BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BAB III LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN HASIL PELAKSANAAN KLHS
3.1. Tahap Persiapan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 67 tahun 2012 telah dibentuk Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah
Pembentukannya
Daerah
Provinsi
berdasarkanSurat
Jawa
Barat,
Keputusan
tahun
Gubernur
2013-2018. Jawa
Barat
No.607Ke2ts(o- BAPPV0/1/0013. Kelompok Kerja tersebut dipimpin oleh Ketua Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat dan Sekertarisyaitu: 1. Kepala Bidang Fisik pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2. Kepala Bidang Tata Lingkungan pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat. Anggota Kelompok Kerja adalah beberapaKepala Dinas dan pejabat yang berwenang dengan dengan RPJM dan KLHS di Jawa Barat.Ketua dan Sekretaris Pokja PL juga telah merekrut tenaga ahlisebagai mitra kerja yang
berperan
sebagai narasumber sebagai pendamping dan sekaligus konsultan bagi anggota Pokja tersebut
3.2. Pra Pelingkupan Issue kependudukan,
utama yaitu
permasalahan jumlah
lingkungandi
Jawa
penduduksertapeningkatan
Barat
jumlahnya,
adalah dan
penyebarannya yang tidak merata dan banyak berpusat pada wilayah-wilayah pertumbuhan ekonomi. Kawasan permukiman dan kawasan budi daya berada pada wilayah-wilayah yang daya dukungnya kurang, ditinjau dari sumber daya lahan dan sumber daya air . Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 1
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Issue pembangunan dan lingkungan yang dikaji terhadap RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 yang sering dibahas pada berbagai kajian dan forum diskusi, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Penataan ruang: pemanfaatan ruang, termasuk kawasan lindung dan zonasi kawasan budi daya 2) Sumber daya hutan dan lahan: fungsi hutan sebagai kawasan lindung, dan produksi
hutan
serta
cadangan,
yang
menghadapai
permasalahan
kerusakan lahn lahan atau lahan kritis oleh kebakaran hutan, pembalakan kayu, dan perambahan lahan hutan 3) Sumber daya pesisir:mengalami kerusakan hutan mangrove di Pantura Jawa Barat, dan kerusakan gumuk pasir dunes di Pansel. Fungsi hutan mangrove melindungi kawasan pesisir, yang sangat penting untuk mendukung produksi perikanan budi daya dan tangkap dan wisata alam 4) Sumber daya pangan: produksi pangan dari pertanian, peternakan, dan perikanan membutuhkan sumber daya lahan dan sumber daya air. Lahan pertanian banyak mengalami alih fungsi, sedangkan
sumber air banyak
mengalami pencemaran. Disamping intu sarana sumber daya air belum sepenuhnya mencukupi air pertanian 5) Sumberdaya air:permasalahan kekurangan air pertanian di musim kemarau, dan kekurangan sumber air baku penduduk yang memenuhi syarat kualitas air. Selain itu masalah genangan banjir di musim hujan, pencemaran air sungai, danau, waduk, pesisir dan laut, serta ketersediaan air tanah yang menurun. 6) Sumber daya energi: batu bara, PLTA dan PLTA mini, geothermal dan bioenergi 7) Lingkungan permukiman: air limbah domestic, sampah kota termasuk domestik dan limbah B3 8) Lingkungan industri: Pembatasan dan zonasi industri beban pencemaran tinggi,daur ulang air limbah industri dan pengembangan industri kering 9) Perhubungan: pembangunan jalan yang berdampak alih fungsi lahan, genangan banjir akibat aliran air dan drainage terhambat. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 2
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
10) Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim: pencemaran udara akibat industri, transporasi dan domestic yang menimbulkanemisi gas rumah kaca berpotensi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan iklim tersebut menyebabkan perubahan waktu musim hujan dan musim kemarau serta intensitas curah hujan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 3
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel3.1. Penataan Ruang Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Penataan Ruang Dokumen RTRW dan RDTR Kondisi ketersediaan dokumen RTRW dan RDTR adalah sebagai berikut: a. Tingkat ketersediaan Dokumen RDTR Kabupaten dan Kota 10 % b. Tingkat Penanganan Raperda Kawasan Strategis Provinsi 47 % c. Tingkat penyediaan RTH Publik Perkotaan 10 % Kawasan Lindung Perda No. 22 Tahun 2010 RTRW Provinsi Jawa Barat menetapkan luas kawasan lindung 45 % dari luas wilayah Provinsi, yang penyebarannya bertumpu pada beberapa kabupaten yang memiliki kawasan hutan, yaitu: a. Kabupaten Bogor 66,49 % b. Kabupaten Sukabumi 60,00 % c. Kabupaten Cianjur 60,16 % d. Kabupaten Bandung 79,76 % e. Kabupaten Garut 64,85 % f. Kabupaten Tasikmalaya 66,49 % Kondisi tersebut menyebabkan beberapa kabupaten memerlukan revisi RTRW mengingat luasan tersebut tidak sinkron, bahkan beberapa kabupaten tidak dapat memenuhi luasan hutan lindung untuk kawasan lindung di Jawa Barat tersebut. Demikian juga hutan lindung di Pantura Jawa Barat yaitu hutan mangrove sebagian besar rusak berat dan alih fungsi. Program Penataan Ruang dengan target berikut: a. Tingkat ketersediaan Dokumen RDTR Kab./Kota (100 %) b. Tingkat Penanganan Raperda KSP Kaw. Strategis Provinsi c. (100%) d. Tingkat penyediaan RTH Publik Perkotaan min 20% Program Pengelolaan Kawasan Lindung dengan target capaian fungsi kawasan lindung terhadap luas wilayah propinsi 45 % RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten dan Kota perlu sinkronisasi sesuai dengan daya dukung sumber daya lahan dan sumber daya air. Zonasi berbagai kegiatan pembangunan, terutama kawasan industri perlu dihindari dampak konversi lahan pertanian, dan menyesuaikan dengan daya tamping beban pencemaran air sungai dan waduk. Berdasarkan citra satelit Landsat tahun 2012 dari BPLHD Jawa Barat, luas hutan primer 32.338 Ha, hutan sekunder 283.559 Ha dan hutan mangrove Pantura 1.470 Ha, sehingga jumlah luasnya hanya 317.366 Ha atau 8 % dari luas wilayah Jawa Barat Hutan lindung di Pantura Jawa Barat yang ditetapkan luasnya 33.300 Ha berupa hutan mangrove, sebagian besar rusak berat , hanya menyisakan luas hutan mangrove 1.470 Ha berdasarkan citra satelit Google tahun 2012. Bappeda Diskimrum Dishut
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 4
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.2. Sumber Daya Hutan dan Lahan Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Sumber Daya Hutan dan Lahan Kawasan Ekoregion a. Kawasan Ekologi Cidurian – Citarum: mempunyai luas 10.770,73 km2,
dan terdapat areal yang ditetapkan sebagai hutan konservasi dan hutan lindung terutama di puncak gunung dan daerah pantai. Sekitar seperempat
Tujuan Target dan Indikator
