EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMA FATAHILLAH CILEDUG TANGERANG Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH: AGUNG KURNIAWAN 102011023537
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS X SMA FATAHILLAH CILEDUG TANGERANG. Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh Agung Kurniawan 102011023537
Dibawah Bimbingan
Prof. Dr. Abd Rahman Ghazaly, M.A 19450325 196510 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Agung Kurniawan
Tempat / Tgl. Lahir
: Jakarta, 20 Juni 1984
NIM
: 102011023537
Jurusan / Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Efektifitas Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang
Dosen Pembimbing
: Prof. Dr. Abd. Rahman Ghazaly, MA
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, Agustus 2010 Mahasiswa Ybs.
Materai 6000
Agung Kurniawan NIM. 102011023537
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini dengan judul EFEKTIFITAS TERHADAP
PEMBELAJARAN KEMAMPUAN
BACA
MEMBACA
TULIS
AL-QUR’AN
AL-QUR’AN
SISWA
(BTQ) SMA
FATAHILLAH, CILEDUG TANGERANG dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun dalam penelitan ini penulis menyadari banyak kendala-kendala dan kesulitan yang didapat, namun berkat adanya dorongan, bantuan, nasihat dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada; 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusaan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis haturkan terimaksaih yang telah banyak membantu dalam bidang administrasi dan supportnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazaly, MA, selaku pembimbing yang telah dengan sabar, ikhlas, dan tulus dalam memberikan bimbingan, dan telah mengorbankan waktunya sehingga skripsi ini dapat terwujud.
4. Pimpinan dan staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan. 5. Bapak Hasanuddin A. Ghani,MM, Selaku Kepala Sekolah SMA Fatahillah Ciledug Tangerang, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
6. Ibu Maryani, S. Pd.I, selaku guru bidang studi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) yang setia membantu dan menemani proses penelitian ini. Sehingga penulis dengan mudah menemukan segala informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
7. Kepada kedua orang tua ayahanda (Alm. Rubyo) yang telah mendidik penulis semasa hidupnya, sehingga penulis menjadi seperti sekarang ini. Ibunda (Udi Haryati), tercinta yang telah memberikan do’a dan dorongan semangat baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Kakak-kakakku tercinta (Apriyadi dan Edi Hidayat) dan adikku (Arif Haryadi) terimakasih atas motivasi dan juga pengertiannya selama ini, kalian adik-adik terbaik serta harta yang paling berharga dalam hidupku. I LOVE YOU ALL …….. 9. Untuk teman-teman semua PAI angkatan 2002, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan kalian selama ini, canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penat terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian. 10. Kepada keluarga besar SMA Fatahillah yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi temanteman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis menyatakan sebagai manusia yang tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yag bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Alhamdulillahirrabil alamin Jakarta, Agustus 2010
Agung Kurniawan
ABSTRAK
Agung Kurniawan, “Efektifitas Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri, Jakarta. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar al-Qur’an masih merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan terutama dalam kemampuan membaca al-Qur’an. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar Baca Tulis al-Qur’an adalah dengan penggunaan metode yang sesuai yang dapat dilakukan oleh guru Baca Tulis al-Qur’an dalam kelas. Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode pembelajaran komunikatif, yakni metode musafahah atau bertatap muka secara langsung, tidak hanya sekedar mengandalkan buku dan kitab karena tidak bisa menguraikan ucapan atau dialek yang jarang bahkan tidak pernah diucapkan. Guru bukan sebagai pusat belajar, tetapi sebagai komunikator, dan siswa sebagai komunikan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menela’ah sejauh mana efektifitas penggunakan metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an terhadap kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an. Metode Penelitian yang penulis gunakan bersifat deskriptif analisis korelasional dengan rumus F/N x 100%, kemudian dilanjutkan dengan menngunakan rumus product moment. Penelitian dilakukan di SMA Fatahillah Ciledug Tangerang yang beralokasi di jln. Masjid IX No. 38, Kec. Sudimara Timur, Ciledug Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Fatahillah. Dan sampelnya adalah siswa kelas X SMA Fatahillah. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara metode pembelajaran BTQ terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa, dengan indeks korelasi product moment 0,267, sedangkan tingkat pengaruh yang diperoleh dari metode pembelajaran BTQ dengan kemampuan membaca al-Qur’an siswa adalah 39%
i
ii
EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS X SMA FATAHILLAH CILEDUG TANGERANG. Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh Agung Kurniawan 102011023537
Dibawah Bimbingan
Prof. Dr. Abd Rahman Ghazaly, M.A 19450325 196510 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Aisatun Nikmah
Tempat / Tgl. Lahir
: Lamongan, 4 Agustus 1983
NIM
: 104011000006
Jurusan / Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Peranan Ibadah dalam Mencegah Pergaulan Bebas Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 8 Cakung Jakarta Timur
Dosen Pembimbing
: 1. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag 2. Drs. Aminudin Yaqub, M.Ag
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Desember 2008
Mahasiswa Ybs.
Materai 6000
Aisatun Nikmah NIM. 104011000003
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah di muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kendala-kendala dan kesulitan yang didapat, namun berkat adanya dorongan-dorongan, bantuan, nasihat, dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini dengan judul “EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS X SMA FATAHILLAH, CILEDUG TANGERANG“ dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusaan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis haturkan terima kasih yang telah banyak membantu dalam bidang administrasi dan supportnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. H.
Abdurrahman Ghazaly, MA selaku pembimbing yang telah
dengan sabar, ikhlas, dan tulus dalam memberikan bimbingan, dan telah mengorbankan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Pimpinan dan Staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan. 5. Bapak Hasanudin A. Ghany selaku Kepala Sekolah SMA Fatahillah Ciledug, Tangerang yang telah memberikan kesempatan. 6. Ibu Maryani selaku Guru Bidang Study Baca Tulis aL-Qur’an (BTQ) yang setia membantu penulis dalam proses penelitian. Sehingga Penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 7. Kepada kedua orang tua ayahanda (alm. Rubyo) yang sudah mendidik penulis semasa hidupnya, sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang ini. Ibunda (Udi Haryati), tercinta yang telah memberikan do’a dan dorongan semangat baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8.
Kakakku-kakakku (Apriyadi dan Edi Hidayat) serta adikku (Arif Haryadi) terimakasih atas motivasi dan juga pengertiannya selama ini, kalian saudara terbaikku serta harta yang paling berharga dalam hidupku. I LOVE YOU ALL ……..
9. Teman-teman seperjuangan penulis seluruh PAI angkatan 2002, terima kasih atas bantuan kalian selama ini, canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penat terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian. 10. Kepada keluarga besar SMA Fatahillah Ciledug Tangerang yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi temanteman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis menyatakan sebagai manusia yang tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yag bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Alhamdulillahirrabil alamin Jakarta, Agustus 2008
Agung Kurniawan
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................
i
ABSTRAK...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 6
BAB II
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian................................
7
1. Tujuan Penelitian ................................................................
7
2. Manfaat Penelitian...............................................................
7
E. Metodologi Penelitian .............................................................
7
TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Efektifitas dan Metode ..................................... .......................................................................................... Pe ngertian Efektifitas ............................................................ 10 2. Pengertian Metode............................................................. 12 A. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an ......................................... 14 1. Pengertian Pembelajaran al-Qur’an.................................... 14 2. Baca dan Tulis al-Qur’an................................................... 15 a. Pengertian Ilmu Qira’at ............................................... 15 b. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Qira’at...................... 18 B. Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an ............................ 21 C. Tujuan Mempelajari al-Qur’an ................................................ 27 D. Kemampuan Baca dan Tulis al-Qur’an .................................... 29 1. Pengertian Kemampuan..................................................... 29 2. Kemampuan Membaca al-Qur’an ...................................... 29
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian……………………………….
31
B. Variabel Penelitian………………………………………….
31
C. Populasi dan Sampel………………………………………..
31
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………….
32
E. Teknik Analisis Data……………………………………….
35
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Fatahillah........................................
38
1. Sejarah Singkat SMA Fatahillah.......................................
38
2. Visi, Misi dan Tujuan........................................................
38
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa..............................
39
4. Sarana Prasarana..............................................................
BAB V
41
B. Deskripsi Data……………………………………………..
42
C. Analisa…………………………………………………….
53
D. Interpretasi Data…………………………………………. .
58
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………..
60
B. Saran-Saran…………………………………………….... .. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dan Alasan Pemilihan Judul Al-Qur’an menurut bahasa diambil dari kata kerja “qara’a” yang artinya ia telah membaca, maka perkataan al-Qur’an itu berarti “bacaan” atau “yang dibaca”, al-Qur’an adalah isim masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu “maqrau” artinya “yang dibaca”. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (meneliti isinya, sehingga pekerjaannya itu menjadi ciri dan tanda bagi mereka), dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dengan diam-diam, maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi, agar Allah menyampaikan kepada mereka pahala mereka, dan menambah kepada mereka dari karuniaNya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 35:29,30). Abu Hurairah r.a, ia berkata: Pernah saya mendengar Rasulullah bersabda: "Barang siapa berharap bertemu Allah, maka hendaklah ia menghormati keluarga Allah". Apakah Allah Azza Wajalla mempunyai keluarga? Beliau menjawab: Keluarga Allah di dunia ialah mereka yang membaca Al-Qur'an, ketahuilah, barang siapa menghormati mereka, maka dihormati Allah dan diberikanNya syurga. Dan, barang siapa menghina mereka, maka ia dihinakan oleh Allah, serta dimasukkan ke dalam neraka. Hai Abu Hurairah, tidak ada
1
2
seorang pun di sisi Allah yang lebih mulia dari pada penghafal al-Qur'an selain
para
Nabi.
(Dikutip
dari
Kitab
Durrotun
Nashihin).
Sabda Nabi Muhammad SAW. "Sebaik-baik orang diantara kamu, ialah orang yang belajar al-Qur-an dan mengajarkannya". (HR Usman bin Affan r.a). Dari Umar Ibnu Khatab RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Sesungguhnya dengan al-Qur'an ini Allah mengangkat beberapa bangsa dan merendahkan beberapa bangsa yang lain". (HR. Muslim dan Ibnu Majah). Tidak dipungkiri hampir setiap orang yang membaca al-Qur’an atau mendengar al-Qur’an, setidak-tidaknya pernah mendengar suatu bacaan yang bukan merupakan cara dia membaca atau yang ia baca selama ini. al-Qur’an yang dibaca oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi sampai sekarang tidak hanya mempunyai satu macam cara baca. Karena al-Qur’an mempunyai berbagai macam cara baca (Qira’atul Qur’an) yang juga bersumber dari Nabi. 1 Hal ini bermula dari orang Arab yang mempunyai aneka ragam lahjah (dialek) yang timbul dari fitrah mereka dalam laggam, suara dan huruf-huruf sebagaimana diterangkan secara komprehensip dalam kitab-kitab sastra. Apabila orang Arab berbeda lahjah dalam pengungkapan sesuatu makna dengan beberapa perbedaan tertentu, maka al-Qur’an yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya Muhammad, menyempurnakan makna kemukjizatannya, karena ia mencangkup dengan semua huruf dan wajah qira’ah pilihan diantara lahjah-lahjah itu. Dan ini merupakan salah satu sebab yang memudahkan mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya. 2 Apalagi dalam hal ini, al-Qur’an tidak hanya diturunkan dengan satu bacaan saja tetapi banyak cara membacanya, sebagaimana sabda Nabi:
(
)
1
Muhsin Salim, Ilmu Tajwid Qira’at Ashim tentang Mad Munfashil dengan Qashr Riwayat Hafs Thariq Thayyibatun Nasr, (Jakarta : LBIQ, 2001), h.10. 2 H. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, ( Surabaya: Dunia Islam, 2000), cet. Ke-2, h. 225.
3
Artinya: “Sesungguhnya al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh huruf maka bacalah mana yang mudah dari padanya”. Muslim).
