BAB III IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KITAB QIROATI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQUR’AN DI TPQ NURUSSALAM SALAMANIS KANDANG PANJANG PEKALONGAN
A. Gambaran Umum TPQ Nurussalam Salamanis Kandang Panjang Pekalongan 1. Sejarah berdirinya TPQ Nurussalam Berawal pada tahun 2001 dari pengajian rumah, yang awal mula berjumlah 12 orang santri yang merupakan tetangga sekitar dari pendiri TPQ Nurussalam. Pada awal berdiri menggunakan metode Juz Amma dan dilanjutkan dengan Al-Qur‟an. Pengajian tersebut dilaksanakan dengan sorogan yang dipimpin langsung oleh M. Taslim Nafis, yang mana lama kelamaan, program pendidikan santri ini telah mendapat respon yang positif dari masyarakat dalam upaya meningkatkan prestasi akademik mereka. Memang yang menjadi salah satu tujuan didirikannya TPQ Nurussalam adalah untuk mengabdikan masyarakat, disamping itu dengan adanya TPQ Nurussalam diharapkan dapat memaksimalkan anak-anak dukuh salamanis agar bisa lancar dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik dan dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, yang mana dalam penerapannya menggunakan pembelajaran kitab qiroati. Berdasarkan tujuan yang sangat mulia tersebut maka pada tahun awal tahun 2003 pengasuh TPQ mendalami dengan mengikuti diklat dan bintek
41
terkait dengan pembelajaran kitab qiroati yang diadakan langsung oleh
2
pemerintah kota yang narasumbernya dari Depag dan Badan Koordinator (BADKO) TPQ Kota Pekalongan. Sampai akhirnya pada bulan februari 2003, lembaga yang asal mulanya merupakan pengajian milik “Pak Taslim” resmi menjadi TPQ Nurussalam, karena pada saat itu kegiatan belajar AlQur‟an ditempatkan di mushola Nurussalam. Seiring berjalannya waktu, karena semakin banyak santri yang ikut mengaji di TPQ Nurussalam, masyarakatpun merespon dengan baik, masyarakat antusias untuk ikut berpartisipasi mendirikan TPQ, dan Alhamdulillah, dari proses yang panjang dan dengan keistiqomahan pengasuh, pada akhir Desember 2003 didirikanlah gedung khusus untuk TPQ Nurussalam sebagai tempat anak-anak belajar baca-tulis Al-Qur‟an. Yang mana peresmiannya bertepatan dengan peringatan isro‟ mi‟roj yang dihadiri sekaligus diresmikan oleh perwakilan dari Depag kota Pekalongan. Adapun awal mula peralihan dari metode Juz „Amma menjadi metode pembelajaran kitab qiroati, dikarenakan ketertarikan metode pembelajaran Al-Qur‟an yang dirasa lebih praktis dan lebih cepat dalam pembelajaran baca-tulis Al-Qur‟an. Sebelum adanya TPQ Nurussalam ini pernah ada TPQ yang lokasinya berada di dukuh Salamanis juga yang mengajarkan pendidikan Al-Qur‟an akan tetapi menggunakan metode pembelajaran iqro‟. Selama itu pula belum pernah meluluskan anak didik santri lewat wisuda sidang tahsis. Alasan TPQ Nurussalam menggunakan metode pembelajaran kitab qiroati, berbeda dari metode pembelajaran yang sebelumnya adalah, karena dengan menggunakan metode pembelajaran kitab qiroati ini lebih praktis dan lebih mudah dipahami
3
anak dan terbukti mampu meluluskan anak didik santri yang sudah mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Pada tahun ajaran 2007, upaya pengembangan di segala bidang telah dilakukan terutama pengembangan kurikulum, disamping materi pendidikan Al-Qur‟an santri juga diajarkan ekstra tilawah agar anak memiliki keterampilan lebih dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur‟an. dari perkembangan tersebut maka kepercayaan masyarakat semakin tumbuh dan banyak yang mendaftarkan putera-puterinya yang masih berusia dini untuk ikut belajar di TPQ Nurussalam. Saat ini, pada tahun 2015/2016 lembaga ini semakin berkembang dengan semakin banyak santri yang mendaftar dan menyebar, tidak hanya pada masyarakat salamanis saja, namun di luar dukuh salamanis juga ikut mengaji di TPQ Nurussalam. Dan hal itu juga dibuktikan dengan prestasi para santri yang pernah meraih juara pada beberapa ajang perlombaan baik yang diselenggarakan oleh kecamatan maupun tingkat kota.1
2. Visi Misi dan Tujuan berdirinya TPQ Nurussalam Adapun visi, misi dan tujuan berdirinya TPQ Nurussalam adalah sebagai berikut: Visi: Mengembangkan potensi santri agar menjadi generasi Qur‟ani yang sholeh dan berakhlakul karimah. Misi:
1
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi dan Arsip, Pekalongan, 10 April 2016.