luas kawasan (2.606,00 km2) tergolong rawan longsor menengah sampai tinggi b. Kawasan Ekologi Cilamaya - Cipanasmempunyai luas 5.213,53 km2, dan terdapat lima areal hutan yang telah ditetapkan sebagai hutan konservasi dan hutan lindung, dengan total luas 18.157,6 Ha.Sekitar 724,15 km2 daerah hulu tergolong mempunyai daya resap air tinggi sampai sedang dan sekitar 409,51 km2 tergolong mempunyai daya resap kecil sampai kedap air. Sedangkan sekitar 593,47 km2 daerah hulu tergolong rawan longsor menengah sampai tinggi c. Kawasan Ekologi Cimanuk - Cisanggarung, mempunyai luas6.424,42 km2. Sekitar separuh kawasan (3.488,45 km2) tergolong mempunyai daya resap air tinggi sampai sedang dan sekitar seperenam luas kawasan (1.102,89 km2) tergolong mempunyai daya resap kecil sampai kedap air. Sekitar seperempat luas kawasan(1.533,64 km2) tergolong rawan longsor menengah sampai tinggi, lokasinya tersebar dipegunungan patahan dan rangkaian gunung api. d. Kawasan Ekologi Citanduy – Cimandiri mempunyai luas 14.800,10 km2, terdapat areal yang ditetapkan sebagai hutan konservasi dan hutan lindung, terutama di pegunungan dan daerah pantai.Lebih dari separuh kawasan (8.608,30 km2) tergolong mempunyai daya resap kecili sampai kedapair dan hampir seluruh kawasan (14.047,52 km2) tergolong rawan longsor dan peka erosi. Luas Hutan a. Jumlah luas hutan negara pada tahun 2010 adalah 522.444 Ha yang tersebar di kabupaten-kabupaten di Jawa Barat, yang sebagian besar berada di kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sukabumi dan Cianjur b. Jumlah luas hutan rakyat pada tahun 2012 adalah 271.803 Ha dengan produksi kayu 2.642.498 m3. Daerah yang luasnya besar adalah Kabupaten Sukabumi, Tasikmalaya, Garut dan Ciamis Program Pengelolaan Kawasan Lindung dengan target capaian fungsi kawasan lindung terhadap luas wilayah 45 % Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup menetapkan target sebagai berikut: a. Tingkat rehabilitasi lahan kritis diluar kawasan hutan Negara 100 % b. Tingkat rehabilitasi lahan kritis di dalam kawasan hutan negara 100 % Program Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut dengan target tingkat rehabilitasi hutan mangrove 36 % dari luas yang rusak 15.000 Ha.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 5
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.2. Sumber Daya Hutan dan Lahan (Lanjutan) Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Sumber Daya Hutan dan Lahan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan target berikut: a. Meningkatnya produksi kayu 40 % b. Unit hutan rakyat bersertifikasi 6 unit c. Jumlah indutri kehutanan yang tertib perijinannya 25 unit d. Jumlah industri primer kehutanan 10 unit e. Peningkatan produksi kayu olahan dari 1.186.018 m3 menambah 50 % f. Tertib penatausahaan hasil hutan dari 26 unit menaambah 135 unit g. Peningkatan penerimaan retribusi Tahura Ir. H. Djuanda yang saat ini Rp. 1,6 Milyar bertambah 50 % h. Peningkatan produksi aneka usaha kehutanan yang saat ini 5.000 ton menambah 50 % i. Jumlah obyek wisata alam hutan yang produktif yang saat ini 6 lokasi menambah 10 lokasi j. Jumlah kelompok kerja penunjang imbal jasa lingkungan yang saat ini 5 kelompok menambah 10 kelompok k. Tingkat partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan dalam pengelolaan hutan 100 % Kerusakan lahan akibat erosi dan longsoran yang disebabkan penggundulah hutan dan pengolahan lahan yang salah, menyebakan sedimentasi sungai dan waduk dan menambah dampak genangan banjir karena menurunkan daya dukung badan air Program kegiatan konservasi a. Jumlah luas lahan kritis 608.813 Ha, sebagian besar berada pada lahan hutan rakyat yang kritis 450,539 Ha, sisanya berada di hutan negara b. Luas kawasan hutan mangrove 33.300 Ha, sebagian besar rusak, hanya menyisakan luas tumbuhan mangrove hanya 1.470 Ha, sehingga memerlukan rehabilitasi 31.829 Ha. a. Dinas Kehutanan b. Distan Tanaman Pangan c. Dinas Kelautan dan Perikanan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 6
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.3.Sumber Daya Pesisir Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Tujuan Target dan Indikator Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Sumber Daya Pesisir Buku Pengumpulan Data Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2010 menunjukkan luas hutan 33.298,14 Ha, yang berstatus baik hanya 3.025,26 Ha. Statistik Perikanan tahun 2011, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2013 menunjukkan luas lahan tambak 65.070 Ha, yang meliputi luas perairannya 54.022 Ha. Produksi ikan tambak adalah 194.164,58 ton/tahun senilai Rp 3.408,80 milyar/tahun Program Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut dengan target tingkat rehabilitasi hutan mangrove 36 % atau sekitar 5.000 Ha dari luas yang rusak 15.000 Ha. Kerusakan hutan mangrove menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem hutan pantai terhadap habitat satwa teretrial pesisir dan biota perairan pantai Kehilangan perlindungan alami abrasi pantai oleh gelombang laut yang menyebabkan kehilangan lahan pesisir dan kerusakan sarana permukiman dan jalan di pesisir Hasil interpretasi citra satelit menunjukkan luas kawasan hutan mangrove di Pantura Jawa Barat adalah 33.300 Ha, sebagian besar rusak berat , hanya menyisakan luas tumbuhan mangrove 1.470 Ha, sehingga memerlukan rehabilitasi 31.829 Ha. Kerusakan garis pantai karena abrasi dan tidak ada perlindungan alami dari hutan mangrove adalah sepanjang 158 km Dinas Kehutanan Dinas Kelautan dan Perikanan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 7
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.4. Sumber Daya Pangan Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Pertanian Peternakan dan Perikanan Pertanian Luas lahan pertanian di Jawa Barat sebesar 2.468.848 hektar dengan perincian lahan sawah seluas 942.974 hektar atau 38 % dari luasan lahan pertanian dan lahan non sawah seluas 1.526.834 hektar atau 62% dari luasan lahan pertanian, Sedangkan produksi padi adalah 11,27 juta ton/tahun. Peternakan Peternakan kebanyakan menyebar sebagai ternak penduduk di daerah pedesaan, dan sebagian berada pada kawasan usaha peternakan. Limbah peternakan merupakan sumber beban pencemaran air yang besar, dan juga sumber emisi gas rumah kaca. Hanya sebagian kecil peternakan yang dilengkapi dengan sarana IPAL dan biogas. Perikanan Sumber daya perikanan diperoleh dari perikanan budi daya dan perikanan tangkap.Produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap sebesar 909.633,00 ton/tahun , terdiri dari budidaya air tawar sebesar 508.765,11 ton/tahun ,budi daya tambak 195.875,29 ton/tahun dan tangkap laut sebesar 185.822,56 ton/tahun. Produksi Budidaya Laut dan tangkap adalah 8.001,74 ton/tahun dan 11.168,30 ton/tahun Perikanan budidaya air tawar sebagian besar adalah keramba jaring apung (KJA), sedangakan budi daya air payau dari tambak di Pantura Jawa Barat. Namun jumlah KJA sudah melebihi daya dukung badan air waduk. Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian, yaitu penambahan lahan sawah baru seluas 100.000Ha. Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan target a. peningkatan produksi padi 15 % dari jumlah 11,27 juta ton pada th 2013 b. peningkatan produksi palawija sebesar 10-25 % c. peningkatan produksi daging, telur dan susu Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan target peningkatan produksi sebesar 25 % Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan target peningkatan produksi sebesar 25 %. a. Luas lahan pertanian menyusut karena konversi untuk permukiman dan kawasan industri. Sebagian lahan pertanian mengalami kekeringan di musim kemarau karena air irigasi tidak mencukupi. b. Jumlah produksi peternakan masih belum memenuhi kebutuhan.Namun limbah peternakan yang ada belum dikelola dengan baik sehingga menyebabkan pencemaran air c. Budi daya perikanan KJA menyebabkan pencemaran air waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur karena jumlahnya melebihi daya dukung badan air waduk, sehingga limbah pakan ikan menyebabkan pencemaran air yang berpotensi juga merusak sarana bangunan air
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 8
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.4. Sumber Daya Pangan (Lanjutan) Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Data baseline
Pemangku kepentingan
Pertanian Peternakan dan Perikanan Laju alih fungsi lahan pertanian di Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, lebih dari 5 %/tahun Beban pencemaran DAS Citarum hulu yang terbesar berasal dari limbah penduduk, industri, peternakan dan pertanian sehingga berstatus cemar sedang sampai berat Produksi perikanan budidaya air tawar tahun 2012 adalah 508.765 ton/tahun, sedangkan yang bersumber dari budi daya KJA di waduk-waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur kurang lebih 40 %, Daya dukung tiga waduk tersebut jauh lebih rendah, sehingga status pencemaran airnya adalah eutrofik. Distan TP Disnak Disbun Diskanlut
