BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Brebes tepatnya di MTs Negeri Model Brebes yang berada di Jalan Yos Sudarso No. 33 Brebes, Jawa Tengah. Sasaran penelitian adalah kegiatan belajar mengajar di kelas serta di lingkungan asrama (boarding). MTs Negeri Model Brebes dipilih sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah negeri di Brebes yang menjadi sekolah unggulan yang menggunakan sistem Boarding School untuk peserta didiknya serta menjadi sekolah berbasis karakter terbaik ke 3 di Jawa Tengah. Sehingga dengan alasan tersebut, penulis menentukan tempat penelitian di MTs Negeri Model Brebes. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2015 sampai Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2015/2016, penelitian dilakukan mulai penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
54
55
Tabel 2 : Waktu Penelitian No
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian Sept
1
Perencanaan
2
Penyusunan
okt
Nov
Des
Jan
Feb
Proposal 3
Pengumpulan Data
4
Analisis Data
5
Penyusunan Laporan
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Arifin (2012 : 29) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya seharihari, berinteraksi dengan mereka, dan berupaya memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus terjun ke lapangan dengan waktu yang cukup lama. Dalam pendekatan kualitatif data yang dikumpulkan terutama berupa katakata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu
Maret
56
pemahaman yang lebih nyata dari pada sekedar sajian angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data. Oleh sebab itu penelitian kualitatif secara umum sering disebut sebagai pendekatan kualitatif deskriptif, jadi dalam pengembangan pemahaman, penelitian kualitatif cenderung tidak memotong halaman cerita dan data lainnya dengan simbol-simbol angka (Sutopo, 2006: 40). Data kualitatif dalam bidang pendidikan sangat bermanfaat untuk menemukan hakikat dan makna yang terkandung dalam proses pendidikan itu sendiri. Data tersebut diperoleh dari lapangan tempat berlangsungnya proses pendidikan dalam konteks lingkungannya. Bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi guru-siswa dan siswa-siswa dalam proses pembelajaran, bagaimana sumber-sumber belajar dioptimalkan penggunaannya dalam proses pendidikan, bagaimana guru menangani kesulitan belajar pada siswanya, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya
yang menghasilkan data kualitatif untuk
menganalisis konsep pendidikan dan menemukan konsep-konsep yang terkandung di dalamnya (Asmani, 2011 : 152-153). Metode kualitatif digunakan karena adanya beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode kualitatif ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka
57
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2010: 9-10). Sifat penelitian ini menggunakan studi kasus terpancang (embedded research), yakni sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian (Sutopo, 2006: 139). Jenis Penelitian studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal, artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu obyek) (Sutopo, 2006 :140). Karena meneliti satu sekolah yaitu MTs Negeri Model Brebes. Dalam mempertajam penelitian ini, peneliti menetapkan fokus penelitian yang berisi pokok masalah yang menjadi pedoman dalam pengumpulan data. Spradley dalam Sugiyono (2010: 286) menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few releated domains” yang maksudnya ialah bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam pandangan penelitian kualitatif, peneliti memfokuskan pada situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPS di MTs N Model Brebes yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam penanaman nilai melalui pembelajaran IPS, karakter tersebut di fokuskan karakter nasionalisme. Bagaimana perencanaa penanaman nilai nasionalisme melalui mata pelajaran IPS, dan bagaimana
58
