BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Dinas ESDM dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah
Provinsi
Jawa
Tengah.
Struktur
organisasi
ini
merupakan hasil penataan kembali SOTK sebelumnya (Perda Nomor 1 Tahun
2002).
dimaksudkan
Perubahan untuk
organisasi
meningkatkan
perangkat
daerah
produktivitas
ini
organisasi,
mengoptimalkan nilai pelayanan, mencapai hasil yang lebih maksimal, mengkonsolidasikan
fungsi-fungsi,
menghilangkan
tingkatan
dan
pekerjaan yang tidak perlu, sehingga organisasi mampu memberi pelayanan optimal dalam rangka pelayanan, pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang energi dan sumber daya mineral yang
berkedudukan
di
bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang energi dan sumber daya
mineral
berdasarkan
asas
otonomi
daerah
dan
tugas
pembantuan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;
8 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
b. penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
dan
pelayanan
umum
bidang energi dan sumber daya mineral; c. pembinaan dan fasilitasi bidang energi dan sumber daya mineral lingkup provinsi dan kabupaten/kota; d. pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi; e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral; f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas 2. Sekretaris 3. Bidang Geologi, Mineral dan Batubara 4. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi 5. Bidang Ketenagalistrikan 6. Bidang Minyak dan Gas Bumi 7. Balai ESDM Dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah secara jelas digambarkan jenjang-jenjang struktural yang terdiri dari Kepala Dinas sebagai unsur pimpinan sampai kepada jenjang yang berada dibawahnya sebagai unsur pelaksana. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya pembagian tugas yang dilaksanakan secara menyeluruh. Berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana dalam gambar 2, komposisi jabatan struktural di SKPD Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 1
9 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
(satu) orang Esselon II, 9 (sembilan) orang esselon III, dan 24 (dua puluh empat) orang esselon IV, sampai dengan kondisi bulan Agustus 2013, masih ada 1 (satu) posisi jabatan Esselon IV yang belum terisi, yaitu di Seksi Pengawasan Air Tanah. Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah memiliki 4 (empai) Balai ESDM setingkat eselon III yaitu Balai ESDM Wilayah Solo, Balai ESDM Wilayah Serayu Utara, Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria dan Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan. Sedangkan untuk
jabatan fungsional, sampai dengan kondisi bulan
Agustus 2013, jabatan tersebut belum terisi, karena belum adanya ketentuan dan petunjuk teknis yang mengatur jabatan fungsional di SKPD Dinas ESDM, selain tentunya terkait dengan masih terbatasnya sumber daya aparatur yang memenuhi kualifikasi dan kompoten untuk jabatan-jabatan fungsional bidang ESDM.
10 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBBAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KASUBBAG. KEUANGAN
KASUBBAG. PROGRAM
KABID. GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
KABID. AIR TANAH DAN PANAS BUMI
KABID. KETENAGALISTRIK AN
KABID. MINYAK DAN GAS BUMI
KASI. PEMETAAN POTENSI DAN TEKNOLOGI
KASI. HIDROLOGI & PENYELIDIKAN PANAS BUMI
KASI. PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIK AN
KASI. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI & PENGUSAHAAN MIGAS
KASI. PEMBINAAN & KELAIKAN KETENAGALISTRIK AN
KASI. PENGAWASAN MIGAS
KASI. BINA PENGUSAHAAN MINERAL
KASI. EKSPLOITASI AIR TANAH DAN PANAS BUMI
KASI. K3L
KEPALA BALAI ESDM
KEPALA BALAI ESDM
KEPALA BALAI ESDM
KEPALA BALAI ESDM
WIL. SOLO
WIL. KENDENG MURIA
WIL. SERAYU SELATAN
WIL. SERAYU UTARA
KASUBBAG TU
KASUBBAG TU
KASUBBAG TU
KASUBBAG TU
KASI PEMBINAAN & PENYULUHAN
KASI PEMBINAAN & PENYULUHAN
KASI PEMBINAAN & PENYULUHAN
KASI PEMBINAAN & PENYULUHAN
KASI PENGAWASAN & PENGENDALIAN
KASI PENGAWASAN & PENGENDALIAN
KASI PENGAWASAN & PENGENDALIAN
KASI PENGAWASAN & PENGENDALIAN
Gambar 2. 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah (PERDA Nomor 6ahun 2008)
11 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Berikut adalah uraian tugas dan tata kerja Dinas Energi dan Sumber
Daya
Mineral
Provinsi
Jawa
Tengah
per
unit
kerja,
sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. 2.1.1. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral: Kepala
Dinas
memimpin
pelaksanaan
tugas
pokok
dan
fungsi
sebagaimana diuraikan di atas. Kepala Dinas, membawahkan: a. Sekretariat; b. Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara; c. Bidang Air Tanah Dan Panas Bumi; d. Bidang Ketenagalistrikan; e. Bidang Minyak Dan Gas Bumi; f. UPT; g. Kelompok Jabatan Fungsional. 2.1.2. Sekretariat Energi dan Sumber Daya Mineral: Sekretariat sebagaimana dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:
12 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
a. penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program; b. penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan; c. penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat, membawahkan: 1) Subbagian Program; 2) Subbagian Keuangan; 3) Subbagian Umum Dan Kepegawaian. Subbagian-subbagian
sebagaimana
dimaksud,
masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 1). Subbagian Program Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian
penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan sistem informasi di lingkungan Dinas. 2). Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi, dan
13 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas. 3). Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Umum Dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
pengkoordinasian
perumusan
kebijakan
penyelenggaraan
teknis
secara
terpadu,
pembinaan, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas. 2.1.3. Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di
bidang
pemetaan
potensi
dan
teknologi,
bina
pengusahaan mineral dan batubara, dan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bina pengusahaan mineral dan batubara; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di
bidang
kesehatan,
keselamatan
kerja
dan
lingkungan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara, membawahkan: 1) Seksi Pemetaan Potensi Dan Teknologi;
14 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
2) Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara; 3) Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud di atas, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Geologi, Mineral Dan Batubara. 1) Seksi Pemetaan Potensi Dan Teknologi Seksi
Pemetaan
melakukan
Potensi
penyiapan
Dan
bahan
Teknologi
mempunyai
tugas
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi, meliputi : a. Penyusunan data dan informasi usaha pertambangan mineral dan batubara lintas kabupaten/kota; b. Pengelolaan
data
dan
informasi
mineral,
batubara,
serta
pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan di wilayah provinsi; c. Penetapan potensi serta neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batubara di wilayah provinsi; d. Pelaksanaan inventarisasi geologi dan sumber daya mineral, batubara, pada wilayah provinsi; e. Pelaksanaan inventarisasi kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada wilayah provinsi; f. Penetapan zonasi pemanfaatan kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada wilayah lintas kabupaten/kota; g. Penetapan
pengelolaan
lingkungan
geologi,
geologi
teknik,
kawasan rawan bencana dan kawasan lingkungan geologi di wilayah lintas kabupaten/kota; h. Pengelolaan data dan inventarisasi informasi geologi pada wilayah provinsi terutama lintas kabupaten/kota. 2) Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara
15 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelak-sanaan di bidang bina pengusahaan mineral dan batubara, meliputi : a. Pemberian izin usaha pertambangan mineral, batubara pada wilayah lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; b. Pemberian izin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; c. Pemberian
izin
badan
usaha
jasa
pertambangan
mineral,
batubara dalam rangka PMA dan PMDN lintas kabupaten/kota; d. Pembinaan usaha produksi tambang, batubara, pembinaan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batubara pada wilayah lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; e. Pembinaan
inspektur
tambang
serta
pembinaan
jabatan
fungsional provinsi; f. Pengelolaan
dan
pembinaan
pelaksanaan
izin
usaha
jasa
pertambangan mineral, batubara dalam rangka penanaman modal lintas kabupaten/kota. 3) Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan, meliputi:
16 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
a. Pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batubara pada wilayah lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; b. Pengawasan pelaksanaan izin usaha jasa pertambangan mineral, batubara
dalam
rangka
penanaman
modal
lintas
kabupaten/kota; c. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi lahan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batubara pada wilayah lintas kabupaten/kota atau yang berdampak regional; d. Pembinaan
dan
pengawasan
pengusahaan
KP
lintas
kabupaten/kota; e. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi lahan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap KP lintas kabupaten/kota; f. Pembinaan
dan
pengawasan
pelaksanaan
izin
usaha
pertambangan mineral, dan batubara untuk operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas kabupaten/kota; g. Pengangkatan Inspektur Tambang serta pembinaan jabatan fungsional provinsi; h. Pelaksanaan kebijakan mitigasi bencana geologi pada wilayah lintas kabupaten/kota. 2.1.4. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi Bidang
Air
Tanah
Dan
Panas
Bumi
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi, dan eksploitasi air tanah dan panas bumi.
17 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Air Tanah Dan Panas Bumi mempunyai fungsi: 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi; 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang eksploitasi air tanah dan panas bumi; 3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Air Tanah Dan Panas Bumi, membawahkan: 1) Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi; 2) Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud di atas, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Air Tanah Dan Panas Bumi. 1) Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelaksanaan bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi, meliputi : a. Penyusunan
data
dan
informasi
usaha
panas
bumi
lintas
kabupaten/kota; b. Penetapan wilayah konservasi air tanah lintas kabupaten/kota; c. Pengelolaan data dan informasi panas bumi dan air tanah serta penetapan potensi panas bumi dan air tanah serta neraca sumber daya dan cadangan air tanah di wilayah provinsi; d. Pelaksanaan inventarisasi panas bumi dan air tanah di wilayah provinsi jawa tengah; e. Penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota;
18 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
f. Pembinaan
keselamatan
dan
kesehatan
kerja,
lingkungan
konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha air tanah dan panas bumi, pada wilayah lintas kabupaten/kota atau yang berdampak regional. 2) Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelaksanaan bidang eksploitasi air tanah dan panas bumi, meliputi: a. Pemberian
rekomendasi
teknis
untuk
izin
pengeboran,
izin
penggalian dan izin penurapan mata air pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; b. Pemberian
izin
usaha
panas
bumi
pada
wilayah
lintas
kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; c. Pemberian izin badan usaha jasa air tanah dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN lintas kabupaten/kota; d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha air tanah dan panas bumi pada wilayah lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; e. Pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha jasa air tanah dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas kabupaten/kota; f. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha
air
tanah
dan
panas
bumi,
pada
wilayah
lintas
kabupaten/kota atau yang berdampak regional;
19 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
g. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha air tanah untuk operasi produksi, serta panas bumi yang berdampak lingkungan langsung lintas kabupaten/kota; h. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha air tanah dan panas bumi pada wilayah lintas kabupaten/kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; i. Pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha jasa air tanah dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas
kabupaten/kota
serta
panas
bumi
yang
berdampak
lingkungan langsung lintas kabupaten/kota. 2.1.5. Bidang Ketenagalistrikan Bidang Ketenagalistrikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan, dan pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Ketenagalistrikan mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan; c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Ketenagalistrikan, membawahkan: 1) Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan; 2) Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan.
