31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan
Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari level Junior Auditor sampai ke level tertinggi yaitu Manager. Alasan hal tersebut adalah karena KPI ditujukan untuk seluruh level tingkatan yang terlibat dalam menjalankan proses audit, sehingga mereka yang menjalankan prosedur audit di seluruh KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta berpengaruh langsung terhadap penentuan kualitas audit. Tabel 3.1 Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta No.
Nama KAP
Lokasi
1
Rachmad Wahyudi
2
Drs Kumalahadi
Yogyakarta
3
Drs. Hadiono
Yogyakarta
4
Drs. Henry dan Sugeng
Yogyakarta
5
Indarto Waluyo, M.acc.Ak, CPA
Yogyakarta
6
M. Kuncara Budi Santosa
Yogyakarta
7
Drs. Soeroso Donosapoetro
Yogyakarta
8
Drs. Hadori Sugiarto dan Rekan
Yogyakarta
9
Drs. J.Tanzil dan Associate
Yogyakarta
Jumlah
Surakarta
Jumlah Auditor (orang) 11 8 9 9 8 10 8 11 8 82 orang
32
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1
Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh auditor independen yang bekerja pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta. 3.2.2
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel
yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan mengambil sampel menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu menurut Sugiyono (2008) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang kompeten dibidangnya. Sugiyono (2008) menyatakan teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Berdasarkan metode tersebut maka kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut: a.
Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditor. Baik dari tingkat Junior
Auditor sampai ke tingkat Manager dapat diikutsertakan sebagai responden. b.
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di
Surakarta dan Yogyakarta yang sudah pernah melakukan proses audit.
33
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Key Performance Indicators (KPI) Key Performance Indicators (KPI) adalah seperangkat ukuran yang fokus terhadap aspek kinerja organisasi yang paling kritis bagi kesuksesan organisasi saat ini mau pun di masa mendatang. Berdasarkan hasil review dan pengamatan penulis, di KAP Rachmad Wahyudi Surakarta memiliki 40 Key Performance Indicators yang berbeda. 40 PI tersebut akan menjadi variabel dalam penelitian ini. Key Performance Indicators yang ditentukan oleh pimpinan KAP Rachmad Wahyudi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Key Performance Indicators
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Key Performance Indicators Tuntas. Tepat Waktu. Sesuai SOP. Kelengkapan Kertas Kerja. Kelengkapan personil. Kuantitas Personil. Kualitas Personil. Pelatihan karyawan. Ketertiban arsip. Integritas Klien. Karakter Klien. Komitmen kewajaran
No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Key Performance Indicators Kompetensi Bukti Audit. Kecukupan Bukti Audit. Penilaian Bukti Audit. Review Bukti Audit. Relevansi Laporan. Materialitas Bukti Audit. Keandalan Bukti Audit. Kepatuhan Auditor. Komunikasi Audit. Independensi Auditor. Kapabilitas Auditor. Kejujuran Auditor.
laporan keuangan. Design system informasi. Struktur Organisasi. Proses Supervisi. Proses monitoring. Pengendalian Supervisi. Sifat Bisnis Klien. Lingkungan Bisnis Klien. Mutu Test of Control.
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Pemantauan Mutu Audit. Resiko Audit. Otorisasi Kertas Kerja. Professional Fee. Perencanaan Audit. Koresponden Audit. Materialitas Audit. Profil Resiko Klien.
34
3.3.2 Kualitas Audit Kualitas audit adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini kualitas audit diukur dengan dua dimensi yang dikembangkan Sukriah et al. (2009) yaitu kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Berdasarkan dua dimensi tersebut Sukriah menentukan 10 indikator instrumen sebagai berikut. 1.
Saat menerima penugasan, auditor menetapkan
sasaran, ruang lingkup,
metodologi pemeriksaan. 2.
Dalam semua pekerjaan saya harus direview oleh atasan secara berjenjang sebelum laporan hasil pemeriksaan dibuat.
3.
Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta rekomendasi yang terkait.
4.
Auditor menata dokumen audit dalam bentuk kertas kerja audit dan disimpan dengan baik agar
dapat secara efektif diambil, dirujuk dan
dianalisis. 5.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan.
6.
Dalam melakukan pemeriksaan, terkait dengan laporan hasil pemeriksaan, harus memuat temuan dan simpulan hasil pemeriksaan secara obyektif, erta rekomendasi yang konstruktif.
35
7.
Dalam melakukan pemeriksaan, terkait dengan laporan hasil pemeriksaan, harus mengungkapkan hal-hal yang merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan.
8.
Dalam melakukan pemeriksaan, terkait dengan laporan hasil pemeriksaan, harus mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberhasilan atau suatu tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan obyek pemeriksaan.
9.
Dalam melakukan pemeriksaan, terkait dengan laporan hasil pemeriksaan, harus mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat/pihak obyek pemeriksaan tentang hasil pemeriksaan.
10.
Dalam melakukan pemeriksaan, terkait dengan laporan hasil pemeriksaan, harus akurat, lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas.
