi yang diperoleh maka disusun rencana strategis sistem informasi untuk memaksimalkan kinerja dengan sumber daya yang
81
optimal. Perencanaan strategis sistem informasi yang dirancang berisi strategi SI bisnis (mencakup usulan solusi aplikasi dan pemetaan portofolio aplikasi), strategi manajemen SI/TI (mencakup usulan keamanan SI/TI dan rencana pengamanan SI/TI) dan strategi TI (mencakup kebutuhan infrastruktur solusi, rekomendasi personil dan rencana peningkatan kemampuan personil). Dari hasil analisis-analisis yang dilakukan pada kerangka pikir kemudian akan didokumentasikan dengan metode Bernard enterprise architecture pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengacu pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Enterprise Architecture (Metodologi Bernard Enterprise Architecture, 2005)
82
Dari seluruh analisis yang dilakukan kemudian dilakukan pendokumentasian dengan menggunakan metode enterprise architecture Bernard yang terdiri dari: a. Strategic goal & initiatives: mendokumentasikan gambaran kontribusi untuk mencapai sasaran dengan mendokumentasikan analisis SWOT dan analisis IT BSC untuk mengukur performa divisi TI dengan perspektif IT BSC. b. Business products & services: mendokumentasikan alur proses dengan rich Picture dan use case diagram mengenai alur statistik peternakan dari daerah ke pusat. c. Data & information: dengan mendokumentasikan aliran data dan informasi saat ini dan mendatang dengan menggunakan CRUD matrix, model relasional. d. Network & infrastructure: dengan mendokumentasikan jaringan yang digunakan baik internal maupun eksternal dengan network connectivity diagram. e. Systems & applications: dengan mendokumentasikan sistem yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi dengan menggunakan use case diagram, user interface, application diagram. f. Security: untuk menjamin keamanan sistem informasi maka didokumentasikan security plan untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan kegiatan bverkaitan dengan sistem informasi. g. Standards: mendokumentasikan daftar teknologi yang diinginkan digunakan dan minimal harus dalam standar teknologi apa yang digunakan (technology standard). h. Workforce: mendokumentasikan kebutuhan tenaga kerja dengan memberikan usulan sumber daya manusia beserta persyaratan SDM (skill & profile).