perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan Prof. Dr. R. Soeharso adalah pendiri yang pada saat itu menjadi direktur pertama pada tahun 1945 sampai dengan 1971. Dimulai dengan merintis pada tahun 1946 sampai dengan 1971 Rehabilitasi centrum (RC) pada saat itu sangat terkenal dan mendunia hingga asia tenggara, Rehabilitasi Centrum pada saat itu mendapat perhatian dari luar negri karena dinilai berhasil melaksanakan Pelayana Rehabilitasi terpadu dibawah satu atap atas pemikiran yang mendalam pada saat itu. Pemikiran tersebut adalah hasil pada saat menangani penderita cacat tubuh pada saat menghadapi perang. Konsep ini mampu menolong penderita cacat yang merasa sudah tidak memiliki masadepan karena menderita cacat fisik. Rehabilitasi Centrum (RC) pada saat itu hanya suatu Lembaga Rehabilitasi Penderita cacat Tubuh (LPRPCT) kemuduan barulah dibuka lembaga Orthopaedi dan Prothese (LOP) dan kemudian diikuti dengan akademi, lembaga atau yayasan dibawah naungan nama Prof. DR. R. Soeharso, yang pada akhirnya tergabung dalam paguyuban Lembaga Rehabilitasi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yang pada saat itu berjumlah sepuluh. Tahun 1946 Suroto Raksopranoto pertama kali membuat alat bantuOrtotik dan Prostetik yang sangat sederhana karena terbuat commit to user
23
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari bambu, yang merupakan cikal bakal alat bengkel prootese di Indonesia yang kemudian berkembang menjadi training center. Mengalami perkembanganyang sangat pesat setelah mendapat bantuan dan dukungan khususnya dalam hal pendanaan dari Kolonel Gatot Subroto yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta, Pati, dan Madiun mencetak beberapa dokter spesialis bedah ortopedi. Setelah meninggal dunia pada tahun 1971 di usia 59 tahun Prof. Dr. R. Soeharso dinobatkan sebagai Pahlawan
Nasional di bidang Ortopedi, dalam perkembangannya lembaga
dengan nama Prof. DR. R Soeharso ini terus berkembang secara dinamis terutama dalam bidang kedokteran, Ortopedi dan rehabilitasi medik. Prof. DR. R Soeharso menjadi pelopor dalam proses pelayanan Ortopedi dan rehabilitasi medik secara paripurna sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran pada saat itu dengan konsep WHO. Peralatan Ortopedi dan Rehabilitasi medik yang ada serta semangat pengorbanan yang tinggi maka terbentuklah RS Prof. DR. R. Soeharso Surakarta pada tahun 1996 dengan luas lahan: 103.070 m² (10.3 Ha) 2. Falsafah, visi, misi, tujuan dan motto a. Falsafah Rumah Sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mengabdi pada masyarakat melalui pelayanan dan pengembangan ortopedi. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Visi Rumah Sakit ortopedi yang professional dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan yang berbasis teknologi informasi tahun 2018. c. Misi
1)
Meningkatkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi paripurna.
2)
Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan sesuai dangan
kebutuhan
pengetahuan
dan
pelayanan penapisan
kesehatan. teknologi
Kemajuan
kedokteran
ilmu
ortopedi
traumatologi. 3)
Meningkatkan menejemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang terbuka, sehat, efisien, efektif, efisien, dan akuntabel.
4)
Meningkatkan kapasitasn dan kompetisi SDM sesuai kebutuhan pelayanan serta kemampuan rumah sakit.
5)
Mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan berbasis teknologi informasi.
d. Tujuan
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tujuan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah
terselenggaranya
pelayanan
rumah
sakit
yang
bermutu,
mudah,dan terjangkau oleh seluruh lapisan mayarakat.
e. Motto
Motto yang ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah CEKATAN (cepat, akurat, aman, dan nyaman). 3. Fungsi
a. Melaksanakan pelayanan medis b. Melaksanakan pelayanan penunjang medi dan non medis c. Melaksanakan usaha asuhan dan pelayanan keperawatan d. Melaksanakan pelayanan rujukan e. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan f. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengembangan serta penyebarluasannya g. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof DR. R. Soeharso Surakarta diatur dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 839/Menkes/Per/VII/2007 commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tertanggal 20 Juli 2007 tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit adalah sebagai berikut
yang
akan
digambarkan
commit to user
pada
gambar
3.1.
