IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
SOFIA HASANAH FITRIANUR NIM: 1110011000098
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PBNGESAHAN PENGUJI Skripsi Berjudul Implementasi Metode Sorogan Modijied dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat disusun oleh SOFIA HASANAH FITRIANUR Nomor Induk Mahasiswa 1110011000098, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Februari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta,
1
I
Februari 2015
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jursan/Program
Studi)
Tanggal
Dr. H. Abdul Majid Khon. MA
'/"?'F:
NrP. 1 95 807 07 t987 03 r00s
Sekretaris (Sekretaris JurusarVProdi)
rz f 7Nl "'/" " "'
Marhamah Shaleh.Lc. MA NrP. 197203 1 3200801201 0
--
Penguji I
;tf^-ury .t.t.......
Drs. Masan AF. M.Pd NrP. 1 95 1 0716198 103 1005 Penguji
furf:
toF
Yto4l*
II
Ahmad Irfan Mufid. MA NIP. 1 97403 1 82003 121002 Mengetahui,
Dekan Fakultas ILmu Tarbiyah dan K
NrP 1 95910201 986032001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODI FIED
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KTTAB KUNING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat unhrk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SOFIA HASANAH FITRIANUR
NrM. 1110011000098 Mengetahui,
Dosen_Bemffing
\-/ \ \*',\r/'
-'-'-.t
./ -/-' ,'fW \
Dr. DIMYATi. M.A NrPJ9640704 199303 1003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAI\ KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2At4
LBMBAR PBI{GESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Implementasi Metode Sorogan ModiJied dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, disusun 'oleh Sofia Hasanah Fitrianur NIM. 1110011000098, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 03 Oktober 2014
Yang Mengesahkan,
M.A. . DIMYA rP. 19640704 199303 1003
STJRAT PENGESAHAI\
KARYA SEI{DIRI
Yang bertanda tangan di bawa h ini: Nama
Sofia Hasanah Fitrianur
TempaVTanggal Lahir
Bogor, 22 September 7997
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Angkatan
2010
1001 1000098
MENYATAKAN DENGAN
SE
SI.INGGUHNYA
Bahwa Skripsi yang berjudul "IMPLEMENTASI METODE SOROGAN
MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB I(UNING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT'' Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
Dosen
NiP
Pembimbing : Dr. Dimyati, M.A. : 19640704 199303 1003
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta,O3 Oktober 2014
Sofia Hasanah F rtrianur NIM. 1 110011000098
ABSTRAK Sofia Hasanah Fitrianur (1110011000098). Implementasi Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Kata Kunci: Metode Sorogan modified, Kemampuan Membaca Kitab Kuning Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Metode yang digunakan adalah korelasional, teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling, instrumen angket yang digunakan adalah angket pernyataan. Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rhitung > rtabel, baik pada taraf signifikasi 1% maupun 5% yakni rhitung = 0,650 > rtabel taraf 1% = 0,368 dan pada taraf 5% = 0,284. Korelasi antara variabel x dan variabel y termasuk ke dalam kategori sedang atau cukup (nilai rhitung 0,40-0,70) dengan KD sebesar 42%. Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup signifikan antara metode sorogan modified terhadap kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
ABSTRACT Sofia Hasanah Fitrianur (1110011000098). Implementation of Sorogan Modified Method to Improve Reading “Kitab Kuning” Ability at Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Key Words: Sorogan Modified Method, Reading “Kitab Kuning” Ability The purpose of this research is to know whether there is positive correlation between sorogan modified method and reading “kitab kuning” ability or not at Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. The method of this research was correlation method- product moment technique. The technique of this research was probability sampling. And the instrument used was Angket statement questionnaire. This research found that there is significant correlation between sorogan modified method and reading “kitab kuning” ability at Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. The result of this research shows that significant level 1% and 5% is tT > tT in 1% is 0,650 and 0,368 for 5% then Tb is 0,284. The result means there is correlation between variabel x and variabel y, includes medium catagory, the score of tT is 0,40-0,70, with the score of KD is 42%. So there is fair significant between sorogan modified method and reading “kitab kuning” ability at Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
KATA PENGANTAR As-Salaamu’alaikum, Wr. Wb. Al-Hamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skirpsi ini bisa terselesaikan. Shalawat seiring salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan bagi kita semua. Skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat” disusun untuk memenuhi syarat gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, waktu serta do’a restu serta motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Phd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pengetahuan serta bimbingan yang dapat memotivasi peneliti.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3.
Ibu Marhamah Shaleh, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang selalu memberikan motivasi serta nasihat untuk peneliti.
4.
Bapak Dr. Dimyati, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi yang sabar, memberi masukan dan meluangkan wakatu dalam proses penyusunan skripsi.
5.
Bapak Rusydi Jamil, MA, Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing peneliti selama kurang lebih 4 tahun dalam proses perkuliahan. i
ii
6.
Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti.
7.
Bapak H. Asep Anwar, S.Pd Kabid Kurikulum Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat,
berserta staf pengarjar dan santri yang telah
membantu peneliti selama pelaksanaan penelitian. 8.
Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Muhammad Nawawi dan Ibunda Halimatus Sa’diyah yang telah merawat serta mendidik peneliti dengan penuh kasih sayang, mendoakan dan mencukupi moril dan materil sejak kecil hingga saat ini.
9.
Kakak Muhammad Kastelani serta adiku Rifki Ulul Albab yang selalu memberikan senyum semangat untuk peneliti.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, serta bantuannya. Khususnya teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati serta menjaga kekompkan untuk bisa lulus dan sarjana, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. 11. Muhammad Musta’in telah memberikan semangat untuk peneliti, semoga segera menyusul untuk menyelesaikan penelitian skripsi. 12. Semua pihak yang tidak peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan saran untuk penelitian skripsi. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khusunya dan umumnya bagi khazanah ilmu pengetahuan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 03 Oktober 2014 Peneliti,
Sofia Hasanah Fitrianur NIM. 1110011000098
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
vi
DAFTAR TABEL .........................................................................
vii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
6
C. Pembatasan Masalah .......................................................................
6
D. Perumusan Masalah ........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Sorogan Modified 1.
Pengertian Metode ...................................................................
8
2.
Metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam ...................
10
3.
Pengertian Metode Sorogan ....................................................
11
4.
Pelaksanaan Metode Sorogan Modified ..................................
14
B. Kemampuan Membaca 1.
Pengertian Membaca ...............................................................
16
2.
Indikator Membaca Kitab Kuning ...........................................
18
3.
Kitab-kitab yang dipelajari ......................................................
18
C. Kitab Kuning 1.
Pengertian Kitab Kuning .........................................................
19
2.
Sejarah Kitab Kuning ..............................................................
20
3.
Pentingnya Pembelajaran Kitab Kuning .................................
21
iii
iv
4.
Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning .....................................
22
D. Penelitian Relevan ..........................................................................
23
E. Kerangka Berpikir ..........................................................................
26
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
28
B. Metode Penelitian ...........................................................................
28
C. Variabel Penelitian .........................................................................
29
D. Populasi dan Sampel .......................................................................
29
E. Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................
31
F. Instrumen Penelitian .......................................................................
32
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ..............................
36
H. Tekhnik Pengolahan Data ...............................................................
38
I.
Tekhnik Analisis Data ....................................................................
40
J.
Hipotesis Statistik ...........................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Biografi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat .............................
42
B. Deskripsi Data 1.
Data Scor Variabel X ...............................................................
56
2.
Data Scor Variabel Y ...............................................................
58
3.
Pembahasan Hasil Tanggapan Responden terhadap Variabel X & Y .......................................................................
59
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1.
Analisis Item Soal Angket Variabel X ....................................
74
2.
Pengujian Persyaratan Analisis ...............................................
77
3.
Pengujian Hipotesis .................................................................
80
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................
84
E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................
85
BAB V PENUTUP
v
A. Kesimpulan .....................................................................................
86
B. Implikasi .........................................................................................
86
C. Saran ...............................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lembar Kuesioner ...........................................................................................
88
Lembar Wawancar ..........................................................................................
95
Jawaban Hasil Wawancara ..............................................................................
96
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X .................................................
97
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y .................................................
99
Uji Normalitas Variabel X ..............................................................................
101
Uji Normalitas Variabel Y ..............................................................................
103
Uji Homogenitas .............................................................................................
105
Perhitungan Variabel X ...................................................................................
109
Skor Variabel X ...............................................................................................
111
Perhitungan Variabel Y ...................................................................................
113
Skor Variabel Y ...............................................................................................
115
Skor Variabel X dan Y ....................................................................................
117
Korelasi Variabel X dan Y ..............................................................................
119
Uji Validitas Variabel X ..................................................................................
122
Uji Validitas Variabel Y ..................................................................................
126
Ujia Reliabilitas Variabel X dan Y .................................................................
130
Uji Referensi Surat Permohonan Izin Penelitian Surat Bimbingan Skripsi Surat Keterangan
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
: Ranah Pendidikan Agama Islam ...........................................
3
Tabel 3.1
: Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................
28
Tabel 3.2
: Daftar Rincian Jumlah Populasi Penelitian ...........................
30
Tabel 3.3
: Sampel Penelitian ..................................................................
31
Tabel 3.4
: Kisi-kisi Kuesioner Variabel X dan Y ..................................
33
Tabel 3.5
: Kategori Reliabilitas ............................................................
38
Tabel 3.6
: Interpretasi Data ....................................................................
40
Tabel 4.1
: Badan Pendiri Yayasan Sabilussalam ...................................
43
Tabel 4.2
: Data Guru ..............................................................................
46
Tabel 4.3
: Data Santri ............................................................................
47
Tabel 4.4
: Struktur Organisasi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ...................................................................................
49
Tabel 4.5
: Struktur Organisasi KMPLS .................................................
50
Tabel 4.6
: Jadwal Mata Pelajaran Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ...................................................................................
Tabel 4.7
51
: Jadwal Kegiatan Harian Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ...................................................................................
54
Tabel 4.8
: Distribusi Frekuensi Variabel X ...........................................
57
Tabel 4.9
: Distribusi Frekuensi Variabel Y ...........................................
58
Tabel 4.10
: Hasil Presentase Ustadz Membuka Pelajaran dengan Membaca Do’a .......................................................................................
59
Tabel 4.11
: Hasil Presentase Santri Tepat Waktu Masuk Kelas ..............
59
Tabel 4.12
: Hasil Presentase Santri Menelaah Kitab Kuning di Kamar ................................................................................
Tabel 4.13
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Mempersulit Membaca Kitab Kuning ........................................................
Tabel 4.14
60
: Hasil Presentase Meperhatikan Santri Lain ketika Membaca dan Mengartikan Kitab Kuning ...................................................
Tabel 4.15
60
: Hasil Presentase Implementasi Metode Sorogan Modified
61
viii
disenangi Santri .....................................................................
61
Tabel 4.16
: Hasil Presentase Santri Tidak Pernah Bolos ........................
62
Tabel 4.17
: Hasil Presentase Usaha Santri untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning ........................................................
Tabel 4.18
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Membosankan .......................................................................
Tabel 4.19
63
: Hasil Presentase Ustadz Membimbing Proses Pembelajaran .........................................................................
Tabel 4.21
63
: Hasil Presentase Berdiskusi ketika Menemukan Mufradat yang Sulit .......................................................................................
Tabel 4.20
62
64
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Memberi Peluang Untuk Mengembangkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning ...................................................................................
Tabel 4.22
64
: Hasil Presentase Metode sorogan Modified Berlangsung Efektif ....................................................................................
65
Tabel 4.23
: Hasil Presentase Ustadz Memberi Kesempatan Bertanya ....
65
Tabel 4.24
: Hasil Presentase Mengakhiri Pelajaran dengan Berdo’a ......
66
Tabel 4.25
: Hasil Presentase Membaca Kitab Kuning dengan Baik dan Benar ..............................................................................
Tabel 4.26
: Hasil Presentase Mampu Memahami Isi Bacaan Kitab Kuning .........................................................................
Tabel 4.27
68
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Tidak Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning ...................................
Tabel 4.31
68
: Hasil Presentase Mengaplikasikan Teori Nahwu dan Shorof .............................................................................
Tabel 4.30
67
: Hasil Presentase Mampu Membedakan Tanda-tanda I’rob .......................................................................................
Tabel 4.29
67
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Tidak Berpengaruh terhadap Kemampuan Membaca Kitab Kuning ....................
Tabel 4.28
66
69
: Hasil Presentase Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Arab .....................................................................
69
ix
Tabel 4.32
: Hasil Presentase Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Membaca Kitab Kuning ........................................................
Tabel 4.33
70
: Hasil Presentase Bingung dalam Memahami dan Menerjemahan Istilah B. Arab .......................................................................
70
Tabel 4.34
: Hasil Presentase Bersikap Kritis ...........................................
71
Tabel 4.35
: Hasil Presentase Menyukai Pembelajaran Kitab Kuning .....
71
Tabel 4.36
: Hasil Presentase Berpeluang Mengikuti Perlombaan Kita Kuning ...................................................................................
Tabel 4.37
: Hasil Presentase Bersemangat untuk Mengikuti Pengkajian Kitab Kuning di luar Pesantren ......................................................
Tabel 4.38
72
: Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Membantu Lebih Berkonsentrasi .......................................................................
Tabel 4.39
72
73
: Hasil Presentase Kemampuan Membaca Kitab Kuning Memberikan Manfaat Pada Kehidupan .................................
73
Tabel 4.40
: Analisis Item Soal Angket Variabel X ..................................
74
Tabel 4.41
: Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Angket Variabel X ...........
76
Tabel 4.42
: Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y ....................................
77
Tabel 4.43
: Hasil Uji Normalitas Variabel X ............................................
79
Tabel 4.44
: Hasil Uji Normalitas Variabel Y ............................................
79
Tabel 4.45
: Uji Homogenitas Variabel X dan Y .......................................
80
Tabel 4.46
: Uji Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y ........................
81
x
DAFTAR GRAFIK Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Variabel X ............
57
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Variabel Y ...........
58
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam di Nusantara, pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan Islam. Pada dasarnya peranan pesantren adalah sebagai salah satu lembaga yang memiliki visi dan tujuan untuk mencetak generasi muda Islam agar memahami dan menguasai ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) secara mendalam. “Pesantren juga merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengembangan masyarakat, lembaga yang mandiri dan indigenous culture yang berakar di masyarakat”.1 Jika disandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan yang muncul di Indonesia, maka menurut para sejarawan pesantren merupakan produk budaya Indonesia yang indigenous dan dianggap sebagai pendidikan yang tertua di Indonesia. Dianggap yang tertua karena pendidikan pesantren berbasis kepada masyarakat yang sudah berdiri sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-13.2 Perubahan sosial yang terjadi jelas berpengaruh terhadap bidang pendidikan, termasuk di dalamnya pesantren, sehingga menuntut penyesuaian dan perubahan di lingkungan pesantren. Para pendukung pesantren semakin sadar, terhadap usaha-usaha pemerintah untuk mengusahakan pendidikan yang intensif berorientasi pada masyarakat.3 Potensi perkembangan masyarakat dan potensi pendidikan merupakan potensi yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pesantren dalam bidang sosial. Ungkapan di atas sesuai dengan Firman Allah Swt. sebagai berikut: 1
M.Dian Nafi’, dkk.Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yogyakarkta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007), Cet. I, h. iiv. 2 M. Sulthon Masyhud, dkk. Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka Jakarta, 2005), Cet. II, h. 1. 3 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: PT Temprint, 1986), Cet. I, h. 175.
1
2
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan. yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. al-Ra’du/13: 11)4 Berbicara mengenai pendidikan di lingkungan pesantren, sistem pendidikan pesantren memadukan penguasaan sumber ajaran Islam yang bersumber dari Allah Swt. menjadi suatu aktifitas individual muslim untuk diaplikasikan dalam hidup bermasyarakat. Sejak lama pesantren mendasarkan diri pada tiga ranah utama; yaitu faqahah (kecakapan atau kedalaman pemahaman agama), thabi’ah (perangai, watak, atau karakter), dan kafa’ah (kecakapan, operasional). Jika pendidikan merupakan upaya perubahan, maka yang berubah dan yang diubah adalah ketiga ranah itu, tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik.5 Tiga ranah tersebut, memiliki keterkaitan satu sama lain. Ranah faqahah merupakan proses ta’lim, yaitu proses pembelajaran yang bersumber dari nash al-Qur’an dan hadits maupun hasil dari ijtihad para ulama. Melalui proses ta’lim inilah individu memperoleh hasil kecakapan berupa dalil. Jika pembelajaran dicukupkan pada ranah ini saja, maka dipandang belum sempurna dalam perspektif pesantren. Mengapa demikian? hal itu dikarenakan hasil proses ta’lim harus diinternalisasikan terhadap ranah thabi’ah. Dalam ranah thabi’ah, taslik merupakan suatu proses penerapan suatu peragaan atau pengalaman individu sebagai pelaku utamanya. Dalam ranah ini terjadi proses pemindahan dalil dari tatanan yang abstrak ke tatanan 4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Al-Qur’an, 2005), h. 250. 5 Nafi’, op. cit., h. 33.
3
tindakan yang nyata, hasil dari proses fase thabi’ah ini adalah uswah (teladan). Di sini, dalil menjadi praktik dan menghasilkan atsar atau pengaruh bagi diri individu karena tanpa mengamalkan dalil, individu belum mampu menjadi uswah bagi dirinya sendiri. Adapun ranah yang terakhir adalah kafa’ah. Dalam ranah ini uswah pun belum cukup untuk mengubah pendidikan ke arah yang lebih baik, karena dalam ranah ini terjadi proses tatsqif, yaitu memindahkan uswah dari tatanan tindakan nyata pribadi ke tatanan tindakan masyarakat. pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa para penuntut ilmu akan mengaplikasikan pengetahuannya kepada individu masyarakat, proses tersebut dinamakan syahadah (kesaksian).
Tabel 1.1 Ranah Pendidikan Agama Islam6 Ranah
Proses
Hasil
Faqahah
Ta’lim
Dalil
Thabi’ah
Taslik
Uswah
Kafa’ah
Tatsqif
Syahadah
Pesantren memiliki kekhususan tertentu dalam membekali para santrinya. Ada yang menghususkan dengan pengkajian kitab-kitab kuning tanpa ada penekanan ilmu-ilmu umum yang kemudian diistilahkan dengan ma’had salafi (pesantren tradisional). Sedangkan pesantren modern (ma’had ashry) membekali para santrinya dengan memadukan pembelajaran kitabkitab kuning dan ilmu-ilmu umum. Ada pula pesantren yang mengkhususkan diri dengan kajian al-Qur’an dan mewajibkan santrinya untuk menghafal alQur’an. Kitab kuning, dikenal sebagai rujukan para santri di pesantren, dengan kitab kuning pesantren mencoba untuk bersikap, memahami dan menjawab dari setiap persoalan yang muncul dan terus berkembang. Persoalan-persoalan tersebut tidak hanya berkisar pada persoalan masa lalu 6
Ibid., h. 34.
4
saja tetapi isu-isu terkini pun pembahasannya sudah ada, atau minimal diasumsikan ada. Seperti persoalan pembagian harta ahli waris sejak zaman dahulu hingga saat ini telah termaktub di dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Bahkan pada saat ini permasalahan tersebut telah dibahas secara khusus. Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk menyampaikan ajaran yang diberikan. Dalam konteks kitab kuning di pesantren, ajaran itu adalah apa yang termaktub dalam kitab kuning. Melalui metode tertentu, suatu pemahaman atas teks-teks pelajaran yang dicapai. Selama kurun waktu panjang, pesantren telah memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode: weton atau bandongan, sorogan dan hafalan.7 Menurut Wahyu Utomo, Metode sorogan merupakan sebuah sistem belajar di mana para santri maju satu persatu berhadapan langsung dengan guru kemudian guru membaca terlebih dahulu setelah itu murid mengulang bacaan guru, setelah murid terbiasa dengan bacaannya langkah selanjutnya guru menjelaskan kedudukan dari setiap bacaan, kemudian jika santri telah mampu membaca dan memahami kedudukan kitab kuning maka guru hanya mendengarkan bacaan kitab kuning santri.8 Bandongan adalah sekelompok murid (5-500) mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab.9 Keterlambatan santri membaca dan mempelajari kitab kuning disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah materi bahasa Arab belum terintegral sehingga pengaplikasian teori nahwu dan shorof dirasakan sulit oleh santri ketika membaca kitab kuning, guru kurang memaksimalkan penggunaan metode pembelajaran, proses pembelajaran lebih menekankan pada keaktifan guru, santri menulis ulang tulisan arab yang terdapat di kitab kuning ke dalam buku tulis, kemudian saat pembelajaran berlangsung santri mencatat arti kata yang disampaikan oleh guru kemudian mendengarkan penjelasan guru terkait materi yang sedang berlangsung. Implementasi 7
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999),
Cet. I, h. 280. 8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 150. 9 Wahid, op. cit., h. 153.
5
metode bandongan yang kurang tepat, metode bandongan belum bisa dipertahankan untuk diaplikasikan pada santri pemula, Karena pada dasarnya metode bandongan diaplikasikan untuk santri yang sudah tingkat advance atau lanjutan. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran kitab kuning di pesantren Luhur Sabilussalam dengan menerapkan metode sorogan yang telah dimodifikasi oleh pihak Pesantren. Metode tersebut lebih memprioritaskan keaktifan santri dalam proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru memfasilitasi salah satu santri untuk membaca serta mengartikan kitab sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof , setelah selesai santri menunjuk salah satu santri lain untuk melakukan hal yang sama, setelah proses membaca serta mengkaji arti selesai kemudian guru dan santri mendiskusikan konten dari kitab kuning tersebut. Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan secara bertahap dan simultan (proses), terencana yang dilakukan oleh orang yang memiliki persyaratan-persyaratan tertentu dalam memberikan sejumlah nilai kepada anak didik. Dengan nilai tersebut diharapkan anak didik dapat mengembangkan aktivitas potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin sampai pada batas tertentu (kedewasaan).10 Dalam pendidikan masa kini, di zaman serba maju dan berteknologi sangat maju mayoritas orang memilih pendidikan
umum
jika
dibandingkan
dengan
pendidikan
agama,
bagaimanakah cara agar pendidikan agama dapat bersaing dengan pendidikan umum, terutama dalam bidang kitab kuning yang pada era sekarang sangat jarang diminati. Sebagai perwakilan dari penelitian ini maka peneliti memilih Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan metode sorogan modified dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan 10
Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), cet. I, h. 93
6
penelitian, dengan judul: “IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB
KUNING
DI
PESANTREN
LUHUR
SABILUSSALAM
CIPUTAT”.
B. Identifikasi Masalah Faktor-faktor penyebab keterlambatan santri dalam membaca kitab kuning telah peneliti paparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Materi bahasa Arab yang kurang terintegral sehingga Pengaplikasian teori nahwu dan shorof dirasakan sulit oleh santri ketika membaca kitab kuning. 2. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum maksimal. 3. Implementasi metode bandongan yang kurang tepat untuk santri pemula. 4. Santri pemula kesulitan dalam memba kitab kuning. 5. Metode sorogan klasik yang menekankan santri hanya untuk bisa membaca dan menghafal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada tingkat Implementasi metode sorogan modified dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi serta pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan, yaitu: Adakah hubungan metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
7
E. Tujuan Penelitian Tujuan mengadakan penelitian ini adalah dengan maksud untuk mengetahui kemampuan membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.
F. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penelitian ini merupakan salah satu proses untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional. 2. Guru Pendidikan Agama Islam dan guru lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 3. Institusi pendidikan, agar dapat mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode pada setiap mata pelajaran.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode Sorogan Modified 1. Pengertian Metode Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pemgirim pesan (guru), komponen penerima pesan (murid), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.1 Terkadang dalam proses belajar mengajar terjadi kegagalan komunikasi, mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima atau diserap baik oleh murid, lebih buruknya lagi jika murid sebagai penerima pesan salah memahami isi pesan yang disampaikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi maka guru harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “metha” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan yang dilalui. Dalam istilah pendidikan metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.2 Metode mengandung iplikasi bahwa proses penggunaannya bersifat sistematis, mengingat murid yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang direncanakan dan dipersiapkan untuk kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar di ruangan kelas guna mencapai tujuan pembelajaran, yaitu mengetahui adanya peningkatan santri dalam membaca kitab kuning.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. VIII, h. 162. 2 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. V, h. 89.
8
9
Pemilihan metode secara tepat tentunya menjadi sangat penting, dikarenakan jenis metode pembelajaran sangatlah bervariatif, mungkin suatu metode sangat efektif digunakan untuk mata pelajaran tertentu, akan tetapi belum tentu efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran lainya. Oleh sebab itu, agar memperoleh metode yang tepat, diperlukan beberapa strategi dalam memilih metode. Sebagimana yang dikatakan oleh Novan, yaitu: a. Tujuan yang akan dicapai dan pembelajaran yang akan disampaikan mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorik guna mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. b. Murid yang memiliki potensi dan kelemahan indivual baik kondisi fisik, psikis dan usianya. Kompleksitas bakat dan minat masingmasing murid harus dilihat dan diperlakukan secara humanis dengan cara yang bijak. c. Situasi dan Kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisikmateriil, sosial dan psikis emosional. d. Fasilitas dan media pendidikan yang tersedia beserta kualitasnya. e. Kompetensi Guru (baik kompetensi profesional, pedagogik, sosial maupun kepribadian). 3 Berdasarkan pertimbangan di atas peneliti melihat bahwa penggunaan metode menjadi fleksibel, relatif dan tentatif. Fleksibel bermakna metode pembelajaran bisa berubah sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Relatif bermakna tidak ada kemutlakan kebenaran penggunaan metode karena maing-maing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Tentatif bermakna tidak ada metode yang cocok untuk semua murid dalam semua situasi dan kondisi. Oleh karena itu seorang guru harus pandai dalam memilih metode, namun perlu diperhatikan di dalam penerapan metode. Karena meskipun metode belajar yang dipilih telah sesuai, namun apabila dalam penerapan kurang tepat, maka tidak akan didapatkan peningkatan dalam proses pembelajaran. Hendaklah seorang pendidik di dalam menerapkan
3
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 186.
10
metode mampu menciptakan suasana belajar menjadi suasana yang menyenangkan. Menurut Muhibbin, “proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas sebaiknya terpusat pada peseta didik (student centered) tidak pada guru (teacher learned) sehingga pembelajaran pun lebih berorientasi pada kepentingan learn‟s learning bukan teacher‟teaching”.4 Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dengan menggunakan metode pembelajaran, sehingga murid dapat menguasai materi pembelajaran yang tercermin pada perubahan tingkah laku baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. 2. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam Para pendidik muslim dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda, telah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran. Metode-metode yang dipergunakan tidak hanya metode pembelajaran namun metode belajar yang dipergunakan oleh murid. Sebagaimana dikatakan Arifin, yaitu: a. Al-Gazali Dalam
kitab
Ihya
Ulumuddin
juz
III,
Al-Gazali
menguraikan bahwa “metode untuk melatih murid amat penting. Karena murid merupakan amanat yang dipercayakan oleh orang tua”. Murid memiliki hati yang bersih, murni, dan bersih dari gambaran apa pun, karena murid menerima tiap ukiran yang digoreskan dan cenderung mengikuti ke arah manapun yang dikehendaki. Oleh karena itu, sebaiknya murid dibiasakan dengan sifat-sifat yang baik. b. Ibnu Khaldun Prinsip yang digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam metode mengajar didasarkan atas pendekatan psikologis, seperti menghindari memberikan ilmu yang melebihi kemampuan akal pikiran murid, 4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. XIII, h. 199.
11
karena hal itu menyebabkan murid menjauhi ilmu tersebut dan membuatnya malas mempelajarinya. c. Ibnu Sina Murid harus diperhatikan pendidikan akhlaknya. Metode yang diperlukan dalam mendidik akhlak murid di antaranya metode pembiasaan, perintah dan larangan, contoh teladan serta memotivasi dengan pemberian hadiah dan hukuman. d. Muhammad Abduh Dalam kegiatan mengajar menekankan pada metode yang berprinsip pada rasio dalam memahami ajaran Islam sebagai pengganti metode verbalisme (menghafal). Sering pula mengajarkan huruf Arab dengan jelas dan sederhana. 5 Nilai yang terkandung dari metode yang digunakan para ulama muslim terdahulu tentunya merupakan dasar terbentuknya metode-metode pembelajaran yang ada dalam proses pendidikan pada saat ini. Metode yang diterapkan oleh guru akan berdaya guna dan berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3. Metode Sorogan a. Pengertian Metode Sorogan Menurut Abdullah Syukri, “Kata sorogan berasal dari bahasa jawa (sorog) yang berarti menyodorkan kitab kehadapan kyai. Metode sorogan adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, di mana para santri satu persatu datang menghadap kyai atau pembantunya dengan membawa kitab tertentu”.6 Metode sorogan, pelajaran diberikan oleh kyai. Mula-mula kyai tersebut membacakan materi yang ditulis dalam bahasa Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata dalam bahasa daerah dan menerangkan maksudnya, setelah itu santri diperintahkan untuk membaca dan mengulangi 5
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 92. 6 Abdullah Syukri, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 73.
12
pelajaran tersebut satu persatu sehingga setiap santri menguasainya.7 Pengertian
lain
mengenai
metode
sorogan
adalah
pembelajaran yang bersifat individual di mana para santri satu persatu datang menghadap kyai dengan membawa kitab tertentu. Selanjutnya kyai membacakan kitab tersebut beberapa baris atau kalimat demi kalimat dengan maknya. Setelah selesai santri mengulang bacaan tersebut sampai dirasa cukup dan bergantian dengan yang lainnya.8 Sebagai contoh dalam menerjemahkan dengan bahasa Jawa, kata utawi digunakan untuk menunjukan mubtada‟ sedangkan kata iku digunakan untuk menunjukan khabar sedangkan kata wis untuk menunjukan bahwa kalimat itu adalah fi‟il madhi.9 Metode pembelajaran ini diberikan kepada santri pemula yang memang masih membutuhkan bimbingan khusus secara intensif, karena dilakukan seorang demi seorang sehingga kyai mampu mengetahui kemampuan pribadi santri satu persatu. Namun metode ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan santri, sehingga dalam metode sorogan ini diharapkan santri memantapkan
diri
sebelum
dapat
mengikuti
pembelajaran.
Pengajaran di pesantren hampir seluruhnya dilakukan dengan pembacaan kitab. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode sorogan adalah suatu cara penyajian pelajaran yang bersifat individual dengan guru (ustadz) dan murid (santri) saling berhadapan selanjutnya guru membaca kitab kuning, murid meniru bacaan guru sehingga dalam proses penerimaan murid
7
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.145. 8 Syukri, op. cit., h.73. 9 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2002), Cet. I, h. 151.
13
terhadap pelajaran akan lebih mendalam, serta guru dapat mengetahui kemampuan murid. Modified berasal dari kata bahasa Inggris yaitu modify yang
artinya
memodifikasi,
memperbaharui,
mengubah.10
Berdasarkan pengertian di atas metode sorogan modified adalah suatu cara penyajian metode sorogan yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran di pesantren, kemudian diperbaharui cara
penyajiannya
serta
diterapkan
oleh
Pesantren
Luhur
Sabilussalam Ciputat pada pelajaran kitab kuning, di mana ustadz menunjuk salah satu santri untuk membaca kitab kuning serta artinya di tempat duduknya, kemudian setelah selesai membaca santri menunjuk santri lain untuk melanjutkan bacaan. Setelah seluruh santri telah memba kitab kuning tahap selanjutnya ustadz dan santri mendiskusikan maksud dari bacaan kitab kuning tersebut. b. Dasar Metode Sorogan Metode sorogan bermula dari peristiwa ketika Rasulullah menerima wahyu dari malaikat Jibril, antara Rasul dan malaikat Jibril saling berhadapan satu persatu. Sehingga Rasulullah bersabda:
“Tuhanku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya didikan.11 Berdasarkan hal tersebut, kemudian Rasul mempraktikan pendidikan
seperti
itu
bersama
sahabat-sahabatnya
dalam
menyampaikan dakwah Islam. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sorogan 1) Kelebihan a) Terjadinya hubungan yang erat dan harmonis antara guru dengan santri.
10
John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003), cet. XXV, h. 384. 11 Armai, loc., op, cit.
14
b) Memungkinkan bagi seorang guru untuk mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri. c) Guru dapat mengetahui secara pasti kualitas yang telah dicapai santrinya. d) Santri yang IQ-nya tinggi akan cepat menyelesaikan pelajaran, sedangkan yang IQ-nya rendah ia membutuhkan waktu yang cukup lama. 2) Kekurangan a) Membuat santri cepat bosan karena metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi. b) Santri kadang hanya menangkap kesan verbalisme semata terutama mereka yang tidak mengerti terjemahan dari bahasa tertentu.12 4. Pelaksanaan Metode Sorogan Modified Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, memperbaharui metode sorogan yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran di pesantren dengan santri menyodorkan kitab kehadapan kyai. Sedangkan pelaksanaan metode sorogan modified dapat digambarkan sebagai berikut: a. Santri berkumpul di ruangan kelas dengan waktu yang telah ditentukan
yaitu
18.30-21.30
WIB.
Dengan
masing-masing
membawa kitab yang hendak dikaji. b. Ustadz masuk ke dalam ruangan kelas dan duduk ditempat yang telah disediakan. c. Santri yang mendapat giliran untuk membaca kitab kuning beserta terjemahan di tempat duduk masing-masing. d. Ustadz beserta santri lain mendengarkan bacaan kitab kuning yang sedang dibacakan.
12
Ibid., h. 152.
15
e. Setelah semua santri telah selesai membaca dan menerjemahkan kitab kuning, ustadz membimbing santri untuk membahas kitab kuning terkait ilmu nahwu dan shorof. f. Berdiskusi konten kitab kuning yang telah dibacakan oleh santri. g. Ustadz menutup pembelajaran dengan do‟a.13 Ada beberapa hal yang dipersiapkan sebelumnya oleh ustadz maupun santri, di antaranya yaitu: a. Penyusunan kurikulum yang berisi jenis materi pembelajaran. b. Santri di himbau untuk mengkaji kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran berlangsung. c. Santri membawa kamus bahasa Arab. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk kelancaran proses pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan modified, yaitu: a. Menciptakan komunikasi empat arah antara santri dengan santri, maupun ustadz dengan santri. b. Dalam membaca kitab dan menerjemahkan ustadz membimbing santri untuk bersikap kritis mengkoreksi bacaan kitab santri lain. c. Setelah membaca dan menerjemahkan dengan baik da benar, ustadz membimbing santri untuk berdiskusi menjelaskan maksud dari teks yang telah dibacakan. d. Kemudian ustadz memberi penguatan penjelasan yang telah disampaikan oleh santri. Untuk mengevaluasi kemampuan para santri dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan modified, dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Penilaian formatif ketika santri diminta untuk membaca dan menerjemahkan kitab kuning secara mandiri dihadapan santri lain dan ustadz. b. Penilaian UTS yang dilakukan setiap 3 bulan. 13
Mei 2014
Hasil pengamatan di Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, pada tanggal 5
16
c. Penilaian UAS yang dilakukan setiap 6 bulan. Hal-hal yang diperhatikan dalam menilai tingkat kemampuan para santri dengan metode sorogan modified, sebagai berikut: a. Bacaan santri, apakah sudah benar sesuai dengan tata bahasa Arab saraf maupun dengan kedudukan suatu kata dalam struktur kalimat Nahwu. b. Pemahaman terhadap teks yang telah dibaca dalam bentuk penjelasan ataupun intisari dari teks kitab kuning yang telah dibaca.14
B. Kemampuan Membaca Membaca merupakan sarana yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Membaca
bermanfaat
dalam
memberikan
pengalaman,
memperluas
cakrawala, mengaitkan dengan umat yang lampau, menjadikannya mampu memahami masa sekarang dan merencanakan masa depan.15 Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas dari itu adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. 1. Pengertian Membaca Kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata “baca” yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dihayati. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa
14
Hasil wawancara dengan ustadz Asep pengampu pembelajaran kitab kuning. Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Al-Kautsar, 2005), cet. I, h. 136. 15
17
tertulis.16 Dalam bahasa Arab pun kata baca (iqro) merupakan fiil amr yang artinya kalimat perintah. Dengan kata lain mengandung perintah untuk melaksanakannya. Sebagaimana dalam ayat Al-Qur‟an surat AlAlaq, yang berbunyi:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-„Alaq: 1-5).17 Ayat di atas menjelaskan bahwa membaca adalah salah satu kunci
untuk
mendapatkan
ilmu
pengetahuan.
Ayat
tersebut
mengisyaratkan untuk membaca, hal tersebut terlihat dari kata yang tertulis secara berulang. Oleh karena itu dengan membaca selain membuat perkembangan berpikir menjadi luas juga memperkaya diri seseorang untuk mempersiapkan diri menjadi manusia yang lebih berkualitas. Pendidikan Islam merupakan salah satu upaya membentuk kepribadian
seseorang
sesuai
dengan
ajaran
Islam,
namun
permasalahannya adalah dengan cara bagaimana ajaran yang telah sempurna dapat dipahami oleh murid, tentunya salah satu cara untuk memperkuat pemahaman murid tentang ajaran Islam adalah dengan cara membaca, referensi ajaran Islam yang sebaiknya dibaca serta dipahami oleh murid adalah kitab kuning. Kemampuan ialah suatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh seseorang.18 Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi, karena kemampuan membaca dalam suatu bidang
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi III, h. 83. 17 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil al-Qur‟an, 2005), h. 597. 18 Departemen Pendidikan Nasional, op, cit., h. 707.
18
studi melibatkan berbagai aspek termasuk aspek bahasa dan kaidahkaidahnya yang menjadi modal utama dalam penguasaan unutk mampu membaca kitab kuning. 2. Indikator Membaca Kitab Kuning Indikator santri dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca kitab kuning adalah sebagai berikut: a. Ketepatan dalam membaca Ketepatan dalam membaca kitab kuning didasarkan atas kaidah-kaidah aturan membaca di antaranya santri mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah nahwiyah atau shorfiyah sebagaimana diutarakan dan dirumuskan oleh Taufiqul Hakim dalam amsilati. b. Pemahaman mendalami isi bacaan Aktivitas membaca tidaklah hanya sebatas membaca teks tertulis, melainkan membaca yang disertai dengan memahami teks tertulis tersebut, baik berupa ide-ide gagasan dan pokok pikiran yang dikehendaki oleh penulis. c. Dapat mengungkapkan isi bacaan Setelah santri mampu membaca dengan tepat, santri diminta untuk dapat mengungkapkan isi bacaan dengan bahasa sendiri. Karena idealnya adalah mampu membaca kitab kuning disertai juga mampu mengungkapkan isi bacaan. 19 3. Kitab-kitab yang dipelajari di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Kitab kuning yang diajarkan di Pesantren Luhur Sabilussalam ciputat dengan menggunakan metode sorogan modified, yaitu: a. Mukhtashor ihya „uluumuddiin karya asy-Syaikh al-Imam Hujatul Islam Muhammad bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali. b. Mabaahitsu Fii „Uluumil Qur‟an karya Manaa‟ul Qathan.
19
Khoirul Umam, “Hubungan Minat Belajar Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus”, Skripsi pada Sekolah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2009, h. 22, tidak dipublikasikan.
19
c. Bidaayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid karya al-Imam alQhadi al-walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusydi al-Qurtubi al-Andalusi. d. Taisiiru musthalahul hadiits karya Mahmud Thohan. e. Tanbiihul Ghaafiliin karya asy-Syaikh Nasr bin Muhammad bin Ibrahim as-Sarqindi.
C. Kitab Kuning 1. Pengertian Kitab Kuning Dalam khazanah keislaman, khususnya di pesantren tradisional,, istilah kitab kuning bukanlah suatu hal yang asing. Istilah kitab kuning pada mulanya diperkenalkan oleh kalangan luar pesantren sekitar dua dasawarsa yang silam dengan nada merendahkan. Dalam pandangan mereka, kitab kuning dianggap sebagai kitab yang berakar keilmuan rendah, ketinggalan zaman, dan mejadi salah satu penyebab terjadinya stagnasi berpikir umat. Namun, kemudian nama kitab kuning diterima secara luas sebagai salah satu istilah teknis dalam studi kepesantrenan. Di antara semakin banyak hal yang menarik dari pesantren dan yang tidak terdapat di lembaga lain adalah mata pelajaran bakunya yang ditekstualkan pada kitab-kitab salaf (klasikal) yang sekarang ini terintroduksi secara populer dengan sebutan kitab kuning. Disebut kitab kuning karena memang kitab-kitab itu dicetak di atas kertas berwarna kuning, meskipun sekarang sudah banyak yang dicetak ulang pada kertas putih.20 Di kalangan pesantren sendiri, di samping istilah Kitab Kuning beredar juga istilah “kitab klasik”. Bahkan, karena tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal), kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan pesantren sebagai “kitab gundul”. Dan karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab kuning sebagai “kitab kuno”. Pengertian umum beredar di kalangan pemerhati masalah pesantren adalah bahwa kitab kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab, sebagai produk 20
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Social, (Yogyakarta: LKiS, 2003), Cet. II, h. 263.
20
pemikiran ulama-ulama masa lampau yang ditulis dengan format khas pra modern, sebelum abad ke-17an M. dalam rumusan yang lebih rinci, definisi kitab kuning adalah kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama asing, tetapi secara turun menurun menjadi refrence yang dipedomani oleh para ulama Indonesia sebagai karya tulis yang independent, dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama asing.21 Bangsa Indonesia, menggunakan kata yang berbeda untuk yang ditulis dalam huruf latin dan buku yang ditulis dalam tulisan Arab. Buku yang ditulis dalam huruf latin, disebut dengan “buku” sementara itu, buku yang ditulis dalam tulisan Arab baik itu berbahasa Arab, Melayu, Jawa, Madura atau lainnya biasa disebut dengan “kitab”.22 Kitab kuning merupakan kepustakaan dan pegangan para kyai atau ulama di pesantren. Bahkan, kyai atau ulama dan kitab kuning boleh dikatakan tidak dapat dipisahkan. Kitab kuning meupakan kodifikasi nilai-nilai ajaran agama Islam, sedangkan kyai atau ulama merupakan personifikasi dari nilai-nilai tersebut. Kitab-kitab Islam klasik yang lebih popular dengan sebutan “kitab kuning”. Kitab-kitab ini ditulis oleh ulama-ulama Islam pada zaman pertengahan. Kepintaran dan kemahiran seorang santri diukur dari kemampuannya membaca serta mensyarahkan (menjelaskan) isi kitabkitab tersebut.23 Dari pernyataan di atas, peneliti dapat melihat bahwa kitab kuning merupakan karya ilmiah para ulama terdahulu yang dibukukan dengan menggunakan kertas berwarna kuning dan merupakan kodifikasi nila-nilai keislaman. 2. Sejarah Kitab Kuning Sejarah mencatat bahwa, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16 M, sejumlah kitab kuning, baik dengan menggunakan bahasa Arab, bahasa Melayu maupun bahasa Jawa, sudah beredar dan menjadikan bahan informasi dan kajian mengenai Islam. Kenyataan 21
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), cet. I, h. 222. 22 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning : Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet.III, h. 132. 23 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 63.
21
ini menunjukan bahwa karakter dan corak keilmuan yang dicerminkan kitab kuning tidak bisa dilepaskan dari tradisi intelektual Islam Nusantara yang panjang, kira-kira sejak abad sebelum pembakuan kitab kuning di pesantren.24 Term kitab kuning bukan merupakan istilah untuk kitab kuning yang kertasnya kuning saja, akan tetapi ia merupakan istilah untuk kitab yang dikarang oleh para cendikiawan masa silam. Istilah tersebut digunakan karena mayoritas kitab klasik menggunakan kertas kuning, namun belakangan ini penerbit-penertbit banyak yang menggunakan kertas putih. Menurut
Van
Martin
Bruinessen,
“kitab
kuning
yang
berkembang di Indonesia pada dasarnya merupakan hasil pemikiran ulama abad pertengahan”.25 Kitab kuning ini termasuk ke dalam kurikulum dalam sistem pesantren, dan identik pada pesantren karena pesantren adalah lembaga pendidikan yang menjadikan kitab kuning ini menjadi pelajaran yang sangat utama dan menjadi khas suatu pesantren. Sehingga banyak dari alumni pesantren yang mahir dalam membaca kitab kuning. Oleh sebab itu, kitab kuning sangatlah penting untuk dipelajari. Tidak hanya untuk alumni pesantren tetapi di pelajari untuk meningkatkan pengetahuan mengenai para ulama terdahulu, akidah, hukum Islam dan lain sebagainya. 3. Pentingnya Pembelajaran Kitab Kuning Islam adalah agama yang Allah Swt anugerahkan kepada umat manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur‟an sebagai mu‟jizatnya. Isi kandungan dari Al-Qur‟an berkaitan dengan seluruh ciptaan-Nya yang sangat luar biasa. Bermula dari kitab suci tersebut, dikemudian hari menimbulkan pemikiran, pengkajian dan penafsiran yang dilakukan oleh para ulama serta cendikiawan muslim. Al-Quran sejak dahulu hingga saat ini memiliki jumlah yang tetap, tidak bertambah dan tidak berkurang. Allah Swt berfirman:
24 25
Wahid, op. cit., h. 256. Bruinessen, op. cit., h. 37.
22
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr: 9)26 Ayat tersebut menunjukan bahwa Allah Swt memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur‟an selama-lamanya. Pada kenyataannya Al-Qur‟an merupakan sumber pengetahuan yang sangat penting yang mencakup seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Sebagai buktinya banyak karya dan pemikiran para ulama serta cendikiawan baik yang berasal dari golongan kaum muslimin sendiri dan golongan non muslim yang mengkaji Al-Qur‟an. Hasil pemikiran, pengkajian dari para cendikiawan atau ulama muslim tersebut, kemudian diabadikan ke dalam tulisan yang berbentuk buku atau kitab. Sehingga karya-karya mereka tetap terjaga dan dipelajari oleh generasi berikutnya. Oleh karena itulah, keberadaan kitab kuning sebagai khazanah keilmuan Islam sangat penting untuk dikaji. 4. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning Sitematika penyusunan kitab kuning umumnya sudah terbilang maju dengan urutan kerangka yang lebih besar, kemudian sub-sub kerangka itu dituturkan sampai yang paling kecil. Misalnya kitabun (bab) kemudian babun (sub-bab) fashlun (sub-sub bab) dan seterusnya.27 Ciri lain dari kitab kuning adalah tidak menggunakan tanda baca yang lazim, tidak menggunakan titik, koma, tanda seru, tanda tanya dan lain sebagainya. Subjek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mu‟taridah (klausa parentetika) yang cukup panjang dengan tanda-tanda tertentu. Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan dan keterampilan agar pembaca dapat memahami makna dan kandungannya, bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikannya secara luas.28 Masih terdapat ciri lain, khususnya yang terdapat pada kitabkitab fikih mazhab Syafi‟i. Pada kitab-kitab ini selalu digunakan istilah
26
Departemen Agama, op. Cit., h. 262. Mahfudh, op, cit., h. 258. 28 Ibid., h. 259. 27
23
dan rumus-rumus tertentu. Misalnya, untuk menyatakan pendapat yang kuat dipakai istilah al-mazhab (pendapat/teori),29 al-ashlah (lebih baik), as-shahih (benar), al-arjah (pendapat yang lebih diutamakan atau lebih unggul), ar-raji (pendapat yang lebih umum digunakan atau unggul)30 dan seterusnya. Misalnya lagi untuk mengatakan kesepakatan antara ulama beberapa mazhab digunakan istilah ijma‟an dan untuk menyatakan kesepakatan intern ulama satu mazhab digunakan istilah ittifaqan. Padahal kata tersebut secara bahasa mempunyai arti yang sama.31 Berangkat dari karakteristik kitab kuning tersebut, membuat santri kesulitan ketika membaca, menerjemahkan serta memahami kitab kuning.
Ketika
membaca
kitab
kuning
dalam
memahami
dan
menerjemahkannya membutuhkan ketelitian untuk memahami istilahistilah bahasa Arab yang digunakan. Jadi, menurut peneliti kitab kuning merupakan hasil karya pemikiran para ulama dan cendikiawan muslim terdahulu yang kemudian dibukukan dengan menggunakan kertas yang berwarna kuning. Kitab kuning merupakan kajian keilmuan islam yang mencakup: ilmu fiqh, ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu ushul fiqh, ilmu tarikh dan lain sebagainya. Kitab kuning memiliki karakteristik yang khas, yaitu: tulisannya tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal). Oleh karena hal itu kitab kuning kerap sulit untuk dipahami dan dibaca oleh santri. Untuk menyikapi hal tersebut, maka untuk mampu menguasai kitab kuning dibutuhkan ilmu khusus yang disebut degan ilmu alat nahwu, sharaf dan sebagainya.
D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain:
29
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab Indonesia,..., h. 453 Mahfudh, op, cit., h. 475. 31 Mahfudh, op, cit., h 260. 30
24
1. Azizatul Habibah Penelitian yang dilakukan oleh Azizatul Habibah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program S1. Penelitian
tersebut
“Penerapan
berjudul
Metode
Sorogan
dalam
Memahami Kitab Kuning di Kelas Shorof Pondok Pesantren AlLuqmaniyah
Yogyakarta”,
berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut
menyatakan bahwasannya: penerapan metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning yang diselenggarakan di kelas shorof yang disampaikan secara individual di mana seorang santri berhadapan langsung dengan Ustadz, terjadi interaksi dua arah. Metode sorogan ini lebih mengutamakan adanya ikatan emosional yang kuat serta adanya pemahaman seorang santri dalam menguasai bahasa Arab. Adapun faktor penghambat penerapan metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning di kelas shorof Pondok Pesantren AlLuqmaniyah di antaranya adalah: a. Timbulnya kejenuhan atau rasa bosan dalam proses pembelajaran. b. Memerlukan waktu yang lama. c. Banyaknya santri kelas shorof merasa kesulitan dalam membaca kitab kuning sehingga akan menghambat santri lain untuk menyetorkan bacaannya. Perbedaan penelitian ini adalah peneliti sebelumnya melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, teknik keabsahan data yang digunakan teknik triangulasi, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif product moment dan menggunakan tes validitas dan reliabilitas untuk pengujian instrumen. 2. Mahrus Penelitian yang dilakukan oleh Mahrus Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang Program S1. Penelitian tersebut berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan di Pondok Pesantren Nurul Huda Simbangkulon Buaran Pekalongan Semester Gasal”, berdasarkan hasil penelitian tersebut
25
menyatakan bahwasannya: metode sorogan salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian dengan persentase (92%) santri cukup dapat membaca kitab kuning. meskipun hasil analisi statistik menunjukan bahwa kemampuan santri dalam membaca kitab kuning cukup baik, namun terdapat sejumlah hal yang menyebabkan metode sorogan ini kurang efektif dalam menghantarkan murid untuk berbahasa secara baik dan benar. Perbedaan penelitian ini adalah peneliti terdahulu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sedangkan penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Instrumen yang digunakan oleh peneliti terdahulu lembar observasi dan evaluasi sedangkan penelitian ini menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. 3. M. Muchtar Mubarok Penelitian yang dilakukan oleh M. Muchtar Mubarok Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program S1. Penelitian
tersebut
berjudul
“Penerapan
Metode
Sorogan
dalam
Memahami Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Munawwir, berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwasannya: metode sorogan efektif dalam mendidik santri agar lebih aktif dalam mempelajari dan memahami kitab kuning. Terlihat dalam proses pembelajaran di mana santri secara individual dapat meningkatkan keaktifan dalam memhami dan membahas permasalah dalam membaca kitab kuning. Namun masih terdapat beberapa kendala dalam penerapan metode sorogan di antaranya: a. Metode sorogan membutuhkan waktu yang relatif lama apalagi santri yang belajar sangat banyak. b. Terkadang Ustadz dan santri datang kurang tepat pada waktunya.
26
c. Terdapat beberapa santri yang merasa kesulitan untuk membaca kitab kuning karena belum menguasai tata bahasa Arab sehingga santri merasa sulit dalam mencari dan mengartikan suatu kalimat. Perbedaan penelitian ini, peneliti terdahulu menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode sorogan yang masih murni sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi product moment serta menggunakan metode sorogan yang sudah dimodifikasi oleh pihak Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
E. Kerangka Berpikir Peranan guru dalam pembelajaran tidak bisa diganti oleh mesin, radio, televisi, komputer dan alat modern yang canggih sekalipun, karena terdapat hal-hal manusiawi yang tidak bisa digantikan dengan alat seperti, sikap, nilai perasaan, cara guru menyampaikan pelajaran. Metode pembelajaran merupakan salah satu cara guru dalam menyampaikan pelajaran, yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sorogan adalah salah satu metode pembelajaran kitab kuning yang klasik, seiring berkembangnya pendidikan pesantren, Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat melakukan inovasi dengan memodifikasi metode sorogan yang sudah ada, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kning. Kitab kuning adalah kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama masa lampau yang ditulis dengan format khas pra modern. Pemikiran-pemikiran tersebut didasarkan pada ajaran Islam agama Allah Swt yang menganugrahkan kepada umat manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur‟an sebagai mu‟jizatnya, bahasa al-Qur‟an adalah bahasa Arab. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab dan memiliki kemampuan membaca kitab kuning tentuya sangat penting untuk memperdalam pengetahuan Islam melalui alQur‟an dan kitab-kitab klasik.
27
Berdasarkan uraian di atas diduga metode pembelajaran sorogan modified berperan aktif sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah anggapan sementara terhadap permasalahan yang peneliti angkat dalam skripsi ini melalui kumpulan data dengan proses pengujian. Setelah hipotesis yang dimaksud diuji dengan menggunakan analisis statistik kemudian terbukti kebenarannya, maka hipoesis tersebut berubah menjadi fakta. Adapun hipotesis penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: H0
= Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara metode sorogan modified dan kemampuan membaca kitab kuning
Ha
= Terdapat korelasi positif yang signifikan antara metode sorogan modified dan kemampuan membaca kitab kuning
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini yang akan diteliti adalah mengenai hubungan metode sorogan modified dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalan Ciputat. Pesantren ini berlokasi di Jl. WR. Supratman Gg Bacang No. 81 RT. 02/09 Kp. Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2014 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan
Waktu
Study Pendahuluan
22 Februari
Menyusun Surat Izin Penelitian
18 Maret 2014
Membuat atau menyiapkan instrumen penelitian
15 April 2014
Melihat kondisi belajar Pesantren Luhur Sabilussalam
05 Mei 2014
Menyebarkan angket
28 Mei 2014
Analisis data
01 Juni 2014
Penyelesaian laporan penelitian/skripsi
03 Oktober 2014
Peneliti mengambil lokasi tersebut dikarenakan peneliti pernah bermukim di Pondok pesantren Sabilussalam selama kurang lebih 2 tahun, selain itu keterbatasan geografis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu pula dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian di pesantren tersebut.
B. Metode Penelitian Menurut Mardalis, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
28
29
untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran”.1 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan teknik analisis. Penggunaan tehnik korelasional bertujuan untuk mengetahui keberadaan hubungan antar variabel dan tingkat kekuatan hubungan antar variabel, yakni metode sorogan modified (variabel X) dan kemampuan membaca kitab kuning (variabel Y). Tehnik korelasional yang digunakan adalah korelasional product moment dan pengumpulan data menggunakan angket
C. Variabel Penelitian Variable adalah obyek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai implementasi metode sorogan modified dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Kedua variable tersebut adalah: 1. Variable bebas (variable independent), yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh tehadap variabel lain, yaitu implementasi metode sorogan modified (variabel X). 2. Variable terikat (variable dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu kemampuan membaca kitab kuning (variabel Y.)
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam pelaksanaan penelitian kuantitatif, dikenal dengan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Populasi dalam penelitian di sini adalah seluruh santri Pesantren
1
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. VI, h. 24. Suharsinmi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118. 2
30
Luhur Sabilussalam Ciputat berjumlah 101 santri. Dengan rincian yang peneliti papaarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
3.2 Daftar Rincian Jumlah Populasi Penelitian No.
Kelas
Jumlah
1
2A
21
2
2B
32
3
4A
17
4
4B
14
5
6A
17
Jumlah Total Populasi Penelitian
101
2. Sampel Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian. Dikarenakan dalam penelitian ini populasi penelitian jumlahnya lebih dari 100 orang, maka diberikan ketentuan dalam penentuan jumlah sampel, yakni berkisar antara 20% - 25% dari populasi yang ada.3 Dalam menentukan responden, teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Teknik probability sampling adalah4 teknik pengambilan sampel yang mendasarkan bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik acak sistematis (systematic random sampling) dengan menggunakan rumus:
3
Ibid., h. 134. Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. VI, h. 122. 4
31
Populasi1 Sampel1 =
x Total sampel Total Populasi
Peneliti mengambil sampel sebesar 25% sehingga didapatkan sampel sebanyak 25 responden, akan tetapi melihat antusiasme responden terhadap penelitian ini maka peneliti menggenapkan responden dalam penelitian ini menjadi 50 responden dengan rincian sebagai berikut: Sampel1 =
x 50
= 26
Sampel1 =
x 50
= 15
Sampel1 =
x 50
= 17
Maka sampel dalam penelitian ini peneliti uraikan pada tabel 3.3 sebagai berikut:
3.3 Sampel Penelitian Kelas 2
4
6
26
15
9
Jumlah 50
E. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data di antaranya: 1. Angket Angket atau kuesioner adalah alat pengumpula data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk menghimpun informasi yang akan diselidiki.5 Angket yang dibuat merupakan angket tertutup yang disertai dengan sejumlah jawaban yang 5
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. I, h. 177.
32
sudah disediakan, berupa pernyataan dalam dua variabel yakni metode sorogan modified dan kemampuan membaca kitab kuning. Dengan empat alternatif jawaban. Pemilihan empat alternatif jawaban pada angket didasarkan pada penanggulangan kecendrungan responden dalam memilih jawaban tengah dan butir pernyataan angket bersifat positif dan negatif. Dalam pelaksanaanya, angket diberikan kepada responden penelitian dan kemudian hasilnya dianalisa. Pada angket ini, peneliti menyebarkan 15 item pernyataan pada tiap variabel. 2. Wawancara Wawancara
adalah
teknik
pengumpulan
data
melalui
komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab.6 Wawancara dilaksanakan terhadap guru mata pelajaran kitab kuning untuk memperkuat keterangan data dari angket implementasi metode sorogan modified dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.
F. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat bantu yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah: angket atau kuesioner. Angket digunakan untuk mengukur variabel X yaitu metode sorogan modified terhadap kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Adapun kisi-kisi angket dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Implementasi Sorogan Modified dengan Kemampuan Membaca Kitab Kuning No 1
Variabel
Dimensi
metode sorogan Kualitas
6
Ibid., h. 194.
Indikator Membuka pelajaran
Butir Soal + 1
-
Jumlah Soal 1
33
modified (X)
mengajar
dengan berdoa Membimbing proses
11
1
14
1
15
1
3
1
8
1
6
1
pembelajaran Memberi kesempatan bertanya Menutup pelajaran dengan berdoa Inisiatif dalam belajar
Menelaah kitab kuning sebelum pelajaran di mulai Berusaha meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning
Layanan
Metode sorogan
dalam
modified lebih
pembelajaran
disenangi santri Metode sorogan 9
modified
1
membosankan Metode sorogan
12
1
13
1
modified memberi kesempatan untuk lebih mengembangkan kemampuan membaca kitab kuning Metode sorogan
34
modified berlangsung Kemampuan Belajar Disiplin
efektif
4
Kesulitan membaca kitab kuning
2
On time masuk kelas Keaktifan
1
1 7
1
Tidak pernah bolos Memperhatikan
5
1
10
1
santri ketika membaca kitab kuning Berdiskusi ketika menemukan kosa kata yang sulit Jumlah Butir Soal 2
Kemampuan membaca kitab kuning (Y)
Motivasi berpretasi
15
Memberikan peluang untuk bersikap kritis
10
terhadap bacaan yang kurang tepat Membuka peluang untuk mengikuti perlombaan kitab
12
kuning Memicu semangat santri untuk mengkaji kitab
13
kuning di luar pesantren Mempersulit santri unutk membaca
3
35
kitab kuning Motivasi diri
Membuat santri menyukai
11
pembelajaran kitab kuning Membantu untuk lebih berkonsentrasi dalam proses
14
pembelajaran kitab kuning Bingung dalam memahami dan menerjemahkan 9
istilah-istilah bahasa Arab Mempermudah Kemampuan
santri untuk
membaca
membaca kitab
kitab kuning
kuning dengan baik
1
dan benar Santri mampu memahami isi bacaan kitab kuning
2
Mampu membedakan tandatanda i’rob ketika membaca kitab
4
kuning Mampu mengaplikasikan teori nahwu dan
5
36
shorof Tidak ada peningkatan kemampuan 6
membaca kitab kuning Meningkatkan kemampuan 7
berbahasa Arab Jumlah Butir Soal
15
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk dapat mengetahui apakah item-item yang digunakan mengukur apa yang seharusnya dan dapat diandalkan konsistensinya. 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.7 Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah benar mengukur apa yang seharusnya diukur, maka uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus product moment pearson, dengan responden berjumlah 50. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
=
(∑ ) (∑ )
∑ √[ ∑
(∑ )
][ ∑
(∑ )
Keterangan: = =
7
Koefisien korelasi antara x dan y Jumlah responden uji coba
Arikunto, op, cit., h. 211.
]
37
∑
=
Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑
=
Jumlah skor tiap-tiap item
∑
=
Jumlah skor total
∑
=
Jumlah kuadrat seluruh skor x
∑
=
Jumlah kuadrat seluruh skor y
2. Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.8 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukan reliabilitas instrumen tes adalah dengan menggunakan teknik belah dua. Dalam teknik ini, angket yang telah diberikan dibagi menjadi dua bagian. Kemudian tiap-tiap bagian diberikan skor secara terpisah. Terdapat dua prosedur yang dapat digunakan untuk membelah menjadi dua bagian sebuah angket. Menurut, “Kusaeri Suprananto memaparkan bahwa Salah satu cara yang lebih dikenal adalah menggunakan metode belah nomor ganjil dan genap”. Metode seperti ini dilaksanakan dengan cara, seluruh butir soal angket yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok, demikian pula angket dengan butir soal yang bernomor genap. metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini adalah metode ganjil-genap. Setelah hasil diperoleh, ditentukan nilai reliabilitas dengan mengkonsultasikan pada koefisien reliabilitas tes dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
8
Ibid., 221.
38
Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas9 Rentang Nilai
Kategori
< 0,20
Rendah Sekali
0,21-0,40
Rendah
0,41-0,70
Sedang
0,71-0,90
Tinggi
0,91-1,00
Sangat Tinggi
H. Tekhnik Pengolahan Data Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, maka data yang peneliti sebarkan diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Hal ini menunjukan bahwa angket harus diteliti kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Skoring Setelah melalui tahap editing, selanjutnya peneliti memberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. Pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1 untuk pernyataan negatif sebaliknya. 3. Tabulating Tahap selanjutnya adalah perhitungan terhadap skor yang telah ada. Peneliti memindahkan jawaban responden ke dalam blanko yang telah tersusun rapih dan rinci dalam bentuk tabel, melaui perhitungan-
9
Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksata Lainnya, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2010), Cet. I, h. 160.
