34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Deskriptid Obyek Penelitian 3.1.1
Latar penelitian Latar atau tempat penelitian ini berlokasi di desa Limehe Timur
Kecamatan Tabongo. Desa Limehe Timur dipilih karena minimnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan kelompok Dasa Wisma. Kondisi ini terlihat ketika pelaksanaan Posyandu yang rutin dilaksanakan setiap bulan, hanya sebagian ibu rumah tangga yang mengikutkan anaknya dalam kegiatan tersebut. Dari 95 jumlah anak balita yang tercatat di desa Limehe Timur, hanya 50 s/d 60 orang ibu yang rutin membawa anak balita mereka ke Posyandu (Data Puskesmas Kecamatan Tabongo tahun 2012). Dalam kasus lain, berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil pandataan kader posyandu Desa Limehe Timur tahun 2012, terdapat 2 balita yang dinyatakan menderita penyakit kurang gizi (Cacah Jiwa Desa Limehe Timur Tahun 2012). Minimnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan Dasa Wisma serta kasus gizi buruk yang terjadi di desa Limehe Timur, sangat menarik untuk dikaji serta dicari informasi secara mendalam melalui penelitian. Bagaimana peran serta upaya-upaya yang di lakukan kelompok Dasa Wisma dalam mengatasi permasalahan tersebut, akan menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini.
34
35
3.1.2
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai
bulan Juni 2013, yang dimulai sejak dari persiapan: (a) Pra Lapangan (dalam bentuk
penyusunan
rancangan
penelitian,
memilih
lapangan
penelitian,
penyelesaian perizinan, (b) Pelaksanaan penelitian dalam bentuk pengumpulan data dan analisis data, dan (c) Penyusunan laporan penelitian dalam bentuk skripsi.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. “Pendekatan diarahkan pada ketua Dasa Wisma dan anggotanya secara holistik atau utuh. Jadi dalam hal ini antara peran Dasa Wisma dan status gizi balita tidak disosialisasikan ke dalam variabel atau hipotesis tetapi dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan” (Moleong, 2003:14). Penelitian ini memilih pendekatan kualitatif dikarenakan permasalahan penelitian bersifat holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna. Selain itu data yang diperoleh akan lebih lengkap, mendalam dan terpercaya serta ditemukannya segala kejadian dalam konteks sosial.
3.3 Kehadiran Peneliti Pada penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument utama dan pengumpul data dalam penelitian. Sehingganya, kehadiran peneliti sedapat mungkin tidak
36
memberikan perubahan pada latar penelitian. Peneliti bertindak sebagai pengamat partisipan dalam penelitian, yang statusnya diketahui oleh subyek atau informan. Penelitian kualitatif berusaha berinteraksi dengan subyek penelitiannya secara alamiah, tidak menonjol dan dengan cara yang tidak memaksa. Diupayakan kehadiran peneliti menyebabkan tindakan dan cara para subyek penelitian menjadi berubah. (Moleong, 2001: 25).
3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1
Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek yang
berkaitan dengan kegiatan Dasawisma di desa Limehe Timur yang mencakup fokus penelitian yaitu pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya kesehatan ibu dan anak serta upaya-upaya yang dilakukan Dasa Wisma dalam meningkatkan kemandirian kesehatan keluarga. 3.4.2
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa orang
(informan) yang diwawancarai, sedangkan peristiwa, hal atau situasi dilakukan dengan observasi. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, dirasa perlu menetapkan informan sebagai sumber data yaitu: (1) Kepala Desa (2) Ketua Dasa Wisma, dan (3) Anggota Dasa Wisma. Dalam penelitian, peneliti mendapatkan data dari beberapa sumber yang dapat dibagi atas: a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala desa, ketua Dasawisma, dan anggota Dasa Wisma.
