PERPUSTAKAAN UTAW. UIN SYAHID J;ilJ
SISTEM PENDID!KAN DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUT AT
Mumuh Mu:rsidi NIIVI: 104011000065
JURUSAN PENDIDIKAN AGArVIA. ISLAM FAI(ULTAS ILMU TARBIYAH DAJ~ KEGlJR.UAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARil<' 1-IIDAYATULLAII JAJ(ARTA 1429 HI 2008 M
•
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
MOTTO: "Tidak ada keterasingan bagi mereka yang berilmu, dan tidak ada tanah air bagi mereka yang bodoh" (Ibnu Hajar al-Asqalani)
Skripsi l'ni dipersembahkan untuk:
Ayahanda H. M Rom Ii dan Jbunda HJ. Halimatussa 'diyah Semoga kini kalian tengah tenang berada dalam rahmat dan ampunan-Nya Allahummagh.firlahuma Warhamhwna Kama Rabbayaani Shagira
Untuk kakak, adik, nenek, cian seluruh sanak saudara tercinta Atas do'a dan kasih sayang kalianlah skripsi ini bisa terselesaikan Untuk para guru dan rekan-rekan di Sabilussalam Mungkin semua ini bisa menjadi bentuk "pengabdian" dariku Terakhir kupersembaJ1kan buat yang terkasih, Hamba Allah, semoga kita dipertemukan dalam ridha-Nya.
SISTEM PENDIDIKAN DI PESANT.REN LUJIUR SABILUSSALAM CIPUTA.T Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Meraih Gelar Saijana Pendidikan Islam
Oleh: Mumuh Mursidi 104011000065
Di bawah Bimbingan
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazali, MA NIP. 150063509
Hrs. Safiuddin Shidig, M.A NIP. 150299477
JURUSAN PENDIDIKAN AGArVIA ISLAl\/l FAI(ULTAS ILMU TARBIYAif DAN l(EGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAI\:.ARTA 1429 H / 2008 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "Sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Cipulat" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 20 November 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.Pd. l) dalam bi dang Pendidikan Agama. Jakarta, 25 November 2008
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal
~:Vr2°-~
Dr. AF. Wibisono, MA NIP. 150236009 Sekretaris (Sekrelaris Jurusan/Prodi) Ors. Sapiudin Shidiq, MA NIP. 150299477 Penguji I
Dr. Syafi'ie Noor, MA NIP. 150022781 Penguji II Dr. AF. Wibisono, MA NIP. 150236009
Mengetahui: Dekan,
•
'-"'""'-"'-"~"'*""~.osyada, MA
NIP. 5 231356
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN ILMlAlfI Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi dengan judul "Sistem Pendidikan di Pesantren Lubur Sabilussalam Ciputat" adalah benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan:
I. Prof Dr. H. AbdmTalmmn Ghazali, MA
NIP. 150063509
2. Drs. Safiuddin Shidiq, M.A
NIP. 150299477
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekuensi secara akademis apabila temyata s lTipsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
Jakarta, 06 Nopember 2008
ABSTRAK Mumuh Mursidi "Sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat" Penelitian ini berlujuan untuk memperoleh data tentang tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh Pesantren Luhur Sabilussalam, kurikulum apa yang digunakan, dan untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Sehingga dapat diketahui model sistem pendidikan yang terdapat di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Kesimpulan yang penulis peroleh dalan1 penelitian ini adalal1 bal1wa Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat mempakan suatu bentuk lembaga pendidikan pesanlren dengan fenomena barn, karena dalam penyelenggaraan pendidikannya mcnggabungkan antara sistcm pendidikan pondok pesantren dengan sistem pendidikan perguman tinggi yang berbasis mal1asiswa. Hal ini dapat dilihat dari empat unsur yang terdapat di dalan1 sistem pendidikan pesantren mahasiswa ini, yaitu tujuan pendidikan, kurikulum yang di gunakan, materi ajar yang diberikan, dan metode pembelajarannya. Penelitian yang pcnulis Jakukan mcrupakan pcnelitian kualilatif yang deskriptit:analisis, yakni penulis menarasikan dan menganalisis data yang telal1 diperoleh. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data meliputi: studi dokumentasi,
observasi, dan ,ya,vancara. Pada taliap uji validasi data, penulis menggunakan metode triangu/asi yakni dengan teknik triangu!asi sumber data, artinya penulis membandingkan clan mengecek balik cler[\jat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui wal1u dan alat yang berbeda, misalnya membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan. Basil penelitian ini penulis susun dalam bentuk laporan skripsi.
KATAPENGANTAR
~-J....:_;"_,d\
.. \
~\~~---------_:~ Segala puji dan sanjungan hanya milik Allah SWT, Tuhan Pencipta alam semesta. Karena atas Inayah dan kasih sayang-Nya skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Rasul-Nya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya serta segenap para pengikut swmah-nya hingga hari kiamat. Suka cita menyelimuti hati penulis seiring d.engan terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Skripsi yang be1judul "Sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat" ini disusun tmtuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sa1jana S 1 (S.Pd.l) dalam bi dang Pendidikan Agania Islam (PAI) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari betul banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi. Sehingga han1pir saja tidak terselesaikan tepat pada waktunya. Akan tetapi, atas dorongan dan bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan juga. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilnm Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakmta 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agmna Islan1 FITK UIN Jakarta. 3. Bapak Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazali, MA dan Drs. Safiuddin Shidiq, MA, selaku pembimbing penulis yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dengan penuh ketekunan, kesabm·an dan perhatian.
4. Bapak Prof Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi, MA, selaku closen Penasihat Akaden1ik yang telah banyak mernberikan masukan, bin1bingan, dan 1nolivasi kepacla penulis. 5. Bapak/lbu pimpinan Perpustakaan Utruna clan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitasnya kepada penulis selama penelitian ini dilakukan. G. Bapak Pro( Dr. HD Hidayat, MA selaku Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat yang telah memberikan kesempatan dan bru1tuan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. 7. Kepacla para pengurus harian Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, kang Dede Abel. Fatah, Kang Oni, Pak Supra, clan Kang Dede Daya\, yang telah memberikan kesempatan, fasilitas clan bantuannya kepada penulis sehingga memuclahkan dalam pengumpulan data. 8. Seluruh dewan Asatidz di Pesantren Luhur Sa bi lussalam clan guru-guru penulis di manapun berada yang telah memberikan pencerahan moral clan intelektual selama belajar di bawah bimbingarmya. 9. Apa-Umi tercinta yang kini telah tenang berada di alwn sana, yang senan\iasa memberikan motivasi clan inspirasi kepacla penulis bila mengingatnya, bahwa
life must go
011..
Hanya seuntai do 'a yang bisa ananda panjatkan (selaku anak
yang belum bisa berbakti dan membalas semua jasa-jasa kalian). Semoga Allah
menempatkan
kalian
dalam
rahmat
dan
Ridha
-Nya.
Allahummagfirlah11111a War!wmhwna Kama Rabbaayani Shagira. I0. Kakak, adik, nenek, paman, bi bi serta seluruh kerabat penulis yang senantiasa membantu, baik moril maupun materiil serla clo'a yang selalu terpanjatkan siang clan malam sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
l 1.
Teman~ten1an
seperjuangru11 di jurusa.11 PftJ dan alumni Sabi1ussalan1
(angkatan 2004) yang tak dapal penulis sebutkan namanya satu per satu. Terima kasih atas semua saran dan dorongan yang telah kalian berikan selama ini. Perjuangan hidup ini belum selesai, kawan. Tetaplah semangat untuk meraih cita clan cintal
Alas semuanya itu, penulis hanya dapat memanjatkan do'a kepada Allah SWT semoga amal baiknya diterima dan mendapatkan balasan yang setimpal. Amin. Terakhir penulis berharap semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sencliri khususnya dan para pembaca umumnya. Jakruia, 06 November 2008
Mumuh Mursidi
DAFTARISI
KATA PENGANTAR. .......................................................................................... v DAFTAR ISi ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. I A. Latar Belakang Masalah.. ..... ... ... .... .... ... ..... ... .. ... . .......... ...... ......... ...... I B. Pembatasan Masalah.......................................................................... 6 C. Perumusan Masalah................................................................................ 7
D. Tujuan clan Kegunaan Penelitian....................................................... 7
BAB II
SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTRJl<.:N ....................... · 9 A. Pondok Pesantren........................................................................... 9 I. Pengertian Ponclok Pesantren........................................................ 9 2. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren.................................... 12 3. Karakteristik Ponclok Pesantren. ... ............... ... .. ................ ... ... ... .. 16 4. Tipologi Ponclok Pesantren.......................................................... 19
B. Sistcm Pcndidikan Pondok Pesantrcn .......................................... 24 I. Tujuan Pencliclkan Ponclok Pesantren ........................................... 27 2. Kurikulum Pencliclikan Ponclok Pesantren..................................... 29 3. Metocle Pengajaran Ponclok Pesantren ......................................... 32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 37 A. Waktu clan Tempat Penelitian ....................................................... 37 B. Metocle Penelitian. ... ........ ........... ......... ... ... ......... ............. ............ .. 3 7 C. Tahap-Tahap Penelitian................................................................ 38 D. Proses Pencatatan clan Analisis Data............................................ 39
BAB IV
HASIL PENELITIAN ....................................................................... 41 A. Gambanm Umum Pcsantrcn Lnhur Sabilussalam Ciputat... ... 41 1. Sejarah Berdiri dan Tujuan Didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.. ................................................................ 41 2. Visi dan Misi Pesantren Pesantren Luhur Sabilussalam ............... 44 3. Letak Geografis ............................................................................ 44 4. Keadaan Guru, Peserta Didik, dan Fasilitas yang Dimiliki .......... 45 5. Struktur Organisasi ....................................................................... 57
B. Pelaksanaan Sistem Pendidikan di Pesantren Lnhur Sabilussalam ............................................................................... 59 1. Tujuan Pendidikan Pesantren Luhur Sabilussalam ...................... 59
2. Kurikulum Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam ............ 60 2. Materi Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam................... 63 3. Metode Pengajaran di Pesantren Luhur Sabilussalam .................. 66 4 . .Tadual Kegiatan dan Tata Tertib di Pesantren Luhur Sabilussalam .................................................................................p;>
BAB V
PENUTUP ........................................................................................... 73 A.Kesimpulan ..................................................................................... 73 B. Saran-saran .....................................................................................·: 75
DAFT AR PUSTAKA........................................................................................... 77 LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
DAFTAR TABEL
Tabel I : Data Guru .......................................................................................... 46 Tabel 2 : Data Santri ......................................................................................... 49 Tabel 3 : Data Alumni Santri ............................................................................ 49 Tabel 4 : Struktur Organisasi Pesantren ............................ ,. .............................. 57 Tabel 5 : Struktur Organisasi KMPLS .............................................................. 58 Tabel 6 : J adwal Mata Kuliah Pesantren........................................................... 61 Tabel 7 : Jadwal Kegiatan Harian Pesantren Luhur Sabilussalam Periode 2007-2008 ............................................................................. 70
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oJeh masyarakat dengan sistem asrama (kampus), santrisantrinya menerima pendidikan agama melalui sistem pengajaran/madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seseorang/beberapa kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal. 1 Menurut Azyumardi Azra, sistem pendidikan pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di Indonesia saat ini. Pendidikan ini merupakan pendidikan yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di negara ini pad a abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian yang telah merumuskan kmikulumnya, yakni pengajaran bahasa Arab, Tafsir, Hadis, Tauhid, Fiqh dan lain-lainnya. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar (santri) yang kemudian disebut pesantren. 2 Sampai saat ini pesantren dalam konteks kebangsaan tetap menunjukkan eksistensi dan berperan secara konkret dan nyata dalam multidimensi peran dan statusnya. Di dalam pesantren sekurang-kurangnya terkandung tiga dimensi peran 1
H. Djamaludin & Abduh Aly, Kapita Se/ekla Pendidikan .Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), cet. Ke-I, h.99. 2 Azyumardi Azra, Pendidikan Is/a111 1'radisi dan A1odernisa,..,·f Alenuju Mileniu111 Baru, fT!llr!trt~·
T none.: ')()()/)) rPl TT h
1 /)'\
2
dan status. Perlama adalah keberadaannya sebagai institusi pendidikan. Kedua adalah sebagai institusi dakwah dan ketiga perkembangannya sesuai dengan dinamika masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah banyak be1jasa dalam mencerdaskan bangsa, setelah Indonesia merdeka, pondok pesantren mendapat perhatian dari semua pihak. Bahkan dalam rangka mencari suatu sistem pendidikan nasional, pesantren kadang-kadang muncul sebagai salah satu alternatif. Seirama clengan tuntutan perkembangan zaman, pesantren telah bernsaha mencari alternatif-alternatif baru untuk memajukan dan mengembangkannya. Pertmnbuhan clan perkembangan pesantren tidak dapat dilepaskan clari kehiclupan masyarakat. Lembaga ini clisamping mempunyai kecludukan sebagai model penclidikan khas Indonesia juga memiliki fungsi sosial/kemasyarakatan dan keagamaan. Pencliri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara pernah menyatakan bahwa ponclok pesantren merupakan clasar pencliclikan nasional, diantara alasan yang dapat dikemukakan adalah bahwa penclidikan pada ponclok pesantren sesuai dan selaras clenganjiwa clan kepribaclian bangsa Inclonesia. 3 Pesantren memang unik clan setiap orang mengenal bahwa pesantren merupakan suatu sistem pencliclikan klasik dan mungkin paling tradisional di negeri ini. Namun melalui kebanggaan traclisionalitasnya, tidak bisa dipungkiri, pesantren justru semakin survive-bertahan berabad-abad bahkan clianggap sebagai alternative dalam glamoritas clan hegemoni moclernisrne yang pada saat bersamaan mencatat tradisi sebagai masalah. Basis kekuatan eksistensial pesant:ren menurut Azyumardi Azra, pacla satu pihak terletak pacla corak clan paham keislaman masyarakat Jawa itu sencliri, pada pihak lain, basis eksistensial pesantren terletak pula pada integrasi lembaga ini ke clalam struktur-struktur sosial yang acla. 4 Sejak dilancarkannya perubahan atau modernisasi penclidikan Islam di berbagai kawasan clunia muslim, ticlak banyak lembaga-lembaga pencliclikan traclisional Islam scperti pcsantren yang man1pu bertalum. Kebanyakannya lenyap setelah tergusur oleh ekspansi sistem penclidikan umum untuk ticlak menyebut sistem
3
pendidikan "sekuler"; atau mengalami transformasi menjadi lembaga pendidikan umum; atau setidak-tidaknya menyesuaikan diri dan mengadopsi sedikit banyak isi clan metodologi pendidikan umum. 5 Selain itu pembaruan pesantren juga diarahkan padajimgsi pesantren sebagai salah satu pusat penting bagi pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Dengan posisi dan kedudukannya yang khas, pesantren diharapkan menjadi altematif pembangunan yang berpusat pada masyarakat itu sendiri clan sekaligus sebagai pusat pengembangan pembangunan yang berorientasi pada nilai. Di pondok pesantren, nilai-nilai keikhlasan yang ada di dunia perguruan
tinggi dan len1baga pendidikan un1un1 te1ah banyak bergeser ke arah materiaJistikjustru tumbuh dengan subur. Dalam pandangan orang pesantren, belajar mengajar bukanlah semata-mata demi mengejar prestasi duniawi, melainkan merupakan salah satu realisasi ibadah. Mereka tekun belajar demi menggapai 1idha Ilahi. Sehingga tidak dikenal istilah "kolusi nilai" antara pengajar dengan santri. Pesantren juga memiliki nilai lebih dalam ha! kemandirian. Para santri mempunyai gairah yang Jcuat untuk mandiri. Sehingga dalam soal pengangguran yang telah mencapai ambang mengkhawatirkan dewasa ini, ketika banyak smjana yang tidak memperoleh
peke~jaan,
justm para santri tidak ada yang menganggur.
Mereka tekun bekerja apa saja tanpa pilih-pilih, yang penting halal. 6 Sebagaimana telah
kita ketahui,
ada dua
sistem
pendiclikan
yang
eksistensinya sangat nampak di Indonesia. Sistem pencliclikan modem clan tradisional, keduanya sama-sama bertujuan untuk menciptakan bangsa yang cerclas dan berakal budi dengan berlandaskan ketaqwaan clan keimanan, meski keduanya memiliki kecenderungan sifat yang berbeda. Dalam "1ewujudkan sistem pendidikan Islam yang berupaya memaclukan antara keduanya, yaitu clengan mengambil perangkat positif dari masing-masing kedua sistem pendidikan itu. Pervaduan bentuk institusi pendidikan itu melahirkan sistem pencliclikan Islam yang komprehensif,
4
tidak hanya menekankan penguasaan terhadap khazanah keilrnuan Islam klasik tetapi
juga mempunyai integritas dari keduanya. Selain itc1 juga dalam upaya memodernisasikan pendidikan Islam. 7 Dengan demikian, pesantren tidak lagi identik dengan kelembagaan pendidikan khas Jawa; tetapi juga diadopsi oleh wilayah-wilayah lain. Jelaslah bahwa pesantren bukan hanya mampu bertahan, tetapi lebih baru dari itu, dengan penyesuaian, akomodasi dan konsesi yang dibe1ikannya, pesantren pada gilirannya juga mampu mengembangkan diri, dan bahbui kembali menempatkan diri pada posisi yang penting dalam sistem pendidikan nasional Indonesia secara keseluruhan. Respon Pesantren terhadap modemisasi pendidikan Islam dan perubahanperubahan sosial ekonomi yang berlangsung pada masyarakat Indonesia sejak awal abad orde baru mencakup; pertama, pembaruan substansi atau isi pendidikan pesantren dengan memasukkan subyek-subyek umum dan vocational; kedua, pembaruan metodologi, scperti sistem klasikal, perjenjangan; ketiga pembaruan
kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren, disferifikasi lembaga pendidikan; dan keempat pembaruan fungsi, dari fungsi kependidikan untuk juga mencakup fongsi sosial ekonomi. 8 Perlu ditcgaskan bahwa pesantren dalam konteks pembangunan ma11us1a seutuhnya mempunyai andil cukup besar bagi bangsa ini. Ia memiliki peran signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam konteks globalisasi yang me:nuntut adanya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), diperlukan kepeloporan pesantren untuk menerima dan mensosialisasiakan ilmu pengetahuan dan teknok•gi. 9 Dalam perkembangan selanjutnya, bentuk-bentuk pesantren kini sangat bervariasi, yang dapat diklasifikasikan sedikitnya menjadi lima tipe, yakni:
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Krilik Nurcho/is 1Hadjid terhadap Pendidikan rr•
_1, -
- -- - f
~T-1---'--.
1"':- .. •-•
n-,...~n
"II\/\')\
,...,...f
1
h
11 /... 1 1 ~
5
(1) Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal yang menerapkan
kurikulun1 nasiona1, baik y·ang n1en1iliki sekolah )rang berciri l{has keagan1aan seperti MT, MTs, MA, dan PT Agama Islam, maupun juga berbentuk sekolah umum (SD, SMP, SMU/SMK, dan PT Umum), seperti pesantren Tebu Ireng Jombang, Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak, dan Pesantren Syafi'iyyah Jakarta. (2) Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional, seperti pesantren Gontor Ponorogo, pesantn;n Maslakul Huda Kejaten Pati, dan DaruJ Rahman Jakarta. (3) Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyah, seperti pesantren Salafiyah Langitan Tuban, Lirboyo Kediri, dan pesantren Tegalrejo Magelang. (4) Pesantren yang hanya menjadi tempat pengajian (majlis ta'lim). (5) Kini mulai berkembang pula pesantren untuk asrama anak-anak pelajar sekolah umum dan atau mahasiswa. Banyaknya model pesantren tipe ke-5 (Pesantren Mahasiswa) yang muncul sejak dekade 80-an ini menjadi sebuah fenomena yang sangat menarik untuk dicermati. Hal ini bukan saja karena usianya yang relatif muda, akan tetapi manajemen dan pengelolaan pesantren mahasiswa memiliki spesifikasi tersendiri. Kini banyak kita jumpai pesantren-pesantren mahasiswa tumbuh dan berkembang di tengah perkotaan yang berbasi s massa rnahasiswa. Di Malang misalnya, ada Pesantren Mahasiswa Al-Hikarn milik ketua umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, di Y ogyakarta terdapat Pesantren Aji Mahasiswa Al-Muhsin pimpinan K.H. Drs. Muhadi, dan Pesantren Wahid Hasyim yang didirikan oleh KH. Abdul Hadi. Bahkan ada pesantren yang berada dalam lembaga perguruan Tinggi, seperti U1I (Universitas Islam Indonesia), UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang bernama Pesantren Mahasiswa Sobran, Universitas Ibnu Khaldun
6
Semangat dan ikhtiar yang mulia untuk mempersiapkan kader ulama yang intelek dan berwawasan IPTEK yang tinggi juga dilirik oleh Yayasan Islam Sabilussalam Ciputat. Sebuah lembaga pendidikan keagaaman yang jaraknya tidak jauh dari kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini memiliki pesantren khusus mahasiswa dengan nama Pesantren Luhur Sabilusslam. Sejak dibuka pada tahun akademik 1994-1995 hingga sekarang Pesantren Luhur ini telah mewisuda 12 angkatan. Dan sejak tahun 1999 Pesantren Luhur Sabilussalam menerima mahasantri putri selain mahasantri putra yang sebelumnya telah be1jalan. Pesantren ini dibuka khusus untuk mahasiswa guna mencetak mahasiswa dan sarjana menjadi ulama yang berakhlakul karimah yang kokoh dalam menghadapi pergulatan kehidupan di era modern ini. Dilihat dari sisi pesantren mahasiswa yang mulai banyak bennunculan serta kurikulumnya yang pastinya memiliki ciri khusus dibanclingkan pesantren lain pada umumnya, malca penulis tertarik untuk mengangkat pennasalahan sistem penclidikan yang cliterapkan di Pesantren Luhur Sabilussalam ke clalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi clengan juclul: "SISTEM PENDIDIKAN DI PESANTREN
LUHURSABILUSSALAM CIPUTAT"
B. Pembatasan Masalah
Sebenarnya banyak masalah yang dapat cliteliti berkaitan dengan Ponclok Pesantren, akan tetapi dalam skripsi ini penulis hanya mernbatasi permasalahan pada proses penyelenggaraan Sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam. Sistem pendidikan dalam hal ini lebih difokuskan pada aspek tujuan pendidikan, kurikulum/materi yang diajarkan, metocle yang digunakan, dan kondisi intern pesantren. Kondisi intern Pesantren meliputi sejara.h (history) dan tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, keaclaan guru, peserta didik, clan fasilitas yang dimiliki, se1ia jadual kegiatan dan tata tertibnya. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan
dalam skripsi ini tidak melebar jauh sehingga sasaran pembahasan
7
C. Pcrumusan Masalah Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapal dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
D. Tujuan dan Kegunaan Pcnelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan yang terdapat di Pesantren Luhur Sabilussalan1 Ciputat. Hal ini dapat di lihat dari 3 unsur yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren, yaitu: tujuan Pendidikan, kurikulum, dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di Pesantren Luhur Sabilussal= Ciputat. 2. Kegunaan Penclitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya: a. Kegunaan akademis, dapat menambah kajian keilmuan para akademisi tentang usaha-usaha yang dilakuk:m untuk mengembangkan pesantren yang komprehensif, tidak hanya menekankan penguasaan terhadap khazanah keilmuan Islam klasik tetapi juga memptmyai integritas dengan keilmuan modern.
b. Kegunaan Institusional, sebagai bahan masukan bagi Pesantren Luhur Sabilussalam untuk mengetahui posisi dan urgensi sistem pendidikan yang dilakukannya dalan1 memilih metode pembelajaran yang lebih efektif.
8
c. Kegunaan Umum, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat merangsang pihak lain untuk mengembangkan institusi-institusi pendidikan yang telah ada atau bahkan menciptakan institusi pendidikan yang baru sehingga dapat membantu pemerintah dalan1 mencerdaskan masyarakat.
BABU KAJIAN TEORI SISTE!VI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN
A. Pondok Pesantren 1. Pengertian Pondok Pesantren Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah banyak berjasa dalam mencerdaskan bangsa. SeteJah Indonesia merdeka, pondok pesantren mendapat perhatian daii semua pihak. Bahkan dalam rangka mencari suatu sistem pendidikan nasional, pesantren kadang-kadang muncul sebagai salah satu alternatif. Seirama dengan tuntutan perkembangan zaman, pesantren telah berusaha mencari alternatif-alternatifbam untuk memajukan dan mengembangkannya. Jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, Pondok Pesantren mernpakan sistem pendidikan te1tua saat ini. Namun untuk penge1tian istilah pondok pesantren sendiri masih terdapat perselisihan dikalangan para ahli. Pondok pesantren mernpakan rangkaian kata yang terdiri daii: pondok dan pesantren. Menumt Manfred Ziemek, kata pondok berasal dari bahasa Arab funduk
yang berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok memang mernpakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. Sedangkan kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para
10
1
santri. Kata santri terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik. 2 Menurut beberapa ahli yang telah dikutip oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai antara Jain Jhon, kata santri berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buk-u-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Maka pengertian dasar dari kata pesantren adalah tempat belajar para santri.
3
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pondok berarti Madrasah dan Asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam). Sedanglrnn secara terminologi pondok berarti tempat menginap. Adapun kata pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe- didepan dan akhiran -an yang berarti temp at tinggal para sant1i. 4 Sedangkan asal-usul kata "santri" dalam pandangan Nurcholish Madjid dapat dilihat dari dua pendapat. l'ertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri" berasal dari perkataan "santri", sebuah kata dari bahasa Sangskerta yang aiiinya melek huruf. Pendapat ini menurut Nurcholish Madjid agaknya didasarkan atas kaum santri adalah kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab be1tulisan dan be1bahasa Arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, clari. kata "cantrik", berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru ke mana guru ini pergi menetap. Dari sinilah barangkali Nurcholish Madjid berpendapat bahwa secara historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia. 5
1
Manfred Zicmek, Pesanlren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986), eel. I, h. 98-99. Waltjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta: Gema lnsani Press, 1997), Cct. l, h. 70 3 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, S1udi Tentang Pandangan lfidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1994), eet. Ke-6, h. 18 2
4 ""---··--'-------- n---l~.1:1 ___
.l .. _
T,T,,.l..-.A,,..,,.,,..~
F"~•u••" (),,.,,..,....,
R,..f,,,.,..,.,
T.,.,rl,-,,,,,.~";n
fT~lr<:lrt~· A~J~1i
11
Secara tem1inologis, istilah pesantren sudah mengisyaratkan adanya interaksi yang harmonis antara Islam dengan budaya lokal (nusantara). Konon, "pesantren" merupakan pinjaman dari bahasa Sansekerta: sastri, yang berarti orang yang pandai membaca kitab suci. "Pesantren" sendiri dimaknai sebagai tempat penganut agama Hindu dan Budha yang menyelenggarakan pembelajaran dalam rangka memahami kitab suci mereka. Dan pada gilirannya, istilah tersebut lebih sering digunakan dan bahkan menjadi istilah khas Islam Indonesia. 6 Pendapat serupa juga dapat terlihat dalam penelitian Karel A Steenbrink sebagaimana dijelaskannya: Secara terminologis dapat dijelaskan bahwa pendidikan pesantren, dilihat dari segi bentuk dan sistemnya, berasal dari India. Sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia, sistem tersebut telah dipergunakan secara umum untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa. Setelah Islam masuk dan tersebar di Jawa, sistem tersebut kemudian diambil oleh J[slam. 7 Jika informasi ini benar adanya, maka makna terdalam yang dapat diperoleh adalah betapa Islam, khususnya Islam Indonesia, sangat concern dengru1 nilai-nilai yang lebih substantif, melebihi batas-batas simbol bahkan simbol-simbol agama sekalipun, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Dilihat dari fungsi dan kemanfaatan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki ci1i yang khas, maka di daerah lain (luar Jawa) hidup lembaga pendidikan Islam yang mempunyai fungsi dan kemanfaatan yang sama dengan nama yang berbeda, misalnya meunasah di Aceh, surau di Sumatera, rangkang di Kalimantan. Bahkan menurut para ahli lain dikenal dengan nama sebutan zawiyah di mana letak bangunannya terpencil dari pusat keramaian dan sistem belajarnya melingkar yang sekarang dikenal dengan sistem bandongan. 8 Berdasarkan pcngertian kata pondok dan kata pesantren di atas, maka dapat didefinisikan bahwa pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikar1 tradisional Islam yang mempunyai tujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan 6
Nunu Ahmad An-Nahidl, "Pcsantren clan Dinamika Pesan Damai", dalam Jumal Edukasi: Jumal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamam1, Volume 4, No. 3, Juli-September 2006, h. 17 ..,
-
•
.-,
•
•
•
~
1
t
r...- _____
1
_r_
-1-···
12
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman hidup masyarakat sehari-hari.
2. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Pondok Pesantren, menurut sejarah akar berdirinya di Indonesia, ditemukan dua versi pendapat, Pertama pendapat yang menyebutkan bahwa Pondok Pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pondok Pesantren mempunyai kaitan yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Di samping mengajarkan amalan tarekat para pengikut kegiatan itu juga diajarkan kitab agama dalan1 berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Dalam perkembangan selanjutnya lembaga pengajian ini twnbuh dan berkembang menjadi lembaga Pondok Pesantren. Kedua, Pondok Pesantren pada mu!anya merupakan pengambil alihan dari sistem Pondok Pesantren yang diadakan orang-orang Hindu di Nusantara. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam ke Indonesia lembaga Pondok Pesantren sudah ada di negeri ini. Pendirian Pondok Pesantren pada masa itu dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaran-ajaran agama Hindu. 9 Adap1111 Prof. Mujammil Qomar mencatat setidaknya ada tujuh teori yang mengungkapkan asal-usul pesantren sebagai model pendidikan yang memiliki karakter khusus dalam perspektif wacana pendidikan nasional sekarang ini. Teori pertama, menyebutkan bahwa pondok pesantren merupakan bentuk tiruan atau adaptasi terhadap pendidikan Hindu dan Budha sebelwn Islam datang di Indonesia. Teori kedua, mengklaim berasal dari India. Teori ketiga, menyatakan bahwa model pondok pesantren ditemukan di Baghdad. Teori keempat, melaporkan bersumber dai·i perpaduan Hindu-Budha (pra-Muslim di Indonesia) dan India. Teori kelima, mengungkapkan dari
kebudayaan Hindu-Budha dan Arab.
Teori
keenam,
13
menegaskan dari India dan orang Islam Indonesia. Dan teori ketujuh menilai dari India, Timur Tengah dan tradisi lokal yang lebih tua. 10 Terlepas dari pe1ianyaan ihwal apakah lembaga pesantren mernpakan karya budaya asli (indigeneous) Indonesia ataukah bukan, yang jelas adalah bahwa pesantren pada awalnya lahir sebagai manifestasi dari bertemunya dua kemauan: semangat orang yang ingin menimba ilmu (santri) sebagai bekal hidupnya dan keikhlasan orang yang ingin mengamalkan ilmu dan pengalamannya kepada umat, yakni kyai (Jawa), ajengan (Sunda), tengku (Aceh), syaikh (Jambi dan Sumatera Utara), dan sebutan-sebutan lain yang senada dan semakna. 11 Kekuatan jejaring pesantren selan1a ini banyak ditentukan oleh para kiai. Sejak abad ke-17 jejaring antara Kyai di Jawa dengan para ulama di dua kota suci, Mekkah dan Madinah, sangat kuat. Mata rantai keilmuan para Kyai di Jawa dan Nusantara dapat dilacak sampai kepada para ulama di Haramayn.
12
Mengenai kehadiran pondok pesantren di Indonesia pertama kalinya, di mana dan siapa pendirinya, sampai saat ini belum diperoleh keterangan yang pasti. Berdasarkan hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Depaiiemen Agama pada tahun 1984-1985 diperoleh keterangan bahwa pesantren tertua di Indonesia didirikan pada
tahun 1062 di Pamekasan Madura, dengan nama pesantren Jan Tapes II. Akai1 tetapi ha! ini juga diragukan, karena tentunya ada pesantren Jan Tapes I yang berdiri lebih awal. Kendatipun demikian, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang peran sertai1ya tidak diragukan lagi khususnya bagi perkembangan Islai11 di Nusantai·a. 13 Kehadiran pesantren ditengah-tengah masyarakat tidak hai1ya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagainaan. Dengan sifatnya yang fleksibel, sejak awal kehadiraimya, pesantren
10
Mujammil Qon1ar, Pesantren dari Transfor1nasi Metodologi Menuju De1nokratisasi lnstitusi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 10 11 Jamali, "Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer", dalam Said Aqiel Siradj, et.al, n---··'··-··
AJ--~
n,.,_,,,•.
H/,.,.,,..M,..
o,.,.,,.J~,,., .. A,....,,...,....,,
,-1,....,,
r .. ,.,.,,,.r,,., .. J-YJ,,,c-;
Pn<'rrttfvnM
f'R!'lnr111na•
Pnc:t~k~
14
mampu mengadaptasikan diri dengan masyarakat se11a memenuhi tuntutan masyarakat. Model dan pengembangan pesantren di pulau Jawa mulai ada bersamaan dengan zaman Wali Songo. Karena itu, menurut Wahjoetomo, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pondok pesantren yang pertama didirikan adalah pondok pesantren yang didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maulana Maghribi. Meskipun
begitu,
tokoh
yang
dianggap
berhasil
mendirikan
dan
mengembangkan pondok pesantren dalam arti yang sesungguhnya adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel). Ia mendirikan pesantren di Kembang Kuning, yang pada waktu didirikan hanya memiliki tiga orang santri, yaitu: Wiryo Suroyo, Abu Hurairoh, dan Kyai Bangkuning, yang dikemudian hari santrinya bertambah banyak dan diantaranya adalah Raden Fatah dan Sunan Giri. Mereka berdualah yang secara khusus mempergiat usaha-usaha pendidikan dan pengajaran Islam secara terencana dan teratur.
14
Dalam masa perkembangannya pondok pesantren memang sangat pesat, pada zaman Belanda saja jumlah pesantren di Indonesia tercatat lebih dari 200.000. 15 Perkembangan setelah itu, pesantren mengalami pasang surut, ada daerah tertentu membuka pesantren baru, ada pula pesantren di daerah lain yang harus menghentikan kegiatannya karena tidak dikelola dengan profesional. Pada masa silam, pondok pesantren di Indonesia dapat merespon tantangantantangan zanrnnnya dengan sukses. Sementara itu, sistem pondok pesantren yang dikembangkan oleh kaum sufi seperti banyak
te~j?.di
di Malaysia atau seperti di
Thailand bagian utara sebagai kekuatan di luar sekolah dan sebagai institusi agama (ajaran agama) sekarang ini merana talc henti-hentinya ditekan oleh sistem sekolah model barat. Pondok pesantren di Indonesia menampakkan kemampuan (capability) yang unik dalam merespon problem yang sangat kompleks se11a menolak secara umum sistem pendidikan di Indonesia. Semenjak tahun 1920-an, pondok pesantren mulai mengadakan eksperimen dengan mendirikan sekolah-sekolah di lingkungan pondok pesantren sendiri.
15
Kemudian
pada
tahun
1930-an,
pondok
pesantren
sudah
memperlihatkan
percampuran kurikulum. Puncak kemapanan sekolah agama negeri di lingkungan pondok pesantren te1jadi sekitar tahun 1960-an hingga 1970-an. 16 Pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam, sebagaimana yang diakui oleh Dr. Soebardi dan Prof Jhons, yang dikutip oleh Zamakhsyari Dhofier: Lembaga-lembaga pesantren itulah yang paling menentukan watak keislaman dari kerajaan-kerajaan Islam dan memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai ke pelosok-pelosok. Dari lembaga-lembaga pesantren itulah asal-usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia Tenggara yang tersedia secara terbatas, yang dikumpulkan oleh pengembara-pengembara pertama dari perusahaan-perusahaan dagang Belanda dan Inggris sejak akhir abad ke-16. untuk dapat betul-betul memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari lembaga-lembaga pesantren tersebut, karena 17 lembaga inilah yang menjadi anak panah penyebaran Islam di wilayah ini. Waiau pada masa penjajahan, pondok pesantren mendapat tekanan dari pemerintah kolonial Belanda, namun pondok pesantren masih bertahan terns dan tetap tegak berdiri, walaupun sebagian besar berada di daerah pedesaan. Peran pesantren di masa lalu kelihatan paling menonjol dalam ha! menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangka mengusir penjajah. Muhammad Mansur Suryanegara, seorang pakar sejarah dari Universitas Padjadjaran Bandung, pernah menyatakan bahwa sulit mencari gerakan melawan penjajah di Indonesia ini yang bukan digerakkan dan dipimpin oleh orang pesantren. 18 Dalam perkembangan terakhir, pendidikan pesantren sudah memperlihatkan model yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi akibat persentuhan dengan pola-pola pendidikan modern. Penting dicatat bahwa kontak antara pesantren dan madrasah baru terjadi secara intensif dan massif pada awal dekade 70-an M. Sebelum itu kedua lernbaga ini cenderung berjalan sendiri-sendiri, baik karena latar
16
Abdurrahman Wahid, "Pondok Pesantren Masa Dcpan'', dalam Said Aqiel Siradj, et.al, h
l
Q_')()
16
belakang pertumbuhannya yang berbeda maupun karena ta.ntangan eksistensial yang dihadapi masing-masing lembaga juga tidak sama. 19 Namun akhir-akhir ini dunia pesantren menunjukkan trend lain, yaitu disamping masih mempe1iahankan sistem tradisionalnya, tidak sedikit pula pesantren yang telah membuka sistem madrasah, sekolah umum, bahkan diantaranya membuka semacam lembaga kejuruan seperti bidang pertanian, petemakan, tehnik, dan sebagainya. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa \embaga ini tetap berkernbang baik dalarn masyarakat hingga sekarang dalam rnernberikan corak terhadap pendidikan nasional
3. Karakteristik Pondok Pesantren Pondok pesantren sebagai lernbaga pendidikan Islam berbeda dengan lernbaga pendidikan lainnya baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur pendidikan yang dimilikinya. Perbedaan dari segi sistem pendidikannya, terlihat dari proses belajar mengajar yang cenderung sederhana :!an tradisional, dengan metode
wetonan, sorogan, dan musyawarah-, sekalipun terdapat pesantren yang memadukannya dengan sistem pendidikan modem. 20 Tegak berdirinya sebuah pesantren sekurang-kurangnya hams diclukung oleh lima unsur atau elemen, dirnana unsur ini merupakan karakteristik tersendiri dari pondok pesantren, diantaranya:
a. Kyai Ciri yang paling esensial bagi suatu pesantren adalah adanya seorang kyai. Kyai adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang memiliki ilmu di bidang agama Islam. Keberadaan kyai clalam pesantren sangat sentral sekali. Kyai sebagai penggerak dalam mengemban clan mengembangkan pesantren sesuai dengan pola yang dikehendaki. Dal am kondisinya yang lebih maju kecluclukan seorang kyai clalam
17
pondok pesantren selain sebagai tokoh primernya juga sebagai pemimpin, pernilik, guru bahkan secara tidak berlebihan adalah raja dalarn pesantren. 21 Adanya keikhlasan yang muncul dari seorang kyai rnembawa efek rnunculnya pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang selalu disegani dan tetap menarik tanpa
dipengaruhi
mengitarinya.
oleh
waktu
yang
berkembang
dan
lingkungan
yang
22
Kebanyakan kyai hanya rnengajarkan kitab kuning, tetapi tidak sedikit juga yang telah menambah khazanah Islam tradisional dengan rnengarang kitab sendiri. Ada perbedaan besar antara karya ulama (kyai) modernis dan reformis dengan karya ulama tradisional. Ulama modernis menulis karyanya dalam bahasa Indonesia dengan huruf latin, sementara ulama tradisional menulisnya dengan bahasa Arab, karena dianggap menambah nilai kehorrnatannya. 23 Kalau pun karya mereka ditulis dalarn bahasa seternpat, narnun tetap rnernakai huruf Arab.
b. Masjid Di dunia pesantren, rnasjid dijadikan sebagai sentral kegiatan pendidikan baik dalarn pengertian modern maupun tradisional. Di dalam mesjid para santri dibina dan dipersiapkan agar mampu rnandiri khususnya dibidang ilmu keagamaan. Sehingga masjid di samping dijadikan sebagai pusat pelaksanaan ibadah juga sebagai tempat dilaksanakannya proses belajar mengajar serta latihan-latihan bagi para santri. Dalarn konteks yang Jebih jauh masjidlah yang menjadi pesantren pertama, karena seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya pertarna-tama akan mendirikan masjid di dekat rumahnya. 24
c. Santri Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-orang pesantren, seorang alim hanya disebut kyai bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal
~~ Za1nakhsyari Dhoficr, Tradisi [>esantren . . h. 56
18
dalam pesantren tersebut untuk mempelaja1i kitab-kitab Islam.. Oleh karena itu, santri mempakan salah satu elemen/ciri khas pesantren. Di dalam proses belajar mengajar menurut Zamakhsyari Dhofier ada dua tipologi santri yang belajar di pesantren, yaihi:
1) Santri mukim, yaitu santli yang menetap, tinggal bersama kyai secara aktif menuntut ilmu, juga sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab untuk mengumsi kepentingan sehari-hari, bahkan mereka juga memik:ul tanggung jawab mengajar santJi-santri muda. 2) Santri kalong, yaitu santri yang berasal dari desa di sekitar pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti pelajaran di pesantren, mereka bolak-balik dari rumahnya. 25 d. Pondok
Sebuah pesantrcn pada dasarnya adalah sebuah asrama (pondokan) di mana para siswanya tinggal bersama clan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang dikenal dengan sebutan kyai. Bagi para santri, pondok sangat esensial keberadaannya, dengan santri tinggal di pondok berarti dengan mudah kyai mendidik dan mengajarkan segala bentuk jenis ilmu yang telah ditetapkan sebagai kurikulumnya. Begitu pula santri dapat melatih diri dengan ilmu-ilmu prak"tis sepe1ti kepandaian berbahasa Arab maupun Inggris juga mampu menghafal al-Qur'an se1ta keterampilan-keterampilan yang Iain. 26 e. Pengajaran Kitab-Kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik yang biasa dikenal dengan istilah "kitab kuning" (karena pengaruh warn a kertas ), yang dit:ulis oleh ulama zaman dahulu yang umumnya menganut faham Syafi'iyyah, mempakan satu-satunya pengajaran fonnal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Kitab-kitab tersebut berisikan tentang ilmu-ilmu keislaman seperti Fiqih, Tafsir, Hadits, Tauhid, Ushul Fiqh, Akhlak,
Tasawuf, dan lain-lain. i'-lamun tidak sedikit puJa pesantren saat i.ni ya11g telah
19
memasukkan pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan modern, sehingga kitab-kitab yang dikaji pun tidak lagi "kitab kuning", tetapi telah menj adi "kitab putih". Ada dua esensi seorang santri mempelajari kitab-kitab klasik, disamping rnendalami isi kitab tersebut, secara tidak langsung juga rnernpelajari bahasa arab sebagai bahasa kitab tersebut27 . Sedangkan alasan pemilihan Kitab Kuning dipelajari di pesantren antara lain dengan mempertimbangkan perkembangan tradisi intelektual Islam Nusantara. Untuk menjadikan pesantren tetap sebagai pusat kajian keislaman, pemeliharaan, dan bahkan pengayaan kitab kuning harus tetap menjadi ciri utamanya. Termasuk dalam proses pengayaan ini adalah penanganan kitab kuning dalam bidang dan masa yang lebih luas, termasuk yang lahir belakangan, yakni al-
kutub al- 'ashriyyah. 23 Bukan hanya terbatas mengkaji hasil. pemikiran ulama abad pertengahan (abad ke-10 M hingga abad ke-15 M).