Tabel 3.5.Sumber Daya Air Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Sumber Daya Air Ketersediaan Air Berdasarkan analis ketersediaan air dengan debit andalan (Q 80%) pada musim hujan sungai se- Jawa Barat yang terbagi dalam 5 (lima ) BalaiBPSDA Wilayah Sungai yaitu : 1. Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane ( 8,001.32 juta m3/tahun ) 2. Wilayah Sungai Cisadea - Cimandiri ( 5,789.65 juta m3/tahun ) 3. Wilayah Sungai Citarum ( 7,606.45 juta m3/tahun ) 4. Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung ( 5,854.20 juta m3/tahun ) 5. Wilayah Sungai Citanduy - Ciwulan ( 7,894.32 juta m3/tahun ) Sehingga total potensi normal air permukaan se- Jawa Barat sebesar 35,155.94juta m3/tahun (pada sungai kewenangan Provinsi), potensi minimum sebesar3,013.40 juta m3/tahun dan potensi maksimum sebesar 44,712.91 juta m3/tahun,yang baru termanfaatkan sebesar ± 14,391.65 juta m3/tahun ( 40.94 % ) Beberapa daerah mengalami genangan banjir di musim hujan, namun ada yang mengalami kekeringan di musim kemarau sehingga banyak areal sawah gagal panen. Pemanfaatan air Volume air baku berdasarkan Kategori pengguna yaitu PDAMsebesar 276.373,86,non PDAM sebesar 32.677,23, Industri sebesar 154.785,82, Niaga sebesar 9.938,11 ,Non Niaga sebesar 129,73, Pertanian sebesar 856,88 dan listrik sebesar 3.505.281,88 m3/tahun Luas sawah 943.014 Ha, irigasi teknis 40,1 %, irigasi setengah teknis 14,1 %, irigasi desa 10,7 %, tadah hujan 18,8 %. Sisanya sumber air lain.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 9
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.5.Sumber Daya Air (Lanjutan) Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Sumber Daya Air Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah dengan target tingkat pemutakhiran kondisi CAT (Cekungan Air Tanah) dengan target 50 % dari jumlah CAT Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan target penanganan sumber air berupa, 260 situ/ waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan target tingkat kondisi baik jaringan irigasi Propinsi sebesar 86-90 % Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai dengan target tingkat penanganan darurat infrastruktur SDA dan irigasi yang terkena bencana alam sebesar 100 % Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya, yaitu pembangunan 13 Waduk Strategis Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya yaitu pembangunan saluran irigasi dengan target terbangunnya Daerah Irigasi Strategis (DIS) Caringin Kabupaten Sukabumi; DIS Rengrang di Kab. Sumedang dan DIS lainnya: 100 % selesai terbangun Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, yaitu pencapaian status mutu sungai dan waduk dengan tingkat cemar sedang sebanyak 50 %. Kurangnya ketersediaan air baku di musim kemarau dan bencana banjir di musim hujan karena DAS yang rusak tidak mampu menyimpan air secara alami Pencemaran air akibat air limbah penduduk, industri dan pertambangan, peternakan dan perikanan Menurunnya muka air tanah karena penyedotan air tanah berlebihan sehingga berdampak juga penurunan muka air tanah. Pada bulan Februari tahun 2007, terjadi banjir yang mengakibatkantenggelamnya kawasan permukiman di Cekungan Bandung terutamaKecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Banjaran,Kecamatan Pameungpeuk, dan Kecamatan Bale Endah. Banjir di Pantura menggenangi sekitar 34.405 ha meliputi empat kabupaten, yaitu Bekasi, Karawang, Indramayu dan Kabupaten Subang. Sumber pencemaran air berasal dari limbah penduduk, limbah industri, limbah pertambangan, limbah pertanian dan peternakan. Beberapa sungai tercemar sedang sampai berat, antara lain yaitu Citarum, Bekasi, Ciliwung dan Cisadane. Terjadi sedimentasi pada beberapa sungai dan waduk pada DAS Cimanuk, DAS Citanduy, DAS Citarum dan DAS Ciliwung Dinas. PSDA Dinas ESDM
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 10
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.6.Sumber Daya Energi Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Sumber daya energi Jumlah pelanggan listrik di Jawa Barat pada tahun 2011 adalah 8.699.814 dengan penggunaan listrik 34.053.591.476 KWH. Jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga yaitu 8.204.882, akan tetapi jumlah konsumsi listrik terbesar adalah industri yaitu 17.050.460.110 KWH. Sumber energi listrik pada saat ini adalah PLTU dengan bahan bakar BBM dan batubara, dan PLTA, serta pembangkit listrik panas bumi. Sisa cadangan minyak bumi pada tahun 2012 adalah 159.716,42 ribu barrel, sedangkan sisa cadangan gas bumi masih tinggi yaitu 1.077.950.378,89 mmbtu. Semuanya berada di Pantura Jawa Barat. Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi dengan target tingkat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 6 jenis Air, yaitu Surya, Biomass, Biofuel, Angin, dan Gelombang Lautl Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas dengan target tingkat eksplorasi potensi panas bumi 70 % Penggunaan bahan bakar minyak dan gas bumi menimbulkan pencemaran udara dan emisi gas rumah kaca Penggunaan bahan bakar batubara menimbulkan limbah padat dan emisi debu. Limbah tersebut berpotensi mengandung B3. Penggunaan enersi panas bumi relative ramah lingkungan, akan tetapi perlu dilakukan pemantauan potensi limbah B3 dari dalam bumi yang terkandung dalam uap air. Potensi energi panas bumi sebesar 6.101 MW, yang sebagian besar berada di kabupaten- kabupaten Bogor, Bandung, dan Garut Saat ini sudah berstatus terbukti sebesar 1.442 MW, yang sudah berproduksi 1.075 MW di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan bakar terdapat di kawasan industri dan sepanjang jalur transportasi yang padat dengan lalu lintas kendaraan. Din ESDM
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 11
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.7. Lingkungan Permukiman Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Lingkungan Permukiman Kependudukan Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Jawa Barat adalah 43,83 jyuta jiwa, yang terbanyak berada di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4, 9 juta jiwa dan diikuti oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa. Kepadatan Penduduk di Jawa Barat padatahun 2011 adalah 1181 orang/km2, dengan luas wilayah sebesar 37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/kota se Jawa Barat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Bandungyaitu sebesar 14491 orang/km2, disusul olehKota Cimahi 13371 orang/km2 dan terendah di kabupaten Ciamis 569 orang/km2. Penyediaan air bersih dan sarana sanitasi Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga sebagian belum terpenuhi dan belum merata, terutama di daerah pedesaan. Sarana sanitasi lingkungan belum banyak terpenuhi oleh IPAL, sedangkan tingkat kepemilikan septic tank juga masih rendah. Demikian juga limbah sampah sebagian besar belum dapat terangkut ke TPS dan TPA. Banyak sampah yang dibuang ke saluran air dan sungai. Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan target sebagai berikut: Cakupan umah tangga yang menggunakan jamban sehat 80 %. Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM 75 % Program Pengembangan Perumahan dengan cakupan rumah layak huni mencapai 100 % dari 100.000 unit. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan target sebagai berikut: a. Cakupan layanan air minum 74-76 % b. Cakupan pelayanan air limbah penduduk 68-69 % c. Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 % d. Peningkatan kinerja drainase permukiman e. Tingkat sanitasi kawasan kumuh 70-71 % Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Persampahan Regional). Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 % .Jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi merupakan sumber beban pencemran air yang besar, yang disebabkan kurangnya sarana sanitasi lingkungan untuk limbah cair dan limbah padat (samph). Lahan permukiman berkembang terus yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian. a. Penyediaan air minum penduduk PDAM sebesar 276.373,86 dan non PDAM sebesar 32.677,23 m3/tahun b. Sarana IPAL komunal bagi penduduk masih kurang c. Sarana pelayanan dan pengolahan sampah masih kurang Dinkes Diskimrum