28
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Analisis dan pembahasan
Penggelolaan aset tetap yang baik adalah pengelolaan yang dilaksanakan sesuai standar dan prosedur yang berlaku, yaitu yang diatur dalam PSAP NO 07. RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta telah mengupayakan pengelolaan aset tetap agar sesuai dengan standardan prosedur yang berlaku. Berikut adalah hasil wawancara dengan bagian pengelolaan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta. 1. Pengakuan aset tetap
Tahap pertama dalam pengelolaan aset tetap adalah pengelolaan aset tetap berdasarkan pengakuan aset tetap tersebut, Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetapnya berdasarkan biaya perolehannya, biaya perolehan harus
diukur secara handal dan dimungkinkan aset tersebut
memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut adalah tabel analisis kesusuaian atas pengakuan aset tetap :
Tabel 3.1 Perbandingan atas Pengakuan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07
PENERAPAN
SESUAI/TIDAK SESUAI
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur secara handal.
RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap pada saat aset tersebut memiliki kemungkinan memberikan manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur secara andal.
sesuai
Aset tetap harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a Berwujud. b Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan. c Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. d Tidak diperjual belikan. e Diperoleh untuk kegiatan operasi perusahaan.
Aset tetap pada RS Ortopedi diaku dengan kriteriaberwujud, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, tidak diperdagangkan, dan digunakan untuk membantu kegiatan rumah sakit.
commit to user
sesuai
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2 Pengukuran dan penilaian aset tetap
Setelah tahap pengakuan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengukuran awal dan penilaian asettetap. Suatu aset dapat dikelompokkan menjadi aset tetapjika memenuhi kualifikasi tertentu seperti biaya perolehannya. Rumah sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengelompokkan aset ke dalam aset tetap jika harga perolehannya diatas Rp. 300.000pengukuran dan penilaian aset tetap akan dibahas pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Barang berwujud yang RS Ortopedi DR. R. memiliki kualifikasi untuk Soeharso mengukur diakui sebagai aset tetap dan asetnya berdasarkan biaya dikelompokkan sebagai aset perolehan aset tersebut, sesuai tetap, pada dasarnya diukur sampai aset-aset tersebut berdasarkan biaya siap digunakan. perolehannya. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari harga beli atau konstruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
RS Ortopedi Soeharso menilai perolehan asetnya biaya-biaya dikeluarkan mempersiapkan tersebut sampai siap digunakan kegiatan usahanya.
commit to user
DR.R. harga beserta yang untuk aset dengan dalam
sesuai
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Biaya yang dapat RS Ortopedi DR. R. didistribusikan secara Soeharso mengakui biaya langsung adalah : yang dapat didistribusikan a Biaya persiapan secara langsung seperti tempat. biaya pengiriman mesin. b Biaya pengiriman awal dan biaya sesuai bongkar muatan. c Biaya pemasangan d Biaya professional seperti arsitek dan insinyur. e biayakonstruksi. Harga perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar.
Hargaperolehan aset yang diperoleh secara wajar dinilai sebesar harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar aset yang diperoleh.
Suatu aset dapat diperoleh dalam pertukaran aset tidak sejenis. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aset yang dilepas atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang di transfer.
Aset yang diperoleh dari pertukaran aset yang jenis dan fungsinya tidak sama harga perolehannya dinilai berdasarkan nilai aset lama termasuk jumlah kas atau setara kas yang ditransfer jika ada, atau dengan menggunakan nilai wajar aset baru yang diperoleh.
commit to user
sesuai
sesuai
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Aset tetap yang diperoleh Aset yang diperoleh dari dari sumbangan atau hibah sumbangan atau hibah harus dicatat sebesar harga dinilai sebesar nilai wajar taksiran atau harga pasar aset tersebut pada saat sesuai yang layak dengan perolehannya. mengkreditkan akun ekuitas. Apabila perolehan aset tetap Perolehan aset dari donasi memenuhi kriteria diakui sebagai pendapatan perolehan aset donasi, maka operasional RS Ortopedi sesuai perolehan tersebut diakui DR. R. Soeharso. sebagai pendapatan operasional.