20 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Seksi-seksi sebagaimana dimaksud di atas, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ketenagalistrikan. 1) Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan bidang pengembangan ketenagalistrikan, meliputi : a. Penetapan peraturan daerah provinsi di bidang energi dan ketenagalistrikan; b. Penetapan
rencana
umum
ketenagalistrikan
daerah
(RUKD)
regional; c. Koordinasi dan penyediaan listrik pedesaan pada wilayah regional; d. Pemberian
Izin
Usaha
Ketenagalistrikan
untuk
Kepentingan
Umum (IUKU) yang sarana maupun energi listriknya lintas kabupaten/kota; e. Pemberian IUKS yang sarana maupun energi listriknya lintas kabupaten/kota; f. Penetapan peraturan daerah provinsi di bidang energi dan ketenagalistrika; g. Pengembangan energi baru terbarukan. 3) Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan, meliputi : a. Pengaturan harga jual tenaga listrik untuk konsumen pemegang IUKU yang izin usahanya dikeluarkan oleh provinsi; b. Pengaturan harga jual tenaga listrik kepada pemegang IUKU yang izinnya dikeluarkan oleh provinsi;
21 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
c. Pemberian persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik oleh pemegang IUKS kepada pemegang IUKU yang izinnya dikeluarkan oleh provinsi; d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh provinsi; e. Pengajuan usulan dan rekomendasi untuk penetapan inspektur dan jabatan fungsional ketenagalistrikan provinsi. 2.1.6. Bidang Minyak dan Gas Bumi Bidang
Minyak
Dan
Gas
Bumi
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan minyak dan gas bumi, dan pengawasan minyak dan gas bumi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Minyak Dan Gas Bumi mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan minyak dan gas bumi; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan minyak dan gas bumi; c.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Minyak Dan Gas Bumi, membawahkan: 1) Seksi Pengembangan Teknologi Dan Pengusahaan Minyak Dan Gas Bumi; 2) Seksi Pengawasan Minyak Dan Gas Bumi. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud di atas, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Minyak Dan Gas Bumi. 1) Seksi Pengembangan Teknologi Dan Pengusahaan Minyak Dan Gas Bumi
22 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Seksi Pengembangan Teknologi Dan Pengusahaan Minyak Dan Gas Bumi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis
pembinaan
dan
pelaksanaan
di
bidang
pengembangan teknologi dan pengusahaan minyak dan gas bumi, meliputi : a. Pelaksanaan inventarisasi migas pada wilayah provinsi; b. Pengelolaan
data
potensi
minyak
dan
gas
bumi
lintas
kabupaten/kota; c. Pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak kerja sama untuk kegiatan lain di luar kegiatan migas pada lintas kabupen/kota; d. Pemberian
rekomendasi
kegiatan
eksplorasi
migas
lintas
kabupaten/kota; e. Pemberian
persetujuan
prinsip
kegiatan
migas
lintas
kabupaten/kota; f. Pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah operasi paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan g. Inventarisasi
pengembangan
teknologi
bahan
bakar
nabati
(biofuel); h. Pengelolaan data teknologi minyak dan gas; i. Sinkronisasi dan penyusunan program desa mandiri energi; j. Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED); k. Penyusunan rencana pemberian bimbingan teknis; l. Memberikan layanan informasi bidang minyak dan gas bumi. 3) Seksi Pengawasan Minyak Dan Gas Bumi. Seksi Pengawasan Minyak Dan Gas Bumi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan minyak dan gas bumi, meliputi : 23 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
a. Pengawasan jumlah armada pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di daerah provinsi yang meliputi jumlah armada dan kapasitas pengangkutan BBM; b. Pengawasan pencantuman nomor pelumas terdaftar (NPT) pada pelumas yang beredar di pasaran sesuai peraturan perundangundangan; c. Inventarisasi jumlah badan usaha kegiatan hilir yang beroperasi di daerah provinsi; d. Pemantauan dan inventarisasi penyediaan, penyaluran dan kualitas harga BBM serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan/penyediaan BBM lintas kabupaten/kota; e. Penetapan HET LPG tabung 3 kilogram di tingkat pangkalan; f. Pemantauan dan kerjasama bidang minyak dan gas bumi; g. Melaksanakan penyiapan bahan pemantauan harga eceran dan penyaluran bahan bakar minyak; h. Koordinasi pengawasan pengendalian pendistribusian dan tata niaga bahan bakar minyak dari agen dan pangkalan dan sampai konsumen di wilayah provinsi; i. Pengawasan
terhadap
kegiatan
usaha
perusahaan
jasa
penunjang minyak dan gas bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan komoditi dan jasa boga dan bidang usaha jasa penyediaan material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di provinsi yang bersangkutan; j. Pengangkatan dan pembinaan Inspektur Migas serta pembinaan jabatan fungsional provinsi dan memberikan layanan informasi bidang minyak dan gas bumi. 2.1.7. Balai ESDM Wilayah Solo Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang energi dan sumber daya mineral dengan wilayah kerja meliputi : Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar,
Kota
Surakarta,
Kabupaten
Wonogiri,
Kabupaten
24 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. a. Sub Bagian Tata Usaha Melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan. b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan bidang energi dan sumber daya mineral. c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
kegiatan
pengawasan dan pengendalian bidang energi dan sumber daya mineral. d. Kelompok Jabatan Fungsional Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2.1.8. Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang energi dan sumber daya mineral dengan wilayah kerja meliputi : Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten
Pati, Kabupaten Rembang,
Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kota Semarang. a. Sub Bagian Tata Usaha Melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan. b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan bidang energi dan sumber daya mineral.