4. Tipologi Pondok Pesantren Pondok
pesantren
sebagai
lernbaga
pendiclikan
Islam
mengalami
perkembangan bentuk sesuai clengan perubahan zaman, terutama clengan adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi perubahan bentuk pesantren bukan berarti hilangnya kekhasan pondok pesantren. Ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dimasyarakat, cliantaranya:
a. Pondok Pesantren Salaf/Tradisional Pondok pesantren salaf aclalah pesantren yang tidak rnenyelenggarakan pendidikan formal semacam madrasah ataupun sekolah. Kalaulah menyeleng-
')7
-
-
~
••
~-
20
garakan pendidikan keagamaan dengan sistem berkelas, kurikulumnya berbeda
dari kurikulum model sekolah ataupun madrnsah ;Jada umumnya. 29 Pondok pesantren ini memiliki karakter dan ciri-ci1i tertentu, yaitu rnasih tetap mempertahankan bentuk aslinya dengan semata-mata rnengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan bahasa Arab. Kitab yang dikaji di pesantren tipe ini adalah kitab kuning yang dikategorikan 11111
'tabarah, dan sistem yang ditcrapkan adalah sistem sorogan atau bandongan. Pola pengajaran yang diterapkan dengan menggunakan sistem halaqoh
yang dilaksanakan di masjid atau surau. Hakikat dari sistem pengajaran halaqoh adalah penghafalan yang titik akhirnya dari segi metodologi cenderung kepada terciptanya santri yang menerima dan merniliki ilmu. 30 Artinya ilmu tersebut tidak berkembang, melainkan hanya terbatas pada apa yang diberikan oleh kyai, begitu juga halnya dengan kurikulum yang dipakai sepenuhnya tergantung kepada kehendak kyai selaku pengasuh pondok pesantren. Santrinya ada yang menetap di dalam pondok (santri mukim), dan ada pula yang pulang pergi dari rumahnya (santri ka!ong). 31
b. Pondok Pesantren Modern Ponclok pesantren model ini merupakan pengembangan dari model pesantren sebelumnya. Orientasi belajamya yang cenderung mengadopsi selumh sistern belajar klasikal clan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modem ini nampak pada penggunaan kelas-kelas baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah. Kurikulurn yang dipakai adalah ku1ikulum sekola11 atau madrasa11 yang berlaku secara nasional. Kedudukan k"Yai hanya sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar di samping sebagai pengajar langsung di kelas. Santrinya acla yang menetap di pesantren, acla pula yang tersebar di sekitar pondok pesantren. 32 29
Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru),
21
c. Pondok Pesantrcn Komprehensif Tipe pondok pesantren yang ketiga ini disebut komprehensif, karena sistem pendidikan dan pengajarannya merupakan gabungan antara pondok pesantren tradisional dan pondok pesantren modern. Artinya di dalam proses penclidikannya diajarkan kitab kuning dengan metode sorogan, banclongan, dan wetonan, namun secara reguler sistem persekolahan tetap dikembangkan. Bahkan pendidikan keterampilan pun diaplikasikan sehingga menjadikan tipe pesantren ini berbeda dari tipe-tipe pesantren sebelumnya. Lebih jauh lagi pendidikan masyarakat pun menjadi garapannya. 33 Ketiga tipe pondok pesantren di atas memberikan gambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pencliclikan sekolah, luar sekolah, clan masyarakat yang secara langsung atau tidak dikelola oleh masyarakat clan bahkan merupakan milik masyarakat karena tumbuh dari clan oleh masyarakat. Mengenai tipologi pesantren pertama dan keclua di atas, Saifullah Ma'sbum clan Abdul Aziz menganggap penyebutan istilah traclisional bagi pesantren salaf dan modern bagi pesantren non-salqf
sebetulnya tidak lagi memadai, sebab pada
perkembangan pesantren selama ini, banyak terjacli perubahan yang mengakibatkan munculnya saling keterkaitan antara nilai-nilai tra
22
Pola II merupakan pengembangan dari pesantren Pola I. Cirinya adalah
walaupun masih menggunakan kitab-kitab klasik tetapi diajarkan dalam bentuk klasikal dan non-klasikal. Di samping itu diajarkan ekstra-kurikuler seperti keterampilan dan praktik ke-organisasian. Pola ill
adalah pesantren yang di dalamnya program keilmuan telah
diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Dalam pesantren Pola
III
1m
kemasyarakatan,
dilakukan
penanaman
keterampilan,
berbagai
kesenian,
aspek
kejasmanian,
pendidikan, kepramukaan
seperti dan
pengembangan masyarakat. Kurikulum yang dipakai ada yang mendasarkannya kepada struktur madrasah negeri dengan memodifikasi mata pelajaran agama, dan ada pula yang memakai kurikulum yang dibuat oleh pondok sendiri. Pengajarannya tidak mesti bersumber dari kitab-kitab klasik. Pola IV adalah pesantren yang mengutamakan pengaJaran ilmu-ilmu
keterampilan disamping ilmu-ilmu agama sebag3i mata pelajaran pokok. Pesantren ini mendidik para santri untuk memahami dan melaksanakan berbagai keterampilan guna dijadikan bekal hidupnya. Pola V
adalah pesantren yang mengasuh bern.neka ragam lembaga
pendidikan yang tergolong formal dan nonformal. Pesantren ini juga dapat dikatakan sebagai pesantren yang lebih lengkap dari pesantren yang telah disebutkan di atas. Kelengkapannya ditinjau dari segi keanekaragaman bentuk pendidikan yang dikelolanya. Di pesantren ini ada madrasah, perguruan tinggi, pengkajian kitab-kitab klasik, majelis taklim, dan pendidikan keterampilan.
35
Selain dari tipologi pesantren yang disebutkan di atas, sekarang ini banyak bermunculan pesantren Mahasiswa atau lvla'had 'Aly. Inisiatif dan usaha sejumlah pesantren mcngcmbangkan A1a 'had Aly akan menghidupkan kembali tradisi akaden1ik di Jingkungan pesnntren dengan n1engembangkan k·ajian-kajian yang Juas,
mendalam dan tuntas. Melalui integritas keberadaan Ma'had Aly, kemampuan berpikir, menganalisis, dan mengaplikasikan dali! ushu! dapat dikembangkan oleh para santri selama mengcnyam pcndidikan di ternpat tcrsebut. Proses ini pada
23
akhirnya akan melahirkan mujtahidin yang dapat menjewantahkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan kontemporer. Dengan berkembangnya fenomena demikian ini, kita dapat membagi pesantren mahasiswa kepada dua bentuk: Bentuk Pertama: Pondok pesantren mahasiswa-mahasiswi yang fungsi utamanya sebagai media pengembangan ilmiah. Yakni
sebuah
lembaga
yang
dengan
sengaja
didirikan
bertujuan
untuk
mengembangkan dan melestarikan kualitas ilmiah. Sejak awal berdirinya pesantren ini bukan "menekan" para mahasiswa untuk menjadi santri. Tetapi lembaga tersebut "menawarkan" kepada para mahasiswa atau sarjana, untuk menjadi santri. Sehingga hadirnya para calon sarjana, ataupun yang sudah jadi sarjana lee dalam tatanan lembaga tersebut, adalah berdasar kesadaran nurani ilmiah. Serta yang menjadi santri pada pesantren tersebut, mayoritas para calon sarjana atau sarjana yang telah menyelesaikan studinya baik di dalam maupun luar negeri, adalah mereka yang pernah mengenyam pendidikan pesantren, atau juga mereka yang punya "ruh" pendidikan pesantren.
36
Sehingga "greget" mereka untuk menjadi santri cukup
serius. Yang tentu hal itu akan mempengaruhi terhadap kualitas gerak ilmiah yang diterapkan dan digulirkan di dalam pesantren tersebut. Jadi, di pesantren mahasiswa yang demikian ini, akan terus memacu untuk berkembangnya pola ilmiah, dan tentu hal itu sangat menjembatani terhadap para calon cendikiawan muslim kampus, maupun calon kiyai pesantren.
Bentuk kedua: pesantren mahasiswa yang "menekan" para mahasiswa untuk jadi santri. Sehingga fungsi utamanya lebih cenderung sebagai benteng moral. Sedangkan gerak ilmiahnya indolen dan statis. 37 Dan p(~santren bentuk kedua ini, efektifitas pesantrennya sangat kurang. Sebab, dalam pergumulan pemikiran kampus, dengan berbagai karaktcr dan pola pcmikiran manusia. Yang juga tidak sedikit para
n1ahasisw·a yang aJergi pesnntren. Kiranya hal itu inerupakan sa1ah satu £1ktor yang 11
11
dapat diyakini akan terns menggaitjal kelancaran lajunya "pesantren" itu.
1
• '
• "
24
Pesantren ini biasanya dicanangkan oleh pihak kampus, yakni menciptakan pesantren di dalam asrama kampus. Namun bagaimanapun usaha pesantren ini satu sisi culrnp bagus dan sangat maslahat. Sebab, meskipun sebagai "Universitas Islam", namun banyak sekali mahasiswa yang sebelumnya, belum tallU banyak tentang Islam, atau bahkan sarna sekali belum bersentuhan dengan pendidikan ilmu agama Islam, misalnya mahasiswa yang terlahir clari keluarga yang kurang religius clan hidup di ibu kota, sebelum masuk Ice universitas tersebut, mereka menempuh studi pada SLTP/SLTA yang kurang pelajaran agamanya. Menyadari pentingnya l'vfa 'had Aly dalam mengupayakan penyiapan ulama dan intelektual rnuslirn yang handal, Departemen Agama menaruh perhatian yang sangat serius. Sejumlah langkah telah dilakukan,
~ritara
lain dengan mengeluarkan
Surat Keputusan Menteri Agama No. 284 tahun 2001 tentang Ma'had Aly, yang ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Dirjen Bimbingan Kelembagaan Agama Islam (Bimbaga Islam) No.
: E/179/2001
tentang Pokok-Pokok Pedoman
Penyelenggaraan Ma'had Aly. Dua keputusan ini diharapkan rnenjadi dasar yuridis yang cukup untuk mendorong pengembangan Ma'had Aly ke depan yang lebih serius. 38
B. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Sebelum menjelaskan pengertian sistem pendidikan pondok pesantren, terlebih dahulu penulis akan menerangkan definisi kata sistem dan pendidikan. Sehingga akan dapat lebih mudah memahami pengertian dari sistem pendidikan. Istilah sistem itu sendiri rnerupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani systema, yang berarti sehirnpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan rnempakan suatu keseluruhan. Secara umum, sistem dimaknai sebagai suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. 39 Sedangkan H.M Arifin mengartikan sistem sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-kornponen yang masing-masing hekerja
sendiri dalam
25
fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen-komponen Iainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan. 40 Dari pengertian sistem di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kaitan atau hubungan unsur-unsur atau organ dari suatu organisasi atau benda secara menyeluruh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pendidikan berasal dari kata didik, mendapat awalan pe- dan akhiran -an yang berarti proses pengubahan sikap dan tata lah.'U seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 41 Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat l dinyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sec.am aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 42 Pendidikan dalam pengertiannya yang sempit hanya meliputi ah.1:ivitas manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya sebagai individu dan sebagai masyarakat. Dalam proses pemeliharaan diri ini termasuk:lah pewarisan berbagai nilai, ilmu, dan keterampilan dari orang ke orang dan dari generasi ke generasi untuk memelihara identitasnya dari zaman ke zaman. 43 Para ahli filsafat pendidikan memberikan arti "Pendidikan" sebagai suatu proses bukan sebagai suatu seni atau teknik. Akan tetapi proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
40
H.M Arifin, Kapila Se/ekta Pe11didika11 (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet. Ye-4, h. 76 41 Deparlernen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia .... , h. 232. <12 Tlnrl,....,,.,_y fnrl,,nn Donnhlilr Tnrlnn""'i~ 1'..Trnl1nr '}() T~ln1n ')001 tf'nf!lnrr "'i"ff>m PPnrliililnin
26
sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya. 44 Dari berbagai pengertian pendidikan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan suatu proses interaksi kcgiatan jasmani dan rohani yang dilakukan dengan penuh kesadaran, terarah dan b1iujuan dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki manusia. Dari dua definisi tentang "sistem" dan "pendidikan" tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang menyeluruh dan terpadu dari semua komponen-komponen pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Setelah pengertian tentang sistem pendidikan didapatkan, selanjutnya penulis menghubungkan dengan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren adalah suatu perangkat yang terdiri dari unsur-unsur dalam suatu sistem pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung di pondok pesantren. Dalam
sistem
pendidikan
pesantren
harus
selalu
melakukan
upaya
rekonstruksi pemahaman terhadap ajaran-ajarannya agar tetap relevan dan survive. Bahkan lebih lanjut pesantren hams mampu mewujudkan sistem pendidikan sinergik. Yakni sistem yang memadukan akar tradisi dan modernitas. Sesuai dengan slogan /
/
0
0
)
_,
"
"'
..-<>
),- /
"-'
yang dimiliki pesantren: c-G':JI ::4:b.J~ .b:.':J\"j dL.all ~:;U)I ~,JP W~I (memeliha-
ra hat-ha! yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik). 45 Sistem pendidikan pesantren yang dibangun dalam rangkaian sejarah telah meJahirkan sejumlah jiwa pesantren yang meniscayakan standarisasi nilai. Jiwa yang dibangun itu secara keseluruhan akan menjadi karakteristik-karakteristik yang belum pernah dibangun oleh sistem pendidikan manapun. Jiwa pesantren yang dimaksud terimplikasi dalam panca-jiwa pesantren berikut ini.
Perlama, jiwa keikhlasan, jiwa yang tidak didorong oleh ambisi apapun untuk memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu, tetapi
s1~mata-mata
demi ibadah
kepada Allah. Kedua, jill'a kesederhanaan lapi agung. Sederhana bukan berarti pasif,
27
melarat, nrimo, dan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan. KefiKa, jiwa ukhuwah
Islamiyyah yang demokratis. Situasi dialogis dan akrab antar komunitas pesantren yang dipraktekkan sehari-hari, disadari atau tidak, akan mewujudkan suasana damai, senasib dan sepenanggungan. Perbedaan kultur, primordialisme, suku, ras dan kekayaan tidak menjadi penghalang dalam jalinan yang dilandasi oleh spiritualitas Islam yang tinggi.
Keempat, jiwa kemandirian. Mandiri di sini bukanlah kemampuan dalam mengurusi persoalan-persoalan pribadi dan intern, tetapi juga kesanggupan membentuk kondisi pesantren sebagai institusi yang tidak menggantungan diri pada bantuan dan belas kasihan pihak lain. Dan kelima, jiwa bebas dalam memilih alternatif jalan hidup dan menentukan masa depan dengan jiwa besar dan sikap optimis menghadapi segala problematika hidup berdasarkan nilai-nilai [slam. Kebebasan ini juga berarti tidak terpengaruh atau tidak mau didikte oleh dunia luar. 46 Ada tiga pokok bahasan untuk mengenal sistem pendidikan dalam sebuah pondok pesantren, yaitu tujuan pendidikan, kurikulum, dan metode pengajaran.
1. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren Tujuan pendidikan pesantren jarang sekali tertulis secara jelas. Selama ini hanya sebatas ada dalam pikiran pengasuh dan hanya dibicarakan saja. Menurut Mastuhu yang dikutip oleh Mujamil Qomar dikatakan bahwa: Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptak.an dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyaraka.t atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi Muhammad (mengikuti sunah nabi), mampu berdiri senuiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakan Islam dan kejayaan umat di tengah-tengah masyarakat (Izz al-Islam wa al-Muslimin) dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia. 47
28
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA Menurut H. M Arifin, tujuan pendidikan pesantren yang diasumsikan secara praktis· pcngajaran dirumuskan dalam tujuan khusus dan tujuan urnum. a. Tujuan khusus: "Mempersiapkan para santri untuk menjacli orang yang 'alim clalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan se1ia mengamalkannya dalam masyarakat". b. Tujuan umum: "Membimbing anak cliclik untuk menjacli manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam clalam masyarakat sekitar melalui ilmu clan amalnya" 48 . Seclangkan Prof. Mujarnrnil Qomar rnenambahkan clalam tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut: 1. Mencliclik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjacli seorang muslim
yang bertaqwa kepacla Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerclasan, keterampilan clan sehat lahir batin sebagai warga negara yang berpancasila. 2. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kacler-kacler ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangi,>uh, wiraswasta clalam mengamalkan sejarah secara utuh dan dinamis. 3. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal scmangat
keba ngsaan
agar
dapat
menumbuhkan
.
.
manusia-manusia
pembangunan yang clapat membani,,.un clirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara 4. Mendiclik tenaga-tenaga pembangunan mikro (keluarga) dan regional (pedesaan/masyarakat lingkungannya) 5. Mendidik siswa/santri agar menjacli tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pcmbangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual 6. Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial lingkungan dalam usaha pembangunan masyarakat bangsa.
49
Dari berbagai tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan rnesantren adalah untuk membentuk keoribadian muslim vang mulia dan berilmu
29
pengetahuan serta mengamalkannya demi kemajuan agama, bangsa dan negara dengan penuh pengabdian kepada Allah S\Vvr.
2. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren lstilah kurikulum berasal dari bahasa Perancis, yaitu courier yang berarti to
run, maksudnya adalah berlari. Sedangkan dalam bahasa. Yunani kuno Kurikulum berasal dari kata Curir yang artinya pelari dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat berlari . Sedangkan Curriculum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Sehingga kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh anak didik guna mendapatkan .. I so IJaza i. Pengertian ini sejalan dengan pendapat Crow dan Crow, bahwa k11rikulum adalah rancangan. Pengajaran yang isinya terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis dan sejalan dengan hal-hal yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu proses dalam kegiatan pendidikan tertentu 51 . Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan sekitar tahun 1955. Istilah ini muncul pertama kalinya dalam Kamus Webster tahun
1956. Dalam Ka11111s Webster tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu: 1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa pada
lembaga pendidikan sekolah atau perguruan tinggi gm1a memperoleh ijazah tertentu. 2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu kmbaga pendidikan atau jurusan. 52 Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 19 dinyatakan bahwa: "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
so Abdullah Syukri Zarkasyi, Clontor dan J->e111baharua11 1~endidikan F'esantren, (Jakarta: PT.
30
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajara.n untuk mencapa1 tujuan pendidikan tertentu. 53 Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah segenap pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dalam mempengaruhi pan~ siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu
institusi pendidikan. Ketika pendidikan pesantren masih berlangsung di mesjid, kurikulum pendidikan pesantren masih sangat sederhana. Rangkaian trio ajaran islam yang berupa iman, islam, dan ihsan menjadi inti dari kurikulum. Peralihan dari
masjid ke pondok pesantren membawa perubahan terhadap
kurikulum. Mahmud Yunus mencatat ilmu yang mula-mula diajarkan di pesantren adalah ilmu Sharaf dan Nahwu, kemudian ilmu fiqih, tafsir, ilmu kalam (tauhid), akhirnya sampai pada ilmu tasawuf dan sebagainya. 54 Sekarang ini,
menurut istilah Abduralunan Wahid, sistem pendidikan di
pesantren tidak didasarkan pada kurikulum yang digunakan secara luas, tetapi diserahkan pada persesuaian yang elastis antara kehendak kiai dan santrinya secara individual. Sehingga akan te1:jadi suasana dan interaksi pembelajaran yang demokratis. Keunikan pengajaran di pesantren juga clapat diterima pada cam pemberian pelajarannya., dan kemudian dalam penggunaan materi yang telah diajarkan kepada clan dikuasai oleh para santri.
55
Saat ini, beberapa pesantren telah melakukan agenda inovasi kurikulum. Untuk mernenuhi kebutuhan santri dan masyarakat, perlu dilakukan pembaharuan kurikulum pada tiga aspek penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum harus didahului clengan kegiatan kajian kebutuhan (needs
asssesment) secara akurat agar pendidikan pesantren fungsional. Kajian kebutuhan tersebut perlu dikaitkan clengan era global, utamanya pendidikan yang berbasis kepada kecakapan hidup (/!fe skill) yang akrab dengan kehidupan sant1i. Pelaksanaan kurikulumnya menggunakan pendekatan kecerclasan majemuk (multiple inte/egence) SJ T lnrl~1no--l lnrf~1no Rr>nHhlik- lnrlnnPi;:i~l Nnn1nr ')()
Tnhnn ')_()()~
h 7
31
dan pembelajaran kontekstual. Sedangkan evaluasi secarn menyeluruh pada segala kompetensi santri. 56 Dalam kurikulum ada beberapa isi yang dapat dikelornpokkan menjadi empat aspek, sebagaimana yang dicetuskan oleh Hilda Taba dan Ralp W. Tyler, yaitu aspek tujuan, materi pelajaran, metode, dan evaluasi. 57 Sebagai gambaran, pada umunrnya cabang ilmu yang diajarkan di pesantren adalah: I. Nahwu sharaf
1. Fiqih 3. Ushul fiqih 4. Tafsir 5. Hadits
6. Tauhid 7. Tasawuf
8. Tarikh 9. Balaghah
Nurcholish Madjid rnerinci kitab-kitab yang rnenjadi konsentrasi keilmuan di Pesantren. Dalam cabang ilmu fiqih, misalnya: Safinat al-Shalih, Safinat al-Najah,
Fath al-Qarib, Taqrib, Fath a/-lv/11 'in, 1\/linhqj a!-Qawim, /\1uthma 'innah, al-lqna ', dan Fath a!-Wahhab. Dalarn cabang ilrnu tauhid: Aqidat al-Awwam, Bad'u al-Amal, dan Sanusiyah. Kemudian cabang ilmu tasawuf Al-Nasha 'ih al-Diniyyah, lr.syad al-
Selanjutnya dalam ilmu nahwu-sharaf: A!-A1aqshud, Awamil, Imrithi, Ajurumiyah,
Kaylani, A!fiyah, dan lbnu Aqil. Dalam ilmu balaghah: Jauhar al-Jviaknun, Uqud alJuman, dan lain-lain. 58 Dalarn ilmu tafsir secara umum dipergunakan: Tc{fsir al-Jalalain, /'vf11;1ir, 'Jl7f~ir Ib;ni 1'
56
1Jl7Jil7ii,
l7l-lvftllll1r.
Taj~ir
al-
Selanjutnya juga dapat diten1ui
M. Widha Djuhan, "Urgcnsi Matcri Scjarnh dalam Pengcmbangan Kurikulum Pcsantren",
32
kitab-kitab hadis, antara lain: B11!11gh11l Jvfaram, Subul al-Salam, Riyadh al-Shalihi11, Shahih Bukhari, Shahih J'vf11s/im, dan lain-lain. 59
Tidak semua pesantren mengajarkan ilmu tersebut secara ketat. Kombinasi ilmu tersebut hanyalah lazimnya ditetapkan di pesantren. Bebempa pesantren lainnya menerapkan kombinasi ilmu yang berbeda-beda karena belum ada standarisasi kurikulum pesantren baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional. Upaya standarisasi kurikulum selalu berhadapan dengan otonomi pesantren sebagai pantulan dari otoritas kiai dan spesialisasi ilmu yang didalaminya. Disamping itu, sebagian besar kalangan pesantren tidak setuju dengan standarisasi kurikulum pesantren. SebaJiknya variasi kurikuJum pesantren justru diyakini lebih baik. Muhammad Tholchah Hasan misalnya, sebagai alumni pesantren clan sekarang telah menjadi kiai, dia tidak te1tarik dengan penyamaan kurikulum. Biarlah pesantren tetap dengan kekhususan-kekhususan mereka sendiri, sebab jauh lebih baik dari pada harus disamakan. 60 Alasannya, terkadang membelenggu kemampuan santri seperti pengalaman madmsah yang mengikuti kurikulum pemerintah, yang ternyata lulusan madmsah hanya memiliki kemampuan setengah-setengah.
3. Metode Pengajarnn Pondok Pesantren Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha artinya melalui atau melewati, clan kata Hodos artinya jalan atau cam. Jadi metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 61 Menumt Kamus Umum Bahasa Indonesia, metode adalah cam kerja yang bersistem guna memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan agar mencapai suatu tujuan yang telah dicanangkan. Sedangkan menurut istilah metode adalah suatu cara tertentu (khusus) yang tepat dan sesuai guna menyajikan suatu materi pendidikan, sehingga tercapai tujuan pernJidikan tersebut, baik berupa tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang, di mana para santri dapat menerima pendidikan dengan mudah serta mampu 59
menangkap makna yang terkandung di dalamnya dan pada akhirnya para santri dapat mengamalkan materi pendidikan dengan tanpa ada unsur pemaksaan (penekanan) 62 Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk menyampaikan aJaran yang diberikan. Melalui metode tertentu, suatu pemahaman atas teks-teks pelajaran dapat dicapai. Selama kurun waktu panjang, pesantren telah memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode pembelajaran seperti wetonan atau
bandongan, sorogan dan hajalan Di beberapa pesantren dikenal istilah metode musyawarah. Semua metode ini tetap dipertahankan dalam sistem halaqah maupun 6'
klasikal (madrasah). '
Berikut ini beberapa rnetode yang digunakan dalam sistem pendidikan pesantren:
a. Wetonan Metode wetonan a1au bendongan adalah metocle yang paling utama di Jingkungan pesantren. Zamakhsyari Dhofier menerangkan bahwa metode wetonan adalah suatu metode pengajaran dengan cara guru membaca, menterjemahkan, menerangkan, clan mengulas buku-buku Islam dalam bahasa arab seclang sekelompok santri menclengarkannya. 64 Metode ini bisa dikatakan metode bebas, karena data kehacliran santri ticlak ada, santri boleh datang atau tidak, serta ticlak terdapat sistem evaluasi dan perjenjangan.
b. Sorogan Menurut Marwan Saridjo, sorogan aclalah seorang santri menghadap kyai (atau para pembantunya) satu demi satu membawa kitab yang akan clipelajarinya, kyai (para pembantunya) membacakannya kalimat demi kalimat, kemudian mengartikannya clengan memberi seclikit catatan untuk memberi pengesahan bahwa tancla itu adalah bukti telah dibaca oleh kyainya.
34
Di pesantren metode ini ditujukan untuk santri tingkat rendah yang baru menguasai pembacaan al-Quran. Melalui sorogan, kyai dapat mengontrol langsung perkembangan intelektual santrinya. Selain itu metode sorogan merupakan metode
. 65 be la3ar tuntas. Metode sorogan dan wetonan dapat bermanfaat ketika jumlah peserta didik cukup besar dan waktu yang tersedia relatif sedikit, sementara materi yang harus disampaikan cukup banyak. Penerapan metode ini mengakibatkan santri bersifat pasif, karena santri hanya mendengarkan dan memperhatikan saja. Metode ini tidak melatih santri untuk mengekpresikan diri dan kritis terhadap suatu kebenaran pendapat. Untuk ha! seperti ini, maka sebaiknya guru menyediakan waktu yang cukup untuk te1jadinya dialog, setidaknya ada waktu dan kesempatan murid bertanya kepada guru.
66
c. Muhawaroh Metode muhawaroh adalah suatu kegiatan yang melatih bercakap-cakap (melakukan komunikasi) dengan menggunakan bahasa arab yang diwajibkan oleh kyai kepada para santri selama mereka menetap di lembaga pendidikan pesantren.
67
Metode ini sangat bagus sekali untuk melatih para santri berbahasa asing. Mereka mempraktekannya setiap hari. Dalam bahasa inggris metocle ini disebut conversation. Pesantren yang melakukan metode ini secara intensif akan sangat membantu para santri untuk menguasai bahasa asing, karena mereka dapat memperoleh kata-kata baru tanpa han.1s hafalan clan langsung mempraktekkannya. Kondisi lingkungan yang mendukung sangat menjamin keberhasilan metode ini. Pesantren Gontor Ponorogo merupakan contoh pesantren yang sukses menerapkan metode muhawaroh ini.
d. Mudzakarah Metode rnudzakarah rnerupakan suatu penernuan ilrniah yang secara spesifik membabas masalab diniyab seperti akidah, ibadab, clan masalah agama pada
35
umumnya. 68 Metode ini bisa membangkitkan semangat intel.ektual para santri. Para santri diajak untuk menggunakan penafaran-penalaran denga.n berpedoman pada afQuran, al-Hadist dan kitab-kitab klasik. Metode ini belum berkembang secara optimal karena masih dibatasi pada madzhab te1tentu. Materi bahasan dari metode mudzakarah telah rnengalami perkembangan sesua1 dengan masalah-masalah aktual yang belakangan muncul di masyarakat. Metode ini bahkan diminati kyai yang tergabung dalam fomm Bahtsu! l'vfasail dengan wilayah pembahasan yang sedikit meluas.
e. Majlis Ta'lim Metode majlis talirn ialah suatu rnetode yang menggunakan media penyampaian ajaran islam yang bersifat umum clan terbuka. Biasanya para peserta terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda baik usia, jenis kelamin, maupun pengetahuan. 69 Metode ini melibatkan masyarakat di sekitar pesantren. Metode majlis ta'lim ini dilaksanakan pada waktu te1tentu saja. Materi yang dibahas adalah materi agama yang umum seperti ajakan dan nasihat bempa amar ma 'ruf nahyi nnmkar. Metode ini bisa rnenjalin keakraban antara pesantren dan masyarakat. Sedangkan pada lembaga pendidikan pesantren yang telah maju mengalami pengembangan metode pengajaran yang beragam, seperti: a. Metode Tanya Jawab b. Metode Diskusi c. Metode Irnla' d. Metode Muthala'ah!recital e. Metode Proyek f.
Metode Dialog
g. Metode Pemberian Tugas h. Metode karya wisata, seperti ziarah ke makam Wali Songo 1.
Metode pembiasaan/habituasi
36
J.
Metode Sosiodrama
k. Metode Seminar I.
Sistem Modul (tapi agak sulit karena memerlukan biaya besar) 70 Perubahan-perubahan metode pendidikan yang diterapkan di pesantren
tampaknya dipengarubi oleh selera kyai. Penyerapan metocle-metode baru sebagai tambahan terhadap metode tradisional tidak pernah seragam. Transformasi metode pendidikan pesantren tersebut mulai dari sorogan, wetonan, ceramah, muhawarah,
majelis ta/dim, hingga perkembangan terakhir yang cenderung menerapkan diskusi dan seminar menunjukkan bahwa kendati secara perlahan-lahan telah ada benihbenih upaya menyampaikan pelajaran secara modem sebagaimana terjadi di sekolahsekolah sekuler. Hal ini scsuai dengan slogan yang dimiliki pesantren al-Jvfuhqfadzah
'ala al-Qadim a/-Shalih Wa al-Akhdzu hi/ Jadid al-Ash/ah (memelihara hal-hal yang baik dan mengambil ha\-ha\ baru yang \ebih baik).
BAB HI l\!IETODOLOGI JPENELITIAN A. Wakt.u dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah terhitung dari bulan Mei hingga bulan September tahun 2008. Sedangkan tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Pesantren Luhur Sabilusalam yang berlokasi di Gg. Bacang No.81 Rt 002/09 Cempaka Putih Ciputat.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana ditulis oleh Lexy J. .Moleong, bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata te11ulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 1 Dalam penelitian kualitatif ini penulis melakukan penelitian yang deskriptif analisis, yakni menarasikan data yang penulis peroleh dari pengamatan atau observasi, dokumentasi, serta wawancara atau interview. Metode ini memusatkan perhatiannya pada fenomena yang te1jadi pada saat ini, dan berusaha membuat deskripsi data yang diselidiki dengan cara melukiskan dan mengklasifikasikan fak'ta atau karakteristik fenomena tersebut secara cermat. 1 "ll\(\I)\
mengeksplorasi dan mengklasilikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada. Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan penguiian hipotesis, yang juga berarti tidak membangun dan mengembangkan teori. 2 Tujuan utama penggunaan metode deskripsi ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material atau fenomena yang sedang penulis teliti, yaitu sistem pendidikan yang diselenggarakan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Tangerang. Adapun teknis penulisan skripsi ini menggunakan buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta", tahun 2007.
C. Tahap-Tahap Pcnclitian
Tahap-tahap penclitian rnenggambarkan tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis, dan penafsiran data (temuan) sampai pada penulisan laporan. Penulis akan membagi penelitian ini ke dalam 3 tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan. Pada tahap ini yang pertama kali penulis lakukan adalah
melakukan survey ke lokasi penelitian yaitu Pesantren Luhur Sabilussalam. Selanjutnya penulis melakukan kajian kepustakaan, yaitu mencari data tentang objek penelitian seputar pondok pesantren dan sistern pendidikannya. Dan selanjutnya dituangkan dalam proposal penelitian sesuai dengan kerangka atau fokus yang akan diteliti. 2. Tahap eksplorasi, yaitu terjun langsung ke Japangan untuk mengumpulkan datadata sesuai dengan metodologi penelitian yang penulis rancang. 3. Tahap penyelesaian. Pada tahap ini ada beberapa ha! yang akan penulis lakukan,
39
a. Melakukan member check, yaitu melakukan pemeriksaan data-data atau laporan sementara yang diperoleh dari hasil interviewe dan observasi untuk diketahui kevalidan data-data. b. Menuangkan data-data dan menyusunnya dalam bentuk Japoran skripsi c. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian.
D. Proses Pencatatan dan Analisis Data Untuk mendapatkan data yang akurat tentang sistem pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam, maka penulis berusaha me11cari data dan informasi yang dibutuhkan dari beberapa sumber, diantaranya adalah: 1. Pengasuh atau Direktur Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam, selaku pihak
yang banyak mengetahui tentang Jatar belakang, tujuan, dan visi-misi pesantren. 2. Pengurus Pesantren/Assisten Direktur
bagian kurikulum, selaku orang yang
:.ianyak mengetahui tentang kurikulum dan metode pendidikan dan pengajaran di Pesantren Luhur Sabilussalam. 3. Mahasantri, selaku orang yang banyak mengetahui dan merasakan dalam proses belajar mengajar di pesantren ini (dalam hal ini diwakili oleh Ketua Mahasantri). 4. Dokumen-dokumen, yaitu catatan-catatan penting yang penulis dapatkan selama observasi dari para informan, seperti buku panduan, brosur, dan lain-lain. Pengumpulan clan pcncatatan data-data yang penulis butuhkan dari beberapa sumber di atas, dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan data. Mengenai teknik pengumpulan data yang dimaksud, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu meliputi: a. Studi dokumentasi, dengan cara mengkaji data-data tertulis (buku pedoman akademik Pesantren Luhur Sabilussa\am, arsif, brosur, dsb) b. Observasi atau pengamatan, dengan cara ikut .serta kdapangan untuk mengamati serta meneliti program-program yang dilakukan Pesantren Luhur Sabilussalam. c. Wawancara, penulis melakukan wawancara la!1gsung dengan para informan/nara
40
Setelah data dari berbagai sumber tadi terkumpul, rnaka tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Analisa data ada!ah proses rnengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori clan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data. Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari basil wawancara, pengamatan, dokumen-dokumen, dan sebagainya, kemudian data itu dipelajari dan ditelaah dengan cermat. Langkah selanjutnya adalah data yang sudah terkumpul itu diolah dengan menguraikannya ke dalam bahasa yang mudah dipahami clan logis sesuai dengan penelitian yang dibahas untuk memperoleh kesimpuJan yang obyekiif Pada tahap uji validitas data penulis menggunakan metode iriangulasi dengan teknik tria11gulasi s11mber data. Triangulasi dengan sumber bera1ii membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Misalnya dengan jalan membandingkan data hasil wawancara
dengan
data
hasil
pengamatan
yang
telah
dilakukan,
atau
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen berkaitan. Metode triangulasi didasarkan pada filsafat fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada prakonsepsi peneliti (subjek), melainkan realitas objek itu sendiri. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum dipakai dalam uji validitas penelitian kualitatif.'
BAB XV BASIL PENELITIAN
A. Gambaran llmum Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat 1. Sejarnh Berdiri dan Tujuan didirikannya Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yayasan Islam Sabilussalarn. Selain karena pesantren luhur ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Islam Sabilussalam, juga dikarenakan sejak awal berdirinya para pendiri Yayasan ini ticlak langsung membentuk pesantren, akan tetapi didahului oleh
M~drasab
Diniyyab clan Raudhatul
Athfal (TK). Oleh karena itu, sebelum masuk cialarn pembahasan latar belakang berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam, penulis hendak menjelaskan sejarah Yayasan Islam Sabilussalam terlebih dabulu. Yayasan Islam Sabilussalam berkedudukan di Kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang Banten. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dengan akte notaris No. 23 tertanggal 12 November 198 l dengan Notaiis R. Soerojo Wongsiwidjojo, SH. Berdiri di atas lahan tanah seluas 710 m2 (tujuh ratus sepuluh meter persegi) yang awalnya basil wakaf dari tanah bekas rnilik adat 1. Yayasan ini merupakan waclah bagi penyelenggaraan pendidikan, dakwah, clan kegiatan sosial. Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di lnstitut Agarna Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat (saat ini telah 1
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat. Adapun susunan Badan Pendiri Yayasan tersebut antara lain: I. Prof. Dr. H.A.R. Partosentono,
sebagai Ketua.
2. Prof. Drs. H. Chatibul Umam
sebagai Anggota
3. Drs. H. Muchsin Idham
sebagai Anggota
4. Drs. H. Ibrahim Gade
sebagai Anggota
5. Drs. H. Mohammad Mansyur
sebagai Anggota
6. H. Ir. A Sjofjan
sebagai Anggota.
7. J. Rosyadi
sebagai Anggota
Latar belakang berdirinya yayasan ini karena semata-mata mereka terpanggil dan merasa be1ianggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitamya maupun masyarakat luas. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Pertambahan penduduk Indonesia yang setiap tahun mengalami kenaikan, perlu diimbangi dengan penambahan lembaga-lembaga pendidikan dan dakwah yang sesuai dengan kemajuan zaman guna mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam memerlukan pendidikan yang memadai dan dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat. Pembangunan sosial ekonomi hams diimbangi juga dengan pembangunan mental spiritual, supaya terdapat keserasian dan keseimbangan. Pesatnya perkembangan teknologi hams dapat diikuti oleh umat Islam supaya tidak tertinggal dalam zamannya, ha! ini memerlukan pendidikan tertentu. Didirikannya yayasan ini oleh para pemuka masyarakat di daerah kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang, adalah didasarkan pada masa lalu, kini maupun masa yang akan datang. Peranan ini membawa banyak perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Islam memperlakukan pendidikan sebagai bagian yang talc terpisahkan dari kehidupan manusia. Khusus untuk lembaga pendidikan pesantren, baru dibuka pada tahun 1994
44
4. Mendidik kader ulama yang mendalami (takhassus) ilmu keagamaan dan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini. 4 Dalam pada itu status Pesantren Luhur ini mernpakan badan otonom Y ayasan Islam Sabilussalam Ciputat. Namun pengelolaannya secarn tekhnik operasional di bawah lembaga Pesantren Luhur Sabilussalam, dan secara administratif di bawah Yayasan Islam Sabilussalam.
2. Visi dan lVIisi l 1 esantren Luhur Sabilussalam Ciputat Visi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah:
"}delahirkan generasi Islam yang memiliki pemahaman yang integral tentang Islam serta mampu memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat dan ummat dengan bersandarkan pada Al-Qur 'an dan Al-Hadits". Misi Pesantren Luhur Sabilussalam adalah:
1) Membina pribadi muslim yang mampu memahami dan mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik pertengahan maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-buku yang berbahasa arab. 2) Mendidik leader ulama yang mendalami (takhassus) ilmu keagamaan dan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini.
3) Menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab terhadap masalah sosial masyarakat.
5
3. Letak Geografis Pesantren Luhur Sabilussalam berlokasi di Jl. WR. Supratman Gang Bacang RT.002/09 Kp. Utan, dcsa Cempaka Putih, kecama!an Ciputat Timur 15412 Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Secara geografis, batas-batas wilayah keberadaan pesantren ini adalah: Sebelah Barnt
: RT. 02/09 dan JI. WR. Supratman
-----------,J
'
'
~
r
'-
'
45
Sebelah Timur
: RT. 03109, persawahan, dan komplek Mabad
Sebelah Utara
: RT. 02/09 dan Kelurahan Pondok Ra11ji
Sebelah Selatan
: RT. 01/09 dan Gang H. Echo
Pesantren ini berada tidak jauh dengan kan1pus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kurang lebih be1jarak 2 km. Alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi pesantren dari kampus UIN dengan naik angkot S 10 Gurusan Ciputat-Bintaro ).
