BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang ada di Indonesia dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 sampai dengan 2012. Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2013, sedangkan tempat penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan baik berupa data-data laporan keuangan serta dokumen-dokumen yang lain yang berkaitan dengan objek penelitian. Berdasarkan data yang didapat oleh penulis dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) maupun laporan keuangan dari BEI
jumlah
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai 2012 tercatat sebanyak 35 perusahaan.
B. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel. Dalam hal ini perputaran persediaan, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap pertumbuhan laba sebagai variabel tidak bebas (dependent variable).
27
28
Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh tersebut penelitian ini memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik untuk membuktikan apakah hasil pengujian signifikan atau tidak.
C. Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan sementara terhadap permasalahan yang diteliti yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Hipotesis yang akan diuji kausal yaitu hipotesis tentang pengaruh X terhadap Y. Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Terdapat pengaruh perputaran persediaan, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan secara serentak terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. H2: Terdapat
pengaruh
perputaran
persediaan secara parsial terhadap
pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. H3: Terdapat pengaruh perputaran pertumbuhan penjualan secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada
Perusahaan
Sektor Industri Barang
Konsumsi di Bursa Efek Indonesia H4: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
29
D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Independen (Variabel X) Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen.
Ada beberapa variabel independen yang
dipergunakan untuk mengukur pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain: 1. Perputaran persediaan: Perusahaan yang bergerak di bidang produksi seperti perusahaan industri barang konsumsi tidak bisa terlepas dari persediaan. Untuk memperlancar proses produksi perlu dilakukan penghitungan seberapa cepat perputaran persediaan pada perusahaan. Nilai persediaan yang diambil adalah saldo awal persediaan dan akhir persediaan dan harga pokok selama 1 tahun, dan
Rumus yang dipergunakan untuk mengukur perputaran persediaan
adalah sebagai berikut: Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan rata-rata
Dan untuk menghitung persediaan rata-rata dipergunakan Rumus: Persediaan rata-rata: Persediaan awal+Persediaan akhir 2
2. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan (Growth sales) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit atau laba yang akan diperoleh. Nilai penjualan bersih yang
30
digunakan selama 1 tahun. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan menggunakan rumus sebagai berikut: Pertumbuhan Penjualan =
[(sales y- sales (y-1)] sales (y-1)
3. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki pada akhir tahun. Untuk memberikan kriteria yang pasti mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus sebagai berikut: Ukuran perusahaan = ln Total Aset
2. Variabel dependen (Variabel Y) Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat dari penelitian ini adalah pertumbuhan laba yang dinotasikan dengan Y. Pada penelitian ini, pertumbuhan laba dihitung dengan menggunakan rumus :
Pertumbuhan Laba =
laba t- (laba t-1) (laba t-1)
31
E. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, bahan dan informasi yang diperlukan guna pembahasan masalah dan penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode penelitian ini: 1. Penelitian kepustakaan (Library research) yaitu dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang ada kaitannya dengan
objek
pembahasan ini yang terdapat dalam
kepustakaan kemudian menyusun dengan cara menganalisis data yang telah terkumpul. Sumber informasi di kepustakaan dapat berupa bukubuku, makalah, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya. 2. Dokumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan mendokumentasikan data-data yang berhasil dikumpulkan.
F. Jenis data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia melalui situs resminya yaitu, (www.idx.co.id) pada tahun 2012 dan ringkasan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2008 – 2011 yang terdapat pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
32
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 yang berjumlah tiga puluh lima (35) perusahaan dikelompokkan menjadi : -
9 Perusahaan Industri Farmasi
-
4 Perusahaan Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga
-
15 Perusahaan Makanan dan Minuman
-
3 Perusahaan Peralatan Rumah Tangga
-
4 Perusahaan Rokok
2. Sampel Adapun tehnik pengambilan sampel (sampling method) yang digunakan oleh penulis adalah metode purposive sampling. Dalam metode ini pengambilan sampel dari kriteria atau ciri-ciri khusus yang memiliki hubungan erat dengan kriteria atau ciri-ciri populasi. Elemen populasi yang digunakan sebagai objek penelitian dibatasi dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan industri barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama periode Keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2008-2012.