3.4
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden yang akan dikirim secara langsung kepada auditor di KAP Surakarta dan Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket, yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh responden auditor yang bekerja di KAP wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Kuesioner tersebut terbagi atas dua bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan yang bersifat umum. Bagian kedua adalah pertanyaan mengenai sistem pengendalian intern berbasis KPI.
36
Angket akan diberikan langsung kepada responden, lalu responden akan diminta untuk mengisi kuesioner tersebut, kemudian pada saat kuesioner sudah terisi akan diminta untuk mengembalikan kepada peneliti. Angket yang sudah terisi akan diseleksi kembali oleh peneliti karena angket yang tidak lengkap pengisiannya maka tidak akan diikutsertakan kedalam penelitian. Pengukuran variabel – variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan tertutup. Instrumen tersebut berhubungan dengan variabel independen yang diukur menggunakan skala Likert dari 1 s/d 5. Jawaban yang diberikan oleh responden mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Tabel 3.3 Pengukuran Variabel
Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) Tidak Setuju ( TS ) Netral ( N ) Setuju ( S ) Sangat Setuju ( SS )
Nilai/Skor 1 2 3 4 5
Nilai jawaban ini juga berlaku pada pertanyaan yang bersifat negatif, apabila responden menjawab dengan nilai 5 maka jawaban tersebut menjadi nilai 1, begitu juga sebaliknya.
3.5
Uji Instrumen Penelitian
3.5.1 Uji Validitas Uji validitas adalah perhitungan yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner (Ghozali, 2005). Pengujian validitas dalam penelitian ini
37
bertujuan mengukur ketepatan alat ukur Key Performance Indicators (KPI) dan kualitas audit. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan analisis Pearson Correlation, sedangkan pengolahan data menggunakan program SPSS. Butir pernyataan dinyatakan valid jika pada tingkat signifikansi 5% masingmasing butir menghasilkan atau nilai probabilitas < 0,05. Pengujian validitas butir instrumen juga dapat dilihat dari nilai r hitung > 0,3 berarti butir tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2002). 3.5.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah perhitungan untuk menguji tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten menurut Jogiyanto (2005). Pengujian reliabilitas bertujuan mengukur kekonsistenan (kehandalan) alat ukur Key Performance Indicators (KPI) dan kualitas audit. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, sedangkan pengolahan data menggunakan program SPSS. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005) bahwa ”Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika menghasilkan Cronbach Alpha > 0,60 sebaliknya konstruk dikatakan tidak reliabel jika menghasilkan Cronbach Alpha 0,60”. 3.6
Pengujian Hipotesis
3.6.1 Analisis Deskriptif Responden Analisis deskriptif digunakan untuk mendukung hasil analisis kuantitatif. Pada analisis deskriptif ini diuraikan mengenai identitas responden yang ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi meliputi jenis kelamin, umur, pengalaman kerja, pendidikan formal terakhir, dan jabatan.
38
3.6.2 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan sebaran data variabel penelitian yang meliputi nilai maximum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. 3.6.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pengujian
dilakukan melalui uji statistik yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya, apabila nilai signifikan statistik yang dihasilkan dari perhitungan uji KolmogorovSmirnov menghasilkan p value > 0,05 maka variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai signifikan statistik yang dihasilkan dari perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan p value ≤ 0,05 maka variabel pengganggu atau residual tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2005). 3.6.4 Analisis Regresi Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit, yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut (Sugiyono, 2002): Y = α + βX + e
(1)
Keterangan: Y
: Kualitas audit,
X
: Key Performance Indicators,
α
: Konstanta,
β
: Koefisien regresi, dan
39
e
: Standar error.
1) Uji t Uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit. Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha), Ho: = 0 Key Performance Indicators tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, dan Ha: 0 Key Performance Indicators tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. b) Level of significance pada = 0,05, c) Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus: t
bi S bi
(2)
Keterangan: bi = koefisien regresi, dan Sbi = standard error d) Pengujian hipotesis, dan Ho diterima bila: p value 0,05, dan Ho ditolak bila: p value < 0,05. e) Kesimpulan. Apabila p value < 0,05 Ho ditolak berarti Key Performance Indicators berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sebaliknya apabila p value
40
0,05 Ho diterima berarti Key Performance Indicators tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 2) Uji F Uji F bertujuan untuk menguji ketepatan model dalam memprediksi pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha), Ho: 1 = 2 = 3 = 0
model tidak tepat dalam memprediksi pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit, dan
Ha: 1 2 3 0
model tepat dalam memprediksi pengaruh
Key
Performance Indicators terhadap kualitas audit. b) Level of significance = 0,05, c) Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan rumus: Fhitung
R2 / k (1 R 2 ) /( n k )
Keterangan: R2 = koefisien determinasi, k
= jumlah variabel independen, dan
n
= jumlah sampel.
d) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dan
(3)
41
Ho diterima bila: p value 0,05, dan Ho ditolak bila: p value < 0,05. e) Kesimpulan. Apabila p value < 0,05 Ho ditolak berarti model tepat dalam memprediksi pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit. Apabila p value 0,05 Ho diterima berarti model tidak tepat dalam memprediksi pengaruh
Key Performance Indicators terhadap kualitas
audit. 3) Uji Koefisien Determinasi Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh Key Performance Indicators terhadap kualitas audit.