BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian yang berlokasi di PPPTMGB LEMIGAS, yang berlokasi di Jalan Ciledug Raya kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 3.1.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Awal
Berdirinya
LEMIGAS
(1962-1965)
kelahiran
lembaga Minyak dan Gas Bumi, atau disingkat LEMIGAS, merupakan perwujudan dari keinginan pemerintah untuk memiliki suatu badan yang menghimpun pengetahuan teknik tentang perminyakan dan dapat menyediakan data dan informasi yang diperukan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan. Kebutuhan ini muncul sebagai konsekuensi langsung dari diundangkannya Undang-Undang Migas yang pertama di Republik Indonesia, yaitu Undang-Undang NO.44 Prp Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang murni berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 33 ayat (3).
37
Lahirnya Lembaga Minyak Gas dan Bumi Kehadiran
LEMIGAS
terwujud
dengan
munculnya
Lembaga Minyak dan Gas bumi dalam struktur organisasi departemen pemerintahan dalam Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak Gas dan Bumi No. 17/M/Migas/65 tanggal 11 Juni 1965. Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa organisasi eksekutif dalam lingkungan DepartemenUrusan Minyak gas dan Bumi terdiri atas Direktorat Pembinaan Minyak dan Gas terdiri atas Direktorat Pembinaan Minyak Gas dan Bumi, Direktorat Pengawasan Minyak Gas dan Bumi dan Lembaga Minyak Gas dan Bumi. Tanggal inilah yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya LEMIGAS dengan nota Dinas Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi No. 703/04/DJM/1992. Sebagai Kepala LEMIGAS yang pertama ditunjuk Ir. Sjarif A.Loebis, yang memang sejak semula terlibat langsung dalam menggagas dan mendorong kelahiran LEMIGAS (Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak Gas dan Bumi No. 63/M/Migas/65 tanggal 19 agustus 1965). Selanjutnya, susunan organisasi dan tugas LEMIGAS dirumuskan secara resmi untuk pertama kali dalam Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 208a/M/Migas/65 tanggal 16 Desenber 1965. Dalam bentuk pertamanya, Lembaga Minyak dan Gas Bumi ( disingkat LMGB pada waktu itu ) terdiri atas Bidang riset 38
dan Bidang Pendidikan/Latihan sebagai bidang-bidang utama. Bidang riset terdiri atas Bidang Riset Teknologi Pertambangan (RTT), Bagian Pengolahan dan Penggunaan (ROG) dan bagian Dokumentasi/Publikasi (RDP). Bidang Pendidikan dan Latihan terdiri atas Bagian Pendidikan/Latihan Teknik Pertambangan (TTT), Bagian Pendidikan/Latihan Teknik Pengolahan (TTO), dan Bagian Pendidikan/Latihan Umum dan Penggunaan (TUP) Pegawai Lemigas ketika itu berjumlah sekitar seratus orang pegawai negeri sipil. Pada periode ini Bagian Dokumentasi dan Publikasi LEMIGAS sudah menerbitkan majalah Lembaran Publikasi Lemigas (LPL) yang berisikan teknik informasi teknik popular yang dianggap bermanfaat bagi kalangan perminyakan, perguruan tinggi dan umum. Majalah ini kemudian ditingkatkan menjadi wahana publik hasil-hasil penelitian LEMIGAS.