4
a. Mencetak generasi Qur‟ani yang mampu membaca Al-Qur;an secara Mujawwad dan Murattal. b. Mengenalkan pendidikan baca-tulis Al-Qur‟an pada masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan berdirinya TPQ Nurussalam adalah sebagai berikut: 1. Mendidik anak agar mampu membaca Al-Qur‟an secara tartil (benar, baik, fasih dan lancar sesuai kaidah ilmu tajwid). 2. Mendidik anak agar memiliki akhlak yang baik. 3. Mengenalkan pentingnya pendidikan Al-Qur‟an pada masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.2 3. Kurikulum TPQ Adapun kurikulum yang digunakan oleh TPQ Nurussalam adalah sebagaimana lembaga TPQ pada umumnya, dengan penambahan dan modifikasi materi tambahan seperti hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari untuk semua jenjang, kurikulum tersebut adalah sebagai berikut: a. Kurikulum TKQ meliputi: Qiroati, hafalan surat pendek, doa sehari-hari, Diniyah (aqidah akhlak dan fiqih), dan fasholatan. b. Kurikulum TPQ meliputi: Qiroati, Ilmu tajwid, imla‟, hafalan surat pendek, doa sehari-hari, Diniyah (aqidah akhlak dan fiqih), dan fasholatan. c. Kurikulum Pasca Jilid Qiroati meliputi: Al-Qur‟an, Amtsilati, Syari‟ati, Aqidati, Al-Aham, Tafsir Al-Mubarok, fasholatan, dan hafalan surat pilihan.3 2
Arsip Buku “Proposal Bantuan Operasional Pemeliharaan TPQ Nurussalam”. Dikutip pada tanggal 10 April 2016
5
4. Struktur Organisasi Kepengurusan TPQ Nurussalam
Struktur organisasi kepengurusan disini adalah penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok yang berkaitan erat dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab pada suatu lembaga atau instansi tersebut. Organisasi dipandang sebagai bentuk hubungan kerja sama yang harmonis dan didasarkan atas tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan. Adanya struktur organisasi yang jelas akan dapat memudahkan untuk melaksanakan tanggung jawab yang dipikulnya, karena pada akhirnya akan menghasilkan bidang-bidang serta job description dari masing-masing bidang. Lembaga TPQ Nurussalam merupakan lembaga yang peneliti gunakan sebagai obyek penelitian. Disamping telah dibentuk susunan personalia dengan jelas, juga dilengkapi job description dan program kerja yang meliputri tugas dan wewenang sebagai pedomandalam pelaksanaan organisasi. Adapun susunan personalia TPQ Nurussalam adalah sebagai berikut:4 SUSUNAN PERSONALIA TPQ NURUSSALAM
3
Pelindung
: Kepala Kelurahan Kandang Panjang
Pengasuh
: M. Taslim Nafis
Penasehat
: M. Taslim Nafis
Ketua
: H. Chadlirun
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
2016. 4
Arsip Buku “Proposal Bantuann Operasional Pemeliharaan TPQ Nurussalam”. Dikutip pada tanggal 10 April 2016
6
Wakil ketua
: Saiful
Sekretaris
: Risyanto
Bendahara
: Khuzaeni
Wakil bendahara : Yuniati Anggota-anggota : 1. Sama‟i 2. Zaenuri 3. Parno.
5. Aktifitas Santri TPQ Nurussalam Proses belajar mangajar santri TPQ Nurussalam dilaksanakan setiap sore hari dalam dua gelombang. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan ruang kelas yang tersedia di TPQ Nurussalam. Gelombang pertama diisi oleh jilid 1, 3, dan 4. Dimulai pada pukul 15.30 sampai dengan pukul 16.30. Gelombang kedua diisi oleh jilid 2, 5, 6 dan ghrorib, beserta Amtsilati. Dimulai pada pukul 16.30 sampai dengan pukul 17.30, yang mana kegiatan belajar mengajarnya dilaksanakan setiap hari kecuali pada hari jum‟at. Rutinitas belajar mengajar santri di TPQ Nurussalam setiap awal pelajaran diisi dengan membaca do‟a-do‟a sebelum belajar. Yang kemudian dilanjutkan dengan mengaji bersama dengan dipandu oleh ustadz ustadzah masing-masing. Selanjutnya aktifitas dilanjutkan dengan pembelajaran AlQur‟an dengan menggunakan metode pembelajaran kitab qiroati yang diklasifikasikan menurut jilid masing-masing. Ustadz/ustadzah menerangkan dan mempraktekkan materi pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu tajwid sebagai penunjang keberhasilan dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik. Dan sebelum menulis, santri diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun
7
menjawab materi pelajaran yang telah disampaikan oleh ustadzah masingmasing. Kemudian pada setiap seminggu sekali diadakan pembelajaran juz Ammah dengan menghafal surat-surat pendek, doa sehari-hari maupun pembelajaran yang berkaitan dengan diniyah seperti fiqih, termasuk praktek dan bacaan-bacaan dalam sholat.5
6. Program Penunjang TPQ Nurussalam Berbagai inovasi untuk mengembangkan lembaga TPQ Nurussalam telah dilakukan termasuk merancang beberapa program penunjang yang secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar santri baik di bidang kegamaan maupun kreatifitas santri, program tersebut antara lain: a. Extra kurikuler Extra kurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dirancang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat anak. Kegiatan ini antara lain: 1) Tilawah 2) Sholawat 3) Fasholatan b. Program kerja Terdapat beberapa program penunjang yang harus diikuti oleh seluruh santri guna menunjang prestasi dan kreatifitas, program tersebut adalah sebagai berikut6:
5
Observasi dan Wawancara dengan Ust. Firza Pratama Putra, Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib di Ruang Kelas/Jilid 6 dan Ghorib TPQ Nurussalam Salamanis Kandang Panjang Pekalongan, 7 April 2016. 6 M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April 2016.