3 Pengeluaran setelah perolehan(subsequent expenditures)
Tahap selanjutnya adalah pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures), setelah aset diperoleh maka rumah sakit akan melakukan pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan terhadap aset tetap tersebut. Pengeluaran tersebut dapat menambah masa manfaat dan menambah nilai aset, maka Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta harus mengkapitalisasi pengeluaranpengeluaran tersebut, berikut akan dijelaskan perlakuan RS Ortopedi DR.R. Soeharso Surakarta mengenai pengeluaran setelah perolehan dalam tabel 3.3.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.3 Perbandingan Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07
PENERAPAN
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang dapat memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa depan harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
RS Ortopedi DR Soeharso menambahkan pengeluaran setelah perolehan awal yang memiliki kemungkinan menambah masa manfaat dan manfaat ekonomi bagi aset tersebut.
Setiap entitas harus menentukan batasan jumlah biaya yang dikapitalisasi, bila telah terbentuk harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
RS Ortopedi DR. R Soeharso menetapkan satuan minimum yang dikapitalisasi untuk peralatan dan mesin sebesar Rp. 300.000 sedangkan untuk gedung dan bangunan sebesar Rp. 10.000.000.
SESUAI/TIDAK SESUAI
sesuai
sesuai
4 Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal
Tahap pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal merupakan tahap ke empat dalam pengelolaan aset tetap yang dijelaskan dalam PSAP No 07, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan model biaya, dengan mengakui aset sebesar biaya perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutannya serta akumulasi rugi penurunan nilainya. Berikut adalah tabel evaluasi kesesuaian pengukuran berikutnya terhadap pengukuran awal. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.4 Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Penilaian kembali atau RS Ortopedi DR. R. revaluasi aset tetap tidak Soeharso Surakarta diperkenankan. Penilaian melaksanakan kembali aset tetap dapat inventarisasi dan penilaian dilakukan berdasarkan kembali pada tahun 2008 ketentuan pemerintah yang dan di serahkan kuasanya berlaku secara nasional. kepada KPKNL tiap lima Dalam hal disajikan tahun sekali. Tidak sesuai menyimpang tersebut serta pengaruhnya terhadap informasi keuangan BLU. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku aset dibukukan dalam akun ekuitas. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap harus dialokasikan secara sistematis dan handal sepanjang masa manfaatnya.
RS Ortopedi DR. R. Soeharso baru melaksanakan penyusutan pada tahun 2013.
Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan.
RS Ortopedi menghitung penyusutan secara semesteran, dan biaya penyusutan tersebur diakui dalam periode laporan keuangan yang bersangkutan.
commit to user
Tidak sesuai
Sesuai
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.4 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Masa manfaat yang aset RS Ortopedi DR. R. tetap yang dapat disusutkan Soeharso melakukan harus ditinjau secara peninjauan terhadap aset periodik dan jika terdapat tetapnya. Tetapi tidak perbedaan besar dari terjadwal tiap periodenya Tidak sesuai estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian Metode penyusutan yang digunakan hendaknya ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat suatu perubahan yang signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut, metode pentusutan diperlukan perubahan untuk dapat mencerminkan pola tersebut dengan jumlah biaya penyusutan untuk periode yang akan datang
RS Ortopedi DR. R. Soeharso belum pernah melakukan evaluasi terhadap metode penyusutan yang digunakan selama ini. Tidak sesuai
5 Penghentian dan pelepasan Tahap yang terakhir adalah tahap penghentian dan pelepasan aset tetap, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan aset dari kegiatan operasi pada saat aset tersebut berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi memberikan manfaat ekonomi bagi rumah sakit. Kerugian atau keuntungan dari penghentian commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aset tersebut dimasukkan kedalam laporan operasional atau aktivitas rumah sakit. Berikut adalah evaluasi kesesuaian atas penghentian dan pelepasan aset RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta : Tabel 3.5 Perbandingan Penghentian dan Pelepasan pada RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Suatu aset tetap dieliminasi Ada beberapa aset yang dari neraca ketika sudah tidak digunakan dilepaskan atau bila aset karena masuk dalam secara permanen ditarik dari katagori aset dalam penggunaannya dan tidak keadaan rusak berat, Tidak sesuai ada manfaat ekonomi di namun belum dieliminasi masa yang akan datang dari naraca karena masih diharapkan dari dalam tahap usulan untu pelepasannya. dihapus dari neraca Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau peleapsan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan operasional atau aktivitas.