Bergabungnya ex-Permigan Cepu sebagai Pusdiklat Migas LEMIGAS Tidak lama setelah kelahiran LEMIGAS, terjadilah peristiwa besar dalam sejarah Republik eristiwa G-30-S (Gerakan 30 September), yang antara lain brakibat dibubarkannya PN Permigan. Dengan peratueran Pemerintah Tahun 1966, Pemerintah melikuidasi perusahaan negara tersebut, kilang minyak di Cepu 39
serta lapangan-lapangan Minyak disekitar Cepu diserahkan kepada LEMIGAS untuk dijadikan pusat pendidikan dan pelatihan lapangan di bidang Minyak dan Gas Bumi. Penggabungan ex-Permigan Cepu ke LEMIGAS ini mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuhan LEMIGAS. LEMIGAS yang pada waktu itu yang hanya diawaki oleh sekitar 100 pegawai negeri sipil tiba-tiba membengkak menjadi suatu organisasi
besar dengan ditambahkannya sekitar 2000 orang
pegawai yang masih mempunyai status pegawai perusahaan minyak. Sebagai pemecahan sementara, untuk mengurangi ketegangan ketenagakerjaan, maka dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.322a/DD/Migas/1967 Kepada keseluruhan LEMIGAS dilakukan peraturan Gaji Pegawai Perusahaan Minyak (PGP2M) dan semua pegawai LEMIGAS diberi pangkat dan golongan gaji sesuai dengan (PGP2M) tersebut. Tenaga ahli LEMIGAS berkembang cukup pesat pada waktu itu, karena disamping beberapa sarjana lulusan dalam negeri (ITB, UGM,dan lain-lain) sudah ada pula beberapa lulusan luar negeri (Australia, Austria, Kanada, Cekoslowakia) dan mulai tahun 1966 berpulangan pula sarjana-sarjana lulusan Uni Soviet yang dikirim pada tahun 1962,serta sarjana/pascaarjana dari Jerman dan negara-negara lain. Sarjana-sarjna yang baru diterima sebagai pegawai, baik dari perguruan tinggi di dalam negeri maupun dari 40
universitas luar negeri ditempatkan untuk memulai karirnya di Cepu. Mereka ditugaskan di lapangan-lapangan dan kilang minyak dan menjadi tenaga pengajar pada akamigas dan kursus-kursus lain yang diselenggarakan di Pusdik Migas Cepu. Pada
Tahun
1968
Pemerintah
melakukan
penataan
menyeluruh terhadap perusahaan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Kedua perusahaan negara tersisa PN Pertamin dan PN Permina, disatukan menjadi PN PERTAMINA dengan peraturan Pemerintah NO.27 tahun 1968 tanggal 20 Agustus 1968. Keputusan ini disusun dengan Keputusan Menteri Pertambangan N0.261/kpts/M/pertamb/1968 tanggal 22 Agustus 1968 tentang Pembentukan Lembaga Minyak dan Gas Bumi, dan Ir.Sjarif A.Loebis diangkat sebagai Direktur Lembaga Minyak dan Gas Bumi
dengan
surat
keputusan
Menteri
Perambangan
No.262/kpts/Pertamb/1968 tanggal 22 Agustus 1968. Organisasi LEMIGAS ditetapkan dengan surat keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.245/DD/Migas/1968 tanggal 6 September 1968,dan pejabat-pejabatnya dilantik oleh Menteri Pertambangan pada tanggal 12 November 1968 di LEMIGAS, Cipulir, Jakarta. Dalam surat keputusan ini dinyatakan LEMIGAS dikendalikan oleh seorang Direktur dibantu oleh Sekretaris Umum, Asisten Direktur Bidang Riset, Asisten Direktur Bidang DIKLAT, dan seorang kuasa Direktur yang memimpin 41
PUSDIKLAT Lapangan di Cepu. Bidang Riset terdiri atas bagian Eksplorasi/Produksi,
Bagian
Pengolahan/Kimia,
dan
bagian
Perencanaan dan Ekonomi.Bidang DIKLAT terdiri atas bagian tenaga kerja, bagian latihan dan pendidikan, dan bagian Perencanaan dan Pembinaan Karyawan. Pimpinan LEMIGAS juga dibantu oleh sebuah Badan Penasihat LEMIGAS yang terdiri atas ahli-ahli dan wakil-wakil dari instansi yang berhubungan dengan perkembangan dan perindustrian minyak dan gas bumi.