8
TABEL 3.1 PROGRAM PENUNJANG No.
KEGIATAN
PELAKSANAAN
1.
Tilawah
1 x Minggu
2.
Isro‟ Mi‟roj dan Halaqoh Wali Santri
1 x Tahun
3.
Halah bi Halal
1 x Tahun
4.
Doa Bulan Rajab
1 x Tahun
5.
Pembagian Raport
1 x Tahun
6.
Doa Awal & Akhir Tahun Hijriyah
1 x Tahun
7.
Gebyar Muharram
1 x Tahun
8.
Lomba FASI
1 x 2 Tahun
7. Sarana dan Prasarana TPQ Nurussalam Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua jenis pelaksanaan prasarana pendidikan yang dipergunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk memperlancar dan mendukung aktivitas santri di TPQ Nurussalam, maka sangat diperlukan sarana yang memadai. Berbagai fasilitas terutama media belajar santri selalu diupayakan, yaitu: a. Halaman Difungsikan untuk aktivitas santri bermain dengan teman sebaya, saling mengenal dan berbagi ilmu. Sekaligus menjadi tempat kantin
9
santri untuk kebutuhan jajan saat istirahat atau pada saat di luar jam pelajaran. b. Kelas Ruang kelas berfungsi sebagai proses belajar mengajar santri TPQ Nurussalam. Terdiri 5 ruang kelas yang didesain secara variatif dan edukatif
dengan
gambar-gambar
maupun
tulisan
yang
dapat
meningkatkan imajinasi anak. c. Media belajar Media belajar digunakan sebagai penunjang aktivitas santri dalam proses belajar mengajar. Terdapat 5 buah papan tulis, 70 bangku, alat peraga gambar, alat peraga huruf-huruf hijaiyah, serta buku-buku yang berkaitan dengan praktek sholat, doa sehari-hari, dan juz Ammah. d. Toilet
Difungsikan untuk fasilitas guru maupun santri untuk buang air kecil dan sebagainya. Terdapat 2 toilet, masing-masing untuk guru dan santri.7
8. Data Ustadz Ustadzah dan santri TPQ Nurussalam Data lembaga TPQ Nurussalam tahun 2016. 1. Nama TPQ
: Nurussalam
2. Alamat
: Salamanis Rt. 03, Rw. 06, Kandang Panjang Pekalongan
7
3. Jumlah Guru
: Laki-laki 3,
Perempuan 6,
4. Jumlah Santri
: Laki-laki 78, Perempuan 95,
Jumlah 9 Jumlah 173
Arsip Buku “Proposal Perpanjangan Ijin Operasional TPQ Nurussalam”. Dikutip pada tanggal 10 April 2016.
10
Berikut adalah data Ustadz dan Ustadzah TPQ Nurussalam tahun 2016: TABEL 3.2 DATA USTADZ DAN USTADZAH TPQ NURUSSALAM NO
NAMA
ALAMAT
JABATAN
1.
M. Taslim Nafis
Kandang Panjang
Kepala TPQ/Ustadz
2.
Amat Bejo
Kandang Panjang
Admin/TU
3.
Yuniarti
Kandang Panjang
Ust. Jilid 1
4.
Anta Rosyida
Kandang Panjang
Ust. Jilid 2
5.
Yuniati
Kandang Panjang
Ust. Jilid 3
6.
Yeti Khikmawati
Kandang Panjang
Ust. Jilid 4
7.
Lia Tatsirotul Ilah
Kandang Panjang
Ust. Jilid 5
8.
Pratama Firza
Panjang Wetan
Ust. Jilid 6 dan Ghorib
Putra Untuk pembagian mengajar menggunakan sistem guru kelas, sehingga selama satu semester tiap kelas dipegang oleh ustadz/ustadzah tetap, dengan mengajarkan seluruh materi qiroati. Hal tersebut bertujuan agar para ustadz/ustadzah dapat mengatahui perkembangan
atau
peningkatan prestasi tiap individu santri. Dan dari sini maka dituntut profesionalisme dalam mengajar agar tidak terjadi kebosanan pada saat proses belajar mengajar.
11
Adapun data santri TPQ Nurussalam tahun 2016 adalah sebagai berikut8: TABEL 3.3 DATA SANTRI TPQ NURUSSALAM Jumlah Santri
Tingkat/ No.
Keterangan Kelas
L
P
Jml
1.
Jilid 1
10
9
19
Marhalatul Ula
2.
Jilid II
12
18
35
Marhalatul Ula
3.
Jilid III
17
13
32
Marhalatul Ula
4.
Jilid IV
13
16
23
Marhalatul Ula
5.
Jilid V
13
12
20
Marhalatul Ula
6.
Jilid VI
9
20
26
Marhalatul Ula
7.
Amtsilati I
3
8
12
Marhalatul Mutawasithoh
8.
Amtsilati II
2
5
7
Marhalatul Mutawasithoh
Jumlah
78
95
173
B. Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam
8
Arsip Buku “Data Guru dan Murid TPQ Nurussalam Tahun 2016”. Dikutip pada tanggal 10 April 2016.
12
Untuk meningkatkan kualitas belajar membaca Al-Qur‟an, TPQ Nurussalam pada prosesnya menggunakan pembelajaran kitab qiroati untuk mempermudah anak dalam belajar. Selain mempermudah, pembelajaran dengan menggunakan kitab qiroati dirasa juga lebih praktis dan lebih cepat untuk dipahami anak seperti yang telah disampaikan oleh kepala TPQ Nurussalam ketika menjawab pertanyaan peneliti terkait tujuan diterapkannya pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nurussalam berikut ini: “Supaya lebih praktis dan lebih mudah dipahami anak. Dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas membaca anak yang masih kurang”.9 Berdasarkan wawancara dengan ustadz M. Taslim Nafis selaku Kepala TPQ Nurussalam, mengatakan bahwa: “Awal mula proses pembelajaran di TPQ Nurussalam menggunakan metode pembelajaran Juz ‘Amma. Penggunaan metode pembelajaran Juz ‘Amma yang pernah diterapkan oleh kepala TPQ Nurussalam sebenarnya sudah baik, namun membutuhkan waktu yang lama agar santri bisa menguasai bacatulis Al-Qur’an, karena kalau dengan metode Juz ‘Amma santri harus mengeja lebih dulu, sehingga tidak dipraktekkan secara langsung dan kurang praktis. Berbeda dengan setelah diterapkannya pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nurussalam, yang dirasa oleh kepala TPQ lebih praktis dan lebih mudah dipahami anak dengan praktek membaca secara langsung menggunakan kitab qiroati. Terbukti setiap tahunnya TPQ Nurussalam selalu mengadakan wisuda untuk meluluskan anak didik santrinya yang sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dan sebelum pelaksanaan wisuda itu, santri harus ditashih terlebih dahulu oleh bapak Drs. Chumaidi ZM selaku ketua koordinator TPQ kota Pekalongan, sebagai uji kefasihan dalam membaca Al-Qur’an dan sekaligus sebagai syarat untuk bisa mengikuti wisuda. Pembelajaran kitab qiroati ini menggunakan kitab qiroati yang terdiri dari 6 jilid ditambah dengan ghorib, dimana pada setiap jilid dalam kitab Qiroati ini mempunyai tekanan yang berbeda dan tingkat kualitasnya bertahap. Pembelajaran kitab qiroati sangat disiplin dan ketat, ustadz/ustadzahnya diperbolehkan mengajar jika mereka telah bersyahadah (lulus tashih), buku qiroati pun tidak terjual bebas di tokotoko, namun terkoordinir di setiap koordinator cabangnya masing-masing, kualitas bacaan/membaca Al-Qur’an ustadz/ustadzahnya selalu terpantau karena ada tadarrus terlebih dahulu secara bersama”.10 9
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
10
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
2016. 2016.
13
Untuk mengetahui persiapan dalam metode pembelajaran kitab qiroati, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala TPQ, beliau menyatakan bahwa:
“Yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan pembelajaran kitab qiroati adalah kesiapan ustadz ustadzahnya dalam mengajar. Santri dibimbing untuk setiap hari deres agar selalu ada peningkatan dalam bacatulis Al-Qur‟an. Kemudian penggunaan alat peraga atau media, karena dengan adanya media akan membantu kelancaran proses belajar mengajar dikelas. Disamping itu setiap hari setelah proses pembelajaran di TPQ selesai para ustadzah mengadakan evaluasi 15 menit untuk mengevaluasi proses belajar mengajar pada hari itu dan menyiapkan strategi untuk hari selanjutnya”.11 Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran kitab qiroati ada dua tahapan pengajaran, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Tahap klasikal. 2. Tahap individual.12
Sebagaimana
hasil
wawancara
dengan kepala TPQ
yang
mengatakan bahwa: “Ya.. diawali dengan tahap klasikal, lalu dilanjutkan tahap individual, dan menulis sesuai dengan jilidnya masing-masing kecuali untuk pra TK hanya menebali dan mencontoh huruf hijaiyah. Ada juga materi pelajaran praktek dan bacaan sholat dan surat-surat pendek”.13 Seluruh tahapan tersebut bertujuan untuk mencapai target agar dapat membaca Al-Qur‟an dengan tartil (makhraj) dengan sifat huruf yang sebaik mungkin, mampu membaca dengan bacaan tajwid, mengenal bacaan ghorib, mengerti arti bacaan dan praktek sholat, hafal beberapa
11
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
2016. 12
Firza Pratama Putra, Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 April 2016. 13 M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April 2016.
14
surat pendek serta beberapa doa, dan dapat menulis huruf Arab dengan baik. Adapun
metode
penunjang
yang
diterapkan
pada
proses
pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nurussalam adalah menggunakan metode ceramah, metode latihan (drill) dan metode latihan membaca dan menulis yang sekiranya bisa menunjang peningkatan anak dalam belajar. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala TPQ Nurussalam, bahwa: “Menggunakan metode ceramah dan metode latihan membaca dan menulis yang sekiranya bisa menunjang peningkatan anak dalam belajar”.14 Berikut ini adalah isi
dan tahapan materi tajwid yang
diimplementasikan dalam metode pembelajaran kitab qiroati:
TABEL 3.5 ISI KITAB QIROATI NO
JILID/KELAS
1.
PRA TK (41 Pokok
14
2016.
MATERI
MISI
Huruf Hijaiyah
Memberantas bacaan
berharokat fathah.
yang kurang jelas
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
15
Bahasan) 2.
I (39 Pokok Bahasan)
dengan mulut terbuka. 1. Huruf hijaiyah berharokat fathah 2. Bunyi huruf hijaiyah asli
Memberantas bacaan yang kurang jelas (nggremeng) dengan mulut terbuka.
3. Huruf sambung.
3.