39
perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase atau frekuensi relatif dengan menggunakan rumus:10
P=
F
x 100 %
P = Presentase F = Frekuensi Jumlah Responden N = Jumlah Data Responden Angka presentase yang digunakan adalah: 100%
=
Seluruhnya
85%-99%
=
Hampir seluruhnya
68%-84%
=
Sebagian besar
51%-67%
=
Lebih dari setengah
50%
=
Setengah
34%-49%
=
Hampir Setengah
17%-33%
=
Sebagian kecil
1%-16%
=
Sedikit
0%
=
Tidak ada
Peneliti akan memasukan hasil prosentase ke dalam tabel kemudian menganalisa dan menginterpretasikan data tersebut sebagai hasil penelitian. Setelah itu peneliti menentukan kriteria data kuantitatif berdasarkan nilai rata-rata angket, sebagai berikut: 76%-100%
= Kategori sangat baik
56%-75%
= Kategori baik
36%-55%
= Kategori cukup baik
10%-35%
= Kategoti tidak baik
I. Tekhnik Analisis Data Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut, maka peneliti menggunakan teknik analisis korelasi dengan rumus product moment yaitu:11 10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. V, h. 43.
40
=
(∑ ) (∑ )
∑ √[ ∑
(∑ )
][ ∑
(∑ )
]
=
Angka indeks korelasi “r” product moment
=
Number of cases
∑
=
Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑
=
Jumlah seluruh skor X
∑
=
Jumlah seluruh skor Y
Tabel 3.6 Interpretasi Data Besarnya “r” Product Moment (rxy) 0,00-0,20
Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y).
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
11
Ibid., h. 206.
41
Untuk mengetahui apakah antara variabel X dan variabel Y terdapat signifikan atau tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum membandingkan terlebih dahulu dicari derajat bebasnya dengan menggunakan rumus: Df = N-nr Keterangan: Df
= Degree of Freedom
N
= Number of Cases
Nr
= Banyaknya variabel yang dikorelasikan Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel nilai koofisien korelasi
“r” Product moment baik taraf signifikan 5% atau pada taraf 1% . Apabila rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka H0 ditolak dan Ha diteriama, begitupula sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Rumus selanjutnya adalah untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD : Koefision Determination (konstribusi variabel X terhadap variabel Y) r2
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
J. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut: H0 = rhitung < rtabel Ha = rhitung > rtabel Keterangan: rhitung =
angka nilai atau skor korelasi yang dihitung atau diobservasi
rtabel
angka nilai atau skor korelasi yang terdapat pada tabel nilai “r” Product Moment
=
Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: Terima H0 jika rhitung < rtabel Tolak H0 jika rhitung > rtabel
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat 1.
Sejarah Berdiri Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam tidak terlepas dari sejarah Yayasan Islam Sabilussalam, karena pesantren Sabilussalam ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Islam Sabilussalam juga sejak awal berdirinya para pendiri Yayasan ini tidak langsung membentuk pesantren, akan tetapi didahului oleh Madrasah Diniyyah dan Raudhatul Athfal (TK). Oleh karena itu, sebelum masuk dalam pembahasan latar belakang berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, peneliti hendak menjelaskan sejarah Yayasan Islam Sabilussalam terlebih dahulu. Yayasan Islam Sabilussalam berkedudukan di Kecamatan Ciputat kabupaten Tanggerang Banten. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dengan akte notaris No. 23 tanggal 12 November 1981 dengan Notaris R. Soerojo Wongsiwidjojo, SH. Berdiri di atas lahan tanah seluas 710 m2 (tujuh ratus sepuluh meter persegi) yang awalnya hasil wakaf dari tanah bekas milik adat. Yayasan ini merupakan wadah bagi penyelenggara pendidikan, dakwah dan kegiatan sosial. Pendiri yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (saat ini telah ,emjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat. Adapun susunan Badan Pendiri Yayasan tersebut peneliti uraikan pada tabel 4.1 antara lain:
42
43
Tabel 4.1 Badan Pendiri Yayasan Sabilussalam No.
Nama
Jabatan
1.
Prof. Dr. H.A.R. Patrosentono
Ketua
2.
Prof. Drs. H. Chatibul Umam
Anggota
3.
Drs. H. Muchsin Idham
Anggota
4.
Drs. Ibrahim Gade
Anggota
5.
Drs. H. Mohammad Mansyur
Anggota
6.
H. Ir. A. Sjofjan
Anggota
7.
J. Rosyadi
Anggota
Latar belakang berdirinya yayasan ini karena semata-mata mereka terpanggil dan merasa bertanggung jawab atas pendidikan anakanak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah. Yayasan ini didirikan oleh para pemuka masyarakat di daerah Kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat kabupaten Tanggerang. Khusus untuk lembaga pesantren, baru dibuka pada tahun 1994 untuk tahun ajaran 1994-1995. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia bersama teman-temannya dari jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D Hidayat, S. Shodikin dan Fahrurrazi) memiliki kegiatan dakwah keliling melalui pengajian mingguan secara bergilir di sekitar Kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat. Dari jalan dakwah itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah. Tanah tersebut yang pada saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Diniyyah dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
44
Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren tersebut telah mewisudakan 7 angkatan. Selain itu, faktor lain didirikannya Pesantren Sabilussalam ini adalah parapendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah keislaman yang berbahasa Arab. Akibatnya sering terdengar sajian dalam berbagai diskusi memahami tentang agama secara tidak utuh, sehingga berakibat banyak mengundang reaksi dari masyarakat. 2.
Visi, Misi dan Tujuan Adapun tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, antara lain: a. Membantu usaha pemerintah Indonesia dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan dan sosial. b. Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa dan agama serta bertaqwa kepada Allah Swt. c. Mencetak
pemikir
Islam
yang
mampu
memahami
dan
mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar zaman klasik, pertengahan, maupun zaman kontemporer yang terdapat pada bukubuku bahasa Arab. d. Mendidik kader ulama yang mendalami ilmu keagamaan karena semakin langka ulama pada dewasa ini. Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ini merupakan badan otonom yayasan Islam Sabilussalam Ciputat. Namun pengelolaannya secara teknik operasional di bawah lembaga Pesantren Sablussalam Ciputat serta secara administratif di bawah Yayasan Islam Sabilussalam. Adapun Visi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah: “Melahirkan generasi Islam yang memiliki pemahaman yang integral
tentang
Islam
serta
mampu
memberikan
solusi
bagi
permasalahan masyarakat dan ummat dengan bersandarkan pada alQur’an dan al-Hadits”.
45
Misi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah: a. Membina
pribadi
muslim
yang
mampu
memahami
dan
mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik pertengahan maupun zaman kontemporer yang terdapat pada bukubuku berbahasa Arab. b. Mendidik kader ulama yang mendalami ilmu keagamaan, karena langkanya ulama dewasa ini. c. Menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab terhadap masalah sosial masyarakat. 3.
Letak Geografis Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat berlokasi di Jl. WR. Supratman Gg Bacang RT. 002/09 Kp. Utan, desa Cempaka Utih, kecamatan Ciputat Timur 15412, kabupaten Tanggerang, provinsi Banten. Secara geografis, batas-batas wilayah keberadaan pesantren adalah: Sebelah Barat
: RT. 02/09 Jl. WR. Supratman
Sebelah Timur
: RT.03/09, persawahan dan komplek mabad
Sebelah Utara
: RT. 02/09, kelurahan Pondok Ranji
Sebelah Selatan
: RT. 01/09, Gg H. Echo
Pesantren ini berada tidak jauh dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kurang lebih berjarak 2 km. Alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi pesantren dari kampus UIN naik angkot S10 (jurusan Ciputat-Bintaro). 4.
Guru dan Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Sabilussalam di bawah naungan Yayasan Islam Sabilussalam memiliki beberapa dewan pengajar yang terdiri dari para dosen yang berpengalaman. Saat ini Pesantren Luhur Sabilussalam dipimpin oleh Prof. Dr. H.D Hidayat, MA. Uniknya beliau tidak berkenan disebut kyai dalam jabatannya, akan tetapi lebih suka disebut sebagai Direktur Pesantren. Saat ini tenaga pengajar di Pondok Pesantren Sabilussalam berjumlah 19
46
orang. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan jumlah pengajar di Pesantren Luhur Sabilussalam ke dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Guru NO.
5.
Nama
Pendidikan Terakhir
1.
Prof. Dr. HD. Hidayat, MA
Strata 3
2.
Prof. Dr. Suwito, MA
Strata 3
3.
Dr. H. Moch. Muslih Idris, Lc.,MA
Strata 3
4.
Dr. H. Udjang Thalib,MA
Strata 3
5.
H. Ahmad Syaikhuddin, M.Ag
Strata 3
6.
Dede Abdul Fatah, SHI.,Msi
Strata 3
7.
Prof. Dr. H. Matsna HS, MA
Strata 3
8.
Mugy Nugraha, M.Si
Strata 2
9.
M. Fudhail Rahman, Lc., MA
Strata 2
10.
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Strata 2
11.
Iip Irpana, S.Pd.I
Strata 1
12.
H. Badru Jamal, S. Sos.I
Strata 1
13.
M. Nur Khozin, MA
Strata 2
14.
H. Alit Rasyad, Lc., MA
Strata 2
15.
H. Asep Anwar, S.Pd
Strata 1
16.
Abdul Rahman Hakim, S. Ud
Strata 1
17.
Ali Efendi, S. Si
Strata 1
18.
M. Nashruddin Akhyar, S.Pd
Strata 1
19.
M. Tajudin Fatah, S. Pd
Strata 1
Peserta Didik Sejak Pesantren Sabilussalam dibuka pada tahun 1994, Sabilussalam telah menerima mahasantri sebanyak 19 angkatan. Pesantren ini mengadakan penerimaan santri baru setiap tahun sekali. Untuk lebih jelasnya jumlah santri dari angkatan pertama sampai sekarang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
47
Tabel 4.3 Data santri No.
Tahun
Jumlah Santri
1.
1994
12
2.
1995
7
3.
1996
17
4.
1997
17
5.
1998
16
6.
1999
18
7.
2000
15
8.
2001
17
9.
2002
14
10.
2003
25
11.
2004
20
12.
2005
18
13.
2006
33
14.
2007
-
15.
2008
-
16.
2009
31
17.
2010
45
18.
2011
45
19.
2012
49
20.
2013
62
21.
2014
50 (rencana)
Saat ini Pesantren Sabilussalam sedang membuka pendaftaran mahasantri baru untuk angkatan ke-21 tahun ajaran 2014-2015. Pendaftaran dibuka melalui 2 gelombang, yaitu: Gelombang I
: Tanggal 16 Agustus 2014
Gelombang II
: Tanggal 23 Agustus 2014
48
Adapun persyaratan pendaftaran calon mahasantri Pesantren Sabilussalam adalah: a. Mengisi formulir pendaftaran b. Pas foto ukuran 3 x 4 (2 lembar) c. Mahasiswa/Mahasiswi d. Mengikuti tes masuk, yang terdiri dari tes tulis dan tes lisan e. Membayar biaya pendaftaran Rp.100.000,00 6.
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Sabilussalam memiliki sarana dan prasarana sebagaimana layaknya sebuah tradisi pesantren. Fasilitas yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pondok (asrama) Pondok atau asrama yang dimiliki Sabilussalam terdiri dari asrama untuk putra, serta pengurus pesantren. Adapun keadaan fisik asrama sebagai berikut: Luas asrama 250 M2 dengan kapasitas 4 ruangan yang berada di lantai II untuk kamar tidur santri dengan diberi nama kamar Abu Bakar, kamar Umar bin Khattab, kamar Usman bin Affan dan kamar Ali bin Abi Thalib, 1 kamar untuk keperluan pengurus pesantren (berada di lantai dasar), 6 kamar mandi dan 1 ruang kantor/sekretariat. b. Ruang Belajar Mengajar Pesantren Sabilussalam memiliki ruang belajar yang terletak di lantai dasar dengan kondisi fisik: berjumlah 5 ruang kelas. Dan 1 aula mini. Pada masing-masing kelas terdapat 1 buah white board. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat diskusi, seminar dan musyawarah. c. Mushalla Pada umumnya, sebuah pesantren memiliki masjid sebagai tempat mendidik para santri, shalat berjama’ah dan lain-lain. Begitupun Pesantren Sabilussalam memiliki tempat yang sama
49
fungsinya, yaitu mushalla. Dengan luas 50 M2 (dengan panjang: 10 M, lebar: 5 M). d. Perpustakaan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai, maka Pesantren Sabilussalam memfasilitasi sarana perpustakaan bagi para santri walaupun masih sangat sederhana. 7.
Struktur Organisasi Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Islam Sabilussalam, Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat memiliki struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Struktur organisasi Pesantren luhur sabilussalam ciputat Yayasan Islam Sabilussalam
Raudhatul Athfal (TK)
Pesantren Luhur
Madrasah Diniyyah
Direktur Prof. Dr. H.D Hidayat, MA
Asisten Pengurus
Dewan Asatidz
Bag. Kurikulum
Bag. Administrasi
Mahasantri
Bag. Kesantrian
50
Selain itu, para santri memiliki organisasi santri yang diberi nama Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam. Susunan kepengurusan organisasi santri KMPLS ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Struktur organisasi kmpls PEMBINA (PENGURUS PESANTREN)
KETUA
SEKRETARIS
DEP. KEILMUAN
8.
BENDAHARA
DEP.
DEP.
KEAGAMAAN
BAHASA
DEP. ORSENI
DEP.
DEP.
KESEHATAN
KEPUTRIAN
Kurikulum Pendidikan Pesantren Luhur Sabilussalam Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, menetapkan kurikulum yang tidak terbatas pada bidang pengajaran. Semua kegiatan baik di kelas maupun di luar kelas (masih dalam lingkungan pesantren) mengacu kepada kurikulum terapan yang baku dan dinamis. Kurikulum yang digunakan oleh Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat terdiri dari: a. Kegiatan Klasikal Kegiatan
klasikal
yang
dimaksud
adalah
proses
pembelajaran (pengajian) yang dilakukan di kelas. Kegiatan ini dilakukan dalam satu minggu hanya 5 hari (Senin-Jum’at) dengan waktu malam hari dan subuh. Hal ini dilakukan karena
51
menyesuaikan dengan jadwal kuliah para santri di kampusnya masing-masing. Berikut peneliti cantumkan contoh jadwal pengajian Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat semester genap ajaran 20132014 pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Jadwal Mata Kuliah Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Semester II Hari
Pukul
A
B
Mata Kuliah
Lkl
KD
Mata Kuliah
Lkl
KD
05.00-06.30 Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
18.50-20.15
Nahwu
A
14
Sharaf
B
18
20.15-21.30
Sharaf
A
16
Nahwu
B
14
05.00-06.30
Tahsinul Qira'ah
B
12
Tahsinul Qira'ah
B
12
18.50-20.15
S.N Ulumul Hadis
A
13
SN. Ulumul Qur'an
B
10
20.15-21.30
SN. Ulumul Qur'an
A
17
S.N Ulumul Hadis
A
13
05.00-06.30
SN. Pemikiran Islam
E
02
SN. Pemikiran Islam
E
02
18.50-20.15
SN. Ushul Fiqh
A
09
SN. Tarikh Islam
B
04
20.15-21.30
SN. Tarikh Islam
A
04
SN. Ushul Fiqh
A
09
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.50-20.15
KMPLS
KMPLS
20.15-21.30
KMPLS
KMPLS
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.30-20.00
Ilmu Balaghah
E
01
E
01
Ilmu Balaghah
Semester IV Hari
A
Pukul Mata Kuliah
B Mata
Mata
Kuliah
Kuliah
Mata Kuliah
Mata
Mata
Kuliah
Kuliah
05.00-06.30 Senin
18.50-20.15
SN. Ihya 'Ulumuddin
C
04
Public Speaking
C
15
52
20.15-21.30
Selasa
Speaking
C
05.00-06.30
Kajian Alfiyah
B
18.50-20.15
TOAFL
C
20.15-21.30
05.00-06.30 Rabu
Kamis
Jum'at
Public
15
SN. Ihya
04
'Ulumuddin
D
16
Kajian Alfiyah
B
16
03
TOAFL
C
03
C
05
English
English
Translation
C
SN. Pemikiran
05 02
Translation SN. Pemikiran
Islam
E
18.50-20.15
S.N. Koran
E
20.15-21.30
Nahwu
C
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.50-20.15
KMPLS
KMPLS
20.15-21.30
KMPLS
KMPLS
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.30-20.00
Ilmu Balaghah
E
02
Islam
E
06
S.N. Koran
C
06
08
Nahwu
E
08
E
01
Mata
Mata
Kuliah
Kuliah
01
Ilmu Balaghah
Semester VI Hari
A
Pukul Mata Kuliah
B Mata
Mata
Kuliah
Kuliah
Mata Kuliah
05.00-06.30
Senin
18.50-20.15
20.15-21.30
Selasa
C
Public C
05.00-06.30
Kajian Alfiyah
B
18.50-20.15
TOAFL
C
05.00-06.30
Kamis
'Ulumuddin
Speaking
20.15-21.30
Rabu
SN. Ihya
04
15
C
SN. Ihya
15
04
'Ulumuddin
D
16
Kajian Alfiyah
B
16
03
TOAFL
C
03
C
05
English Translation
Public Speaking
English C
SN. Pemikiran
05 02
Translation SN. Pemikiran
Islam
E
18.50-20.15
S.N. Koran
E
20.15-21.30
Nahwu
C
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.50-20.15
KMPLS
KMPLS
02
Islam
E
06
S.N. Koran
C
06
08
Nahwu
E
08
53
Jum'at
20.15-21.30
KMPLS
KMPLS
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
18.30-20.00
Ilmu Balaghah
E
01
Ilmu Balaghah
E
01
b. Kegiatan non-Klasikal Kegiatan non-klasikal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para santri di luar jadwal kelas. Pesanterl Luhur Sabilussalam ini para santri tidak hanya dibekali pelajaran yang bersifat materi ajar,
akan
tetapi
diajarkan
pula
cara
berorganisasi
dan
bermasyarakat. Organisasi yang dibentuk oleh, dari (kesadaran) dan untuk (kepentingan) santri yang diberi nama Keluarga Besar Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam (KMPLS). Kegiatan yang dilakukan oleh KMPLS berada di baawah bimbingan pengurus pesantren. Adapun beberapa kegiatan santri yang dimaksud antara lain: 1) Kegiatan Keilmuan a) Mengadakan diskusi, dengan mengundang nara sumber yang dilakukan oleh internal organisasi ataupun bekerja sama dengan pihak lain. b) Membudayakan berdialog bahasa Arab dan Inggris di lingkungan pesantren. c) Mengadakan bimbingan tes (bimtes) masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. d) Mengadakan debat atau lomba pidato bahasa Arab dan Inggris. 2) Kegiatan Keagamaan dan kemasyarakatan a) Mengadakan jadwal muadzin, bilal, imam dan khatib jum’at di Masjid Dasussalam dengan melibatkan santri sebagai petugasnya. b) Mengajak para santri ikut serta dalam kegiatan tahlilan di lingkungan Gg Bacang.
54
c) Mewajibkan para santri untuk shalat subuh berjama’ah dan memberikan
kultum
secara
bergiliran
di
mushalla
Sabilussalam setiap hari. d) Mengadakan Perngatan Hari Besar Keagamaan (PHBI) di lingkungan masyarakat Gg Bacang bekerja sama dengan para remaja dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Darussalam seperti, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan lain-lain. e) Mengadakan penyembelihan dan penyaluran hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha. 9.
Materi Pendidikan Pesantren Luhur Sabilussalam Materi pendidikan
yang terdapat
di
Pesantren
Luhur
Sabilussalam Ciputat disusun berdasarkan pengembangan dari materi poko (dasar) yang terdiri dari kajian ilmu keagamaan seperti, ilmu tauhid, tafsir, fiqih, hadits, ilmu qawa’id. Nahwu, sharaf dan balaghah. 10. Metode Pembelajaran Pesantren Luhur Sabilussalam Adapun metode pembelajaran yang digunakan oleh Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah memperbaharui metode sorogan yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran di pesantren dengan santri menyodorkan kitab kehadapan kyai, sebagaimana yang telah peneliti paparkan pada bab sebelumnya. 11. Jadwal Kegiatan dan Tata Tertib Pesantren Luhur Sabilussalam a. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan harian di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat tertuang dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Jadwal Kegiatan Harian Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Periode 20014 Hari No
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
Waktu 1.
04.00-04.30
55
2.
04.30-05.00
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
3.
05.00-05.30
Muraja’ah
Muraja’ah
Muraja’ah
Muraja’ah
Muraja’ah
4.
05.30-06.30
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
5.
06.30-07.00
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
6.
07.00-17.30
Reguler
Reguler
Reguler
Reguler
Reguler
7.
17.30-18.00
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
8.
18.00-18.30
Magrib**
Magrib**
Magrib**
Magrib**
Magrib**
9.
18.30-21.30
Ngaji
Ngaji
Ngaji
Ngaji
Ngaji
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
10.
21.30-23.00
Studi
Studi
Studi
Studi
Studi
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
11.
23.00-04.00
Istirahat
Istirahat
Istirahat
Istirahat
Istirahat
Keterangan: Berjama’ah di Pesantren * Berjama’ah di Masjid Darussalam ** b. Tata Tertib Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat menetapkan tata tertib agar proses pembelajaran yang berlangsung berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun bentuk tata tertib yang terdapat di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah: a) Santri wajib memenuhi semua tata tertib dan ketentuan yang telah ditetapkan. b) Santri wajib mengikuti seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak pesantren. c) Santri wajib shalat subuh secara berjama’ah di pesantren. d) Santri harus mempersiapkan diri minimal 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai. e) Santri yang mengikuti perkuliahan kurang dari 75% tidak diperkenankan mengikuti ujian dan akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
56
f) Santri harus berpakaian rapih dan tidak berambut panjang ketika mengikuti pelajaran di pesantren dan tidak boleh memakai kaos oblong. g) Santri harus mendapat izin tertulis (tashrieh) kepada pegurus pesantren bila berhalangan hadir untuk mengikuti kuliah. h) Santri harus menjaga kebersihan, kerapihan dan ketenangan di lingkungan pesantren. i) Santri wajib menjaga nama baik pesantren dengan tidak melakukan perbuatan yang mencoreng nama baik pesantren. j) Tamu wajib lapor dan tidak diperbolehkan mengganggu aktivitas pembelajaran atau kegiatan di Pesantren Sabilussalam Ciputat. k) KMPLS bersama pengurus harian membentuk jadwal piket harian di sekitar komplek Sabiluusalam. l) Bagi yang membawa komputer pribadi atau laptop harap dikondisikan di ruang komputer atau lapor ke pengurus pesantren. Bila santri melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di atas, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan berat dan ringannya pelanngaran. Sanksi yang diberikan terdapat tiga kategori, yaitu: a) Sanksi ringan, berupa peringatan untuk tidak mengulanginya lagi. b) Sanksi sedang, berupa peringatan tertulis dengan disertai penugasan atau denda dengan sejumlah uang. c) Sanksi berat. Dikeluarkan dari pesantren.
B. Deskripsi Data 1. Data Scor Variabel X ( Implementasi Metode Sorogan Modified) Data diperoleh dari hasil angket berjumlah 15 item pernyataan yang diberikan kepada 50 responden maka diperoleh hasil angket variabel X (implementasi metode sorogan modified). Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
57
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kelas Interval
Frekuensi
Komulatif >
F
34-36 37-39 40-42 43-45 46-48 49-51 52-54
3 5 6 8 10 10 8 50
> 33,5 > 36,5 > 39,5 > 42,5 > 45,5 > 48,5 > 51,5 > 54,5
50 47 42 36 28 18 8 0
Dari data di atas, dapat dilihat skor implementasi metode sorogan modified dengan jumlah kelas interval adalah 3 kelas dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Diperoleh hasil angket variabe X skor terendah (34) skor tertinggi (54), rata-rata (45,74) dengan nilai tengah (46,4) dan nilai yang sering muncul (48,5) dapat digambarkan dalam bentuk histogram dan poligon pada grafik 4.1 sebagai berikut:
Grafik 4.1 Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Implementasi Metode Sorogan Modified
Implementasi Metode Sorogan Modified 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 34-36
37-39
40-42
43-45
46-48
Kelas Interval
49-51
52-54
58
2. Data Skor Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning) Data variabel Y (kemampuan membaca kitab kuning) di peroleh dari hasil angket berjumlah 15 item pernyataan, yang diberikan kepada 50 responden. Skor hasil angket peneliti paparkan dalam bentuk distribusi frekuensi, yang dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kelas Interval
Frekuensi
Komulatif >
F
29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58
4 5 12 19 8 2 50
> 28,5 > 33,5 > 38,5 > 43,5 > 48,5 > 53,5 > 58,5
50 46 41 29 10 2 0
Dari data di atas, dapat dilihat skor kemampuan membaca kitab kuning dengan jumlah kelas interval adalah 5 kelas dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Diperoleh hasil angket variabe X skor terendah (29) skor tertinggi (58), rata-rata (43,8) dengan nilai tengah (44,55) dan nilai yang sering muncul (45,44) dapat digambarkan dalam bentuk histogram dan poligon pada grafik 4.2 sebagai berikut:
Grafik 4.2 Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca Kitab Kuning
Kemampuan Membaca Kitab Kuning 20
Frekuensi
15 10 5 0 29-33
34-38
39-43
44-48
Kelas Interval
49-53
54-58
59
3. Pembahasan Hasil Tanggapan Responden terhadap Variabel X dan Y Pembahasan hasil tanggapan responden terhadap angket implementasi metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning. Peneliti mengolah data dengan perhitungan presentase, Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan hasil angket ke dalam tabel 4.10 sampai 4.39 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
F N
x 100 %
Keterangan: P
=
Presentase yang di cari
F
=
Frekuensi
N
=
Number of Cases (banyak individu)
Tabel 4.10 Ustadz membuka pelajaran dengan membaca do’a No.
1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
26
52%
Sering
13
26%
Kadang-kadang
11
22%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa
Ustadz
membuka pembelajara selalu dengan membaca do’a. Responden yang menjawab Ustadz selalu membuka pembelajaran dengan membaca do’a sebanya 52% dan responden yang menjawab tidak pernah tidak ada.
Tabel 4.11 Santri tepat waktu masuk kelas No 2
Alternatif Jawaban Selalu
Frekuensi
Presentase
3
6%
60
Sering
21
42%
Kadang-kadang
26
52%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah (N)
50
100%
Tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab kadang-kadang tepat waktu masuk kelas dengan perolehan presentase (52%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar santri terkadang masuk kelas tepat pada waktunya.
Tabel 4.12 Implementasi metode sorogan modified menjadikan santri menelaah kitab kuning di kamar No
3
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
4
8%
Sering
14
28%
Kadang-kadang
31
62%
Tidak Pernah
1
2%
Jumlah (N)
50
100%
Dengan melihat tabel di atas, implementasi metode sorogan modified terkadang membuat santri ingin menelaah kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran kitab kuning berlangsung. Hal tersebut terlihat dengan presentase 62% untuk jawaban kadang-kadang. 14 orang (28%) menjawab sering menelaah kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran kitab kuning berlangsung. 1 orang (2%) menjawab tidak pernah menelaah kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran kitab kuning berlangsung.
Tabel 4.13 Metode sorogan modified mempersulit santri untuk membaca kitab kuning No 4
Alternatif Jawaban Selalu
Frekuensi
Presentase
5
10%
61
Sering
6
12%
Kadang-kadang
14
28%
Tidak Pernah
25
50%
Jumlah (N)
50
104
Metode sorogan modified
yang digunakan Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, mempermudah santri untuk membaca kitab kuning hal tersebut terlihat dari jumlah presentase 50% untuk pernyataan metode sorogan modified mempersulit santri untuk membaaca kitab kuning.
Tabel 4.14 Memperhatikan santri lain ketika membaca dan mengartikan kitab kuning No
5
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
23
46%
Sering
21
42%
Kadang-kadang
5
10%
Tidak Pernah
1
2%
Jumlah (N)
50
100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat (2%) santri yang menjawab “tidak pernah” memperhatikan santri lain ketika membaca dan mengartikan kitab kuning, sedikit responden yang menjawab “kadangkadang”, hampir setengah (46%) dari respoden menjawab “selalu”. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas santri memperhatikan santri lain ketika sedang
membaca
dan
mengartikan
kitab
kuning
dalam
proses
pembelajaran.
Tabel 4.15 Implementasi metode sorogan modified disenangi oleh santri No 6
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
14
28%
Sering
24
48%
62
Kadang-kadang
11
22%
Tidak Pernah
1
2%
Jumlah (N)
50
100%
Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian santri (48%) menjawab “sering”. Hal tersebut merupakan wujud bahwa santri senang pada metode sorogan modified, dan terdapat (2%) santri yang tidak menyenangi metode sorogan modified.
Tabel 4.16 Santri yang tidak pernah bolos di Pesantren Sabilussalam No
7
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
2
4%
Sering
32
64%
Kadang-kadang
14
28%
Tidak Pernah
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (64%) santri menjawab “sering” sedikit (4%) responden menjawab “tidak pernah”. Hal ini menunjukan bahwa hampir mayoritas siswa pernah bolos tidak mengikuti pembelajaran di Pesantren Luhur Sabilussalam ciputat.
Tabel 4.17 Usaha santri untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning No
8
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
28
56%
Sering
16
32%
Kadang-kadang
4
8%
Tidak Pernah
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
63
Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa minoritas (4%) responden menjawab “tidak pernah” berusaha untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning, sebagian besar (56%) menjawab “selalu”. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar santri berusaha untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.
Tabel 4.18 Metode sorogan modified membosankan No
9
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
3
6%
Sering
9
18%
Kadang-kadang
27
54%
Tidak Pernah
11
22%
Jumlah (N)
50
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa (6%) responden menjawab “selalu” merasa bosan dengan penerapan metode sorogan modified, sedikit (18%) menjawab “sering” merasa bossan dengan penerapan metode sorogan modified, lebih dari setengan (54%) responden menjaawab “jarang”. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh santri tidak merasa bosan terhadap penerapan metode sorogan modified dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.19 Berdiskusi ketika menemukan mufradat yang sulit No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
18
36%
Sering
22
44%
Kadang-kadang
8
16%
Tidak Pernah
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
64
Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa (4%) menjawab “tidak pernah” berdiskusi ketika menemukan mufradat yang sulit, sebagian besar (44%) responden menjawab “sering”. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar santri berdiskusi ketika menemukan mufradat yang sulit.
Tabel 4.20 Ustadz membimbing proses pembelajaran No
11
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
29
58%
Sering
16
32%
Kadang-kadang
5
10%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahawa (0%) responden yang menjawab “tidak pernah” dapat dikatakan bahwa Ustadz selalu membimbing proses pembelajaran, mayoritas (58%) responden menjawab “selalu”, dan sebagian kecil (10%) responden menjawab kadang-kadang. Hal ini memperlihat bahwa Ustadz membimbing santri dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.21 Metode sorogan modified memberi peluang untuk santri mengembangkan kemampuan membaca dan mengartikan kitab kuning No
12
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
26
52%
Sering
16
32%
Kadang-kadang
7
14%
Tidak Pernah
1
2%
Jumlah (N)
50
100%
65
Tabel di atas menunjukan bahwa sedikit (2%) responden menjawab “Tidak Pernah” memberikan peluang santri mengembangkan kemampuan membaca dan mengartikan kitab kuning, mayoritas (52%) responden menjawab “selalu”. Hal ini menandakan bahwa dengan penerapan metode sorogan modified dalam pembelajaran kitab kuning memberikan
peluang
terhadap
santri
untuk
mengenbangkan
kemampuannya dalam membaca dan mengartikan kitab kuning.
Tabel 4.22 Metode sorogan modified berlangsung efektif No
13
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
16
32%
Sering
18
36%
Kadang-kadang
14
28%
Tidak Pernah
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah (36%) responden menjawab “sering”, responden menjawab “selalu” (32%), sedangkan responden yang menjawab “tidak pernah (4%)”. Hal ini memperlihatkan bahwasannya penerapan metode sorogan modified efektif dalam proses pembelajaran kitab kuning.
Tabel 4.23 Ustadz memberi kesempatan untuk bertanya No
14
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
26
52%
Sering
14
28%
Kadang-kadang
10
20%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah (N)
50
100%
66
Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengan (28%) responden menjaawab “sering”, lebih dari setengah (52%) responden menjawab “selalu”, responden menjawab “tidak pernah” (0%). Hal ini menunjukan bahwa Ustadz memberi kesempatan santri untuk bertanya dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.24 Ustadz mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a No
15
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Selalu
32
64%
Sering
8
16%
Kadang-kadang
10
20%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah (N)
50
100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir setengan (64%) responden menjawab “selalu”, mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a, setengan (20%) responden menjawan “kadang-kadang”, responden menjawab “tidak pernah” (0%). Hal ini berarti bahwa hampir seluruh santri menyatakan bahwa Ustadz mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a.
Tabel 4.25 Santri dapat membaca kitab kuning dengan baik dan benar No
16
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
18
36%
Baik
20
40%
Cukup
9
18%
Kurang
3
6%
50
100%
Jumlah (N)
67
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengan (36%) menjawab “sangat baik” membaca kitab kuning , hampir setengan (40%) responden menjawab “baik”, sebagian kecil (6%) menjawab “kurang”. Hal ini menunjukan bahwa santri dapat membaca kitab kuning dengan baik dan benar.
Tabel 4.26 Santri mampu memahami isi bacaan kitab kuning No
17
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
6
12%
Baik
29
58%
Cukup
11
22%
Kurang
4
8%
Jumlah (N)
50
100%
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (8%) responden menjawab “kurang”, setengah responden (22%) menjawab “cukup”, lebih dari setengah (58%) responden menjawab “baik” dan sebagian kecil (12%) responden menjawab “sangat baik”. Hal ini menunjukan bahwa santri mampu memahami isi bacaan kitab kuning dengan baik.
Tabel 4.27 Metode sorogan modified tidak berpengaruh terhadap kemampuan membaca kitab kuning No
18
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
6
12%
Baik
5
10%
Cukup
16
32%
Kurang
23
46%
Jumlah (N)
50
100%
68
Tabel di atas menunjukan bahwa sedikit (10%) responden menjawab “baik”, setengan (46%) responden menjawab “kurang”. Perolehan persentase tersebut menunjukan bahwa sebagian besar santri mengganggap bahwa metode sorogan modified berpengaruh terhadap kemampuan membaca kitab kuning.
Tabel 4.28 Santri mampu membedakan tanda-tanda i’rob No
19
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
12
24%
Baik
26
52%
Cukup
10
20%
Kurang
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas diketahu sedikit (4%) responden menjawab “kurang” mampu membedakan tanda-tanda i’rob, setengah (20%) responden menjawab “cukup”, setengah (24%) responden menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (52%) responden menjawab “baik”. Hal ini menunjukan bahwa santri mampu membedakan tanda-tanda i’rob dengan baik.
Tabel 4.29 Santri mampu mengaplikasikan teori nahwu dan sorof No
20
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
8
16%
Baik
25
50%
Cukup
13
26%
Kurang
4
8%
Jumlah (N)
50
100%
69
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (16%) responden menjawab “sangat baik”, lebih dari setengah (50%) responden menjawab “baik”, setengah (26%) responden menjawab “cukup”, dan sebagian kecil (8%) menjawab “kurang”. Pesentase di atas menunjukan bahwa santri mampu mengaplikasikan teori nahwu dan sorof dengan baik.
Tabel 4.30 Metode sorogan modified tidak membantu santri dalam meningkatkan kemampuan mengkaji kitab kuning No
21
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
3
6%
Baik
11
22%
Cukup
18
36%
Kurang
18
36%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil (6%) responden menjawab “sangat baik”, setengah (36%) responden menjawab kurang. Hal ini memperlihatkan bahwa metode sorogan membantu santri dalam meningkatkan keampuan mengkaji kitab kuning.
Tabel 4.31 Meningkatkan kemampuan bahasa Arab No
22
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
12
24%
Baik
30
60%
Cukup
7
14%
Kurang
1
2%
Jumlah (N)
50
100%
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (2%) responden menjawab “kurang” meningkatkan kemampuan behasa Arab, (14%) responden menjawab “cukup”, sebagian (24%)
70
respoden menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (60%) responden menjawab “baik”. Hal ini menunjukan bahwa metode sorogan modified meningkatkan kemampuan bahasa Arab santri dengan baik.
Tabel 4.32 Meningkatkan kepercayaan diri untuk membaca kitab kuning dengan baik dan benar No
23
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
15
30%
Baik
23
46%
Cukup
9
18%
Kurang
3
6%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah (30%) responden menjawab “sangat baik”, lebih dari stengah (46%) menjawab “baik”, (18%) responden menjawab “cukup” dan minoritas (6%) responden menjawab “kurang”. Hal tersebut menunjukan bahwa meningkatnya kepercayaan diri santri dalam membaca kitab kuning dengan baik dan benar.
Tabel 4.33 Bingung dalam memahami dan menerjemahkan istilahistilah bahasa Arab yang terdapat dalam kitab kuning No
24
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
1
2%
Baik
9
18%
Cukup
25
50%
Kurang
15
30%
Jumlah (N)
50
100%
Tabel di atas menunjukan bahawa sebagian (30%) responden menjawab “kurang”, lebih dari sebagian (50%) responden menjawab “cukup”, (18%) responden menjawab “baik” dan minoritas (2%)
71
responden menjawab “sangat baik”. Persentase tersebut menunjukan bahawa
terkadang
santri
cukup
bingun
dalam
memahami
dan
menerjemahkan istilah-istilah bahasa Arab yang terdapat dalam kitab kuning.
Tabel 4.34 Bersikap kritis ketika mendengar santri lain kurang tepat membaca kitab kuning No
25
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
8
16%
Baik
23
46%
Cukup
13
26%
Kurang
6
12%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa setengah (46%) responden menjawab “baik”, kurang dari setengan (26%) responden menjawab “cukup”, (16%) responden menjawab “sangat baik” dan sebagian kecil (12%) responden menjawab “kurang”. Hal tersebut menunjukan bahwa sikap kritis santri ketika mendengar santri lain kurang tepat membaca kitab kuning sudah baik.
Tabel 4.35 Tidak menyukai pembelajaran kitab kuning No
26
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
5
10%
Baik
8
16%
Cukup
26
52%
Kurang
11
22%
Jumlah (N)
50
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil (10%) responden menjawab “sangat baik”, (16%) responden menjawab “baik”,
72
lebih dari setengah (52%) responden menjawab “cukup” dan kurang dari setengah (22%) responden menjawab “kurang”. Persentase tersebut menunjukan bahwa setengah dari santri
cukup tidak menyukai
pembelajaran kitab kuning.
Tabel 4.36 Berpeluang mengikuti perlombaan kitab kuning No
27
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
4
8%
Baik
17
34%
Cukup
18
36%
Kurang
11
22%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (8%) responden menjawab “sangat baik”, kurang dari setengah (22%) responden menjawab “kurang”, setengah (36%) responden menjawab “cukup” dan (34%) responden menjawab “baik”. Hal ini memperlihatkan bahwasannya peluang santri untuk mengikuti perlombaan kitab kuning sudah cukup baik.
Tabel 4.37 Bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di luar pesantren No
28
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
15
30%
Baik
24
48%
Cukup
9
18%
Kurang
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
73
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (48%) responden menjawab “baik”, sebagain (30%) responden menjawab “sangat baik”, (18%) responden menjawab “cukup” dan minoritas (4%) menjawab “kurang”. Hal ini menunjukan bahwa santri bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di luar pesantren.
Tabel 4.38 Membantu santri untuk lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kitab kuning No
29
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
10
20%
Baik
31
62%
Cukup
7
14%
Kurang
2
4%
Jumlah (N)
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minoritas (4%) responden menjawab “kurang” membantu santri untuk lebih berkonsentrasi dalam peoses pembelajaran kitab kuning, (14%) responden menjawab “cukup”, kurang dari setengah (20%) responden menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (62%) responden menjawab “baik”. Persentase tersebut menunjukan bahwa santri sudah baik dalam membantu santri lain untuk lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kitab kuning.
Tabel 4.39 Mampu membaca kitab kuning, memberikan banyak manfaat terhadap kehidupan No
30
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat Baik
19
38%
Baik
21
42%
Cukup
10
20%
74
Kurang Jumlah (N)
-
-
50
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (0%) responden menjawab “kurang” mampu membaca kitab kuning dan kemampuan membaca kitab kuning banyak memberikan manfaat terhadap kehidupan, sebagian besar (42%) responden menjawab “baik”, (38%) menjawab “sangat baik” dan kurang dari setengah (20%) responden menjawab “cukup”. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan membaca kitab kuning memberikan manfaat terhadap santri di dalam kehidupannya.
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Item Soal Angket Variabel X Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya peneliti mencari skor jawaban responden dengan kriteria penialaian sebagai berikut: Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah: Selalu
:4
Kadang-kadang
:2
Sering
:3
Tidak Pernah
:1
Utuk skor jawaban pertanyaan negatif adalah: Selalu
:1
Kadang-kadang
:3
Sering
:2
Tidak Pernah
:4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skor jawaban responden variabel X (implementasi metode sorogan modified) dalam tabel 4.40 sebagai berikut:
Tabel 4.40 Analisis Item Soal Angket Implementasi Metode Sorogan Modified Responden
No. Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
54
2
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
49
75
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
4
38
4
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
42
5
2
2
2
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
4
47
6
4
2
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
2
4
3
47
7
4
2
2
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
49
8
4
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
4
45
9
4
2
2
2
4
3
2
3
3
2
3
2
2
2
4
40
10
4
3
3
3
4
3
1
4
3
3
4
4
4
4
4
51
11
4
3
2
1
2
3
3
4
1
3
4
2
2
4
4
42
12
4
3
3
1
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
52
13
4
4
4
2
3
2
2
4
2
4
2
3
4
2
3
45
14
2
3
2
2
3
3
3
4
3
3
4
4
2
4
3
45
15
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
3
2
2
4
44
16
4
2
3
2
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
3
46
17
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
2
51
18
2
2
2
3
4
2
4
1
3
4
4
2
2
4
2
41
19
2
3
2
3
2
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
48
20
2
3
2
2
2
1
3
4
2
1
3
3
1
2
4
35
21
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
2
4
34
22
2
3
3
3
4
3
1
4
2
3
3
3
3
2
2
41
23
4
2
2
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
49
24
4
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
52
25
4
2
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
54
26
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
42
27
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
28
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
4
46
29
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
2
4
4
46
30
2
3
2
2
3
3
3
4
2
4
4
3
3
4
2
44
31
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
53
32
4
2
3
2
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
51
33
4
3
2
3
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
52
34
2
2
1
3
3
3
3
4
4
3
4
4
2
4
3
45
35
2
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
2
44
76
36
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
2
47
37
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
50
38
4
2
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
54
39
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
2
4
3
4
4
50
40
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
54
41
4
3
2
3
3
4
3
4
1
3
4
4
4
3
4
49
42
3
2
2
1
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
46
43
3
2
2
1
3
4
3
2
3
2
3
4
3
3
4
42
44
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
37
45
4
2
4
2
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
51
46
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
46
47
3
2
2
2
1
3
3
1
2
1
4
1
2
4
3
34
48
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
37
49
3
3
2
4
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
38
50
4
2
2
1
4
2
2
4
3
4
4
2
4
4
4
46
Jumlah
2286
Setelah jumlah skor dibagi dengan jumlah responden (2286/50), maka hasil yang diperoleh adalah 45,72. Dengan demikian jumlah skor rata-rata implementasi metode sorogan modified di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah cukup baik. Dari tabel 4.41 diketahui bahwa jumlah skor jawaban santri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.41 Klasifikasi jumlah skor jawaban responden dari angket metode sorogan modified Klasifikasi
Jumlah Siswa
Keterangan Jumlah Skor
76%-100%
-
Sangat baik
56%-75%
-
Baik
36%-55%
50
Cukup baik
10%-35%
-
Tidak baik
77
Tabel 4.41 menunjukan bahwasannya implementasi metode sorogan modified berdasarkan tanggapan santri Pesantren
Luhur
Sabilussalam Ciputat dianggap cukup baik yakni antara klasifikasi 3655%. 2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Validitas Untuk mengetahui intrumen dalam penelitian ini valid atau tidak valid, peniliti menggunakan rumus product moment. Peneliti paparkan hasil uji validitas instrumen angket implementasi metode sorogan modified terhadap kemampuan membaca kitab kuning, pada tabel 4.42 sebagai berikut:
Tabel 4.42 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y No. Soal
Validitas Rxy (r hitung)
Rkritis
Kesimpulan
1
0,59
0,30
Valid
2
0,48
0,30
Valid
3
0,44
0,30
Valid
4
0,44
0,30
Valid
5
0,68
0,30
Valid
6
0,67
0,30
Valid
7
0,39
0,30
Valid
8
0,69
0,30
Valid
9
0,52
0,30
Valid
10
0,60
0,30
Valid
11
0,68
0,30
Valid
12
0,72
0,30
Valid
13
0,54
0,30
Valid
14
0,55
0,30
Valid
78
15
0,52
0,30
Valid
16
0,65
0,30
Valid
17
0,69
0,30
Valid
18
0,30
0,30
Valid
19
0,63
0,30
Valid
20
0,60
0,30
Valid
21
0,33
0,30
Valid
22
0,74
0,30
Valid
23
0,66
0,30
Valid
24
0,36
0,30
Valid
25
0,51
0,30
Valid
26
0,31
0,30
Valid
27
0,50
0,30
Valid
28
0,66
0,30
Valid
29
0,72
0,30
Valid
30
0,74
0,30
Valid
b. Uji Reliabilitas Perhitungan uji reliabilitas pada variabel x dan variabel y dengan mnggunakan rumus genap-ganjil diperoleh nilai rhitung 0, 86. Berdasarkan koefisien reliabilitas tes maka rhitung 0,86 memiliki kategori reliabel yang cukup tinggi (0,71-0,90). Maka instrumen tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data serta dapat digunakan dalam penelitian ini. c. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diteliti berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat dengan taraf signifikasi 5%. Adapun hasil uji normalitas variabel X (Implementasi metode sorogan modified) peneliti gambarkan pada tabel 4.43 sebagai berikut:
79
Tabel 4.43 Hasil Uji Normalitas Variabel X Variabel
Sampel
x2 hitung
x2 tabel
Keterangan
X
50
5,39
7,81
Normal
Dari tabel di atas diketahui x2 hitung (5,39) dan x2tabel (7,81) dengan nilai x2hitung
5% (0,05). Suatu data dikatakan normal jika
x2tabel. Tabel di atas menunjukan nilai x2hitung (5,39)
lebih kecil dari nilai x2tabel (7,81) oleh karena itu data variabel X berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas pada variabel Y (kemampuan membaca kitab kuning) peneliti paparkan pada tabel 4.44 sebagai berikut:
Tabel 4.44 Hasil Uji Normalitas Variabel Y Variabel
Sampel
x2 hitung
x2 tabel
Keterangan
X
50
6,15
7,81
Normal
Tabel di atas menunjukan x2hitung (6,15) dan x2tabel (7,81). Nilai x2hitung (6,15) lebih besar dari nilai x2tabel (7,81) sehingga data variabel Y (kemampuan membaca kitab kuning) berdistribusi normal. d. Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus varians, untuk mengetahui fhitung maka nilai varians harus diketahui terlebih dahulu. Adapun hasil perhitungan varians dapat dilihat pada tabel 4.45 sebagai berikut:
80
Tabel 4.45 Uji Homogenitas Varians terbesar
Varians terkecil
6,29
5,50
Setelah diketahui nilai varians terbesar dan terkecil, selanjutnya untuk mengetahui fhitung menggunakan rumus:
= Mencari ftabel yaitu, dk pembilang (n-1) dk penyebut (n-1) dengan taraf signifikasi 5%. Diketahui sampel (n) adalah 50 maka dk pembilang (50-1), dk penyebut (50-1). ftabel (49,49) dengan nilai 5% (0,05) dapat diketahui ftabel adalah 1,60. Dengan demikian, fhitung (1,14) dan ftabel (1,60), maka data homogen karena fhitung (1,14) < ftabel (1,60). 3. Pengujian Hipotesis Hasil pengujian persyaratan analisis data telah diperoleh, tahap selanjutnya adalah pengujian hipotesis. pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara variabel X dan variabel Y dan seberasa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Rumus yang digunakan untuk prngujian hipotesis adalah product moment. Perhitungan r product moment berdasarkan scor angket variabel X dan Y dapat dilihat pada tabel 4.46 sebagai berikut:
Tabel 4.46 Uji Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y No
Variabel X
Variabel Y
X2
Y2
XY
1
54
43
2916
1849
54
2
49
38
2401
1444
49
81
3
38
46
1444
2116
38
4
42
41
1764
1681
42
5
47
50
2209
2500
47
6
47
47
2209
2209
47
7
49
48
2401
2304
49
8
45
40
2025
1600
45
9
40
46
1600
2116
40
10
51
48
2601
2304
51
11
42
35
1764
1225
42
12
52
47
2704
2209
52
13
45
45
2025
2025
45
14
45
43
2025
1849
45
15
44
42
1936
1764
44
16
46
39
2116
1521
46
17
51
46
2601
2116
51
18
41
31
1681
961
41
19
48
42
2304
1764
48
20
35
45
1225
2025
35
21
34
33
1156
1089
34
22
41
43
1681
1849
41
23
49
50
2401
2500
49
24
52
56
2704
3136
52
25
54
56
2916
3136
54
26
42
39
1764
1521
42
27
44
39
1936
1521
44
28
46
45
2116
2025
46
29
46
45
2116
2025
46
30
44
47
1936
2209
44
31
53
53
2809
2809
53
32
51
48
2601
2304
51
33
52
51
2704
2601
52
34
45
46
2025
2116
45
35
44
50
1936
2500
44
82
36
47
47
2209
2209
47
37
50
44
2500
1936
50
38
54
50
2916
2500
54
39
50
44
2500
1936
50
40
54
49
2916
2401
54
41
49
52
2401
2704
49
42
46
44
2116
1936
46
43
42
29
1764
841
42
44
37
30
1369
900
37
45
51
41
2601
1681
51
46
46
46
2116
2116
46
47
34
35
1156
1225
34
48
37
39
1369
1521
37
49
38
34
1444
1156
38
50
46
38
2116
1444
46
N= 50
∑
= 2289
∑
= 2185
∑ √ ∑
√
√
√
√
∑
= 106245
∑ ∑
∑ ∑
∑
∑
= 97429
∑
= 101124
83
Berdasarkan perhitungan data di atas, didapatkan hasil angka korelasi antara variabel x dan y bertanda positif. Selanjutnya untuk mencari derajat bebas (db) menggunakan rumus sebagai berikut: df = N-nr Keterangan: df
=
Degrees of freedom
N
=
Number of cases
Nr
=
Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Untuk mencari df yaitu: Df
= N
- Nr
= 50
- 2
= 48 Dengan diperolehnya hasil db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Maka dapat diketahui bahwa dengan df sebesar 48, diperoleh “r” Product Moment pada taraf signifikasi 5% = 0,284 dan pada taraf signifikasi 1% = 0,368. Dengan istilah lain: rt pada t.s. 5% = 0,284 rt pada t.s. 1% = 0,368 Diketahui,
yang kita peroleh adalah = 0,650, sedangkan rt
masing-masing sebesar 0,284 dan 0,368. Dengan demikian ternyata ro > (lebih besar) daripada rt, baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1%. Karena ro > rt maka hipotesis alternatif diterima, sedang hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya apabila dilihat besarannya yang di dapat dari ro terletak antara 0,40-0,70. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan di bab sebelumnya bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah korelasi yang tergolong sedang atau cukup. Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini menandakan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang positif atau signifikan antara metode
84
sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi, yaitu KD = r2 x 100%. KD = (0,650)2 x 100% = 0,42 x 100% = 42%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning adalah sebesar 42%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa hipotesis nihil (H0) tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian berarti hipotesis alternatif (Ha) yang teruji kebenarannya. Oleh karena itu asumsi-asumsi yang mendasari pengkajian teoritis ternyata didukung oleh data empirik yang diperoleh dari responden. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut: hasil penelitian ini terdapat hubungan yang positif antara penggunaan metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Hasil perhitungan korelasi Product Moment (rhitung) diketahui bahwa rhitung > (lebih besar) daripada rtabel, baik pada taraf signifikasi 1% maupun pada taraf signifikasi 5%, yakni rhitung = 0,650 > rtabel taraf 1% = 0,368 dan pada taraf 5% = 0,284. Memperhatikan
hasil
penelitian,
terlihat
bahwa
hubungan
penggunaan metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning berada pada tingkatan sedang. Dengan demikian metode sorogan modified pada pembelajaran kitab kuning harus ditingkatkan kembali, maka kemampuan membaca kitab kuning santri akan meningkat. Pada hasil penelitian ini dikemukakan pula besarnya hubungan penggunaan metode sorogan modified pada kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat, hasil perhitungan menunjukan bahwa metode sorogan modified memberikan pengaruh sebesar 42% terhadap kemampuan membaca
85
kitab kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat, 58% di pengaruhi oleh faktor lain seperti sarana prasarana, latar belakang pendidikan, motivasi belajar.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilaksanakan tentunya memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Keterbatasan waktu penelitian, Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi, waktu yang cukup singkat ini mempersempit ruang gerak penelitian, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian yang telah dilaksanakan. 2. Keterbatasan dalam melihat kondisi psikologi responden, kondisi responden tidak diamati secara khusus, sehingga memungkinkan responden kurang berkonsentrasi dalam mengisi angket dan tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya .
BAB V HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui hubungan antara metode sorogan dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu implementasi metode sorogan modified sebagai variabel bebas (X) yang mempengaruhi, kemampuan membaca kitab kuning sebagai variabel terikat (Y) yang di pengaruhi. Berdasarkan hasil
rxy
diperoleh rhitung sebesar 0,650 sedangkan rtabel
pada taraf signifikan 0,05% = 0,284 dan pada taraf signifikan 0,01% = 0,368. Ternyata nilai rhitung > rtabel baik pada taraf signifikasi 0,05% (0,650 > 0,284) maupun pada taraf signifikasi 0,01% (0,650 > 0,368). Hal ini menunjukan Hipotesis nihil (H0) ditolak sehingga Hipotesi Alternatif (Ha) diterima, artinya ada hubungan positif antara metode sorogan modified terhadap kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat dengan korelasi yang tergolong sedang atau cukup, serta kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat dipengaruhi oleh metode sorogan modified sebesar 42% dan 58% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Implikasi Peneliti menarik implikasi yang merupakan konsekuensi logis dari kesimpulan atau hasil temuan yang perlu dikembangkan atau ditindaklanjuti. Adapun implikasi hasil penelitian ini, yaitu: 1. Peningkatan kemampuan membaca kitab kuning dengan mengaplikasikan teori nahwu dan shorof ketika membaca kitab kuning. 2. Perencanaan dalam menentukan metode dalam proses pembelajaran kitab kuning lebih mengutamakan keaktifan santri. 3. Perlu adanya kompetisi membaca kitab kuning untuk memacu keinginan santri agar mampu membaca kitab kuning.
86
87
4. Penggunaan metode sorogan modified pada Pesantren salafi hendaknya dimodifikasi.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti akan memberikan saran antara lain sebagai berikut: 1. Kepada Guru Pesantren Luhur Sabilussalam Hendaknya Ustadz selalu memberikan motivasi atau dorongan serta pendekatan kepada santri dengan tujuan agar kesan sulit mempelajari kitab kuning perlahan dapat terkikis dan hilang, sehingga kemampuan membaca kitab kuning dapat meningkat dengan baik. 2. Kepada Santri a. Hendaknya santri tetap semangat belajar, belajar kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified, karena dengan metode sorogan modified ustadz dapat mengetahui kemampuan santri dalam membaca kitab kuning. b. Hendaknya santri mulai menyadari akan pentingnya mempelajari kitab kuning, karena jika santri mampu menguasai salah satu kitab kuning maka santri pasti akan dengan mudah mengkaji kitab-kitab kuning lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdussalam Al-Khalili, Amal, Mengembangkan Kreatifitas Anak, Jakarta: AlKautsar, Cet. I, 2005. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. I, 2002. Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. I, 2003. Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. V, 2010. arikunto, Suharsinmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006. Barnawi, Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2007. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil AlQur’an, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi III, 2005. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqih Social, Yogyakarta: LKiS, Cet. II, 2003.
Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VI, 2003. Masyhud, M. Sulthon, dkk, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: Diva Pustaka Jakarta, Cet. II, 2005. Nafi’, M. Dian, dkk, Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarkta: PT LKiS Pelangi Aksara, Cet. I, 2007. Nizar, Samsul, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, cet. I, 2001. Prasetyo, Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, Cet. VI, 2011. Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksata Lainnya, Bandung: PT Tarsito Bandung, Cet. I, 2010. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. VIII, 2011. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. V, 2005. Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. XIII, 2013. Syukri, Abdullah, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Umam, Khoirul, Hubungan Minat Belajar Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus, Skripsi pada Sekolah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2009. Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning : Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, Cet.III, 1999. Wahid, Abdurrahman, Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, 1999. Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: PT Temprint, Cet. I, 1986.
88
LEMBAR KUESIONER Assalaamu’alaikum wr.wb. Saya adalah mahasiswi fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sedang melakukan penelitian tentang Implementasi Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat. Berkaitan dengan ini, saya membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala yang terlampir. Pada skala ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Anda isi sesuai dengan apa yang Anda rasakan atau anda pikirka tentang diri Anda. Isilah kuisioner ini dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan diri anda yang sebenarnya. Data maupun jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Wassalaamu’alaikum wr.wb.
Peneliti, Sofia Hasanah Fitrianur
89
Identitas Responden Nama/Inisial
:
Semester
:
Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki b. Perempuan
Usia
:
Status Pernikahan
:
a. Menikah b. Belum Menikah
Kegiatan
:
*Lingkari yang Sesuai
Nama/Inisial dan Tanda Tangan
90
A. Petunjuk Umum 1. Sebelum menjawab pertanyaan hendaklah dimulai dengan membaca basmallah. 2. pilihlah alternatif jawaban yang menggambarkan Anda. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah. Saya harapkan semua soal dalam angket ini dapat terisi. 3. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti sebelum menjawab serta jawablah seluruh pertanyaan yang ada, periksa kembali jawaban Anda sebelum angket dikumpulkan. 4. Terimakasih atas kesediaannya untuk mengisi angket.
B. Petunjuk Pengisian Variabel X (Metode SoroganModified) Di bawah ini terdapat 15 pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dan berilah tanda check list (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri Anda. Isilah setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya. Pilihan Jawaban: TP
: Tidak Pernah
JR
: Jarang
SR
: Sering
SL
: Selalu
Selamat Mengerjakan No
Pernyataan
1
Ustadz membuka pembelajaran dengan membaca do’a
2
Saya termasuk santri yang On Time (tepat waktu) masuk kelas
3
Dengan menggunakan metode sorogan modified, saya menelaah kitab kuning terlebih dahulu di
Jawaban TP JR
SR
SL
91
kamar 4
Saya merasa kesulitan membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified
5
Saya memperhatikan saat santri lain membaca dan mengartikan kitab kuning
6
Saya lebih senang dalam pembelajaran kitab kuning menggunakan metode sorogan modified, dengan menggunakan metode tersebut saya mudah untuk membaca kitab kuning
7
Saya termasuk santri yang tidak pernah bolos di Pesantren
8
Saya
berusaha
untuk
mampu
meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning 9
Saya
merasa
bosan
ketika
pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan metode sorogan modified 10
Saya
berdiskusi
dengan
santri
lain
ketika
menemukan mufradat (kosa kata) yang sulit 11
Ustadz membimbing ketika proses pembelajaran kitab kuning berlangsung
12
Dengan menggunakan metode sorogan modified, saya
berkesempatan
untuk
mengembangkan
kemampuan membaca serta mengartikan kitab kuning 13
Implementasi metode sorogan modified di kelas berlangsung dengan efektif
14
Ustadz memberikan kesempatan untuk bertanya
15
Ustadz mengakhiri pembelajaran dengan membaca do’a
Semoga Allah membalas kebaikan dan memudahkan segala urusan Anda
92
Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning) Berikut ini terdapat 15 pernyataan. Jawablah setiap pernyataan dengan cara sebagai berikut: a. Bayangkanlah seolah-olah pernyataan tersebut adalah sesuatu yang sedang anda rasakan. b. Untuk melengkapi pernyataan, lingkarilah salah satu dari angka 1 hingga 4 yang paling menggambarkan respon Anda. Pilihan Jawaban 1. : Kurang 2. : Cukup 3. : Baik 4. : Sangat Baik
1.
Penggunaan metode sorogan modified dalam pembelajaran kitab kuning dapat mempermudah Anda untuk membaca kitab kuning dengan baik dan benar. 1
2.
2
3
4
Setelah mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren Sabilussalam Ciputat, ketika membaca kitab kuning anda mampu memahami bacaan kitab kuning. 1
3.
2
3
4
Penggunaan metode sorogan modified tidak berpengaruh terhadap kemampuan anda dalam membaca kitab kuning. 1
4.
2
3
4
Setelah mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren Sabilussalam, ketika membaca kitab kuning Anda mampu membedakan tanda-tanda i’rob.
93
1
5.
3
4
Anda merasa mampu untuk mengaplikasikan teori nahwu dan sorof 1
6.
2
2
3
4
Tidak ada peningkatan kemampuan membaca kitab kuning setelah menggunakan metode sorogan modified 1
7.
2
3
4
Pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified, meningkatkan kemampuan bahasa Arab Anda.
8.
Penggunaan
1
2
metode
sorogan
3
modified
4
membantu
meningkatkan
kepercayaan diri Anda untuk membaca kitab kuning dengan baik dan benar. 1
9.
2
3
4
Anda merasa bingung memahami dan menerjemahkan istilah-istilah bahasa Arab yang terdapat di dalam kitab kuning. 1
2
3
4
10. Penggunaan metode sorogan modified, membuat Anda lebih bersikap kritis ketika mendengar santri lain kurang tepat membaca kitab kuning. 1
2
3
4
11. Metode sorogan modified membuat Anda tidak menyukai pelajaran kitab kuning. 1
2
3
4
94
12. Setelah mengikuti pembelajaran kitab kuning di pesantren Sabilussalam dengan menggunakan metode sorogan modified, membuka peluang Anda untuk mengikuti perlombaan kitab kuning. 1
2
3
4
13. Penggunaan metode sorogan modified di pensantren Sabilussalam, membuat Anda bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di luar pesantren. 1
2
3
4
14. Penggunaan metode sorogan modified, membantu Anda untuk lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kitab kuning 1
2
3
4
15. Penggunaan metode sorogan modified di Pondok Pesantren Sabilussalam mampu mempermudah anda membaca kitab kuning. Dan hal tersebut memberikan banyak manfaat terhadap kehidupan Anda. 1
2
3
4
95
LEMBAR WAWANCARA
Hari/Tanggal : Nama
:
Jabatan
:
Waktu
:
Tempat
:
1.
Sejak kapan Bapak menjadi guru studi kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
2.
Bagaimana penilaian Bapak terhadap pelaksanaan metode sorogan modified terhadap pembelajaran kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
3.
Kendala atau kesulitan apa yang Bapak hadapi dalam pembelajaran kitab kuning sebagai guru pengampu di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
4.
Khusus untuk bidang studi kitab kuning, menurut Bapak sejauhmana kualitas kemampuan santri dalam membaca kitab kuning?
5.
Mengapa dalam pembelajaran kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat menggunakan metode sorogan modified?
6.
Apakah metode sorogan modified, memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
7.
Menurut Bapak apakah waktu yang tersedia cukup untuk melaksanakan pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan modified?
96
JAWABAN HASIL WAWANCARA
1.
Sejak tahun 2011 saya sudah mulai mengajar di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
2.
Pelaksanaan berjalan dengan baik, dan menjadikan metode pada pembelajaran kitab kuning seperti ini “metode sorogan modified”
3.
Kendala atau kesulitan yang saya alami selaku guru pengampu pembelajaran kitab kuning seperti, keberagaman latar belakang santri sehingga beragam pula kemampuan dasarnya. Akibatnya perlu adanya penyesuaian
berdasarkan
latar
belakang
kemampuan
sehingga
diadakannya klasifikasi kelas. 4.
Jika ditinjau kualitas bacaan santri tentunya beragam pula, terdapat santri yang masih kurang, cukup, sedang bahkan terdapat pula yang sangat mahir dalam membaca kitab kuning.
5.
Penggunaan metode sorogan modified di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat dikarenakan basic Pesantren Luhur Sabilussalam adalah studi naskah, jadi mata pelajaran apapun itu termasuk kitab kuning perlu menggunakan metode sorogan modified untuk mengkaji naskah-naskah.
6.
Ya, cukup signifikan karena dapat memberikan santri kesempatan untuk mempraktikan kitab kuning dan memberikan motivasi santri untuk membaca kitab kuning.
7.
Ya, waktu cukup karena dilakukan selama 1 semester.
97
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X
A. Rentang Rentang
= Data terbesar – Data terkecil = 34 - 54 = 20
B. Kelas Interval Kelas Interval
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,69897) = 1 + 5, 606601 = 6,60 dibulatkan menjadi 7
C. Panjang Kelas Panjang Kelas =
= = 2,85 dibulatkan menjadi 3 Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti susun pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Kelas Interval
Xi
Fi
Fi.Xi
34-36
35
3
105
37-39
38
5
190
40-42
41
6
246
43-45
44
8
352
46-48
47
10
470
49-51
50
10
500
52-54
53
8
424
98
50
D. Mean
̅=∑
45,74
E. Modus Modus =
+P(
= 45,5 + 3 (
) )
= 45,5 + 3 = 48,5 F. Median Median =
+P(
= 45,5 + 3 ( = 45,5 + 3. = 45,5 + 0,9 = 46,4
) )
2287
99
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y
A. Rentang Rentang
= Data terbesar – Data terkecil = 56 - 29 = 27
B. Kelas Interval Kelas Interval
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,69897) = 1 + 5, 6 = 6,6
C. Panjang Kelas Panjang Kelas =
= = 4,09 dibulatkan menjadi 5 Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti susun pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Kelas Interval
Xi
Fi
Fi.Xi
29-33
31
4
124
34-38
36
5
180
39-43
41
12
492
44-48
46
19
874
49-53
51
8
408
54-58
56
2
112
50
2190
100
D. Mean
̅=∑
43,8
E. Modus Modus =
)
+P(
= 43,5+ 5 (
)
= 45,5 + 1,94 = 45,44 F. Median Median =
+P(
= 43,5+ 5 ( = 43,5 + 5. = 45,5 + 1,05 = 44,55
) )
101
Uji Normalitas Variabel X
Nilai
f
34-36
3
37-39
Batas
Z
F(Z)
33,5
-2,3094
0,01
5
36,5
-1,7434
0,041
40-42
6
39,5
-1,1774
43-45
8
42,5
46-48
10
49-51 52-54
Jumlah
Luas
Oi
(Ei-0i /Ei
0,030172457 1,508623
3
1,4743285
0,12
0,078894012 3,944701
5
0,2823172
-0,6113
0,27
0,150967402
7,54837
6
0,3176116
45,5
-0,0453
0,482
0,211447235 10,57236
8
0,6258814
10
48,5
0,52075
0,699
0,216790313 10,83952
10
0,0650201
8
51,5
1,08679
0,861
0,162704554 8,135228
10
0,4274466
54,5
1,65283
0,951
0,089381558 4,469078
8
2,7897054
Kelas
Interval
Ei
50
5,982311
Perhitungan Uji Normalitas: A. Mencari nilai Z yaitu: Z=
̅
B. Menghitung F (Z) menggunakan rumus excel: = Normsdists (Nilai Z) C. Luas interval, angka baris kedua pada kolom f(z) dikurangi baris pertama dan begitu seterusnya. D. Mencari Ei yaitu: luas interval dikalikan dengan n (jumlah responden). E. Oi, kolom Oi adalah frekuensi absolute. F. Mencari chi-kuadrat dengan rumus: ∑ ( Setelah dihitung hasil dari ∑ (
yaitu 5,98
G. Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel Keterangan: = 5% (0,05)
102
Maka mencari di tabel
(0,05,4) diperoleh 9,49
H. Menentukan kriteria pengujian 1. Jika
hitung
tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal 2. Jika
hitung
tabel maka maka tolak Ho artinya data tidak
berdistribusi normal. I. Kesimpulan hitung adalah 5,98 tabel adalah 9,49 hitung <
tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi Normal
103
Uji Normalitas Variabel Y
Nilai
Batas
f
Kelas
Z
F(Z)
Luas Interval
Ei
Oi
(Ei-0i /Ei
29-33
4
28,5
-2,5082
0,00607
34-38
5
33,5
-1,6885
0,04566 0,039587832
1,97939
4
2,06268346
39-43
12
38,5
-0,8689
0,19246 0,146808631
7,34043
5
0,74622587
44-48
19
43,5
-0,0492
0,48039 0,287923876
14,3962
12
0,3988377
49-53
8
48,5
0,77049
0,7795 0,299108098
14,9554
19
1,09383528
54-58
2
53,5
1,59016
0,9441 0,164605179
8,23026
8
0,00644198
0,047919084
2,39595
2
0,06543519
Jumlah
50
4,37345948
Perhitungan Uji Normalitas: J. Mencari nilai Z yaitu: Z=
̅
K. Menghitung F (Z) menggunakan rumus excel: = Normsdists (Nilai Z) L. Luas interval, angka baris kedua pada kolom f(z) dikurangi baris pertama dan begitu seterusnya. M. Mencari Ei yaitu: luas interval dikalikan dengan n (jumlah responden). N. Oi, kolom Oi adalah frekuensi absolute. O. Mencari chi-kuadrat dengan rumus: ∑ ( Setelah dihitung hasil dari ∑ (
yaitu 4,37
P. Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel Keterangan:
= 5% (0,05)
104
Maka mencari di tabel
(0,05,4) diperoleh 7,81
Q. Menentukan kriteria pengujian 3. Jika
hitung
tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal 4. Jika
hitung
tabel maka maka tolak Ho artinya data tidak
berdistribusi normal. R. Kesimpulan hitung adalah 4,37 tabel adalah 7,81 hitung <
tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi Normal
105
UJI HOMOGENITAS Responden
X
Y
XY
1
54
43
2322
2916
1849
2
49
38
1862
2401
1444
3
38
46
1748
1444
2116
4
42
41
1722
1764
1681
5
47
50
2350
2209
2500
6
47
47
2209
2209
2209
7
49
48
2352
2401
2304
8
45
40
1800
2025
1600
9
40
46
1840
1600
2116
10
51
48
2448
2601
2304
11
42
35
1470
1764
1225
12
52
47
2444
2704
2209
13
45
45
2025
2025
2025
14
45
43
1935
2025
1849
15
44
42
1848
1936
1764
16
46
39
1794
2116
1521
17
51
46
2346
2601
2116
18
41
31
1271
1681
961
19
48
42
2016
2304
1764
20
35
45
1575
1225
2025
21
34
33
1122
1156
1089
22
41
43
1763
1681
1849
23
49
50
2450
2401
2500
24
52
56
2912
2704
3136
25
54
56
3024
2916
3136
26
42
39
1638
1764
1521
27
44
39
1716
1936
1521
106
28
46
45
2070
2116
2025
29
46
45
2070
2116
2025
30
44
47
2068
1936
2209
31
53
53
2809
2809
2809
32
51
48
2448
2601
2304
33
52
51
2652
2704
2601
34
45
46
2070
2025
2116
35
44
50
2200
1936
2500
36
47
47
2209
2209
2209
37
50
44
2200
2500
1936
38
54
50
2700
2916
2500
39
50
44
2200
2500
1936
40
54
49
2646
2916
2401
41
49
52
2548
2401
2704
42
46
44
2024
2116
1936
43
39
29
1131
1521
841
44
37
30
1110
1369
900
45
51
41
2091
2601
1681
46
46
46
2116
2116
2116
47
34
35
1190
1156
1225
48
37
39
1443
1369
1521
49
38
34
1292
1444
1156
50
46
38
1748
2116
1444
N= 60
∑
2286 ∑
2185 ∑
Perhitungan Uji Homogenitas: A. Varians Variabel X √
∑
∑
101037
∑
106002
∑
97429
107
√
√
√
√ √
5,50 B. Varians Variabel Y √
√
√
√ √
6,29
∑
108
C. Mencari Fhitung
=
= 1, 14 D. Mencari Ftabel Dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1,
5% (0,05)
Jadi, dk pembilang= 50 - 1, dk penyebut = 50 – 1 Cari di tabel F= 49,49 dengan
0,05 maka
adalah 1,60
E. Kriteria Pengujian 1. Jika
maka terima Ho, artinya data
homogeny 2. Jika tidak homogeny F. Kesimpulan Fhitung 1,14 Ftabel 1,60 Fhitung 1,14 < Ftabel 1,60, maka data homogen.
maka tolak Ho, artinya data
109
Tabel Perhitungan Variabel X (Implementasi Metode Sorogan Modified) No
No. Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
54
2
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
49
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
4
38
4
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
42
5
2
2
2
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
4
47
6
4
2
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
2
4
3
47
7
4
2
2
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
49
8
4
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
4
45
9
4
2
2
2
4
3
2
3
3
2
3
2
2
2
4
40
10
4
3
3
3
4
3
1
4
3
3
4
4
4
4
4
51
11
4
3
2
1
2
3
3
4
1
3
4
2
2
4
4
42
12
4
3
3
1
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
52
13
4
4
4
2
3
2
2
4
2
4
2
3
4
2
3
45
14
2
3
2
2
3
3
3
4
3
3
4
4
2
4
3
45
15
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
3
2
2
4
44
16
4
2
3
2
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
3
46
17
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
2
51
18
2
2
2
3
4
2
4
1
3
4
4
2
2
4
2
41
19
2
3
2
3
2
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
48
20
2
3
2
2
2
1
3
4
2
1
3
3
1
2
4
35
21
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
2
4
34
22
2
3
3
3
4
3
1
4
2
3
3
3
3
2
2
41
23
4
2
2
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
49
24
4
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
52
25
4
2
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
54
26
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
42
110
27
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
28
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
4
46
29
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
2
4
4
46
30
2
3
2
2
3
3
3
4
2
4
4
3
3
4
2
44
31
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
53
32
4
2
3
2
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
51
33
4
3
2
3
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
52
34
2
2
1
3
3
3
3
4
4
3
4
4
2
4
3
45
35
2
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
2
44
36
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
2
47
37
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
50
38
4
2
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
54
39
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
2
4
3
4
4
50
40
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
54
41
4
3
2
3
3
4
3
4
1
3
4
4
4
3
4
49
42
3
2
2
1
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
46
43
3
2
2
1
3
4
3
2
3
2
3
4
3
3
4
42
44
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
37
45
4
2
4
2
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
51
46
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
46
47
3
2
2
2
1
3
3
1
2
1
4
1
2
4
3
34
48
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
37
49
3
3
2
4
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
38
50
4
2
2
1
4
2
2
4
3
4
4
2
4
4
4
46
111
Variabel X (Implementasi Metode Sorogan Modified) Respondenn
Skor Variabel X
1
54
2
49
3
38
4
42
5
47
6
47
7
49
8
45
9
40
10
51
11
42
12
52
13
45
14
45
15
44
16
46
17
51
18
41
19
48
20
35
21
34
22
41
23
49
24
52
25
54
26
42
27
44
112
28
46
29
46
30
44
31
53
32
51
33
52
34
45
35
44
36
47
37
50
38
54
39
50
40
54
41
49
42
46
43
42
44
37
45
51
46
46
47
34
48
37
49
38
50
46
113
Perhitungan Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning) No
No. Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
2
3
3
3
43
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
4
1
3
3
3
38
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
2
46
4
3
2
2
3
3
2
3
4
2
3
2
2
3
3
4
41
5
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
3
4
50
6
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
3
47
7
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
48
8
4
3
4
2
1
2
3
2
4
1
2
2
3
3
4
40
9
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
2
46
10
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
48
11
2
1
3
3
2
3
3
2
4
1
3
1
1
3
3
35
12
2
3
4
3
3
4
3
3
4
2
4
3
3
3
3
47
13
4
3
1
3
3
2
3
4
2
4
2
4
3
4
3
45
14
3
2
4
2
2
4
3
2
2
3
4
3
4
2
3
43
15
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
42
16
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
4
2
3
3
3
39
17
4
3
1
4
4
2
4
4
3
2
1
2
4
4
4
46
18
1
1
4
2
2
4
2
1
3
1
3
1
2
2
2
31
19
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
42
20
2
3
4
4
4
4
3
1
3
4
3
2
4
2
2
45
21
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
1
2
2
2
33
22
3
3
3
3
2
3
4
3
2
2
2
3
3
3
4
43
23
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
50
24
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
56
25
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
56
114
26
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
39
27
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
39
28
3
3
3
2
3
4
3
4
2
4
2
3
3
3
3
45
29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
30
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
2
3
3
47
31
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
3
4
53
32
4
4
1
4
4
1
4
4
1
4
1
4
4
4
4
48
33
3
4
2
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
51
34
4
3
1
4
2
1
3
3
3
3
4
3
4
4
4
46
35
4
3
1
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
50
36
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
47
37
4
4
1
4
3
1
3
3
2
4
1
3
4
4
3
44
38
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
2
3
3
4
50
39
4
3
4
1
2
4
3
3
4
3
1
1
4
3
4
44
40
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
1
2
4
3
4
49
41
4
3
4
3
3
4
4
4
4
2
4
1
4
4
4
52
42
3
3
3
3
2
4
3
3
3
2
3
2
4
3
3
44
43
1
2
3
2
1
3
2
2
2
1
4
1
2
1
2
29
44
1
2
3
1
1
4
2
1
4
2
4
1
1
1
2
30
45
2
3
2
3
3
3
3
3
3
1
4
2
3
3
3
41
46
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
46
47
3
1
4
3
3
3
1
2
2
1
3
1
3
3
2
35
48
2
2
3
3
4
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
39
49
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
4
1
2
2
2
34
50
2
1
3
2
1
3
3
3
2
4
2
2
4
2
4
38
115
Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning) Responden
Skor Variabel X
1
43
2
38
3
46
4
41
5
50
6
47
7
48
8
40
9
46
10
48
11
35
12
47
13
45
14
43
15
42
16
39
17
46
18
31
19
42
20
45
21
33
22
43
23
50
24
56
25
56
26
39
27
39
116
28
45
29
45
30
47
31
53
32
48
33
51
34
46
35
50
36
47
37
44
38
50
39
44
40
49
41
52
42
44
43
29
44
30
45
41
46
46
47
35
48
39
49
34
50
38
117
Skor Variabel X dan Variabel Y Responden
Variabel X
Variabel Y
1
54
43
2
49
38
3
38
46
4
42
41
5
47
50
6
47
47
7
49
48
8
45
40
9
40
46
10
51
48
11
42
35
12
52
47
13
45
45
14
45
43
15
44
42
16
46
39
17
51
46
18
41
31
19
48
42
20
35
45
21
34
33
22
41
43
23
49
50
24
52
56
25
54
56
26
42
39
27
44
39
118
28
46
45
29
46
45
30
44
47
31
53
53
32
51
48
33
52
51
34
45
46
35
44
50
36
47
47
37
50
44
38
54
50
39
50
44
40
54
49
41
49
52
42
46
44
43
42
29
44
37
30
45
51
41
46
46
46
47
34
35
48
37
39
49
38
34
50
46
38
119
Korelasi Variabel X dan Variabel Y No
Variabel X
Variabel Y
X2
Y2
XY
1
54
43
2916
1849
54
2
49
38
2401
1444
49
3
38
46
1444
2116
38
4
42
41
1764
1681
42
5
47
50
2209
2500
47
6
47
47
2209
2209
47
7
49
48
2401
2304
49
8
45
40
2025
1600
45
9
40
46
1600
2116
40
10
51
48
2601
2304
51
11
42
35
1764
1225
42
12
52
47
2704
2209
52
13
45
45
2025
2025
45
14
45
43
2025
1849
45
15
44
42
1936
1764
44
16
46
39
2116
1521
46
17
51
46
2601
2116
51
18
41
31
1681
961
41
19
48
42
2304
1764
48
20
35
45
1225
2025
35
21
34
33
1156
1089
34
22
41
43
1681
1849
41
23
49
50
2401
2500
49
24
52
56
2704
3136
52
25
54
56
2916
3136
54
26
42
39
1764
1521
42
27
44
39
1936
1521
44
120
28
46
45
2116
2025
46
29
46
45
2116
2025
46
30
44
47
1936
2209
44
31
53
53
2809
2809
53
32
51
48
2601
2304
51
33
52
51
2704
2601
52
34
45
46
2025
2116
45
35
44
50
1936
2500
44
36
47
47
2209
2209
47
37
50
44
2500
1936
50
38
54
50
2916
2500
54
39
50
44
2500
1936
50
40
54
49
2916
2401
54
41
49
52
2401
2704
49
42
46
44
2116
1936
46
43
42
29
1764
841
42
44
37
30
1369
900
37
45
51
41
2601
1681
51
46
46
46
2116
2116
46
47
34
35
1156
1225
34
48
37
39
1369
1521
37
49
38
34
1444
1156
38
50
46
38
2116
1444
46
N= 50
∑
= 2289
∑
∑ √ ∑
√
∑
= 2185 ∑ ∑
= 106245 ∑
∑
∑
∑
= 97429
∑
= 101124
121
√ √ √
122
Uji Validitas Variabel X (Metode Sorogan Modified) Responden
Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
54
2
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
49
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
4
38
4
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
42
5
2
2
2
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
4
47
6
4
2
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
2
4
3
47
7
4
2
2
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
49
8
4
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
4
45
9
4
2
2
2
4
3
2
3
3
2
3
2
2
2
4
40
10
4
3
3
3
4
3
1
4
3
3
4
4
4
4
4
51
11
4
3
2
1
2
3
3
4
1
3
4
2
2
4
4
42
12
4
3
3
1
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
52
13
4
4
4
2
3
2
2
4
2
4
2
3
4
2
3
45
14
2
3
2
2
3
3
3
4
3
3
4
4
2
4
3
45
123
15
4
2
2
2
4
3
2
4
3
3
4
3
2
2
4
44
16
4
2
3
2
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
3
46
17
4
2
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
2
51
18
2
2
2
3
4
2
4
1
3
4
4
2
2
4
2
41
19
2
3
2
3
2
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
48
20
2
3
2
2
2
1
3
4
2
1
3
3
1
2
4
35
21
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
1
2
4
34
22
2
3
3
3
4
3
1
4
2
3
3
3
3
2
2
41
23
4
2
2
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
49
24
4
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
52
25
4
2
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
54
26
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
42
27
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
28
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
4
46
29
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
2
4
4
46
30
2
3
2
2
3
3
3
4
2
4
4
3
3
4
2
44
31
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
53
32
4
2
3
2
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
51
124
33
4
3
2
3
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
52
34
2
2
1
3
3
3
3
4
4
3
4
4
2
4
3
45
35
2
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
2
44
36
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
2
47
37
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
50
38
4
2
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
54
39
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
2
4
3
4
4
50
40
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
54
41
4
3
2
3
3
4
3
4
1
3
4
4
4
3
4
49
42
3
2
2
1
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
46
43
3
2
2
1
3
4
3
2
3
2
3
4
3
3
4
42
44
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
37
45
4
2
4
2
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
51
46
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
46
47
3
2
2
2
1
3
3
1
2
1
4
1
2
4
3
34
48
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
37
49
3
3
2
4
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
38
50
4
2
2
1
4
2
2
4
3
4
4
2
4
4
4
46
125
N
50
Jumlah
165
2289 127
121
132
166
151
134
170
146
156
174
167
144
164
172
rhitung
0,590 0,480 0,449 0,446 0,680 0,676 0,399 0,692 0,528 0,604 0,689 0,727 0,541 0,550
0,529
rkritis
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
Status
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Valid
126
Uji Validitas Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning) responden
Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
2
3
3
3
43
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
4
1
3
3
3
38
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
2
46
4
3
2
2
3
3
2
3
4
2
3
2
2
3
3
4
41
5
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
3
4
50
6
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
3
47
7
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
48
8
4
3
4
2
1
2
3
2
4
1
2
2
3
3
4
40
9
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
4
2
3
3
2
46
10
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
48
11
2
1
3
3
2
3
3
2
4
1
3
1
1
3
3
35
12
2
3
4
3
3
4
3
3
4
2
4
3
3
3
3
47
13
4
3
1
3
3
2
3
4
2
4
2
4
3
4
3
45
14
3
2
4
2
2
4
3
2
2
3
4
3
4
2
3
43
127
15
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
42
16
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
4
2
3
3
3
39
17
4
3
1
4
4
2
4
4
3
2
1
2
4
4
4
46
18
1
1
4
2
2
4
2
1
3
1
3
1
2
2
2
31
19
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
42
20
2
3
4
4
4
4
3
1
3
4
3
2
4
2
2
45
21
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
1
2
2
2
33
22
3
3
3
3
2
3
4
3
2
2
2
3
3
3
4
43
23
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
50
24
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
56
25
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
56
26
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
39
27
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
39
28
3
3
3
2
3
4
3
4
2
4
2
3
3
3
3
45
29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
30
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
2
3
3
47
31
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
3
4
53
32
4
4
1
4
4
1
4
4
1
4
1
4
4
4
4
48
128
33
3
4
2
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
51
34
4
3
1
4
2
1
3
3
3
3
4
3
4
4
4
46
35
4
3
1
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
50
36
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
47
37
4
4
1
4
3
1
3
3
2
4
1
3
4
4
3
44
38
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
2
3
3
4
50
39
4
3
4
1
2
4
3
3
4
3
1
1
4
3
4
44
40
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
1
2
4
3
4
49
41
4
3
4
3
3
4
4
4
4
2
4
1
4
4
4
52
42
3
3
3
3
2
4
3
3
3
2
3
2
4
3
3
44
43
1
2
3
2
1
3
2
2
2
1
4
1
2
1
2
29
44
1
2
3
1
1
4
2
1
4
2
4
1
1
1
2
30
45
2
3
2
3
3
3
3
3
3
1
4
2
3
3
3
41
46
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
46
47
3
1
4
3
3
3
1
2
2
1
3
1
3
3
2
35
48
2
2
3
3
4
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
39
49
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
4
1
2
2
2
34
50
2
1
3
2
1
3
3
3
2
4
2
2
4
2
4
38
129
N
50
Jumlah
153
2185 137
149
148
137
151
153
150
142
133
158
114
152
149
159
rhitung
0,650 0,691 0,301 0,634 0,601 0,337 0,744 0,667 0,369 0,515 0,314 0,504 0,664 0,724
0,747
rkritis
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
Status
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
130
Uji Reliabilitas Jawaban variabel x Ganjil
Responden
Genap
1
3
5
7
9
11
13
15
x1
2
4
6
8
10
12
14
y1
1
4
4
4
2
4
4
4
4
30
3
3
3
3
4
4
4
24
2
4
2
4
2
3
4
4
4
27
2
2
3
4
3
4
4
22
3
3
2
3
2
3
3
2
4
22
2
3
2
3
2
2
2
16
4
2
3
3
3
3
3
3
4
24
2
3
2
2
3
3
3
18
5
2
2
4
4
4
3
3
4
26
2
3
3
4
3
4
2
21
6
4
2
3
3
3
4
2
3
24
2
2
3
4
4
4
4
23
7
4
2
4
3
4
3
3
4
27
2
3
3
3
4
4
3
22
8
4
2
3
2
3
3
2
4
23
4
3
3
3
2
3
4
22
9
4
2
4
2
3
3
2
4
24
2
2
3
3
2
2
2
16
10
4
3
4
1
3
4
4
4
27
3
3
3
4
3
4
4
24
11
4
2
2
3
1
4
2
4
22
3
1
3
4
3
2
4
20
12
4
3
3
3
4
4
3
4
28
3
1
4
4
4
4
4
24
13
4
4
3
2
2
2
4
3
24
4
2
2
4
4
3
2
21
131
14
2
2
3
3
3
4
2
3
22
3
2
3
4
3
4
4
23
15
4
2
4
2
3
4
2
4
25
2
2
3
4
3
3
2
19
16
4
3
4
3
2
4
3
3
26
2
2
2
4
4
3
3
20
17
4
2
4
3
4
4
4
2
27
2
4
4
4
4
4
2
24
18
2
2
4
4
3
4
2
2
23
2
3
2
1
4
2
4
18
19
2
2
2
3
3
4
4
4
24
3
3
4
4
2
4
4
24
20
2
2
2
3
2
3
1
4
19
3
2
1
4
1
3
2
16
21
3
2
3
2
3
2
1
4
20
2
2
2
2
2
2
2
14
22
2
3
4
1
2
3
3
2
20
3
3
3
4
3
3
2
21
23
4
2
3
3
3
4
4
4
27
2
3
4
3
3
4
3
22
24
4
2
4
3
3
4
2
4
26
3
3
4
4
4
4
4
26
25
4
3
4
3
3
4
4
3
28
2
4
4
4
4
4
4
26
26
3
4
3
3
1
3
3
2
22
3
3
3
3
3
3
2
20
27
3
3
3
3
3
3
3
2
23
2
4
3
3
3
3
3
21
28
3
2
3
3
3
3
2
4
23
3
3
3
4
3
4
3
23
29
3
3
4
3
2
4
2
4
25
2
3
3
3
3
3
4
21
30
2
2
3
3
2
4
3
2
21
3
2
3
4
4
3
4
23
31
4
3
4
3
4
4
3
4
29
3
3
4
3
4
3
4
24
132
32
4
3
3
3
2
4
4
4
27
2
2
4
4
4
4
4
24
33
4
2
4
3
4
3
4
4
28
3
3
4
4
2
4
4
24
34
2
1
3
3
4
4
2
3
22
2
3
3
4
3
4
4
23
35
2
3
4
3
3
3
3
2
23
3
3
2
4
3
3
3
21
36
3
2
3
2
3
4
4
2
23
3
3
3
4
3
4
4
24
37
4
3
3
3
3
4
3
4
27
3
3
3
3
3
4
4
23
38
4
3
4
2
4
4
3
4
28
2
4
4
4
4
4
4
26
39
4
2
4
3
4
2
3
4
26
3
3
4
3
3
4
4
24
40
4
3
4
2
4
4
2
4
27
3
4
4
4
4
4
4
27
41
4
2
3
3
1
4
4
4
25
3
3
4
4
3
4
3
24
42
3
2
4
3
3
4
3
4
26
2
1
3
3
4
4
3
20
43
3
2
3
3
3
3
3
4
24
2
1
4
2
2
4
3
18
44
3
2
2
3
3
2
2
3
20
2
3
2
2
3
2
3
17
45
4
4
4
3
3
4
4
4
30
2
2
3
4
3
4
3
21
46
3
2
3
2
3
3
3
4
23
4
3
3
3
4
3
3
23
47
3
2
1
3
2
4
2
3
20
2
2
3
1
1
1
4
14
48
2
2
3
3
3
2
3
2
20
2
2
2
3
2
3
3
17
49
3
2
2
2
2
3
2
2
18
3
4
2
3
3
3
2
20
133
50
4
2
4
2
3
4
4
4
27
2
1
2
4
4
2
4
19
Jawaban Variabel Y Ganjil
Responden
Genap
1
3
5
7
9
11
13
15
x1
2
4
6
8
10
12
14
y1
1
3
3
3
2
3
4
3
3
24
3
3
2
3
3
2
3
19
2
2
3
2
3
3
4
3
3
23
2
2
3
2
2
1
3
15
3
4
3
3
4
3
4
3
2
26
3
3
3
4
2
2
3
20
4
3
2
3
3
2
2
3
4
22
2
3
2
4
3
2
3
19
5
3
4
3
3
3
4
3
4
27
4
4
4
3
3
2
3
23
6
4
3
3
4
3
4
3
3
27
3
3
3
4
2
2
3
20
7
4
3
3
3
3
4
3
3
26
3
3
4
3
3
3
3
22
8
4
4
1
3
4
2
3
4
25
3
2
2
2
1
2
3
15
9
4
3
3
4
3
4
3
2
26
3
3
3
4
2
2
3
20
10
3
4
3
3
3
4
3
3
26
3
3
4
3
3
3
3
22
11
2
3
2
3
4
3
1
3
21
1
3
3
2
1
1
3
14
12
2
4
3
3
4
4
3
3
26
3
3
4
3
2
3
3
21
13
4
1
3
3
2
2
3
3
21
3
3
2
4
4
4
4
24
134
14
3
4
2
3
2
4
4
3
25
2
2
4
2
3
3
2
18
15
3
3
2
3
3
3
2
3
22
3
3
3
3
3
2
3
20
16
3
3
3
2
2
4
3
3
23
2
2
2
3
2
2
3
16
17
4
1
4
4
3
1
4
4
25
3
4
2
4
2
2
4
21
18
1
4
2
2
3
3
2
2
19
1
2
4
1
1
1
2
12
19
3
3
3
3
3
3
3
3
24
2
3
3
3
3
1
3
18
20
2
4
4
3
3
3
4
2
25
3
4
4
1
4
2
2
20
21
2
3
2
2
3
3
2
2
19
2
2
3
2
2
1
2
14
22
3
3
2
4
2
2
3
4
23
3
3
3
3
2
3
3
20
23
4
4
3
3
4
4
3
3
28
3
3
4
3
3
3
3
22
24
4
4
4
4
2
4
4
4
30
4
4
2
4
4
4
4
26
25
4
4
4
4
2
4
4
4
30
4
4
4
4
3
3
4
26
26
3
2
2
3
2
2
2
3
19
3
3
2
3
3
3
3
20
27
3
2
2
3
2
4
2
3
21
2
3
2
2
3
3
3
18
28
3
3
3
3
2
2
3
3
22
3
2
4
4
4
3
3
23
29
3
3
3
3
3
3
3
3
24
3
3
3
3
3
3
3
21
30
3
4
3
3
3
4
2
3
25
3
4
4
3
3
2
3
22
31
4
3
4
4
2
4
3
4
28
3
4
4
4
3
4
3
25
135
32
4
1
4
4
1
1
4
4
23
4
4
1
4
4
4
4
25
33
3
2
4
4
3
4
4
4
28
4
4
2
4
3
3
3
23
34
4
1
2
3
3
4
4
4
25
3
4
1
3
3
3
4
21
35
4
1
3
3
4
4
3
4
26
3
3
4
4
3
3
4
24
36
3
3
3
3
3
3
4
4
26
3
3
3
3
3
2
4
21
37
4
1
3
3
2
1
4
3
21
4
4
1
3
4
3
4
23
38
3
4
3
3
4
4
3
4
28
3
4
4
3
3
2
3
22
39
4
4
2
3
4
1
4
4
26
3
1
4
3
3
1
3
18
40
4
4
3
4
3
1
4
4
27
3
3
3
4
4
2
3
22
41
4
4
3
4
4
4
4
4
31
3
3
4
4
2
1
4
21
42
3
3
2
3
3
3
4
3
24
3
3
4
3
2
2
3
20
43
1
3
1
2
2
4
2
2
17
2
2
3
2
1
1
1
12
44
1
3
1
2
4
4
1
2
18
2
1
4
1
2
1
1
12
45
2
2
3
3
3
4
3
3
23
3
3
3
3
1
2
3
18
46
3
3
3
3
3
3
3
4
25
3
3
3
3
3
3
3
21
47
3
4
3
1
2
3
3
2
21
1
3
3
2
1
1
3
14
48
2
3
4
3
3
2
2
2
21
2
3
2
3
3
3
2
18
49
2
3
2
2
3
4
2
2
20
2
2
3
2
2
1
2
14
136
50
2
3
1
3
2
2
4
4
21
1
2
3
3
4
2
2
17
x1
x2
x
y1
y2
y
x
y
xy
x2
y2
30 27 22 24 26 24 27 23 24 27 22 28 24 22 25 26 27 23 24 19 20
24 23 26 22 27 27 26 25 26 26 21 26 21 25 22 23 25 19 24 25 19
54 50 48 46 53 51 53 48 50 53 43 54 45 47 47 49 52 42 48 44 39
24 22 16 18 21 23 22 22 16 24 20 24 21 23 19 20 24 18 24 16 14
19 15 20 19 23 20 22 15 20 22 14 21 24 18 20 16 21 12 18 20 14
43 37 36 37 44 43 44 37 36 46 34 45 45 41 39 36 45 30 42 36 28
54 50 48 46 53 51 53 48 50 53 43 54 45 47 47 49 52 42 48 44 39
43 37 36 37 44 43 44 37 36 46 34 45 45 41 39 36 45 30 42 36 28
2322 1850 1728 1702 2332 2193 2332 1776 1800 2438 1462 2430 2025 1927 1833 1764 2340 1260 2016 1584 1092
2916 2500 2304 2116 2809 2601 2809 2304 2500 2809 1849 2916 2025 2209 2209 2401 2704 1764 2304 1936 1521
1849 1369 1296 1369 1936 1849 1936 1369 1296 2116 1156 2025 2025 1681 1521 1296 2025 900 1764 1296 784
137
20 27 26 28 22 23 23 25 21 29 27 28 22 23 23 27 28 26 27 25 26 24 20 30 23 20 20
23 28 30 30 19 21 22 24 25 28 23 28 25 26 26 21 28 26 27 31 24 17 18 23 25 21 21
43 55 56 58 41 44 45 49 46 57 50 56 47 49 49 48 56 52 54 56 50 41 38 53 48 41 41
21 22 26 26 20 21 23 21 23 24 24 24 23 21 24 23 26 24 27 24 20 18 17 21 23 14 17
20 22 26 26 20 18 23 21 22 25 25 23 21 24 21 23 22 18 22 21 20 12 12 18 21 14 18
41 44 52 52 40 39 46 42 45 49 49 47 44 45 45 46 48 42 49 45 40 30 29 39 44 28 35
43 55 56 58 41 44 45 49 46 57 50 56 47 49 49 48 56 52 54 56 50 41 38 53 48 41 41
41 44 52 52 40 39 46 42 45 49 49 47 44 45 45 46 48 42 49 45 40 30 29 39 44 28 35
1763 2420 2912 3016 1640 1716 2070 2058 2070 2793 2450 2632 2068 2205 2205 2208 2688 2184 2646 2520 2000 1230 1102 2067 2112 1148 1435
1849 3025 3136 3364 1681 1936 2025 2401 2116 3249 2500 3136 2209 2401 2401 2304 3136 2704 2916 3136 2500 1681 1444 2809 2304 1681 1681
1681 1936 2704 2704 1600 1521 2116 1764 2025 2401 2401 2209 1936 2025 2025 2116 2304 1764 2401 2025 1600 900 841 1521 1936 784 1225
138
18 27
20 21
38 48
20 19 Jumlah
14 17
34 36
38 48 2425
34 36 2049
1292 1728 100584
1444 2304 118979
1156 1296 85775
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Sofia Hasanah Fitrianur
NIM
11
Jurusan/Prodi
Pendidikan Agami Islam
Judul Skripsi
Implementasi Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan
1001 1000098
Kemampuan Membaca Kitab Kuning
Halaman No
Paraf
Daftar Referensi
Pembimbing
Skripsi BAB
I
M. Dian Nafi', dkk, Prahis Pembelajaran I
I
Pesantren, (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara,2007), Cet. I
M. 2
I
Sulthon Masyhud, dkk. Manajemen
Pondok Pesontren, (Jakarta: Diva Pustaka Jakarta,2005), Cet.
II
Manfred Ziemek, 3
I
Perubohan Sosial, (Jakarta: PT Temprint, 1986), Cet.
2
t ,'
I
Departemen Agama 4
(n
Pesantren dalam
R[, Al-Qur'an
dan
Terjemahannya, (Bandung: Syaamil AlQur'an,2005)
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa 5
4
Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999),
Cet.I
Armai Arief, Pengantar llmu 6
4
dan
Metodologi Pendidilmn Islam, (JakBsl Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 150.
I
Sarnsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran 7
5
Pendidikan Islom, (Jakarta: Gaya Media \
Pratama,2001), Cet. I
BAB
II
Wina Sanjaya Strategi
Pembelajaran
Berorientasi Stsndar Proses Pendidikan, 8
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), cet. 9
8
VIII
Muzayyin Arifin, Filsofat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. V, h. 89.
Novan Ardy Wiyani dan Bamawi, Ilmu 10
9
Pendidikan Islam, (Jogiakarta: Ar-Ruzz
',, (\//
I ti
Media,2012)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 1l
10
dengan Pendekstan Boru, (Bandung: PT Remaja Rosdakary a, 2013), Cet.
M. Arifin, Ilmu t2
l1
Y/)
XIII
Pendidikan Islam:
Tinjauan Teoritis dan Prahis Berdasarkan
Pendekstan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksar4 2003), Cet. I
Abdullah Syukri, Gontor t3
1l
dan
Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persad4 2005),
Hasbullah, Sejorah Pendidikan Islam di
l4
t2
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persad4 200s)
Armai Arief, Pengantar llmu t5
12
dan
Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2002), cet.l
t6
13
John
M.
Echols, Hassan Shadily, Kamus
rr
I
PT
Inggris-Indonesio, (Jakarta: Pustaka Utama,2003), cet.
Gramedia
XXV
Amal
T7
t6
Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Al-Kautsar, 2005), cet. I, h. 136.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
l8
t7
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi
III
Departemen Agama
t9
t7
RI, Al-Qur'an
dan
Terj emahannya, (Bandtng: Syaamil al-Qur' an, 2005
Khoirul lJmam, "Hubungan Minat Belajar Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan Membaca 20
l8
Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus", Slcripsi pada Sekolah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2009
2t
I9
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Social,
tl/\
i
(Yogyakarta: LKiS, 2003), cet.II
ti
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa 1
22
t9
Depan; Wacona Pemberdayoan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), cet.
I
\
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning 23
t9
:
Pesantren dan Tarekar, (Bandung: Mizan,
! I
1999), cet
24
20
III
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidiknn Islam
di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media Group,
BAB 25
30
2007)
t
III
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian
t7 \i
Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi,
20ll),
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persad4 Cet.
VI, h.122.
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. VI
Suharsinmi arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekstan Prahik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118. Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan
Luar
Sekolah, (Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. I
Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksata Lainnya, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2010), Cet. I
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005), Cet. V, h.43.
I akarta, 03 Oktober 20 I 4
..Pembimbigi \/ \
\,/.r't
)
&
luiii
L-\--l
I
: Terbit : No. Revisi: :
01
Hal
1t1
KEMENTERIAN AGAMA
No-
UIN JAKARTA
Tgl.
FORM (FR)
rmx Jt. lr. H. Juanda No
95 ciutat 15412 tndoresia
Dokumen
FITK-FR-AKD-085
1 Maret
2010
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor Lampiran Hal
: Un.01/F.1fi(M.01.3/ ,
Iakarta 18 Februari 2014
12014
ni*bingun Skripsi
Kepada Yth.
Dr. Dimyati, M.A. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta As s alamu'
alaikum
w
r.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Bapak untuk menjadi pembimbing (materi/teknis) penulisan skripsi mahasi swa:
l/Il
Nama
Sofia Hasanah Fitrianur
NIM
il
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
VIII (Delapan) IMPLEMENTASI METODE SOROGAI\ MODIFIED
Judul Skripsi
1001 1000098
DALAM MEITINGKATKAI\
KEMAMPUAN
MEMBACA KITAB KUNING Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 04 Februari 2014, abstraksr/outline terlampir. Bapak dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan subtansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan dalam waktu 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih. Was salamu' al aikum w r.w b.
a.n Dekan.
Kajur Pendidikan Agama Islam
m, M.Ag. 1 002
Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs.
l. 2.
KEMENTERIAN
AGAi'A
UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK Jl. lr. H.
: Tgl. Terbit : No. Revisi: :
01
Hal
1t1
No.
Jenda No 95 Cip.Aat fi112 lndoffiia
Dokumen
FITK-FR-AKD-082
1 Maret
2010
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.Olff. lA(M.01.3/
Jakart4 l8 Maret 2014
12014
Lamp. : Outline/Proposal
Hal
: Permohonan
Izin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala TU Pondok Pesantren Sabilussalam di Tempat As s al amu' al ai kum w r.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahw4
Nama
Sofia Hasanah Fitrianur
NIM
I I 1001 1000098
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
MII
Judul Skripsi
IMPLEMENTASI METODE SOROGA}T MODIFIED DALAM MEI\INGKATKAIY KEMAMPUAN MEMBACA ICTAB IilNING
(Pf)
@elapan)
adalah benar mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta
yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Bapak pimpin.
Untuk
itu kami mohon Bapak dapat
mengizinkan mahasiswi tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih. Was solamu' alaikum wr.w b.
Agama Islam
M.Ag.
I 002 Tembusan:
l.
2. 3.
Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswi yang bersangkutan
PE'ANTREN LUHUR
SAB I LU S SALAM
Il. WR. Supratman Gg.Bacang No. 81 RT. 02 RW. 09 Kp. Utan L5412 Telp. (021) 742 3372, Ciputat Timur - Tangsel - Banten
SURAT KETERANGAN
No: i V/trL
SS/SEf/'r/1Zot/
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jawaban : Alamat :
Dr. Dede Abdul Fatah, S. HI., M. Si Ketua Harian
Jl. WR. SupratmanGgBacang No. C
8l
RT. 02109 Kp. Utan,
iputatTimur, Tangerang Selatan
Dengan ini menerangkan bahwa: Nama
Sofia Hasanah Fitrianur
NIM
11
Universitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas
Ilmu Tarbiah dan Keguruan
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
1001 1000098
Adalah benar telah mengadakan penelitian di Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat dalam rangka penyelesaian tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul
..IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KTINING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT".
Demikianlah surat keterangan
ini
dibuat dengan sebenarnya, dan dapat
dipergunakan sebagaimana semestinya.
ffi
iputat, 28 Mei 2AA
bdul Fatah, S. HI., M. Si