BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Peneitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur sederhana Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat. Adapun alasan pengambilan lokasi di penambangan kapur ini dilihat dari kondisi lingkungan kerja yang bisa saja dipengaruhi oleh paparan debu sehingganya mempengaruhi kualitas udara di lingkungan kerja penambangan kapur yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan pekerja tambang kapur sederhana yang berada di Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 April - 6 Mei Tahun 2013. 3.2
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan studi Cross
Sectional yakni suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pada intinya penelitian ini mengukur variabel dependen dan variabel independen pada saat yang sama.
53
54
Gambar 1.4 Desain Penelitian 35 Responden Total Sampling 35 Responden
Masa Kerja
Paparan Debu
Kondisi Kapasitas Paru Adapun penjelasan dari skema desain penelitian ini menerangkan bahwa total sampel yang di ambil sejumlah 35 responden dengan tehnik pengambilan total sampling yang kemudian dilihat dari dua indikator penelitian terdiri dari paparan debu dan masa kerja terhadap kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat. 3.3
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi beberapa hal yang menyangkut
paparan debu dan masa kerja terhadap kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional. 1.
Variabel Independent (Variabel Bebas) Yang termasuk dalam variabel ini adalah : a. Paparan Debu b. Masa kerja
55
2.
Variabel terikat Variabel Dependent (Variabel Terikat) Yang termasuk dalam variabel ini adalah kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional.
3.4
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif A. Paparan debu adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam lingkungan yang selalu terpapar dengan debu khususnya yang berada di kawasan yang tingkat keterpaparannya tinggi serta di pengaruhi oleh aktivitas pekerja yang selalu bernaung dengan debu. Adapun yang diteliti dalam paparan debu ini yakni mengamati kadar debu yang ada di lingkungan kerja, melihat lama paparan dalam jam kerja selama 1 hari serta melihat penggunaan APD (masker) pada pekerja tambang kapur tradisional. 1.
Kadar debu yang ada dilokasi penelitian akan diketahui dengan melakukan pengukuran dan dianalisis secara konversi artinya hasil awal pengukuran di olah secara perhitungan sederhana, dengan
memperhatikan
juga
faktor
yang
mempengaruhi
diantaranya tingkat kelembaban dan suhu yang ada dilingkungan kerja kawasan penambangan kapur tradisional. Kriteria Objektif : a. Kadar debu yang sesuai baku mutu : ≤ 230 µg/Nm3 Kadar debu yang melebihi baku mutu : > 230 µg/Nm3 (PP. No.41 Tahun 1999).
56
b. Kelembaban yang disyaratkan: 40% - 60% c. Suhu yang disyaratkan : 18 – 280C (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002). 2.
Lama
paparan
adalah
lamanya
seseorang
berada
dalam
lingkungan kerja dalam sehari dengan satuan jam/hari. Kriteria Objektif : a.
Pekerja dengan jam kerja normal yaitu ≤ 8 jam/hari
b.
Pekerja dengan jam kerja diatas normal yaitu > 8 jam/hari
(Suma’mur, 1996). 3.
Penggunaan APD masker adalah
keadaan dimana seseorang
memiliki kesadaran untuk melindungi diri dari bahaya yang ada dilingkungan kerja. Kebiasaan menggunakan APD (masker) bisa dilihat dengan melakukan observasi langsung dilapangan tanpa menggunakan kuisioner. Kriteria Objektif : a.
Pekerja yang menggunakan APD (masker)
b.
Pekerja yang tidak menggunakan APD (masker) (Anizar, 2009).
B. Masa kerja adalah keadaan dimana seseorang berada dalam kategori berikut ini :
57
1.
Orientasi pada masa kerja baru berkisar antara < 5 tahun
2.
Orientasi pada masa kerja lama berkisar antara ≥ 5 tahun (Ahmadi dalam Yulaekah, 2007).
C. Kapasitas paru berfungsi untuk menampung respirasi. Penurunan fungsi paru dapat terjadi secara bertahap dan bersifat kronis tergantung pada lamanya seseorang bekerja pada lingkungan yang berdebu. Kapasitas paru merupakan suatu keadaan dimana seseorang tingkat ataupun kondisi parunya tidak dalam keadaan normal/ terjadinya penurunan fungsi paru. Kriteria Objektif : 1.
Kriteria kapasitas paru tidak normal, apabila : Obstructive : FEV1 < 80% Restructive : FVC < 70% Combination: FVC < 70% dan FEV1 < 80%
2.
Kriteria kapasitas paru normal, apabila : FVC ≥ 70% dan FEV1 ≥ 80% Rasio FEV1 / FVC : 75-80% (Yulaekah, 2007).
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1
Populasi Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu diambil jumlah total pekerja
tambang kapur tradisional yang masih aktif dengan jumlah 35 orang.
