PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI MTS NEGERI PARUNG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh :
KHODIJAH NIM : 207011000497
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1433 H
l!:$
l'
LEMBAR PERSETUJUAI\I PEMBELAJARAN BACA TT]LIS AL-QUR'AN DI MTS NEGERI PARI'NG Slaipsi DiajukanKepadaFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan Untuk MemenuhiPersyaratanMemperoleh GelarSarjanaPendidikanAgamaIslam(S.Pd.I)
Oleh: KHODIJAH NIM : 207011000497
Abdul Ghofur. MA NIP : 19681208 199703I 003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UMVERSITAS ISLAM NEGBRI (TJIN)
SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 20r3M/ 1433H
/
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGAI\ SKRIPSI SkripsiberjudulPembelajaranBaca Tulis Al-Qur'an di MTsN Parung disustmoleh Khodijah,NIM :207011000497,JurusanPendidikanAgamaIslam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Telah melalui bimbingandan dinyatakansah sebagaikarya ilmiyah yang berhakuntuk diujikan padasidangmunaqasahsesuaiketentuanyang diterapkanoleh fakultas.
Jakarta08 Januari2013
Yangmengesahkan
Pembimbing
Abdul Ghofrrr.MA I 003 NIP: 19681208199703
-1. .{ t :
j
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul : "Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an di MTs Negeri ParungonNIM : 207011000491diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosahpada tanggalT
Apnl2013, dihadapandewan
penguji. Oleh Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S. Pd. D
dalam bidang PendidikanAgama Islam.
10Mei 2013 Jakarta. PANITIA UJIAN MUNAQOSAH Ketua Panitia(KetuaJurusan/Prodi) M. Ag Bahrissalim. 199803I 002 NIP : 19680307
Tanggal
rr
Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Progam t,udt)_
Drs.Sapiudin Shidiq.M. As 200003I 001 NIP: 19670328
PengujiI Dr. Sururin.M. Ag NIP : 19710319 199803 2 001
.,
rt
!/r-'' ?
l"b /utt /f
PengujiII Drs MasanAF M. Pd N I P : 1 9 5 1 0 7 1169 8 1 0 1 3005
,A/ - )otA ,
dan Kezuruan
198103I 001 :19520520
F
,t" l
SURAT PERNYATAAN Sayayang bertandatangandibawahini : Nama
: Khodijah
NIM
:207011000497
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Menyatakan Dengan Sesungguhnya
Bahwa Skripsi yang berjudul PembelajaranBaca Tulis Al-Qur'an di MTs Negeri Parungbenarhasil karya sendiridibawahbimbinganDosen : Nama
:Abdul Ghofur,MA
NIP
199703 | 003 : 19681208
DosenJurusan:PendidikanAgamaIslam Denganini juga sayamenyatakanbahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S.Pd.I) di UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. 2. Semua sumberyang saya gunakandalam penulisanskripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullanJakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkanUndang-undangyang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J akarta. Jakarta,13 Mei 2013
-tfsfrffiw -r'AF87
wr_ ABF477s3o702
ffiWW: Kbodijah NIM: 207011000497
ii
ABSTRAK NAMA NIM JURUSAN
: KHODIJAH : 207011000497 : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI MTs NEGERI PARUNG Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an di MTs Negeri Parung. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa, yang diambil dari hanya kelas VIII. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasikan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban. Langkah pertama adalah menyeleksi data. Data yang disebarkan kepada siswa kelas VIII yang berjumlah 40 siswa dalam bentuk angket harus dikembalikan dalam jumlah yang sama dan semuanya dapat di olah. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan tabulasi frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase, sehingga kecenderungan setiap jawaban dapat diketahui dengan kemungkinan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan prosestasenya. Dengan demikian kesimpulannya Bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an cukup baik, tetapi terdapat kelemahankelemahan pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yaitu peragaan yang dilakukan guru belum memberikan kontribusi belajar terhadap pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran, guru tidak selalu memberikan pertanyaan mengenai materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sebelumnya, kesulitankesulitan siswa dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, kurangnya perhatian guru terhadap kondisi masing-masing siswa baik dalam penyampaian materi maupun pemantauan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Baca Tulis AlQur’an cukup baik. Dalam kaitannya dengan Baca Tulis Al-Qur’an terhadap siswa dan juga pelaksanaan pengajaran peran pihak sekolah dan guru Baca Tulis AlQur’an dapat memberikan kontribusi yang besar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal membaca huruf Al-Qur’an dengan tartil serta penulisan ayat-ayat Al-Qur’an agar lebih maksimal. Bahwa langkah dan upaya yang direkomendasikan untuk dilaksanakan adalah: pertama jangka pendek yaitu mengembangkan metode yang variatif, releks, mengembirakan dan menyenangkan, juga menerapkan metode perpaduan secara intens berbasis peserta didik. Kedua, jangka panjang, yaitu penggunaan metode khusus (Iqra, dll) yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim… Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, hidayah dan kasih sayang-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia dalam memperjuangkan agama Islam sehingga dapat kita rasakan dan imani sampai sekarang. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Ilmu tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis hanya mampu menyampaikan terima kasih yang terdalam dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada Drs. Sapiuddin Shidiq. M.Ag sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya tak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang sebesarbesarnay kepada semua pihak yang ikut membantu, diantaranya: 1. Bapak Prof. Dr.H. Rif’at Syauqi Nawawi,MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Bahrissalim, M.Ag Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Abdul Ghofur, MA. Selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap penyelesaian skripsi ini.
iv
4. Seluruh Dosen dan Stap Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang telah tulus memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis belajar di UIN syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Hj. Eti Munyati sebagai kepala Sekolah MTs Negeri Parung yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian disekolah tersebut dan memberikan bantuan di dalam pelaksanaan penelitian. 6. Ibu Habibah, Sag Selaku Guru BTA yang telah membantu penulis ketika mengadakan penelitian. 7. Orang tua penulis Ibunda tercinta Hj. Jamsiah dan kakanda tersayang Basri Susanto, S.Pdi yang telah memberikan kasih sayang dan selalu mendoakan sehingga penulis bisa menjalani semua dengan motivasi yang mereka berikan dan terima kasih atas segala sesuatu yang telah diberikan baik berupa materil yang tidak terhitung dan tidak ternilai harganya. 8. KH. Anwar Hidayat SH, MH, MM dan keluarga yang telah membantu penulis baik secara materi, doa, suport, dan kasih sayang yang tidak ternilai
harganya
dan
tidak
terhitung
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 9. H. Wahdan dan keluarga yang telah membantu penulis baik secara materi, doa, suport, dan kasih sayang yang tidak ternilai harganya dan tidak terhitung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Yusuf Fauzi Rahman dan Ayu Lestari yang telah membantu penulis baik secara materi, doa, suport, dan kasih sayang yang tidak ternilai harganya dan tidak terhitung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Sifa Fauziah, Nurhafifah, Maria Sapriyanti, Siti Nurjanah, Asmidah Yunita, Mar’atujakiyah, Tatik Susanti, Iin Inayah, Lina Listianingsih, Ria Astuti, Rifa Rizkia, Siswati, Arif Nurhakim, Amsir Maulana, Muhammad Yazim dan Seluruh kawan-kawan angkatan 2007 Jurusan PAI Khususnya kelas A dan B yang telah memberikan Motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
v
12. Seluruh Santriawan-Santriwati Darul Ulum Susilawati, Prilly, Zainab, Dina dan lain sebagainya yang selalu memberikan motivasi kepada penulis, dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun mempunyai kontribusi terhadap skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih. Semoga jasa dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis akan mendapat balasan yang layak dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiyah ini baru pertama kali dilakukan. Tentunya kalimat ketidak sempurnaan tidak dapat dielakkan baik dari segi sistematika penulisan, isi, maupun teknik penulisan. Oleh karena itu selama masih hidup dan terus belajar penulis dengan ini membuka diri untuk menerima kritikan yang membangun sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan penulis dalam melanjutkan penulisan karya ilmiah dikemudian hari.
Jakarta, 08 Januari 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………….viii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 8 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 8 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .............................................. 8
BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................ 10 A. PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN ................................... 10 1. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 10 2. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an ........................................................ 14 3. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ........................................................ 17 B. METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN .................. 18 1. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................................ 18 2. Aspek-Aspek Metode Pembelajaran. ................................................. 19 3. Materi-Materi dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ................. 23
ix
C. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS ALQUR’AN .................................................................................................. 33 1. Metode Umum .................................................................................... 33 2. Metode khusus ................................................................................... 35 3. Metode PAIKEM ............................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39 A. Bentuk dan Metode Penelitian ........................................................... 39 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 40 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 40 D. Variabel Penelitian .............................................................................. 41 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 46 A. Gambaran Umum MTs Negeri Parung ..................................................... 46 1. Sejarah Singkat MTs Negeri Parung .................................................... 46 2. Visi dan Misi MTs Negeri Parung ........................................................ 46 3. Keadaan Siswa ...................................................................................... 47 4. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 47 B. Deskripsi Data .......................................................................................... 48
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66 A. Kesimpulan ............................................................................................... 66 B. Implikasi .................................................................................................... 66 C. Saran-Saran ............................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 1
Indikator Data ................................................................................. 41
Tabel 2
Keadaan siswa MTsN Parung menurut jenis kelamin .................... 47
Tabel 3
Sarana dan Prasarana Pendidikan di MTsN Parung ......................... 48
Tabel 4
Guru mengadakan percobaan yang dapat diamati oleh pada pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ...................................................... 49
Tabel 5
Guru menunjukkan media gambar makhrijul huruf pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ................................................ 50
Tabel 6
Siswa memperhatikan dengan baik saat guru memberikan materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ................................................ 50
Tabel 7
Siswa senang mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ........ 51
Tabel 8
Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an tanpa rasa beban ................................................................................................ 52
Tabel 9
Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an karena ingin mandapat hadiah atau pujian dari guru ............................................ 52
Tabel 10
Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an menambah keinginan siswa untuk belajar .................................................................................... 53
Tabel 11
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ................................................ 54
Tabel 12
Guru ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ............................... 54
Tabel 13
Siswa memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ............................................................................... 55
Tabel 14
Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya .............................................................................. 56
Tabel 15
Guru menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ......................................................................................... 56
Tabel 16
Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Quran ......................................................................................... 57
Tabel 17
Siswa yang belum memahami materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an diberi tugas tambahan .................................................... 58
ix
Tabel 18
Guru mengelompokkan siswa sesuai kemampuan .......................... 58
Tabel 19
Guru memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur’an secara individual ......................................................................................... 59
Tabel 20
Guru mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan perbuatan ......................................... 60
Tabel 22
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ................................................ 60
Tabel 23
Guru memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya ................. 62
Tabel 24
Guru menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan realita kehidupan sehari-hari ............................................................ 62
Tabel 25
Guru menegur siswa
yang sedang melamun pada saat
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sedang berlangsung, sehingga siswa menjadi konsentrasi ............................................................... 63 Tabel 26
Kerja kelompok yang dilakukan siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik .............................................................................. 64
Tabel 27
Guru memberikan uraian tentang materi pelajaran Baca Tulis AlQur’an diikuti dengan penilaian ...................................................... 64
Tabel 28
Setelah kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an guru mengadakan ujian/tes ....................................................................... 65
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang dijadikan pemoman hidup (way of life) kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Didalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsif dasar) menyangkut segala aspek pokok (prinsif dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya dan hadir secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan.1 Al-Qur‟an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan aqidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsif mengenai persoalan-persoalan tersebut dan Allah SWT menugaskan Rasulullah untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu,
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. ( QS. ANNAHL : 44 )
1
Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2002) h.1
1
2
Kehadiran Al-Qur‟an senantiasa eksis untuk setiap zaman dan kondisi. Ia hadir untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia. Hal ini telah dijelaskan dalam firman-Nya :
