28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek Penelitian adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. Penelitian ini di rencanakan dalam waktu kurang lebih tiga bulan yakni dari bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif kuantitatif, dimana peneliti diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja Pelayanan Publik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo, dengan desain sebagai berikut : Gambar 3.1 Desain Penelitian
Kompetensi Pegawai
Kinerja Pelayanan Publik
(X)
(Y)
3.3 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah Kompetensi Pegawai dan Kinerja Pelayanan Publik. Secara teoritis Operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberikan penjelasan atau keterangan tentang variabel adalah
28
29
unsur penelitian yang memberikan penjelasan atau keterangan tentang variabelvariabel operasional sehingga dapat diamati atau diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang terdiri dari : 1) Variabel bebas (Independent) yaitu Kompetensi Pegawai, selanjutnya disebut sebagai variabel X Dengan indikator penelitian Sadu (2002:7) a. Tingkat Pendidikan b. Pelatihan 2) Variabel tidak bebas (Dependent) yaitu Kinerja, selanjutnya disebut variabel Y Dengan indikator penelitian Lenvinne (dalam Ratminto, 2005:175) sebagai berikut : a. Responsivitas b. Responsibilitas c. Akuntabilitas 3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Arikunto (2006:130). Selanjutnya menurut Djarwanto (1993:107), “populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan) yang karakteristiknya hendak diduga”.
30
Mengacu dari pendapat diatas maka dalam penelitian ini yang menjadi Populasi adalah keseluruhan pegawai yang berada di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo, dengan jumlah pegawai sebanyak 47 orang. 3.4.2
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:
131). Menurut Arikunto (2006:134) pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai sampel. Apabila subyek kurang dari 100 maka pengambilan sampel semuanya. Apabila lebih dari 100 maka diambil 10-15 % atau 20-25 % tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenanga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk meneliti yang beresiko besar, sampel yang diambil besar hasilnya akan baik. Mengacu pernyataan Arikunto di atas, dan karena mengingat populasi hanya 47 orang (<100) maka harus diambil seluruhnya sehingga banyaknya sampel yang digunakan untuk menjadi responden sebagai sumber data adalah keseluruhan pegawai yang berjumlah 47 orang. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006:24), teknik pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpul data. Dalam mengumpul data, peneliti menggunakan teknik-teknik berikut ini :
31
a) Angket, merupakan teknik pengumpulan data dan informasi yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. b) Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dan informasi tentang masalah-masalah yang terjadi di lapangan yang dijadikan sebagai bahan untuk penelitian. c) Dokumentasi, ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian. 3.6
Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan yang ada dalam kuisioner atau pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Menurut Sugiyono (2003:267), instrument yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasi masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel dan dapat memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi rank pearson (Pearson Rank Order Corellation) yang dirumuskan sebagai berikut:
32
Keterangan: r
:
Angka korelasi
X
:
Skor item ke-i
Y
:
Skor total variabel
n
:
Jumlah responden
3.6.2
Uji Reliabilitas Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan
data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Jika kehandalan suatu alat ukur yang berkaitan dengan konsisten hasil (skor) pengkurannya. Ddalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat realibilitas kuisioner adalah komparasi internal dalam bentuk belah dua (ganjil/genap). Skor item yang diperoleh, dikelompokkan dalam bagian yaitu skor kelompok item yang bernomor ganjil dan kelompok item yang bernomor genap. Koefisien korelasi antara dua keompok tersebut menunjukkan kehandalan internal alat ukur yang digunakan.
33
Menurut Suharsimi, (1998:171) uji reliabilitas bisa dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu dengan rumus :
Keterangan : a
= Reliabilitas instrument
k
= Jumlah instrument pertanyaan = Jumlah varians dari setiap instrumen = Jumlah varians keseluruhan instrumen Kriteria uji reliabilitas instrumen menggunakan batas 0,6, jika Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,6 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. 3.6.3
Uji Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi
linear baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0
= Data variabel dependen berdistribusi normal
H1
= Data variabel dependen tidak berdistribusi normal
a
=5%
Kriteria uji : tolak H0 jika nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari a, terima H0 dalam hal lainnya.
34
3.7
Analisis Regresi Linier Sederhana Jika data hasil penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, maka
tahapan analisis dilanjutkan dengan pengujian Regresi Linier Sederhana pengujian ini dimaksudkan untuk mengkur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variabel) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh (dependent variabel). Analisis regresi dalam hal ini digunakan untuk melihat pengaruh Kompetensi
Pegawai
terhadap
kinerja
pelayanan
publik
pada
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. Analisis regresi linier sederhana ini dinyatakan dalam bentuk persamaan (Sugiyono, 1999:204) : Ŷ= a + b X + є Keterangan: X
= Kompetensi Pegawai
Ŷ
= Kinerja Pelayanan Publik
a
= Nilai Konstanta
b
= Koefisien Korelasi
є
= Error Selanjutnya, dapat diukur tingkat signifikansi dan linieritas persamaan
regresi. Untuk kepentingan pengujian ini, dapat digunakan rumus sebagai berikut : Uji Linieritas : Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F
35
Kriteria pengujian = Tolak H0 jika Fhitung > F { a; (k-1, n-k-1) } Atau p-value < a Terima Ho dalam hal lainnya. 3.8
Pengujian Koefisien Korelasi Koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis atau mengetahui
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana variabel independen lainnya dibuat tetap atau dikendalikan. Sehingga dapat ditentukan nilai korelasi murni yang terlepas dari pengaruh-pengaruh variabel lainnya. Adapun rumus koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan: r
:
Angka korelasi
X
:
Skor item ke-i
Y
:
Skor total variabel
n
:
Jumlah responden
3.9
Pengujian Keofisien Determinasi (r2) Koefisien Determinasi mencerminkan besar pengaruh perubahan variabel
independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai r2 berkisar antara 0 <
36
r2 < 1. Jika r
2
semakin mendekati satu, maka model yang diusulkan dikatakan
baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100 % Keterangan : KD R 3.10
: Koefisien Determinasi : Koefisien Korelasi
Hipotesis statistika Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai
berikut : H0 = β ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja Pelayanan Publik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo. H0 = β > 0 :
Terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja Pelayanan Publik pada Badan Penanggulangan Bencana Kota Gorontalo.