II
1. Mad Thobi’i
1. Memberantas bacaan
(13 Pokok
2. Harokat dhummah
Bahasan):
tanwin, kasroh
(nggremeng) dengan
Halaman 1, 6, 11,
tanwin, fathah
mulut terbuka.
13, 16, 20, 23, 24,
tanwin, dhummah,
2. Memberantas bacaan
28, 29, 33, 36, 40.
kasroh, dan fathah
yang asal-asalan,
3. Fathah panjang
yang kurang jelas
dengan membaca
(fathah berdiri yang
harokat dengan
dibaca panjang)
benar.
4. Angka 1-99 5. Huruf د, م, ب, س 6. Ta’ Marbuthah
4.
1. Mad shilah Qashirah
Memberantas bacaan
(13 Pokok
2. Al-Qamariah
yang tawallud
Bahasan):
3. Huruf berharokat
(ndlewer).
III
Halaman 1, 2, 4, 6, 10, 15, 19, 26,
sukun 4. Idzhar Syafawi
16
28, 31, 35, 38, 41 5. Layyin 6. Hukum “Ra” Tafkhim dan Tarqiq 7. Huruf : ع+ ء 8. Angka 21-976.
5.
1. Ikhfa’
Memberantas bacaan
(13 Pokok
2. Mad Wajib Muttasil
yang tidak bertajwid.
Bahasan):
3. Mad Jaiz Munfasil
Halaman 1, 5, 7,
4. Huruf: خ, ح, ش, س
IV
10, 12, 13, 16, 18, 5. Huruf bertasydid 19, 23, 25, 30, 32, 6. Tanda sukun 36, 39
7. Al Syamsiyah 8. Huruf wawu yang tidak dibaca 9. Idghom Mimi 10. Ghunnah 11. Idghom bighunnah 12. Idghom bila ghunnah
6.
V
1. Idghom Bighunnah
Memberantas bacaan
(18 Pokok
(Yang bertemu
yang tidak bertajwid
Bahasan):
dengan وdan )ى
dan tartil.
Halaman 1, 3, 4,
2. Waqaf
17
6, 7, 8, 11 ,12, 14, 3. Mad ‘Arid Lissukun 16, 18, 20, 23, 24, 4. Mad ‘Iwadh 26, 28, 34, 38
5. Tanda tasyid 6. Huruf: ث, ِ ه, غ 7. Lafadhu Jalalah 8. Iqlab 9. Ikhfa Syafawi 10. Qalqalah 11. Idzhar syafawi 12. Mad Lazim Kilmi Mutsaqol
7.
VI
1. Idzhar Khalqi
(1 Pokok Bahasan 2. QS. + latihan
8.
Memberantas bacaan
Ad-dhuha yang tidak bertajwid
sampai QS. Annas
membaca Al-
3. Al-Qur’an
Qur‟an)
pilihan
dan tidak tartil.
surat
Ghorib
1. Tanda waqof
Memperhatikan hukum
(13 Pokok
2. Tanda washol
membaca bacaan-
Bahasan)
3. Nun kecil
bacaan asing yang ada
4. Hukum
membaca didalam Al-Qur‟an.
shod dibaca sin 5. Hukum salasila
membaca
18
6. Hukum
membaca
qowariro 7. Lafadz
panjang
dibaca pendek 8. Idghom mutaqorribain 9. Imalah 10. Saktah 11. Isymam 12. Naql 13. Idzhar wajib
Setiap santri diharuskan menguasai pokok bahasan, dan guru tidak diperkenankan memindahkan ke pokok bahasan berikutnya jika murid belum lancar membaca dan masih banyak salah baca dalam hal bacaan tajwid. Metode pengajarannya dibaca langsung, tidak diurai dan guru tidak menuntut membaca, murid membaca sendiri setiap halaman, setelah guru menjelaskan pokok pelajaran dan memberikan contoh membaca sekedar satu baris.15 Untuk evaluasinya, ulangan cawu dilaksanakan setahun tiga kali dalam waktu empat bulan sekali, yang mana ulangan cawu ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak dalam menerima pelajaran di kelas, baik dari segi teori maupun praktek. Namun lebih
15
Dokumentasi Kitab Qiroati Jilid 1-6, TPQ Nurussalam Salamanis Kandang Panjang Pekalongan, dikutip tanggal 18 April 2016.
19
dominan kepada teori. Ulangan cawu ini tidak menentukan kenaikan jilid, karena pada pembelajaran kitab qiroati kenaikan jilid ditentukan dari kemampuan anak dalam membaca jilid atau Al-Qur‟an dengan benar. Meskipun nilai ulangan cawu yang diperoleh anak sudah baik, akan tetapi kemampuan anak dalam membaca Jilid atau Al-Qur‟an belum lancar, maka anak belum diperbolehkan naik ke Jilid selanjutnya.16
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam
Adapun
faktor
Pendukung
dan
penghambat
Pelaksanaan
Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung Dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an tidak lepas dari faktor-faktor yang dapat mendukung dalam pengembangan pengajarannya. Dari paparan diatas faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode pembelajaran kitab qiroati ini terbantu dengan adanya media atau alat peraga seperti papan tulis, penghapus, kapur, alat peraga huruf hijaiyah, dan termasuk dengan penggunaan kitab qiroati. Kemudian faktor pendukung yang lain adalah muncul dari peserta didik, yaitu: seperti yang telah dikatakan oleh ustadz Firza bahwa:
16
2016.