25 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Melakukan penyiapan bahan
dan
pelaksanaan
kegiatan
pengawasan dan pengendalian bidang energi dan sumber daya mineral. c. Kelompok Jabatan Fungsional Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2.1.9. Balai ESDM Wilayah Serayu Utara Melaksanakan
sebagian
kegiatan
teknis
operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang energi dan sumber daya mineral dengan wilayah kerja meliputi : Kabupaten Temanggung, Kabupaten Pemalang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan,
Kota
Tegal,
Kabupaten
Tegal,
Kabupaten
Brebes,
Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal. a. Sub Bagian Tata Usaha Melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan. b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan bidang energi dan sumber daya mineral. c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
kegiatan
pengawasan dan pengendalian bidang energi dan sumber daya mineral. d. Kelompok Jabatan Fungsional Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
26 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
2.1.10. Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang energi dan sumber daya mineral dengan wilayah kerja meliputi : Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo. a. Sub Bagian Tata Usaha Melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan. b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan bidang energi dan sumber daya mineral. c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
kegiatan
pengawasan dan pengendalian bidang energi dan sumber daya mineral. d. Kelompok Jabatan Fungsional Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2.1.11. Kelompok Jabatan Fungsional Melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2.2. Sumber Daya Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Sebagai unsur yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam saat ini didukung oleh sumberdaya aparatur Pegawai Negeri Sipil yang memiliki latar belakang dari berbagai disiplin ilmu dan jenjang pendidikan formal.
27 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Tabel 2. 1. Distribusi Berdasarkan Status Pegawai No
STATUS
Jumlah
1.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
141
2.
Tenaga Kontrak
35 Total
186
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013 Tabel 2.2. Distribusi Berdasarkan Esselonering Pegawai No
Unit Kerja
Esselon
Jumlah
1.
Kepala Dinas
Eselon II/a
1
2.
Sekretaris
Eselon III/a
1
3.
Kepala Bidang
Eselon III/a
4
4.
Kepala Balai ESDM
Eselon III/a
4
5.
Kasubag/Kepala Seksi
Eselon IV/a
24
Total
34
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
Berdasarkan status dan golongannya, pegawai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral didistribusikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: 29
30 25
21
20
19
16
15 10 5
21
6
9
8
1
5
4
2
0
0
Golongan I/b
Golongan I/c
Golongan I/d
Golongan II/a
Golongan II/b
Golongan II/c
Golongan II/d
Golongan III/a
Golongan III/b
Golongan III/c
Golongan III/d
Golongan IV/a
Golongan IV/b
Golongan IV/ c
0
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
Gambar 2.2.
28 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan
SLTA/STM/S MK/MAN 29%
SLTP 5%
Strata 2 (S2) 20%
Strata 1 (S1) 40% Diploma III (D3) 6% Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
Gambar 2.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Tabel 2.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan No
Unit Kerja
Jumlah
1.
Golongan IV/ c
1
3.
Golongan IV/b
6
4.
Golongan IV/a
8
5.
Golongan III/d
21
6.
Golongan III/c
16
7.
Golongan III/b
21
8.
Golongan III/a
29
9.
Golongan II/d
2
10.
Golongan II/c
4
11.
Golongan II/b
9
12.
Golongan II/a
19
14.
Golongan I/d
0
15.
Golongan I/c
5 Total
141
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
29 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Tabel 2.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkatan Pendidikan
No
Unit Kerja
Jumlah
1.
Strata 2 (S2)
29
2.
Strata 1 (S1)
56
3.
Diploma III (D3)
4.
SLTA/STM/SMK/MAN
5.
SLTP
8 41 7 Total
141
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
Tabel 2.5. Daftar Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat Kepemimpinan
No
Unit Kerja
Jumlah
1.
SPAMEN / DIKLAT PIM II
1
2.
SPAMA / DIKLAT PIM III
8
3.
ADUM / ADUMLA / DIKLAT PIM IV Total
23
32
Sumber : Subbag. Umum dan Kepegawaian, 2013
Sarana prasarana fisik yang mendukung kinerja Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, antara lain : 1. Gedung Kantor Dinas (Pusat) di Semarang dan Balai ESDM di 4 lokasi, yaitu : Solo, Pati, Pekalongan dan Purworejo beserta perlengkapannya. 2. Rumah Dinas di Semarang 1 (satu) unit, Balai ESDM Wilayah Serayu Utara 1 (satu) unit, Balai ESDM Wilayah Solo 1 (satu) unit dan Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan 1 (satu) unit. 3. Mobil Dinas sebanyak 11 Unit dan sepeda motor sebanyak 7 Unit.