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS. AL-BAQARAH : 213) Al-Qur‟an bagi kaum muslimin adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantaraan malaikat Jibril. Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada di luar kemampuan apapun, kandungan pesan ilahi yang disampaikan kepada Rasul pilihan-Nya pada permulaan abad ke7 itu telah meletakan basis untuk kehidupan individu dan sosial kaum muslimin dalam segala aspeknya.2 Pemahaman terhadap Al-Qur‟an bukan hanya dijadikan untuk memperoleh teoritik saja, tetapi harus diaplikasikan ke dunia pendidikan dalam arti praktek. Pendidikan dalam arti praktek adalah suatu proses pemindahan
2
Taufik Adnan Amai, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), cet ke-1 h.1
3
pengetahuan ataupun pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subyek didik untuk mencapai perkembangan secara optimal.3 Setiap mukmim mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap Al-Qur‟an. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu adalah mempelajari dan mengajarkannya. Sebagai kitab suci yang diagungkan dan sumber tertinggi norma hukum hidup dan kehidupan, Al-Qur‟an sendiri dalam ayat-ayatnya banyak memberi norma-norma yang secara langsung memotivasi umatnya untuk belajar, mentradisikan, dan mengaplikasikan kemampuan tulis menulis dalam kehidupan. Secara eksplisit Al-Qur‟an menyebutkan hal tersebut dalam wahyu pertama kali turun, yaitu surat Al-Alaq :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.” Bagi Thanthawi Jauhari,4 ayat-ayat ini mendobrak kejumuhan masyarakat Arab kala itu yang hanya mementingkan tradisi penginderaan, hafalan dan tutur kata, dengan menyodorkan hal lain yang tak kalah penting, yaitu budaya baca tulis. Bahkan tidak semata menyodorkan, melainkan mewajibkan membaca dan menulis. Disini Al-Qur‟an yang secara eksplisit memerintahkan umatnya untuk belajar menulis yaitu, “Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”. Pena (kalam) dijadikan sebagai sarana komunikasi antara sesama manusia, sekalipun letaknya paling berjauhan. Sekaligus menjadi awal mula sejarah pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an. Selain norma-norma eksplisit, dalam banyak kesempatan Al-Qur‟an juga menyebut seperangkat alat-alat tulis yang secara implisit memposisikan aktivitas menulis sebagai sesuatu yang bersejarah, penting dan mesti didalami. Urgenitas tersebut dapat terlihat antara lain pada aktivitas perdagangan, sebagaimana firman Allah :
3
H.M.Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996) cet, 1 h. 89 4 Thanthawi Jauhari, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir maudu’i atas Berbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1997), cet. 1, h. 5
4
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya”. Secara pararel, perintah tulis menulis kemudian disebutkan lagi untuk diaplikasikan, salah satunya, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Sebaik-baik kamu yaitu orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Uraian tersebut di atas memberikan wawasan pemahaman bahwa Islam mengarahkan dan memandu umat untuk mempelajari agamanya secara sistematis dan terencana melalui metode membaca. Dalam pengertian lain, Islam mewajibkan kepada pemeluknya untuk belajar membaca dan menulis Al-Qur‟an. Bagi umat Islam, melalui membaca dan menulis Al-Qur‟anlah mereka berharap kontinuitas dakwah Islamiyah terus berlanjut. Al-Qur‟an adalah pedoman hidup umat Islam yang paling sempurna. Semua aspek kehidupan manusia terkandung di dalamnya termasuk pendidikan. Di dalam Al-Qur‟an pun terdapat isyarat dan petunjuk mengenai sistem yang ada dalam pendidikan yang meliputi: tujuan, pendidik, anak didik, metode, materi. Manusia sebagai objek dan subjek pendidikan didudukkan dan dipandang secara integral sehingga petunjuk dan isyarat pendidikan dalam Al-Qur‟an berorientasi kepada kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat serta menekankan pada pembentukkan kepribadian yang berunjung pada fitrah dasar manusia yang ma‟rifatullah dan bertaqwa kepada-Nya. Pembacaan Al-Qur‟an dipandang sebagai tindak kesalehan dan pelaksanaan ajarannya merupakan kewajiban setiap muslim. Dengan mempelajari dan seiring membaca Al-Qur‟an, berarti kita telah berupaya melestarikan ajaran
5
agama melalui kitab suci yang diturunkan kepada Rasul pilihan-Nya. Dan kita akan mengetahui petunjuk-petunjuk ilahi dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup. Dalam mengimplementasi Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup, dapat dimulai dengan membaca Al-Qur‟an secara tartil dan perlahan, sebagaimana dijelaskan Dalam Al-Qur‟an:
“Bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan).” (Mujamil : 4) Membaca Al-Qur‟an dengan tartil menurut Az-Zarkasyi adalah membaca dengan memperjelas lafaznya, huruf-hurufnya dan memperfasih semua bacaannya. Membaca dengan ceroboh atau terlalu cepat, sehingga panjang pendeknya bacaan dan makhrajnya hurufnya menjadi tidak jelas atau menghilangkan sebagian dari kata-katanya.5 Allah s.w.t memuliakan umat Islam dengan kitab al-Quran sebagai kalam terbaik. Dalam al-Quran telah dikumpulkan segala yang diperlukan oleh manusia berbentuk kisah terdahulu, nasihat-nasihat, berbagai perumpamaan, adab, kepastian hukum, hujah-hujah yang kuat dan jelas sebagai bukti keesaan-Nya. Allah s.w.t mewajibkan manusia supaya bersikap baik terhadap kitab-kitab-Nya, termasuk perlakuan ini adalah menjelaskan adab-adab pembaca, membimbing mereka melaksanakan ajaran al-Quran serta megingatkan manusia dengan nasihatnasihat yang baik. Pemerintah Indonesia, memberikan perhatian yang sangat serius, terutama dalam kemampuan Baca Tulis Al-Qur‟an di kalangan umat Islam dengan mengeluarkan Surat keputusan Bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Agama RI no. 128/44 Tahun 1982 tentang Peningkatan Membaca dan Menulis Al-Qur‟an di kalangan umat Islam, Intruksi Menteri Agama No. 3 Tahun 1990 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Membaca Al-Qur‟an serta intruksi Dirjen Dinas Islam dan Urusan Haji No. 3 Tahun 1991 Tentang Upaya Peningkatan Kemampuan Peningkatan Membaca Al-Qur‟an di kalangan umat Islam.6 5
Munif Suratmaputra & KK, Indahnya Hidup dan Berjuang Bersama Al-Qur’an, (Jakarta, PT. Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta dan Bank Muamalat Indonesia (BMW. Cet. Pertama, April 2007. h.22 6 Syamsul Bahri, Cepat Pintar Membaca Menulis Al-Qur’an, (Bumi Aksara: Jakarta, 1993), h.23
6
Sejalan dengan aturan tersebut, maka muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah, pemerintah menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah harus menempatkan kemampuan Baca Tulis AlQur‟an sebagai salah satu kompetensi yang akan dicapai peserta didik dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.7 Pemerintah juga memberikan peluang bagi sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Dalam muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah mengenai Baca Tulis Al-Qur‟an, MTs Negeri Parung sebagai salah satu pendidikan yang tidak terlepas dari upaya sistematis pembelajaran Baca Tulis AlQur‟an. Perlunya pemberlakuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an karena masih banyak siswa MTsN Parung yang belum dapat membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung lebih ditekankan pada latihan menulis, membaca, dan menghafal. Khususnya menghafal surat-surat pendek yang ada di Zuz 30. Proses belajar menulis Al-Qur‟an, siswa MTsN parung dapat menulis materi Baca Tulis Al-Qur‟an dengan baik dan benar dan agar juga agar terlatih dalam menulis Al-Qur‟an. Dalam proses belajar membaca Al-Qur‟an, siswa MTsN Parung diharapkan untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Dari
proses
pembelajaran
membaca
Al-Qur‟an
disinilah
siswa
diperkenalkan Tajwid/panjang pendeknya bacaan Al-Qur‟an sekaligus Makhrizul hurunya. Sehingga tampak jelas perbedaan huruf-huruf hijaiyah yang satu dengan yang lainnya. Dalam proses belajar menghafal Al-Qur‟an, siswa diharapkan untuk dapat menghafal meteri Baca Tulis Al-Qur‟an yang telah diajarkan. Dari proses menghafal disinilah guru dapat menilai sejauh mana siswa dapat memahami dan menangkap materi yang telah diajarkan misalnya dalam panjang pendeknya ataupun makhrijul hurufnya. 7
Depdiknas, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP, (Jakarta: Direktoriat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007), h. 73
7
Sebagai penjabarannya, dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, guru dituntut menyusun pembelajaran yang tidak sekedar sebagai kegiatan transfer ilmu (transfer of knowledge), tetapi lebih dari itu, guru sebagai pelaksana kurikulum dituntut untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran supaya dapat memberikan dan mengembangkan berbagai pembelajaran yang bervariasi dan menarik, sehingga dapat mengakomodasi perbedaan individual siswa (perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa), mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah, siswa diharapkan memperoleh kebebasan belajar sekaligus memberikan kesempatan luas untuk berkembang. Dalam konteks MTsN Parung, pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien. Guru harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur pembelajaran sesuai dengan kondisi dan potensi satuan pendidikan (sekolah). Karena pembelajaran sejatinya merupakan cerminan serius atau tidaknya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dari latar belakang yang ada, masalah pembelajaran Baca Tulis AlQur‟an di MTsN Parung sangat serius. Maka dari itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian atau mngkaji lebih luas lagi. Penelitian ini saya beri judul: “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTs Negeri Parung”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat siswa belajar Baca Tulis Al-Qur‟an di MTs Negeri Parung 2. Masih banyak siswa MTs Negeri Parung yang belum dapat membaca AlQur‟an dengan baik dan benar 3. Metode pembelajaran yang kurang berjalan dengan baik dalam Baca Tulis Al-Qur‟an di MTs Negeri Parung
8
C. Pembatasan Masalah Dengan memperhatikan uraian identifikasi masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah supaya penelitian dapat lebih terarah serta mendekati pada fokus pencapaian tujuan. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dibatasi pada Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTs Negeri Parung.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut : “ Bagaimana
proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTs
Negeri Parung?”.
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pelaksaaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung b. Untuk mengupas atau memecahkan masalah pada proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung. Hasil penelitian yang berkenaan dengan pelaksaaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung, ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: a. Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk menambah ilmu dan wawasan dalam bidang yang sebelumnya penulis hadapi. b. Diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai Baca Tulis Al-Qur‟an, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat menindak lanjuti hasil penelitian yang berbeda dan dengan sampel penelitian yang lebih banyak. c. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi kepala sekolah dan guru untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an guna meningkatkan mutu lembaga pendidikan.
9
d. Bagi siswa manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, karena begitu pentingnya pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
10
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran Dalam dunia pendidikan sering kita dengar kata-kata mengajar, belajar, dan pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan pengertian mengajar, berlajar, dan pembelajaran. Pengertian mengajar menurut Bohar Suharto mendefinisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan. Menurut Oemar Hamalik mendefinisikan mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Dalam pengertian yang lain, juga dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan. Menurut Hasibuan menyebutkan bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar. Hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional diatas.
11
Mengajar menurut pengertian Mutakhir merupakan suatu perbuatan yang komplek. Perbuatan mengajar yang komplek dapat diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. Atau dengan gaya bahasa lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.8 Sedangkan pengertian belajar Menurut Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Hilgard & Bower dalam bukunya Theories of learning, mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya). Menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu, mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. C.T. Morgan dalam Introduction to Psychology merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif, mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan 8
Pupuh Fathurrohman dan M, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm. 7
12
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.9 Sedangkan Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas, peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik.10 Pengertian Pembelajaran menurut bahasa berarti sebuah proses, cara, perbuatan sehingga orang atau siswa belajar dengan memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut istilah Pembelajaran adalah suatu proses belajar-mengajar (PBM) yang merupakan keterpaduan antara kegiatan guru sebagai pengajar dan kegiatan siswa sebagai pelajar sehingga terjadi saling interaksi keduanya dalam situasi instruksional yang bersifat pengajaran. Dengan demikian, pembelajaran mensyaratkan adanya interaksi dan proses. Interaksi dimaksud merupakan suatu aktivitas gabungan yang melibatkan guru, peserta didik dan mata pelajaran.11 Sebagai suatu proses dimana seseorang dengan sengaja dikelola agar memungkinkan dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respons terhadap hal tertentu, pembelajaran pada dasarnya adalah proses mengkoordinasikan sejumlah tujuan, bahan, metode, alat, dan penilaian.12 Menurut hasil kajian S. Nasution, bahwa hingga saat ini terdapat tiga model pembelajaran yang sering dikacaukan dengan pengertian mengajar. Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik, dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe pertama ini dianggap berhasil jika peserta didik menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya. 9
Pupuh Fathurrohman, Op. Cit., h. 5 Prof. Dr. H. Abudin Nata. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta : kencana, 2011), hlm. 89 11 H. Masyur Ramly, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 334 12 A. Tabrani, Pendekatan Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Remaja Karya, 1989), Cet. 10
13
Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik. Definisi yang kedua ini pada intinya sama dengan definisi yang pertama yang menekankan pada guru sebagai sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.13 Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian besar masyarakat tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya adalah peserta didik yang banyak menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara menggunakan dan mengembangkannya. Mereka tak ubahnya seperti anak bayi yang diberikan makanan atau minuman oleh orang tuanya, namun ia tidak tahu dari mana asalnya makanan atau minuman tersebut, bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana pula mendapatkannya. Sementara itu, definisi mengajar model ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada lembaga-lembaga pendidikan pada masyarakat modern. Hasilnya adalah peserta didik yang bukan hanya menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan mereka mengetahui asal usulnya, cara mendapatkan dan mengembangkannya. Di era global yang mengaharuskan lahirnya lulusan yang kreatif, inovatif, dinamis dan mandiri, model pengajaran yang ketiga itulah yang perlu dilaksanakan. Dengan menerapkan teori yang ketiga, maka yang terjadi bukan hanya mengajar yang menghasilkan penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang menghasilkan penguasaan terhadap metode pengembangan ilmu pengetahuan, dengan sendirinya akan terjadi kegiatan pembelajaran.14 Berdasarkan kajian tersebut diatas, maka sebenarnya yang diharapkan dari penggunaan istilah pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar. Dengan cara demikian, maka peserta didik bukan hanya diberikan ikan, melainkan diberikan alat dan cara menggunakannya untuk menangkap ikan, bahkan diberikan juga kemampuan untuk menciptakan alat untuk menangkap ikan tersebut.15 Secara garis besar dapat dipahami, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antar pengajar sebagai katalisator dengan pelajar sebagai katalis dan mengkoordinasikannya terus menerus melalui usaha-usaha yang terencana dan sistematis agar terjadi proses belajar untuk mencapai perubahan-perubahan tertentu.
13
S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.4 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 182-183. 15 Abudin Nata, Op. Cit., h. 87 14
14
2. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an Pengertian “baca”, baca adalah kata benda dari kata kerja “membaca”, membaca menurut bahasa melihat serta mamahami isi dari apa yang tertulis.16 Sedangkan menurut Thomas Carlyle, sebagaimana dikutip oleh A. Widyamartaya, mendefinisikan “membaca adalah segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai, atau dihayati oleh umat manusia tersimpan dalam halamanhalaman buku seperti dalam pelestarian yang magis”.17 Sedangkan membaca di dalam buku yang berjudul petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, “membaca adalah suatu kegiatan penerjemah syimbol atau
huruf kedalam
kata dan kalimat yang
memiliki makna bagi seseorang”.18 “Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari pada orang yang lebih sedikit membaca”. Intelektual seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup. Membaca memiliki peran penting dalam proses perkembangan manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Maka makin baik kemampuan membaca yang dimilki seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh orang tersebut.19 “Membaca ialah keterampilan yang sangat kompleks, dan seperti semua keterampilan lain. Membaca dapat ditingkatkan ketetapan dan kecepatannya dengan latihan”.20 Sedangkan menurut Niknik M. Kuntarto, “Membaca adalah suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan. Tujuannya ialah menangkap bahasa yang ditulis dengan tepat dan teratur”.21
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3. – cet. 4 (Jakarta : Balai Pustaka, 2007) h. 83 17 A. Widyamartaya, Seni Membaca Untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisuius, 1999), cet. 1. h. 137 18 Pusat Perbukuan Depdikbud, Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, Buku 1.- cet. ke-1. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997). 19 Athaillah Baderi, “ Pola Dan Strategi Pengembangan Minat Baca”, Pusat Pengembangan Perpustakaan Dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI 2003), hal. 1-2 20 Rita L. Atkinson dan Richard C.Atkinson. Pengantar Psikologi, Edisi Ke-8, Jilid 1. (Penerbit Ertangga Jakarta 2003), hal.228 21 Niknik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahsa Teliti Dalam Berfikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2010), cet.8 . h. 221
15
Soedarso, mengemukakan
sebagaimana
bahwa
“membaca
dikutip
oleh
merupakan
Mulyono aktivitas
Abdurahman,
kompleks
yang
memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakan mata dan menggunakan pikiran”. 22 Hanry Guntur Tarigan, mengatakan Membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menetukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keteramapilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern.23 Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosdur konsep, definisi nama, pristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktifitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kongnitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu. Tujuan membaca, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.24 Keuntungan yang diperoleh dari membaca antara lain : (1) memperoleh pengetahuan baru yang dicari, (2) memperoleh wawasan baru, (3) memperoleh keterampilan baru, (4) merasakan kenikmatan karena indahnya suatu bacaan dalam melukiskan suatu kehidupan, (5) dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah25. Membaca merupakan alat utama untuk mempelajari berbagai ilmu dan teknologi serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi kehidupan. Betapa pentingnya pengaruh dan peranan orang tua dalam menumbuhkan dan mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Orang tua menjadi contoh bukan
22
Mulyono Abdurarahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Penerbit, Diknas dan Rineka Cipta) h.200 23 Hanry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, ( Bandung Angkasa, 1979), hal: 135 24 Hanry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, ( Bandung Angkasa, 1979), cet, ke-1 hal: 9 25 Anita Lie, Memudahkan Anak Belajar, (Jakarta: Kompas, 2008), h. 146
16
hanya bagi kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca. Membaca menjadi kebiasaan pribadi dan keluarga. Meski demikian, bukan berarti membaca Al-Qur‟an dalam arti melisankan huruf-huruf yang terdapat di dalamnya tidak ada gunanya, itu tetap merupakan suatu kebaikan, asal sesuai dengan kaidah-kaidah membacanya yang berlaku. Membaca dalam hal berkenaan dengan Al-Qur‟an dapat diartikan melihat tulisan yang terdapat pada Al-Qur‟an dan melisankannya. Akan tetapi membaca Al-Qur‟an bukan hanya melisankan huruf, tetapi mengerti apa yang diucapkan,
meresapi
isinya,
serta
mengamalkannya.
Imam
Al-Ghazali
mengungkapkan sebagai berikut: “Adapun kalau menggerakkan lidah saja, maka akan makin sedikit yang diperolehnya, karena yang dinamakan membaca harus ada perpaduan antara lidah, akal, dan hati. Pekerjaan lidah adalah membenarkan bunyi huruf dengan tartil. Pekerjaan akal mengenang makna dan tujuannya, sedangkan pekerjaan hati adalah menerima nasehat dan peringatan dari apa yang dipahaminya”.26 Sedangkan Pengertian “tulis”, tulis adalah kata benda dari kata kerja “menulis”, menulis menurut bahasa membuat huruf atau angka dengan pena atau alat tulis lainnya, sedangkan menurut istilah menulis adalah membuat huruf atau angka, melahirkan pikiran atau gagasan”.27 Melahirkan pikiran atau perasaan tidak dapat dilukiskan tanpa membaca sesuatu yang menjadi sasaran atau objek tulisan. Menulis bukan hanya hanya aktivitas melukiskan lambang-lambang grafik melainkan proses berfikir. Tulisan dapat menolong manusia dalam melatih dan berpikir kritis. Untuk menumbuhkan budaya menulis siswa pada Al-Qur‟an dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk tulisan yang benar.
26
Muhammad Jalaludin Al-Qasimi, Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, terj. Muh. Abda’I Rathani, (Bandung: Diponogoro, 1973), h. 196-197 27 Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3. – cet. 4 (Jakarta : Balai Pustaka, 2007) h.1219
17
Jadi, Baca Tulis Al-Qur‟an merupakan kegiatan seseorang dalam melisankan serta melambangkan huruf-huruf Al-Qur‟an. Sementara kompetensi Baca Tulis Al-Qur‟an merupakan kesanggupan seseorang dalam melisankan dan membunyikan serta melambangkan huruf-huruf Al-Qur‟an. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan Al-Qur‟an merupakan salah satu materi atau bahan pelajaran dalam pendidikan Agama Islam untuk mengarahkan siswa kepada kemampuan membaca, menulis, memahami dan menghayati Al-Qur‟an menjadikannya sebagai pedoman hidupnya.
3. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Membaca Al-Qur‟an mempunyai banyak sekali keutamaan diantaranya 1. Secara umum, keutamaan Al-Qur‟an lebih tinggi daripada seluruh benda-benda lainnya yang dicintai didunia ini. Biasanya, seseorang ingin mendapatkan balasan cintanya dari orang yang dicintainya. Begitu banyak keutamaan AlQur‟an yang dapat diberikan kepada orang yang mencintainya. Secara umum, keutamaan Al-Qur‟an diatas segala sesuatu yang dapat menyebabkan ketergantungan dan cintainya kepadanya. Jika seseorang mencintai orang lain karena ingin memperoleh keuntungan dari cintanya, maka Allah berjanji akan memberi lebih banyak keuntungan kepada pembaca Al-Qur‟an daripada mereka yang berdoa. 2. Seseorang mencintai harta kekayaan, hamba sahaya, hewan ternak, atau hewan-hewan tertentu, maka mempelajari ilmu Al-Qur‟an itu lebih berharga daripada hewan-hewan itu. 3. Seorang ahli sufi menjalani kelaparan dan kesederhanaan untuk mencapai derajat taqwa, maka Rasulullah saw. bersabda bahwa ahli Qur‟an digolongkan dengan para malaikat. Untuk mencapai derajat ketakwaan seperti para malaikat jelas sangat sulit, sebab mereka tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah SWT sedikitpun. Jika seseorang bangga karena mendapat pahala ganda melalui
18
ucapannya, maka pikirkanlah pahala ganda yang didapat melalui membaca AlQur‟an dengan terbata-bata.28
B. Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an 1. Pengertian Metode Pembelajaran Kata “Metode” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan.29 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah “cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya”.30 Dalam metodik khusus pengajaran agama Islam pengertian metode adalah “suatu cara kerja yang sistematis dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan”.31 Istilah metodologi pembelajaran dalam hal ini adalah “suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh murid dengan baik”,32 Sementara Zuhairini menjelaskan bahwa metode mengajar adalah: “Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan, merupakan alat untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar, merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan”.33 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yaitu, bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang 28
Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi, Himpunan Kitab Fadhilah A’mal, (Bandung: Pustaka Ramadhan) hal. 69 29 Abdurrahman Getteng, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Ujung Pandang: Al-Thahiriyah Indonesia , 1987), h. 1 30 Peter Salim, dkk, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h. 1126 31 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984, cet. 2, h. 1 32 Zakiyah, Drajat, Metodologi Pengajaran Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1983), h. 60 33 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. 8, h. 79
19
terencana dan berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Aspek-Aspek Metode Pembelajaran Metode pembelajaran mencakup 8 aspek, yaitu “Peragaan, minat dan perhatian, apersepsi, korelasi dan konsentrasi, kooperasi, indivudualisasi, dan evaluasi”.34 1. Peragaan Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasan pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan dengan menekankan penerapan konsep belajar sambil melakukan. Terdapat dua peragaan yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran, yaitu: a). Peragaan langsung: dengan menunjukkan benda aslinya atau mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati siswa, b). Peragaan tidak langsung: dengan menunjukkan benda tiruan atau suatu model, contohnya: gambar-gambar, boneka ataupun foto, dan lain sebagainya. 2. Minat dan Perhatian Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yang selalu bertalian. Seorang siswa yang memiliki minat dalam belajar, akan timbul perhatiannya terhadap pelajaran yang diminati tersebut. Akan tetapi perhatian seseorang kadang kala timbul dan adakalanya hilang sama sekali. Suatu saat anak kurang perhatiannya terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru di muka kelas bukan disebabkan dia tidak memiliki minat dalam belajar, boleh jadi ada gangguan dalam dirinya atau perhatian lain yang mengusik ketenangannya di ruang kelas atau guru kurang dapat memberikan teknik pengajaran yang 34
M. Bayaruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. 1, h. 7
20
bervariasi sehingga anak menjadi tidak tertarik terhadap apa yang dijelaskan oleh guru tersebut. Pada prinsipnya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan atau dapat dikatakan suatu rasa lebih suka dan merasa terikat pada suatu kegiatan tanpa adanya suatu perintah atau paksaan dari pihak luar. Dalam pengertian ini, minat mengahasilkan kecenderungan yang tetap untuk perhatian penuh terhadap kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang diminati akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan tidak mudah bosan karena kegiatan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan keinginan. Artinya siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasa beban atas apa yang dipelajarinya, karena siswa sudah menyenangi pelajaran tersebut. 3. Motivasi Motivasi artinya sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang, dimana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorong untuk melakukan sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan motivasi instrinksik. Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar disebut ekstrinksik. Seorang anak yang didorong oleh motivasi instrinksik biasanya dia ingin mencapai tujuan yang terkadung dalam perbuatan belajarnya, sebaliknya bila seseorang belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diploma, dan sebagainnya berarti didorong oleh motivasi ekstrinksik, oleh karena tujuan yang ingin dicapainnya tersebut terletak di luar perbuatan. 4. Apersepsi Ahli psikologi mendifinisikan apersepsi yaitu bersatunya memori lama dengan baru pada saat tertentu. Seorang guru yang akan memberikan pelajaran kepada muridnya terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya, sehingga setiap pengajaran dimulai akan terjadi keterkaitan antara bahan pelajaran yang lama dengan yang baru. Bahan yang lama dapat diingat kembali sehingga dapat menimbulkan rangsangan dan perhatian siswa dalam belajar.
21
Guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang akan disajikan atau belum, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memulai pelajaran yang baru. Oleh karena itu pengajaran harus maju secara bertahap agar penguasaan bahan yang lewat dapat dijadikan sebagai persiapan siswa dalam mengahadapi pelajaran yang baru. 5. Korelasi dan konsentrasi Yang dimaksud korelasi ialah konsep belajar yang membuat hubungan anatara
materi
yang
diajarkan
dengan
mata
pelajaran
lain
untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran. Dengan konsep ini, konsentrasi siswa akan terbentuk dan hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Seorang guru hendaknya juga dapat menghubungkan pelajaran yang diberikan dengan realita sehari-hari atau dapat mengunakan metode unit agar anak betul-betul mengikuti dengan seksama terhadap pelajaran yang diberikan. Adanya pemusatan tertentu dalam keseluruhan materi pelajaran dianggap penting agar perhatian dan kegiatan siswa dalam mencari jawaban tentang masalah yang mereka hadapi. Untuk itu guru hendaknya dapat mengatur kondisi pengajaran sesuai dengan perencanaan sehingga ada pemusatan atau konsentrasi tertentu dan dapat mendorong perhatia siswa untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu yang kelak digunakan dalam masyarakat. 6. Kooperasi Yang dimaksud dengan kooperasi adalah belajar atau bekerja bersama (kelompok). Konsep belajar ini sangat diutamakan dalam proses belajarmengajar, seperti : balajar bersama/kelompok, membuat alat secara kelompok, diskusi dan lain sebagainya. Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial antara siswa yang satu dengan lainnya, juga hubungan guru dengan siswa. 7. Individualisasi Konsep belajar individualisasi pada hakikatnya bukan lawan dari konsep belajar kooperasi. Konsep ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan
22
siswa baik dalam menerima, memahami, menghayati, menganalisis, dan kecepatan mereka dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Disamping itu para siswa juga berbeda dalam bentuk fisik dan mental sekalipun terdapat banyak persamaan dalam beberapa hal. Oleh karena itu setiap proses belajar-mengajar hendaknya guru berusaha menyesuaikan materi yang disajikan dengan kondisi siswanya. Sebaiknya diadakan pengelompokkan siswa agar bahan yang disajikan dapat disesuaikan dengan kondisi mereka masing-masing. Ada beberapa cara teknik untuk menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan individual, dengan melakukan prinsip-prinsip sebagai berikut : a.
Pengajaran individual, siswa diberi tugas yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
b.
Tugas tambahan, siswa yang pandai mendapat tugas yang tambahan selain tugas yang bersifat umum, dengan demikian kondisi kelas akan tetap terpelihara dengan baik.
c.
Pengajaran proyek, para siswa dapat mengerjakan sesuatu yang disesuaikan dengan minat dan bakat mereka.
d.
Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kesanggupan mereka masing-masing
8. Evaluasi Evaluasi adalah penilaian seorang guru terhadap proses atau kegiatan belajar-mengajar. Penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang ditetapkan dapat tercapai, disamping itu juga hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar tersebut. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terbatas pada semester, atau akhir tahun, tetapi dapat juga dilakukan pada setiap akhir jam pelajaran. Hal ini sangat berguna bagi guru maupun siswa untuk mengetahui kemampuan hasil belajarmengajar yang dilakukan.
23
3. Materi-Materi dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Materi-materi yang ada dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an itu ada dalam Tajwid. Tajwid yang ada dalam pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, membahas tentang Makhrijul huruf, hukum bacaan nun sukun, hukum bacaan mim sukun, macam-macam mad, dan waqaf. A. Makhrijul Huruf Makhrijul Huruf, terdiri dari dua kata, yaitu: Makharij dan al huruf. Makharij, jamak dari kata makhraj artinya tempat keluar. Dan kata al huruf berasal dari harfun artinya huruf. Jadi istilah makharijul huruf ialah tempattempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah pada waktu membunyikannya. Menurut ahli Qiraat, pada garis besarnya makharijul huruf itu terbagi ke dalam lima bagian, yaitu: Jauf (
)
Halaq )
(
Lisan (
(
Syafatain (
(
Khaisyum (
a. Jauf (
(
) artinya rongga mulut.
Bunyi huruf-huruf hijaiyah yang keluar dari rongga mulut terdiri dari tiga huruf, yaitu: b. Halaq )
( artinya kerongkongan
24
Bunyi huruf-huruf hijaiyah yang keluar dari kerongkongan terdiri dari enam huruf, yaitu (
ھ
)
Keenam huruf tersebut terbagi ke dalam tiga makhraj : 1). Aqshal Halaq artinya pangkal kerongkongan Huruf yang makhrajnya pada aqshal halaq adalah huruf hamzah dan ha (
), baik ia dalam keadaan berbaris Fathah, dhommah,
kasroh, maupun dalam keadaan berbaris sukun. 2). Wasathul Halaq, artinya pertengahan kerongkongan. Huruf yang makhrajnya pada Wasathul Halaq adalah huruf „ain dan ha
()ھ, baik ia dalam keadaan berbaris Fathah, dhommah,
kasroh, maupun dalam keadaan berbaris sukun. 3). Adnal halaq, artinya ujung kerongkongan. Huruf yang makhrajnya pada Adnal halaq adalah huruf ghain dan kha ( ), baik ia dalam keadaan berbaris Fathah, dhommah, kasroh, maupun dalam keadaan berbaris sukun. c. Lisan (
( artinya lidah
Bunyi huruf-huruf hijaiyah yang keluar dari lidah, terdiri dari 18 huruf, yaitu:
Kedelapan belas huruf tersebut terbagi ke dalam 10 makhraj, yaitu: 1). Pada pangkal lidah dan langit-langit atas, hurufnya qaf ( )
25
2). Pada pangkal lidah agak kemuka sedikit dan langit-langit atas, hurufnya kaf ( ) 3). Pada pertengahan lidah dan langit-langit atas, hurufnya jim ( ), syin ( ), dan ya ( ) 4). Pada tepi pangkal lidah dengan geraham kiri dan kanan memanjang )
kedepan, hurufnya dhad (
5). Pada ujung lidah bagian bawah dengan langit-langit atas, hurufnya lam ( ) 6). Pada muka/depan ujung lidah dengan langit-langit atas bagian depan, hurufnya nun ( ) 7). Pada ujung lidah bagian atas dan langit-langit atas dengan menggentarkan lidah, hurufnya ra‟ ( ) 8). Pada ujung lidah dan gigi depan bagian atas, hurufnya ta ( ), dal ( ), dan tha ( ) 9). Pada ujung lidah dengan papan urat gigi bagian atas, hurufnya zai ( ), sin ( ), dan shad (
)
10). Pada ujung lidah dengan ujung gigi atas, hurufnya tsa ( ), dzal ( ), dan zha ( ) d. Syafatain (
( artinya dua bibir
Bunyi huruf-huruf hijaiyah yang tempat keluarnya terdapat pada dua bibir (bibir atas dan bibir bawah), terdiri dari empat huruf, yaitu :
26
e. Khaisyum
artinya pangkal hidung
Bunyi huruf-huruf hijaiyah yang tempat keluarnya terdapat pada pangkal hidung, terdiri dari dua huruf, yaitu : nun
dan mim
bertanda
syiddah.35 B. Hukum nun sukun dan tanwin Nun mati dan tanwin jika bertemu dengan huruf hijaiyah maka hukumnya ada 4 bacaan, yaitu : Izhar Idgham Iqlab Ikhfa a. Izhar Izhar menurut bahasa adalah terang atau jelas. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid adalah apabila ada nun sukun )
(atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf halqi (
ھ
), maka
disebut Izhar. Cara membacanya : nun sukun atau tanwin itu harus dibaca dengan menjelaskan bunyi nun atau tanwin dengan sejelas-jelasnya dan suara agak ditekan, tidak boleh dengung (ditahan). Pada waktu mengucapkan huruf-huruf Izhar tersebut diatas, jangan sampai terputus atau berhenti diantara nun sukun atau tanwin. b. Idgham
35
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Pelajaran Quran Hadis, (Bandung:Lubuk Agung Bandung,1996),h.1-13
27
Idgham menurut bahasa artinya memasukan atau lebur. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid idgham ialah bunyi nun sukun atau tanwin dimasukan atau dilebur kedalam salah satu idgham yang 6 (enam) yaitu :(
–
–
–
–
–
)
Idgham dibagi dua, yaitu : Idgham bighunnah (dengan dengung) dan Idgham bilaghunnah (tanpa dengung). 1). Idgham bighunnah menurut bahasa adalah idgham dengan dengung. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid idhgam bidhunnah ialah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat: (
–
–
–
(maka disebut idgham bighunnah.
Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu harus dibaca berpadu dengan huruf yang ada dihadapannya serta dengan dengung/ditahan. 2). Idgham bilaghunnah menurut bahasa adalah idgham tanpa dengung. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang dua ini : )
–
( maka disebut idgham bilaghunnah. Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu harus dibaca berpadu dengan huruf yang ada dihadapannya. c. Iqlab Iqlab menurut bahasa artinya membalik atau menukar. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid iqlab ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf
, maka disebut iqlab.
28
Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin berubah menjadi huruf mim
, dan dibacanya dengan dengung atau ditahan.
d. Ikhfa Ikhfa menurut bahasa artinya samar-samar. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid Ikhfa ialah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang lima belas yaitu : –
)
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
(
, maka disebut
Ikhfa. Cara membacanya : bunyi nun sukun atau tanwin itu dibaca samar-samar antara jelas dan tidak jelas atau bunyi berada disekitar antara izhar dan idgham serta dengan dengung.36 C. Hukum bacaan mim sukun Mim sukun jika bertemu dengan huruf hijaiyah maka hukumnya ada 3 bacaan, yaitu : Idgam Mutamasilain Ikhfa Syafawi Izhar syafawi a. Idgam Mutamasilain Secara bahasa idgam artinya memasukkan. Maksudnya, memasukkan satu huruf yang mati ke dalam huruf selanjutnya. Sedangkan mutamasilain artinya dua huruf yang sama. Jadi, jika ada dua huruf yang sama, yang pertama mati
dan yang kedua tidak mati
), maka cara
membacanya adalah memasukkan yang pertama kepada huruf yang kedua. b. Ikhfa Syafawi 36
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. OP. Cit., h.137-147
29
Ikhfa
berasal
dari
kata
Khofa‟
yang
berarti
menyembunyikan,
menyamarkan, sedangkan syafawi adalah membaca diantara dua bibir (syafatain). Jadi, ikhfa syafawi adalah membaca huruf secara samar diantara dua bibir. Bacaan seperti ini terjadi jika huruf mim mati bertemu dengan huruf ba ( ) c. Izhar syafawi Izhar artinya jelas, sedangkan syafawi maksudnya membaca di antara dua bibir (syafatain). Jadi, izhar syafawi adalah membaca kalimat diantara dua bibir dengan jelas. Bacaan izhar syafawi terjadi jika mim sukun
bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim
) dan ba
D. Mad Mad secara bahasa artinya panjang, sedangkan menurut istilah ahli tajwid adalah “memanjangkan suara bacaan suatu huruf menurut aturan tertentu dalam membaca ayat Al-qur‟an. Secara garis besar Mad dapat dibagi dua : Mad Ashli atau mad mad thabi‟i Mad Far‟i a. Mad Ashli atau Mad Thabi‟I adalah memanjangkan bacaan suatu huruf, karena ada huruf madnya, atau tidak ada yang mengubah keasliannya. Huruf Mad ashli itu ada tiga (
)
b. Mad Far‟I adalah memanjangkan bacaan suatu huruf, karena ada huruf madnya walaupun sesudah atau sebelumnya terdapat huruf hamzah )
, atau sesudahnya terdapat huruf mati atau huruf bertasydid.
(
30
Mad Far‟I ada 13 macam 1) Mad Wajibul Muttashil Mad Wajibul Muttashil terjadi apabila mad ashli diikuti oleh huruf hamzah yang terdapat dalam satu kata yang tidak dapat dipisahkan. 2) Mad Jaiz Munfashil Mad Jaiz Munfashil terjadi apabila mad ashli diikuti oleh huruf hamzah pada kata lain, atau mad ashli terdapat pada akhir suatu kata, kemudian diiringi oleh huruf hamzah (
( pada awal kata
berikutnya. 3) Mad Aridh Lissukun Mad Aridh Lissukun terjadi apabila mad ashli diiringi oleh huruf yang dibaca mati karena waqaf/berhenti. 4) Mad Iwadh Mad Iwadh terjadi apabila akhir kata berbaris dua diatas (fathatain) dan baca waqaf, sehingga menjadi fathah. 5) Mad liin Mad liin terjadi apabila sesudah huruf berbaris diatas (fathah) diikuti oleh huruf waw ( ) atau ya (
).berbaris mati, kemudian sesudahnya
terdapat huruf dibaca mati karena waqaf. 6) Mad Badal Mad Badal adalah mad yang terjadi ketika huruf mad ashli )
(
merupakan pengganti dari hamzah sukun dan didahului oleh hamzah berbaris diatas, atau didepan atau dibawah. 7) Mad Farqu Mad Farqu adalah mad yang terjadi ketika terdapat dua hamzah berbaris fathah secara beriringan, kemudian hamzah kedua tidak dibaca dan hamzah pertama yang berbaris fathah itu menjadi mad.
31
8) Mad Lazim Mukhaffal Kalimi Mad Lazim Mukhaffal Kalimi adalah mad yang terjadi ketika sesudah huruf mad yang berasal dari dua hamzah (seperti Mad Farqu) terdapat huruf berbaris sukun/mati. 9) Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi adalah mad yang terjadi ketika huruf mad ashli yaitu alif (
) bersambung dengan huruf yang bertasydid
dalam satu kata. 10) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah mad yang terjadi pada hurufhuruf yang terdapat pada kata atau lafaz permulaan beberapa surat dalam Al-Qur‟an. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi dalam Al-Qur‟an terdapat pada 5 huruf yaitu
( ھ
11) Mad Lazim Mutsaqqal Harfi Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah mad yang terjadi pada hurufhuruf tertentu yang terdapat pada kata atau lafaz awal permulaan beberapa surat dalam Al-Qur‟an. 12) Mad Shilah
)ﮫه
Mad Shilah adalah mad yang terjadi apabila terdapat huruf ha ( /
) ﮫ هatau kasrah ( ه/) ﮫ
dhamir muttashil yang berbaris dhammah ( /
pada akhir suatu kata dan huruf sebelumnya berbaris hidup (fathah, kasrah, dan dhammah) serta huruf awal kata tersebut berbaris hidup juga. Mad shilah ada 2 macam, yaitu :
32
a) Mad Shilah Qashirah Mad Shilah Qashirah adalah mad yang terjadi jika sesudah huruf ha (
ه
) ﮫdhammir mutthasil tersebut terdapat huruf berbaris hidup selain
/
huruf hamzah. b) Mad Shilah Thawilah Mad Shilah Thawilah adalah mad yang terjadi jika sesudah huruf ha
ﮫه
( / ) dhammir mutthasil tersebut terdapat huruf hamzah. 13) Mad Tamkin Mad Tamkin adalah mad yang terjadi ketika dua buah huruf “ya” (
),
yang pertamanya berbaris bawah (kasrah) dan bertasdid dan yang keduanya berbaris mati (sukun). 37
E. Waqaf Waqaf secara bahasa berarti berhenti, sedangkan menurut istilah ahli tajwid adalah
menghentikan
bacaan,
baik
berhenti
itu
buat
sementara
dipertengahan ayat kemudian meneruskan sampai kepada waqaf berikut ataupun berhenti pada akhir ayat. Tanda-tanda waqaf diantaranya :
Lazim waqaf pada lafaz tersebut
terlarang waqaf
37
jaiz waqaf
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Pelajaran Quran..., h. 71-81
33
boleh waqaf tapi washal lebih utama
boleh waqaf tapi washal lebih utama
waqaf lebih utama dari washal
dikatakan waqaf lebih utama
dikatakan boleh waqaf
washal lebih utama
seperti semula dan sebagainya
C. Macam-macam Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dalam pembelajaran Al-Qur‟an, metode memegang peranan yang tidak kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode Baca Al-Qur‟an adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an. Untuk dapat membaca dan menulis Al-Qur‟an seseorang harus terlatih dahulu mengenal huruf-hurufnya, karena tanpanya adalah tidak dimungkinkan bisa membaca ataupun menulis Al-Qur‟an. Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur‟an dibagi dua metodik yaitu, metodik umum dan metodik khusus.
1. Metode umum 1). Metode Ceramah Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid di sini
38
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Op. Cit., h. 97
34
sebagai
penerima
pesan,
mendengarkan,
memperhatikan,
keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan.
dan
mencatat
39
Metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam penyampaian pesan di muka kelas apabila: pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi, jumlah siswanya banyak, dan guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa, dan dapat merangsang siswa. Untuk penggunaan metode ceramah secara baik perlu diperhatikan halhal sebagai berikut : a. Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa, b. Gunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya
yang
tersedia
untuk
menjelaskan
pokok
bahasan
yang
disampaikan, c. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuannya dan daya tangkapnya, d. Perinci
bahan
yang
disampaikan,
dengan
memberikan
ilustrasi,
menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang konkrit. e. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.40 Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an ini tepat digunakan misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain sebagainya. 2). Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa
39
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.34 40 M. Basyiruddin Usman, Op. Cit., h.35
35
Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian murid dengan berbagai cara (sebagai appersepsi, selingan, dan evaluasi). Dalam proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajaran yang tepat akan: a. meningkatkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang dibicarakan. b. meningkatkan partipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar. c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif murid. d. Menuntun proses berfikir siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. e. Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran tajwid serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. 3). Metode Drill/Latihan Siap Metode drill/latihan siap adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diajarkan. Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, metode ini sering dipakai untuk melatih ulangan pelajaran Al-Qur‟an.
2. Metode Khusus 1). Metode Iqra‟ Metode Iqra‟ adalah metode temuan KH.As‟ad Human dari Yogyakarta. Metode ini terdiri 6 jilid dengan waktu belajar 6 bulan, model pengajaran metode iqra‟ yaitu : Cara belajar siswa aktif, guru tak lebih hanya sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan. Privat, guru menyimak perorang.
36
Asisten, yaitu jika tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-murid lainnya. 2). Metode Qa‟dah Baqdhaliyyah Metode Qa‟dah Baqdhaliyyah berasal dari baghdad Irak dan dianggap sebagai metode tertua. Karena metode ini terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tepat) 3). Metode Qiro‟ati Metode Qiro‟ati adalah cara mengajar membaca Al-Qur‟an dengan buku Qiroati dan menawarkan pengajaran bahan gharib (bacaan yang langka, aneh) dalam Al-Qur‟an yang tidak terdapat dalam metode yang lain. 4). Metode Hattahiyyah Metode Hattahiyyah adalah metode baca Al-Qur‟an yang paling fantastis karena membaca Al-Qur‟an hanya dalam waktu 4,5 jam saja, dan dengan pendekatan Bahasa Indonesia, metode ini diperuntukkan dan diterapkan untuk peserta didik yang sudah mampu baca tulis huruf latin. 5). Metode Insani Metode Insani yaitu metode yang hanya memakai satu jilid dengan 71 halaman, metode ini disusun sejak tahun 1994. waktu belajar yang diperlukan adalah 6 bulan, yaitu melafazkan Al-Qur‟an secara baik.
3. Metode PAIKEM Metode PAIKEM merupakan gabungan dari beberapa metode, yaitu: metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Di bawah ini akan di jelaskan penerapan metode PAIKEM dalam Pembelajan Baca Tulis Al-Qur‟an di MTs Negeri Parung. a. Pembelajaran Aktif Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa
37
bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk hidup, informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman.41 Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an agar menjadi aktif langkah yang dilakukan oleh guru di MTs Negeri Parung adalah yang pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an agar siswa membaca huruf Al-Qur‟an dengan tartil, dan yang kedua guru melibatkan siswa agar siswa tetap siaga dan terpikat secara mental untuk terlibat dalam pembelajaran, misalnya guru selalu memberikan pertanyaan ketika pembelajaran sedang berlangsung kepada siswa sehingga siswa antusias untuk mendengarkan penjelasan guru tersebut. b. Inovatif Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru. c. Kreatif Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri berfikir kreatif maupun afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada.42 d. Efektif Pembelajaran yang Efektif yaitu kemampuan membawakan materi pembelajaran
menjadi
suatu
bentuk
presentasi
yang
menarik,
menyenangkan, mudah dipahami dan dapat diingat oleh murid.43
41
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2009), h. 54 Monty P Satiadarma, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Media Grafika, 2003), h. 109 43 Adi Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 155 42
38
Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an agar lebih efektif biasanya guru menyiapkan semua yang materi yang akan di ajar agar mencakup kemampuan anda membangun hubungan dengan murid, membangkitkan motivasi, membangkitkan rasa ingin tahu dan pertanyaan. e. Menyenangkan Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, menyenangkan berasal dari kata senang, yang berarti, puas, lega, gembira, riang. Sedangkan menyenangkan mempunyai maksud menjadikan senang, gembira, lega, puas.44 Pembelajaran menyenangkan merupakan suasana belajar mengajar yang dapat memusatkan perhatiannya secara penuh saat belajar sehingga curah waktu perhatiannya tinggi. Pembelajaran menyenangkan dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai metode yang diterapkan, sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa bosan. Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an agar menjadi menyenangkan langkah yang dilakukan oleh guru di MTs Negeri Parung adalah belajar sambil bermain, Merangsang dengan hal-hal yang menarik, selalu banyak pujian kepada muridnya sehingga muridnya merasa senang, dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
44
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3. – cet 4 (Jakarta : Balai Pustaka, 2007) h. 1209
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini bentuk penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Metode yang dipergunakan adalah metode deskripsi, yaitu memaparkan apa adanya terhadap apa yang diperoleh dari hasil penelitian berupa informasi yang berkaitan dengan tema yang diteliti. Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan dua model data yaitu: 1. Data Kepustakaan Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan membaca buku-buku, makalah serta surat dan tulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh pendapatpendapat dan teori-teori yang ada relevansinya dengan masalah yang akan dibahas. 2. Data Lapangan Dalam penelitian lapangan ini penulis mengumpulkan data dengan instrument tes, yaitu penulis memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar Al-Qur‟an, penulis juga mengumpulkan data melalui observasi serta wawancara. Adapun secara teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi UIN yang diterbitkan oleh UIN Jakarta 2012.
40
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Parung yang beralamat di Jalan Raya Parung Lebak wangi, Kabupaten Bogor. Telp/fax. (0251) 8611802. Adapun waktu pelaksanaan adalah selama satu bulan lebih mulai dari tanggal 16 April sampai 21 Maret 2012.
C. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah “keseluruhan dari subyek penelitian”
45
yang
meliputi populasi dari seluruh siswa MTs Negeri Parung berjumlah 1107, populasi terjangkau seluruh siswa kelas VIII berjumlah 380. Dari populasi yang ada, penulis mengambil sebanyak 40 siswa/i dari kelas VIII atau kira-kira sama dengan 10 % dari populasi. Karena subyeknya kurang dari 100, maka peneliti mengambil semua subyeknya. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. 2. Sampel Sampel secara umum adalah suatu himpunan bagian yang ditarik dari populasi. Sampel merupakan wakil dari populasi yang diteliti. Dari keseluruhan jumlah populasi yang ada, Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 380 siswa dari kelas VIII MTs Negeri Parung, jadi sampel yang diambil sebanyak 40 siswa/i. Penulis mengambil satu kelas yaitu kelas VIII-4 karena sebelumnya penulis sudah mengajar di kelas tersebut selama 4 bulan oleh karena itu penulis sudah mengetahui sebelumnya anak-anak yang akan menjadi subyek penelitian sehingga memudahkan penulis untuk berkomunikasi dengan siswa tersebut.
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 130
41
D. Variabel Penelitian Yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Independent (variabel bebas atau yang memberikan pengaruh) yakni penerapan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung
Tabel 1 Indikator Data Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTsN Parung No.
1
Variabel
Aspek-
Sub Variabel
1.1. Peragaan
Aspek
Indikator
No.
Jumlah
Item
Item
-Mengadakan percobaan
1, 2,
3
- Menunjukkan gambar
17
Metode Pembelaja 1.2. Minat dan
- Rasa senang
ran
- Mengikuti pelajaran
perhatian
3, 4, 5,
4
18
tanpa rasa beban
1.3. Motivasi
- Keinginan mengikuti
6, 7,
pembelajaran BTA
19
3
- Hadiah atau pujian dari guru
1.4. Apersepsi
- Memberikan pertanyaan kepada
8, 9,
3
20
peserta didik - Keinginan mengetahui pengetahuan siswa
1.5. Konsentrasi - Pemusatan kepada
10, 11,
4
42
dan Korelasi
mata pelajaran
21, 22
- mengkorelasikan pelajaran dengan realitas kehidupan siswa
1.6. Kooperasi
- Kerja kelompok - Diskusi
1.7. Indualisasi
- Memberikan tugas tambahan
12, 13,
3
23
14, 15,
3
16
- Pengelompokan sesuai kesanggupan
1.8. Evaluasi
- Penilaian
24, 25
2
- Ujian/tes
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi yang akan digunakan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan tersebut. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis fenomenafenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan fenomena-fenomena yang ada sehingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini
43
penulis mengadakan pengamatan langsung di MTsN Parung. Observasi digunakan antara lain: a.
Untuk mendapatkan data yang lebih objektif jika dilakukan pengamatan secara langsung.
b.
Mengamati data secara langsung agar memudahkan dalam menganalisa data tersebut.
2.
Dokumentasi Dokumentasi yaitu digunakan untuk mendapatkan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, dan peraturan-peraturan. Dalam hal ini, penulis gunakan untuk mendapatkan data-data yang berkenaan dengan latar belakang berdirinya MTsN yang memberikan inpuf sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Wawancara Wawancara menurut Ermanto bahwa yang dimaksud dari wawancara adalah: “wawancara yang digunakan adalah kegiatan bertanya dan menjawab antara pewawancara (interviewer) yang bertindak sebagai pencari informasi (informasi hunter) dengan pihak yang diwawancarai (interviewee), yang bertindak sebagai pemberi informasi (information supplier).46
Hasil
wawancara ini dapat menghasilkan gambaran tentang Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di MTsN Parung. Penggunaan teknik ini penulis lakukan dengan cara wawancara dengan tenaga pengajar di MTsN Parung yang bersangkutan beserta guru yang membantu jalannya proses belajar mengajar Baca Tulis Al-Qur‟an. Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh data yang menyempurnakan dari hasil observasi, guna mendukung kebenaran yang diperoleh sekaligus menambah data yang lebih sempurna. Sehingga penelitian yang penulis lakukan dapat diterima kebenarannya. 4.
Angket (Kuesioner)
46
Ermanto, Menjadi Wartawan Handal dan Profesional, (yogyakarta: cinta pena, 2005), cet.ke-1, h. 112
44
Angket yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, yakni siswa kelas VIII MTsN Parung untuk mengetahui pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup. Angket ini mengandung 15 item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu untuk jawaban A skor = 4, B skor = 3, C skor= 2, dan D skor = 1.
F. Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkahlangkah analisa data sebagai berikut: a. Editing Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah edit/memilih data sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab oleh responden, penulis menghubungi yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. Langkah ini dilakukan bermaksud merapihkan data agar bersih, rapih, dan tinggal mengadakan pengolahan lebih lanjut. b. Tabulating Langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi.
G. Teknik Analisa Data Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan menurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema. Untuk memudahkan dalam melakukan analisa data dilakukan prosedur sebagai berikut: 1. Mengamati apa saja yang terjadi pada tiap tahapan tersebut. Dari hasil pengamatan tersebut akan terkumpul data yang dibutuhkan dalam penelitian dan analisis.
45
2. Untuk data kuesioner disusun per item, diklasifikasikan diberi skor, di deskripsikan dan di analisis. Adapun analisis data dengan statistik distribusi frekuensi dengan rumus:
P = F X 100% N Keterangan : P = persentase F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number Of cases (Jumlah Responden)
46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Negeri Parung 1. Sejarah Singkat MTs Negeri Parung Nama Madrasah MTs. Negeri parung yang bertempat di jl. Raya Parung. Tahun berdirinya 1982. Kemudian terakreditasi A dibawah pimpinan Hj. Eti Munyati, S. Ag.
2. Visi dan Misi MTs Negeri Parung a. Visi Mewujudkan Madrasah berstandar Naswional yang tangguh berkompetensi dan unggul dalam prestasi IMTAQ dan IPTEQ. b. Misi 1) Menjadikan MTsN Parung sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas berdasarkan IMTAQ dan IPTEK. 2) Melaksanakan proses pembelajaran secara profesional dan bertanggung jawab. 3) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertqwa serta memiliki kemampuan yang kompetitif dan unggul.
47
4) Meningkatkan kualitas guru dan pegawai yang profesional, inovatif, independen, dan bermoral. 5) Melengkapi Sarana dan Prasarana yang menunjang kualitas pembelajaran secara tepat, dan akurat berbasis teknologi informasi. 6) Mengembangkan Manjemen sekolah secara Mandiri, Dinamis, dan profesional. 7) Mengelola pelayanan administrasi yang cepat dan Profesional. 8) Menjadikan data penilain secara transparan dan dapat diakses semua pihak dengan mudah.
3. Keadaan Siswa Keadaan siswa MTs Negeri Parung tahun ajaran 2012 berjumlah 1107
orang siswa dan
siswi, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel
berikut:
Tabel 2 Keadaan siswa MTs Negeri Parung menurut jenis kelamin Tahun Ajaran 201247 No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
VII
155
216
371
2
VIII
167
213
380
3
XI
143
213
356
Jumlah
465
642
1107
4. Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana di MTsN Parung pada umumnya sudah memenuhi syarat, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut:
47
Kantor Tata Usaha MTsN Parung
48
Tabel 3 Sarana dan Prasarana Pendidikan di MTsN parung Tahun Ajaran 201248 No. Jenis
Jumlah
Keadaan
1
Ruang kelas
28
Baik
2
Ruang kepala
1
Baik
3
Ruang tata usaha
1
Baik
4
Ruang guru
2
Baik
5
Perpustakaan
1
Baik
6
Lab. IPA
1
Baik
7
Lab. Komputer
1
Baik
8
Lab. Bahasa
1
Baik
9
Ruang seni
1
Baik
10
Ruang UKS
1
Baik
11
Aula
1
Baik
12
Musola
1
Baik
13
WC
14
Baik
B. Deskripsi Data Pada Bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan angket. Angket disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti. Angket yang dibuat terdiri dari 25 item pertanyaan mengenai pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasikan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban.
48
Kantor Tata Usaha MTsN Parung
49
Langkah pertama adalah menyeleksi data. Data yang disebarkan kepada siswa kelas VIII yang berjumlah 40 siswa dalam bentuk angket harus dikembalikan dalam jumlah yang sama dan semuanya dapat di olah. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan tabulasi frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase, sehingga kecenderungan setiap jawaban dapat diketahui dengan kemungkinan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan prosestasenya. Setelah itu jawaban hasil angket tentang pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an yang diadakan di MTsN Parung yang telah disebarkan, dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk item per item. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4 Guru mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati oleh siswa pada pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1.
A. Selalu
8
20 %
B. Sering
6
15 %
C. Kadang-kadang
22
55 %
D. Tidak pernah
4
10 %
40
100 %
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.4 di atas menunjukkan bahwa guru yang sudah menggunakan metode pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Dalam hal ini guru menggunakan medode driil (yakni percobaan-percobaan atau latihan). Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 10% yang tidak pernah menggunakannya. Bahkan menurut Bapak Abdul Ghofur bila dijumlahkan dengan keberadaan guru, antara yang kadang-kadang sejumlah 55%, dan yang tidak pernah sejumlah 10 %, dan jika dijumlahkan yakni mencapai 65%. Sementara guru yang menggunakan percobaan-percobaan yang dapat diamati siswa jika dijumlahkan antara selalu
50
sebanyak 20% dan yang sering sebanyak 15% dari tabel diatas mencapai 25% atau hanya ¼ dari banyaknya guru yang mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati oleh siswa.
Tabel 5 Guru menunjukkan media gambar makhrijul huruf pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
2.
A. Selalu
9
22,5 %
B. Sering
8
20 %
C. Kadang-kadang
23
57,5 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.5 di atas menunjukkan bahwa didalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an guru menggunakan media gambar makhrijul huruf. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini ada 57,5% yang kadang-kadang menggunakan. Sementara guru yang selalu/sering menggunakan itu hanya mencapai 42,5 atau hampir ½-nya, yang merupakan penjumlahan dari alternatif jawaban sebanyak 22,5 % dan sering sebanyak 20%.
Tabel 6 Siswa memperhatikan dengan baik Saat guru memberikan meteri pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
3.
A. Selalu
13
32,5 %
B. Sering
10
25 %
C. Kadang-kadang
17
42,5 %
D. Tidak pernah
0
0
51
Jumlah
40
100%
Data yang terdapat dalam tabel no.6 di atas menunjukkan bahwa Siswa memperhatikan dengan baik Saat guru memberikan meteri pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 42,5% siswa yang hanya kadang-kadang memperhatikan pelajaran. sementara siswa yang selalu/sering memperhatikan pelajaran itu hanya mencapai 57,5% hampir ½-nya. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang tidak memperhatikan pelajaran.
Tabel 7 Siswa senang mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
4.
A. Selalu
20
50 %
B. Sering
11
27,5 %
C. Kadang-kadang
9
22,5 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.7 di atas menunjukkan bahwa Siswa senang mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 22,5% siswa yang hanya kadang-kadang senang mengikuti pelajaran. sementara siswa yang selalu/sering memperhatikan pelajaran itu hanya mencapai 77,5%. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang tidak senang mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an.
52
Tabel 8 Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an tanpa rasa beban No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
5.
A. Selalu
10
25 %
B. Sering
6
15 %
C. Kadang-kadang
15
37,5 %
D. Tidak pernah
9
22,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.8 di atas menunjukkan Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an tanpa rasa beban. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini hanya ada 22,5% yang tidak pernah mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an tanpa rasa beban. Bahkan bila dijumlahkan dengan keberadaan siswa yang hanya kadang-kadang mengikuti pembelajaran tanpa rasa beban jika dijumlahkan yakni mencapai 60% sementara siswa yang selalu/sering mengikuti pembelajaran tanpa rasa beban itu hanya mencapai 40% atau hanya ¼-nya.
Tabel 9 Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
6.
A. Selalu
0
0
B. Sering
1
2,5 %
C. Kadang-kadang
4
10 %
D. Tidak pernah
35
87,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.9 di atas menunjukkan bahwa Siswa mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang
53
disebutkan dalam tabel ini masih ada 2,5% siswa yang sering mengikuti pembelajaran karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru. Bahkan bila dijumlahkan dengan keberadaan siswa yang hanya kadang-kadang mengikuti pembelajaran karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru jika dijumlahkan yakni mencapai 12,5%. Sementara siswa yang tidak pernah mengikuti pembelajaran karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru mencapai 87%.
Tabel 10 Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an menambah keinginan siswa untuk belajar No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
7.
A. Selalu
11
27,5 %
B. Sering
12
30 %
C. Kadang-kadang
17
42,5 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.10 di atas menunjukkan bahwa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an menambah keinginan siswa untuk belajar. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 42,5% siswa yang hanya kadang-kadang merasa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an menambah keinginan untuk belajar. sementara siswa yang selalu/sering merasa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an menambah keinginan untuk belajar itu hanya mencapai 57,5% hampir ½-nya. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang tidak pernah merasa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an menambah keinginan untuk belajar.
54
Tabel 11 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
8.
A. Selalu
5
12,5 %
B. Sering
13
32,5 %
C. Kadang-kadang
21
52,5 %
D. Tidak pernah
1
2,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.11 di atas menunjukkan bahwa Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 52,5% siswa yang hanya kadang-kadang diberikan pertanyaan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung mengenai materi pembelajaran. sementara siswa yang selalu/sering diberikan pertanyaan hanya mencapai 45% hampir ¼-nya. Bahkan masih ditemukan 2,5% siswa yang tidak pernah diberikan pertanyaan mengenai materi pembelajaran.
Tabel 12 Guru ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
9.
A. Selalu
13
32,5%
B. Sering
13
32,5%
C. Kadang-kadang
14
35%
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.12 di atas menunjukkan bahwa Guru ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran
55
Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 35% guru hanya kadang-kadang ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. sementara guru yang selalu/sering ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an mencapai 65%. Tetapi tidak ada seorang guru pun yang tidak pernah ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an.
Tabel 13 Siswa memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran Baca Tulis AlQur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
10.
A. Selalu
3
7,5 %
B. Sering
8
20 %
C. Kadang-kadang
27
67,5 %
D. Tidak pernah
2
5%
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.13 di atas menunjukkan bahwa Siswa memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 67,5% siswa yang hanya kadang-kadang memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran. Sementara siswa yang selalu/sering memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran hanya mencapai 27,5%. Bahkan masih ditemukan 5% siswa yang tidak pernah memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran.
56
Tabel 14 Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
11.
A. Selalu
2
5%
B. Sering
9
22,5 %
C. Kadang-kadang
26
65 %
D. Tidak pernah
3
7,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.14 di atas menunjukkan bahwa Pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini hanya ada 65% siswa yang hanya kadang-kadang menganggap Pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya. Sementara siswa yang selalu/sering menganggap Pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya hanya mencapai 27,5%. Bahkan masih ditemukan 7,5% siswa yang tidak pernah menganggap Pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya.
Tabel 15 Guru menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
12.
A. Selalu
0
0
B. Sering
2
5%
C. Kadang-kadang
19
47,5 %
D. Tidak pernah
19
47,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.15 di atas menunjukkan bahwa Guru menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun
57
perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 47,5% siswa yang menjawab tidak pernah Guru menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Sementara siswa yang menjawab kadang-kadang/sering Guru menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an jika dijumlahkan hanya mencapai 52,5%. Bahkan tidak ditemukan sama sekali siswa yang menjawab guru selalu menugaskan kerja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an.
Tabel 16 Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
13.
A. Selalu
2
5%
B. Sering
3
7,5 %
C. Kadang-kadang
23
57,5 %
D. Tidak pernah
12
30 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.16 di atas menunjukkan bahwa Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 30% siswa yang menjawab tidak pernah Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Sementara siswa yang menjawab kadang-kadang Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an hanya mencapai 57,5%. Sedangkan siswa yang menjawab guru sering/selalu mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an jika dijumlahkan hanya mencapai 12,5%.
58
Tabel 17 Siswa yang belum memahami materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an diberi tugas tambahan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
14.
A. Selalu
0
0
B. Sering
9
22,5 %
C. Kadang-kadang
24
60 %
D. Tidak pernah
7
17,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.17 di atas menunjukkan bahwa Siswa yang belum memahami materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an diberi tugas tambahan. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 17,5% siswa yang menjawab tidak pernah Guru memberi tugas tambahan kepada siswa yang belum paham pada pelajaran. Sementara siswa yang menjawab kadang-kadang Guru memberi tugas tambahan kepada siswa yang belum paham pada pelajaran mencapai 60%. Sedangkan siswa yang menjawab Guru sering memberi tugas tambahan kepada siswa yang belum paham pada pelajaran hanya mencapai 22,5%. Bahkan tidak ditemukan seorang siswa pun yang menjawab guru selalu memberi tugas tambahan kepada siswa yang belum paham pada pelajaran.
Tabel 18 Guru mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
15.
A. Selalu
0
0
B. Sering
1
2,5 %
C. Kadang-kadang
13
32,5 %
D. Tidak pernah
26
65 %
40
100%
Jumlah
59
Data yang terdapat dalam tabel no.18 di atas menunjukkan bahwa Guru mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 65% siswa yang menjawab guru tidak pernah mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan. Sementara siswa yang menjawab kadang-kadang guru mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan mencapai 32,5%. Sedangkan siswa yang menjawab Guru sering mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan hanya mencapai 2,5%. Bahkan tidak ditemukan seorang siswa pun yang menjawab guru selalu mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan.
Tabel 19 Guru memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur’an secara individual No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
16.
A. Selalu
7
17,5 %
B. Sering
16
40 %
C. Kadang-kadang
14
35 %
D. Tidak pernah
3
7,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.19 di atas menunjukkan bahwa Guru memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur‟an secara individual. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 7,5% siswa yang menjawab guru tidak pernah mengelompokkan Siswa sesuai kemampuan. Sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang guru memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur‟an secara individual mencapai 35%. Sementara siswa yang menjawab Guru sering/selalu memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur‟an secara individual jika dijumlahkan hanya mencapai 57,5%.
60
Tabel 20 Guru mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan perbuatan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
17.
A. Selalu
8
20 %
B. Sering
13
32,5 %
C. Kadang-kadang
19
47,5 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.20 di atas menunjukkan bahwa Guru mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan perbuatan. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 47,5% guru hanya kadang-kadang mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan perbuatan. sementara guru yang selalu/sering mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan perbuatan mencapai 52%. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang menjawab guru tidak pernah mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan perbuatan.
Tabel 21 Siswa mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
18.
A. Selalu
6
15 %
B. Sering
15
37,5 %
C. Kadang-kadang
18
45 %
D. Tidak pernah
1
2,5 %
40
100%
Jumlah
61
Data yang terdapat dalam tabel no.21 di atas menunjukkan bahwa Siswa mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 2,5% siswa yang menjawab tidak pernah mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an. Sedangkan siswa yang menjawab kadangkadang mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an mencapai 45%. Sementara siswa yang menjawab sering/selalu mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an jika dijumlahkan hanya mencapai 57,5%.
Tabel 22 Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
19.
A. Selalu
10
25 %
B. Sering
12
30 %
C. Kadang-kadang
18
45 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.22 di atas menunjukkan bahwa Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran Baca Tulis AlQur‟an. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 45% guru hanya kadang-kadang memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sementara guru yang selalu/sering memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran jika dijumlahkan hanya mencapai 55%. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang menjawab guru tidak pernah memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran.
62
Tabel 23 Guru memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
20.
A. Selalu
10
25 %
B. Sering
11
27,5 %
C. Kadang-kadang
19
47,5 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.23 di atas menunjukkan bahwa Guru memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 47,5% guru hanya kadang-kadang memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Sementara guru yang selalu/sering memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya jika dijumlahkan hanya mencapai 52,5%. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang menjawab guru tidak pernah memberikan pelajaran kepada siswa, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
Tabel 24 Guru menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan realita kehidupan sehari-hari No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
21.
A. Selalu
1
2,5 %
B. Sering
13
32,5 %
C. Kadang-kadang
22
55 %
D. Tidak pernah
4
10 %
40
100%
Jumlah
63
Data yang terdapat dalam tabel no.24 di atas menunjukkan bahwa Guru menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan realita kehidupan seharihari. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 10% siswa yang menjawab guru tidak pernah menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan realita kehidupan seharihari. Sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan realita kehidupan sehari-hari mencapai 55%. Sementara siswa yang menjawab sering/selalu menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan realita kehidupan sehari-hari jika dijumlahkan hanya mencapai 45%.
Tabel 25 Guru menegur siswa yang sedang melamun pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sedang berlangsung, sehingga siswa menjadi konsentrasi No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
22.
A. Selalu
6
15 %
B. Sering
11
27,5 %
C. Kadang-kadang
22
55 %
D. Tidak pernah
1
2,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.25 di atas menunjukkan bahwa Guru menegur siswa yang sedang melamun pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 2,5% siswa yang merasa tidak pernah ditegur pada saat ia sedang melamun tatkala pembelajaran sedang berlangsung. Sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang ditegur pada saat ia sedang melamun tatkala pembelajaran sedang berlangsung mencapai 55%. Sementara siswa yang menjawab sering/selalu ditegur pada saat ia sedang melamun tatkala pembelajaran sedang berlangsung jika dijumlahkan hanya mencapai 42,5%.
64
Tabel 26 Kerja Kelompok yang dilakukan siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
23.
A. Selalu
9
22,5 %
B. Sering
8
20 %
C. Kadang-kadang
19
47,5 %
D. Tidak pernah
4
10 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.26 di atas menunjukkan bahwa Kerja Kelompok yang dilakukan siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 10% siswa yang menjawab kerja kelompok tidak pernah meningkatkan hasil belajar yang baik. Sedangkan siswa yang menjawab kadangkadang kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar yang baik mencapai 47,5%. Sementara siswa yang menjawab sering/selalu kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar yang baik jika dijumlahkan hanya mencapai 42,5%.
Tabel 27 Guru memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis AlQur’an diikuti dengan penilaian No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
24.
A. Selalu
14
35 %
B. Sering
8
20 %
C. Kadang-kadang
18
45 %
D. Tidak pernah
0
0
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.27 di atas menunjukkan bahwa Guru memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an diikuti
65
dengan penilaian. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 45% guru hanya kadang-kadang memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an diikuti dengan penilaian. Sementara guru yang selalu/sering memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an diikuti dengan penilaian jika dijumlahkan hanya mencapai 55%. Tetapi tidak ada seorang siswa pun yang menjawab guru tidak pernah memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an diikuti dengan penilaian.
Tabel 28 Setelah kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Quran guru mengadakan ujian/tes No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
25.
A. Selalu
7
17,5 %
B. Sering
11
27,5 %
C. Kadang-kadang
21
52,5 %
D. Tidak pernah
1
2,5 %
40
100%
Jumlah
Data yang terdapat dalam tabel no.28 di atas menunjukkan bahwa setelah kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Quran guru mengadakan ujian/tes. Namun perlu dicermati karena ternyata berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel ini masih ada 2,5% siswa yang menjawab guru tidak pernah mengadakan ujian/tes. Sedangkan siswa yang menjawab kadang-kadang guru mengadakan ujian/tes mencapai
52,5%. Sementara siswa
yang menjawab
mengadakan ujian/tes jika dijumlahkan hanya mencapai 45%.
guru
sering/selalu
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil
analisis
data, maka dikemukakan beberapa
kesimpulan sebagaiberikut: Bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an cukup baik, tetapi terdapat kelemahan-kelemahan pada pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an yaitu peragaan yang dilakukan guru belum memberikan kontribusi belajar terhadap pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran, guru tidak selalu memberikan pertanyaan mengenai materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an sebelumnya, kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, kurangnya perhatian guru terhadap kondisi masing-masing siswa baik dalam penyampaian materi maupun pemantauan hasil belajar.
B. Implikasi Dalam kaitannya dengan Baca Tulis Al-Qur‟an terhadap siswa dan juga pelaksanaan pengajaran peran pihak sekolah dan guru Baca Tulis Al-Qur‟an harus dapat memberikan kontribusi yang besar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal membaca huruf Al-Qur‟an dengan tartil serta penulisan ayat-ayat Al-Qur‟an agar lebih maksimal.
67
Bahwa langkah dan upaya yang direkomendasikan untuk dilaksanakan adalah: pertama jangka pendek yaitu mengembangkan metode yang variatif, releks, mengembirakan dan menyenangkan, juga menerapkan metode perpaduan secara intens berbasis peserta didik. Kedua, jangka panjang, yaitu penggunaan metode khusus (Iqra, dll) yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. C. Saran – saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : Siswa hendaknya mengikuti kegiatan tambahan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di sekolah yang dibidangi oleh guru Baca Tulis Al-Qur‟an itu sendiri, karena hal itu dapat menjadi pengalaman dan penambahan pengetahuan keagamaan dan meningkatkan bacaan dan tulisan Al-Qur‟an dan terdapat kekurangan terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an terhadap siswa salah satunya bacaan Al-Qur‟an dan tulisan ayat Al-Qur‟an dan hendaknya guru senantiasa berupaya memperbaiki dan meningkatkan komunikasi dalam penyajian materi demi efektifnya pembelajaran dengan selalu bersedia mencoba mengadakan eksperimen, memilih dan menilai mana yang kiranya paling baik dan paling tepat digunakan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih baik dan dapat lebih bermanfaat. Bagi kepala sekolah diharapkan senantiasa memberikan motivasi dan pembinaan kepada guru, agar dalam menjalankan tugasnya tetap semangat, amanah, dan berusaha untuk melaksanaan program pembelajaran Al-Qur‟an yang lebih baik. Bagi masyarakat
Islam, khususnya orang tua siswa, penulis
menghimbau agar memberi perhatian, dukungan, dan motivasi yang terus menerus kepada anaknya dalam hal pembelajaran Al-Qur‟an. Kepada pemerintah pusat dan daerah agar memberikan bantuan baik berupa sarana dan prasarana, ataupun berupa finansial agar terbentuknya
68
lembaga-lembaga Al-Qur‟an yang lebih baik yang mampu melahirkan generasi muda yang dekat dengan Al-Qur‟an. Kepada para guru Baca Tulis hendaknya merubah paradigma lama yang menganggap Al-Qur‟an hanya sekedar saja, kepada paradigma baru yaitu mengajar Al-Qur‟an itu sebagai ibadah, dan sebagaimana dikatakan dalam hadits nabi, orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya, oleh sebab itu lakukan dengan profesional serta dengan penuh tanggung jawab.
69
DAFTAR PUSTAKA Abdurarahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Diknas dan Rineka Cipta Adnan Amai, Taufik. Rekonstruksi Sejarah Al-Qur‟an, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2006 A Tabrani. Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Remaja Karya, 1989 A.Widyamartaya. Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta: Kanisuius, Cet 1, 1999 Baderi, Athaillah. Pola Dan Strategi Pengembangan Minat Baca, Pusat Pengembangan
Perpustakaan Dan Kajian Minat Baca Perpustakaan
Nasional RI, 2003 Bahri, Syamsul. Cepat Pintar membaca Menulis Al-Qur‟an, Jakarta: Bumi Aksara, 1993 Depdiknas, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP, Jakarta: Direktoriat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007 Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam Departemen Agama. Pelajaran Quran Hadis, Bandung: Lubuk Agung Bandung,1996 Drajat, Zakiyah. Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1983 Ermanto. Menjadi Wartawan Handal dan Profesional, Yogyakarta: Cinta Pena, Cet 1, 2005
70
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M Sobry. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Adimata, 2007 Getteng , Abdurrahman. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Ujung Pandang: Al-Thahiriyah Indonesia, 1987 Guntur Tarigan, Hanry. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, Cet 1, 1979 Guntur Tarigan, Hanry. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1979 Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2009 Jalaludin Al-Qasimi, Muhammad. Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, terj. Muh. Abda’I Rathani, Bandung: Diponogoro, 1973 Jauhari, Thanthawi. Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudu‟i atas berbagai persoalan Umat, Nata, Abudin. Persepektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011 Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Jakarta : Balai Pustaka, Cet. 4, 2007 L. Atkinson, Rita dan Richard C.Atkinson. Pengantar Psikologi, Jakarta: Ertangga, 2003 Lie, Anita. Memudahkan Anak Belajar, Jakarta: Kompas, 2008 M. Kuntarto, Niknik. Cermat Dalam Berbahsa Teliti Dalam Berfikir, Jakarta: Mitra Wacana Media, Cet 8, 2010 Nata, Abudin. Persepektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011 Nata, Abudin. Tafsir ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Cet 1, 1984 P. Satiadarma, Monty. Mendidik Kecerdasan, Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003
71
Pusat Perbukuan Depdikbud.
Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran
membaca siswa, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cet 1, 1997 Ramly, Mansyur. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Salim, Peter dan kk, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991 S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Suratmaputra, Munif dan KK. Indahnya Hidup dan Berjuang Bersama Al-Qur‟an, Jakarta: PT. Institut ilmu Al-Qur‟an, Cet 1 2007 Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 Thamthawi Jauhari, Wawasan Al-Qur‟an : Tafsir Maudu‟i atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, Cet 1, 1997 Thoha, M. Chabib. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet 1, 1996 Usman, M. Bayaruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, cet. 1, 2002 Widsman Drahta, Yudi. Genius Learning Strategy, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet 2, 2004 Zakariyya al-Kandahlawi, Maulana Muhammad. Himpunan Kitab Fadhilah A’mal, Bandung: Pustaka Ramadhan Zuhairini, dan KK, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, Cet 8, 1983,
ANGKET UNTUK SISWA MENGENAI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN I. a. b. c.
Petunjuk Bacalah dengan teliti seluruh pertanyaan dibawah ini Berilah tanda silang (X) a, b, c, atau d yang paling di anggap benar Apapun yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran kamu disekolah d. Atas kerjasama dan kesediaan siswa-siswi didalam memberikan jawaban yang sebenar-benarnya kami ucapkan terima kasih II. Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : Kelas : III.Pertanyaan 1. Guru mengadakan percobaan-percobaan yang bisa diamati oleh kalian pada pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Guru menunjukkan gambar Makhrijul huruf ketika pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sedang berlangsung a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Saat guru memberikan uraian materi pembelajaran Baca Tulis Al-Quran apakah kalian memperhatikan dengan baik a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Kalian mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan rasa senang a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Kalian mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an tanpa rasa beban a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Hal yang mendorong kalian mengikuti kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an karena ingin mendapat hadiah atau pujian dari guru a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Pembelajaran yang disampaikan menambah keinginan belajar Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Guru
memberikan
pertanyaan
kepada
kalian
mengenai
materi
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Guru ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan kalian selama mengikuti pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Kalian memusatkan perhatiannya kepada mata pelajaran Baca Tulis AlQur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
11. Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an berhubungan dengan mata pelajaran lainnya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
12. Guru menugaskan keja kelompok pada pembelajaran Baca Tulis AlQur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
13. Guru mengadakan diskusi pada materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
14. Guru memberikan tugas tambahan kepada kalian yang belum memahami materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
15. Guru mengelompokkan kalian sesuai kemampuan kalian a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
16. Guru memantau kemajuan belajar Baca Tulis Al-Qur’an secara individual a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
17. Guru mendemonstrasikan bunyi huruf pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan perbuatan a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
18. Kalian mempunyai minat mengikuti pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
19. Guru memberikan motivasi kepada kalian untuk mengikuti pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Guru memberikan pelajaran kepada kalian, terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
21. Guru menghubungkan pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan realita kehidupan sehari-hari a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
22. Guru menegur kalian yang sedang melamun pada saat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sedang berlangsung, sehingga kalian menjadi konsentrasi a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
23. Kerja Kelompok yang dilakukan kalian dapat meningkatkan hasil belajar yang baik a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Guru memberikan uraian tentang materi pembelajaran Baca Tulis AlQur’an diikuti dengan penilaian a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
25. Setelah kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Quran guru mengadakan ujian/tes a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Pedoman Wawancara Wawancara
: Habibah, S. Ag
Hari Tanggal
: Rabu, 18 April 2012
Tempat Wawancara : Sekolah MTs Negeri Parung Waktu
: 10.00 WIB
Responden
: Guru Baca Tulis Al-Qur’an
Isi wawancara 1. Sejak kapan ibu bertugas sebagai guru Baca Tulis Al-Qur’an disekolah ini? 2. Bisakah ibu terangkan mengenai pelaksanaan Pembelajaran Baca Tulis AlQur’an yang ibu laksanakan? 3. Apa saja penunjang-penunjang yang menjadikan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an disekolah ini dapat dilaksanakan? 4. Metode apa yang diterapkan dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an? 5. Menurut ibu, apakah metode yang digunakan telah memadai dan efektif serta sesuai dengan yang diharapkan? 6. Permasalahan apakah yang sering dialami berkaitan dengan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an?
Ciputat, 18 April 2012 Interviewee
(Khodijah)
Interviewee
(Habibah S.Ag)
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an 1. Sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang. 2. Proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Untuk pertemuan yang pertama biasanya saya melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca, menulis Al-Qur’annya Mengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan Baca Tulis AlQur’annya antara yang lancar dengan yang belum lancar. 3. a. Guru Guru yang mengajar Baca Tulis Al-Qur’an adalah yang menguasai dibidang tersebut, yaitu mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dengan menguasai ilmu tajwid tentunya. b. Siswa Kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca Al-Qur’an, menulis AlQur’an, jika infut yang masuk ke MTs adalah siswa yang sudah bisa membaca Al-Qur’an maka akan memudahkan guru Baca Tulis Al-Qur’an untuk membimbing siswa. c. Sarana dan prasarana Sumber belajar berupa alat seperti Al-Qur’an, buku tajwid, dan alat peraga. 4. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an terutama membaca metode yang digunakan adalah metode klasikal dimana guru membaca (mencontohkan
dalam
membaca
Al-Qur’an)
kemudian
siswa
mengikuti/menglafalkan. b. Metode ceramah dalam penyampaian materi tajwid c. Tanya jawab 5. Sudah cukup memadai dan efektif karena siswa dengan metode tersebut dapat membaca Al-Qur’an cukup baik, begitu juga dengan menulis. Kemudian siswa juga dapat menghafal beberapa surat.
6. Permasalahan yang dihadapi ada siswa MTsN yang belum dapat membaca Al-Qur’an (membaca masih terbata-bata) sehingga saya harus meluangkan waktu diluar jam belajar (mata pelajaran BTA) untuk membimbing anak tersebut misalnya pada waktu istirahat.
til : li
Jakarta.24 Oktober2011 No. Lampiran Perihal
: Istimewa : lBerkasProposal : PengajuanProposalJudul Skripsi
Kepada Yarrg Terhormat: Ketua JurusanPendidikanAgama Islam UIN Jakarta Di Tempat Assalamu'alaikum, wr. Wb. Sehubungandengan akan diadakannyaprogram studi starata 1 (Sl) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN lakarta, bersamaini saya:
Khodijah Nama 207011000497 NIM PendidikanAgamaIslam Jurusan Semester IX (Sembilan) juciul skripsidenganpersyaratan meraihgelarsarjana1 (S1), Bermaksudmengajukan adapunskripsiyanghendaksayasusunberjudul:
.6PEMBELAJARANBACA TULIS AL.QUR'AN DI MTS NEGERT PARUNGO' I.
2.
judul skripsi,sekaligussebagaipertimbangan, berikut Untuk melengkapipengajuan sayalampirkan: Out Line Daftar Pustaka Dengandernikiansurat pengajuanskripsi disarnpaikan,atas perhatiandan bantuannya sayaucapkanterimakasih.
DosenSeminarProposalSkripasi
Pemohon
/' NurlenaRifa'i.MA.Ph.D NIP: 19591020198603200 I
-w-
-AF \
t'l(\1
#
N)
(N
!
Khodiiah NIn{: 2070110004
Jurusan Sekretaris
rrq
lll'+
1. 001 NIP: 19670328.200003.
-l.r
KEMENTERIAN AGAMA
UINJAKARTA FITK
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FORM(FR)
F|TK-FR-AKD-081 t lrrtaretZO1O
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
SURATBIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.llKM .01.3/56.e{el20t I 20lr Lamp. : Hal :BimbinganSkripsi
Jakarta,02November 20ll
Kepada Yth. BapakAbdul Ghofu1pl4 PembimbingSkripsi FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu'alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa:
Nama
Khodi_iah
NIM
207011000497
Jurusan
Pendidikan AgamaIslam
Semestei
IX (Sembilan)
JudulSkripsi PEMBELAJARAN
BACA TULIS AL-QUR'AN
DI MTS NEGERI PARUNG Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpada tanggal 24 Oktober 2011, abstraksiloutlineterlampir. Saudaradapai melakukan perubahanredaksionalpada judul. tersebut. Apabila perubahan substaniial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusanterlebih dahulu. B.imbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjangselama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja samaSaudara,kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikumwr.wb.'"
..
d'
a.n. Dekan Kajur PendidikanAgama Islam
.Ag 0307199803I 002
Ifr,
Tembusan: l. DekanFIT$. 2. Mahasiswa'ybs.
lF'M, t*ssffil
i & # * $HI
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonega
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010
No. Revisi: Hal
0'l 1t1
:
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Nomor:Un. 01/Fl./KM.01.31669.:l)t2012 ^ Lamp. : Outline/Proposal : Hal : Permohonanlzin Penelitian
Jakarta,23 Mai 2012
KepadaYth. KepalaSekolahMTsNegeriParung Di Tempat Denganhormatkamisampaikan bahwa, Nama
:Khodijah
NIM
:207011000497
Jurusan
: Pendidikan AgamaIslam(PAI)
Semester
: X (sepuluh)
JudulSkripsi : "PembelajaranBaca Tulis al-Qur'an Di MTs Negeri parung ". AdalahbenarmahasiswapadaFakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUIN Jakarta yang sedang menyusunskripsi,dan akan mengadakanpenelitian(riset) di instansi/sekolah/madrasah yangSaudarapimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatiandan kerjasama Saudara,kamiucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb. a.n.Dekan
Ba Tembusan: 1. DekanFITK 2. Pembantu DekanBidangAkademik 3. Mahasiswayangbersangkutan
;a Nn,
AGAMA KEMENTERIAN MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PARUNGKABUPATENBOGOR. Bogor 16330 Jl. RayaLebakwangi- Telp.(0251)8611802
SURAT KETERANGAN Nomor : MTs.10.36/ PP.00.5 / 139/ 201' Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Parung Kabupaten Bogor, dengan ini menerangkanbahwa : Nama
:I(hodijah
NIM
:207011.000497
Jurusan
: PendidikanAgamaIslam
Benar telah melaksanakanpenelitian di Madrasah kami dalam rangka menyusun skripsi berjudul " PembelajaranBaca Tulis Al-Qur'an di Madrasah Tsanawiyah NegeriKabupatenBogor ". Sesuaidengan surat Dekan Fakultas Pendidikkan Agama Islam Universitas Islam NegeriJakartaNomor : Un.01"/F.1/KM.01.3 /100/201'2tanggal23Mei 2012 Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Parung, 6Juni2012
MUNYATI,S,4{ P. 19630724L918032001