Kerjasama LEMIGAS dengan IFP-Beicip Dalam upaya mempercepat pertumbuhan LEMIGAS, kepala LEMIGAS ditugaskan oleh Menteri Pertambangan tahun 1967 untuk menjajaki kerjasama dengan Lembaga Minyak Prancis (Institut Francais du Petrole, IFP) melalui Biro kerjasama luar negeri IFP yaitu beicip. Dengan didukung oleh PERTAMINA, kerjasama teknik antara LEMIGAS dan IFP ditandatangani pada tahun 1968. Dalam rangka kerjasama dengan IFP-Beicip ini, LEMIGAS mengirim karyawannya maupun karyawan PERTAMINA dan calon pegawai yang baru lulus pendidikan sarjana ke Perancis untuk pendidikan pascasarjana pada Sekolah Tinggi Nasional Minyak dan Motor (Ecole Nationale du Petrole et des Moteurs, ENSPM)
untuk
jurusan
geologi,
pengeboran,
produksi, 42
pengolahan, aplikasi produk, dan ekonomi minyak gas dan bumi. Dalam rangka kerjasama ini sekitar 30 orang sarjana dari LEMIGAS, PERTAMINA dan sarjana baru lulusan berbagai perguruan tinggi mengalami pendidikan dalam program ini. Beberapa diantaranya kemudian melanjutkan pendidikannya ke tingkat S-3 (strata 3, doktor) baik di Prancis sendiri maupun di Negara lain. Kesempatan belajar ini dimanfaatkan sebaik-baiknya, bahkan Direktur LEMIGAS sendiri Ir. Sjarif A.Loebis, juga mendapat tugas belajar di ENSPM pada tahun 1969. Selama periode
tugas
belajar
tersebut
seorang
pejabat
senior
PERTAMINA, Drs. Ismet Akil, ditunjuk sebagai Pejabat Direktur LEMIGAS sampai kembalinya Ir. Sjarif A. Loebis pada pertengahan tahun 1971.
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi : Menjadi suatu lembaga yang unggul, professional dan bertaraf internasional di bidang industri minyak gas dan bumi. a. Misi : 1) Mengembangkan teknologi baru. 2) Memecahkan permasalahan di bidang industri minyak gas dan bumi. 3) Memberikan masukan bagi kebijakan pemerintah. 43
3.2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kausal yaitu untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Dimana variabel bebasnya ialah pendidikan dan pelatihan, sedangkan variabel terikatnya ialah kinerja karyawan.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menentukan bahwa populasi yang ingin diteliti yaitu karyawan Lemigas di bagian kepegawaian yang berjumlah 128 orang. Mengingat populasi yang terlalu luas dan adanya keterbatasan waktu penulis, maka tidak memungkinkan untuk meneliti semua yang ada di dalam populasi. Sehingga penulis menggunakan sampel. Dalam menentukan sampel penulis menggunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut : n=
N 1+Ne2
Dimana : n =
ukuran sampel
N=
ukuran populasi
44
E=
persentase
kelonggaran
/
ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan dan disini penulis menggunakan 10%. Berdasarkan rumus di atas, penulis melakukan perhitungan dan diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : n=
128
1+128(10%)2 n=
128
1+128 x 0.01 n=
128 2.28
n = 56,14 orang Dari hasil diatas, maka sampel dibulatkan menjadi 56 orang.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan teknik convenience sampling, dimana sampel diambil berdasarkan
atas
ketersedian
elemen
dan
kemudahan
untuk
mendapatkannya (Dumanto, Darmadi, dkk : 2001). Dengan kata lain, sampel diambil karena sampel tersebut ada atau tersedia pada tempat dan waktu yang tepat ketika peneliti menyebarkan kuesioner ditempat penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti dan perlunya kemudahan dalam melaksanakan penelitian. 45
3.4
Variabel dan Pengukurannya Dalam penelitian ini, variabel bebasnya ialah pendidikan dan pelatihan, sedangkan variabel terikatnya ialah kinerja karyawan. Pertanyaan kuesioner bersifat tertutup, artinya setiap pertanyaan telah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban diluar jawaban yang diberikan. Berdasarkan skala likert, maka :
3.5
a. Jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor
=
5
b. Jawaban Setuju (S), diberi skor
=
4
c. Jawaban Ragu (R), diberi skor
=
3
d. Jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor
=
2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor
=
1
Definisi Operasional Variabel Tujuan dari definisi operasional variable adalah untuk memberikan batasan dan penjelasan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian untuk membatasi pembahasan lebih lanjut.
a. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan 46
bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dan pelatihan dalam skripsi ini berupa persepsi responden objek penelitian tentang pendidikan dan pelatihan pada PPPTMGB LEMIGAS.
b. Kinerja Karyawan Kinerja karyawan didefinisikan sebagai hasil
kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja dalam skripsi ini berupa penelitian tentang kinerja pada PPPTMGB LEMIGAS. Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Variabel 1.Pendidikan dan
Indikator 1. Materi pendidikan dan pelatihan
Pelatihan 2. Metode dan susunan pendidikan dan pelatihan 3. Fasilitas Pendidikan dan pelatihan 4. Isi materi pendidikan dan pelatihan 5. Instruktur pendidikan dan pelatihan 6. Jadwal pendidikan dan pelatihan 47
7. Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan 8.