37
b. Data Sekunder, merupakan data-data yang diperoleh secara tertulis dan digunakan sebagai bahan pendukung dalam penelitian.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan teknik pengumpulan data yang berpodoman pada data hasil penelitian kualitatif yang menyangkut jenis-jenis pedoman dan prosedur. Kedudukan peneliti sangat penting karena ia adalah sebagai perencana sekaligus pelaksana, pengumpul data, analisis, dan penafsir data dan sebagai pelapor hasil penelitiannnya. Seluruh data dan informasi, selain dikumpulkan melalui kegiatan pengamatan pada latar penelitian juga dilakukan melalui wawancara. Wawancara pada umumnya dilakukan secara informal mengingat subjek sebelumnya telah mengenal peneliti, sehingga memungkinkan kegiatan penelitian ini dapat berinteraksi secara alamiah. Peneliti hadir secara langsung pada berbagai kegiatan yang berlangsung. Keberadaan peneliti pada latar penelitian sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melakukan penelitian. Sebelum penelitian diadakan, terlebih dahulu diadakan pendekatan awal (Pra entri) dengan ketua Dasa Wisma, anggota Dasa Wisma, kepala desa dan bidang desa setempat yang dijadikan latar penelitian. Hal ini mempunyai arti penting dalam menciptakan suasana akrab dan kebersamaan dalam melaksanakan penelitian. 3.5.1
Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
bebera-pa teknik sebagai berikut :
38
1. Obsevasi (Pengamatan) Data yang diperoleh melalui observasi dimaksudkan untuk memperoleh data berupa deskripsi yang factual dari lapangan penelitian dan memiliki manfaat yang sangat mendukung terhadap suatu hasil penelitian. Teknik obsevasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati kegiatan Dasawisma. Sedangkan jenis observasi yang dilakukan adalah observasi tidak berperan aktif yang artinya peneliti mendatangi peristiwanya, dan tidak berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Peneliti selalu berada dan bergabung diantara subjek, dan tidak berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti membuat catatan lapangan. Catatan lapangan disusun berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dialami, dan dipikirkan peneliti selama berlangsungnya pengumpulan data serta dilakukan refleksi data dan informasi. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu, dimana pewawancara mengajukan pertanyaan tertentu dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Nasution (1996:73) bahwa tujuan wawancara untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran orang lain, yaitu hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan mengkaji aspek yang menjadi fokus dalam bahasan dan rumusan masalah, dan memungkinkan aspekaspek yang belum dirumuskan. Dalam penelitian ini dilakukan dua bentuk wawancara, yaitu: (1) Wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman
39
wawancara, dan (2) Wawancara bebas yakni wawancara dilakukan tanpa daftar pertanyaan. Hal ini dimksudkan untuk menciptakan hubungan yang akrab dan harmonis, serta diharapkan dapat memberikan kebebasan dan ketentraman dalam membeberkan permasalahan. Peneliti tidak menggunakan alat untuk merekam hasil wawancara, peneliti hanya menggunakan alat tulis untuk menulis bagianbagian penting saja. Wawancara dilakukan melalui teknik bola salju (snow ball), yakni peneliti datang pada salah seorang responden dan hasil wawancara dicatat dan direkam oleh peneliti, selanjutnya peneliti meminta kepada informan untuk menunjukan siapa lagi yang dapat memberi informasi tentang masalah yang sama. Demikian seterusnya, pelacakan masalah tersebut kepada 10 sampai 12 informan hingga data dan informasi yang dicari telah jenuh. 3. Data Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dari sumber-sumber non insani yakni berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip dan rekaman, yang ada relevansinya dengan kebutuhan data yang dibutuhkan peneliti. Rekaman sebagai setiap tulisan atau persiapan yang disiapkan individu atau organisasi untuk membuktikan sesuatu peristiwa atau kasus. Penggunaan teknik dokumentasi didasarkan pada beberapa alasan antara lain: (1) selalu tersedia dan mudah ditinjau dari segi waktu, (2) merupakan informasi yang stabil, (3) merefleksi situasi yang terjadi di masa lampau, (4) dapat dianalisis kembali, dan (5) sebagai bukti telah terjadinya suatu peristiwa.
40
3.5.2
Proses Pencatatan (Perekaman Data) Untuk memudahkan dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan
prosedur sebagai berikut : 1) Pencatatan data dilakukan dalam format catatan lapangan (CL) yang dilakukan melalui tahap-tahap : a. Pencatatan awal, yakni melakukan pencatatan selama pengamatan atau wawancara dengan menggunakan kata kunci. b. Perluasan yang merupakan bentuk catatan lapangan yang terdiri dari catatan deskriptif dan reflektif yang merupakan tanggapan pengamat. c. Perbaikan. 2) Membuat petunjuk tertentu (coding), yaitu : a. CL = Catatan Lapangan b. H = Halaman c. O = Observasi d. W = Wawancara Disamping itu, dibuat kode-kode khusus dalam bentuk angka untuk membedakan berbagai macam jenis data yang diperoleh dari catatan lapangan, baik catatan lapangan wawancara maupun catatan lapangan pengamatan. 3) Memilih alat yang mudah digunakan dalam mengumpulkan data seperti: notes, pensil/ballpoint, maupun alat pemotret untuk digunakan untuk mengambil gambar situasi.
41
3.6 Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian kualitatif atau naturalistic ini adalah metode perbandingan tetap. Penggunaan metode ini karena dalam analisis data secara tetap membandingkan data umum yang satu dengan data umum lainnya, dan secara tetap pula membandingkan kategori yang satu dengan kategori yang lainnya. Menurut Moleong (1991:288) secara umum proses analisis data mencakup reduksi data, kategortisasi data, sintesiasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. 3.6.1
Reduksi data. Menurut Tuloli (1992:91) bahwa reduksi data merupakan bentuk analisis
untuk menampilkan bentuk analisis untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data sehingga memudahkan dalam perumusan simpulan final dan dipersifikasi. Dalam mereduksi data ini dilakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, transformasi data mentah yang belum nampak jelas maknanya sebagai hasil analisis lapangan, dan memilah-milah hal pokok sesuai dengan fokus penelitian, kemudian dicari temanya dan data-data yang telah direduksi sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tajam dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. 3.6.2
Kategorisasi data Untuk mempermudah mendeskripsikan suatu permasalahan yang ditemui
di lapangan maka peneliti menyusunnya dalam bentuk kategori. Kategori merupakan suatu konsep yang dapat digunakan untuk memperjelas persamaan dan
42
perbedaan dari apa yang dibandingkan. Kategorisasi ini dilakukan terhadap satuan-satuan yang telah tersusun dan dikategoriakan menjadi sejumlah kategori sehingga dapat dibuat informasi-informasi inferensial mengenai konteks dari mana unit-unit tersebut diturunkan, dan setiap kategori diberi nama yang disebut label. 3.6.3
Sintesisasi Sintesisasi sebagaimna yang dikemukakan oleh Moleong (2001:197)
bahwa, (a) Mengsintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya, (b) Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama atau label.
3.7 Pengecekan Keabsahan Data Untuk membuktikan tingkat kepercayaan hasil penelitian, maka dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian tersebut diperlukan untuk analisis data dan dilanjutkan dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada dua criteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, dan kepastian. Menurut Tuloli (2002:39-40) bahwa uji kredibilitas dapat disamakan dengan uji validitas internal pada penelitian kualitatif yaitu mengetahui apa yang harus diketahui di lapangan. Uji kredibilitas dilakukan melalui kegiatan:
43
3.7.1
Triangulasi Triangulasi merupakan upaya mencari kebenaran data dengan jalan
membandingkan antara satu dengan data lainnya. Menurut Moleong (1991:178), terdapat empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu: triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan metode, triangulasi dengan penyidik, dan triangulasi dengan teori. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan metode, triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan teori. Triangulasi dengan metode merupakan teknik pengecekan data dengan menggunakan metode yang sama kepada sumber yang berbeda dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sumber pertama. Setelah diadakan serangkaian wawancara dengan ketua Dasa Wisma yang menjadi informan, peneliti menanyakan kepada anggota Dasa Wisma, dan pengecekan data seperti ini sangat efektif karena menyajikan data apa adanya. Selanjutnya triangulasi dengan sumber adalah membandingkan apa yang dikatakan informan dengan pendapat orang lain. Menurut Patton dalam Moleong (1991:178), triangulasi dengan sumber dapat dicapai dengan lima jalan: 1) Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
data
wawancara,
2)
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dari pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah dan
44
tinggi, orang berada, orang pemerintahan, 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. 3.7.2
Perpanjangan Keikutsertaan Di dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument adalah peneliti itu
sendiri, yang memungkinkan terjadinya distorsi baik yang datang dari peneliti maupun dari informan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang dapat berakibat mengotori data yang diperoleh. Perpanjangan
keikutsertaan
merupakan
upaya
untuk
membangun
kepercayaan subjek terhadap peneliti, dan kepercayaan diri bagi peneliti itu sendiri. Sehingga dengan perpanjangan keikutsertaan dalam menguji keabsahan data diharapkan dapat meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Disamping itu dapat menambah data yang mungkin masih tertinggal atau terlupakan. 3.7.3
Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan merupakan pemusatan diri pada hal-hal tertentu
secara teliti, terinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol sehubungan dengan fokus penelitian. Dengan demikian, dapat ditemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan masalah atau isu yang dibutuhkan.
45
3.8 Tahap-tahap Penelitian Dalam penelitian ini ditempuh beberapa tahapan sebagai berikut: 3.8.1
Pra penelitian Dalam tahapan ini dilakukan upaya persiapan-persiapan termasuk di
dalamnya penelitian awal yang akan menentukan dapat tidaknya penelitian pada lokasi ini dilakukan, termasuk penyusunan proposal penelitian yang seluruhnya dilakukan dengan menggunakan pedoman penulisan yang berlaku. 3.8.2
Penelitian Tahapan penelitian sesungguhnya dilakukan setelah penelitian awal dan
proposal penelitian dapat diterima untuk diajukan sebagai suatu karya penelitian. Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan pokok yaitu penyusunan instrument penelitian yang dibutuhkan termasuk mulai dilakukannya proses-proses analisis hasil penelitian. 3.8.3
Penulisan laporan hasil Penelitian Tahapan akhir dalam penelitian ini adalah penulisan laporan penelitian
yang keseluruhannya didasarkan pada sistimatika penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan resmi oleh Universitas Negeri Gorontalo.