(H.R. Bukhari dan
3
Memperhatikan makna ayat dan hadist diatas, begitu pentingnya setiap individu muslim dapat membaca dan memahami al-Qur’an, serta akan lebih baik lagi bisa menghafalkannya. Terlebih al-Qur’an itu adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam, maka sudah seharusnya, jika kita mengaku seorang muslim, kita mesti dapat menguasai dan mendalami al-Quran sebagai kitab pedoman hidup. Oleh karena itu, marilah kita pelajari dan memahami isi al-Quran, agar kita mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah SWT. Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sains dan teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca al-Qur'an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca al-Qur'an. Akhirnya kebiasaan membaca al-Qur'an ini sudah mulai langka. Yang ada adalah suara-suara radio, TV, Tape Recorder, karaoke, dan lain-lain. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasulullah SAW. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca al-Qur'an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan tercapai. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, Tujuan Pendidikan Nasional disebutkan sebagai berikut: ”Pendidikan nasional 3
227
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Idar al-Thiba’at al-Muniriyyat,t.t), Juz Ke-6, h.
4
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 4 Guru agama sebagai salah satu komponen proses belajar mengajar memiliki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai ”pengajar” yang melakukan transfer of knowledge tetapi juga sebagai pembimbing untuk membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini guru agama yang penulis maksud adalah guru yang mengajarkan baca al-Qur’an di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yakni pada mata pelajaran Baca Tulis al-Qur’an. Pada pengajaran tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pengajaran al-Qur’an masih sangat jarang ditemukan, walaupun ada secara minoritas. Hal ini disebabkan diantaranya oleh faktor minat dan motivasi siswa untuk bisa membaca al-Qur’an. Karena kebutuhan rohaniyah, belum mereka rasakan. Masih banyak ditemukan persepsi siswa tentang belajar al-Quran adalah suatu hal yang kurang penting bahkan bisa dkatakan hal yang amat sulit untuk dipelajari. Selain itu anggapan bahwa belajar baca al-Qur’an tidak bedanya belajar di TPA, yang mereka temukan sebelumnya di tingkat pendidikan mereka, sewaktu mereka kecil. Namun demikian bukan berarti semua siswa SMA tidak bisa membaca al-Qur’an. Tidak dipungkiri banyak siswa SMA notabene dari mereka kurang memahami al-Qur’an, terlebih dalam hal membaca al-Qur’an secara tartil. Di mana bobot pengajaran pendidikan agama yang tidak seimbang, lebih didominasi oleh mata pelajaran umum. Berbeda dengan sekolah yang di bawah Lembaga Departemen Agama seperti Madarasah Aliyah (MA) yang
4 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakakarta: PT.Kloang Klede Putra Timur bekerja sama dengan Koperasi Primer Praja Mukti I Departeman Dalam Negeri,2003),h.6
5
sederajat dengan SMA, porsi materi keagamaan yang mereka terima nampak lebih seimbang. Pengajaran membaca al-Quran di Madrasah Aliyah, ada pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan di SMA kita tidak menemukan itu. Namun bukan berarti siswa SMA tidak sama sekali belajar ilmu-ilmu alQur’an. Maka dari itu melihat fenomena yang nampak seperti ini, SMA Fatahillah mencanangkan suatu pengajaran baru, yang baru berjalan dua tahun ini, walaupun masih masuk kategori mulok (muatan lokal) yakni pengajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ). Diantara tujuan pengajaran BTQ di SMA Fatahillah adalah secara umum sejalan dengan Visi dan Misi sekolah, yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta unggul dari segi IMTAK dan IPTEK. Secara khusus Pengajaran BTQ adalah meningkatkan baca dan tulis al-Qur’an siswa. Dari Pengamatan Peneliti sebelumnya SMA Fatahillah ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)s yang berasaskan keislaman, semua siswa dan tenaga pengajar beragama Islam. Sehingga SMA Fatahillah merupakan salah satu lembaga yang mengkaji studi keislaman, khususnya mengkaji tentang al-Qur’an secara modern sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi. Karena itu penulis tertarik untuk meneliti permasalahanpermasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN “BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ)” TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS X SMA FATAHILLAH, CILEDUG TANGERANG.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan diteliti diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Perhatian siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap pentingnya belajar al-Qur’an yang masih kurang. 2. Jam belajar mata pelajaran agama dibandingkan mata pelajaran umum yang dianggap masih kurang di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
6
3. Metode yang digunakan guru masih banyak yang bersifat konvensional, kurang bervariasi, sehingga pengajaran belum nampak efektif khususnya pada pembelajaran baca al-Qur’an. Minat belajar baca tulis al-Qur’an yang masih kurang.. 4. Belum adanya aplikasi penggunaan kemampuan baca al-Qur’an yang menunjang pembelajaran yang lain. Sehingga siswa tidak merasa butuh terhadap pengajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ). 5. Belajar baca dan tulis al-Qur’an di anggap sebagai suatu yang sulit dan rumit oleh siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah yang akan dibahas, penulis membatasi masalah pada: a. Bagaimana efektifitas metode pengajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) dalam terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang? b. Metode pengajaran seperti apa yang diterapkan guru pada Mata Pelajaran Baca Tulis al-Qur’an pada siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang? c. Apakah dengan adanya pengajaran Baca Tulis al-Qur’an menimbulkan dampak terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang? 2. Perumusan Masalah Untuk mempermudah bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka perlu adanya pembahasan yang difokuskan pada kajian analisis mengenai efektifitas metode pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang. Yang dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2010.
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pokok pembahasan diatas, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektifitas metode pengajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang. 2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru khususnya guru agama guna perbaikan dan meningkatkan perannya di dunia pendidikan. Guru tidak
hanya
bertugas
sebagai
pengajar,
dalam
arti
hanya
menyampaikan ilmu atau bahan tanpa memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang mungkin dialami oleh siswa, hendaknya dari penelitian ini guru dipacu untuk menerapkan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing agar masalah-masalah yang dihadapi siswa terutama dalam hal motivasi dapat diatasi, baik oleh siswa dengan atau tanpa bantuan guru sehingga hasil proses belajar mengajar akan menjadi optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengetahuan ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilm pengetahuan khususnya pengajaran Qiro’at. c. Sebagai bahan masukan penulis ketika lulus dan menjadi guru agama karena jurusan yang digeluti penulis adalah jurusan PAI. d. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan baru, khususnya bagi peneliti dan mahasiswa lain pada umumnya, selain itu pula dapat diharapkan penelitian ini diharapkan menarik minat peneliti lain dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Metodologi Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penlitian deskriftif analisis korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk
8
mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan, yaitu mengenai efektifitas metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca siswa. Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan pencatatan hasil penelitian dalam bentuk angka. Untuk memudahkan dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis, yaitu Field Reseach (penelitian lapangan) dan Library Reseach (penelitian kepustakaan). 1) Field Reseach atau penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan melalui studi lapangan yang dilakukan di SMA Fatahillah Ciledug Tangerang yang dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data, dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai masalah yang sedang diteliti. 2) Untuk melengkapi penulisan skripsi ini, maka penulis juga menggunakan metode Library Reseach atau penelitian kepustakaan yakni mengkaji dan memahami berbagai teori-teori yang berkaitan baik dari buku-buku atau tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan judul skripsi ini sebagai referensi lengkap.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Efektifitas dan Metode 1. Pengertian Efektifitas Kata efektifitas mempunyai beberapa arti. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan tiga arti efektifitas, arti pertama adalah adanya suatu efek, akibatnya, pengaruhnya dan kesannya. Arti yang kedua manjur atau mujarab dan ketiga dapat membawa hasil atau guna. Kata efektif juga diambil dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh, dan kata efektif yang berarti adanya pengaruh atau akibat dari sasuatu. Jadi efektifitas adalah keberpengaruhan atau keberhasilan setelah melakukan sesuatu.1 Secara bahasa efektifitas diambil dari kata ”efek” yang berarti akibat atau pengaruh, sedangkan ”efektif” berarti adanya pengaruh atau adanya akibat serta penekanannya, jadi sesuatu. Jadi efektifitas berarti keberpengaruhan atau
keadaan
berpengaruh
(keberhasilah
setelah
melakukan sesuatu).2 Sedangkan menurut ensiklopedia umum, efektifitas menunjukkan taraf tercapainya turut usaha dikatakan efektif kalau usaha itu menacapai tujuannya. Secara ideal keefektifan adalah pencapaian 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet Ke-7, edisi ke-2, h.250 2 Ibid
9
10
prestasi dari tujuan taraf efektifitas dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti.3 Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus InggrisIndonesia secara etimologi efektifitas berasal dari kata efektif yang artinya berhasil guna.4 The Oxforrd English Dictonary mengartikan efektifitas sbagai The Quality of being effective. In various sebse. Efectivity the quality or state being effectiveand power to be effective. Secara sederhana dapat diartikan sebagi suatu kualitas yang menjadi efektif dalam berbagai hal atau bidang. Efektifitas ialah status mutu menjadi efektif dan menggerakkan untuk bisa efektif.5 Dalam kamus umum bahasa Indonesia efektifitas merupakan keterangan yang artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan. 6 Menurut Dennis Mc. Quail efektifitas secara teori komunikasi berasal dari kata efektif. Artinya terjadinya suatu perubahan atau tindakan, sebagai akibat diterimanya suatu pesan. Dan perubahan terjadinya dalam segi hubungan antara keduanya, yakni pesan yang diterima dan tindakan tersebut.7 Peter. F. Drucker merupakan salah satu tokoh yang memberikan perhatian besar terhadap efektifitas. Menurutnya bahwa efektifitas itu dapat dan harus dipelajari secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk sebuah keahlian yang lahir secara ilmiyah. Efektifitas kerja dapat
3
A. b. Pridodgdo, Hasan Shadily, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta : Kanisius, 1990), Cet Ke-8, h. 296 4 John. M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama, 1990), Cet. Ke-8, h. 207 5 Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford : The Clarendom press, 1978), Vol. III, P. 49 6 Suharto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: PT. Indah 1995), Cet. Ke-1, h. 742 7 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta :Erlangga Pratama, 1992), h.281
11
diwujudkan melalui sebuah rangkaian kerja, latihan yang intens, terarah dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga menghasilakan kretifitas. 8 Sementara itu efektifitas juga menunjukkan taraf tercapainya tujuan. Usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti misalnya: Usaha X, 60% dalam mencapai tujuan Y.9 Dari beberapa pengrtian-pengertian efektifitas diatas dapat disimpulakan, bahwa secara umum efektifitas dapat diartikan sebagai adanya suatu pengaruh, akibat, kesan. Efektifitas tidak hanya sekedar memberi pengaruh atau pesan akan tetapi berkaitan juga dengan keberhasilah tujuan, penetapan standar, profesionalitas, penetapan sasaran, keberadaan program, materi, berkaitan dengan metode atau cara, sarana atau fasilitas dan juga dapat memberikan pengaruh. 2. Pengertian Metode Kata metode berasal dari kata bahasa Jerman ”Methodica” yang artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata ”Methodes” yang artinya jalan, metode yaitu cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dilihat dari ilmu pengetahuan dan sebagainya). 10 Dalam ”Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, terdapat dua pengertian dari metode, yaitu : (1) cara kerja yang bersistem umtuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan, dan (2) cara melaksanakan atau mencapai ilmu pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah yang tepat dan jelas. 11 Sedangkan menurut M. Arifin, metode secara harfiah adalah ” Jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan. Metoda berasal dari kata ”meta” yang berarti melalui dan ”hodos” yang berarti jalan. Namun 8
Peter. F. Drucker, Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efektif,(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1986), h. 5 9 F. X. Suwarto, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka, 1989), Jilid V, E, FX, h. 12 10 H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-1, h. 35 11 M. Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara , 1991), Cet. 1, h. 61
12
pengertian hakekat dari ”metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 12 Kemudian dalam ” Kamus Umum Bahasa Indonesia” menjelaskan bahwa metode mempunyai pengertian sebagai berikut : ”cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud (mengajar dan sebagainya)”.13 Dengan demikian dari berbagai pengertian tersebut dapat difahami bahwa metode merupakan suatu cara yang telah dirancang sebelumnya untuk mencapai sesuatu keinginan agar tecapai dengan baik. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal,yaitu : 1. Kemampuan guru. 2. Siswa 3. Lingkungan. 4. Materi pelajaran. 5. Alat pelajaran. 6. Tujuan yang hendak dicapai. Dari definisi di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa metodologi pembelajaran adalah suatu ilmu yang membicarakan cara atau tekhnik penyajian bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai tujuan, tujuan itu adalah perubahan perilaku positif pada individu yang belajar melalui proses belajar mengajar yang ada. Jika dihubungkan dengan pembelajaran al-Qur’an yang harus disampaikan kepada peserta didik, maka batasannya terletak pada metode atau tekhnik apakah yang lebih cocok digunakan dalam penyampaian materi membaca al-Qur’an tersebut dan prinsip-prinsip pengajaran yang
12 H. M. Arifin, Pendidikan Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, ( Jakarta : Golden Teragon Press, 1998), cet ke-6, h. 43 13 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai Pustaka, 1995), cet ke-14, h. 649
13
bagaimanakah yang seharusnya diterapkan oleh seorang guru dalam kegatan belajar mengajarnya. 14 Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur'an harus menggunakan metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa.
B. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran al-Qur’an Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.15 Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan. 16 Seharusnya pembelajaran bermakna membuat atau menyebabkan orang lain belajar. Belajar sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari
pengalaman-pengalaman.17
Di
kalangan
psikologi
terdapat
keberagaman cara menjelaskan dan mendefinisikan tentang makna belajar. Salah satu definisi yang nyaris disepakati bersama adalah bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Definisi belajar jika dikaitkan dengan perkembangan manusia, belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan manusia memperoleh
hasil
perkembangan
berupa
pengetahuan,
sikap,
keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar. Definisi lain 14 M.Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet ke-1, h. 4 15 Muhaimin M.A, Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h.99 16 Jos D Parera, Linguistik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), h.24-25 17 Fadilah Suralanga,dkk.,Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Jakarta:UIN Press,2005),cet.1,h.60
14
mengatakan belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning mengemukakan. ”belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”. Menurut Morgan, dalam buku Introduction to psychology mengemukakan: ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.” Sedangkan menurut Witherington, dalam buku educational psychology mengemukakan : ”belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. ” Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktek atau pengalaman, menyangkut aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. 2. Baca dan Tulis al-Qur’an a. Pengertian Qira’at Hampir setiap orang yang membaca al-Qur’an atau mendengar bacaan al-Qur’an, setidak tidaknya pernah mendengar suatu bacaan yang bukan merupakan cara dia membaca atau yang ia baca selama ini. AlQur’an yang dibaca oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi sampai sekarang tidak hanya mempunyai satu macam cara baca. Al-Qur’an mempunyai berbagai macam cara baca (Qira’atul Qur’an) yang bersumber dari Nabi.
15
Menurut bahasa, kata
adalah jama dari
yang berarti
(satu cara membaca). Kata qira’ah merupakan mashdar dari fiil
-
menjadi
.
Sedangkan menurut istilah, ilmu qira’at adalah suatu pengetahuan yang dengan pengetahuan itu orang dapat mengetahui tata cara membaca kata atau kalimat al-Qur’an baik yang dibaca dengan cara yang sama maupun cara yang dibaca secara berbeda (oleh para qurra’) yang disandarkan kepada orang yang memindahkannya (menyampaikannya) kepada kita.18 Ilmu qira’at adalah ilmu yang membahas bermacam-macam bacaan (qiraat) yang diterima dari Nabi saw, dan menjelaskan sanad serta penerimanya dari Nabi saw,. Dalam ilmu ini, diungkapkan qiraat yang sahih dan yang tidak sahih19 seraya menishbatkan setiap wajah bacaannya kepada seorang imam qiraat.20 Adapun
secara
terminologis,
qiraat
mempunyai
beberapa
pengertian dianatarnya di ungkap oleh Ibnu Al- Jauzi dalam kitab Munjid al-Miqri’in sebagaimana dikutip Abu Djalal:
Artinya: ”Qiraat adalah ilmu mengenai cara mengucapkan kalimatkalimat al-Qur’an dan perbedaan-perbeaanyya.”21 Sedangkan menurut Imam AL-Zarkasyi :
18
Muhsin Salim, Ilmu Qiraat Tujuh : Bacaan Al-Qur’an Menurut Tujuh Imam Qiraat Dalam Thariq Asy Stathibiyyah,h.20 19 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), Jilid IV, h.142 20 Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap,h.9 21 Abdul Djalal, ’Ulum al-Qur’an, (Surabaya : Dunia Ilmu, 2000), cet. Ke-2, h. 325
16
Artinya: ”Perbedaan lafaz-lafaz al-Qur’an yang disebutkan, baik yang menyangkut huruf-hurufnya, maupun cara pengucapan hurufhuruf tersebut seperti sukun, tasydid, dan sebagainya.” Tampaknya pengertian qira’at yang dikemukakan oleh Imam alZarkasyi diatas hanya terbatas pada lafaz-lafaz al-Qur’an yang memiliki perebedaan qiraat. Sementara itu sebagian ulama mendefinisikannya dalam lingkup yang lebih luas, yaitu mencangkup lafaz-lafaz al-Qur’an yang tidak memiliki perbedaan qira’at. Artinya lafal-lafal al-Qur’an tersebut mittafiq ’alaih ( disepakati ) bacaannya oleh para ahli qiraat.22 Sehubungan dengan ini al-Dimyati sebagaimana dikutip oleh Dr. Abdul Hadi al-Fadli mengemukakan sebagai berikut:
:
Artinya: ”Qiraat yaitu suatu ilmu untuk mengetahui cara penguacapan lafal-lafal al-Qur’an baik yang disepakati maupun diikhtilafkan oleh para ahli qiraat, seperti al-hadz (membuang huruf), al-itsbat (menetapkan huruf), al-tahrik (memeberi harakat) ,al-taskin (memberi tanda sukun), al-fasl (memisahkan huruf), al-wasl (menyambungkan huruf), al-ibdal (menggantikan huruf atau lafaz tertentu),
dan
lain-lain
yang
diperoleh
melalui
indera
23
pendengaran.”
Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa qira’at al-Qur’an berasal dari Nabi saw. Melalui al-naql dan al-sima’i. Adapun yan dimaksud dengan al-sima’i yaitu bahwa qira’at al-Qur’an itu diperoleh 22 Hasanuddin AF., Pebedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbat Hukum dalam al-Qur’an (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), cet. Ke-1, h. 112 23 Abdul Hadi al-Fadli, al-Qiraat al-Qur’aniyyat ,(Beirut : Dar al-Majma’ ’Ilmi, 1979), h.63
17
melalui dengan cara langsung mendengar dari bacaan Nabi Muhammad saw. Sedangkan al-naql yaitu diperoleh melalui riwayat yang menyatakan bahwa qiraat Al-Qur’an itu dibacakan di hadapan nabi Muhammad saw kemudian beliau membenarkannya. Imam al-Zarqani dalam buku Manhanil al-’Irfan mendefinisikan qiraat sebagai berikut:
:
Artinya: ”Qiraat ialah suat cara membaca al-Qur’an yang dipilih oleh salah seorang imam ahli qira’ah yang berbeda dengan cara orang lain dalam mengucapkan al-Qur’an al-Karim, sekalipun riwayat (sanad) dan jalannya sama.”24 Adapun sebagian ulama menyimpulkan macam-macam qira’at menjadi enam macam : a. Mutawatir , yaitu qiraat yang dinukil oleh sejumlah besar periwayat yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. b. Masyhur, yaitu qiraat yang shahih sanadnya tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. c. Ahad, yaitu qiraat yang shahih sanadnya tetapi menyalahi ragam Usmani, menyalahi kaidah bahasa Arab. d. Syaz, yaitu qira’at yang tidak sahih sanadnya e. Maudu, yaitu qira’at yang tidak ada asalnya. f. Mudraj, yaitu yang ditambahkan ke dalam qiraat sebagai penafsiran. 25
24 Muhammad abd al-’Adzim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi ’Ulumil Qur’an, (Mesir, Dar al-Ihya al-Kutub al-’Arabiyyah, 1988), Jilid I, h. 412 25
Manna Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al- Qur’an ,h. 256-257
18
b. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Qira’at Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, perhatian umat terhadap kitab al-Qur’an ialah memperoleh ayat-ayat al-Qur’an itu, dengan mendengarkan, membaca, dan menghafalnya secara lisan dari mulut ke mulut. Dari Nabi kepada sahabat, dari sahabat yang satu kepada sahabat yang lain, dan dari seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain.26 Sahabat-sahabat
Nabi terdiri beberapa golongan.
Tiap-tiap
golongan itu mempunyai lahjah (bunyi atau suara) yang berlainan satu sama
lainnya.
Memaksa
mereka
menyebut
pembacaan
atau
membunyikannya dengan dengan lahjah yang tidak mereka biasakan, suatu hal yang menyukarkan. Maka untuk mewujudkan kemudahan, Allah yang Maha Bijaksana menurunkan dengan lahjah-lahjah yang biasa dipakai oleh golongan Quraisy dan oleh golongan-golongan yang lain di tanah Arab.27 Namun pada periode pertama, al-Qur’an belum dibukukan, sehingga dasar pembacaan dan pelajarannya adalah masih secara lisan (tanpa tulisan). Pedomannya adalah Nabi dan para sahabat serta orangorang yang hafal al-Qur’an. Hal ini berlangsung terus sampai pada masa sahabat, masa pemerintahan khlaifah Abu Bakar dan Umar RA. Pada masa mereka, kitab al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushaf. Pembukuan al-Qur’an tersebut merupakan ikhtiar khalifah Abu Bakar RA atas inisiatif Umar Bin Khattab RA. Pada masa pemerintahan khalifah Utsman Bin Affan RA, mushaf al-Qur’an itu disalin dan dibuat banyak, serta dikirim ke daerah-daerah Islam yang pada waktu itu sudah menyebar luas guna menjadi pedoman bacaan pelajaran dan hafalan al-Qur’an. Hal ini diupayakan Khalifah Utsman, karena pada waktu ada perselisihan sesama kaum muslimin di 26
H. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an...h. 330 Hasbi Ash Siddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an atau Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang, 1972,), h. 76 27
19
daerah Azzerbeijan mengenai bacaan al-Qur’an. Perselisihan tersebut hampir saja menimbulkan perang saudara sesama umat Islam. Sebab mereka berlainan ketika menerima ayat al-Qur’an karena oleh Nabi diajarkan bacaan yang relevan dengan dialek mereka masing-masing. Tetapi karena tidak memahami maksud dan tujuan Nabi yang demikian, lalu tiap-tiap suku atau golongan menganggap hanya bacaan mereka sendiri
yang
benar,
sedang
bacaan
yang
lain
salah,
sehingga
mengakibatkan perselisihan. Inilah pangkal perbedaan qira’ah dan tonggak sejarah tumbuhnya ilmu qira’ah. Untuk memadamkan perselisihan itu, khalifah Utsman mengadakan penyalinan mushaf al-Qur’an dan mengirimkannya berbagai daerah, sehingga bisa mempersatukan kembali perpecahan umat Islam. Tentunya, bacaan al-Qur’an di daerah-daerah tersebut mengacu pada mushaf yang dikirim oleh khalifah Utsman tadi. Mushaf-mushaf yang dikirimoleh khalifah Utsman seluruhnya sama, karena semuanya berasal dari beliau.28 Hingga kini, bangsa Arab yang terdahulu mempunyai berbagai macam lahjah (dialek) yang beragam antara satu kabilah dan kabilah lain, baik dari segi intonasi, bunyi maupun hurufnya, namun bahasa Quraisy mempunyai kelebihan dan keistimewaan tersendiri, dan lebih tinggi dari pada bahasa dan dialek yang lain. Banyak faktor yang membuat bahasa quraisy lebih dominan diantara bahasa-bahasa Arab lainnya, antara lain, karena orang quraisy berdampingan dengan baitullah, menjadi pengabdi urusan haji, membangun Masjidil Haram, dan tempat persinggahan dalam perniagaan. Oleh karena itu wajarlah apabila al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Quraisy kepada seorang rasul yang quraisy pula, agar dapat menjinakkan orang-orang Arab dan mewujudkan kemukjizatan al-Qur’an yang tidak bisa mereka tandingi. Oleh karena perbedaan dan keragaman dialek-dialek bangsa Arab tersebut, maka al-Qur’an diwahyukan Allah swt kepada Rasulullah 28
H. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an...h. 331
20
Muhammad saw akan menjadi sempurna kemukjizatannya apabila ia dapat menampung
berbagai dialek dan
menghafal dan memahaminya.
macam-macam cara
membaca,
29
C. Metode Pembelajaran Baca dan Tulis al-Qur’an (oleh Komari alMuqoddimah)30 Metode-metode pembelajaran baca tulis al-Qur'an telah banyak berkembang di Indonesia sejak lama. Tiap-tiap metode dikembangkan berdasarkan karakteristiknya.
1. Metode Baghdadiyah Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, berasal dari Baghdad masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air. Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, Qoidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. Tiga puluh huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak dan berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat. Beberapa kelebihan Qoidah Baghdadiyah antara lain : a. Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
29 Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh, (Jakarta: Institut PTIQ dan Institut Ilmu AlQur’an (IIQ) Jakarta dan Darul Ulum Press), Jilid II, h. 1 30 Komari al-Muqoddimah , Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an, dari WWW.Wahdah.Or.Id/WIS/Images/stories, pada 20 Agustus 2010
21
b. Tiga puluh huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema sentral. c. Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi. d. Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri. e. Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah. Beberapa kekurangan Qoidah baghdadiyah antara lain : a. Qoidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil. b. Penyajian materi terkesan menjemukan. c. Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa. d. Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca al-Qur'an.
2. Metode Iqro’. Metode Iqro’ disusun oleh Bapak As'ad Humam dari Kota Gede Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM ( Angkatan Muda Mesjid dan Mushallah) Yogyakarta dengan membuka TK Al-Qur'an dan TP AlQur'an. Metode Iqro’ semakin berkembang dan menyebar merata di Indonesia setelah Munas DPP BKPMI di Surabaya yang menjadikan TK al-Qur'an
dan
metode
Iqro’
sebagai
sebagai
program
utama
perjuangannya. Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang memikat perhatian anak TK Al-Qur'an. 10 sifat buku Iqro’ adalah : a. Bacaan langsung. b. CBSA c. Privat d. Modul e. Asistensi f. Praktis g. Disusun secara lengkap dan sempurna
22
h. Variatif i. Komunikatif j. Fleksibel Bentuk-bentuk pengajaran dengan metode Iqro’ antara lain : a. TK al-Qur'an b. TP al-Qur'an c. Digunakan pada pengajian anak-anak di mesjid/mushallah d. Menjadi materi dalam kursus baca tulis al-Qur'an e. Menjadi program ekstrakurikuler sekolah f. Digunakan di Majelis-Majelis Taklim
3. Metode Qiro’ati Metode baca al-Qu’ran Qira'ati ditemukan KH. Dachlan Salim Zarkasyi dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari al-Qur'an secara cepat dan mudah.. Kiai Dachlan yang mulai mengajar al-Qur'an pada 1963, merasa metode baca al-Qur'an yang ada belum memadai. Misalnya metode Qa'idah Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tepat, red.) Kiai Dachlan kemudian menerbitkan enam jilid buku Pelajaran Membaca al-Qur'an untuk TK al-Qur'an untuk anak usia 4-6 tahun pada l Juli 1986. Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dachlan berwasiat, supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode Qira'ati. Tapi semua orang boleh diajar dengan metode Qira'ati. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qiraati kian diperluas. Kini ada Qiraati untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan untuk mahasiswa. Secara umum metode pengajaran Qiro’ati adalah : a. Klasikal dan privat
23
b.Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA) c. Siswa membaca tanpa mengeja. d. Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat.
4. Metode al-Barqy Metode al-Barqy dapat dinilai sebagai metode cepat membaca alQur'an yang paling awal. Metode ini ditemukan Sunan Ampel Surabaya, Muhadjir Sulthon pada 1965. Awalnya, dosen Fakultas Adab IAIN alBarqy diperuntukkan bagi siswa SD Islam at-Tarbiyah,Surabaya. Siswa yang belajar metode ini lebih cepat mampu membaca al-Qur'an. Muhadjir lantas membukukan metodenya pada 1978, dengan judul Cara Cepat Mempelajari Bacaan al-Qur'an al-Barqy. Muhadjir Sulthon Manajemen (MSM) merupakan lembaga yang didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan buta Baca dan Tulis al-Qur’an dan Membaca Huruf Latin. Berpusat di Surabaya, dan telah mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesia, Singapura & Malaysia. Metode ini disebut ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf / suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama RI. Metode ini diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan lupa sehingga
secara
langsung
dapat
MEMPERMUDAH
dan
MEMPERCEPAT anak/siswa belajar membaca. Waktu untuk belajar membaca al-Qur’an menjadi semakin singkat. Keuntungan yang di dapat dengan menggunakan metode ini adalah:
24
a. Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan lebih baik, bisa menambah penghasilan di waktu luang dengan keahlian yang dipelajari), b. Bagi Murid (Murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan mengusainya dalam waktu singkat, hanya satu level sehingga biayanya lebih murah), c. Bagi Sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan sekolah lain).
5. Metode Tilawati. Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim terdiri dari Drs.H. Hasan Sadzili, Drs H. Ali Muaffa dkk. Kemudian dikembangkan oleh Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Metode Tilawati dikembangkan untuk menjawab permasalahan yang berkembang di TKTPA, antara lain : Mutu Pendidikan
: Kualitas santri lulusan TK/TP al-Qur’an belum sesuai dengan target.
Metode Pembelajaran : Metode pembelajaran masih belum menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sehingga proses belajar tidak efektif. Pendanaan
: Tidak adanya keseimbangan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran.
Waktu pendidikan
: Waktu pendidikan masih terlalu lama sehingga banyak santri drop out sebelum khatam al-Qur'an.
Kelas TQA Pasca TPA TQA: belum bisa terlaksana. Metode Tilawati memberikan jaminan kualitas bagi santrisantrinya, antara lain : a. Santri mampu membaca al-Qur'an dengan tartil. b. Santri mampu membenarkan bacaan al-Qur'an yang salah.
25
c. Ketuntasan belajar santri secara individu 70 % dan secara kelompok 80%. Prinsip-prinsip pembelajaran Tilawati : a. Disampaikan dengan praktis. b. Menggunakan lagu Rost. c. Menggunakan pendekatan klasikal dan individu secara seimbang.
6. Metode Iqro’ Dewasa
7. Metode Iqro’ Terpadu Kedua metode ini disusun oleh Drs. Tasrifin Karim dari Kalimantan Selatan. Iqro’ terpadu merupakan penyempurnaan dari Iqro’ Dewasa. Kelebihan Iqro’ Terpadu dibandingkan dengan Iqro’ Dewasa antara lain bahwa Iqro’ Dewasa dengan pola 20 kali pertemuan sedangkan Iqro’ Terpadu hanya 10 kali pertemuan dan dilengkapi dengan latihan membaca dan menulis. Kedua metode ini diperuntukkan bagi orang dewasa. Prinsip-prinsip pengajarannya seperti yang dikembangkan pada TK-TP al-Qur'an.
8. Metode Iqro’ Klasikal Metode ini dikembangkan oleh Tim Tadarrus AMM Yogyakarta sebagai pemampatan dari buku Iqro’ 6 jilid. Iqro’ Klasikal diperuntukkan bagi siswa SD/MI, yang diajarkan secara klasikal dan mengacu pada kurikulum sekolah formal.
9. Dirosa ( Dirasah Orang Dewasa ) Dirosa merupakan sistem pembinaan islam berkelanjutan yang diawali dengan belajar baca al-Qur’an. Panduan Baca al-Qur’an pada Dirosa disusun tahun 2006 yang dikembangkan Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus orang dewasa dengan sistem klasikal 20 kali pertemuan.
26
Buku panduan ini lahir dari sebuah proses yang panjang, dari sebuah perjalanan pengajaran al-Qur'an di kalangan ibu-ibu yang dialami sendiri oleh Pencetus dan Penulis buku ini. Telah terjadi proses pencarian format yang terbaik pada pengajaran al-Qur'an di kalangan ibu-ibu selama kurang lebih 15 tahun dengan berganti-ganti metode. Dan akhirnya ditemukanlah satu format yang sementara dianggap paling ideal, paling baik dan efektif yaitu memadukan pembelajaran baca al-Qur'an dengan pengenalan dasar-dasar keislaman. Buku panduan belajar baca AlQur'annya disusun tahun 2006. Sedangkan buku-buku penunjangnya juga yang dipakai pada santri TK-TP al-Qur'an. Panduan Dirosa sudah mulai berkembang di daerah-daerah, baik Sulawesi, Kalimantan maupun beberapa daerah kepulauan Maluku, yang dibawa oleh para Da’i. Secara garis besar metode pengajarannya adalah Baca-Tunjuk-Simak-Ulang,
yaitu
pembina
membacakan,
peserta
menunjuk tulisan, mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan tadi. Tehnik ini dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga bacaan dari sesama peserta. Semakin banyak mendengar dan mengulang, semakin besar kemungkinan untuk bisa baca al-Qur'an lebih cepat.
10. PQOD ( Pendidikan Qur’an Orang Dewasa ) Dikembangkan oleh Bagian dakwah LM DPP WI, yang hingga saat ini belum diekspos keluar. Diajarkan di kalangan anggota Majlis Taklim dan satu paket dengan kursus Tartil Al-Qur'an .
D. Tujuan Mempelajari al-Qur’an 1. Urgensi Mempelajari Al-Qur’an untuk ibadah Al-Qur’an Adalah Kitabullah, yang membacanya bernilai ibadah. Tidak seperti bacaan lain, membaca al-Qur’an, baik mengerti atau tidak artinya, dinilai sebagai ibadah di sisi Allah SWT.
27
hal yang harus diperhatikan seperti halnya ketika zaman Rasulullah,
beliau
pengumpulannya,
menjaga
kemurnian
penulisannya
hingga
al-Qur’an
mulai
penghafalnya.
Hal
dari ini
Rasulullah lakukan semata-mata bertujuan untuk menjaga kemurnian al-Qur’an dari hasutan orang-orang yang menghendaki agama Islam hancur. Allah pun berfirman tentang kewajiban menjaga kemurnian alQur’an sebagaimana tertulis pada surat Al-Hijr:
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Tujuan yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah, sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegas kan oleh al-Qur’an dalam surat Adz-Dzariyat : 56
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 31 Mempelajari dan memahami al-Qur’an serta mengajarkannya adalah ibadah yang sangat tinggi nilainya. Adapun yang memelihara hafalan a l-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan akan mendapatkan kedudukan mulia di surga sesuai dengan tingkat hafalan dan amalannya. 2. Urgensi Mempelajari Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup Al-Qur’anul Karim merupakan mukjizat umat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. AlQur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad s.a.w. untuk
31
172
Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an”, ( Bandung : MIzan, 1994), cet. Ke- XIX, h.
28
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Allah secara tegas menyebut bahwa tujuan diturunkannya alQur’an adalah sebagai petunjuk bagi kehidupan seluruh umat manusia. Allah berfirman dalam QS. aL-Baqarah: 185
E. Kemampuan Baca dan Tulis Al-Qur’an A. Pengertian Kemampuan (skill) Kemampuan identik dengan sebuah skill (keterampilan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi pengertian keteranpilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tiugas.32 Sedangkan secara terminologi, keterampilan adalah kemampuan yang hanya bisa didapatkan dari lembaga pendidikan yang relevan dan bukan semata-mata karena pembawaan. Dalam pengertian lain keterampilan adalah kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari beberapa kompetensi yang dimiliki seseorang secara utuh dan menyeluruh. 33 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan adalah kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seseorang, yang didapatkan melalui proses latihan dari lembaga pendidikan yang relevan dan bukan semata-mata karena pembawaan.
B.
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Beberapa
hal yang
perlu
dilakukan dalam
meningkatkan
kemampuan tilawah kurang lebih sebagai berikut:
32 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar...,h. 1337 33 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT.Remaja Rosadakarya, 2005), cet ke-3, h. 69
29
1. Memahami pentingnya membaca Al Quran secara tartil. Imam Ibnu Al Jazari mengatakan, “Al Quran diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah saw melalui malaikat Jibril dengan tajwid. Maka barangsiapa membacanya tanpa tajwid, ia berdosa.” 2. Menghadirkan niat untuk memiliki kemampuan tilawah yang baik. Jika ada ustadz yang mengajarkan anda sekali-kali jalan ke mall untuk memperbaiki selera, mengkhayalkan punya rumah mewah dan pesawat jet pribadi, pernahkah anda jalan-jalan ke pesantren tahfizh melihat anak-anak kecil sedang mengulang-ulang hafalan At Taubah nya? Pernahkah anda berkhayal suatu hari nanti, tiga tahun lagi, lima tahun lagi anda sudah hafal surat Al Baqoroh? 3. Garbage In, Garbage Out. Apa yang masuk ke kepala anda, itulah yang akan keluar. Istilah itu tepat dianalogikan dengan Al Quran. Anda hafal surat Al Fatihah karena sudah ratusan kali mendengarkannya. Jika yang anda dengarkan panjang pendeknya salah, maka anda pun akan salah mengucapkannya. Itulah kenapa banyak orang sering tertukar menyebut maliki (dalam surat An Naas) dengan maaliki (dalam surat Al Faatihah). Maka, sering mendengarkan kaset murottal itu sangat baik untuk membiasakan otak anda dengan panjang pendek huruf Al Quran. Dengarkanlah kaset atau mp3 Syeikh Ali Basfar, Syeikh Musyari Rasyid, misalnya. Hal ini juga dapat membantu anda dalam menghafalkan Al Quran. 4. Memiliki target dan waktu tilawah khusus. Luangkan waktu sejam dari 24 jam dalam sehari (yang diberikan Allah kepada anda) untuk tilawah, misalnya ba’da shubuh 15 menit, ba’da zuhur 15 menit, ba’da Ashr 15 menit, dan ba’da maghrib 15 menit. 5. Belajar di Lembaga Tahsin. Luangkan waktu sepekan sekali untuk belajar tahsinul quran. Carilah lembaga-lembaga tahsin terdekat. Kalau di Jakarta misalnya, ada Al Hikmah, Al Manar, Utsmani dan ada juga Muntada Ahlil Quran.
30
6. Membuat program kelompok. Belajar berjamaah lebih baik dibanding belajar sendirian, jika suatu saat anda kurang semangat, ada teman yang menyemangati. Buatlah program halaqoh tahsin Al Quran, bisa juga mengundang guru tahsin untuk khusus mengajarkan kelompok anda secara rutin sepekan atau dua pekan sekali. 7. Jangan lupa berdoa pada Allah, meminta diberi kemudahan dan kenikmatan dalam tilawah secara tartil, dijadikan hamba Allah yang termasuk keluarga Nya dan orang-orang yang diistimewakan oleh Nya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan dari awal bulan Agustus sampai akhir Agustus 2010 di SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang.
B. Variabel Penelitian Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang menunjukkan variasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel penyebab, variabel bebas ataupun independent variabel yang dilambangkan dengan X dan variabel akibat yang disebut dengan variabel tidak bebas, tergantung, variabel terikat atau dependent variabel yang dilambangkan dengan huruf Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X (variabel bebas) adalah metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ), sedangkan yang menjadi variabel Y (Variabel terikat) adalah kemampuan membaca siswa SMA Fatahillah.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan. Dalam penelitian ini yang menjadi 31
32
populasi adalah siswa kelas X SMA Fatahillah Ciledug Tangerang. Dari data yang diperoleh pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah siswa kelas XI adalah 44 siswa. 2. Sampel Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X SMA Fatahillah Ciledug Tangerang. Dari data yang diperoleh pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah siswa kelas XI adalah 44 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi. Menurut Suharsimi Arikunto, "apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antars 1015% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari segi waktu, tenaga dan dana"1. Berdasarkan pendapat tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan 44 responden. Dikarenakan jumlah sampel adalah kurang dari 100 orang, maka peneliti mengambil keseluruhan dari jumlah responden yang ada sebanyak 44 responden. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Adapun dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
1
h. 107.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
33
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat deskriptif, yakni penulis menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu berupa data dan informasi yang berkaitan dengan tema yang diteliti. Sedangkan untuk mengangkat data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan riset kepustakaan dan riset lapangan. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Library Recearch (Penelitian Kepustakaan) yaitu data yang diperlukan untuk skripsi ini diperoleh dengan penelitian kepustakaan yaitu membaca buku, tulisan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan penelitian kepustakaan ini juga diperoleh teori mengenai variabel yang diteliti. 2. Field Research (Penelitian lapangan), yaitu penelitian langsung kedalam lingkungan obyek penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan yang secara khusus penulis lakukan dalam upaya melengkapi data-data akurat yang tekait dengan pembahasan dalam bab-bab selanjutnya. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:
1. Observasi Yaitu pengumpulan data yang mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan sistematika terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki di SMA Fatahillah Ciledug, Tangerang. Observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti dilokasi penelitian yaitu mengemati keadaan lingkungan sekolah. 2. Angket Metode angket yang penulis lakukan adalah dengan mengajukan beberapa point pertanyaan kesejumlah responden penelitian yang terkait dengan materi. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, angket ini mengandung 20 butir item pertanyaan. Setiap
34
butir pertanyaan memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu untuk jawaban selalu skor = 4, sering skor = 3,kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1.
Tabel 1 KISI-KISI INSTRUMEN NO 1.
Variabel
Dimensi
Metode
Metodologi
Pengajaran Tulis
Baca Pengajaran
Al-Qur’an
(BTQ)
Indikator a. Memahami
konsep
metode pengajaran b. Mengetahui
(Variabel
pengajaran
X)
sesuai
metode BTQ
yang
dengan
tujuan
pengajaran c. Mengaplikasikan Metode Pengajaran BTQ dalam kelas
2.
Makhorijul Huruf
Kemampuan Membaca Qur’an
Al-
a. Macam-macam
huruf
hijaiyyah
siswa
b. Mengetahui
(Variabel Y)
tempat
keluarnya huruf hijaiyyah c. Melafalkan
huruf
hijaiyyah secara baik dan benar
Tajwid
a. Memahami hukum bacaan dalam Tajwid b. Mampu membaca ayat AlQur’an secara tartil c. Mampu menerapakan lmu tajwid
dalam
membaca
ayat-ayat Al-Qur’an
35
3. Wawancara Metode wawancara yang penulis ambil adalah sebuah metode penelitian face to face dengan tanpa adanya jawaban rekayasa dari kedua pihak. Wawancara ini, penulis lakukan dengan guru Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) di sekolah tersebut yang terkait dengan materi dalam penulisan skripsi. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah data yang diperoleh dari arsip sekolah mengenai berdirinya sekolah ini, jumlah guru, siswa, karyawan, struktur organisasi san fasilitas sekolah.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data tersebut dapat dipahami tidak hanya oleh peneliti, akan tetapi dapat dipahami oleh orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian.
Dalam menganalisis
data
penulis
menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau kuesioner yang berhasil di kumpulkan 2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: dalam sekala ini terdapat empat katagori jawaban yaitu . selalu, sering, kadang- kadang, tidak pernah. Item-item di beri skor berdasarkan jawaban yang di pilih dan jenis-jenis pertanyaan positif dan negatif. Untuk pertanyaan positif skor yang bergerak dari jawaban skornya 4,3,2,1. untuk pertanyaan negatif pensekoran bergerak sebaliknya. 3. Presentase, perhitungan dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang dilakukan guru. Angka presentasi diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik presentasi sebagai berikut:
36
P=
F 100 0 0 N
Keterangan : P = Prosentase jawaban F = Frekuensi jawaban responden N = Number of Cases Dalam
teknis
pelaksanaan
atau
analisisnya,
yaitu
dengan
memeriksa jawaban-jawaban dari setiap responden atau siswa, lalu dijumlah sehingga menghasilkan skor total, lalu diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing. 4. Korelasi Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y dan juga mengetahui apakah hubungan kedua variabel tersebut termasuk hubungan yang erat, cukup, lemah, maka penulis menggunakan rumus ”r” Product Moment sebagai berikut:
rxy =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan : rxy = Angka Indeks Korelasi N = Number of Cases xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah keseluruhan skor X Y = Jumlah keseluruhan skor Y Dan
sebelumnya,
penulis
terlebih
dahulu
perhitungan sebanyak 6 kolom yaitu sebagai berikut: Kolom 1 : Subjek Penelitian (Responden) Kolom 2 : Skor Variabel X Kolom 3 : Skor Variabel Y Kolom 4 : Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X (X2)
membuat
tabel
37
Kolom 5 : Hasil Pengkuadratan Skor Variabel Y (Y2) Kolom 6 : Hasil Perkalian antara skor variabel X dengan Variabel Y (XY) Tabel Angka Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment 0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
0,21 – 0,40
Antara veriabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,41 – 0,70
Antara veriabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,71 - 0,90
Antara veriabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,91 – 1,00
Antara veriabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Kemudian memberikan Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai moment dengan rumus: Df = N-nr Df = Degrees of freedom N = Number of Casses Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Setelah itu hasilnya dicocokan dengan coefisien korelasi ”r” product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Profil SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang Sekolah Menengah Atas (SMA) Fatahillah, Ciledug Tangerang beralamat di jln. Masjid IX No. 38, Kec. Sudimara Timur, Ciledug Tangerang Banten yang berstatus diakui dan terakreditasi Ujian Mandiri. Sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1995, di bawah kendali Pusat Keguruan Fatahillah, pertama kali dipimpin oleh Bapak Hasanuddin A. Ghani dan sampai sekarang. Terdiri atas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fatahillah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Fatahillah. Berawal dari sebuah permintaan masyarakat sebagai kelanjutan Sekolah Menengah Pertama (SMP), maka berdirilah SMA Fatahillah, yang sebelumnya masih menginduk pada SMP Fatahillah
dan
secara
resmi
mendapat
izin
Depdiknas
No.
791
b/102.1/Kep/OT/1998. Dalam proses belajar mengajarnya SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang meggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sejak tahun 2006.
B.
Visi dan Misi SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang 1. Visi Sekolah : ”Unggul dalam Prestasi, Inovatif Berfikir, Cerdas Berkarya dan Berakhlak Mulia”.
38
39
2. Misi Madrasah : a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan optimal b. Memacu diri untuk berprestasi di bidang akademik dan non akademik c. Meningkatkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehar-hari d. Meningkatkan disiplin dan etos kerja warga sekolah e. Membangun semangat demokratis, kreatif dan daya juang untuk menghadapi era global f. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran sebagai kebutuhan dasar untuk hidup yang lebih baik g. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, indah dan aman sejahtera (BERHIAS) dan warga sekolah yang berakhlak karimah
C.
Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang a. Keadaan Siswa Dari data yang penulius peroleh Jumlah siswa pada tahun ajaran 2009/2010 SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang berjumlah 76 siswa-siswi terdiri dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 2 Data Siswa SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
X
22
22
44
XI
8
7
15
XII
13
4
17
JUMLAH
43
33
76
40
b. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang merupakan salah satu sekolah swasta unggul di Tangerang, dimana setiap guru yang mengajar harus memiliki persyaratan formal dan memil;iki kredibilitas serta kepribadian yang tinggi. Seorang guru didalam lembaga pendidikan memikul sebagian tanggung jawab pendidik yang semestinya harus ditunaikan oleh orang tua. Adapun jumlah guru di SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang berjumlah 16 orang, sedangkan karyawan berjumlah 3 orang. Adapun datadata guru dan karyawan SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Data Tentang Guru dan Karyawan SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang NO
NAMA
MENGAJAR
1
Hasanuddin A. Ghani
Kepala Sekolah/Ekonomi
2
Hj. Ratna S. S. Ag
Wak. KepSek/Bahasa Indonesia
3
Drs. Sadiyanto
Sejarah
4
Etty Suhaeti, S. Pd
Sosiologi
5
Drs. Edi Sulistiono
PKN
6
Robby Maulana Ubadillah, S. Psi
KKP/ Bimbingan Konseling
7
Muhammad Yusuf, S. Pd
Matematika/Kimia
8
Eus Eka E, S. Pd
Biologi/Fisika
9
Tima Lisa, SH
Geografi
10
Maryani, S. Pd. I
Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)
11
Minanari, S. Pd
Akutansi
12
Dra. Iim Mursyidah
Pendidikan Seni
13
Syafrudin, S. Ag
Pendidikan Agama
41
14
Andi Ilham Wahyudi, S.Pd
Bahasa Inggris
15
Muhammad Nawan
TIK
16
Lukmanul Hakin
Penjaskes
17
Udin Efenndy
Kepala Tata Usaha (TU)
18
M. Salbini
Pelaksana TU
19
Asep Djunaedi
Kebersihan
c. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar di SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang, sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dan ditingkatkan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang sebagai berikut:
Tabel 4 Data Tentang Sarana dan Prasarana Di Sekolah SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang Ruang
Jumlah Ruangan
Luas
Ruang Belajar
5
672 m2
Laboratorium IPA
1
62 m2
Laboratorium Komputer
1
56 m2
Laboratorium Bahasa
1
112 m2
Perpustakaan
1
62 m2
Ruang Kepala Sekolah
1
35 m2
Ruang TU
1
28 m2
Ruang Guru
1
72 m2
Masjid
1
120 m2
Ruang UKS
1
20 m2
kantin
1
120
42
d.
Deskripsi Data Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua macam yaitu mengenai
Efektifitas metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa tehnik yaitu, observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Dari data angket yang sudah terkumpul maka diseleksi dan disusun, setelah itu data-data diklasifikasikan, kemudian dilakukan analisa data. Setelah itu data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat frekuensi dan prosentase. Setelah itu penulis menganalisa dan meninterpretasikan data tersebut, dengan perincian sebagai berikut:
1. Metode Pengajaran yang Diterapkan Pada Mata Pelajaran ”Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)” di SMA Kegiatan ataupun aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an, dapat berjalan dengan efektif
atas adanya kerja sama dan
komunikasi yang baik, yang dilakukan oleh berbagai pihak diantaranya adalah komunikator dalam hal ini adalah staff pengajar atau guru dan komunikan atau siswa. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) diadakan dalam rangka pengenalan ilmu kepada kaum awam maupun sebagai pemicu untuk mendalami cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar. Untuk tercapainya tujuan tersebut, metode dari pembelajaran harus melalui metode musafahah atau bertatap muka secara langsung, tidak boleh hanya sekedar mengandalkan buku dan kitab karena tidak bisa menguraikan ucapan atau dialek yang jarang bahkan tidak pernah diucapkan. Oleh karena itu syarat utama untuk mengikuti pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) ini adalah berkomunikasi dengan tatap muka langsung atau komunikasi antar pribadi. 1
1
Wawancara pribadi dengan Ibu Maryani, S. Pd. I (Guru Bidang Studi BTQ SMA Fatahillah)
43
2. Efektifitas Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Adapun hasil angket yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Angket Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qur'an (BTQ) 1. Pernahkah anda mengikuti pembelajaran al-Qur’an di tempat selain Fatahillah:
Tabel 5.1 Kegiatan Pembelajaran Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Pernah Sampai Sekarang
11
35,48%
Pernah Sebelumnya
19
61,30%
Belum Pernah
1
3,22%
Tidak Pernah
0
0%
Kepada para responden diajukan pertanyaan sebelum menjadi siswa/siswi SMA Fatahillah, pernahkah siswa/siswi mengikuti pengajian di tempat pengajaran lainnya. Dari jawaban tersebut 35,48% responden pernah mengikuti pengajian ditempat pengajaran lainnya yang sampai sekarang. Dan 61,30% pernah sebelumnya mengikuti pengajian, namun sekarang sudah tidak lagi. Hal ini menjadi kemudahan bagi komunikator atau guru untuk memberikan materi kepada para responden.
2. Sudahkah anda mengetahui Mata Pelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) sebelumnya:
Tabel 5.2 Pengenalan Tentang Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Mengetahui
11
35,48%
Mengetahui
18
58,06%
Kurang Mengetahui
2
6,45%
Tidak Mengetahui
0
0%
44
Berlanjut pertanyaan selanjutnya tentang pengenalan Mata Pelajaran Baca Tulis al-Qur'an (BTQ) yakni sudahkah anda mengetahui Mata Pelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) sebelumnya. Hasil tersebut menunjukkan 58,06% responden mengetahui. Hal ini dipicu karena sebagian responden berasal dari masyarakat yang notabene keluarga Islam. Sehingga banyak diantara responden sudah mengenal atau mengetahui materi BTQ ini. Sehingga komunikator atau guru hanya tinggal menambah lebih rinci lagi memperkenalkan BTQ kepada responden. Dan hanya 6,45% yang kurang mengetahui dan kenal dengan materi BTQ.
3. Apakah anda selalu hadir dalam setiap pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ): Tabel 5.3 Frekuensi Kehadiran Pembelajaran BTQ Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
15
48,39%.
Sering
16
51,61%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
Mengenai frekuensi kehadiran dalam pembelajaran BTQ, dari hasil angket sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam belajar BTQ. Hal ini dapat dilihat dari 51,61% reponden menyatakan sering hadir pada pelajaran BTQ 4. Apa anda ada motivasi mengikuti pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Tabel 5.4 Motivasi Mengikuti Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Ya Ada
15
48,39%.
Kadang-Kadang
16
51,61%
Biasa Saja
0
0%
Tidak Ada
0
0%
45
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa motivasi bapak/ibu mengikuti pengjaran qira’at sab’ah.. Semua responden yaikni 100% menjawab menambah ilmu. Hal ini menunjukkan antusias mereka dalam menuntut ilmu dan keingintahuan mereka yang tinggi tentang qira’at sab’ah.
5. Apa anda senang dengan adanya pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ):
Tabel 5.5 Rasa Senang Dalam Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Senang
15
48,39%.
Senang
16
51,61%
Kurang Senang
0
0%
Tidak Senang
0
0%
Kepada para respondn diajukan pertanyaan yakni, apa yang bapak/ibu senangi dari pengajaran qira’at sab’ah ini.48% menjawab staff pengajarnya bagus, 38% menjawab cara menyampaikannya menarik, dani 14% responden menjawab materi yang disampaikan mudah dimengerti. 6. Bagaimana guru menyampaikan materi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ): Tabel 5.6 Penyampaian Materi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Menarik
2
6,45%
Menarik
23
74,20%
Kurang Menarik
6
19,35%
Tidak Menarik
0
0%
Tentang bagaimana ustadz menyampaikan materi, 67% responden menjawab sangat baik, sedangkan 33% responden menjawab baik.
7. Bagaimana menurut anda materi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ): Tabel 5.7 Materi Dalam Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ)
46
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Penting
13
41,93%
Penting
16
51,61%
Kurang Penting
2
6,45%
Tidak Penting
0
0%
Materi yang menjadi daya tarik dalam pembahasan qira’at sab’ah, 85% responden menjawab praktek membaca al-Qur’an dengan menggunakan bacaan imam-imam qira’at, 5% pengertian dan sejarah qira’at sab’ah, 5% responden mengenal imam-imam qira’at sab’ah, dan 5% respoden lainnya menjawab kaidah ushul.
8. Apakah perlu persiapan memahami materi sebelum memulai pembelajaran BTQ: Tabel 5.8 Pemahaman Materi Sebelum Memulai Pembelajaran BTQ Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat perlu
11
35,48%
Perlu
17
54,84%
Kurang perlu
3
9,68%
Tidak perlu
0
0%
Sebelum memulai materi, apakah perlu persiapan memahami materi sebelum memulai pengajian. Sebagian besar responden sebanyak 62% menjawab sangat perlu, dan 38% responden menjawab perlu.
9. Apakah efektif metode pembelajaran BTQ yang selama ini berjalan: Tabel 5.10 Efektifitas Pembelajaran Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat efektif
11
35,48%
Efektif
20
64,52%
47
Tidak efektif
0
0%
Kurang efektif
0
0%
Tingkat efektifitas pengajaran qira’at sab’ah yang selama ini berjalan, 71% responden menjawab efektif dan responden lainnya sebanyak 29% menjawab sangat efektif.
10. Bagaimana menurut anda kegiatan pelestarian pengajaran BTQ di SMA Fatahillah: Tabel 5.11 Kegiatan Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat perlu
5
16,13%
Perlu
25
80,64%
Kurang perlu
1
3,22%
Tidak perlu
0
0%
Kegiatan pegajaran qira’at sab’ah di LBIQ, 47% responden menjawab waktunya perlu ditambah, 29% menjawab perlu dilestarikan, dan 24% responden menjawab materinya ditambah.
b. Angket Kemampuan Membaca al-Qur'an Siswa 1. Adakah manfaat yang didapat dari pengajaran BTQ: Tabel 5.15 Manfaat Yang Didapatkan Dari Pengajaran BTQ Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Banyak
12
38,71%
Banyak
19
61,29%
Kurang
0
0%
Tidak ada
0
0%
Manfaat yang didapat selama mengikuti pengajaran qira’at sab’ah, 57% responden merasakan banyak dan 43% responden merasakan sangat banyak.. sehingga pengajaran qira’at sab’ah ini perlu lebih ditingkatkan
48
lagi untuk lebih memberikan manfaat yang lebih banyak lagi kepada para jama’ah di LBIQ. 2. Dengan adanya pembelajaran BTQ anda mengetahui hukum-hukum bacaan al-Qur'an : Tabel 5.13 Penambahan Waktu Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Mengetahui
9
29,03%
Mengetahui
22
70,97%
Kurang Mengetahui
0
0%
Tidak Mengetahui
0
0%
Selama mengikuti pengajaran qira’at sab’ah sebagian jama’ah LBIQ umumnya merasa senang, tertarik, bahkan 100% responden menjawab perlu adanya penambahan waktu. 3. Dengan adanya pembelajaran BTQ anda mengetahui klasifikasi makharijul huruf-huruf hijaiyyah: Tabel 5.14 Perubahan Metode Pengajaran BTQ di SMA Fatahillah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Mengetahui
10
32,26%
Mengetahui
21
67,74%
Kurang Mengetahui
0
0%
Tidak Mengetahui
0
0%
4. Anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap pembelajaran BTQ Tabel 5.12 Kegiatan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
3
9,68%
Sering
27
87,09%
Kadang-kadang
1
3,22%
49
Tidak pernah
0
0%
5. Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pengajaran BTQ dalam peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an Tabel 5.16 Perasaan Setelah Mengikuti Pengajaran BTQ Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Lancar
7
22,59%
Lancar
21
67,74%
Kurang Lancar
3
9,67%
Tidak Lancar
0
0%
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang bapak/ibu rasakan setelah mengikuti pengajian qira’at sab’ah di LBIQ. 90% resonden menjawab bertambahnya wawasan tentang al-Qur’an dan 10% responden menjawab membaca al-Qur’an menjadi lancar.
6. Setelah mengikuti kegiatan pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an, apakah anda mengetahui tentang cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar? Table 5.17 Pengetahuan Cara Membaca al-Qur’an yang Baik dan Benar Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Mengetahui
4
12,9%
Sangat mengetahui
20
64,52%
Kurang mengetahui
7
22,59%
Tidak mengetahui
0
0%
Pengajaran qira’at sab’ah yang menarik dan komunikasi yang berlangsung juga efektif ternyata juga memberikan pengetahuan yang lebih terutama tentang cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. 57% responden menjawab mengetahui dan 43% responden menjawab sangat mengetahui.
50
7. Setelah anda mengikuti pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini, apakah anda akan lebih giat untuk mempelajari tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar: Tabel 5.18 Frekuensi Lebih Giat Mempelajari Membaca al-Qu’ran yang Baik dan Benar Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
1
3,22%
Sering
18
58,07%
Kadang-kadang
12
38,71%
Tidak pernah
0
0%
Kegiatan pengajaran qira’at sab’ah ini, memotivasi kepada para jama’ah untuk lebih giat mempelajari tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar. 57% responden menjawab selalu dan 43% responden menjawab sering. 8. Apakah anda merasa cara membaca al-Qur’an anda menjadi lebih baik setelah mengikuti pengajaran BTQ ini: Tabel 5.19 Membaca Al-Qur’an Menjadi Lebih Baik Setelah Mengikuti Pengajaran BTQ Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Ya
2
6,45%
Kadang-Kadang
21
67,74%
Biasa Saja
8
25,81%
Tidak Ada Perubahan
0
0%
Tanggapan positif lainnya tentang dampak cara membaca alQur’an menjadi lebih baik setelah mengikuti pengajian qira’at sab’ah ini adalah 90% responden menjawab ya, 5% responden menjawab tidak dan 5% responden menjawab biasa saja.
51
9. Apakah selama mengikuti pengajaran BTQ ini, pengetahuan anda tentang wawasan beraneka ragamnya cara membaca al-Qur’an menjadi bertambah: Tabel 5.20 Bertambahnya Wawasan Tentang Beraneka Ragamnya Cara Membaca Al-Qur’an Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Bertambah
2
6,45%
Bertambah
27
87,10%
Kurang bertambah
2
6,45%
Tidak bertambah
0
0%
Kegiatan pengajaran qira’at sab’ah selama ini umumnya banyak memberi dampak yang positif diantaranya adalah tentang wawasan beraneka ragamnya cara membaca al-Qur’an.53% responden menjawab bertambah dan 48% responden menjawab sangat bertambah.
10. Apakah dengan adanya materi BTQ, anda menjadi sering membaca al-Qur’an: Tabel 5.20 Frekuensi Membaca al-Qur’an Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
1
3,22%
Sering
25
80,64%
Kadang-kadang
5
16,13%
Tidak pernah
0
0%
A. Dampak Metode Komunnikasi Pengajaran Qiraat Sab’ah bagi jama’ah di LBIQ Provinsi DKI Jakarta terhadap kemampuan membaca alQur’an Komunikasi dapat dijadikan alat untuk melancarkan segala hal-hal yang dituju. Dalam penelitian ini adalah menuju perubahan cara membaca alQur’an menjadi lebih baik. Ternyata setelah melakukan penelitian, wawancara serta mengumpulakan berbagai fakta-fakta yang ada. Peneliti menemukan
52
hasil bahwasanya sebagian besar jama’ah LBIQ dengan mayoritas kaum orang tua, ternyata mendapatakn
banyak manfaat antara lain, bertambahnya
pengetahuan tentang ilmu al-Qur’an, meanjadi lebih termotivasi untuk lebih giat mempelajari dan mengamalkan ilmu al-Quran dalam kehidupan seharihari, sampai dengan adanya perubahan pada cara membaca al-Qur’an menjadi lebih baik dan benar.2 3. Analisis Data Tabel 27 Persepsi Siswa terhadap Kewibawaan Guru Responden
2
∑X
Agama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
30
2
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
30
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
34
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
29
5
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
37
6
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
38
7
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
25
8
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
30
9
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
38
10
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
30
11
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
12
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
35
13
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
36
14
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
36
15
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
32
16
4
2
4
4
4
3
4
4
4
4
37
17
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
31
Wawancara pribadi dengan Ibu Maryani, S. Pd. I (Guru Bidang Studi BTQ SMA Fatahillah).
53
18
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
36
19
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
20
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
21
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
34
22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
23
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
24
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
37
25
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
34
26
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
30
27
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
35
28
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
38
29
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
33
30
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
30
31
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
37
Jumlah
1023
Tabel 28 Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Responden
∑Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
30
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
31
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
28
4
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
25
5
4
4
3
3
4
3
3
2
4
3
33
6
4
4
3
3
4
4
3
2
3
3
33
7
4
3
3
2
2
2
2
2
3
2
25
8
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
28
9
3
4
4
3
4
4
3
2
3
3
33
10
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
30
54
11
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
30
12
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
34
13
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
29
14
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
30
15
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
30
16
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
36
17
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
28
18
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
30
19
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
28
20
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
29
21
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
30
22
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
31
23
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
32
24
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
32
25
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
30
26
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
30
27
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
32
28
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
28
29
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
32
30
4
3
4
3
3
3
2
3
2
3
30
31
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
34
Jumlah
941
Analisis korelasi variabel persepsi siswa tentang kewibawaan guru agama (X) motivasi belajar PAI (Y) Tabel 29 Subjek
X
Y
X²
Y²
XY
1
30
30
900
900
900
2
30
31
900
961
930
55
3
34
28
1156
784
952
4
29
25
841
625
725
5
37
33
1369
1089
1221
6
38
33
1444
1089
1254
7
25
25
625
625
625
8
30
28
900
784
840
9
38
33
1444
1089
1254
10
30
30
900
900
900
11
31
30
961
900
930
12
35
34
1225
1156
1190
13
36
29
1296
841
1044
14
36
30
1296
900
1080
15
30
30
900
900
900
16
39
36
1521
1296
1404
17
30
28
900
784
840
18
37
30
1369
900
1110
19
30
28
900
784
840
20
30
29
900
841
870
21
34
30
1156
900
1020
22
30
31
900
961
930
23
30
32
900
1024
960
24
37
32
1369
1024
1184
25
34
30
1156
900
1020
26
30
30
900
900
900
27
35
32
1225
1024
1120
28
38
28
1444
784
1064
29
33
32
1089
1024
1056
30
30
30
900
900
900
31
37
34
1360
1156
1258
JUMLAH
1023
941
34155
28745
31221
56
Dari perhitungan tersebut, maka diketahui nilai-nilai sebagai berikut: N=31
∑X=1023
∑Y=941
∑X²=34155
∑Y²=28745
∑XY=31221
Kemudian nilai-nilai yang dapat dimasukkan kedalam rumus: rxy =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
31 31221 (1023).(941)
=
(31 34155 (1023) 2 ) (31 28745 (941) 2
967851 962643
=
(1058805 1046529).(891095 885481)
5208
= =
68917464 5208 8,301
= 0,627 Dari perhitungan diatas diketahui bahwa korelasi antara kewibawaan guru agama dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebesar
=
0,627.
Kemudian
dari hasil yang
diperoleh
penulis
menginterpretasikan data melalui 2 cara: 1. Interpretasi sederhana Dari perhitungan rxy sebesar 0,627 (dibulatkan menjadi 0,62) angka indeks korelasi yang diperoleh bertanda positif, dapat dikatakan terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Hasil tersebut terletak antara 0,41-0,70 berdasarkan pedoman yang digunakan, maka diketahui korelasi antara variabel X dan Y adalah sedang atau cukup. Dengan demikian dapat diinterpretasikan dari rxy yang telah diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kewibawaan guru agama dengan motivasi belajar siswa, yaitu hubungannya sedang atau cukup.
57
2. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment Tahap pertama yang dilakukan merumuskan hipotesa sebagai berikut: Df = N-2 berarti Df = 31-2=29 dan diketahui bahwa df sebesar 29, maka diperoleh rt pada taraf signifikan 5 % adalah 0,355 rt pada taraf signifikan 1 % adalah 0,456 Dengan demikian hipotesis penelitian yang dinyatakan bahwa rxy lebih besar dari rt (0,355<0,627>0,456) sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berarti ada korelasi atau ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa. Jadi terdapat keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Mengetahui kontribusi variabel X dengan variabel Y yaitu dengan mencari koefisien determinasi, sebagai berikut: KD = r² xy x 100% = (0,627)² x 100% =0,393 x 100% = 39% Dari perhitungan kontribusi determinasi, diketahui bahwa nilai kontribusi determinasinya sebesar 39%. Adapun selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
58
60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan penggalian data untuk skripsi tentang Efektifitas Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa Kelas X SMA Fatahillah, Ciledug Tangerang. Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode komunikasi dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) berjalan dengan efektif terutama terhadap kemajuan dalam membaca alQur’an. Terlebih dalam metode komunikasi yang dilakukan, komunikator atau guru menggunakan komunikasi antarpribadi atau komunikasi dengan bertatap muka secara langsung kepada komunikan atau jama’ah. Sehingga dalam penyampaian materi, komunikator atau guru mendapati feedbck (tanggapan) secara langsung. Hal inilah yang menjadi kemudahan bagi komunikator untuk sukses atau tidaknya komunikasi yang berlangsung. Dan jika komunikasi yang berlangsung berjalan tidak efektif, komunikator dapat merubah metode komunikasi pengajarannya.
60
61
2. Dampak dari adanya adalah pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) bagi para
siswa
SMA
Fatahillah
mendapatkan
banyak
manfaat
seperti
bertambahnya pegetahuan lain tentang al-Qur’an, pengetahuan tentang cara keanekaragaman cara membaca al-Qur’an, menjadi lebih sering membaca alQur’an sampai dengan adanya perubahan pada cara membaca al-Qur’an menjadi lebih baik dan benar. Selain itu jama’ah mengetahui macam-macam metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an. 3. Hasil yang didapat dari interpretasi data bahwa didapat perhitungan rxy sebesar 0,627 (dibulatkan menjadi 0,62) angka indeks korelasi yang diperoleh bertanda positif, dapat dikatakan terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMA Fatahillah, yaitu hubungannya sedang atau cukup. 4. Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) diterima atau disetujui dengan bukti kebenarannya setelah dihitung terdapat nilai korelasi positif dan signifikan. Berarti jelas bahwa cukup atau sedang pelaksanaan metode pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMA Fatahillah Ciledug Tangerang.
B. Saran-Saran Terlepas dari fakta-fakta yang telah terungkap diatas, perlu adanya penulis memberi saran semata-mata sebagai masukan untuk para staff pengajar khususnya pada guru bidang studi BTQ maupun guru tilawah atau mengaji. Dan semua para siswa umumnya dalam upaya peningkatan kemajuan efektifitas metode pembelajaran baca dan tulis al-Qur’an serta kemampuan membaca al-Qur’an. Ini semua penulis lakukan bukan berarti ingin memberikan nasihat bagi para staff pengajar, namun hanya sebagai wujud kecintaan dan perhatian penulis terhadap mahalnya ilmu pengetahuan tentang al-Qur’an.
61
62
1. Lingkungan keluarga hendaknya memberikan kontribusi terhadap perilaku dan kebiasaan siswa dirumah, dalam hal ini membiasakan lingkungan yang cinta al-Qur’an. Sehingga dapat menunjang kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an. 2. Guru merupakan orang tua kedua setelah Bapak dan Ibu dirumah. Sekolah adalah rumah kedua bagi para siswa, hendaknya guru dapat memberikan motivasi bagi para siswa agar dapat mempelajari Al-Qur’an dari berbagai aspek, dengan penuh semangat dan kemauan yang tinggi. 3. Profesionalisme guru dalam hal ini sangat dibutuhkan,. Guru yang mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai. Yakni sesuai dengan tujuan pembelajaran dan latar belakang individual siswa. Akan mampu mendapatkan hasil yang sesuai dengan indikator pencapaian pendidikan secara utuh.
62
DAFTAR PUSTAKA Abdurohim, Acep Iim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro), vol. 10 al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Idar al-Thiba’at al-Muniriyyat,t.t, Juz Ke-6 al-Fadli, Abdul Hadi, al-Qiraat al-Qur’aniyyat, Beirut : Dar al-Majma’ ’Ilmi, 1979 al-Muqoddimah, Komari, Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an, dari WWW.Wahdah.Or.Id/WIS/Images/stories, pada 20 Agustus 2010 al-Qattan, Manna, Studi Ilmu-ilmul al-Qur’an,, Jakarta : PT. Pustaka Litera AntarNusa, 2004, cet. Ke-8 al-Zarqani, Muhammad abd al-’Adzim, Manahil al-Irfan fi ’Ulumil Qur’an, Mesir, Dar al-Ihya al-Kutub al-’Arabiyyah, 1988, Jilid I Arifin, M., Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta : Bumi Aksara , 1991, Cet. 1 Arifin, M., Pendidikan Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta : Golden Teragon Press, 1998, cet ke-6 Buckley, Eric, The Oxford English Dictionary, Oxford : The Clarendom press, 1978, Vol. III D Parera, Jos, Linguistik Edukasional, Jakarta: Erlangga 1997 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Jilid IV Djalal, Abdul, ’Ulum al-Qur’an, Surabaya : Dunia Islam, 2000, cet. Ke-2 Drucker, Peter. F., Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efektif, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1986 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT.Remaja Rosadakarya, 2005, cet ke-3 Echols, John. M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama, 1990, Cet. Ke-8 Fathoni, Ahmad, Kaidah Qiraat Tujuh, Jakarta: Institut PTIQ dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan Darul Ulum Press, Jilid II Hasanuddin AF., Pebedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbat Hukum dalam al-Qur’an, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, cet. Ke-1
Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet ke-1 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: CV. Citra Media, 1996 Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995, cet ke-14 Pridodgdo, A. b., Hasan Shadily, Ensiklopedia Umum, Yogyakarta : Kanisius, 1990, Cet Ke-8 Quail, Dennis Mc., Teori Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta :Erlangga Pratama, 1992 Salim, Muhsin, Ilmu Qiraat Tujuh : Bacaan Al-Qur’an Menurut Tujuh Imam Qiraat Dalam Thariq Asy Stathibiyyah, Jakarta: Majelis Kajian Ilmu-ilmu Al-Qur’an, 2007, cet. Ke-1 Salim, Muhsin, Ilmu Tajwid Qira’at Ashim tentang Mad Munfashil dengan Qashr Riwayat Hafs Thariq Thayyibatun Nasr, Jakarta : LBIQ, 2001 Sarjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 1997 Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur’an”, Bandung : MIzan, 1994, cet. Ke- XIX Siddiqy, Hasbi Ash, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an atau Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1972 Suharto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Surabaya: PT. Indah 1995, Cet. Ke-1 Suralanga, Fadilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta:UIN Press,2005,cet.1 Suwarto, F. X., Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka, 1989, Jilid V Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995, Cet Ke-7, edisi ke-2 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakakarta: PT.Kloang Klede Putra Timur bekerja sama dengan Koperasi Primer Praja Mukti I Departeman Dalam Negeri, 2003 Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, cet ke-1
ANGKET METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS X SMA FATAHILLAH, CILEDUG TANGERANG I. Identitas Responden Nama : II. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengisi angket ini 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan benar 4. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi nilai anda pada mata pelajaran PAI. III. Pertanyaan-pertanyaan A. Metode Pembelajaran BTQ (Variabel X) 1. Pernahkah anda mengikuti pembelajaran al-Qur’an di tempat selain Fatahillah a. Pernah Sampai Sekarang c. Belum Pernah b. Pernah Sebelumnya d. Tidak Pernah 2. Sudahkah anda mengetahui Mata Pelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) sebelumnya a. Sangat Mengetahui c. Sedikit Mengetahui b. Mengetahui d. Tidak Mengetahui 3. Apakah anda selalu hadir dalam setiap pembelajaran Baca Tulis alQur’an (BTQ) a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak Pernah 4. Apa anda ada motivasi mengikuti pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) a. Ya Ada c. Biasa Saja b. Kadang-Kadang d. Tidak Ada 5. Apa anda senang dengan adanya pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) a. Sangat Senang c. Kurang Senang b. Senang d. Tidak Senang 6. Bagaimana guru menyampaikan materi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) a. Sangat Menarik c. Kurang Menarik b. Menarik d. Tidak Menarik 7. Bagaimana menurut anda materi Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) a. Sangat Penting c. Kurang Penting b. Penting d. Tidak Penting 8. Apakah perlu persiapan memahami materi sebelum memulai pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) a. Sangat Perlu c. Kurang Perlu b. Perlu d. Tidak Perlu 9. Apakah efektif metode pembelajaran BTQ yang selama ini berjalan a. Sangat Efektif c. Kurang Efektif b. Efektif d. Tidak Efektif 10. Bagaimana menurut anda kegiatan pelestarian pembelajaran BTQ di SMA Fatahillah a. Sangat Perlu c. Kurang Perlu b. Perlu d. Tidak Perlu
B. Kemampuan Membaca al-Qur’an (Variabel Y) 1. Adakah manfaat yang didapat dari pembelajaran BTQ a. Sangat Banyak c. Sedikit b. Banyak d. Sangat Sedikit 2. Dengan adanya pembelajaran BTQ anda mengetahui hukum-hukum bacaan al-Qur'an a. Sangat Mengetahui c. Sedikit Mengetahui b. Mengetahui d. Tidak Mengetahui 3. Dengan adanya pembelajaran BTQ anda mengetahui klasifikasi makharijul huruf-huruf hijaiyyah a. Sangat Mengetahui c. Sedikit Mengetahui b. Mengetahui d. Tidak Mengetahui 4. Anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap pembelajaran BTQ a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 5. Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pembelajaran BTQ dalam peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an a. Sangat Lancar c. Sedikit Lancar b. Lancar d. Tidak Lancar 6. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an, apakah anda mengetahui tentang cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar? a. Sangat Mengetahui c. Sedikit Mengetahui b. Mengetahui d. Tidak Mengetahui 7. Setelah anda mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini, apakah anda akan lebih giat untuk mempelajari tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 8. Apakah anda merasa cara membaca al-Qur’an anda menjadi lebih baik setelah mengikuti pengajaran BTQ ini a. Ya c. Biasa Saja b. Kadang-Kadang d. Tidak Ada Perubahan 9. Apakah selama mengikuti pembelajaran BTQ ini, pengetahuan anda tentang wawasan beraneka ragamnya cara membaca al-Qur’an menjadi bertambah a. Sangat Bartambah c. Sedikit Bertambah b. Bertambah d. Tidak Bertambah 10. Apakah dengan adanya materi BTQ, anda menjadi sering membaca alQur’an a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah
Pedoman Wawancara
1. Bagaimana Profil SMA Fatahillah Ciledug Tangerang? 2. Apa visi dan misi yang ingin dicapai ? 3. Berapa alokasi waktu yang tersedia untuk pelajaran Baca Tulis AlQur’an (BTQ)? 4. Kurikulum apa yang dipakai di SMA Fatahillah Ciledug Tangerang? 5. Metode pengajaran apa saja yang biasa anda terapkan dalam pelajaran BTQ? 6. Bagaimana respons siswa ketika pelajaran BTQ berlangsung? 7. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelaksanaan BTQ? 8. Problem apa saja yang dihadapai, dalam pelaksanaan BTQ? 9. Bagaimana cara mengatasi problem yang dihadapi siswa yang belum bisa membaca al-quran dengan baik? 10. Dengan cara apa anda mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman pada pelajaran BTQ? 11. Dengan cara apa anda memotivasi agar dapat belajar BTQ dengan lebih semangat? 12. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa dengan adanya pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an?
Hasil Wawancara Interview: Maryani, S.Pd. I Jabatan : Guru Bidang Sudi BTQ 1. Bagaimana Profil SMA Fatahillah Ciledug Tangerang? Jawaban: Sekolah Menengah Atas (SMA) Fatahillah, Ciledug Tangerang beralamat di jln. Masjid IX No. 38, Kec. Sudimara Timur, Ciledug Tangerang Banten yang berstatus diakui dan terakreditasi Ujian Mandiri. 2. Apa visi dan misi yang ingin dicapai SMA Fatahillah Ciledug Tangerang? Jawaban: Visi SMA Fatahillah : ”Unggul dalam Prestasi, Inovatif Berfikir, Cerdas Berkarya dan Berakhlak Mulia”. Misi SMA Fatahillah : a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan optimal b. Memacu diri untuk berprestasi di bidang akademik dan non akademik c. Meningkatkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehar-hari d. Meningkatkan disiplin dan etos kerja warga sekolah e. Membangun semangat demokratis, kreatif dan daya juang untuk menghadapi era global f. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran sebagai kebutuhan dasar untuk hidup yang lebih baik g. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, indah dan aman sejahtera (BERHIAS) dan warga sekolah yang berakhlak karimah 3. Berapa alokasi waktu yang tersedia untuk pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)? Jawaban: 3 jam dalam seminggu
4. Kurikulum apa yang dipakai di SMA Fatahillah Ciledug Tangerang? Jawaban: Kurikulum yang dipakai disekolah ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PEMENAG No.2 2008 5. Metode pengajaran apa saja yang biasa anda terapkan dalam pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)? Jawaban: Dalam menggunakan metode pengajaran, banyak sekali metode yang saya gunakan yaitu sesuai keadaan serta materi yang sedang diajarkan, diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, praktek pemberian tugas dan lain-lain. Tetapi pada umumnya metode yang sering saya gunakan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, praktek, serta pemberian tugas. 6. Bagaimana respons siswa ketika pelajaran BTQ berlangsung? Jawaban: Respons siswa terhadap pelajaran BTQ ini beragam. Ada yang antusias memperhatikan dan menyimak penjelasan yang saya berikan tetapi ada juga yang acuh dan kurang memperhatikan. 7. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelaksanaan BTQ? Jawaban: Sarana dan prasarana yang mendukung pelajaran BTQ yaitu mushola, al-Quran, perpustakaan, laboratorium bahasa, TV, Tape Recorder dan ruang kelas. 8. Problem apa saja yang dihadapai, dalam pelaksanaan BTQ ? Jawaban: Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran BTQ adalah bahwa ada beberapa siswa masih belum dapat membaca al-Qur’an kira-kira 40 %, 60% lainnya alhamdulillah sudah bisa, untuk yang belum bisa lumayan menghambat pelaksanaan pembelajaran BTQ. 9. Bagaimana cara mengatasi problem yang dihadapi siswa seperti belum bisa membaca al-Qur’an? Jawaban: Cara mengatasi siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik adalah dengan menggunakan Metode Martikulasi dan Metode Musafahah yaitu metode yang diajarkan khusus diluar jam pelajaran sehingga terarah dengan baik.
10. Dengan cara apa anda mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman pada pelajaran BTQ? Jawaban: Biasanya saya memberikan permainan komunikatif atau games tetapi yang bersangkutan dengan materi atau pelajaran contoh: setiap siswa menjadi guru dan menerangkan di depan kelas. 11. Dengan cara apa anda memotivasi agar dapat belajar PAI dengan lebih semangat? Jawaban: Cara yang saya gunakan untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar BTQ adalah dengan memberikan arahan sebelum belajar, betapa pentingnya belajar BTQ, tujuan belajar BTQ, dan Manfaat BTQ. 12. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa dengan adanya pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an? Jawaban: Dengan siswa mendapatkan materi BTQ, kemampuan membaca al-Qur’an siswa mengalami kemajuan, hal ini dapat di lihat dari nilai MID semester yang baru di lakukan.
Yang Mewawancarai
Yang Diwawancarai
Agung Kurniwan
Maryani, S.Pd.I
Hasil Wawancara
Interview: Suci Khoirunnisa Jabatan : Siswa MAN 8 Cakung Jak-Tim 1. Apakah guru anda selalu berpakaian rapih ketika mengajar? Jawaban: ya, menurut pandangan saya, guru-guru sel;alu berpakaian rapih khususnya guru PAI, ketika ada jadwal mengajar maupun tidak ada jadwal. 2. Apakah guru PAI anda masuk kelas tepat waktu atau disiplin? Jawaban: ya, namun kadang telat masuk kelas, mungkin karena ada urusan yang mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Namun kami sebagai murid memakluminya. 3. Apakah guru-guru anda menjadi panutan bagi siswanya? Jawaban: Ya, sangat menjadi panutan untuk kami sebagai murid, karena menurut saya sudah seharusnya guru mencontohkan yang baik pada siswanya. 4. Bagaimana cara guru PAI anda untuk memotivasi siswa agar siswanya lebih semangat dalam belajar? Jawaban: Cara yang digunakan untuk memotivasi kami agar lebih giat dalam belajar PAI adalah dengan memberikan arahan sebelum belajar, betapa pentingnya belajar PAI, tujuan belajar PAI, dan Manfaat PAI atau dengan games yang berhubungan dengan pelajaran. 5. Bagaimana pendapat anda tentang kewibawaan guru khususnya guru PAI? Jawaban: Menurut saya, Kewibawaa guru agama terlihat pada proses belajar mengajar artinya dapat menguasai materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
Interviewer
Interviewee
Nurfauziah
Suci Khoirunnisa