4. Keadaan Guru, Peserta Didik, clan Fasilitas yang Dimiliki a. Kcadaan Guru Guru merupakan salah satu elemen paling penting dalam sebuah institusi pcndidikan. Karena hakikat pendidikan adalah proses pcndewasaan anak didik oleh orang dewasa. Dan orang dewasa yang dimaksud adalah guru atau dalam dunia pesantren terkenal dengan istilah kyai/ustadz. Kyai dalarn istilah pesantren pada umumnya merupakan figur sentral, karena seluruh penyelanggaraan kegiatan pesantren terpusat padanya, Ia adalah sumber utama yang berkaitan dengan kepemimpinan, ilmu pengetahuan, dan misi pesantren. Jadi kyai di dalam dunia pesantren sebagai penggerak dalam mengemban dan mengembangkan pesantren sesuai dengan pola yang dikehendaki. Di tangan seorang kyai-lah pesantren itu berada. Bahkan, di pesantren pada umumnya kyai bukan hanya sebagai pemimpin pondok pesantren tetapi juga pemilik pondok pesantren. Akan tetapi, pada dewasa ini paradigma masyarakat pesantren tentang kyai di beberapa pesantren telah mulai bergeser. Kyai tidak lagi dianggap "a1.1:or tunggal" dalam memajukan pesantren atau dalam istilah Zamakhsyari Dhofier sebagai "raja dalam pesantren" 6, akan tetapi kyai hanya bertindak sebagai "koordinator"
7
•
Pada pesantren yang kelembagaannya milik pribadi, biasanya kyai selain sebagai pimpinan atau pendiri, juga merupakan tolok ukur perkembangan dan
6
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi 1entang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: -•
'
•
_,
'
0
•
TP
0
..
0
1
------•--~--
46
pertumbuhan pesantren. Pada tipe pesantren seperti ini, kelangsungan hidup pesantren
bergantung
kepada
kemampuan
kyai
tersebut dalam
mengkader
penggantinya. Tidak sedikit pesantren yang sudah maju menjadi bubar, karena terjadi krisis kepemimpinan dengan tidak adanya penerns kyai terdahulu. Hal ini disebabkan karena regenerasi hanya diperuntukkan bagi keturwmn kyai semata. Kondisi kepemimpinan di Pesantren Luhur Sabilussalam tidak seperti demikiru1, karena pesantren mahasiswa ini bukan milik pribadi melainkan berada di bawah naungan Yayasan Islam Sabilussalrun. Pesru1tren ini memiliki beberapa dewan pengajar yang terdiri dari para dosen yang berpengalaman. Saat ini Pesantern Luhur Sabilussalrun dipimpin oleh Prof. Dr. H.D Hidayat, MA. Uniknya beliau tidak berkenan disebut kyai dalam jabatannya, akan tetapi lebih suka disebut Direktur Pesantren. Ketika hal itu penulis tanyakru1 dalam kesempatan wawancara beliau hanya menjawab dengan penuh tawadlu' "Karena nggak mau
disebut kyai saja. Kalau kyai kan harus tinggal di situ
(.~ekitar
pesantren).
Sedangkan saya? .. kalau saya nggak itu. ". 8 Saat ini tenaga pengajar (dosen) di Pesantren Luhur Sabilussalam berjumlah 20 orang (yang terdiri dari 4 Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), yaitu antara lain: Tabel 1
Data Guru No.
Pendidikru1 Terakhir
Nama
-
.
UIN Jakarta!S3
1
Prof. Dr. HD. Hidayat, MA
2
Prof. Dr. Suwito. MA
UIN Jakruia!S3
3
Prof. Dr. H. Abdurahman Ghazali, MA.
UIN Jakruia!S3
4
Prof. Dr. H. Muh. Matsna HS. MA
UIN Jakruia!S3
5
Dr. H. Moch. Muslih Idris, Le., MA
UIN Jakaiia!S3
6
Dr. H. Udjang Thalib, M.A
UIN Jakarta!S3
7
Ah. Azharuddin Latif, M.Ag
lJIN Jakruta!S2
8
Dr. Suwendi, M.Ag
!JIN Jakmia/S3
47
9
H. Ahmad Syaikhuddin, M.Ag
10
Asep Kamaluddin, M.Si
UI Jakarta/S2
11
Toha Ma'ruf, S.Ag.,MA
UIN Jakaiia/S2
12
Dede Abdul Fatah, SHI.,Msi
UI Jakaiia/S2
13
Hasanil Ahfas Karram, S.S.I
UIN J akarta/S 1
14
Dadang Lesmana, SE
UIN Jakaiia/Sl
15
Oni Tarsani, S Sos.I
UIN Jakarta/S 1
16
Taufik Aziz, SS
UIN J akaiia/S I
17
Ustad Adil, SHI
UIN Jakaiia/S 1
18
Arip Purkon, SHI
UIN Jalrnrta/S I
19
Suprayetno, S.Pd.I
UIN Jakarta/S 1
20
Wadiin Al-Khudri, S.Pd.I
UIN J al(mta/S 1
UIN Jakaiia/S2
b. Kcadaan Pcscrta didik Dalam meneliti suatu lembaga pendidikan kita perlu mengetahui keadaan siswa/peserta didiknya yang belajar di lembaga tersebut, mengingat unsur pese1ia didik dalam suatu lembaga pendidikai1 merupakan salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan faktor yang ada di dalamnya. Para santri
di
pesantren ini aclalah para mahasiswa yang sedang
menyelesaikan program kuliahnya di berbagai perguruai1 tinggi di daerah Jakmta, seperti UIN Syarif Hiclayatullah, IIQ (Institut Ilnrn Al-Qur'an), PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an), Universitas Indonesia (UI), da.n perguruan tinggi swasta lainnya. Unilmya, karena sai1trinya aclalal1 para mahasiswa, maka para santri di Pesantren Luhur ini disebut Mahasantri. Apabila dilihat clalam karakteristik sistem pendidikan pesantren yang telah melahirkan sejumlah jiwa pesantren yang belum pemah dibangun oleh sistem pendiclikan manapun 9, makajiwa pesantren tersebutjuga terdapat di dalam diri setiap santri Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Jiwa pesantren yang dimaksud
48
1. .Hwa keikhlasan, jiwa yang tidak didorong oleh ambisi apapun untuk memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu, tetapi semata-mata demi ibadah kepada Allah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan penulis bahwa motivasi para santri untuk belajar di pesantren adalah semata-mata karena Allah. Selain itu, sikap keikhlasan dapat juga terlihat dari sikap para guru yang mengajar, mereka yang pada umumnya dosen UIN rela pulang-
pergi dari rumahnya di komplek dosen (di JI. Ir. H. Juanda, Ciputat) ke pesantren (di Jl. WR. Supratman, Gg. Bacang) hanya demi mengamalkan ilmu dan mengharap ridha Allah. Padahal tidak ada gaji yang diberikan oleh pihak pesantren. Hanya balasan dari Allah yimg mereka harapkan. 2. Jiwa kesederhanaan tapi agung. Sederhana bukan berarti pasif, melarat,
nrimo, dan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan. Hal ini dilihat dari sikap para santri yang mau tinggal di asrama walaupun berdesakan dalam kamar. Dari hasil pengamatan penulis, dalam satu kamar berukuran 10 M x 5 M terdapat 10-15 orang santri. Selain itu, sikap sederhana dapat terlihat dari para guru yang mengajar. Dengan fasilitas mengajar seadanya dan bahkan mereka hams berangkat dari rumah dengan angkot atau rnembawa sepeda motor sendiri. Hal ini menunjukkan sikap sederhana dan apa adanya dari sebuah pesantren. 3. Jiwa ukhuwah Jslamiyyah yang demokratis. Situasi dialogis dfu> akrab antar komunitas pesantren yang dipraktekkan sehari-hari, disadari atau tidak, akan mewujudkan suasana damai, senasib dan sepenanggungan. Perbedaan kultur, primordialisme, suku, ras dan kekayaan tidak menjadi penghalang dalam jalinan yang dilandasi oleh spiritualitas Islam yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah santri yang berbeda daerah dan kedudukan sosialnya. 4. Jiwa kemandirian. Mandiri di sini bukanlah kemampuan dalam mengumsi persoalan-persoalan pribadi dan intern, tetapi juga kesanggupan membentuk kondisi nesantren sebagai institusi vang tidak menggantungan diri pada
49
5. Jiwa bebas dalam memilih alternatifjalan hidup dan menentukan masa depan dengan jiwa besar dan sikap optimis menghadapi segala problematika hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Kebebasan ini juga berarti tidak terpengaruh atau tidak mau clidikte oleh dunia Iuar. Kondisi ini dapat dilihat dari keengganan pihak pesantren terikat oleh keikutse1iaan dalan1 partai politik maupun organi sasi massa apapun. Sejak clibuka pada tahun 1994, Pesantren Luhur Sabilussalam telah menerima mahasantri sebanyak 13 angkatan. Pesantren ini mengadakan penerimaan santri baru setiap setahun sekali. Untuk lebih jelasnya jumlah santri dari angkatan pertama sampai sekarang dapat dilihat pada label bcrikul: Tabcl 2 Data Santri Tahun Angkatan Jumlah santri
1994
1995
1996
1997
1998
I
2
3
4
5
6
7
8
9
IO
11
12
13
12
7
17
17
16
18
15
17
14
25
20
18
33
1999 2000 2001
2002 2003 2004 2005 2006
Berikut penulis cantumkan nama-nama alumni dan santri Pesantren Luhur Sabilussalan1 Ciputat clari setiap angkatan berikut keberadaan: dan pekerjaannya:
Tabel3 DATA ALUMNI SANTRI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT (SEMUA ANGKATAN) No
Nama
3
Ah. Azharndin Lathif Ahmad Svekhudin Abd. Kholid
A
11. ,r;-A.,.. 1..-1.. ~. ""'" 1 ............
I 2
Asal Daerah
Tinggal Sekaran11
Pekerjaan
Angkatan I/1994 Jombang Karawmm Sumeneo
Tanl;\erang Jakmta Sumeneo
Dosen UIN Dosen UIN Wiraswasta
n,,.1...... 1......... ,..,. ..........
"\11; ... .., ...... ,,,, ....... +.,.
n,.,.1 ....... 1........... ,,,, .......
50
7 8
12
Suwendi Tatang, Drs Tubagus Yamin TohaAndiko Uus Syarifudin Yayan Nurbayan
1 2 3 4 5 6 7
Aas Ahmad Basith Z.A Muhidin Hikmatullah Muhyiddin Th.Tm Ei~jang Fauzi Mat Rais Nurhidayat
1 2
Abdul Hadi Ahmad Rofi'i Ahmad Wahyuddin Asep Kamaluddin Nasir Atep Abdurrofiq Ayub Nursalim Azaman Budi Rahman Hakim Dede lmron Empi Sopyan Moch. Muhibbin Muhammad Ilyas Saniman Syarif Hidayat Wilman Ramadhani Yusuf Ahmad Lalan Sholahuddin
9 10
11
3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
13 14 15 16 17 1 2
3 4
5 6 7 8 ~
Abudin I-Iakam Ahmad Mahfud Ahmad Saprudin Ahmad Sojali Asnawi Iman Sidik Khairul Anwaruddin Moharnmad Afif ,. ,, ,. ' ' ' ~
~
Indrama:i!:!_~ Tan~ang Subang Brebes Jawa Tengah Bogor Majalengka Angkatan II/1995 Karawang Karawang Serang Bogor Bogor Jakarta Cilacap Angkatan III/1996 Lombok Brebes Bekasi Bandung Sumedang Purwodadi Pekalongan Purwakarta Bogor Sukabumi Bojonegoro Bogar Lampung Karawang Sukabumi Yogvakarta Karawang Angkatan IV/1997 Bekasi Ujung Pandang Karawang Jakarta Tega! Cianjur Cirebon Jakar1a C'l __ , __ t_ _____ !
Teten Ahmad Sholihin TohaMa'ruf Y.AFaisal Muh. Thoif Chasani Ahmad Turmudzi Arin Purkon Ahmad Syafi'i Ahmad Nurfauzatl F Abdul Hadi Arif Svarifuddin Ahmad Faisal Lubis Dudi Sa'adudin Heiman AK Irwatl Bakti M. Basuni Asadullah Sadatudarwin Sueb Rizal Mukhtar Kusuma Fathun·almlatl Nurkholis Madjid Arnuad Fauzi Ahmad Nur Hakim Arnuad Qurtubhy Ahmad Svaraawi Adam Malik AfifKamal Ag;us Salim Cecen Ridwan Dede Abdul Fatah Husnul Khitarn Ifan Mulfiana Husain Taufik Moch. Jainuddin Ma'ruf Yudi Rismanto Zaenullah Juber Yusuf
51
JAKART~
Jakmia Bm1dung Tasik Maiava Palembatlg Jakarta Tangerang Angkatan V/1998 Ciamis Jaka1ia Cian,iur JawaBarat Bov:or Medan Tasik Malaya Bogar Bogor Bogor Bogor Tatlgerang JawaBarat JawaBarat JawaBarat Angkatatl VI/1999 JawaBarat Jawa Barat Jakm·ta Jawa Timur .Tawa Barat Karawang Jawa Bm·at JawaBarat Cianiur Jawa Timur JawaBarat Riau JawaBarat Jornbang Jawa Tengah JawaBarat JawaBarat Bekasi
Jakarta Bm1dung Kalimantatl Palembang Jakarta Tatl!!el'atl!r
Wiraswasta 'Viraswasta Hakim Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
Jakarta Jakarta Jakarta Jakmta Jakarta Jakruia Jakarta Ci.E!:!_tat Tatl~:m1g
Mesir Cioutat Riau Jakrurta Tatl~:ang
T atlgeratlg Jakrurta Jakarta Tan~ranv:
Wiraswasta Wiraswasta Do sen Guru Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Guru Dosen UIN Ma!Jasiswa Dosen Wiraswasta Wiraswasta Mahkamah Agung Guru Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
52
3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 1 2
3 4 5 6 7
8 9
Lutfi Muhsin Nanang Syaiful Ghazi Komamddin Komaruddin al-Falah Sukemi Sudaro Fadli UstadAdil Wadiin al-Khudry Dzulaarnaini Ahmad Ustuhri DandinHMK Dadan Nugraha Mautaz Mukhlis Setiawan Oni Tarsoni Taufik Azis Taufiauna11man A1unad Ru'yat Aan Hasanudin Asnal Hilmi Ali Tantowi Dang Irfan Utama Putra Fahrni Amir Firman Sulaiman Jajai1g Rafiq Nurdin Muh. Ibnu Athoilah Misbah Istikhori Neni Nuraeni Nila Nilayatul Maula Siti Numl Rohmah Aufa Fitria Cecep Hadiyin Didin Syarifi.1din Dadang Lesmana lmaJ11 Maulana Jalaludin Noor Muhammad Isnur MuhaJllmad Jamil Rokim
Ciamis Sidoarjo Tangerang Tangerang Tangerang Kebumen Sumedang Cianjur Riau Bekasi Cianiur Purwakarta .Tawa Barat Angkatan VIIV2001 Bogor Kuningan Tasik Malaya Bogor Bogor Kuningan Demak Bogor Ciai1jur Bogor Jakarta Ciamis Bogor Bogor Sukabumi Bogor Bogor Angkatan IX/2002 Tangerang Bandung Bekasi Bekasi Cirebon Medan Bogor Tangerang Lamongan
Ciamis Panrnlang Tangerang Tangerang Tan~·ang
Medan Tangerang Tan~·ang
Rian Bekasi Tangerang Jakaita Tangerang B~)r
Kvai Dosen Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta 'Viraswasta DosenBSI Gum Guru Gum Dosen UlN Dosen UlN Guru
Bogor Bogor Jakaita TasikM Depok Depok Sukabumi Bogor Bogor
K;)'.ai Guru Guru Kyai Kyai Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Guru Guru Guru Wiraswasta Wiraswasta Guru -Guru Guru
Tangerai1g Bekasi Bekasi Bekasi Jakarta Medan Bog or Ta11gerai1g Bogor
Wiraswasta Wiraswasta Guru Guru Penm1saha Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Guru
Nana Sumarna Dindin Rosyidin Abdul Fikri Ai Rahmi Nurshobah Ali Saputra Asep Edi Sudrajat Ato Sugiharto Burhanudin Dasukih Erlangga Budhi Patria Fitri Barkah lbnu Ulinnuha Ila Rohila llham Ru'yat IrfanArfah Irsvad Maulana Ii Sumirat Lukmanul Hakim Mansur · Mimin Minarni Amelia Muhanunad Fakhri Muh. Syamsul Falah Nanik Sumarni Ranti Rahmawati Siti Rahmah Meilasyari Suci Handavani Suorayetno Muhammad Azamudin M. Bukharul Athfal Sugih Waluya Ramadhan Khalid Hidayatullah Sumardi Mumuh Mursidi Ujang Alnnad Yani Abdul Rohman Massaid Fadhilah Yusuf Muhammad Y azid Hendra Hemiawfil1 Rasyid Afrida
- ... .. .
Tangerang Sukabumi Angkatan X/2003 Tangerang Cianjur Bogor Bogor Maialengka Subang Jakarta Karawang Bogor lndramavu Bogor Sukabumi Tangerang Jakarta Garut Brebes Bekasi Tangerang Tangerang Lamongan Lampung Bogor Bogor Sukabumi Medan Angkatan XI/2004 Aceh Aceh Bogor Lampung Bogor Tangerang Bogor Deook Bekasi Sukabumi Bekasi Bogor ~
'
Tan~ang
Tan~ang
Tangerang Tangerang Bogor Tan~:mg
Jakarta Su bang Jakarta Tan~ang
Bog01· lndraniavu Bo!lor Sukabumi Tan~ang
Tangerang Tangerang Brebes Bekasi Tan~ang Tan~ang
Lamongan Lamoung B~>r
Bogor Sukabumi Bogor Tangerang Ac eh Tfil1gerang Batam Tanr~er~ Tan~·ang
Bogor Depok Bekasi Tan~·ang
Belrnsi Tfil1gerang ~
Guru Pengusaha Wiraswasta Guru Guru/ustad Guru Guru Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Guru Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Guru Wiraswasta Wiraswasta Guru Wiraswasta Wiraswasta Guru Guru Guru Guru Guru Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Gum Mahasiswa Guru Mahasiswa Mahasiswa Wiraswasta Mahasiswa Wiraswasta Mahasiswa ~
54
16 17 18 19 20 I
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7
Duduh Abdul Malik Sulthoni Wahyu Hidavat Muhammad Mahsun Faishal Ahdiatna Ahmad Farihin Ahmad Hamdalah Andrizal Elfid Nurfita Mubarok Euis Misrahah Fakhri Hilmi Faiqah Guntnr Anwar Ita Yusnita Krisna Pradana Akbar Mahmudah Munawwaral1 Muh. Amin Nasrullah Siti Mustasyrifah Sukmaja Taufiq Rahim Yudi Fakhruddin Yusuf Burhanuddin
14 15 16
Abdul Jalaluddin Ahmad Lutfi Asri Hasanah Farhah Syarifah Fauzia Nuraina I-Jendro Sumaryadi Herman Togok Irfan N urahman Khaerul Umm11 Muhammedi Nurmadiyah Sisilia Siti Sofiah Yuliani Sudibyo Devi Fatimah Eko Pratama Putra
·~
"
8
9 10 11
12 13
I
I
'""
I
Bogor Lamoung Bogor Palembang Depok Anglrntan XII/2005 Jakarta Riau Bekasi Bogor Sukabwni Tangerang Sidoarjo Tangerang Tasik Malaya Brebes Indramayu Bekasi Tangerm1g MageJang Tangerang Karawang Pandeglang Tasik Malaya Angkatan XIII/2006 Bogor Jakarta Bekasi Tangerang Sukabumi Sukabumi Palembang Tm1germ1g Jakarta Medan Riau Sukabumi Bo,11;0r Bogor Bogor Tangerang r'\ ____ ,_
BQ_gor Tan~:ang
Bogor Tangerang Tangerang Jakarta Tang~_rang T~·ang
Tangerang Tangerang Tan~·ang
Tangerang Tan~·ang
Tangerang Tangerang Tangerang Tangerang Tm1~·m1g
Tangerang Jakarta Tan~:m1g
Tangerang Tangerang Tangerm1g Tangeirang
Guru Guru Wiraswasta Mahasiswa Guru Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Guru Guru Mahasiswa Mahasiswa Maliasiswa Mahasiswa Pegawai Swasta Mahasiswa "Mahasiswa Mahasiswa
Bila dilihat dari data di atas, mayoritas alumni telah berhasil menjadi para pendidik, baik di Iembaga swasta yang di pimpinnya (pesantren) mauptm di lembaga pemerintahan.