58
3.5.2
Sampel Dalam penelitian ini jumlah sampelnya adalah 35 orang dan bersedia
menjadi responden. Adapun Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni Teknik total sampling dimana dari total jumlah populasi dijadikan sebagai sampel. 3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Sumber Data Penelitian 1.
Data Primer Data primer didapatkan langsung dari : a. Hasil wawancara (Interview) dengan menggunakan lembar kuisioner dalam rangka mendapatkan data hasil observasi awal. b. Hasil pengukuran kadar debu di kawasan penambangan kapur tradisional Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat dilakukan pada saat bekerja. c. Pengukuran kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional yang di jadikan sebagai sampel pada penelitian ini.
2.
Data Sekunder Data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian ini. misalnya data yang diperoleh dari kelurahan setempat mengenai data penambang batu kapur.
59
3.6.2
Instrumen Penelitian a. Environmental Particle Air Monitor EPAM-5000 Adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kadar debu atau Total Suspended Partikulat (TSP) dilingkungan kerja kawasan penambangan kapur tradisional. Adapun cara kerja alat Environmental Particle Air Monitor EPAM5000 adalah sebagai berikut : Prosedur Kerja : 1)
Hubungkan alat dengan sumber listrik
2)
Hidupkan alat dengan menekan tombol “ON”.
3)
Pasangkan inlet partikulat material (sensor) pada alat, sesuai dengan jenis pengukuran yang dipilih.
4)
Masuk ke menu Special Function, tekan Enter
5)
Masuk ke pilihan Sistem Options, tekan Enter
6)
Masuk ke pilihan Extended Options, tekan Enter
7)
Masuk ke pilihan Size Select, dan pilih arah panah bawa atau atas untuk memilih jenis pengukuran yang akan digunakan,tekan Enter
8)
Masuk ke pilihan Run, tekan Enter
9)
Masuk ke pilihan Continue, tekan Enter
10)
Lakukan pengukuran dan lihat hasil pada rekaman alat (nilai Average).
11)
Hasil dalam satuan mg/Nm3 dikonversi dalam satuan µg/Nm3 (BTKL-PPM Manado, 2012).
60
b.
Spirometer Adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional. Spirometer merupakan alat pengukuran faal paru. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu. Pengukuran kapasitas paru menggunakan Spirometer merk Spirometer Tkk 11510 dan Mouthpiece, dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1) Alat dan bahan a) Spirometer b) Microtoise untuk mrngukur tinggi badan c) Stop watch 2) Cara kerja a) Mempersiapkan alat dan mengecek segala fungsinya secara seksama b) Mengukur tinggi badan responden c) Jika tinggi badan responden sudah diketahui hidupkan spirometer digital TKK 11510 dengan menekan tombol ON disamping kanan alat . d) Menekan symbol jenis kelamin laki-laki yang terdapat di alat e) Menekan tombol CHECK untuk memindahkan konsentrasi alat ke
umur responden sehingga jika angka dilayar spirometer
61
sudah terletak pada symbol
age maka masukkan umur
responden. f) Menekan tombol CHEK untuk memindahkan konsentrai alat ke tinggi badan responden sehingga jika angka dilayar spirometer sudah terletak pada symbol hight maka masukkan tinggi badan responden. g) Menekan tombol CHEK sehingga muncul Nilai FVC responden sesuai dengan jenis kelamin dan tinggi bandan akan tetapi hal tersebut belum merupakan hasil akhirnya tetapi merupakan gambaran FVC yang harus dicapai oleh responden yang telah disesuaikan berdasarkan jenis kelamin dan tingi badan tersebut. h) Sebelum dimulai pengukuran, latihan bernafas terlebih dahulu, bernafas melalui mulut sebanyak 3-4 kali, kemudian menarik nafas sampai penuh dan menghembuskan sekuat tenaga, mengulang sebanyak 3 kali. i) Pasangkan mounthpiece kemudian responden menarik nafas kuat dan menghembuskan secara cepat pula hingga berbunyi TIT pada alat j) Muncul hasil FVC (volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan secara paksa serta cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin ) . k) Untuk langkah selanjutnya tetap menggunakan cara yang sama akan tetapi pada saat responden menghembuskan nafas kuat
62
pada satu detik pertama dihitung menggunakan stopwatch hasilnya dicatat dan itulah hasil dari FEV1( adalah besarnya volume udara yang dikeluarkan dalam satu detik pertama) responden (Lab. Olahraga FIKK, 2012). 3.7 Teknik Analisis Data Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS yang kemudian akan dianalisis secara deskriptif. Dalam analisis data akan dilakukan beberapa analisa yaitu : 1.
Analisis univariat Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010).
2.
Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Fisher’s Exact Test. Hasil uji fisher dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel X dan Y yang bermakna secara statistik (Handoko, 2010). P=
ሺା ሻ!ሺାௗሻ!ሺା ሻ!ሺାௗሻ! ே!!!!ௗ!
(Chandra, 2009).