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 12
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.8. Lingkungan Industri Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Perindustrian Statistik Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan data berdasarkan hasil sensus BPS, IndustriBesar/Sedang di Jawa Barat tahun 2009sebanyak 6 204 yang menyerap tenaga kerjasebanyak 1 012 386 orang. Sementara ituuntuk Pengeluaran Tenaga Kerja di sektor ini mencapai 19 023 029 juta rupiah. Nilai Outputindustri besar sedang tahun 2009 adalah 586893 276 juta rupiah, Biaya input sebesar 330349 267 sedangkan Nilai Tambah mencapai236 583 096 juta rupiah. Jumlah unit industry kecil, menengah dan besar di Jawa Barat pada tahun 2011 adalah 203.312 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 4.221.285 orang dengan investasi Rp 212.529 milyar Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan target jumlah UKM 265.425 unit a. jumlah wirausaha UKM 10.623 unit b. jumlah tenaga kerja UKM 2.625.000 orang Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi IndustriPemahaman Idengan target ndustri Ramah Lingkungan 90 % Pencemaran lingkungan akibat limbah industri Alih fungsi lahan pertanian untuk kawasan industri sehingga mengurangi produksi pertanian Alih fungsi saluran irigasi menjadi saluran penampung air limbah industri sehingga persawahan di sekitarnya gagal panen Pencemaeran lingkungan berada pada daerah indusri dan kawasan industri di Jawa Barat pada DAS Citarum, DAS Bekasi, DAS Ciliwung dan DAS Cisada Dnas KUKM Disperindag
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 13
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.9. Perhubungan Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran
Tujuan Target dan Indikator
Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Sarana Perhubungan Transportasi darat Panjang jalan di Jawa Barat pada akhirtahun 2011 adalah 21 761 km. Jika dirincimenurut jenis permukaan jalan maka sepanjang18 275.3 km atau sebesar 83,98 persen sudahberaspal, 2 552,0 km atau 11,73 persen berkerikil, sisanya sepanjang 933.7 km atausebesar 4,29 persen masih tanah dan tidakdirinci. Transportasi udara Jumlah penumpang domestik yangberangkat melalui Bandara HuseinSastranegara, dari bulan Januari sampai denganDesember 2011 tercatat sebanyak 472 147orang dan yang datang sebanyak 476 325orang.Banyaknya bagasi yang dibongkar diBandara Husein Sastranegara Bandung, 3 284739 kg sementara barang yang dibongkarsebesar 126 841 kg. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan target tingkat aksesibilitas jalan 0,99248 % Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dengan target: a. Tingkat ketersediaan prasarana transportasi udara 0,51 % b. Tingkat ketersediaan transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan perairan lainnya 89-100 % Pembangunan jalan, bandara dan pelabuhan menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sehingga mengurangi produksi pangan Sarana jalan yang kurang dilengkapi dengan sarana drainase yang baik menyebabkan genangan banjir di musim hujan karena terhambatnya aliran air Pencemaran udara akibat peningkatan transportasi mengganggu kesehatan penduduk sepanjang jalur jalan Genangan banjir sering terjadi sekitar jalan tol yang melintas dan memotong aliran air hujan (surface run off), karena kurangnya sarana atau kurangnya pemeliharaan saluran drainase Pencemaran udara dari lalu lintas kendaraan meningkatkan kandungan gas rumah kaca Dis. Binamarga Dishub
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 14
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.10. Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Tema Issue Pembangunan Berkelanjutan Gambaran Singkat
Tujuan Target dan Indikator Issue penting
Data baseline
Pemangku kepentingan
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Udara yang mengandung limbah metan dan karbon dioksid selain mengganggu kesehatan juga akan berakumulasi di atmosfer dan menimbulkan efek rumah kaca, sehingga disebut gas rumah kaca (GRK). GRK menyebabkan efek panas cahaya matahari berada dalam atmosfer bumi sehingga menimbulan penguapan air laut dan danau serta waduk. Sebagian akan turun lagi ke bumi dalam bentuk curah hujan. Namu GRK tersebut menyebabkan juga perubahan pola iklim global dan lokal. Indusri yang menggunakan bahan bakar BBM dan batubara akan menimbulkan emisi GRK gas karbon dioksida Demikian juga rumah tangga dan kendaraan yang menggunakan BBM. Sampah dan limbah ternak akan mengeluarkan GRK gas metan dan sedikit karbon dioksid. Demikian juga jerami sisa panen di sawah Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim memiliki target penurunan tingkat penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 5% Pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar untuk industri, transporasi dan rumaah tangga menimbulkan emisi gas rumah kaca berpotensi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan iklim tersebut menyebabkan perubahan waktu musim hujan dan musim kemarau serta intensitas curah hujan Sumber emisi gas rumah kaca adalah sebagai berikut: a. Indusri yang menggunakan bahan bakar b. Transportas c. Rumah tangga,yang berasal dari bahan bakar dan limbah sampah d. Limbah peternakan e. Limbah jerami sisa panen hasil sawah Dinas ESDM Dinas Perhubungan Dinas Perindustrian Dinas Pertanian Dinas Peternakan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 15
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.3. Pelingkupan Pelingkupan issue pembangunan dan issue lingkungan hidup digunakan untuk mengkaji program pembangunan di Provinsi Jawa Barat sebagai berikut: 1) Penataan ruang: pemanfaatan ruang 2) Sumber daya hutan dan lahan: 3) Sumber daya pesisir 4) Sumber daya pangan 5) Sumber daya air 6) Sumber daya energi 7) Lingkungan permukiman 8) Lingkungan industr 9) Perhubungan: 10) Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim:
Peranan tiap issue lingkungan tersebut terhadap program pembangun tidak sama, ada yang berkaitan sangat erat dan ada yang tidak berhubungan sama sekali. Selain itu dampak positif dan dampak negative dari program pembangunan akan dinilai dengan kategori berikut: 1) Nilai 1 tidak berdampak 2) Nilai 2 berdampak sedang 3) Nilai 3 berdampak besar
3.4.Identiifikasi dan Analisa Data Program-program Pembangunan yang berkaitan dengan berbagai issue lingkungan hidup terdapat pada Misi 1, Misi 2 dan Misi 4, yaitu sebanyak 25 program sebagai berikut: 1) Misi 1: Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing, yang meliputi dua program yang berkaitan dengan pengembangan perjumahan dengan lingkungan yang sehat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 16
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
2) Misi 2: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, yang meliputi
6 program yang berkaitan dengan pengembangan pertanian,
peternakan dan perikanan, serta industry kecil dan menengah 3) Misi 4: Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan, yang meliputi 18 program yang berkaitan dengan tata ruang, pengelolaan kawasan hutan dan pesisir, pengembangan sarana permukiman dan sanitasi, pengembangan sarana pengairan dan transportasi
serta pengendalian kerusakan lingkungan
hidup dan bencana alam.
3.4.1. Program pada Misi 1 1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan indikasi kinerja rumah tangga yang menggunakan jamban sehat dan desa atau kelurahan yang melaksanakan sanitasi lingkungan 2) Program Pengembangan Perumahandengan target
rumah layak huni
mencapai 100.000 unit
3.4.2. Program pada Misi 2 1) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian dengan target membuka luas lahan sawah baru 100.000Ha. 2) Program Peningkatan Produksi Pertanian dengan target peningkatan produksi beras, palawija, dan produk-produk peternakan. 3) Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan target
dengan
target peningkatan produksi perikanan budidaya sebanyak 25 %. 4) Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan target peningkatan produksi perikanan tangkap sebanyak 25 %. 5) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan target pengembangan UKM sebanyak 265.425 unit usaha, yang dikelola oleh wirausaha UKM sebanyak 10.623 unit, serta mampu menyerap tenaga kerja 2.625.000 orang. 6) Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 17
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.4.3. Program pada Misi 4 A. Penataan Ruang, Pengelolaan Hutan dan Lahan 1) Program Penataan Ruang, yaitu penyusunan RDTR kabupaten dan kota. 2) Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 3) Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 4) Program Pengelolaan Kawasan Lindung, yaitu pencapaian kawasan lindung 45 % dari luas wilayah. 5) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 6) Program Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut, yaitu rehabilitasi hutan mangrove 15.000 Ha. B. Energi 1) Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi, yaitu pengembangan energi alternative air, surya, biomass, biofuel, angin dan gelombang laut 2) Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas, yaitu pengembangan energi panas bumi atau geothermal. C.Air Tanah, Danau, Sungai dan Waduk 1) Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah yaitu inventarisasi cekungan air tanah. 2) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya yaitu pembangunan waduk dan situ baru. 3) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainny, yaitu pengelolaan situ, mata air dan sungai. 4) Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai, yaitu pengendalian bencana banjir D. Sarana Permukiman 1) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, yaitu penyediaan sarana air minum, drainage dan pengelolaan sampah. 2) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, yaitu penyediaan sarana sampah regional. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 18
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
E.Sarana Transportasi 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan. 2) Program
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu
pembangunan bandara udara di Kabupaten Majalengka dan pelabuhan laut di Cilamaya. 3.4.4. Kondisi Sumber Daya alam dan Lingkungan Hidup Data pembanding untuk mengkaji KLHS RPJMD Jawa Barat antara lain adalah 1) Luas Kawasan Lindung di Jawa Barat berdasarkan Perda No. 22 Tahun 2010, yang menunjukkan luas kawasan tersebut banyak perbedaan apabila dibandingkan dengan luasnya pada RTRW kabupaten dan kota 2) Data produksi perikanan budi daya, yang menunjukkan produksi ikan di kabupaten-kabupatenBandung
Barat,
Cianjur
dan
Purwakarta
menunjukkan waduk - waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur menangung beban pencemaran yang tinggi yang berasal dari limbah pakan ikan 3) Data luas hutan mangrove di wilayah Pesisir Utara Jawa Barat menunjukkan tingkat kerusakannya sangat tinggi, sedangkan rencana konservasinya masih terbatas hanya 15.000 Ha
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 19
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.1. Peta Kawasan Lindung di Jawa Barat
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 20
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.11.Luas Kawasan Lindung di Jawa Barat berdasarkan Perda No. 22 Tahun 2010 Luas Kawasan Lindung (Ha) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kabupaten/ Kota
Kabupaten Bogor Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cianjur Kabupaten Bandung Kabupaten Garut Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Ciamis Kabupaten Kuningan Kabupaten Cirebon Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang Kabupaten Purwakarta Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi Kabupaten Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Kota Cirebon
Jumlah Persentase %
Luas Wilayah (Ha)
Kawasan Budi Daya
298.015,40 417.701,30 358.684,80 176.565,27 309.001,30 267.522,40 281.412,60 122.289,30 105.604,20 131.904,80 156.061,70 207.182,30 215.644,30 96.845,12 191.209,30 128.127,40
43.478,12 50.062,31 51.238,93 52.843,86 93.270,69 17.138,76 5.725,67 9.572,31 7,17 10.144,55 18.528,39 5.595,04 12.644,13 2.561,36 8.601,42 11.449,87
Non Hutan (Ha) 67.967,89 227.682,21 163.984,46 53.373,68 153.202,38 156.351,64 112.487,05 51.970,98 1.412,53 35.266,04 71.782,72 644,26 35.986,51 37.148,54 15.217,16 3.548,65
130.617,28 10.981,58 5.301,05 16.440,12 20.159,01 18.973,00 4.468,39 21.101,42 9.793,34 3.329,72
21.705 0,98 7,00 1188,38 -
42.690 234,50 1.236,70 164,04 6581,29 -
64.395,10 234,50 1.236,70 165,02 7,00 7.769,67 -
15.469,00 445,55 261,05 1.153,79 -
3.704.936,40
415.763,94 11,22
1.238.933,23 33,44
1.654.697,27 44,66
384.289,03 10,37
100
Hutan (Ha)
Jumlah
Jumlah Luas (Ha)
111.446,01 277.744,52 215.223,39 106.217,54 246.473,07 173.490,40 118.212,72 61.543,29 1.419,70 45.410,59 90.311,11 6.239,30 48.630,64 39.709,90 23.818,58 14.998,52
39.685,95 57.302 41.841,56 2.201,33 11.949,95 31.165,40 30.738,66 25.241,90 4.388,81 17.957,04 28.205,67 30.895,88 13.654,09 18.296,13 13.435,27 -
Sumber : RTRWP Jawa Barat 2010
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 21
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.12. Produksi Perikanan Budi Daya di Jawa Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kabupaten / Kota Kab Bogor Kab Sukabumi Kab Cianjur Kab Bandung Kab Garut Kab Tasikmalaya Kab Ciamis Kab Kuningan Kab Cirebon Kab Majalengka Kab Sumedang Kab Indaramayu Kota Subang Kota Purwakarta Kota Karawang Kota Bekasi Kab Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jumlah
Budidaya Air Tawar 56.486,81 2.166,37 80.483,39 8.363,41 39.978,28 37.053,89 22.915,44 9.919,43 1.992,34 6.071,50 5.366,13 51.214,61 19.232,70 110.660,25 3.242,50 1.588,75 30.393,28 3.639,24 1.591,72 2.517,95 127,61 1.086,90 1.712,00 160,00 8.407,87 2.392,74 508.765,11
Budidaya Tambak 0 553,90 192,00 0 147,43 101,88 715,50 0 15.821,03 0 0 101.454,95 14.563,04 0 35.459,30 26.738,84 0 0 0 0 127,42 0 0 0 0 0 195.875,29
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, tahun 2012
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 22
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.2. Peta Budidaya Perikanan Keramba Jaring Apung Waduk Saguling
Gambar 3.3. Peta Budidaya Perikanan Keramba Jaring Apung Waduk Cirata
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 23
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.4. Peta Budidaya Perikanan Keramba Jaring Apung Waduk Jatiluhur
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 24
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel.3.13. Luas Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Utara Jawa Barat
No. 1 2 3 4 5 6
Kabupaten/ Kota Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Subang Kab. Indramayu Kab. Cirebon Kota Cirebon Jumlah
Jumlah Luas 606,00 9.983,93 3.628,80 17.782,06 1.284,30 15,00
Kondisi Hutan Mangrove (Ha) Baik Sedang Rusak
33.298,14
440,00 629,66 1.520,60 82,00 347,00 6,00
3.953,96 765,8 4.210,71 800,00 2,00
166,00 5.400,31 1.340,4 13.489,4 137,30 7,00
3.025,26
9.732,47
20.540,41
Sumber : Buku Pengumpulan Data Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2010.