30 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
4. Laboratorium Teknik 5. Bengkel Geologi 6. Alat Bor 7. GPS, Kompas dan peralatan teknis pendukung lainnya
Selain
sarana
gedung
perkantoran
dan
sarana
mobilitas
(kendaraan roda-2 dan roda-4) sebagaimana tersebut diatas, guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral didukung pula oleh berbagai peralatan dan perlengkapan kerja, seperti peralatan komputer, notebook, printer, perlengkapan-perlengkapan survey di bidang pertambangan dan energi, dan lain sebagainya. 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kinerja yang dicapai Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2008–2013 dan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Kinerja Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2008-2013
No I
Program dan Indikator Kinerja Program Program Peningkatan SDM Bidang Energi Sumberdaya Mineral Meningkatnya SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
1
Penyertaan diklat teknis bagi 55 Orang
II
Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah
Target RPJMD 2008-2013
Realisasi Capaian Satuan 2008
2009
2010
2011
2012
100
132
65
105
100
2013
Kinerja 2008 s/d 2013
Meningkat orang
176
31 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
678
No
Program dan Indikator Kinerja Program Meningkatnya perijinan usaha pertambangan dan air tanah, pembangunan demplot reklamasi lahan bekas pertambangan, penyusunan profil mineral unggulan, penyelenggaraan pameran pertambangan, penerapan teknologi tepat guna dan sumur bor pada daerah rawan kering Pembangunan 30 unit sumur bor
2
Target RPJMD 2008-2013
Realisasi Capaian
Kinerja 2008 s/d 2013
Satuan 2008
2009
2010
2011
2012
2013
Meningkat
30
Sumur
2
4
16
35
6
7
70
3
Penerapan teknologi tepat guna bagi 12 kelompok penambang
12
kelompok
0
4
2
3
4
6
19
4
Penerbitan 140 Ijin Usaha Pertambangan dan ijin usaha pertambangan Khusus pengangkutan/penjualan
140
IUP/SIPD
67
38
42
4
4
8
163
5
Pelaksanaan 12 kali pameran produk per tambangan
12
Kali
5
5
3
3
3
4
23
6
Penyusunan 20 jenis profil mineral Unggulan Penerbitan ijin pengambilan air tanah di 250 obyek
20
Jenis
5
5
5
4
5
0
24
250
Obyek
569
840
1.01 7
0
0
0
2426
77,19
RE
72,7
72,7 2
73,4 8
76,6 3
79,9 8
85,29
85,29
10
%
0
0,2
0,78
3,93
7,28
5,31
18,1
7 III
8
Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Meningkatnya Rasio Elektrifikasi (RE) Jateng dan optimalnyaPemanfaatan energi alternatif kurangnya penyimpangan distribusi migas bersubsidi Peningkatan Rasio elektrifikasi 10% (RE 67,19)
Meningkat
9
Pembangunan JTM 30 kms
30
Kms
6,35
0,65
1,77
4,12
9,81
9,528
32,228
10
Pembangunan JTR 20 kms
20
Kms
4,8
1,69
3,39
3,28
6,778
33,098
11
Pembangunan 8 unit PLTMH
8
Unit
2
1
2
2
13,1 5 2
1
10
12
1.400
Unit
490
69
96
708
228
2.865
3
Unit
1
0
0
1.27 4 0
3
2
6
14
Pembangunan 1.400 unit PLTS SHS Pembangunan 3 unit PLTS komunal Identifikasi panas bumi di 5 WKP
5
WKP
0
1
2
1
1
1
6
15
Identifikasi potensi air di 9 lokasi
9
lokasi
0
0
0
3
3
3
9
16
Identifikasi gas rawa di 11 lokasi
11
Lokasi
3
3
3
3
3
4
19
17
Identifikasi biogas di 12 lokasi
12
Lokasi
0
3
3
10
20
11
47
18
Identifikasi biomassa di 3 lokasi
3
Lokasi
0
0
0
0
1
2
3
13
32 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
No
Program dan Indikator Kinerja Program
Target RPJMD 2008-2013
Realisasi Capaian
Kinerja 2008 s/d 2013
Satuan 2008
2009
2010
2011
2012
2013
19
Identifikasi DME di 18 desa
18
Desa
0
17
13
6
13
13
62
20
Demplot gas rawa di 5 lokasi
5
Lokasi
1
1
1
1
2
1
7
21
Demplot biogas di 12 lokasi
12
Lokasi
0
8
8
8
20
11
55
22 4
Desa Berlistrik 100 % Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi Tersedianya peta up date potensi rawan longsor, peta rawan vulkanik, potensi rawan tektonik/tsunami, geologi tata lingkungan, Pemetaaan Geologi Tata Lingkungan di 15 Kab./Kota
100
%
100
100
100
100
100
100
100
15
Kab/kota
3
3
3
3
3
0
15
Update peta rawan longsor di 21 Kab/ Kota Pemetaan daerah rawan vulkanik di 4 Kab.
21
Kab/kota
6
14
7
0
0
0
27
4
Kab/kota
0
0
0
3
5
5
13
26
Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi di 50 lokasi
50
Lokasi
20
10
4
10
10
9
63
27
Pemetaan daerah rawan tektonik di 10 Kab.
10
Kab/kota
0
0
0
1
4
6
11
23 24 25
Tersedia
Semua indikator kinerja telah tercapai sesuai dengan target dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. Sedangkan kinerja anggaran yang
dicapai Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, adalah sebagai berikut:
33 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Tabel 2.7. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Anggaran pada Tahun ke- (Rp . juta)
Realisasi Anggaran (Rp) pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
Uraian
(1)
1 (2008)
2 (2009)
3 (2010)
4 (2011)
5 (2012)
1 (2008)
2 (2009)
3 (2010)
4 (2011)
5 (2012)
1 (2008)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
629,030
844,700
50,525
83,875
105,075
9,165
3.277.662
10.800.000
Rata-rata Pertumbuhan
2 (2009)
3 (2010)
4 (2011)
5 (2012)
Anggaran
Realisasi
(13)
(14)
(15)
(16)
(71)
(18)
88,1
116,5
126,3
167,8
PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
714,200 -
725,200 -
40 -
BELANJA DAERAH
4.535,273
6.118,885
Belanja Tidak Langsung
4.535,273
6.118,885
6.749,717
8.085,402
8.170,219
4.180,184
5.349,112
6.552,280
- Belanja Pegawai
4.535,273
6.118,885
6.749,717
8.085,402
8.170,219
4.180,184
5.349,116
6.552,280
Belanja Langsung
24.065,027
20.946,580
- Belanja Pegawai
2.032,017
1.388,953
8.567,964
12.764,280
14.653,330
13.465,046
6.793,347
12.808,374
-Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal
35.551,417
50 -
28.801,700 1.339,996
62.571,840
54.486,438 1.377,821 48.080,513 5.028,104
70.686,884
62.516,665 2.631,005 51.161,629 8.724,031
26.444,194
22.264,010 2.317,165 8.408,759 11.538,086
25.451,202
20.102,090 1.195,752 12.443,281 6.463,058
34.553,936
28.001,656 1.332,015 14.303,129 12.366,513
61.324,506
69.056,620
95,7
90,2
97,5
96,7
97,6
7.766,368
8.008,589
92,2
87,4
97,1
96,1
98,0
7.766,368
8.008,589
92,2
87,4
97,1
96,1
98,0
61.048,031
99,3
92,9
97,9
97,4
97,1
2.539,496
114,0
86,1
99,4
96,1
96,5
50.055,956
98,1
97,5
97,6
98,4
97,8
8.452,579
85,7
95,1
96,6
97,8
96,9
53.558,138 1.323,655 47.314,698 4.919,786
Total
34 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Adapun tantangan dalam pencapaian sasaran yang dihadapi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut : 1. Belum optimalnya pelaksanaan prinsip good mining practices dan belum tuntasnya permasalahan pertambangan tanpa izin. Penambangan
tanpa
ijin
menjadi
permasalahan
yang
masih
dihadapi Provinsi Jawa Tengah. Luas area penambangan liar di Jawa Tengah mencapai 43,67Ha, menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karakter pertambangan tanpa ijin adalah sporadis dan bersifat setempat-tempat sehingga luas area tidak bisa ditetapkan secara pasti. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan
penertiban
penambangan
liar,
dengan
persentase
luasan penambangan tanpa ijin yang ditertibkan mencapai sebesar 85 % pada Tahun 2012. Maraknya penambangan rakyat ilegal dan rendahnya tingkat pengetahuan pengelolaan pertambangan dari pelaku aktivitas penambangan memerlukan adanya pengawasan intensif, pembinaan usaha penambangan dan sosialisasi alih fungsi profesi. Perkembangan penertiban area penambangan liar dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Penertiban Area Penambangan Liar di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 No
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Luas area penambangan liar (ha)
NA
100
92,43
92,43
43,67
2.
Luas area pnambangan liar yang ditertibkan (ha) Persentase penertiban
NA
50
82,21
80,43
37,12
NA
50%
88,94%
87,02%
85%
3.
Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
35 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
2. Perlunya peningkatan nilai tambah bahan galian non logam dan logam. Potensi sumber daya mineral di Provinsi Jawa Tengah yaitu : a. Logam, antara lain Pasir Besi, Emas, Barit, Mangaan, Galena, Pirit, dan Tembaga; b. Non Logam, antara lain Pasir Kuarsa, Yodium, Belerang, Fosfat, Halit, Asbes, Talk, Mika, Oker, Ball Clay, Zeolit, Kaolin, eldspar,Bentonit,
Gipsum,
Dolomit,
Kalsit,
Oniks,
Rijang,
Kuarsit,Perlit, Clay dan Batu Gamping untuk semen; c. Batuan, antara lain
Tras, Toseki, Diatomae, Granodiorit,
Andesit, Gabro, Diorit Basalt,Trakhit, Leusit, Tanah liat, Tanah urug, Batukapur, Sirtu, Agat, Slate, Jasper, Pumice, Obsidian, Kayu dan Pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral logam, bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; d. Batubara, antara lain Batu Bara Muda, Gambut dan Bitumen Padat.