pelaksanaan penanaman nilai nasionalsime di MTs N Model Brebes serta faktor apa saja yang menghambat penanaman nilai nasionalisme pada peserta didik. C. Data dan Sumber Data Sumber data kualitatif adalah mempelajari sesuatu dalam setting apa adanya (natural setting), berusaha untuk membuat deskripsi obyektif, fenomena sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh subyek . Dengan demikian sumber data penelitian yang bersifat kualitatif ini sebagai berikut: 1. Informan Informan merupakan seseorang yang diwawancarai untuk di dapatkan keterangan dan data untuk keperluan informasi. Dalam penelitian kualitatif posisi informan sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi. Dalam penelitian kualitatif, data utamanya adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata atau tindakan orang di dapat peneliti melalui wawancara atau pengamatan (dengan kegiatan bertanya, mendengar dan melihat). Dilihat dari sedikit banyaknya informasi, penting dan tidaknya informasi, serta relevan dan tidaknya informasi yang diberikan kepada peneliti terkait dengan fokus penelitian, informasi dikelompokkan menjadi dua yaitu informasi kunci dan informasi tidak kunci (Ulfatin, 2013 : 175). Informasi kunci adalah orang yang paling tahu dan paling banyak mengetahui tentang fokus yang dimaksud peneliti. Peneliti menetapkan informan yang akan diwawancarai adalah Waka Kurikulum MTs Negeri Model Brebes yaitu Bpk Hasyim Asy’ari MA, Pengurus Boarding School
59
MTs Negeri Model Brebes, Bpk Moh Makrus, S.Ag, guru IPS MTs Negeri Model Brebes yaitu Drs. Sanawi, MM, Dra. Zumaroh, M.Ag dan Dra. Evelina dan siswa MTs Negeri Model Brebes yang mewakili kelas VII, VIII dan IX. 2. Tempat dan Peristiwa Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikannya sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber memang sangat beragam dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja atau pun tidak. Sedangkan aktivitas merupakan kegiatan rutin yang berulang atau yang bisa juga hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal dan juga yang tidak formal, yang tertutup atau pun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja tanpa persyaratan tertentu (Sutopo, 2006 : 58-59). Berdasarkan penjelasan di atas, maka tempat dan peristiwa yang dimaksud adalah kegiatan pembelajara IPS di MTs Negeri Model Brebes di kelas VII, VIII dan IX Full day. 3. Dokumen atau Arsip Dokumen dan arsip biasanya merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber ini kebanyakan merupakan rekaman tertulis namun juga bisa berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu. Oleh karena itu dokumen dan arsip bukan hanya menjadi sumber data yang
60
penting bagi penelitian kesejarahan, tetapi juga dalam penelitian kualitatif pada umumnya (Sutopo, 2006 : 61-62). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, aktivitas siswa di lingkungan sekolah dan lain sebagainya. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan (Sugiyono, 2010: 308). Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara mendalam (in depth interview). Patton dalam Sutopo (2006:228) menjelaskan bahwa wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak berada pada suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui bagaimana guru menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran IPS . Wawancara ini digunakan kepada informan untuk mendapatkan data yang relevan berkaitan dengan permasalahan penelitian. Wawancara dilakuakan dengan mengacu pada pedoman yang telah disusun untuk mengetahui
61
perencanaan
serta
bagaimana
pelaksanaan
pembalajaran
IPS
dalam
menanamkan nilai nasionalisme kepada peserta didiknya. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini ditempuh dengan mengumpulkan data dari subjek penelitian. Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian maka langkah-langkah yang dilakukan dalam mengadakan wawancara adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan pokok permasalahan Sebelum
melakukan
wawancara,
peneliti
menyiapkan
pokok
permasalahan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS. b. Menetapkan informan yang akan diwawancarai Individu-individu
tertentu
yang
diwawancarai
untuk
keperluan
informasi disebut informan. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi atau keterangan atau data yang diperlukan oleh peneliti. c. Membuka atau mengawali pembicaraan Peneliti menciptakan hubungan baik dengan informan yang akan diwawancarai dengan cara memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud tujuan wawancara. d. Melangsungkan wawancara Dalam pelaksanaan wawancara peneliti memiliki acuan yaitu pedoman wawancara yang mempermudah peneliti dalam mencatat isi wawancara dan garis besar wawancara sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.