Keuntungan atau kerugian dari penghentian dan pelepasan aset tetap pada RS Ortopedi DR. R. Soeharaso diakui sebagai keuntungan dan kerugian dalam laporan operasional.
aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Aset yang telah dihentikan dimasukkan dalam pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
commit to user
sesuai
Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa dalam pengelolaan aset tetap yang dituangkan dalam PSAP No 07 terdapat lima perlakuan pengelolaanaset tetap yaitu pengakuan aset tetap, penilaian aset tetap, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal, dan yang terakhir penghentian dan pelepaan aset tetap. Penulis akan membandingkan apakah pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengelola asetnya sesuai dengan PSAP No 07. Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara langsung oleh seorang karyawan RS Ortopdi Prof DR. R. Soeharso Surakarta yang bekerja di bagian akuntansi keuangan dan khusus menangani mengenai pengelolaan barang milik negara penulis membuat tabel perbandingan kesesuaian antara pengelolaan dengan PSAP No 07 pada tabel 3.1 sampai dengan 3.5. Selain itu, penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta secara singkat sebagai berikut. RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit dengan bentuk Badan Layanan Umum, rumah sakit ini menyusun dua jenis laporan keuangan tiap periodenya. Laporan keuangan yang dibuat adalah laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) dan laporan keuangan SAI (Sistem Akuntansi Instansi), laporan keuangan BLU disusun berdasarkan PSAK sedangkan laporan keuangan SAI disusun berdasarkan PSAP. Penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta berdasarkan PSAP No 07. Selain berdasarkan pedoman PSAP No 07, commit to user dasar hukum pengelolaan aset tetap instansi pemerintahan adalah sebagai berikut :
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. PP No 71 tahun 2010 2. KMK No 01 tahun 2001 mengatur mengenai kapitalisasi aset tetap 3. PMK No 96 tahun 2009 tentang pemanfaatan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap dengan kriteria sebagai berikut : 1. Berwujud 2. Masa manfaat lebih dari 12 bulan atau lebih dari satu tahun 3. Biaya perolehan dapat diukur secara handal 4. Tidak ditujukan untuk dijual kembali Berdasarkan aspek kuantitatif aset tetap diakui jika : A. Peralatan dan mesin harga perolehannya sebelum 1 Januari 2001 nilainya Rp. 0 Setelah 1 Januari 2001 diakui sebagai aset tetap jika nilai perolehannya sebesar Rp. 300.000. Jika telah memenuhi aspek kualitatif namun nilainya kurang dari Rp. 300.000 maka tidak dicatat di neraca namun dicatat dalam daftar aset tetap atau daftar inventaris B. Gedung dan bangunan perolehan sebelum 1 Januari 2010 Rp.0 Perolehan mulai 1 Januari 2010 perolehannya RP. 10.000.000 Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap, Rumah Sakit Ortopedi DR. R.Soeharso Surakarta tidak melakukan kapitalisasi terhadap biaya pemeliharaan commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang tidak menambah masa manfaat, kapasitas aset tetap, mutu produksi, dan peningkatan standar kinerja. Renovasi yang dapat menambah masa manfaat, kapasitas, mutu produksi, dan dapat meningkatkan standar kinerja harus dikapitalisasi. Belanja modal sebesar Rp. 300.000 untuk mesin dan peralatan serta gedung dan bangunan yang nilainya diatas Rp. 10.000.000 harus dikapitalisasi. Penyusutan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan metode garis lurus untuk seluruh aset tetapnya, rumah sakit tidak mengakui nilai sisa atau nilai residu terhadap aset tetapnya. Aset tetap disusutkan secara semesteran dan belum secara bulanan. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta belum pernah melakukan review terhadap masa manfaat tiap aset
yang
dimilikinya
dan
juga
metode
penyusutan
yang
telah
