BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT Sinar Karya Cahaya Gorontalo PT. Sinar Karya Cahaya Group merupakan suatu badan usaha yang bergerak dibidang konstruksi dan berbentuk perseroan terbatas dengan akta pendirian No. 04 tanggal 8 Januari 1974 yang dibuat oleh Notaris Jootje Nento, SH. Sesuai ketentuan yang berlaku akta pendirian sebuah perseroan terbatas harus mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Sehubungan dengan ketentuan tersebut maka Notaris Jootje Nento, SH sebagai kuasa hokum PT. Sinar Karya Cahaya Group mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat No. 01/MNTR/GTLO/1974, di Departemen Kehakiman terdapat perseroan terbatas bernama Sinar Karya yang sudah terdaftar terlebih dahulu. Oleh karena itu PT. Sinar Karya yang didirikan tanggal 4 Januari 1974 harus berubah namanya. Kemudian Notaris Jootje Nento, SH membuat akta No. 02 tanggal 6 September 1977 untuk merubah nama PT. Sinar Karya menjadi PT. Sinar Karya Cahaya Group. Dengan demikian Menteri Kehakiman RI pada tanggal 19 Juli 1978 mengeluarkan SK No. YAS/106/3 untuk mengesahkan Akta Pendirian PT. Sinar Karya Cahaya.Group
Selain itu Notaris Jootje Nento, SH membuat akta perubahan No. 16 Tanggal 25 Maret 1978 tentang perubahan kedudukan jabatan pengurus yaitu Young Liando yang
sebelumnya menjabat Direktur Utama menjadi Direktur Keuangan, dan kedudukan direktur dijabat oleh Syamsur Junus. Kemudian akta No. 5 tanggal 8 November 1983 diadakan perubahan dan peningkatan modal perusahaan dari jumlah Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) meningkat menjadi Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Selanjutnya disusul dengan Akta Notaris Jootje Nento, SH No. 122 tanggal 28 Mei 1998 dengan melalui rapat luar biasa para pemegang saham diadakan penjualan saham perseroan diantara sesame pengurus perusahaan dan memberhentikan Direksi dan Komisaris perseroan yang lama, kemudian memilih serta mengangkat Direksi dan Komisaris perseroan yang baru. Susunan Direksi dan Komisaris perseroan yang lama sebagai berikut: Direktur Utama
: Syamsur Junus
Direktur
: Young Liando
Komisaris Utama
: Rosdiana Machmud
Komisaris
: Anna Liando
Selanjutnya setelah melalui rapat umum luar biasa para pemegang saham telah diputuskan untuk memberhentikan dengan hormat Direksi dan Komisaris Perseroan yang baru serta dituangkan dlaam akta pernyataan keputusan rpat Perseroan Terbatas yang dibuat Notaris Jootje Nento, SH dengan akta No. 4 tanggal 6 Januari 2004 susunan pengurus sebagai berikut: Direktur Utama
: Syamsur Junus
Direktur
: Tonny Junus
Komisaris Utama
: Lisnawaty Junus
Komisaris
: Rosdiana Machmud
Struktur organisasi PT. Sinar Karya Cahaya secara jelas menggambarkan bagian-bagian yang ada hubungannya dengan kegiatan masing-masing wewenang serta tanggung jawab dalam setiap divisi. Berdasarkan struktur organisasi PT. Sinar Karya Cahaya Group secara umum tersebut dapat dilihat bahwa pengambil keputusan mutlak itu ada pada pimpinan perusahaan, akan tetapi masing-masing individu-individu diberikan kewenangan terbatas dalam pengambilan kebijakannya dengan tetap mengkoordinasikannya langsung dengan pimpinan perusahaan. Adapun struktur organisasinya dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Gambar 1 Struktur Organisasi PT.Sinar Karya Cahaya Group Kota Gorontalo
Direktur Utama Syamsur Junus
Direktur Tonny Junus
Bagian Pemeriksaan Jopy Halid
Kabag Teknik Firman Kozman
Kabag Peralatan Adi Susetyo
Kabag Keuangan Efendi Tambengi
Kabag Umum Personalia dan Perpajakan
Jopy Halid
Sumber : PT.Sinar Karya Cahaya Group Kota Gorontalo
1.1.2. Deskripsi Penyusutan Aktiva Tetap pada PT. Sinar Karya Cahaya Group