Gambar 2.4. Peta Potensi Sumber Daya Mineral dan Non Logam
36 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
3. Masih perlunya peningkatan upaya mitigasi bencana alam geologi Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang
memiliki
potensi bencana alam di seluruh kabupaten/kota dengan beberapa bencana alam, mulai dari angin puting beliung, banjir, tanah longsor, gempa baik tektonik maupun vulkanik hingga banjir bandang. Potensi bencana alam gerakan tanah terdapat pada 27 kabupaten/kota di Jawa Tengah, tersebar di 280 kecamatan dan 2.024 desa (Sumber : Hasil pemetaan evaluasi kerentanan gerakan tanah di Jawa Tengah tahun 2010). Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu daerah yang berdekatan dengan zona tumbukan lempeng termasuk daerah yang rentan terhadap gempa tektonik. Telah dilakukan pemetaan daerah rawan gempa tektonik di Kabupaten Wonogiri, Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, Magelang, Jepara, Rembang, Kudus, Pati, Boyolali, Kota Semarang dan Surakarta. Sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan
pula
kabupaten/kota Pekalongan,
pemetaan
daerah
yaitu
Kabupaten
di
Temanggung,
bencana
Wonosobo
vulkanik
Banjarnegara, (2013),
di
13
Batang,
Brebes,
Tegal,
Pemalang, Banyumas, Purbalingga (2012), Magelang, Klaten, dan Boyolali (2011). Usaha untuk mengurangi resiko atau korban dari bencana dilakukan dengan tindakan preventif yaitu mitigasi bencana. Mitigasi
bencana
alam
merupakan
basis
pembangunan
berkelanjutan bagi Indonesia yang memiliki potensi besar akan adanya bencana alam. Peran serta masyarakat menjadi faktor utama
dan
prioritas
dalam
mitigasi
bencana
ini.
Upaya
meningkatkan peran serta masyarakat ialah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang mitigasi bencana alam. Upaya pencegahan resiko bencana alam geologi dilakukan melalui
kegiatan
sosialisasi
mitigasi,
simulasi
mitigasi
dan
37 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
pemasangan alat pantau pada lokasi rawan bencana geologi di Jawa Tengah. Sampai dengan Tahun 2013, sosialisasi mitigasi telah dilakukan pada 63 lokasi, dan telah terpasang 14 unit alat pantau pada lokasi rawan bencana geologi antara lain di Kabupaten Magelang,
Cilacap,
Karanganyar,
Brebes,
Wonosobo,
Batang,
Kudus. Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi dari Tahun 2008-2012 berturut-turut sebesar: 3,57%; 5,63 %; 6,10%; 7,9% dan 9,91%.
Gambar 2.5. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah di Jawa Tengah
38 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Gambar 2.6. Peta Rawan Bencana Tektonik Kabupaten Magelang
4. Perlunya upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah Pengelolaan air tanah di Jawa Tengah didasarkan pada Cekungan Air Tanah (CAT). Jumlah CAT di Jawa Tengah sebanyak 31 CAT, terdiri dari 6 CAT dalam wilayah satu Kabupaten/Kota, 6 CAT
lintas
Provinsi
dan
19
CAT
lintas
Kabupaten/Kota
(kewenangan provinsi). Potensi air tanah bebas CAT lintas Provinsi sebesar 411,15 juta m3/tahun, CAT lintas Kabupaten/Kota sebesar 7.368,64 juta m3/tahun dan CAT dalam kabupaten sebesar 3.619 juta m3/tahun. Persentase kajian CAT pada Tahun 2011 sebesar 10,53% dan Tahun 2012 sebesar 42,11%. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama di daerah sulit air (rawan kekeringan) dan penurunan kualitas dan kuantitas air tanah maka diperlukan upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah. Pembangunan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di daerah rawan kekeringan. Jumlah sumur bor yang masih aktif di Jawa Tengah tercatat ±4.259 sumur. 39 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
5. Ancaman degradasi lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya geologi (penurunan muka air tanah, berkurangnya daerah resapan, kegiatan penambangan). Permasalahan lingkungan pada hakekatnya akan muncul ketika
eksploitasi
sumberdaya mengabaikan
prinsip-prinsip
pengelolaan yang berkelanjutan. Permasalahan lingkungan saat ini telah menjadi isu global dan menjadi perhatian para peneliti maupun para pengambil keputusan. Akibatnya terjadi penurunan muka air tanah khususnya pada daerah perkotaan di Jawa Tengah dimana industri dan perumahan berkembang pesat berkisar antara 0,01 – 1,07 m/tahun, penurunan muka tanah (amblesan tanah) pada daerah pesisir utara Jawa Tengah berkisar antara 1,1 – 15 cm/tahun, dengan penurunan terbesar terjadi di Kota Semarang, terjadi intrusi air laut (indikasi intrusi air laut terjadi pada daerah pantai utara Jawa Tengah). 6. Masih banyaknya
usaha pertambangan
rakyat yang tidak
melaksanakan reklamasi untuk pengembalian fungsi lahan pertambangan. Dalam rangka meningkatkan/mengembalikan fungsi lahan bekas pertambangan rakyat telah dilakukan reklamasi lahan bekas pertambangan pada Tahun 2011 seluas + 4 Ha, yaitu di : Ds. Lawangaji Kec. Kandeman Kab. Batang (2 Ha) dan Ds. Protomulyo Kec.
Kaliwungu
Selatan
Kab.
Kendal
(2
Ha).
Tahun
2012
direklamasi seluas 20,8 Ha di Kab. Boyolali ( Ds. Sumbung Kec. Cepogo) dan Kab. Klaten (Ds. Tlogowatu, Ds. Sidorejo, Ds. Tegalmulyo dan Ds. Dompel Kec. Kemalang). 7. Penurunan diperlukan
fungsi
daerah
optimalisasi
imbuhan informasi
air
tanah
higrogeologi
sehingga untuk
menunjang penataan ruang. Pengambilan air tanah yang semakin intensif harus memperhatikan
ketersediaannya
dalam
lapisan
batuan
dan
40 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
cekungan
air
tanah
(CAT).
Pengambilan
air
tanah
tanpa
memperhatikan kaidah-kaidah yang disarankan akan menimbulkan perubahan pada cekungan air tanah dan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti amblesan tanah (land subsidence) dan intrusi air laut. 8. Belum optimalnya pengelolaan pemanfaatan potensi panas bumi di Jawa Tengah Potensi panas bumi di Jawa Tengah secara hipotetik diperkirakan sebesar 1.686 MW atau 5,7 % dari seluruh cadangan Nasional sebesar 29.000 MW. Adapun yang sudah operasional di Dieng dengan total kapasitas sebesar 1 x 60 MW atau 5,1 % dari kapasitas total Nasional sebesar 1.189 MW. Tabel 2.9 Potensi Panas Bumi di Jawa Tengah
1.
Banyugaram,Cilacap
Kapasitas Terpasang (MW) -
2.
Bumiayu,Banyumas
-
-
-
-
3.
BatuRaden,Banyumas
-
-
185
-
-
-
185
4.
Guci,Tegal
-
-
100
-
-
-
100
5.
-
-
92
-
-
-
92
6.
MangunanWanayasa, Banjarnegara Candradimuka,Wonosobo
-
-
-
-
-
25
25
7.
Dieng,Wonosobo
60
280
185
115
200
-
840
8.
Krakal,Kebumen
-
-
-
-
25
25
25
9.
Panulisan,Cilacap
-
-
-
-
25
25
25
10.
G.Ungaran
-
-
-
-
50
11.
G.UmbulTelomoyo,
-
-
-
-
92
-
92
12.
Kuwuk,Grobogan
-
-
-
-
-
25
25
13.
G.Lawu,Karanganyar
-
-
-
-
-
25
25
14.
Klepu,
-
-
-
-
-
25
25
Total
60
280
614
115
342
275
1,686
No
Lokasi
Cadangan(Mwe)
SumberDaya(MWe)
Proven
Probable
Possible
Hypothesis
Speculatives
Total (Mwe)
-
-
-
-
100
100
-
25
25
-
102
Sumber : RUPED Provinsi Jawa Tengah 2011
41 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Gambar 2.7 Peta Potensi Panas Bumi di Jawa Tengah 9. Masih banyak dusun belum berlistrik di Jawa Tengah Pencapaian pembangunan terkait dengan energi, terlihat dari pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi (RE) yang menunjukkan jumlah KK yang sudah berlistrik. Sampai dengan Tahun 2013, RE Jawa Tengah telah mencapai sebesar 85,29% telah melampaui target RPJMD
sebesar
77,19%.
Walaupun
demikian,
data
tersebut
menunjukkan bahwa masih terdapat sebanyak 14,71% rumah tangga yang belum dapat mengakses listrik, antara lain terdapat di Kabupaten Pekalongan, Banjarnegara, Brebes, Rembang. Blora, Grobogan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.10
42 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Tabel 2.10 Rasio Elektrifikasi dan Upaya Peningkatan Rasio Elektrifikasi di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No 1. 2.
3.
4. 5. 6. 7.
Uraian Rasio elektrifikasi (%) Pembangunan jaringan tengangan menengah (JTM) Pembangunan jaringan tengangan rendah (JTR) (kms) Pembangunan PLTMH (unit) Pembangunan PLTS SHS (unit) Pembangunan Demplot Gas Rawa (unit) Pembangunan Demplot Biogas
2008 72,7 26,35
2009 72,72 7
2010 73,48 8,77
2011 76,63 12,89
2012 79,98 22,7
4,8
6,49
9,88
13,16
26,32
2
3
5
7
9
490
559
655
1929
2637
1
2
3
4
6
0
8
16
24
44
Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Rasio elektrifikasi diharapkan mampu meningkat seiring dengan pembangunan PLTU Batang 2 x 1.000 MW, yang rencana akan beroperasi pada tahun 2017. 10. Belum optimalnya pemanfaatan energi baru terbarukan Provinsi mengembangkan
Jawa
Tengah
potensi
energi
mulai setempat
tahun untuk
2009
telah
memenuhi
kebutuhan energi bagi masyarakat perdesaan sebagai pengganti bahan bakar minyak/fosil
untuk kebutuhan listrik maupun
sebagai bahan bakar. Sampai dengan tahun 2012 energi bauran di Jawa Tengah mencapai
4,42 %, melalui kegiatan pengembangan
energi baru terbarukan seperti biogas, biomass, dan bahan bakar nabati. Diharapkan sampai dengan akhir tahun Renstra capaian energi bauran mencapai 10,2%.
43 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Selain itu beberapa peluang yang mendukung dalam pencapaian sasaran adalah sebagai berikut:
Ketersediaan anggaran;
Ketersediaan sarana prasana kegiatan;
Potensi pengembangan energi baru terbarukan;
Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam
pendanaan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
ketenagalistrikan;
Mendorong
penerapan
konsep
gedung/bangunan
ramah
lingkungan (green building) untuk menerapkan prinsip konservasi energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global;
Mendorong upaya peningkatan ketahanan energi terutama dalam mengantisipasi tantangan dan kendala dalam memasok kebutuhan energi pada masa kini dan masa datang;
Mendukung penyediaan air baku dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
44 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018