Kesiapan karyawan menerima pendidikan dan pelatihan
2.Kinerja Karyawan
1. Peningkatan wawasan dan pengetahuan 2. Pelaksanaan penilaian kinerja 3. Kedisiplinan 4. Peningkatan produktivitas 5. Peningkatan prestasi 6. Peningkatan loyalitas 7. Ketelitian dan keterampilan 8. Waktu penyelesaian pekerjaan 9. Kepuasan kerja 10. Ketercapaian tujuan perusahaan
3.6
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) yang datanya diambil langsung sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan atau tempat penelitian dan Penelitian Kepustakaan (Library Research) yang datanya diambil dari sumber-sumber bacaan literatur, jurnal penelitian, buku dan data-data terkait.
48
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder guna pengumpulan datanya. Adapun data primer seperti observasi, wawancara, ataupun kuesioner kepada narasumber. Sedangkan data sekunder didapatkan dari perpustakaan perusahaan terkait, seperti mencari sejarah perusahaan,visi misi, perkembangan perusahaan dan lain-lain. Metode kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu objek. Hasil output dari skala likert nantinya adalah pengkuantitatifan data kualitatif (perubahan data kualitatif ke data kuantitatif).
3.7
Metode Analisis Data Data yang didapat hasil dari responden kemudian dianalisa dengan bantuan Software SPSS (Statistic Programme for Social Science) statistic 18.0, sedangkan metode analisis datanya menggunakan uji validitas dan reliabilitas. 3.7.1 Uji Validitas Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan
49
bermutu tidaknya hasil penelitian dan benar tidaknya data juga tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Validitas adalah tingkat kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatakan
valid
berarti
menunjukkan
alat
ukur
yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur berat. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataanpernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung koefisien korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi pearson, sebagai berikut :
50
Item instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,30 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid (Sugiyono, 2008). 3.7.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang ada dalam kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas, diantaranya adalah rumus Spearman Brown :
Keterangan : r11 adalah nilai reliabilitas rb adalah nilai koefisien korelasi Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah di atas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik). Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dijelaskan dengan instrumen yang valid dan reliable juga, dimana penelitian yang valid dapat diartikan bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka 51
hasil penelitian tidak valid. Sedangkan, penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah (Sugiyono, 2008). 3.7.3 Regresi Linear Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan dan pelatihan (variabel x) dengan kinerja karyawan (variabel y), diukur dengan nilai yang disebut koefisien regresi. J. Suprapto, Statistic edisi keenam mengemukakan bahwa koefisien regresi dapat dihitung dengan rumus : Y = a + bx Dimana, Y = variabel tidak bebas x = variabel bebas a = konstanta b = koefisien regresi Sedangkan nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
a=
52
b=
3.8
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah kesimpulan sementara terhadap pembahasan yang keberadaannya harus diuji secara empiris. Dalam hal ini adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hipotesis terbagi menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang diharapkan akan ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang ingin dipastikan atau diterima dalam penelitian. Penolakan atau penerimaan hipotesis didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan uji statistik. Mengenai koefisien regresi dirumuskan sebagai berikut : a. Ho : b = 0 , maka artinya pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. b. Ha : b ≠ 0 , maka artinya pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kemudian diuji dengan menggunakan t hitung sebagai berikut :
to =
Sb = 53
Se =
Keterangan : b = Prakiraan koefisien regresi Sb = Standar deviasi koefisien regresi Se = Standar error of estimate
Tingkat signifikan yang dipilih adalah α = 5% Penentuan daerah kritis (tolak/diterima Ho) : Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima.
Dilukiskan dengan kurva sebagai berikut :
Daerah penerimaan Ho γ
Daerah penolakan Ho
- tabel tα/2, n - 2
0
tabel tα/2, n - 2
Gambar 3.1 Uji dua pihak (two tail) 54
Hipotesis peneliti pada judul ini yaitu pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PPPTMGB Lemigas.
55