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
20
“Peserta didik yang mandiri untuk belajar dan mengulang pembelajaran yang diperoleh dari TPQ untuk dipelajari lagi di rumah, hal itu menunjukkan bahwa santri tersebut memiliki keseriusan dalam belajar”.17 Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi dalam belajar, perhatian dan keseriusan dalam dalam mengikuti pelajaran dan lain sebagainya.18 Dengan demikian santri yang dapat menjalankan kewajibannya untuk belajar mandiri, dapat belajar membaca Al-Qur’an dengan baik. Kemudian dari pengajar (Asatidz), untuk mengajarkan kitab Qiro’ati ini tidak sembarang orang yang mengajar karena sebelum mengajar para ustadz-ustadzah harus ditashih terlebih dahulu sehingga santri dapat belajar Al-Qur’an dengan baik dan benar. Kualitas ustadzahnya juga sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar, Untuk itu sudah menjadi faktor pendukung bahwa para pengajar di TPQ Nurussalam telah bersyahadah dengan melalui tashih terlebih dahulu”.19 Selain itu kedisiplinan dari lembaga TPQ, baik itu dari santri maupun ustadz ustadzahnya juga menjadi faktor pendukung, seperti disiplin mengikuti tata tertib dan bekerja dengan giat membuat peserta didik disiplin pula karena ada teladan yang patut untuk dicontoh. Serta tidak
17
Firza Pratama Putra, Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 April 2016. 18 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 17 19 M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April 2016.
21
dapat dipungkiri bahwa lingkungan keluarga juga merupakan faktor pendukung dalam belajar membaca Al-Qur’an. sebab orang tua yang sering mengontrol putera-puterinya dalam hal belajar di rumah maka anak akan lebih mudah mengikuti pembelajaran di TPQ. 2. Faktor Penghambat Dalam keberhasilan suatu pendidikan selain ada beberapa faktor yang ikut mendukung, tentunya juga ada faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Yaitu antara lain dari peserta didik yang malas dan sulit belajar Al-Qur’an di rumah, atau mengulang pembelajaran yang didapat di TPQ yang akhirnya ketika mereka membaca dan mengikuti pembelajaran di TPQ akan mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an. Selain malas untuk mengulang pembelajaran TPQ di rumah, faktor penghambat yang lain adalah masalah kedisiplinan, seperti anak jarang berangkat,
anak
kurang konsentrasi,
anak
suka
bergurau,
tidak
memperhatikan apa yang sudah guru terangkan, atau mungkin memang pemahaman anak yang lambat sehingga dalam menyerap dan menangkap pelajaran juga terhambat. Kemudian selalu ada saja tingkah laku anak untuk mendapatkan perhatian dari guru dan teman-temannya, hal ini menjadi faktor penghambat dalam proses belajar mengajar karena dapat mengganggu konsentrasi belajar santri yang lain.20 Dari pengajar (Asatidz), pengajar di TPQ Nurussalam telah bersyahadah. Namun dalam setiap pembelajaran belum terdapat rencana pelaksanaan pembelajaran 20
yang
terstruktur.
Perencanaan
sangat
dibutuhkan.
Firza Pratama Putra (Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib,) Yudha & Fadhilah (Santri jilid 6 dan Ghorib), Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 April 2016.
22
Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dimana tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang harus disusun oleh guru. Maka semakin kompleks proses pembelajaran, yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.
D. Kemampuan baca-tulis Al-Qur’an para santri di TPQ Nurussalam Di dalam kegiatan proses belajar mengajar, tidak semua santri mampu memahami pelajaran yang telah disampaikan guru dengan mudah. Diantara mereka ada yang menemukan kesulitan dalam belajar. Kesulitan itu bisa disebabkan karena beberapa faktor, seperti:
anak jarang berangkat, anak
kurang konsentrasi, anak suka bergurau, tidak memperhatikan apa yang sudah guru terangkan, atau mungkin memang pemahaman anak yang lambat sehingga dalam menyerap dan menangkap pelajaran juga terhambat.21
Untuk mengatasi faktor kesulitan belajar tersebut, anak diberikan arahan dan bimbingan khusus agar lebih fokus dan dapat memahami pelajaran dengan mudah. Terutama pada anak yang lambat dalam memahami pelajaran, santri dibimbing dan ditelateni secara khusus sampai mampu membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan benar, karena standar peningkatan anak didik santri dilihat dari kemampuan santri dalam membaca dan menulis Al-Qur‟an. Dan indikator keberhasilan belajar santri dapat dilihat dari kemampuan santri yang secara bertahap mampu 21
Firza Pratama Putra, Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 April 2016.