PT. Sinar Karya Cahaya Group merupakan Perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan. Perusahaan memilki berbagai jenis aset tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Adapun data keuangan PT. Sinar Kaya Cahaya Group dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Data Keuangan PT. Sinar Karya Cahaya Kota Gorontalo Ukuran
Tahun 2008
2009
2010
Aktiva Lancar
7.179.121.070
9.990.748.386
8.880.145.765
Aktiva Tetap
2.786.798.319,60 3.011.581.490,78
4.254.680.225
Hutang Lancar
11.793.718.150
16.164.975.875
18.890.654.335
Laba Bersih
1.751.198.230
3.011.299.000
2.225.250.560
Penghasilan
23.020.810.181
37.393.471.479
21.465.571.224
HPP
19.307.363.627
31.870.903.161
26.890.908.158
Modal
25.615.129.893
18.493.422.170
15.450.365.747
Persediaan
531.613.608
249.122.041
175.980.657
Kas
29.204.442
35.901.132
56.980.765
Total Hutang
11.793.718.150
16.164.975.874
18.187.980.650
Total Aktiva
38.070.908.206
22.748.033.399
26.192.247.652
Sumber Data: PT. Sinar Karya Cahaya Group Kota Gorontalo Seluruh aktiva tetap milik perusahaan sudah dilakukan penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus, akan tetapi metode yang digunakan belum sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum karena perusahaan tidak melakukan penafsiran umur aktiva dalam
melakukan penyusutan dan tidak adanya tarif penyusutan berdasarkan peraturan perpajakan yang dilakukan perusahaan sehingga akan berdampak pada nilai buku aktiva tetap. 1.2
Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan tehnik analisis data yang dapat diuraikan sebagai berikut: 3.2.1. Hasil Inventarisasi Aktiva Tetap pada PT. Sinar Karya Cahaya Group Berikut ini merupakan aset tetap dari PT. Sinar Karya Cahaya Group berdasarkan daftar inventarisasi aktiva tetap untuk mesin dan peralatan dari perusahaan, sebagaimana ditunjukan pada tabel 3
Tabel 3 Daftar Aset Tetap Untuk Tahun 2007, 2008
No
Nama Aset
Tahun
Nilai perolehan 2008
Perolehan 1.
Excavator cat 311
2007
Rp. 953.137.000
2.
Vibrator Roller
2008
Rp. 250.000.000
3.
Amp GOLDWIN (Mobile) 1 set
2007
Rp.1.100.000.000
4.
Molen + Mesin Merk Yamaha
2008
Rp.
13.600.000
5.
Molen + Mesin Merk Yamaha
2008
Rp.
9.500.000
6.
Pompa Alkon
2008
Rp.
2.700.000
7.
Genset Merk Jiandong 225 KVA
2008
Rp.
3.150.000
8.
Mobil Pick Up Toyota
2008
Rp.
35.000.000
9.
Printer Canon Pixma IP 1800
2007
Rp.
1.250.000
10.
Water pass
2004
Rp.
16.400.000
Sumber : PT. Sinar Karya Cahaya Group Kota Gorontalo, 2012
3.2.2 Pengelompokan Aktiva Tetap Menurut Ketentuan Perpajakan
Setelah dilakukan inventarisasi aset maka langkah selanjutnya adalah Mengelompokan aktiva tetap sesuai dengan ketentuan perpajakan dengan mengacu pada tabel 4 berikut Tabel 4 Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Depresiasi KELOMPOK HARTA
MASA
BERWUJUD
MANFAAT
TARIF DEPRESIASI GARIS
SALDO
LURUS
MENURUN
I. BUKAN BANGUNAN KELOMPOK 1
4 TAHUN
25%
50%
KELOMPOK 2
8 TAHUN
12,5 %
25%
KELOMPOK 3
16 TAHUN
6,25 %
12,25 %
KELOMPOK 4
20 TAHUN
5%
10%
PERMANEN
20 TAHUN
5%
-
TIDAK PERMANEN
10 TAHUN
10%
-
II BANGUNAN
Sumber: Mardiasmo,(2009:153) Berdasarkan tabel 4 diatas langkah selanjutnya menentukan metode penyusutan dan penaksiran umur manfaat aktiva berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor : 138/ KMK.03/ 2002 yang menjelaskan tentang pembagian masa manfaat berdasarkan klasifikasi aktiva tetap, untuk hasil pengelompokkan dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5
Peraturan Perpajakan Nama Aset
Jenis
Masa
Tarif
Metode
kelompok Manfaat
Excavator cat
Kel 2
Garis
Saldo
Lurus
menurun
8 Tahun 12,50%
25%
311
Garis Lurus/Saldo Menurun
Vibrator Roller
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis Lurus/Saldo Menurun
Amp
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis
GOLDWIN
Lurus/Saldo
(mobile) 1 set
Menurun
Molen + Mesin
Kel 2
8 Tahun
12,5%
25%
Merek Yamaha
Garis Lurus/Saldo Menurun
Molen + Mesin
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis
Merek
Lurus/Saldo
Yandong
Menurun
Pompa Alkon
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis Lurus/Saldo Menurun
Genset Merek
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis
Jiandong 225
Lurus/Saldo
KVA
Menurun
Mobil Pick Up
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Toyota
Garis Lurus/Saldo Menurun
Printer Canon
Kel 1
8 Tahun 12,50%
25%
Pixma IP 1800
Garis Lurus/Saldo Menurun
Water Pass
Kel 2
8 Tahun 12,50%
25%
Garis Lurus/Saldo Menurun
Sumber : Olahan 2012
Perusahaan dalam penetapannya menyusutkan aktiva tetap berupa tidak berdasarkan pada peraturan perpajakan dimana tidak ditentukannya presentase penyusutan dan berikut ini merupakan perhitungan penyusutan aktiva tetap menurut perusahaan untuk ketiga jenis aktiva
dimana harga perolehan aktiva tetap untuk tahun 2008 berupa excavator sebesar Rp. 953.137.000 disusutkan sebesar Rp. 317.712.333 didapatkan dari jumlah harga perolehan dibagi dengan jumlah tahun terakhir, perhitungan dari perusahaan akan berakibat pada laba perusahaan yang kecil sehingga akan berpengaruh terhadap pajak yang akan dibayarkan perusahaan dimana pajak tersebut juga bernilai kecil. 3.2.3 Perhitungan Aktiva Excavator Menggunakan Metode Garis Lurus Menurut Ketentuan Komersial dan Ketentuan Perpajakan a. Menurut Ketentuan Komersial Excavator Beban penyusutan pertahun = Harga Perolehan – Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 953.137.000 – Rp.0 8 = Rp. 119.142.125 Nilai sisa adalah perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga jual suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.
Jurnal Untuk Mencatat Penyusutan Excavator adalah: Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
b. Metode Garis Lurus Menurut Ketentuan Perpajakan Tahun
Tarif
Biaya
Nilai Sisa Buku
Penyusutan Harga Perolehan
Rp. 953.137.000
2008
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp.833.994.875
2009
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp. 714.852.750
2010
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp.595.710.625
2011
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp. 476.568.500
2012
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp. 357.426.375
2013
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp. 238. 284.250
2014
12,50%
Rp. 119.142.125
Rp. 119.142.125
2015
12,50%
Rp. 119.142.125
0
Sumber : Data Olahan,2013 Jurnal untuk mencatat penyusutan Excavator adalah: 1. Tahun 2008 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
2. Tahun 2009 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
3. Tahun 2010 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
4. Tahun 2011 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
5. Tahun 2012 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
6. Tahun 2013 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
7. Tahun 2014 Biaya Penyusutan Excavator Cat
Rp.119.142.125
Akumulasi penyusutan Excavator Cat
Rp. 119.142.125
Tabel 6 berikut menunjukan perbandingan penyusutan menurut perusahaan, ketentuan komersial dan ketentuan perpajakan. Tabel 6 Perbandingan Penyusutan Perusahaan, Ketentuan Komersial dan Ketentuan Perpajakan Aset
Perusahaan
Ketentuan
Ketentuan
Komersial
Perpajakan
Garis Lurus Excavator Cat
Rp.317.712.333
Rp. 119.142.125
Rp. 119.142.125
311 Sumber : Olahan, 2013
Berdasarkan tabel diatas perhitungan penyusutan untuk Excavator jika menggunakan metode garis lurus maka hasil dari biaya penyusutan lebih kecil dibandingkan dengan penyusutan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Ini dikarenakan sistem yang digunakan perusahaan tidak sesuai dengan yang seharusnya dan hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan yang kecil sehingga akan
berpengaruh terhadap pajak yang dibayarkan perusahaan dimana pajak tersebut juga bernilai kecil.