Tabel 3.14.Luas Mangrove di Wilayah Pesisir Utara Jawa Barat Berdasarkan Citra Satelit Google Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 6
Kabupaten/ Kota Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Subang Kab. Indramayu Kab. Cirebon Kota Cirebon Jumlah
Luas di Hutan (Ha) 329 82 679 165 199,15 16,2 1.470
Luas di Tambak (Ha) 322 163 2.354 196 126,22 1,3 3.163
Jumlah Luas (Ha) 651 245 3.033 361 325 18 4.632
Sumber: Interpretasi citra satelit Google dan pengecekan di lapangan oleh Tim Konsultan Ecoterra Multiplan 2013
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 25
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.5. Peta Pembangunan Infrastruktur di Pantura Jawa Barat
3.5. Pengkajian Issue Lingkungan pada Program Pembanguan Dampak
lingkunganpada
26
program
pembangunan
berdasarkan
berbagai issue sumber daya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dengan nilai dampak positif dan dampak negative dengan penilaian sebagai berikut: nilai 1 berdampak sedikit, nilai 2 berdampak sedang, dan nilai 3 berdampak besar. Hasil penilain tersebut adalah sebagai berikut.
3.5.1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program ini berdampak positif sebagai berikut: a. Peningkatan kesehatan penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut dengan klasifikasi besar (SDM: 3+) b. Peningkatan sanitasi lingkungan sekitarnya juga dengan klasifikasi besar (Sanitasi 3+)
3.5.2.Program Pengembangan Perumahan Program ini berdampak positif sebagai berikut: a. Peningkatan kesehatan penduduk yang tinggal di perumahan tersebut dengan klasifikasi besar (SDM: 3+)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 26
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
b. Peningkatan sanitasi lingkungan sekitarnya juga dengan klasiifikasi besar (Sanitasi 3+)
3.5.3.Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi para petani dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan produksi pangan memenuhi program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi besar (Pangan 3+)
3.5.4. Program Peningkatan Produksi Pertanian Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi para petani dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan produksi pangan memenuhi program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi besar (Pangan 3+)
3.5.5.Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi para pembudidaya
dengan klasifikasi
sedang
(Sosek 2+) b. Peningkatan produksi pangan memenuhi program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi besar (Pangan 3+)
Namun Program ini juga berdampak negative dengan klasifikasi besar (Pencemaran air 3-), karena beban pencemaran air limbah pakan budidaya perikanan keramba jarring apung (KJA) pencemaran
jauh melebihi daya tamping beban
air di waduk-waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur .Kabupaten-
kabupaten Bandung Barat, Cianjur dan Purwakarta menghasilkan ikan budidaya air tawar dari ketiga waduk tersebut sebanyak 43,54% dari jumlah produksi ikan budi daya di Jawa Barat sebanyak 508.765,11 ton/tahun. Jumlah produksi tersebut harus diturunkan dan sebagian dialihkan menjadi ikan budidaya kolam
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 27
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
dan minapadi. Selain itu produksi budidaya tambak dapat ditingkatkan dengan program semi intensif tanpa memperluas lahan tambak.
3.5.6.Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi para nelayan dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan produksi ikan untuk memenuhi program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi besar (Pangan 3+)
3.5.7.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi pemilik UKM dan karyawannya dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia sebagi pengusaha dan tenaga trampil dengan klasifikasi besar (SDM 3+) Namun demikian jumlah usaha UKM dengan tenaga karyawan yang banyak tersebutberdampak sanitasi negative dengan klasifikasi sedang karena menimbulkan beban pencemaran (Sanitasi 2-).
3.5.8.Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi dengan klasifikasi sedang (Sosek 2+) b. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia berkemampuan teknologi dengan klasifikasi sedang (SDM 2+) c. Pengendalian
pencemaran
lingkungan
dengan
klsifikasi
sedang
(Lingkungan industry 2+)
3.5.9.Program Penataan RuangTata ruang Program ini berdampak positif, yaitu: zonasi pemanfaatan ruang wilayah dengan klsifikasi sedang (Tata ruang 2+). Penataan ruang berdasarkan RTRW
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 28
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
masih memerlukan kajian dan revisi berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan sinkronisasi dengan RTRW kabupaten dan kota di Jawa Barat.
3.5.10. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Pengendalian pencemaran air dengan klasifikasi besar (Pencemaran air 3+) b. Peningkatan kualitas air untuk berbagai pemanfaatan sumber daya air, antara lain air air baku, perikanan dan pertanian dengan klsifikasi sedang (Ketersediaan air 2+)
3.5.11. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Program ini berdampak positif,
yaitu pengendalian pencemaran udara
dengan klsifikasi sedang (Udara dan atmosfer 2+). Namun demikian program ini memerlukan perencanaan yang lebih tepat guna, yaitu
sasaran dan target
sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara
3.5.12.Program Pengelolaan Kawasan Lindung Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Konservasi hutan dengan klasifikasi besar (Hutan 3+) b. Peningkatan ketersediaan air untuk berbagai pemanfaatan sumber daya air, antara lain air air baku, perikanan dan pertanian dengan klsifikasi sedang (Ketersediaan air 2+) c. Pengendalian bencana banjir dengan klasifikasi sedang (Bencana 2+) Namun demikian program ini memerlukan kordinasi dan sinkronisasi dengan kabupaten dan kota di Jawa Barat karena pencapaian 43-45% luas kawasan terhadap luas wilayah sangat tergantung pada kondisi setiap wilayah, dimana wilayah perkotaan persentasenya rendah sedangkan wilayah kabupaten jauh lebih tinggi. Luas kawasan lindung pada beberapa kabupaten bahkan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 29
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
ditetapkan menjadi 60-80 % dari luas wilayahnya, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut dan Tasikmalaya. Peraturan RTRW Provinsi Jawa Barat danPeraturan RTRW wilayah kabupaten dan kota perlu disinkronkan dan direvisi . sebagai contoh, RTRW pada PERDA Kabupaten Bandung No.3 Tahun 2008 menetapkan luas Kawasan Lindung terdiri dari Hutan Lindung 30.277,47 Ha dan Hutan Konservasi9.657,42 Ha, lebih rendah dari pada PERDA Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 yang mengatur hutan pada Kawasan Lindung di Kabupaten Bandung 52.843,86Ha.
Tabel 3.15.Luas dan Persentase Kawasan Lindung Beberapa Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan Perda No. 22 Tahun 2010
No. 1 2 3 4 5 6
Kabupaten Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya
Luas Wilayah (Ha) 298.015,40 417.701,30 358.684,80 176.565,27 309.001,30 267.522,40
Persentase Luas Kawasan Lindung (Ha) Luas Non Hutan Kawasan Hutan Jumlah (Ha) Lindung (Ha) 66,49 43.478,12 67.967,89 111.446,01 60,00 50.062,31 227.682,21 277.744,52 60,16 51.238,93 163.984,46 215.223,39 79,76 52.843,86 53.373,68 106.217,54 64,85 93.270,69 153.202,38 246.473,07 66,49 17.138,76 156.351,64 173.490,40
Sumber : Pengolaan data RTRWP Jawa Barat 2010
3.5.13. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Konservasi hutan dengan klasifikasi besar (Hutan 3+) b. Peningkatan ketersediaan air untuk berbagai pemanfaatan sumber daya air, antara lain air air baku, perikanan dan pertanian dengan klsifikasi sedang (Ketersediaan air 2+) c. Pengendalian bencana banjir dengan klasifikasi sedang (Bencana 2+)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 30
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.5.14.Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Konservasi wilayah pesisir dengan klasifikasi sedang (Pesisir 2+) b. Peningkatan ketersediaan pangan yaitu produk ikan dengan klasifikasi sedang (Pangan 2+) Tingkat rehabilitasi mangroveyang rusak dalam Program tersebut adalah 15.000 Ha.Jumlah luas tersebut kurang memadai karena berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat tahun 2010, jumlah luas hutan mangrove di Pantura Jawa Barat semula 33.298,14 Ha, sedangkan luas yang masih baik hanya 3.025,26 Ha. Bahkan analisa citra satelit Google tahun 2013 oleh Tim Konsultan Ecoterra Multiplan menunjukkan sisa hutan mangrove di Pantura Jawa Barat hanya 1.470 Ha dan luas tumbuhan mangrove di tambak rakyat 3.163 Ha.
3.5.15. Program
Pembinaan,
PengembanganKetenagalistrikan
dan
Pemanfaatan Energi Program pengembangan energi alternative yang ramah lingkungan tersebut berdampak positif dengan klasifikasi besarkarena akan menghemat sumber daya energi dari bahan bakar minyak bumi dan batubara. (Energi 3+) 3.5.16.Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas (Geothermal) Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Pengembangan sumber energi baru selain minyak, gas bumi dan batu bara berdampak positif dengan klasifikasi besar (Energi 3+) b. Program tersebut juga meningkatkan ekonomi nasional dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) c. Namun program tersebut berpotensi dampak negative dengan klasifikasi besar karena berada pada kawasan hutan (Hutan 3-)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 31
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.5.17.Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah Program ini berdampak positif dengan klasifikasi kecil karena baru pada tahap pemutahiran data kondisi cekungan air tanah (Ketersediaan air 1+).
3.5.18. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya Target program ini mencakup 260 situ dan waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai, sehingga berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan ketersediaan air baku penduduk dengan klasifikasi besar (Ketersediaan air 3+) c. Peningkatan ketersediaan air pertanian dan perikanan untuk menunjang program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi sedang (Pangan 2+)
3.5.19. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Target program ini tingkat kondisi baik jaringan irigasi 86-90 %, sehingga berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan ketersediaan air baku penduduk dengan klasifikasi besar (Ketersediaan air 3+) c. Peningkatan ketersediaan air pertanian dan perikanan untuk menunjang program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi sedang (Pangan 2+)
3.5.20. Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai Program ini memiliki target tingkat penanganan darurat infrastruktur SDA dan irigasi yang terkena bencana sebesar 100 %, sehingga berdampak positif Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 32
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
dengan
klasifikasi besar (Bencana banjir 3+). Namun
demikian program ini
memerlukan prioritas penajaman penentuan lokasi yang
sering dilandan
genangan banjir.
3.5.21.Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Program ini berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Target cakupan pelayanan air minum 74-75 % berdampak positif dengan klasifikasi besar (Air baku 3+) b. Target cakupan pelayanan air limbah domestik68-69 % berdampak positif untuk
pengendalian
pencemaran
air
dengan
klasifikasi
besar
(Pencemaran air 3+) c. Target cakupan layanan persampahanperkotaan 70-71 % berdampak positif dengan klasifikasi besar (Sanitasi 3+)
3.5.22.Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program ini berdampak positif
dengan klasifikasi besar
karena
memperlancar arus barang dan arus penumpang sehingga meningkatkan ekomi daerah (Sosek 3+). Namun program ini juga berdampak negative , yaitu sebagai berikut: a. Beberapa ruas jalan menggunakan lahan pertanian sehingga beralih fungsi dan berdampak negative terhadap program ketahanan pangan
dngan
klasifikasi sedang (Pangan 2-) b. Beberapa ruas jalan memotong arus aliran air permukaan (surface run off) yang berpotensi banjir apabila tidak didukung sarana pengendalian banjir , sehingga berdampak negative dengan klasifikasi sedang (Banjir 2-)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 33
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.5.23. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya(Waduk) Program pembangunan waduk berdampak positif
dengan klasifikasi
sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan ketersediaan air baku penduduk dengan klasifikasi besar (Ketersediaan air 3+) c. Peningkatan ketersediaan air pertanian dan perikanan untuk menunjang program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi sedang (Pangan 2+) d. Penyediaan energi ramah lingkungan yaitu PLTA dengan klsifikasi besar (Energi 3+) Namun demikian pembangunan waduk tersebut juga berpotensi memiliki dampak negative dengan klasifikasi besar apabila lokasi pembangunannya menyebabkan kepindahan penduduk yang saat ini berada pada rencana lokasi genangan air waduk tersebut (Sosek 3-).
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 34
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.16. Waduk yang Dibangun di Jawa Barat No 1
Dearah Kabupaten Sumedang
2
Kabupaten Bogor
3 4
Kota Depok Kabupaten Ciamis;
5
Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cianjur Kabupaten Bandung
6 7
8
Kabupaten Garut Kabupaten Subang
9
Kabupaten Kuningan Kabupaten Tasikmalaya
10
Waduk Waduk Jatigede Waduk Cipanas Waduk Cipasang Waduk Kadumanik Waduk Cipanas Saat Waduk Ciawi Waduk Narogong Waduk Genteng Waduk Sodong Waduk Tanjung Waduk Parung Badak Waduk Cijurai Waduk Cidurian Waduk Limo Waduk Matenggeng Waduk Sukahurip Waduk Cikembang Waduk Leuwikeris Waduk Citepus Waduk Cileutuh Waduk Cibuni Waduk Sukawarna Waduk Santosa Waduk Patrol Waduk Ciwidey Waduk Cimeta Waduk Cikapundung Waduk Citarik Waduk Tegalluar Waduk Cibatarua Waduk Sadawarna waduk Cilame Waduk Talagaherang Waduk Cipunagara Waduk Kandung Waduk Bodas Waduk Kuningan Waduk Cinunjang Situ Malingping Situ Cibeureum
Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Barat, tahun2013
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 35
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.6. Peta Rencana Infrastruktur Sumber Daya Air RTRW Jawa Barat 2009 - 2029
Gambar 3.7. Peta Rencana Sebaran Lahan Sawah RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029 Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 36
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.5.24.Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya(Saluran Irigasi) Pencapaian Program ini adalah terbangunnya Daerah Irigasi Caringin Kabupaten Sukabumi; Daerah Irigasi Rengrang di Kab. Sumedang dan daerah irigasi strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Target program ini tingkat pengembangan jaringan irigasi
100 %,
sehingga berdampak positif dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Peningkatan ekonomi dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Peningkatan ketersediaan air baku penduduk dengan klasifikasi besar (Ketersediaan air 3+) c. Peningkatan ketersediaan air pertanian dan perikanan untuk menunjang program nasional Ketahanan Pangan dengan klasifikasi sedang (Pangan 2+) 3.6.25.Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Infrastruktur
Permukiman(Persampahan Regional) Pembangunan Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional berdampak
positif
dengan klasifikasi besar
(Sanitasi
3+).Namun demikian, TPPAS sebaiknya dapat dibangun oleh setiap kabupaten dan kota, sehingga tidak saling tergantung dan mencegah dampak social penduduk antar wilayah daerah. TPPAS regional mempunyai potensi dampak negative dengan klasifikasi kecil (Sosek 1-).