23
naik dari satu jilid ke jilid berikutnya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dimana untuk bisa naik ke jilid selanjutnya, santri harus melalui tes membaca kitab qiroati terlebih dahulu yang diuji langsung oleh Kepala TPQ. Tes membaca kitab qiroati ini juga harus disertai dengan kartu KPBS (Kartu Prestasi Belajar Santri) sebagai patokan untuk mengetahui perkembangan peningkatan anak selama mengikuti kegiatan belajar AlQur‟an di kelas.22 Berdasarkan penilaian buku prestasi atau Kartu Prestasi Belajar Santri (KPBS), kemampuan baca-tulis Al-Qur‟an para santri dikategorikan menjadi empat penilaian sebagai berikut: A = Baik Sekali : mengerti tajwid, tepat makharijul huruf, membaca tanpa ada kesalahan. B = Baik : mengerti tajwid, tepat makharijul huruf, membaca lancar namun sedikit ada kesalahan. C = Cukup : sedikit mengerti tajwid, tepat makharijul huruf, membaca lancar namun sedikit ada kesalahan. D = Kurang (mengulang) : tidak mengerti tajwid, makharijul huruf kurang, membaca tidak lancar. Keterangan: Santri dapat dikatakan “baik sekali” apabila santri telah mampu membaca Jilid atau Al-Qur‟an sesuai tajwid. Artinya, untuk bisa mencapai nilai “A”, santri diharuskan mampu membaca Jilid atau Al-Qur‟an itu 22
Firza Pratama Putra, Wali Kelas/Ust. Jilid 6 dan Ghrorib, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 7 April 2016.
24
dengan mempraktekkan langsung bacaan yang mengandung tajwid. Terutama mampu membedakan cara membaca bacaan mad yang panjang alif/ketukannya lebih panjang dari mad thobi‟i biasa, tepat makhorijul huruf, dan tanpa ada kesalahan dalam membaca. Santri dapat dikatakan “baik” apabila santri telah mampu membaca Jilid atau Al-Qur‟an sesuai tajwid. Artinya, untuk bisa mencapai nilai “B”, santri diharuskan mampu membaca Jilid atau Al-Qur‟an itu dengan mempraktekkan langsung bacaan yang mengandung tajwid. Terutama mampu membedakan cara membaca bacaan mad yang panjang alif/ketukannya lebih panjang dari mad thobi‟i biasa, tepat makhorijul huruf, namun dalam kategori penilaian ini masih ada kesalahan sedikit dalam membaca. Santri dapat dikatakan “Cukup”. Artinya, santri akan mendapatkan nilai “C”, apabila dalam membaca Jilid atau Al-Qur‟an hanya sekedar membaca saja, sedikit menerapkan hukum bacaan tajwid ketika mempraktekkan membaca, tepat makhorijul huruf, namun kurang memperhatikan bacaan-bacaan yang panjang alif/ketukannya lebih panjang dari mad thobi‟i. Kemudian santri dikatakan “mengulang”. Artinya, santri akan mendapatkan nilai “D”, apabila dalam membaca Jilid atau Al-Qur‟an masih belum lancar, masih banyak salah baca dalam menerapkan hukum bacaan tajwid dan makhorijul huruf kurang. Sehingga santri belum dibolehkan naik ke halaman berikutnya sampai santri benar-benar lancar
25
membaca dengan baik pada halaman tersebut. Dan diharapkan mampu memahami dan menerapkan bacaan tajwid pada saat mempraktekkan membaca. Adapun hasil kemampuannya antara santri yang satu dengan santri yang lain berbeda, dalam hal ini seperti yang telah disampaikan oleh M. Taslim Nafis selaku Kepala TPQ, beliau menyatakan bahwa: “Untuk hasil kemampuan baca yang telah dicapai oleh santri dalam mengkhatamkan satu jilid itu berbeda-beda, yakni ada yang khatamnya 2 bulan, 3, 4, 5, 6 bulan bahkan sampai 1 tahun baru bisa khatam qiroati satu jilid. Apabila anak itu rajin masuk, selalu konsentrasi dan lancar dalam membaca kitab qiroati maka anak tersebut dalam satu jilidnya dapat terselesaikan sampai 2 bulan saja, dan bagi anak yang jarang masuk untuk mengkhatamkan satu jilidnya maka bisa sampai 4 bulan bahkan ada yang sampai satu tahun, dalam hal ini tergantung pada masing-masing santri, sehingga anak yang rajin akan cepat selesai sampai pada ghorib, begitu juga dengan sebaliknya”.23 Berdasarkan penilaian ustadz ustadzah dengan menilai kemampuan baca-tulis Al-Qur‟an santri melalui penilaian buku prestasi atau Kartu Prestasi Belajar Santri (KPBS), peneliti sajikan secara per jilid sebagai berikut: TABEL 3.4 Nilai Santri TPQ Nurussalam Jilid 1-6 dan Ghorib Jilid 1, dengan jumlah santri 27. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Cukup
Sekali 1.
23
2016.
Oktaviana
M. Taslim Nafis, Kepala TPQ Nurussalam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10 April
26
2.
Sendie Adelia P.
3.
Yesi Amelia
4.
Lailatus Syarifah
5.
Anggun Citra Irawan
6.
Nadia Kyrana Dewi
7.
Restiaura Syahra
8.
Kyrana Adea L.
9.
Dinda Resti Maleni
10.
Bunga Kirana F.
11.
Nur Mayla Fiziya
12.
Nadhif Fairuz I.
13.
Indrawan Pristya
14.
M. Avan Zamirul F.
15.
M. Deka Setiawan
16.
Maulana Pradipta P.
17.
Dava Ivan Santrio
18.
Abid Helmi K.
19.
Sofie Aulia R.
27
20.
Nur Maulidya T.
21.
Athya Naswa A.
22.
Nur Shiam R.
23.
Septi
24.
Tri Agus Haryo P.
25.
M. Alief Aldo K.
26.
Natasya Agustina P.
27.
Rasya Fajar Adzani
* Nilai baik sekali 8 anak, baik 11 anak, cukup 4 anak dan kurang (mengulang) 4 anak.
Jilid 2, dengan jumlah santri 28. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Cukup
Sekali
1.
Nadia Anggraeni
2.
Vemanda Febrianti
3.
Fitria Oktaviani
4.
Syarafanaya Nuri Y.
5.
Rizki Amalia Syifa
28
6.
Dhea Syafira M.
7.
Nur Aini
8.
Mentari Anggun
9.
Khalizah Farah N.
10.
Vera Herawati
11.
Aisyifa Anisa S.
12.
Shehatul Aniyah
13.
Rahila Eka Putri
14.
Nur A’isyah
15.
Rana Jaya Kusuma
16.
Sukma Aji
17.
M. Yusuf M.
18.
Ramontinade
19.
M. Abdul Azis
20.
Malik Manafi
21.
Roy Bafi
22.
Rafi Maulana
29
23.
Febrian Ade S.
24.
Muhammad munif
25.
Helmi fauzan
26.
Putri Nur Kalisah
27.
Inggih Pangesti
28.
Ramanafa A.
* Nilai baik sekali 8 anak, baik 11 anak, cukup 6 anak dan kurang (mengulang) 3 anak.
Jilid 3, dengan jumlah santri 29. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Cukup
Sekali
1.
Yakup Wibisono
2.
Dina Alishiya H.
3.
Dimas
4.
M. Saiful Ramadhan
5.
Ibnu Rafi Maulana
6.
M. Fadhil
7.
M. Mahfud
30
8.
Ferdy Trimulya
9.
Ilham Hafid
10.
Achmad Maulana R.
11.
M. Zidan Aldiansyah
12.
M. Hidayat
13.
Luky Ariyanto
14.
M. Febriansyah
15.
Fatimatuz Zahro
16.
Fatma Ayu F.
17.
Zia Annisa Amalia
18.
Cindi Aulia
19.
Lia Ramadhani S.
20.
Cahaya Shiva Kirani
21.
Tri Lintang Saputra
22.
Malisa Nofianti
23.
Aisyfa Putri Ardini
24.
Dwi Aji Prasetiono
31
25.
Ega Fauza Arnawa
26.
Fatimatul Inayah
27.
M. Aldo Urfani
28.
Aislinting Amanah
29.
Hardian Adli
* Nilai baik sekali 10 anak, baik 10 anak, cukup 7 anak dan kurang (mengulang) 2 anak. Jilid 4, dengan jumlah santri 27. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Cukup
Sekali
1.
Sinta Nurhayati
2.
Shabita Raya C.
3.
Meiva Nur Sakillah
4.
Ayundha Syavirra
5.
Mareta Seli A.
6.
Mutiara Nur Aini
7.
Diva Triani Okta D.
8.
Yunita Setiana
32
9.
Aulia Rahmawati
10.
Renata Candra H.
11.
Febriani K.
12.
Esal Rafa Andhika
13.
Ega Galih Pratama
14.
Risqul Qorib
15.
M. Rif’an Fadhiyan
16.
Thosa Bagus
17.
M. Zidni Syaerofi
18.
Dika Afrizal
19.
Hanif Maulana F.
20.
Dany Sofiyan
21.
M. Abizar Al Qifary
22.
Ferry Hendrian Syah
23.
Miftahudin
24.
M. Fadli
25.
Amel Ayu Sintiyas
33
26.
Nurul Maghfiroh
27.
Anggita Meiya A.
* Nilai baik sekali 9 anak, baik 10 anak, cukup 5 anak dan kurang (mengulang) 3 anak. Jilid 5, dengan jumlah santri 20. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Cukup
Sekali
1.
Adinda Ananta R.
2.
Viola Salma N.
3.
Sovy Ajeng
4.
Dini Sabrina
5.
M. Fikri Alif Putra
6.
Sekar Kusbianti
7.
Rohmanisah
8.
Tiara Agustin
9.
Rofita D.
10.
Aprilia Ade L.
11.
Ashilah Ayu Riski
34
12.
Sabrina Septiani D.
13.
A. Indra Kurniawan
14.
Herkal Fariddudin
15.
Faisal Erlangga
16.
Aditya Saputra
17.
Krisna Nurul Adha
18.
Christian Vieri
19.
Marko Zikri M.
20.
Afita Aurivio
* Nilai baik sekali 7 anak, baik 6 anak, cukup 5 anak dan kurang (mengulang) 2 anak. Jilid 6 dan Ghrorib, dengan jumlah santri 18. Dengan daftar nilai sebagai berikut: Baik No
Nama
Kurang Baik
Sekali
1.
Musyarofah K.
2.
Trisakti
3.
Dwi Septiyani
4.
Naufal Fattah Iftinan
Cukup
35
5.
Bayu Ramadhani
6.
Fajrul Falah H.
7.
Zasra Kurnia
8.
M Rangga Raditia
9.
Tesar Ardi Ananta
10.
Denis Prayogana
11.
Yudha Setiawan
12.
Dwi Fatimah H.
13.
Zahrotun Nafisah
14.
Desi Triandini
15.
Reva Arif Widianto
16.
Resa Alya Alzazera
17.
Okta Viona R.
18.
Nur Fadhilah
* Nilai baik sekali 8 anak, baik 4 anak, cukup 3 anak dan kurang (mengulang) 3 anak.24
24
Observasi dan Wawancara Pribadi dengan ustadz ustadzah TPQ di TPQ Nurussalam Salamanis Kandang Panjang Pekalongan, 18 April 2016.
36