Tidak
semua alumni
Pesantren Luhur ini
dapat diketahui
keberadaannya, selain karena tempat tinggalnya yang beijauhan mereka pun tidak pernah kontak lagi dengan pihak pesantren. Saat ini Pesantren Luhur Sabilussalam sedang membuka pendaftaran mahasantri baru untuk angkatan ke-14 tahun ajaran 2008-2009. pendaftaran dibuka melalui 2 gelombang, yaitu: Gelombang I : 0 l J uni 2008 - 23 Agustus 2008 Gelombang II : 24 Agustus - 05 September 2008 Adapun
persyaratan
pendaftaran
calon
mahasantri
Pesantren
Sabilussalam adalah: 1) Mengisi formulir pendaftaran 2) Pas Foto ukuran 3 x 4 (2 lembar) 3) Mahasiswa/Mahasiswi 4) Mengikuti Test Masuk, yang terdiri dari Test Tulis dan Test Lisan. 5) Membayar biaya pendaftaran Rp. 40.000,- 10
Luhur
56
c. .Fasilitas yang Dimiliki
Pesantren Luhur Sabilussalam memiliki sarana dan prasarana (fasilitas) sebagaimana layaknya sebuah tradisi pesantren. Fasilitas yang dimaksud adalah sebagai berikut: I) Pondok (asrama) Kedudukan pondok bagi para santri sangatlah esensial sebab di dalamnya santri tinggal, belajar, dan ditimpa kepribadiannya dengan kontrol ketua asrama atau pengurus pesantren.
Pondok atau asrama yang dimiliki Pesantren Luhur
Sabilussalam terdiri dari asrama untuk para santri dan pengurus pesantren. Adapun keadaan fisik asrama tersebut adalah sebagai berikut: Luas asranm 250 M2 dengan kapasitas 4 ruangan yang berada di lantai II untuk kanmr tidur santri dengan diberi nama kamar Abu Bakar, kamar Umar bin Khattab, kamar Usman bin Affan, dan kamar Ali bin Abi Thalib; I kamar untuk keperluan pengurus pesantren (berada di lantai dasar), 6 kamar mandi, dan I ruang kantor/sekretariat. 2) Ruang Belajar Mengajar Pesantren Luhur Sabilussalan1 memiliki ruang belajar yang terletak di lantai dasar
dengan kondisi fisik: berjumlah 2 ruang kelas dengan nama Muhammad
Manshur dan Udin Syamsuddin 11
,
dan I aula mini. Pada masing-masing ruangan
kelas terdapat 1 buah white board. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat diskusi, seminar, dan rnusyawarah. 3) Mushalla Pada umumnya, sebuah pesantren memiliki sebuah mesjid sebagai tempat mendidik para santri, shalat berjama'ah, dan laim1ya. Begitu pula di Pesantren Luhur Sabilussalam memiliki tempat yang sama fungsinya, akan tetapi bukan di mesjid tetapi di mushala. Memiliki lnas 50 M2 ( dengan panjang: 10 M dan lebar 5 M). Saat
57
ini pembangunan mushala baru selesai I Jantai, sedangkan untuk pembangunan Jantai II sedang diusahakan. Mushala ini berfungsi juga sebagai ruang belajar mahasantri. 4) Perpustakaan Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai, maka Pesantren Luhur Sabilussalam memfasilitasi sarana perpustakaan bagi para santri walaupun masih sangat sederhana.
5. Struktur Orgauisasi Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Islam Sabilussalam, Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Tabel 4 STRUKTUR ORGANISASI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT
Yayasan Islam Sabilussal:::-]
I Raudhatul Athfal (TK)
Pesantren Luhur
Madrasah Din iyyah
Dircktur Prof. Dr. H.D Hidayat, MA
I
I De\van Asatidz
tsistcu Dircktur/ Pcngurus
'\
I \ I
Bag. Administrasi
Bag. Kurikulum
Bag. Kemahasantrian
I
\
I
11
/I
Mahasantri
l
I
58
Selain itu, para santri pun memiliki organisasi santri yang diberi nama Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam. Susunan kepengurusan organisasi santri KMPLS ini bisa dilihat dalam tabel 4 di bawah ini. 12 Tabcl 5 STRUKTUR ORGANISASI KMPLS (KELUARGA MAHASANTRI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM) PEMBINA (PENGURUS PESANTREN)
Adapun narna-nama pembina, ketua, dan pengurus organisasi ini dari setiap departemennya adalah sebagai berikut:
Pembina
Ust. Dede Abdul Fattah, SHI.,M.Si Ust. Oni Tarsoni, S.Sos.l Ust. Suprayetno, S.Pd.I
Ketua
: Ahmad Luthfi
Sekretaris
: lip Irpana
59
Departemen-Departemen: KEILMUAN:
KEAGAMAAN:
- S iti Sya ima
- M. Asep Hf.
- Devi Fatimah - Erick P. S
M. Shofwan - Fauziah N
BAHASA:
ORSENI:
KESEHATAN:
KEPUTRIAN:
- M. Ulul Azmi
- Ridwanullah - Khairul Umam
- lnayah R
- M. Thoyyib
- lrfan N
Abd. Hakim
- St. Hananah
- A. Fauzan
- Jalaluddin
Hendro S
B. Pelaksanaan Sistem Pendidikan di lPesantren Luhur Sabilussalam 1. Tujuan Pendidikan Pesantren Lulrnr Sabilussalam Setiap program yang dijalankan oleh seseorang atau suatu lembaga tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula
d1~ngan
Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, t1tjuan pendidikan pesantren yang diasumsikan secara praktis pengajaran dirumuskan dalam tujuan khusus dan tujuan umum.
a. Tujuan Umum Seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Yayasan Islam Sabilussalam tercatat bahwa tujuan didirikannya pesantren ini antara lain: I) Membantu usaha Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di biclang pendiclikan dan sosial. 2) Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepacla nusa bangsa, dan agama serta bertakwa kcpada Allah Subhanahu Wata'ala. 13
b. Tujuan Khusus
1. Para lulusannya cliharapkan mampu clan siap menjadi ulama yang mengamalkan ihnunya (Amil bi ilmihi), berwawa.san luas, berpikir kritis, clan bercleclikasi tinggi, se1ia mencapai kemandirian tingkat berpendapat di biclang agama (muttabi ') 2. Mampu memahami literatur keislaman masa klasik sampai modern, mengembangkan masyarakat. 14
clan
mengaktualisasikannya
clalam
kehidupan
60
2. Kurikulum Pendidikan di Pesantren Lulmr Sabilussalam Kurikulum merupakan segenap pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dalam mempengaruhi para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu institusi pendidikan. Kurikulum dapat juga diartikan secara lebih sempit yaitu sebagai sejumlah mata pelajaTan yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan.
15
Ketika pendidikan pesantren masih berlangsung di mesjid, kurikulum pendidikan pesantren masih sangat sederhana. Rangkaian trio ajaran islam yang berupa iman, islam, dan ihsan menjadi inti dari kurikulum. Peralihan dari masjid ke pondok pesantren membawa perubahan terhadap kurikulum. Mahmud Yunus mencatat ilmu yang mula-mula diajarkan di pesantren adalah ilmu Sharaf dan Nahwu, kemudian ilmu fiqih, tafsir, ilmu kalam (tauhid), akhirnya sampai pada ilmu tasawuf dan sebagainya. 16 Sekarang ini, sistem pendidikan di pesantren tidak didasarkan pada kurikulum yang digunakan secara Juas, tetapi dis;orahkan pada persesuman yang elastis antara kehendak kiai dan santrinya secara individual. Sehingga diharapkan akan te1jadi suasana clan interaksi pembelajaran yang demokratis. Demikim1 pula dengan Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkannya maka pimpinan pesantren bersama para pengajar menyusun kurikulum yang tidak terbatas pada bidang pengajaran semata. Semua kegiatan baik di kelas maupun di luar kelas (masih dalam lingkungan pesantren) mengacu kepada kurikulum terapan yang baku clan dinmnis. Kurikulum yang digunakan oleh Pesantren Luhur Sabilussalam terdiri dari program pendidikan clan materi pendidikan. Progrmn pendidikan yang diterapkan di pesantren mahasiswa ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu: a. Kegiatan klasikal Kegiatan
klasikal
yang dimaksud
adalah
proses
pembelajaran
(pengajim1) yang dilakukan di dalam kelas. Kegiatim ini dilakukan dalan1 satu
61
minggu hanya 5 hari (dari hari Senin hingga Jum'at), dan waktunya pada malam hari dan subuh. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan dengan jadwal kuliah para santri di kampusnya masing-masing. Berikut penulis cantumkan contoh jadwal pengajian di Pesantren Luhur Sabilussalam semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 17 :
Tabel 6 JADWAL MATA KULIAH PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK ''007/2008 Semester I Hari
Pukul
Semester Ill
A
-
B Mata Kullah
Lkl
KD
AG
English Translation
0
UT
TA
Terjemah Buku
0
AF
Kajian Alfiyah
0
HA
S.N. Koran
D
AS
TOA FL
D
MM
0
SW
D
HA
Mata Kuliah
Lkl
KD
Mata Kuliah
Lid
KD
18.30-20.00
8. Arab Dasar (Sharaf)
A
HA
S.N Ushur Fiqh
8
20.00-21.30
Tahsinul Qlra'ah
A
TA
Tahsinul Qira'ah
B
·-
Senin
-· 05.00-06.30
Selasa
Ra bu
Kam ls
Jum'at
18.30-20.00
SN. Ushul Fiqh
20.00-21.30
SN. Ulurnul Hadis
-
A A
AL AP
S.N U!umul Hadis
B. Arab Dasar <Sharan
8
AP
B
HA
05.00-06.30
SN. Pemikiran Islam
0
SW
SN. Pemikiran Islam
18.30-20.00
SN. Tarikh Islam
A
Ml
SN. Ulum\JI Qur'an
B
UA
20.00-21.30
B. Arab Oasar (Nahwu)
A
SY
SN. Tarikh Islam
B
Ml
05.00-06.30
KMPLS
KMPLS
KMPLS
18.30-20.00
KMPLS
KMPLS
l(MPLS
20.00·21.30
KMPLS
KMPLS
i<MPLS
05.00·06.30
KMPLS
KMPLS
KMPLS
18.30·20.00
Teori Terjemah I
20.00·21.30
SN. Ulurnul Qur'an I
A A
D
SW
SN. Pemikiran
Islam Hafa!an Alfiyah
AK
Teori Terjemah I
B
DH
8. Arab Dasar 3
0
TM
UA
B. Arab Dasar tNahwu)
B
TM
llmu Ba!aghah 1
0
DH
Khusus untuk bulan Ramadhan, jadwal peng
62
2008/1429 H, materi yang diberikan tentang Balaghah Qur'ani (buku karya Prof. Dr. H.D Hidayat, MA). 18
b. Kegiatan non-klasikal Kegiatan non-klasikal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para santri (mahasantri) di luar jadwal kelas. Di Pesantren Luhur Sabilussalam ini para santri tidak hanya dibekali pelajaran yang bersifat materi ajar, akan tetapi diajarkan pula cara berorganisasi dan bermasyarakat. Organisasi yang dibentuk
oleh, dari (kesadaran), dan untuk (kepentingan) mahasantri ini dinamakan Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam (KMPLS). Kegiatan yang dilakukan oleh KMPLS berada di bawah bimbingan Pengurus Pesantren. Jadi, bisa dikatakan bahwa seluruh kegiatan KMPLS adalah kegiatan yang diagendakan oleh pihak pesantren. Adapun beberapa kegiatan santri yang dimaksud antara lain: 1. Kegiatan Keilmuan:
1.1 Mengadalcan diskusi panel, beda11 novel, dan seminar (baik regional maupun nasional) dengan mengundang nara sumber, yang dilalmkan oleh internal organisasi ataupun bekerja sama dengan pihak luar. 1.2 Membudayakan berdialog balmsa Arab- lnggris di lingkungan pesantren 1.3 Mengadakan Bimbingan Tes (Bimtes) masuk UIN SyarifHidayatullah. 1.4 Mengadakan lomba pidato balmsa arab dan lnggris atau debat bahasa (Arab-Inggris) untuk melatih clan menyalurkan minat kebahasaan para santri. 2. Kegiatan Keagamaan dan Kemasyarakaran 2.1 Mengaclakan jaclwal muadzin, bilal, imam clan khatib Jwn'at di Masjicl Darussalam dengan melibatkan para santri sebagai petugasnya. 2.2 Mengajak para santri untuk ikut serta dalam kegiatan tahlilan dan ta'ziah di lingkungan Gg. Bacang bila ada warga yang meninggal.
63
2.3 Mewajibkan para santri untuk shalat subuh berjama'ah dan memberikan Kultum (kuliah tujuh menit) secara bergiliran di Mushalla Sabilussalam
setiap hari. 2.4 Mengadakan Peringatan Bari Besar Keagamaan (PHBI) di lingkungan masyarakat Gg. Bacang bekerja sama dengan para remaja dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Darussalam. Seperti acara Maulid Nabi SAW., peringatan Isra' Mi'raj, Menyambut Tahun Baru Hijriyah) 2.5 Mengadakan penyembelihan dan penyaluran hewan qurban pada Bari Raya Idul Adha. 2.6 Khusus pada bulan Ramadhan, para santri dijadikan petugas Imam, Bilal, dan penceramah Kultum Shalat tarawih atau Kulsub (Kuliah Subuh) di berbagai tempat. Diantaranya di beberapa masjid dan kediaman
tokoh-tokoh
masyarakat/pimpinan
Yayasan
Islam
Sabilussalam. 19 2.7 Mengadakan Pesantren Kilat untuk anak-anak dan Remaja, bekerjasama dengan Masjid Darussalam. 20 Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa kurikulum yang digunakan di Pesantren Luhur Sabilussalam merupakan kurikulum mandiri yang dikembangkan oleh pimpinan dan dewan pengttjar. Karena disamping belum ada standarisasi kurikulum pesantren baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional, langkah ini pun dianggap lebih mampu membuat suasana dan interaksi pembelajaran yang demokratis antara kyai dan santri.
3. Materi Pendidikan di Pesantren Lnhnr Sabilussalam Sebenarnya materi pendidikan yang akan dibahas ini pun merupakan bagian dari kurikulum Pesantren Luhur Sabilussalam. Kalan pada bagian terdalmlu menekankan pada program kegiatan yang bersii'at "bebas", maka pada jenis 19
Biasanya jadwal petugas Ramadhan ini disesusaikan dengan permintaan masyarakat. Jadi, di
~!lPro::1h Ttn1nn11110
l lt'-'ln ini l"\':ln'\l!ilt- tr.lrnh-tnlrr.h m!H.:ullrf.llrnt unno mPnonrinl.--:in
~hlllnt T-:ir!lu1ih m!lnrliri
64
kurikulum ini lebih bersifat "terikat". Karena se!ain pengajarannya te1jadwal, materi yang akan diberikan pada setiap semester hams melalui rapat para pengajar dan pimpinan pesantren. Materi pendidikan yang terdapat di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat disusun berdasarkan pengembangan dari materi pokok (dasar) yang terdiri dari kajian ilmu keagamaan (ilmu tauhid, tafsir, fiqih, hadits) dan ilmu Qawa'id (nahwu, sharaf: dan balaghah). 21 Berikut penulis cantumkan struktur materi pelqjaran dan beban studi di Pesantren Luhur Sabilussalam adalah sebagai berikut: 22
I. Mata Kulialz Dasar Umum (MIWU)
a. Bahasa Arab dasar I-IV (Nahwu & Sharf)
8 sks
Mata kuliah ini berisi materi tentang dasar-dasar ilmu kebahasaaraban yang mencakup kaidah nahwu dan sharaf. Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah Mulakhas Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah Karya Fu'ad Ni'mah. b. Balaghah
4 sks
Pada mata kuliah Balaghah para santri belajar mengenai materi Balaghah yang terdapat di bahasa arab. Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah kitab Jawahir Balaghah karya Sayyid Ahmad al-Hasyimi. c. Teori Te1jemah 1-2 Buku yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah Teori te1:jemah karya Dr. Mansyur, MA. 16 sks
2. Mata Kuliah Program Studi a. Studi Naskah Ulum Al-Qur'an
2 sks
65
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah Ulum al-Qur 'an karya Manna' al-Qathan. b. Studi Naskah Ulum Al-Hadits
2 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah Taisil· Mushthalah alHadis karya Mahmud Thahhan. c. Studi Naskah Sastra
2 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah beberapa kitab yang berisi materi 'Arudh atau tentang kesastraan bahasa arab. Biasanya guru bidang studi yang mengambil kebijakan kitab yang digunakan. d. Studi Naskah Ushul Fiqh Kitab yang menjadi n\jukan pada pelajaran
2 sks 1111
adalah Ushul a/-Fiqh karya
Wahbah Zuhaili e. Studi Naskah Fiqh
2 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah beberapa kitab tentang ilmu fikih. Hal ini pun diserahkan kepada guru bidang studi dalam mengambil kitab rujukmmya. f. Studi Naskah Tafsir
2 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah beberapa kitab tentang tafsir, dm1 diserahkan kepada guru bidang studinya. g. Studi Naskah Syarh Al-Hadits
2 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah beberapa kitab hadis seperti Kutubussittah. h. Studi Naska11 Tarikh Islam
4 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajarm1 ini adalah Tarikh Islam.
66
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini diserahkan kepada guru bidang studi. j. Studi Naskah Pemikiran Modern
2 sics
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini diserahka11 kepada guru bidang studi. k. Studi Naslcah Artilcel Majalah/Koran Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah diserahlcan kepada guru bidang studi. Biasanya diambil dari lcoran-koran berbahasa arab. 24 sics 3. Mata Kuliah Pe11gayaa11
a. Studi Literatur berbahasa Inggris Kitab yang menjadi rujulcan pada pelajaran
4 sks m1
adalah Translation karya
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto. b. Kajian Elconomi Islam
4 sks
Kitab yang menjadi rujukan pada pelajaran ini adalah Mabahis Fi al-lqtishad
al-lslami karya Dr. Moch. Rawas Qol'ahji c. Kajian Pemikiran Islam
Jl sics
Kitab yang menjadi rL\jukan pada pelajara11 ini diserahkan kepada guru bidang studi. 16 sks
4. Metode Pengajaran di Pesantre11 Luhur Sabilussalam Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk menyampaikan pelajaran yang diberikan. Melaui metode tertentu, suatu pemahaman atas telcs-teks
67
pelajaran dapat dicapai. Perkuliahan di Pesantren Luhur Sabilussalam memakai sistem klasikal dengan menggunakan beberapa metode pengajaran, antara Jain: 23
1) Ceramah Metode
ceramah
merupakan
metode
konvensional
dalam
kegiatan
pengembangan Islam yang diterapkan oleh para kyai dalam pengajian keagamaan. Metode ini digunakan karena relatif mudah dan efisien. Dalam satu kali pertemuan dapat disampaikan materi ajar yang cukup banyak. Penerapan metode ceramah ini dimaksudkan sebagai upaya menyampaikan informasi tentang teori kebahasaan (Qawa'id), cara
pente~jemahan
yang baik, dan
yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
2) Tanya Jawab Metode tanya jawab sebagai kelanjutan dari metode ceramah. Setiap pendengar atau santri diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari penjelasan yang sudah/belum disampaikan ustadz. Dengan adanya kondisi yang sedemikian rupa secara spontan terjadi tanya jawab tentang suatu masalah atau dari materi pelajaran yang diterangkan. Materi yang diajarkan di Pesantren Luhur Sabilussalam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan (bahkan mendukung pemahaman tentang) materi yru1g para sru1tri pelajari di tempat kuliahnya. Oleh karena itu, metode tanya jawab dipandang urgen sekali dalan1 proses pengajaran. 3) Metode diskusi
Metode diskusi atau bisa juga disebut metode "musyawarah". Kegiatan musyawarah pada dasarnya merupakan ciri masyarakat madlani yru1g diajarkru1 oleh Rasulullah. Di Pesantren Luhur Sabilussalam metode diskusi digunakan dalrun pembelajaran ke-Islaman dan materi keagamaan. Penerapan metode ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap kritis dan pemahaman yang utuh tentang agama Islam. Hal ini sesuai dengan tuju311 pendidikan
68
yang ditetapkan oleh Pesantren Luhur Sabilussalam bahwa lulusannya diharapkan memiliki wawasan luas, berpikir kritis, dan berdedikasi tinggi, serta mencapai kemandirian tingkat berpendapat di bidang agama (muttabi '), tidak laqlid bula. Lebih jauh lagi, metode diskusi atau musyawarah juga dijadikan acara tetap dalam membicarakan program yang akan dilaksanakan di lingktmgan pesantren. Kegiatan ini dilakukan baik dengan melibatkan pengurns pesantren dan pimpinarmya maupun hanya internal para santri melalui organisasinya. 4) Mctodc Pcmbcrian Tugas.
Metode pemberian tugas atau resistensi dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Sebenarnya metode ini merupakan "ciri khas" dari pesantren mahasiswa ini. Hal ini sesuai dengan tujuan awal pimpinan pesantren yaitu menjadikan para santri mandiri dalam belajar terutama menyangkut belajar penterjemahan. 24 Metode resistensi diterapkan dalam bentuk pembelajaran Studi Naskah dan Penggunaan Kamus tllltuk tugas te1jemah atau mencari solusi suatu
masalah. 5) Metodc Pembiasaan!Habituasi
Metode pembiasaan merupakan cara membiasakan anak didik terhadap snatn ha! atau pelajaran. Melalui metode ini para santri dibiasakan tampil ceramah di depan orang banyak/masyarakat seperti dalam kegiatan khutbah jum'at, peringatan hari besar keaganman atau dalam program bulan Ramadhan seperti menjadi pembicara kuliah tujuh menit (kultum), kuliah subuh (kulsub), menjadi imam tarawih dan sebagainya. Berbagai jenis kegiatan yang bisa melatih kemasyarakatan santri ini telah dibahas di muka. Metode pembiasaan ini diterapkan juga dalam melatih kebahasaan para santri. Melalui organisasi santri (KMPLS) yang di koorclinasikan oleh Departemen Bahasa, semua santri dianjurkan berbahasa Arab dan Inggris selama berada di lingknngan pesantren.