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 37
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.17. Lokasi Program Persampahan No 1
Daerah Kab. Bandung
2 3 4
Kab. Bogor Kab.Cirebon Kab. Bandung Barat
5
Kota Cimahi
TPA Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah Regional TPPAS-R TPPAS-R TPPAS-R Tempat Pemrosesan Kompos (TPK) TPPAS-R, revitalisasi
Lokasi Legok Nangka
Nambo Cirebon Raya Sarimukti Leuwigajah
Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Barat, tahun 2013
Gambar 3.8. Peta Rencana Infrastruktur Permukiman RTRW Jawa Barat 2009-2029
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 38
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
3.6.26.Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Pembangunan bandara udara pada ProgramPembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan mempunyai dampak positif dan dampak negative sebagai berikut: a. Dampak positif Sosek dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Dampak negative dengan klasifikasi sedang yang disebabkan alih fungsi lahan pertanian sehingga mengurangi sumber daya pangan (Pangan 2-)
Demikian juga pembangunan pelabuhan laut di Cilamaya pada Program tersebut mempunyai dampak positif dan dampak negative sebagai berikut: a. Dampak positif Sosek dengan klasifikasi besar (Sosek 3+) b. Dampak negative dengan klasifikasi beratyang disebabkan alih fungsi lahan hutan mangrove (Pesisir 3-)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 39
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.9. Peta Rencana Infrastruktur Jalan dan Perhubungan RTRW Jawa Barat 2009-2029
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 40
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.18. Pencapaian Program Pembangunandan Dampak Lingkungan No 1
2 3 4
5 6 7
Program Pembangunan Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pengembangan Perumahan Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian Program Peningkatan Produksi Pertanian
Program Pengembangan Budidaya Perikanan ProgramPengembangan Perikanan Tangkap
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Indikator Kinerja Program 2014-2018 Rumah tangga yang menggunakan jamban sehat (80 %) Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM (75 %) Cakupan rumah layak huni mencapai 100.000 unit (100 %) Jumlah luas lahan sawah baru (100.000Ha) Produksi padi (15 %) 11,27 juta ton th 2013 Produksi palawija (10-25 %) Produksi daging, telur dan susu ton/Ha Peningkatan produksi (25 %) Peningkatan produksi (25 %) Meningkatnya produksi kayu (50 %) Unit hutan rakyat bersertifikasi (6 unit) Jumlah indutri kehutanan yang tertib perijinannya (25 unit) Jumlah industri primer kehutanan (10) Peningkatan produksi kayu olahan ( 50 %)
Evaluasi Dampak Lingkungan SDM: 3+, Sanitasi 3+ SDM: 3+, Sanitasi 3+ Sanitasi 3+, SDM: 3+ Sosek 3+, Pangan 3+ Sosek 3+, Pangan 3+ Sosek 3+, Pangan 3+ Sosek 3+, Pangan 3+ Sosek 2+ Pangan 2+, Pencemaran Air 3Sosek 3+, Pangan 3+ Sosek 3+, Hutan 3+ SDM 3+
Tertib penatausahaan hasil hutan (27 kab/kota) Peningkatan penerimaan retribusi Tahura Ir. H. Djuanda (50 %) Peningkatan produksi aneka usaha kehutanan (50 %) Jumlah obyek wisata alam hutan yang produktif 10 lokasi Jumlah kelompok kerja penunjang imbal jasa lingkungan (10 kelompok) Tingkat partisipasi masyarakat desa sekitar hutan dalam pengelolaan hutan (100 %)
7
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
8
Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Penataan Ruang
9
Jumlah UKM (265.425 unit) Jumlah wirausaha UKM (10.623 unit) Jumlah tenaga kerja UKM (2.625.000 Orang) Pemahaman Industri Ramah Lingkungan (90 %)
SDM 3+, SOSEK 3+, Sanitasi 2-
Tingkat ketersediaan Dokumen RDTR Kab./Kota (100 %) Tingkat Penanganan Raperda KSP Kaw. Strategis Provinsi (100%) Tingkat penyediaan RTH Publik Perkotaan min 20%
Tata ruang/zonasi 2+
Sosek 2+, SDM 2+, Lingkungan industri 1+
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 41
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.18. Pencapaian Program Pembangunan dan Dampak Lingkungan (Lanjutan) No
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program 2014-2018
10
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Program Pengelolaan Kawasan Lindung
status mutu sungai dan waduk dengan tingkat cemar sedang (50 %)
13
Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
14
Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya; Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai
Tingkat rehabilitasi lahan kritis diluar kawasan hutan Negara 100 % Tingkat rehabilitasi lahan kritis di dalam kawasan hutan negara 100 % Tingkat rehabilitasi mangrove (rusak 15.000 Ha): 36 % Tingkat Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT): 6 jenis Air, Surya, Biomass, Biofuel, Angin, Gelombang Lautl Tingkat eksplorasi potensi panas bumi 70 % Tingkat pemutakhiran kondisi CAT (Cekungan Air Tanah); 50 %
11 12
15
16 17
18
19
20
Tingkat penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 7 % Capaian fungsi kawasan lindung terhadap luas wilayah 45 %
Evaluasi Dampak Lingkungan Pencemaran air 3+ Ketersediaan air 3+ Udara dan atmosfer 2+ Hutan 3+ Ketersediaan air 2+ Bencana 2+ Hutan 3+, Air 2+ Pengendalian Bencana 2+ Pesisir 2+, Pangan 2+ Energi 3+
Sosek 3+, Energi 3+, Hutan 3-, Ketersediaan air 1+
Penanganan sumber air berupa, 260 situ/ waduk , 150 mata air , 300 titik sungai
Sosek 3+ Ketersediaan air 3+ Pangan 2+
Tingkat kondisi baik jaringan irigasi Propinsi 86-90 %
Sosek 3+ Ketersediaan air 3+ Pangan 2+
Tingkat penanganan darurat infrastruktur SDA dan irigasi yang terkena bencana alam 100 %
Bencana banjir 3+
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 42
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Tabel 3.18. Pencapaian Program Pembangunan dan Dampak Lingkungan (Lanjutan) No
Program Pembangunan
Indikator Kinerja Program 2014-2018
21
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Cakupan layanan air minum 74-76 %
22 23
24
25
26
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya (Pembangunan Waduk) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya (Pembangunan Saluran Irigasi) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Persampahan Regional) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Cakupan pelayanan air limbah penduduk 68-69 % Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 % Tingkat kinerja drainase permukiman (menurunkan jml kawasan dgn genangan > 30 cm selama 2 jam: % Tingkat sanitasi kawasan kumuh 70-71 % Tingkat Aksesibilitas Jalan 0,99248% Pembangunan 13 Waduk Strategis
Terbangunnya Daerah Irigasi Strategis (DIS) Caringin Kabupaten Sukabumi; DIS Rengrang di Kab. Sumedang dan DIS lainnya: 100 %
Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 %
Evaluasi Dampak Lingkungan Air bersih 3+, SDM 3+ Sanitasi 3+ Pencemaran air 3+
Pangan 2-, Banjir 2 – Sosek 3+ Ketersediaan air 3+ Pangan 2+ Enersi (PLTA) 3+ Sosek 3-penduduk yang direlokSI 3Sosek 3+ Sosek i 3+ Ketersediaan air 3+ Pangan 2+
Sanitasi 3+, Sosek 1-
Tingkat ketersediaan prasarana transportasi udara 0,51 %
Tingkat ketersediaan transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan perairan lainnya 89-100 %
Pangan 2-, Sosek 3+ Pesisir 3-,
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
III - 43