62
e. Mengakhiri wawancara Menutup wawancara dengan ucapan terimakasih kepada informan yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Observasi Langsung Observasi merupakan metode pengumpulan data yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010: 272). Pada penelitian ini, digunakan observasi langsung untuk mengetahui kegiatan pembelajaran IPS di sekolah MTs Negeri Model Brebes di kelas VII, VIII dan IX Full day. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan termasuk dalam observasi berperan pasif yaitu kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh pribadi yang diamati, tetapi hanya sebagai pengamat (Sutopo, 2006:76). Peneliti mengamati secara langsung aktivitas kegiatan belajar mengajar , hal-hal yang menjadi objek pengamatan meliputi keadaan peserta didik, interaksi sosial, perencanaan pembelajaran serta kegiatan apa saja yang dilakukan sekolah MTs Negeri Model Brebes dalam menanamkan karakter nasionalisme siswa. 3. Analisis Dokumen Analisis dokumen /isi adalah teknik yang dilakukan secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data. Karakteristik teknik ini adalah : a) penelitian dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman, gambar, dan sebagainya, b) subyek
63
penelitiannya yakni sesuatu barang, buku, majalah dan lainnya, c) dokumen sebagai sumber data pokok ( Arifin, 2012: 55). Dokumen-dokumen yang didapat dari penelitian ini adalah berupa perangkat pembelajaran yang dimiliki guru IPS, profil sekolah yang didapat di TU sekolah serta profil siswa Boarding School yang didapat dari pengurus Boarding School. Mencari hal-hal atau variabel yang berkaitan dengan kredibilitas penelitian, dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara (Sugiyono, 2008 :240). Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektrik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan
tujuan
dan
fokus
masalah
(Sukmadinata,
2010:
221-222).
Dokumentasi gambar berupa suasana pembelajaran di dalam kelas dan kegiatan outdor siswa. 4. Studi Pustaka Agar memperoleh data yang lengkap maka peneliti mencari buku-buku dan catatan dilapangan untuk dijadikan sebagai pertimbangan, Sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki acuan sehingga peneliti dapat menginginkan materi dalam penelitian. Data berupa data sekunder untuk melengkapi data primer.
64
E. Teknik Cuplikan Teknik cuplikan atau sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek dan situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008: 50). Purposive sampling dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti (Sutopo, 2006 : 46). Pemilihan informan tidak berdasarkan kuantitas, tetapi kualitas dari informan terhadap masalah yang akan diteliti. Pelaksanaan di lapangan, guna pengumpulan data, pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti di dalam memperoleh data. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data (Sugiyono 2008:57). Pada penelitian digunakan pula cuplikan waktu (time sampling) untuk melihat aktivitas pembelajaran IPS serta kegiatan-kegiatan lain yang diadakan di Sekolah MTs Negeri Model Brebes. Hal ini karena tidak semua kegiatan sering dilakukan, sehingga dipilih waktu-waktu tertentu berdasarkan pelaksanaan kegiatan sekolah serta pembelajaran IPS di dalam kelas.
65
F. Validitas Data Validitas data merupakan salah satu yang sangat penting di dalam penelitian kualitatif yaitu untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap validitas data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh hasil penelitian yang benar-benar dapat di pertanggung jawabkan. Pemeriksaan validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik Triangulasi. Moleong (2010:330) menjelaskan bahwa teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Triangulasi dengan sumber Yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2008:241). Dalam validitas data ini peneliti menguji dengan cara: a) Membandingkan
wawancara
satu
dengan
yang
lain,
seperti
membandingkan wawancara siswa dan wawancara guru IPS. b) Membandingkan
antara
observasi
dengan
wawancara,
seperti
membandingkan bagaimana oservasi di dalam pembelajaran kelas dengan wawancara yang dilakukan guru IPS. 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode adalah penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal seperti metode wawancara observasi guru IPS dan dokumen seperti RPP,
66
silabus dan lain sebagainya. Teknik triangulasi ini menekankan pada penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, meskipun sumber datanya sama untuk menguji kemanfaatan suatu informasi (Sutopo, 2006 : 95). Dokumen Data
Wawancara
Sumber Data
Observasi Gambar 5 : Triangulasi Metode (Sutopo, 2006 : 96) G. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2010: 248) ialah usaha yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data tersebut menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sugiyono (2010: 336) dalam bukunya menyatakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Adapun dalam analisis selama di lapangan ini peneliti menggunakan Model Miles dan Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif terdiri atas tiga
67
jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu :reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 2009 : 20). a. Pengumpulan data Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Dimana pengumpulan data dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Setelah observasi dilakukan kemudian peneliti melakukan wawancara dengan informan. Dalam penelitian ini informan kunci adalah Waka Kurikulum dan pengurus boarding school MTs Negeri Model Brebes, pengampu mata pelajaran IPS di MTs Negeri Model Brebes, serta peserta didik MTs Negeri Model Brebes. kemudian peneliti mengumpulkan dokumendokumen yang dibutuhkan berkenaan dengan rumusan masalah yang penulis teliti. b. Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh di lapangan oleh peneliti sangat banyak sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya kemudian membuang hal-hal yang tidak diperlukan sehingga data dapat dilihat dengan jelas. Dalam mereduksi data peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai (temuan)( Sugiyono 2010: 338-339). Miles dan Huberman (2009 :16) menjelaskan bahwa reduksi data diartikan sebagai : proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
68
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”. Setelah data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen dilakukanlah reduksi data. Reduksi data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu (1) menajamkan analisis, (2) menggolongkan atau pengkategorisasian, (3) mengarahkan, (4) membuang yang tidak perlu dan (5) mengwadahkan data sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 2009:16-17). Reduksi data dilakukan terhadap semua teknik pengumpulan data, dimana peneliti hanya memasukkan data yang dianggap penting dan mendukung deskripsi maupun rumusan masalah dalam penelitian ini. Reduksi data dilakukan ketika pengumpulan data berlangsung dimana data yang diperoleh ketika proses pengumpulan data dipilah-pilah sesuai dengan apa yang dibutuhkan peneliti. Setelah itu peneliti kembali ke lapangan untuk mengambil data sampai data itu jenuh. c. Penyajian Data (data display) Langkah berikutnya dalam analisis inetraktif adalah penyajian data. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga mampu menyajikan permasalahan dengan fleksibel, tidak “kering”, dan kaya data. (Miles dan Huberman, 2009:17). Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
69
padu dan mudah diraih, sehingga peneliti dapat melihat apa yang sedang terjadi. Dengan demikian, peneliti lebih mudah dalam menarik kesimpulan. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan setelah melakukan reduksi data yang akan dipergunakan sebagai bahan laporan. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. d. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing) Kegiatan analisis yang ketiga adalah menarik simpulan dan verifikasi. Langkah awal dalam penarikan simpulan dan verifikasi dimulai dari penarikan simpulan sementara. Penarikan simpulan hasil penelitian diartikan sebagai penguraian hasil penelitian melalui teori yang dikembangkan. Dari hasil temuan ini kemudian dilakukan penarikan simpulan teoretik (Miles dan Huberman, 2009:18-19). Kemudian simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohan, dan kecocokannya. Namun demikian, jika simpulan masih belum mantap, maka peneliti dapat melakukan proses pengambilan data dan verifikasi, sebagai landasan penarikan simpulan akhir.
70
Suatu kegiatan yang berupa pengambilan intisari dan penyajian data yang merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian atau kesimpulan awal yang sifatnya belum benar-benar matang.
Pengumpulan data
Penyajian Data Reduksi data
KesimpulanKesimpulan/Pena rikan/Verifikasi
Gambar 6 : Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif ( Miles dan Huberman, 2009 : 20) Ketiga
komponen
tersebut
diatas
saling
interaktif,
artinya
saling
mempengaruh dan terkait. Langkah pertama dilakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan observasi, wawancara, mengisi kuesioner, mengumpulkan dokumen-dokumen
yang
relevan
dan
mengambil
foto
yang
dapat
mempresentasikan jawaban dari permasalahan yang diangkat. Tahap ini disebut dengan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah mengenai penanaman nilai-nilai nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS. Nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam diri siswa menurut pedoman dari kemendiknas terdapat 18 nilai akan tetapi peneliti hanya fokus karakter nasionalisme, karena karakter tersebut relevan dengan pembelajaran IPS.
71
Pembelajaran IPS dilaksanakan menggunakan metode dan media yang dapat mendukung pengembangan karakter siswa, selain itu perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP juga dalam langkah-langkahnya dibuat untuk menanamkan nilai-nilai karakter siswa. Pada tahap pengumpulan data ini, data yang dikumpulkan sangat banyak, maka setelah itu dilakukan tahap reduksi data untuk memilah-milah data yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengkodean data dilaksanakan setelah pengumpulan data, misalnya reduksi data menjurus ke arah gagasangagasan baru guna di masukkan ke dalam suatu penyajian data. Data tersebut yang kemudian ditampilkan dalam pembahasan karena dianggap penting dan relevan dengan permasalahan penelitian. Setelah tahap reduksi selesai, kemudian dilakukan penyajian data secara rapi dan tersusun sistematis. Apabila ketiga hal tersebut sudah terlaksana dengan baik, maka diambil suatu kesimpulan atau verifikasi.