BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Indo Asia Tirta Manunggal yang berlokasi
di Jakarta. Adapun penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan di perusahaan tersebut. Selain itu penulis juga akan melakukan pencarian data melalui internet untuk menambah pengetahuan dan informasi lainnya. Jadwal penelitian ini dari bulan Maret s/d Mei 2015.
B.
Desain Penelitian
1.
Jenis Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan dalam
jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penelitian adalah merumuskan desain penelitian agar tujuan dapat tercapai dengan baik.Karena
penelitian
ini
untuk
mengetahui
hubungan
yang
bersifat
mempengaruhi antara dua variable atau lebih maka penelitian ini menggunakan desain penelitian hubungan atau asosiatif dan menurut sifat hubungannya penelitian menggunakan hubungan sebab-akibat (kausal). Menurut Sugiyono (2007) “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”.Penelitian
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003).
C.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2001). Definisi operasional variabel di dalam penelitian ini adalah : 1. Motivasi Kerja Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindaksehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Dimana Motivasi kerja bisa memecut semangat kinerja karyawan untuk mencapai target dan goal dari Perusahaan. 2. Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2011) mendefinisikan lingkungan kerja maksudnya adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Adapun detail operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Dimensi-dimensi
Indikator
Skala
Motivasi
Motivasi adalah daya pendorong yang
1. Daya Pendorong semacam
Ordinal
Kerja
mengakibatkan seseorang anggota
naluri, tetapi hanya suatu
organisasi mau dan rela untuk
dorongan kekuatan yang luas
menggerakkan kemampuan dalam
terhadap suatu arah yang umum.
(X1)
membentuk keahlian dan keterampilan
2. Kemauan / dorongan untuk
tenaga dan waktunya untuk
melakukan sesuatu karena
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
terstimulasi (ada pengaruh) dari
menjadi tanggung jawabnya dan
luar diri.
menunaikan kewajibannya dalam rangka
3. Kerelaan suatu bentuk
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
persetujuan atas adannya
organisasi yang telah ditentukan
permintaan orang lain agar
sebelumnya. Sondang P. Siagian
dirinnya mengabulkan suatu
(2008:138)
permintaan tertentu tanpa merasa terpaksa dalam melakukan permintaan tersebut. 4. Membentuk Keahlian kemahiran dalam suatu ilmu kepandaian dipekerjaan
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.
Membentuk Keterampilan kemampuan melakukan polapola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu
Lingkung
1.
“Lingkungan kerja fisik adalah
1. Penerangan Cahaya Di Tempat
semua keadaan berbentuk fisik
an Kerja (X2)
Ordinal
Kerja
yang terdapat di sekitar tempat
2.
Suhu Udara Di Tempat Kerja
kerja yang dapat mempengaruhi
3.
Kebisingan di Tempat Kerja
karyawan baik secara langsung
4.
Keamanan Kerja
maupun secara tidak langsung,
5.
Hubungan
Karyawan
sedang Lingkungan kerja non fisik adalah
semua
keadaan
yang
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama
rekan
kerja,
ataupun
hubungandenganbawahan”.Sedar mayanti (2009:21)
KinerjaK
”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
1. Kesetiaan
aryawan
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
2. Prestasi Kerja
pegawai dalam melaksanakan tugasnya
3. Tanggung Jawab
sesuai
yang
4. Ketaatan
Prabu
5. Kejujuran
(Y)
dengan
diberikan
tanggung
kepadanya”
jawab Anwar
Mangkunegara (2009:67)
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
D.