33
c. Laporan keuangan perusahaan pada tahun dan telah di audit, perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2008-2012. d. Laporan keuangan perusahaan memenuhi kriteria-kriteria variabel yang dipilih yaitu persediaan barang dagangan, penjualan bersih, harga pokok penjualan, total aset dan laba setelah pajak. Adapun jumlah sampel yang memenuhi kriteria diatas adalah dua puluh enam (26) perusahaan yaitu : 1. Farmasi - PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) 2. Farmasi - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) 3. Farmasi - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) 4. Farmasi - PT Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) 5. Farmasi - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 6. Farmasi - PT Merck Tbk (MERK) 7. Farmasi - PT Indo Farma TBK (INAF) 8. Farmasi - PT Taisho Pharmaceutical Tbk (SQBB) 9. Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga - PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) 10. Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 11. Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga - PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) 12. Makanan & Minuman - PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) 13. Makanan & Minuman - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 14. Makanan & Minuman - PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
34
15. Makanan & minuman - PT Ultra Jaya Milk Tbk ( ULTJ) 16. Makanan & Minuman - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 17. Makanan & Minuman - PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) 18. Makanan & Minuman - PT Sekar Laut Tbk (SKLT) 19. Makanan & Minuman - PT Siantar Top Tbk (STTP) 20. Makanan & Minuman - PT Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) 21. Makanan & Minuman - PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) 22. Peralatan Rumah Tangga - PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) 23. Peralatan Rumah Tangga - PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) 24. Rokok - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) 25. Rokok - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 26. Rokok - PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA)
H. Metode Analisis Data Dalam suatu penelitian jenis data dan hipotesis sangat menentukan dalam ketepatan pemilihan statistik sebagai alat uji dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan tahapan analisis sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif 2. Pengujian asumsi klasik 3. Pengujian hipotesis
35
1. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
adalah
alat
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dari data tersebut.
Dalam
penggunaan statistik deskriptif ini penulis memberikan gambaran tentang data yang dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum dan nilai maksimum. Penggujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Pengujian Asumsi Klasik Merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi. 2.1. Uji Normalitas Uji normalitas menurut Ghozali(2007) adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat diketahui melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal pada grafik atau histogramnya.
36
Data normal yang diuraikan oleh Ghozali (2007) adalah sebagai berikut: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola terdistribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar dari garis normal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, menunjukkan pola tidak terdistribusi dengan normal, maka model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal jika diteliti lebih lanjut bisa sebaliknya. Oleh karena itu setelah menggunakan uji normalitas dianjurkan menggunakan uji statistik menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov_Smirnov (K-S). dengan melakukan pengujian pada standardized residual. Menurut Imam Ghozali, bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel data pada unstandardized residual dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika Z hitung(Kolmogorov_Smirnov) < Z table (1.96) atau angka signifikansi > taraf signifikansi (Alpha) 0.05, maka distribusi data dikatakan normal. 2. JJika Z hitung(Kolmogorov_Smirnov) > Z table (1.96) atau angka signifikansi < taraf signifikansi (Alpha) 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal.
37
2.2. Uji Multikolinearitas Kegunaan uji multikolinearitas untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Toleransi untuk mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Uji multikolinearitas yang masih dapat ditoleransi dilihat dari nilai (VIF) yaitu jika VIF < 10. 2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedasitas. Model regresi yang baik adalah homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis heteroskedastisitas sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka diindikasikan telah terjadi heteroskedasitas 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
38
2.4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka ada masalah dalam autokorelasi. Autokorelasi timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistik Durbin Watson. Durbin Watson merupakan uji autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya konstanta (intercept) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.
3. Pengujian Hipotesis Untuk mencapai tujuan uji hipotesis penulis menggunakan analisis regresi berganda. Uji hipotesis ini meliputi: uji signifikansi simultan (Uji F-test) dan Uji secara parsial ( Uji T-test), koefisien determinasi R2. 3.1. Uji signifikan Simultan (Uji F- test) Uji signifikan simultan (uji F-test) menurut (Ghozali,2007:99) adalah uji pengaruh simultan digunakan untuk mempengaruhi apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. 3.2. Uji Secara Parsial (Uji T-test) Uji secara parsial (uji T-test) ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali,2007:99).
39
4. Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisis determinasi R2 untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali,2007). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk menghindari bias, maka digunakan Adjusted R2, karena Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
satu
variabel
independen
ditambah
kedalam
model.
Menurut
(Ghozali,2007:91) jika dalam uji empiris terdapat nilai Adjusted R2 negatif maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol.