BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1
Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka
pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari pelaksanaan Otonomi Daerah dan di mekarkan menjadi sebuah Provinsi baru yang di mekarkan menjadi sebuah Provinsi baru dari Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai Provinsi baru, Gorontalo diberikan tanggung jawab oleh pemerintah pusat dalam mengelolah daerahnya sendiri, sehingga hambatan dan tantangan yang di hadapi sangat besar dalam merealisasikan tujuan dari pemekaran Provinsi. Seiring dengan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan dengan Provinsi lain agar bisa sejajar dalam hal pembangunan, Provinsi Gorontalo menetapkan 10 bidang pembangunan didalamnya terdapat 3 program unggulan yaitu : 1. Penataan Sumber Daya Manusia 2. Provinsi Agropolitan, memiliki Kompotensi dibidang Pertanian, dan 3. Pengembangan Ekonomi Kelautan, Pengembangan Perikanan. Secara Geografi, Provinsi Gorontalo terletak antara 0,19’ 1,15’ lintang utara dan 121,33’ - 123,43’ Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi Gorontalo 11.967.64 km atau 0,64% dari luas wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kotamadya. Sementara itu, sebagian besar penduduk Gorontalo dikategorikan sebagai penduduk agraris karena mata pencahariannya adalah bercocok tanam. Penduduk Gorontalo berjumlah 1.040.164 jiwa dengan kepadatan 86 jiwa. Pintu masuk ke Provinsi Gorontalo terdapat 3 pintu yaitu Pintu Masuk Darat, Udara, dan Laut. Pintu masuk dari sisi Darat meliputi Kendari, Palu, Makassar, Manado dan Bolaang
Mongondow. Pintu masuk dari sisi Laut yang melayani Provinsi Gorontalo hanya ada 1 Kapal, yaitu Tilongkabila yang melayani rute Gorontalo-Sulawesi Tengah. Dan pintu yang terakhir adalah pintu masuk sisi Udara yaitu Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yang melayani rute beberapa Provinsi di Indonesia. Dari ketiga pintu masuk diatas yang sering digunakan oleh wisatawan ataupun masyarakat yang ingin melakukan perjalanan wisata ataupun perjalan dinas lainnya mereka lebih memilih pintu masuk dari sisi Udara, karena pintu masuk sisi Udara ataupun dengan menggunakan maskapai penerbangan, akan lebih mempersingkat waktu tempuh untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu pintu masuk Utama ke Provinsi Gorontalo adalah Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, karena Pintu Darat hanya melayani rute antara Pulau Sulawesi begitu halnya dengan pintu masuk sisi laut hanya melayani rute pulau Sulawesi saja •
Kondisi Umum Bandar Udara Djalaludin Saat Ini 1. Kode IATA / kode ICAO
: GTO / WAMG
2. Nama Bandara
: Djalalaudin
3. Alamat
: Jl. Satria / angkasa no. 274 Isimu
4. Kelas
: Kelas II
5. Telephone
: +62 435 890494
6. Pengelola
: UPT Ditjen Hubud
7. Fungsi Bandar udara
: HUB
8. Rute Bandara
: Domestik
9. Jenis Penyelenggaraan
: Bandara Umum
10. Jenis Penyelenggara
: Pemerintah Pusat / Provinsi / Daerah
11. Jenis Pesawat Udara Terbesar
: Boeing 737-400
12. Lokasi (Koordinat ARP)
: 00’ 38’02,00” LU (N) / 122’51’01” BT (E)
13. Elevasi
: 18,00 M di atas permukaan laut
14. Jam Operasi
: 12 jam (23 – 11 UTC)
15. Jarak dari Kota
: 32 KM
16. Transportasi ke Bandara
: Mobil Sewa, Angkutan Umum, Taxi
17. Fasilitas sisi udara, Landasan (runway) a. Dimensi
: 2.500 M x 45 M
b. Azimuth
: 09-27
c. PCN
: 38 FCYT
d. Landasan hubung (taxiway)
:a. 155 M x 23 M, b. 155 x 23 M
e. Landas parkir (apron)
: 230
f. Kapasitas apron
: 2 Pesawat B-737
18. Fasilitas sisi darat a. Gedung terminal Domestik
: 1050 M
b. Hanggar
: N/A
c. Kargo
: 550 M
d. Operasional
: 591 M
e. Administrasi
: 480 M
3.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo di peroleh hasil bahwa, saat ini Bandar Udara Djalaludin Gorontalo melayani 5 maskapai penerbangan yaitu, Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-800 NG setiap hari. Lion Air dengan rute
Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-900 ER setiap hari. Sriwijaya Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunkan pesawat boeing 737-400 atau 737 200 setiap harinya. Batavia Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Surabaya-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737300 Batavia hanya melayani penerbangan pada hari Selasa Jumat dan Sabtu. Maskapai terakhir adalah Wings Air dengan rute Manado-Gorontalo (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing DHC8 atau jika penumpang banyak pihak akan menggunakan pesawat dengan type Wings Air boeing ART72. Pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo bahwa pada tahun 2020 akan dilaksanakan perpanjangan landasan yaitu 2500 M, namun pada tahun 2010 sudah tercapai, dan panjang Epron baru selesai tahun ini, dan terminal baru akan di mulai pembangunannya pada tahun 2013Dengan adanya 5 maskapai penerbangan yang melayani Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, ini merupakan salah satu alat transportasi yang sangat utama apabila para wisatawan ingin berkunjung ke Gorontalo. Perkembangan Bandar Udara pada saat ini ada peningkatan di banding tahun-tahun sebelumnya sebagai bukti yaitu : pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pehubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo saat ini sudah melakukan review master plan, bahwa yang mana pada acuan master plan yang lalu KM no 50 tahun 2004 sudah terlampaui beberapa rencana yang diperkirakan oleh pihak pemerintah antara lain yaitu : •
Panjang landasan yang di perkirakan akan di bangun pada tahun 2020 dengan panjan landasan 2500 M, namun rupanya pada tahun 2010 panjang landasan sudah mencapai 2500 M.
•
Maskapai penerbangan yang melayani Provinsi Gorontalo
dalam hal ini Bandar Udara
Djalaludin Gorontalo, untuk type pesawat boing 737-900 ER, dan 737-800 NG di perbolehkan
mendarat di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo pada tahun 2020, tapi pada tahun 2010 sudah mendarat di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. •
Untuk pembangunan terminal baru sudah akan di laksanakan pada tahun 2013 sedangkan Epron untuk tahun ini pembangunannya sudah di laksanakan. Peran Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo terhadap pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yaitu mengkoordinasikan dan bersama-sama dengan pihak Bandar Udara Djalaludin Gorontalo untuk mengusulkan pengembangan Bandar Udara ke Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Sedangkan
dalam
bidang
Perencanaan,
pengelolaan
serta
pengawasan
dalam
pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, di tangani langsung oleh pihak pemerintah dalam hal ini Kementrian Perhubungan Dirjen Udara melalui Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Kebijakan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo hanya memiliki 2 kebijakan dalam pengembangan fasiltas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo yaitu kebijakan strategis yaitu meliputi amdal, penyusunan, kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP), serta master plan, sedangkan kebijakan operasional yaitu meliputi pembebasan tanah dan pengembangan bandara untuk 28 HA. Untuk pelayanan yang disediakan oleh pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata saat ini adalah pembebasan tanah sekitar 68 HA. Untuk lebih lanjutnya yang mengelolah dan mengembangkan adalah pihak otoritar bandara itu sendiri. Selain pelayanan pihak pemerintah juga menemukan hambatan dalam pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo seperti masih begitu banyak status tanah yang berstatus milik keluarga, Sumber Daya Manusia daerah sendiri khususnya Provinsi Gorontalo masih belum ada sehingga harus mendatangkan Sumber
Daya Manusia dari luar daerah, dan yang terakhir adalah aturan yang regulasi yang artinya keterbatasan kewenangan berdasarkan regulasi yang ada di daerah dan di pusat masih ada batasan. Ini semua merupakan hambatan pemerintah dalam hal pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu melalui pengamatan langsung di lapangan. Berikut ini merupakan hasil pengamatan. Tabel 3.1 Tabel fasilitas bandara Djalaludin Gorontalo Fasilitas Bandar
No
Jumlah
Kapasitas
kondisi
Udara Djalaludin Gorontalo 1
Ruang kedatangan
1
100
Cukup baik
2
Ruang
1
100
Cukup baik
keberangkatan / ruang tunggu 3
Ruang check in
1
30
Cukup baik
4
Area souvenir shop
4
-
Cukup baik
5
Area kantor airlines
4
-
Cukup baik
6
Security check
1
5
Kurang baik
7
Peralatan : X ray
1
Luggage cart
-
• •
Kurang baik
8
Area pelayanan
3
-
Kurang baik
makan dan minum 9
Apron
2
2
Cukup baik
10
Maskapai
5
-
Baik
50
50
Cukup baik
6
-
Kurang baik
penerbangan 11
Area parkir kendaraan
12
Toilet
Hasil olahan data penelitian, 2012
Hasil pengamatan dilapangan penulis mendapatkan hasil penelitian bahwa berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo masih cukup minim.
Gambar 3.1 Pengembangan Bandara Djalaluddin Tahap I Target 2010
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012
•
Realisasi Sarana dan an Prasarana Bandara Djalaluddin Gorontalo
a. Runway Tahun 2009 = 2.250 m x 45 m 250 m x 30 m Tahun 2010 = 2.500 m x 45 m Designation = 09 – 27 Konstruksi Asphalt Concrete dengan kekuatan PCN 41 F/C/Y/T (tahun 2008) Kapasitas Maksimum Pesawat yang bisa mendarat = Boeing 737 – 900 ER b. Taxiway Tahun 2009 = 2 buah uk. (115 m x 23 m) c.
Apron
Tahun 2009 = 231,5 m x 80 m (Aspahlt Concrete) Kapasitas Parkir Pesawat ± 2 Bh Pesawat A. Rencana Kebutuhan Lahan Untuk Pengembangan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo a. Luas Lahan Saat Ini ( Existing ) = 66 Ha b. Kebutuhan Sesuai Masterplan = 355 Ha c. Kekurangan Lahan = 288,12 B. Kebutuhan Lahan Tahap I a. Landasan / strip
= 44,95 Ha
b. Apron
= 20,01 Ha
c. ILS
= 19,54 Ha TOTAL
= 84,5 Ha.
C. Luas tanah masyarakat yang sudah dibebaskan = 66,79 Ha D. Lahan Milik TNI AU = 10,30 Ha Total lahan masyarakat yang sementara proses pembebasan = 17,65 Ha (termasuk lahan milik TNI AU 10,3 Ha).
Tabel 3.3 Aktifitas Bandara Djalaluddin Gorontalo 5 Tahun Terakhir PESAWAT
PENUMPANG
BAGASI (Kg)
TAHUN Tiba
2006
1,036
2007
1,103
Brkt
Tiba
Brkt
1,035
79,021
83,599
1,102
89,811
89,238
Transit
Bongkar
Muat
1,176
1,277,611
1,016,503
2,064
1,427,764
1,315,504
2008
901
2009
1,011
2010
1,286
Jumlah
9,419
900
89,358
96,000
1,069
115,889 115,292
1,284
135,596 137,288
9,469
681,355 709,415
124
1,471,743
1,139,782
101
1,631,888
1,253,580
164
1,646,537
1,332,475
15,384
9,857,774
8,256,687
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012
Gambar 3.2 Arus Pesawat Bandar Udara Djalaludin
Arus Pesawat Bandara Djalaludin 2006 1,036
1,103
2007
2008
1,286 901
1,011
2009
2010
1,035
1,102
Tiba
900
1,069
Brkt
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012
Gambar 3.3 Arus Penumpang Bandar Udara Djalaludin Gorontalo
1,284
Arus Penumpang Bandara Djalaludin 2006 135,596 115,889
89,811 79,021 89,358
2007
2008
2009 2010 137,288 115,292 89,238 83,599 96,000 1,1762,064 124 101 164
Tiba
Brkt
Transit
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tahun 2012
3.1.2 Pembahasan Pengembangan fasilitas Bandar Udara Djalaludin Gorontalo membuat titik positif bagi pengembangan kepariwisataan Provinsi Gorontalo pada khususnya, karena Bandar udara adalah salah satu prasarana perhubungan udara yang dapat mempersingkat waktu tempuh (perjalanan) wisatawan yang ingin berkunjung ke Gorontalo. Semua aktifitas perjalanan sekarang di sebut juga dengan berwisata, seperti contoh orang yang akan datang ke Gorontalo untuk tujuan Dinas, ataupun Meeting dan lain sebagainya, pasti juga akan melakukan perjalan ke tempat-tempat wisata pada umumnya. Ini menambah nilai positif untuk Provinsi Gorontalo, karena semakin banyak wisatawan atau businessmen lainnya yang berkunjung ke Gorontalo, ini akan menambah pendapatan Provinsi Gorontalo. Khususnya dalam bidang kepariwisataan. Pihak pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan dan pariwisata provinsi gorontalo, hanya berintegrasi untuk mengembangkan Bandar udara djalaludin gorontalo.
Menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagian angkutan Udara untuk masyarakat". Dukungan infrastruktur dapat menunjang pembangunan Provinsi Gorontalo pada umumnya dan Kecamatan Tibawa pada khususnya dan selanjutnya dapat memberikan dampak yang lebih baik serta mendorong masyarakat untuk melakukan pergerakan yang makin tinggi, komplek dan lebih meluas. Dalam usaha pengembangan ekonomi, guna meratakan pembangunan secara regional sangat di dukung oleh adanya prasarana perhubungan Udara yang akan dapat mempersingkat waktu tempuh (perjalanan) bagi kalangan dunia pariwisata dan kalangan dunia usaha lainnya yang akan datang ke Provinsi Gorontalo Seperti yang tercantum pada tabel fasilitas bandara Djalaludin Gorontalo bahwa: A. Untuk Ruang Kedatangan di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 dan hanya dapat menampung kapasitas 100 pax, apabila berlebihan akan terasa sesak. B. Ruang keberangkatan di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 juga dan hanya dapat menampung kapasitas 100 pax, apabila berlebihan akan tersa sesak. C. Ruang check in di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya ada 1 dan sangat sempit karena hanya bisa menampung kapasitas 30 pax. D. Untuk area souvenir shop di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo sebenarnya tidak teratur, karena tempat tersebut terpisah-pisah. E. Area kantor airlines di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo terdapat 4 kantor yaitu, Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Batavia Air. F. Security Check pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya 1 dan hanya dapat menampung kapasitas 5 pax, ini sangat perlu di kembangkan lagi, karena mengingat
penumpang dalam 1 maskapai penerbangan itu mencapai 200-250 pax, akan memakan waktu yang sangat lama apabila penumpang akan melewati security check. G. Peralatan ( X ray ) pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo berjumlah 3 buah , namun pada umumnya yang sering di gunakan oleh pihak Bandara hanya 1 pada pintu masuk security check in, dan 1 lagi terletak dipintu masuk ruang tunggu. H. Peralatan (Luggage cart) pada bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya 1 dan ini sangat kurang, karena apabila penumpang sampai dan ingin mengambil bagasi sangat brdesak-desakan karena hanya dapat menampung 50 pax. I. Area pelayanan makanan dan minuman pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo terdapat 3 dan kondisi saat ini masih kurang baik, karena tempatnya yang sangat sempit dan sangat berdekatan dengan kantor Airlines. J. Apron pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya dapat menampung kapasitas 2 maskapai penerbangan. K. Maskapai penerbangan yang melayani Bandar Udara Djalaludin saat ini sudah cukup baik karena sudah ada 5 maskapai yang melayani Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. L. Area parkir kendaraan penumpang pada Bandar Udara Djalaudin Gorontalo hanya dapat menampung kapasitas sekitar 50 mobil. M. Toilet pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo hanya terdapat 6 toilet dan kondisinya masih sangat kurang baik.
Menurut Prof. Kurt Morgenroth ( 2000 ; 25 ) Kepariwisataan dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya Maka dari itu pengembangan Bandar Udara Djalaludin ini sangat membuahkan titik positif dalam perekonomian Gorontalo pada khususnya bidang kepariwisataan, melihat pariwisata Gorontalo sementara berkembangng.