69
6) Seminar
Sebenarnya metode seminar memiliki kesamaan dengan metode ceramah. Akan tetapi, metode seminar ini biasanya di lakukan dalarn sebuah ruangan yang lebih luas dibandingkan proses kegiatan pembelajaran di kelas. Di Pesantren Luhur Sabilussalam, metode ini diterapkan dalam rangka pengajian yang melibatkan semua santri (mahasantri) dan pemberi materinya adalah dosen/ustadz sepuh. Selain itu, metode ini pun digunakan dalam acara seminar yang dilakukan oleh para santri baik internal pesantren atau beke1ja sama dengan pihak luar. 7) Pcnulisan malrnlah
Metode penulisan makalal1 merupakan metode yang biasa dilakukan di perguruan tinggi. Penerapan metode ini bagi para santri di Pesantren Luhur Sabilussalam bukanlal1 ha! baru, karena mereka pun memiliki status sebagai mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Biasanya, pacla metode ini santri yang mendapatkan tugas sebagai pemakalal1 diwajibkan me-presentasi-kan makalahnya di depan guru dan teman-temannya. Setelah itu, pembelajanm dilanjutkan dengan cara diskusi. Metode-metode yang telal1 disebutkan bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikembangkan lagi. Perubahan-peruballan metode pengajaran yang diterapkan di pesantren tampaknya dipengaruhi oleh selera pengajar/ustadz. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki pesantren al-Muhqfadzah 'ala al-Qadim al-Shalih Wa al-
Akhdzu bi/ Jadid al-Ash/ah (memelihara hal-hal yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik). Dengan
menggunalcan
metode-metode
pengaJaran
tersebut
di
atas,
diharapkan lulusan Pesantren Luhur Sabilussalam menjadi ulama yang mengamalkan ilmunya (Amil Bi Ilmihi), berpikir kritis, berdedikasi tinggi, aktif dalam dakwah di masyarakat serta dapat mengembangkan lembaga-lembaga sosial dan pendidikan yang mencerdaskan masyarakat. 25
70
5. Jadual Kegiatan dan Tata Tertib di Pesantren Luhur Sabilussalam a. Jadwal Kcgiatan J adual kegiatan mernpalrnn serangkaian kegiatan yang dilakukan para santri
yang di tuangkan dalam bentuk jadwal harian. Di Pesantren Luhur Sabilussalam jadwal kegiatan mahasantri tertuang dalam tabel berikut:
Tabcl 7 Jadual Kegiatan Harian Pcsantrcn Lulmr Sabilussalam Periode 2007-2008 No
I-Iari Sen in
Selasa
Ra bu
Ka mis
Jum'at
Waktu
1
04 .3 0-04 .3 0
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
Qiyamullail
2
04.30-05.00
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
Shubuh*
3
05.00-05.30
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
-
4
05.30-06.30
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
Ngaji Pagi
5
06.30-07.00
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
6
07.00-17.00
Reguler
Reguler
Reguler
Reguler
Reguler
7
17.00-17.30
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
Muraja'ah
8
17.30-18.00
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Persiapan
9
18.00-18.30
Maghrib**
Maghrib**
Maghrib**
Maghrib**
Maghrib**
10
18.30-21.30
11
21.30-23.00
Ngaji Malam Stu di Mandiri
Ngaji Mal am Studi Mandiri
Ngaji Malam Stu di Mandiri
Mal am Studi Mandiri
12
23.00-04.30
lstirahat
Jstirahat
Jstirahat
Istirahat
Ngaji Malam Studi Mandiri -·-· Jstirahat
Ngaji
Keterangan: • * Berjama'ah di Pesantren • ** Berjama'ah di Masjid Darnssalam B. Tata Tcrtib
Tata tertib dipahami sebagai suatu peraturan w1tuk diikuti oleh pihak-pihak v:;ino tf'.rkflit Tf!tH te:rtih climHksnrlk:::in no-Hr nroRes keP-iatan vanP-
herlant1~n1nrr
danat
71
dalam tata tertib, maka konsekwensi bagi pelanggar adalah mendapatkan hukuman atau sanksi yang telah ditetapkan. Begitu pula dengan konclisi di Pesantren Luhur Sabilussalam C:iputat, pesantren mahasiswa ini memiliki tata tertib agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan sesuai clengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun bentuk tata tertib yang terdapat di Pesantren Lulmr Sabilussalam aclalah sebagai berikut:
TATA TERTIB PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM I.
Mabasantri wajib memenuhi semua tata tertib dan ketentuan yang telah ditetapkan (a,b,c)
2.
Mabasantri wajib mengikuti seluruh kegiatan yang dise:lenggarakan oleh pihak pesantren (a)
3.
Mahasantri wajib Shala! Subuh secara bcrjamaah di pesantren(a)
4.
Mahasantri harus mempersiapkan diri minimal 5 men it sebelum jam perkuliahan dimulai (a)
5.
Mahasantri yang mengikuti perkuliahan kurang dari 75% tidak diperkenankan mengikuti ujian dan akan cliberikan sanksi sesuai clengan ketentuan yang berlaku (b)
6.
Mahasantri hams berpakaian rapi clan tidak berambut gonclrong (panjang) ketika mengikuti perkuliahan di pesantren clan tidak boleh memakai kaos oblong (a)
7.
Mahasantri harus mendapat izin tertulis (tashrieh) kepacla pengurus pesantren bila berhalangan hadir untuk mengikuti kuliah (a,b)
8.
Mabasantri harus menjaga kebersihan, kerapihan clan ketenangan di lingkungan pesantren (a)
9.
Mabasantri wajib menjaga nama baik pesantren dengan ticlak me)akukan perbuatan yang mencoreng nama baik pesantren (b,c)
10. Sl)l!lma )lari perkuliahan aktif (Senin-Jum'at), TV waj'ib dinon-aktifkan antara
72
11. Tamu
wajib
Iapor
dan
tidak
diperbolehkan
mengganggu
aktivitas
perkuliahan/kegiatan yang ada di Sabilussalam (a) 12. KMPLS bersama pengurus hariannya membentuk jadwal piket harian di sekitar komplek Sabilussalam (a) 13. Bagi yang membawa komputer pribadi/laptop harap dikondisikan di ruang komputer dan lapor ke pengurus pesantren.
Ket.: (a),(b), dan (c) adalah jenis kategori sanksi yang akan diberikan untuk setiap pelanggaran tata tertib.
SANKS I Bila mahasantri melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di atas, malca alcan dikenakan sanksi sesuai dengan berat clan ringannya pelanggaran. Sanksi yang diberikan ada tiga kategori: (a)
Sanksi Ringan, yaitu berupa peringatan untuk tidak rnengulanginya
(b)
Sanksi Sedang, yaitu berupa peringatan tertulis yang disertai dengan penugasan atau denda sejumlah uang
Ci;:)
Sal)ksi llfr~t, f''
yqitti 4i\
:
.
•
,I
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pm1Jang hasil penelitian penulis mengenai Sistem Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat yang dibahas dalam bab daJJ sub bab sebelmru1ya, malca dapat penulis mnbil kesimpulan bahwa Pesantren Luhur Sabilussalam merupakan suatu bentuk lembaga pendidikan pesantren dengan
fenomena
baru,
karena
dalam
penyelenggaraan
pendidikmmya
menggabungkan antara sistcm pcndidikm1 pondok pesantren dengan sistcm perdidikaJJ perguruan tinggi yang berbasis mahasiswa atau yang disebut sebagai
Ma 'had Aly/Pesantren Luhur. Hal ini dapat dilihat dari beberapa unsur yang terdapat di dalam sistem pendidikan pesantren ini, yaitu tujuan pendidikan, kurikulum
yang
diterapkaJJ,
materi
ajar yaJJg diberikaJJ,
dan metode
pembelajaraJJ ym1g digunakan. Pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam bertujuan membentuk pribadi muslim yang
berakhlakul karimah, mampu memahami literatur
keislamaJJ yang berbahasa asing baik Arab maupun lnggris, daJJ mengm11alkm1 ilmunya di tengah masyarakat sehingga dapat berperan aktif dalm11 usaha memajukan agama Islmn dan negara. Keberadam1 pesaJJtren ini diharapkan akan menghidupkaJJ kembali tradisi alcademik di lingkungan pesm1tren dengan mengembangkm1 kajian-kajian yaJJg luas, mendalmn daJJ tuntas Kurikulum yang diterapkm1 di Pesm1tren Luhur Sabilussalam merupakan kmikulum mandiri/independen, artinya tidak mengikuti standar kurikulum manaoun. Dalm11 ha! ini. kurikulum disusun oleh oimoinm1 oesantren bersmna-
74
sama dengan para pengajar (dosen). Semua kegiatan yang dilakukan santri (mahasantri) baik di kelas maupun di luar kelas mengacu kepada kurikulum terapan yang baku dan dinamis. Materi pcndiclikan yang diajarkan di Pesantren Luhur Sabilussalan1 disusun berdasarkan pengembangan dari materi pokok (dasar) yang terdiri dari kajian ilmu keagamaan (ilmu tauhid, tafsir, fiqih, hadits) dan ilmu Qawa'id (nahwu, sharaf, dan balaghah). Buku panduan yang menjadi pengantar pembelajaran di pesantren ini adalah berbahasa arab disamping ada sebagian kecil saja yang berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Metode pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di Pesantren Luhur Sabilussalam sudah cukup variatif. Penerapan metocle dalam satu pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM) senantiasa disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan selera pengajar dan pese1ia didik yang terlibat langsung di dalamnya. Metode studi naskah clan penggunaan kamus dalam bentuk metode Resistensi merupakan metode khas dari pesantren ini. Karena di clalamnya, para santri clituntut untuk belajar mandiri dalarn rangka menambah pem-benclahara-an kata bahasa asing (Arab-Inggris). Pesantren Luhur Sabilussalam ini tennasuk tipe pesantren mahasiswa yang fungsi utamanya sebagai media pen gem bangan ilmiah. Yakni sebuah lembaga yang dengan sengaja cliclirikan bertujuan untuk mengembangkan clan rnelestarikan kualitas ilmiah. Sejak awal berclirinya pesantren ini bukan "menekan" para mahasiswa untuk menjadi santri. Tetapi lembaga tersebut "menawarkan" kepacla para mahasiswa atau sarjana, untuk menjacli santri. Sehingga haclimya para calon saijana, ataupun yang suclah jadi saijana ke dalam tatanan lembaga tersebut, adalah berclasar kesaclaran nurani ilmiah. Serta yang menjacli santri pacla pesantren tersebut, mayoritas para calon saijana atau saijana yang telah menyelesaikan stuclinya baik di clalarn maupun luar negeri, aclalah mereka yang pernah mengenyam penclidikan pesantren, atau juga mereka yang punya "ruh" penclidikan pesantren.
75
B. Saran Keberadaan Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat menurut penulis sangatlah positif. Sebab, dalam pergumulan pemikiran kampus dengan berbagai karakter dan pola pemikiran manusia, dan ditengah rusaknya mental dan keringnya spiritual akibat dampak globalisasi dan modemisasi, pendidikan pesantren ala kampus seperti ini sangatlah dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa. Namun meski demikian, dengan segala kekurangan penulis, ada beberapa saran yang hendak penulis sampaikan dengan harapan dapat menjadi masukan yang konstruktif dalam pengembangan pendidikan di pesantren. 1. Dalam sistem pendidikan, hendaklah lebih dapat dikembangkan sistem
pendidikan yang senantiasa melakukan inovasi dan rekontruksi dalam segala ha!. Untuk mendapatkan perbandingan dan pengetahuart inovasi yang dimaksud bisa dilakukan misalnya dengan cara melakukan studi banding dengan pesantren mahasiswa lainnya. 2. Menyangkut kurikulum pendidikan, ada baiknya materi pelajaran yang diberikan ditan1bah dengan materi yang lebih dapat digunakan dan diaplikasikan di tengah masyarakat, seperti ilmu fiqih dan lainnya. Selain itu, hendaknya kegiatan yang dilakukan pihak pesantren ditambah dengan kegiatan lain berupa pelatihan kewirausahaan dan pelatihan keterampilan skill lainnya.
3. Dalam ha! bahasa, sebaiknya tidak hanya uerhenti pada pembelajaran teori semata, akan tetapi bisa lebih ditingkatkan ke pembiasaan menggunakan bahasa asing dalam sehari-hari. 4. Dalam rangka mengembangkan bakat dan kemampuan para santri, hendaknya
para
pimpinan
pesantren
mau.
memfasilitasi
dan
mengkoordinir para santri berbakat untuk menerjemahkan kitab/buku yang berbahasa asing. Sehingga tujuan pesantren ini dalam mencetak oribadi vang memahami literatur bahasa asing bahkan para mutariim
76
5. Kepada pihak Yayasan Islam Sabilussalam, masyarakat, para pemerhati pendidikan, dan pemerintahan setempat sebaiknya lebih memperhatikan dan membantu kondisi pesantren seperti ini, baik dalan1 bentuk moril maupun materil. Sehingga proses pendidikan di pesantren dapat berjalan seperti yang cliharapkan oleh semua pihak.
.. -···------·--I l PERPUSTJl,Kfi..AN UTAIVIA UIN SYAHID JAKARTA_j
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M, Filsafal Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. JV
__, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000, cet. Ke-4 al-Munawwar, Said Agil Husein, Aktua/isasi Nilai-Nilai al-Qur'an dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2005, cet. I! Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 2000, cet. II Bruinessen, Martin van, Kitab Kuning, Pesanlren, dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1999, cet. III Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam da./am Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta: Prenacla Media, 2004, cet. I Darajat, Zakiah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Seka/ah, Jakarta: Ruhama, 1995, cet. II Departemen Pencliclikan clan Kebuclayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet. Ke-9 Dewan Asatidz, "Mengkaji Ulang Pondok Pesantren Mahasiswa, http://www. Hidaya-tullah.com, 20 Juni 2008. Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesan/ren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1994, cet. Ke-6. Ojaelani, A. Timur, Peningkatan Mutu Pendidikan Pembangunan Perguruan Agama, Jakarta: Dannaga, 1982 Djamaludin dan Abdullah Ali, Kapita Selekta Pendidikan Li/am, Bandung: CV. Pustaka Selia, 1999. Djuhan, M. Widha, "Urgensi Materi Sejarah dalam Pengembangan Kurikuium Pesantren", clalam Jurnal Cendekia, Vol. 4, No. 2 Juli-Desember 2006 Fathoni, Muhammad Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru), Jakarta: Di1jen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005.
78
Ghazali, Bahri, Pendidikan Pesantren Benvawasan Lingkungan, Pedoman llmu Jaya, 2001, eel. I
Jakarta:
Hasbullah, Kapita Se/ekta Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafinclo Persada, 1996 Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1988, eel. I Ma'shum, Saifullah (Eel.), Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saal ini, .Jakmta: Yayasan Islam al-Hamidiyah, 1998, eet. I Macljid, Nureholish, Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret .Pe1jala11a11, Jakaita: Paramadina, 1997, eet. I Mansur dan Mah l'ucl J unaecli, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan I.slam di Indonesia, Jakarta: Dcpag RI Di1jen Kelembagaan Agama Islam, 2005 Mastuhu, Dinamika Siste111 Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, I 994 Moleong, Lexy J., 1Yfetodo/ogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000, eet. Ke-13 Nafi', M. Dian (ed), Fraksis Pembelqjaran Pesantren, Yogyakarta: Forum Pesantren, 2007, eel. I an-Nahidl, Nunu Ahmad, "Pesantren clan Dinamika Pesan Damai", dalam Edukasi Jurnal Penelitian l'endidikan Agama dan Keagamaan, Volume 4, No. 3, JuliSeptember 2006. Nata, Abudin dan Fauzan, l'endidikan da/am Perspekt!f Hadits, Jakaita: UIN Jakaiia Press, 2005, ect. I Prawiranegara, Alamsyah Ratu, Pembinaan Pendidikan Agama, Departernen Agarna RI, 1992, eel. Kc-2
Jakarta:
Qomar, Mujammil, Pesantren dari Tramformasi Demokratisasi lnstitusi, Jakarta: Erlangga, 2002
Menuju
M.etodologi
Rahayu, Jin Tri dan Trisliadi Arcli Ardani, Observasi dan Wawancara, Malang: Banyumeclia Publishing. 2004, cet. I. Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan I.slam di Indonesia, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 200 I, cet.I Salam, Syamsir clan Jaenal Aripin, Metodo/ogi Penelitian Sosia/, Jakm1a: UIN l-L-.->.-
n .. ___
""lf\f\t:
-"'' T
79
Siradj, Said Aqiel, el.al, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, cet. 1 Steenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, te1:j. Karel A. Steenbrink dan Abdurrahrnan, Jakarta: LP3ES, 1994, cet. II Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet. I Tafsir, Ahmad, I/mu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007, cet. Ke-7 Tilaar, H.R.(Ed), Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru 70 Ta/nm, Jakarta: Gramedia. 2002 Tim Penyusun Karn us Pusat Pernbinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet. I Tim Penyusun, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta: Ditpekapontren Ditjen Kelernbagaan Islam Depag, 2003 Undang-Undang Rcpublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Di1jen Pendidikan Islam De:pag RI, 2006 Wahid, Abdurrahrnan, Islam Kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia Transformasi Keb11dayaan, Jakarta: The Wahid lnstitue, 2007, cet. I
dan
Wahjoetorno, Pergurucm Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema lnsani Press, 1997, Cet. l. Yasmadi, Modernisasi Pesanlren: Kritik Nurcho/ish lvfadjid lerhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat Press, 2002
z,
Zurinal dan Wahdi Sayuti, 1111111 Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar Pelakrnnaan Pendidilwn, Jakarta: UlN Jakarta Press, 2006, cet. I
Zarkasyi, Abdullah Syukri, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jaka1ia: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Ziemek, Manfred, Pesanlren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1986, cet. l.
KepadaYth. Ketua Jurusan Pendidikan Agarna Islam Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtnra saya sampaikan semoga Bapak senantiasc. dalam lindungan Allah SWT dan selalu sukses dalam menjalankan segala aktifitas sehari-hari. '
Saya yang bertanda tangan dibawah ini. Mama : Mumuh Mursidi NIM :104011000065 Fak/Jur/Smt : Tarbiyah/PAl/Vlll Dengan ini bermaksud mengajukan skripsi dengan judul: "SISTEM PENDIDtKAN DI PESANTREN LUIHJR SABILUSSALAM ClPUTAT" sCbagai bahan rerli1nbangan bersarna ini saya lrunpirkan: I. Out Linc 2. Bab I, ti, dan tll 3.
Daftar l'ustaka Scmcntarn
Demikianlah surat pengajuan ini saya ajukan, dengan iiarnpan semoga dapat diterima. Alas perhatian dan rekomendasi yang bapak berikan, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikurn Wr. Wb. Mengetahui, Dosen Seminar Proposal Skripsi
Pernohon ..
' " /:~[m
.Mum~'5idi .'
·~/-------
NIM. I 040 I I 000065
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ[ SYARIF HIDAYATULI,AH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
omor 95, Ciputat 15412, Indonesia Nomor Lamp. Ha I
Kepada Yth. 1. Prof. Dr. Abdurrahman Ghazali, MA 2. Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan l<eguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assa/amu'alaikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Mumuh Mursidi
NIM
104011000065
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
VIII
Judul Skripsi
Sistem pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 29 Mei 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak /kurang sesuai. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan . Alas perhatian dan kerja sama Saudara, kami uc:apkan terima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SYARlF HIDAYATULJLAH JAKARTA
Kepada Yth: Kepala Pesantren Luhur Sabilussalam di Tempat
Assa/amu'a/aikum wr. Wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Mumuh Mursidi
NIM
104011000065
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
VIII
Judul Skripsi
Sistem pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keouruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (rise!) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
\
Vs-ti.• 4Aid ....-
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahaslswa yang bersangkutan
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SYARlF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kepada Yth: Kepala Pesantren Luhur Sabilussalam di Tempat Assalamu'alailwm wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Mumuh Mursidi
NIM
104011000065
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
VIII
Judul Skripsi
Sistem pendidikan di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Ke!JLiruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan Wawancara di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalam melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terirna kasih. Wassalamu'a/aikum wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
Bismillahin-ahmanirrahim Yang bertandatangan di bawah ini Pengurus Harian Pesantren Luhur Sabilussalarn Ciputat menerangkan bahwa:
: Munrnh Mursidi
Narna
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 19 Agustus 1986 Perguruan Tinggi
: Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayaiulla:h Jakarta
Fakultas
: Ilnm Tarbiyah clan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
NIM
: 104011000065
Nama tersebut benar telah mengadakan penelitian di Pesantren Luhur Sabilussalarn Ciputat da lam rangka penulisan Skripsi be1judul "Sistem Pendidikan Di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat". Demikian surat keterangan m1 kami buat kepada yang bersangkutan untuk digunakan sebagaima:na mestinya.