Skala Pengukuran Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006). Skala Ordinal merupakan bagian lain dari data yang sering digunakan dalam statistic nonparametric adalah data ordinal, data ini selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan dan digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja, dimana memiliki sebuah aturan objek yang dinomori dari 1 sampai n misalnya peringkat 1,2,3,4,5 dan seterusnya, bila dinyatakan dalam skala maka jarak antara data yang satu dengan yang lainnya tidak sama, dan akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah atau dari yang buruk sampai ke yang paling buruk. Misalnya dalam skala likert (Moh.Nazir) mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sampai sangat tidak setuju. Dengan skala likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan dalam bentuk indikator variabel. Kemudian indikator itu dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun instrumen-instrumen yang dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Pada skala pengukuran ini terbagi dalam beberapa skala masingmasing skala tersebut memiliki skor penilaian antara 1-5 dimana skor 1 digunakan untuk jawaban responden yang sangat rendah, sementara skor 5 digunakan untuk jawaban responden yang sangat tinggi. Penggunaan skali ini karena skala tersebut
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
biasa dan lazim digunakan dalam jurna-jurnal manajemen. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert No
Jawaban
Skor
1
Sangat Setuju (SS)
5
2
Setuju (S)
4
3
Netral (N)
3
4
Tidak Setuju (TS)
2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Skala pengukuran data pada skala likert adalah skala interval. Menurut Umar (2002) skala interval mirip dengan skala ordinal dimana skala ordinal adalah skala yang digunakan dengan mengurutkan data dari tingkat yang terkecil sampai yang terendah atau sebaliknya tanpa memperhatikan intervalnya.Jadi skala interval adalah skala pengukuran yang digunakan dengan mengurutkan data dari tingkat yang rendah sampai yang tinggi begitu juga sebaliknya dengan memperhatikan intervalnya.
E.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
peneliti,
karenanya
dipandang
sebagai
semesta
penelitian
(Ferdianad,
2006).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT. Indo Asia Tirta Manunggal Jakarta Divisi Logistik yang berjumlah 50 karyawan.
2.
Sampel Sampel menurut Sugiyono (2009) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut pendapat Ridwan (2009) Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam menentukan pengambilan sampel, penulis menggunakan metode sample Jenuh(Sensus) yang berarti teknik pepenentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik JudgmentSampling (sampling Cara keputusan) atau purposive sampling. Husein Umar (2008), mengatakan bahwa: “Judgment Sampling atau purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya”.
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut pendapat Gay dalam Umar (2008) dijelaskan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, untuk metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek. Dari kesimpulan diatas penulis mengambil sampel jenuh karyawan dari PT Indo Asia Tirta Manunggal sejumlah 50 orang dan dengan cara ini sampel yang telah diambil oleh penulis dianggap dapat memberikan data yang representative (mewakili) mengenai pengaruh Motivasi kerja dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja karyawan.
F.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
G.
Metode Analisis Data Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap
teknik pengolahan data sebagai berikut: 1. Editing
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuain yang diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahakan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban. 3. Scoring Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian, yaitu: a. Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju b. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju c. Skor 3 diberikan untukjawaban netral d. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju e. Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju 4. Tabulating Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS 22.
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2005). 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan caraone shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α).
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005). 3.
Uji Asumsi Klasik Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambian keputusannya adalah (Ghozali, 2005): a. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regrsi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali,
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2005).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: a. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat (Ghozali, 2005). b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2005). c. Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005). Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya.
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analsisnya adalah: a. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4.
Analisis Regresi Linier Berganda
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: motivasi kerja (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap variabel Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005): Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y = Variabel dependen (kinerja karyawan) a = Konstanta b1, b2 = Koefisien garis regresi X1, X2 =Variabel independen (motivasi kerja, lingkungan kerja) e = error / variabel pengganggu 5.
Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F ) Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yangdigunakan adalah: Ho : Motivasi kerja dan Lingkungan kerja secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Ha :
Motivasi kerja dan Lingkungan kerja
secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan pengaruh variabel(X1) dan (X2) terhadap Y, apakah variabel X1 dan X2 (Motivasi kerja dan Lingkungan kerja) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah: Ho :
Motivasi kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Ha :
Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Ho :
Lingkungan kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Ha :
Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/