ditetapkan.Amortisasi implementasinya belum dapat ditetapkan oleh sistem aplikasi yang digunakan, karena standar umur ekonomis aset belum ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta melakukan revaluasi aset tetap pada tahun 2008 yang dilaksanakan oleh KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang). Aset tetap yang berada pada kondisi rusak berat, atau sudah tidak dapat memberikan manfaat ekonomi seharusnya dieliminasi dari neraca, namun pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta aset tersebut masih diakui pada laporan intrakomptabel atau dalam neraca, dengan sub akun aset tetap yang tidak digunakan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan akan dihapus setelah usul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
hapus disetujui oleh manajemen rumah sakit, aset tetap yang tidak memenuhi definisi aset tetap dipindahkan dalam pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Keuntungan ataukerugian yang timbul akibat penghentian aset tetap tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian rumah sakit dalam laporan operasional. C. Temuan
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta penulis menemukan beberapa temuan sebagai berikut : A. Kelebihan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah menerapkan pengelolaan yang sesuai dengan PSAP Np 07 yaitu : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengakui biaya perolehan aset tetapnya pada saat aset tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat ekonomi pada masa yang akan datang, dan nilainya dapat diukur secara handal. Secara keseluruhan pengakuan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah sesuai dengan PSAP No 07. Pengakuan awal harus memenuhi kualifikasi untuk bisa diakui sebagai aset tetap, dan kualiffikasi yang telah ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah Rp. 300.000, dengan adanya kualifikasi yang diterapkan sebesar nilai nominal, maka akan menjamin bahwa aset yang baik dan bernilai cukup besar bagi rumah sakit. Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
import, biaya pajak yang tidak dapat dikreditkan, dan dikurangi dengan potongan pembelian. Rumah sakit juga mengakui biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal, biaya pemasangan, biaya professional, dan biaya konstruksi. Pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta mencatat asettetap sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan yang dapat menambah masa manfaat, umur ekonomis, kuantitas produksi harus dikapitalisasi. Setiap organisasi pemerintahan sangatlah beragam dalam jumlah dan penggunaan aset tetap, maka tiap instansi harus menentukan batasan nilai kapitalisasi. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menetapkan batasan nilai kapitalisasi sebesar Rp. 300.000, Penghentian pengakuan pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan suatu aset tetap dari operasinya pada saat aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan tidak dapat memberikan keuntungan dalam penggunaannya. Keuntungan dan kerugian akibat penghentian aset diakui sebagai keuntungan dan kerugian pada laporan operasional rumah sakit.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kekurangan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso dalam mengelola aset tetapnya terdapat kekurangan sebagai berikut : Kelemahan dalam pengukuran berikutnya (subsequent measurement)terhadap pengakuan awal Rumah Sakit ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta yaitu, rumah sakit mengadakan revaluasi setiap lima tahun sekali sejak tahun 2008 yang tidak didasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak mengalokasikan secara sistematis nilai aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaatnya, karena rumah sakit baru melakukan penyusutan pada tahun 2013. Metode penyusutan yang digunakan belum pernah diadakan peninjauan apakah telah sesuai dan efektif terhadap aset tetap yang bersangkutan atau belum, dalam penghentian dan pelepasan kelemahan yang di dapat adalah Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak langsung mengeliminasi aset dari neraca walaupun aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan sudah tidak dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit, aset tersebut masih dalam usul untuk dihapuskan.
commit to user