Ciputat, 09 Juni 2008 Pengurus Harian PERPUST"'KAAN lJTAMA '--- UIN SYAHIO JAKARTA
~.. "'...._,
~
Dede Abdul Fatah, SHI., M.SI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Prof Dr. H.D Hidayat, M.A
Pekerjaan
: Dosen (Gum Besar) UlN SyarifHidayatullah Jakarta
Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa: Nama
: Mumuh Mursidi
NIM
: 104011000065
Jumsan/Semester
: Pendidikan Agama Islam/IX
Fakultas
: llmu Tarbiyah dan Keguruan
Perguruan Tinggi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama tersebut telah melaln1kan wawancara dengan saya dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul SL':JTElvl PENJ>IJ>IKAN ])/ PESANTREN LllllUR SABILUSSALAi1'f
CIPUTAT. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 02 September 2008
~A_~'\.
--
Prnf. Dr. H.U Hidayat, M.A
CATA TAN LAPAN GAN PENELITIAN "SISTEIVI PENDIDIKAN DJ PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM" NamaSubjek Jabatan Hari/tanggal Waktu Tempat
: Prof. Dr. H.D Hidayat, M.A : Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam : Selasa/ 02 September 2008 : Pk!. 08. 00-08.45 : Rumah Pribadi di Komplek Dosen Pasca Sarjana
Suasana tempat wawancara: Suasana ruangan hening dan tenar1g. Kami berada di ruang J!amu berukuran 3 x 5 111,
dengm1 kondisi ruangan: dinding bercal pulih, l<mlan keramik pulih dan
dilengkapi dengan bunga-bunga dan hiasan yang tertala rapi. Peneliti dengm1 informan duduk berhadapan di kursi sofa.
Alat-alat yang ada di tempat observasi/wawancara: Meja tamu yang di atasnya te1tata rapi bunga dan asbak, di pojok ruangar1 terdapat guci dan pot bunga Di sebelah guci ada sebuah meja kerja yang di atasnya terdapat buku-buku dan arsip.
Orang-orang di tempat observasi/wawancara (selain s111bjiek): Hanya peneliti dan inforrnan saja yang ada di ruangan tersebut. Adapun anggota keluarga Bpk. HD. Hiday at yang lain ada di ruang tengah dan di kamar.
Gerak-gerik su b.iek: Informan terlihat rarnah dari awal peneliti mengadakan kontak wawancara dengannya Dengan nada bicara yang tenang dan jelaE• beliau memberikan jawaban terhadap beberapa perlanyaan yang peneliti ajukan.
Pakaian Subjek: Baju kaos berkerah warna pulih, memakai sarung dan tanpa peci.
Peneliti,
\:~f%di
KUTIPAN WA WANCARA fJENGAN DIREKTUR PESANTREN LUHUR SABlLUSSALAlW CIPUTAT Interviewee Jabatan Hari/tanggal Waktu Tempat I. Tanya:
: Prof. Dr. H.D Hidayat, M.A : Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam : Selasa/ 02 September 2008 : Pk!. 08.00-08.45 : Rumah Pribadi di Komplek Dosen Pasca Swjana Apa
yang
melatar
belakangi
berdirinya
Pesantren
Luhur
Sabilussalam? Jawab: Keinginan pendirian pesantren ini sebenamya telah ada jauh sebelum
Yayasan Sabilussalam dibentuk. Oulu, pak H.M. Mansyur (salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam-pen.) ketika masih menjalani studi S l di IAIN SyarifI-lidayatullah Jakarta punya cita-cita ingin mendirikan pesantren. Waktu itu ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab diantanya saya (Bapak H.D. Hidayat), pak S. Shodikin, dan pak Fahrurrozi punya. kegiatan dakwah keliling melalui pengajian mingguru1 secara bergilir di sekitar daerah Krunpung Utan. Dari jalan dakwah itulah akhimya ada salal1 seorang warga yang mewakalkan tanahnya untuk kepentingan dakwah. Dan dru·i modal tanal1 itulah pak Manshur merekrut para orang tua untuk mendirikan lembaga pendidikan. Yang pertama kali dibentuk ketika itu adalah sebual1 lembaga yayasan, ya Yayasan Sabilussalam itu. Pertruna dibentuk Raudhatul Athfal (TK), kemudian dibangun Madrasah Diniyyah, dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalarn.
2. Tanya: Mengapa diberi namaSabilussalam? Jawab: Ini dalam rru1gka tafa'ul.
Diambil dari kata Subulussalam,
dimufradkan jadi Sabilussalam. Penamaan ini hasil kesepakatan pimpinan ketika itu. Sekarang bisa saja maknanya berkembang, supaya kita semua mendapatkan hidayal1 menuju jalrui keselaniatan (arti dari Sabilussalam). 3. Tanya: Siapa saja para pendiri/pencetus berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalrun?
Jawab: Para pencliri pesantren ini antara la111: Prof. Dr. H.A.R. Partosentono, Prof Ors. H. Chatibul Umam, Drs. H. Muchsin lclham, Drs. H. Ibrahim Gade, Drs. H. Mohammad Mansyur, H. Ir. A Sjofjan, clan J. Rosyadi. 4. Tanya:Apa !L\juan clidirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam? Jawab: Tujuan cliclirikannya Pesantren ini sejak awal berdiri ada 4 hal, yaitu: a) Membantu usaha Pernerintah Republik Indonesia dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan clan sosial. b) Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa, clan agama serta bertaqwa kepada Allah SWT. c) Mencetak pemikir Islam yang mampu memahami clan mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik, pertengaban, maupun zaman kontemporer yang terclapat pacla buku-buku yang berbahasa Arab. cl) Menclidik kacler ulama yang mendalan1i (takhassus) ilmu keagarnaan clan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini 5. Tanya: Apa visi-misi Pesantren Luhur Sabilussalam? Jawab: Visi clan misi Pesantren Luhur Sabilussalam seperti yang tercantum dalam Bula.1 Pedoman
yaitu: Visi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
adalah: "J\1elahirkan generasi Islam yang memiliki pemahaman yang integral
tentang Islam
serta
mampu
memberikan solusi bagi permasalahan
masyarakat dan ummat dengan bersandarkan pada Al-Qur 'an dan AlHadits ".Sedangkan Misi Pesantren Luhur Sabilussalam aclalah: I) Membina pribadi muslim yang mampu memahami clm1 mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar clari zaman klasik pertengahan maupun zaman kontemporer yang terclapat pacla buku-buku yang berbahasa arab. 2) Mencliclik kader ulama yang menda\an1i (takhassus) i\mu keagamaa.n clm1 kebahasaaraban, karena semakin lm1gkanya ulama pada dewasa ini. 3) Menumbuhkan kepekaan clan rasa tanggung jawab terhadap masalah sosial masyarakat
6. Tanya: Sctiap pesantren urnurnnya rnemiliki karakteristik dari tujuan pembelajarannya, bagaitmma dengan Pesantren Luhur Sabilussalam?
Jawab: Ya sarna, kita pun punya ciri khas tersendiri dalam tujuannya yaitu dalam segi kebahasaaraban. 7. Tanya:
Bagaimana
perekrutan
guru/pengajar
di
Pesantren
Luhur
Sabilussalam, adakah syarat-syarat khusus yang harus dimiliki?
Jawab: Perekrutan guru dengan earn meminta kepacla mereka yang kita kenal. Kita bilang ke calon guru bahwa modal kita aclalah ikhlas karena di sini (pesan!ren) nggak ada gaji. 8. Tanya: Mengapa sebutan untuk pengasuh pesantren adalah "Direktur". bukan kyai?
Jawab: Karena saya nggak mau disebut kyai saja. Kalau kyai kan harus tinggal di situ (sekitar pesantren). Sedangkan saya? .. kalau saya nggak itu 9. Tanya: Adakah batas rnasa jabatan pimpinan/pengasuh Pesantren Luhur Sabilussalarn? Kaptm (iika ada)?
Jawab: Tidak ada
l 0.
1~anya: Bagai1nana
profil alun1ni Sabilussala111 yruig bapak harapkan sebagai
seorang pengasuh pesantren"
.Ja,vab: l(ita ingin para ah1n1ni bisa rnengen1bangkan pesantren atau len1bagalembaga pendtdibm lslam. b1sa mandin. mau aktir di rnasyarakat. Ya .. bisa dibilang jadi kyai lah. Karena pegawai (baik negeri maupun swasta) bukan luj uan karni.
lnlervie,vee
Prot: Br. H.D Hidayat, M.A
SURAT IffiTERANGAl~ Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dede Abdul Fatah, SH1.,M.Si.
Pekerjaan
: Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum U1N Syahid Jakarta
Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa: Nama
: Mumuh Mursidi
NIM
: 104011000065
Jurusan/Semester
: Pendidikan Agama Islam/IX
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Perguruan Tinggi
: UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Nama tersebut telah melakukan wawancara dengan saya dalam rangka penyusunan skripsi yang
be~judul
SISTEJII PENDIDIKAN DI PESANTREN LUJIUR SABJLU.<;:}'ALAM
CIPUTAT. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 02 Agustus 2008
Q:~ Dede Abdul Fatah, SHT.,M.Si.
CATATAN LAPANGAN PENELITL\N "SISTEM PENDIDIKAN DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM" Nama Subjek Jabatan Hari/tanggal Waktu Tempat
: Dede Abdul Falah, SHL,M.Si. : Pengurns Harian Pesantren Luhur Sabilussalam : Sabtu/ 02 Agustus 2008 : 12.30 WlB : Kantor Pengurus Pesantren Luhur Sabilussai.am
Suasana tempat observasi/wawancara: Sepi, sejuk. Ruangru1 kantor berukurmi 3x4 m dengru1 Jantai keramik putih dan dinding hereat krem Kami duduk di kursi. Kantor ini bersebelahan langsung dengan kamar tidur pengurus, yang hanya dihalangi lemari buku dan lemari baju. Selain sebagai kruitor, tempat ini berfungsi j uga sebagai ruang tamu dan perpustakaan mini.
Alat-alat yang ada di tempat observasi/wawancara: Di depan peneliti terdapat sebuah meja dan rninuman se11a 3 kursi kosong dan I kursi yang digunakan oleh subjek. Di sebelah kiri saya terclapat lemari buku dan berbagai kitab bacaru1. Sedangkan disebelah hnan saya terdapat 1 meja kerja yang di atasnya terdapat laptop, berbagai arsip absensi
mah~JSantri
dan dosen serta
alat tulis lainnya.
Orang-orang di tempat observasi/wawm1ca1·a (selain suh.iek): Hanya saya dan informan s
Pakaian Subjek: Kaus berwama merah dru1 berkerah biru, celana panjang benvama hitam.
Gerak-geiik subjek: Saa! menjelaskru1 tru1gan
su~jek
ikut bergerak. Bawaannya !enang, rarnah, dan
disertai senyum rarnah. Peneliti,
KUTIPAN WA WAN CARA DENG AN Pll<:NGURUS PESANTREN LUHUR SABllLUSSALANl ClPUTAT Pe\va\vat1cara : Murnuh Mursidi
Res po den Jabatan Hari/tanggal Waktu Tempat
: Dede Abdul Fatah, SHI.,M.Si. : Pengurus Harian Pesantren Luhur Sabilus>alam : Sabtu/ 02 Agustus 2008 : 12.30WIB : Kantor Pengurus Pesantren Luhur Sabilussalam
I. Tanya: Kurikulum apa yang digunakm1 di Pesantren Lulmr Sabilussalam? Jawab: Kurikulum yang digunakan di pesantren ini merupakan kurikulum mandiri, artinya kurikulumnya ditetapkan oleh pimpinan pesantren bersama para pengajar (dewan asatidz) 2. Tanya: Metode apa saja yang digunakan dalam sistem pengajaran di Pesantren Luhur Sabilussalam? Jawab: Metode yang digunakan dalam proses pembel[\jaran beragam, diantm·imya adalal1: a) Ceramah b) Tanya Jawab c) Metode diskusi cl) Metocle Pemberian Tugas.
e) Metocle Pembiasaan/ Habituasi f) Seminar
g) Penulisan makalah 3. Tanya: Bagaimana earn mengevaluasi hasil belajar para santri? Jawab: Evaluasi clilakukan dengan cara memberikan soal u!angan yang dilakukan persemester (Ujian Akhir Semester-VAS). Baik dilakukan clalam bentuk les lul is maupun lcs lisan. 4. Tanya: Bagaimana proses seleksi masuk para santri? Jawab: Kita melakukan !es masuk bagi orang yang mau belajar di pesantren ini. Tes dilakukan melalui dua tahap, yaitu tes tulis bernpa soal-soal tentm1g kebahasaan, arab dan inggris. Tahap kedua, melalui tes lisan (interviewe)
seputar kesiapan dalam belajar clan melengkapi adrninistrasi pesantren. Saat ini kita sedang rnembuka pendal\aran santri baru periode 2008/2009. 5. Tanya: Kapru1 dru1 berapa lama waktu pembelajru·an di pesantren ini? Jawab: Dalam satu kali KBM biasanya diberikan alokasi waktu selama 1,5
jam Dan proses KBM ini dilakukan dalam seminggu 5 hari saja yaitu dru·i hari Senin sampai Jum'at. Waktu belajar yang dilalrnkan adalah malarn (ba'da maghrib dan Isya') dan ba'da subuh. Hal ini untuk rnenyesuaikan jadwal kuliah mereka di kampus. 6. Tanya: Berapa ial1lm lamanya santri belajar di pesantren? .Tawab: Para santri belajar di sini selama 2 talwn atau 4 semester.
7. Tanya: Berapajmnlah santri yang ada saat ini? Jawab: Untuk talmn ajaran 2007/2008 jumlah santri ada. 26 santri, dengan 20
orang putra dan 6 orang putri. 8. Tanya: Fasilitas apa yang dimiliki di pesantren ini? Jawab: Fasilitas fisik yang dimiliki pesru1tren saat un antara lain: asrama
untuk pengurus pesantren dan sru1tri putra, 2 ruang kelas untuk belajar, rnushalla, dan perpustakaan. Selain itu, kami juga memiliki 2 unit komputer yang bisa dioperasikan.
9. Tanya: Bagairnru1a struktur organisasi di pesantren? Jawab: Struktur organisasi Pesantren Luhur Sabilussalam terdiri dari Direkiur
Pesantren, Pengurus Harian yang be1jurnlah 3 orang, Dewan Asatidz, drui Mal1asruitri. Mengenai bagan bisa dilihat sendiri dalam struktur yruig telal1 dipajang. 10. Tanya: Kegiatru1 kemasyarakatan apa saja yang dilakukan pesru1tren/santri? Jawab:Kegiatan kemasyarakatan yru1g dilakukan para sru1tri drui pihak pesantren antru·a lain: a) Pengajian bapak-bapak dru1 rernaja
b) Mengadakan jadwal muadzin, bilal, imam dan khatib Jum'at di Masjid Darussalam c) Mengajak pru-a santri untuk ikut serta dalam kegiatan tahlilan dan ta'ziah di lingkungan Gg. Bacang bila ada warga yang meninggal d) Mengadakan Peringatan Hari Besru- Kr:agamaan (PHBI) di lingkungan masyru-akat Gg. Bacang bekerja sama d011gan para remaja dan Dewan Kemakmuran Masjicl (DKM) Masjid Damssalam e) Mengadakan penyembelihan dan penyaluran hewan qurban pada I-Iari Raya Idul Adha f) Khusus pada bulan Ramadhan, para santri dijadikan petugas Imam,
Bilal, dan penceramah Kultum Shalat tru-awih atau Kulsub (Kuliah Subuh) di berbagai tempat. g) Mengadakan Pesantren Kilat untuk anak-anak dan Remaja, beke1jasama dengan Masjid Darussalam
Interviewer
~v
Mumuh Mursidi
Interviewee
Dede Abdul Fatah, SHI.,M.Si.
SURAT I<.ETERANGA1'T Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ahmad Luthfi
Peke1jaan
: Mahasiswa UlN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa: Nama
: Mumuh Mursidi
NIM
: 104011 000065
Jumsan/Semester
: Pendidikan Agama Islam/IX
Fakultas
: Jlmu Tarbiyah dan Keguruan
Perguruan Tinggi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama tersebut telah melakukan wawancara dengan saya dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul S!STElI·f PEND!D!KAN DI PESANTREN LUHUR SABJLUSSALAJl,f
C!PUTAT. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN "SISTEM PENDIDIKAN DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM" NamaSubjek Jabatan Hari/tanggal Waktu Tempat
A Luthfi Ketua Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalarn (KMPLS) Sclasa' 26 Agustus 2008 Pk!. 15.30 - 14.00 Ruang Komputer Pesantren Luhur Sabilussalam.
Suasana tempat observasi/wawancara: Sepi, sejuk. Ruangan kantor berukuran 2x3 m dengan lantai keramik putih dan dinding hereat krem. Di ruangan ini kami berbincang dengan beralaskan lantai.
Alat-alat yang ada di tcmpat observasi/wawancara: 2 buah unit komputer serta beberapa lem.11·i tempat menyimpan berkas-berkas
pesantren dan KMPLS.
Orang-orang di icmpat observasi/wawancara {selain subjek): Ketika itu, inforrnan didampingi ternannya yang sarna-sama pengurus KMPLS. Para santri yang lain sedang berada di kamar masing-masing, dan ada sebagian yang masih di karnpusnya.
Gerak-gerik subjck: Pembawaannya tenang, ramah, dan mampu berkomunikasi dengan baik sehingga pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dapat dijawab dengan baik. Sesekali meminta temannya untuk menunjukkan beberapa hal yang peneliti perlukan terkait pertanyaan yang diajukan, seperti bagan struktur organisasi KMPLS dan arsip-arsip lainnya.
Peneliti,
~/~.
~~1N'G1".;idi
KUTIPAN WA WANCARA DEN GAN KETUA SANTRI PESANTREN LUHUR SABJ[LUSSALAM CIPUTAT Pewawancara Respoden Jabat an
Mumuh Mursidi Ahmad Luthfi Ketua Umum Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam (KMPLS) Selasa/ 26 Agustus 2008 Pk!. 15.30- 14.00 Ruang Komputer Pesantren Luhur Sabilussalan1.
Hari/tanggal Waktu Tempat
I. Tanya: Bagaimana Jadwal kegiatan mahasantri sehari··hari?
Jawab: Jadwal kegiatan maliasantri sehari-hari, pada pagi hari mereka mengikuti perkuliahan di karnpusnya masing-masing, dan sorenya ba'da maghrib mereka mengikuti aktivitas kegiatan di pesantren. 2. Tanya:
Bagaimana mekanisme pemilihan pengurus
orgru1isasi
santri
(KMPLS)? Jawab:
Mekanisme
pemilihan
pengurus
KJv!PLS
dilakukan
melalui
musyawaral1 mahasantri atau MUI-JAR! yang dilakuklU1 setiap I tahun sekali. Dalam MUHARJ kita memilih ke!ua, sekretaris, dru1 bendahara. Untuk bagian depruiemen-departemen mereka yang terpilih itulah yang memililmya. 3. Tanya: lurru1 apa saja yang diwajibkan pesru1tren bagi para santri? Ja1vab: J\1a11asan1.ri di\vajibkan 1nen1bayar iuran ..iuran ya11g ditetapkan oleh pihak pesantren dan KMPLS, yaitu berupa pembayru·an uang bangunan ketika pertama kali masuk, SPP setiap bulru1, kas KIVIPLS, dru1 rnembayar air galon. 4. Tanya: Menurut lU1da bagaimana rnateri pelajaran yang diajarkan di pesantren ini? Adakah usulan ke arah yang lebih baik? Jawab: Cukup baik, mendukung pemaliaman kami ketika belajm· di kampus. Kalau bisa diberikan materi-materi yang lain yang sekiranya dapat diaplikasikan di tengal1 masyarakat, seperti ilmu fiqih. 5. Tanya: Menurut anda bagaimana Metode pengajarfil1 yang digunakfil1 di pesru1tren ini? Adakal1 usulan ke arah yang lebih baik?
Jawab: Metode yang dilerapkan cukup baik dan menyenangkan, tapi kami
usulkan agar para dosen bisa lebih kreatif clan inovatif dalam menyarnpaikim materi, sehingga para santri tidak merasa jenuh dalam mengikuti dan memahami nmlcri. 6. Tanya: Bagaimana Struktur kepengurusan KMPLS? Jawab: Struklur kepengurusan
Keluarga Maliasimtri Pesantren Lulmr
Sabilussalam (KMPLS) terdiri dari Pembina (dari Pengurus Pesantren), Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Departemen-departemen. Departemen yang menjadi kepengurnsan KMPLS ada 5, yaitu Departemen Keilmuan, Departemen Keagamaan, Departemm Bahasa, Departemen Olah Raga dan Seni (ORSENI), Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan, dan Departemen Keputrian.
Interviewer '
un~~cli
GA!VIBARAN DAN KONDISI lf!V!Ul\il PESANTREN LUHUR SABILUSSALAl\il CIPUTAT
Gedung Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
T
.
di!f
~
~. ,~l~\\\\t- I n
l
i
~-
Ruang Asrama Santri Putra
'
'
,~····,.., ··.-.· 1 -'f I_/
\'
..••
'
Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam
Kondisi Ruang Kantor Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
Kitab-kitab di Perpustakaan Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat