BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN MASALAH 1. Analisis Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Gede Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Surakarta Tahun 2012-2015 Dalam menentukan tingkat kontribusi Retribusi Pasar Gede terhadap Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
dapat
dilakukan
dengan
cara
membandingkan jumlah penerimaan per tahun Retribusi Pasar Gede yang terrealisasi dengan jumlah total penerimaan per tahun Pendapatan Asli Daerah sehingga diperoleh hasil dalam bentuk persentase. Sebelum sampai analisis tersebut, penulis akan menyajikan perhitungan kontribusi retribusi pasar Gede terhadap retribusi pasar Kota Surakarta.
33
34
Tabel 3.1 Persentase Kontribusi Retribusi Pasar Gede Terhadap Retribusi Pasar Tahun 2012-2015 Tahun
Retribusi pasar Gede 612.152.160 594.770.390 581.242.775 583.387.425
Retribusi Pasar
2012 10.001.440.523 2013 9.735.249.903 2014 11.570.191.465 2015 9.351.183.202 Rata-Rata Sumber : Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta
Persentase 6,12 % 6,10 % 5,02 % 6.23 % 5,87 %
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat tahun 2012-2014 kontribusinya mengalami penurunan dan sedikit kenaikan pada tahun 2015. Namun retribusi pasar gede cukup berperan dalam penerimaan retribusi pasar. Pada tahun 2015 retribusi hanya mencapai 5,02% dikarenakan adanya revitalisasi pasar Gede yang berimbas ke pendapatan itu sendiri. Bukan hanya pendapatan berkurang tetapi pedagang juga dirugikan karena pasar lebih sepi. Untuk mengetahui tingkat kontribusi retribusi pasar Gede dalam mendukung PAD Kota Surakarta akan dijelaskan sebagai berikut :
34
Tabel 3.2 Persentase Kontribusi Retribusi Pasar Gede Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2012-2015 Tahun
Retribusi pasar Gede 612.152.160 594.770.390 581.242.775 583.387.425
PAD
2012 231.672.100.429 2013 295,433,957,105 2014 335,652,106,641 2015 379,110,723,969 Rata-Rata Sumber : Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta
Persentase 0,26 % 0,20 % 0,17 % 0.15 % 0,16 %
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat tahun 2012-2014 kontribusi penerimaan retribusi pasar Gede terhadap Pendapatan Asli Daerah mengalami penurunan dan pada tahun 2015 hanya sedikit mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang tidak sebanding dengan peningkatan pemungutan retribusi pasar Gede dan juga adanya wajib retribusi yang tidak mau membayarkan retribusi dengan berbagai alasan. Namun retribusi pasar Gede cukup memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini terbukti dari perhitungan diatas menunjukan rata-rata retribusi pasar Gede memberikan kontribusi sebesar 0,16 % terhadap Pendapatan Asli Daerah. Meskipun rata-rata hanya 0,16%, persentase tesebut hanya didapatkan dari 1 (satu) pasar saja, sedangkan di Kota Surakarta terdapat 43 pasar. Jika semua pasar dihitung akan memberikan kontribusi yang cukup besar.
.
35
2. Analisis Potensi Retribusi Pelayanan Pasar Kota Surakarta Sebelum melakukan analisis potensi retribusi pasar, penulis akan menyajikan bagaimana ketentuan tarif di pasar gede adalah sebagai berikut: a. Tarif Retribusi di Pasar Gede Untuk menentukan besarnya tarif retribusi per m2/hari adalah 0.1 0
/00 (nol koma satupermil) dari Taksiran Nilai Tempat Dasaran. Harga
taksiran tempat dasaran di Pasar Gede untuk los Rp. 1.870.000,- X 0.10/00 sedangkan untuk kios Rp. 3.100.000,- X 0.1 0/00. Sedangkan tarif untuk pelataran digolongkan menjadi : a. Kelas I
Rp.500,- /m2/hari
b. Kelas II
Rp.300,- /m2/hari
c. Kelas III
Rp.200,- /m2/hari
Penetapan pasar dan kelas pasar di Surakarta berdasarkan letak strategis pasar sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta No.1-C tahun 2012 adalah sebagai berikut :
36
Tabel 3.3 Ketetapan Kelas Pasar Dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar Kota Surakarta
No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Pasar Singosaren Klewer Legi Nusukan Gede Harjodaksino Jongke Notoharjo Gading Ngarsopuro Sidodadi Purwosari Kadipolo Ledoksari Mojosongo Rejosari Turisari Depok Pucang Sawit Ayu Panggungreja Cinderamata Triwindu Kembang Kabangan Jebres Tanggul Ayam Kliwon Mebel Penumping Elpabes Ngemplak Bangunharjo Sidomulyo Sangkrah Buah Jurug Tunggulsari Mojosongo
Kelas Pasar IA IA IA IA IA IB IE IB IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIA IIB IIB IIB IIB IIB IIB IIB IIB IIB IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA IIIB
Nilai Taksir Kios Per M2 Los Per M2 (Rp) (Rp) 6.000.000 3.100.000 4.600.000 1.870.000 3.100.000 1.870.000 3.100.000 1.870.000 3.100.000 1.870.000 2.875.000 1.720.000 2.875.000 1.720.000 2.875.000 1.720.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.975.000 1.400.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.825.000 1.320.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.250.000 900.000 1.050.000 750.000
37
40 Joglo IIIB 1.050.000 41 Bambu IIIB 1.050.000 42 Ngumbul IIIB 1.050.000 43 Besi Tua IIIB 1.050.000 Sumber: Peraturan Walikota Surakarta No. 1-C Tahun 2012
750.000 750.000 750.000 750.000
b. Potensi Pasar Gede Pasar Gede yang mempunyai luas 10.421 m2 dan yang digunakan untuk berdagang terbagi atas bangunan Barat dengan luas 1364 m2 dan bangunan Timur dengan luas 5607 m2. Dengan luas lahan 6971 m2 Pasar Gede dapat mampu menampung sekitar 1031 pedagang, yang mana terdiri dari 514 los, 277 kios, dan sekitar 240 lebih pedagang yang menempati plataran/oprokan. Sedangkan tempat los hanya berada di bangunan Timur, karena pada bangunan barat dahulunya berupa los di gantikan menjadi kios semuanya. Tarif retribusi pasar didasarkan pada taksiran nilai dasar kios atau los yang diputuskan oleh Walikota dengan nilai tarif sebesar 0,1 permil. Untuk perhitungan potensi retribusi pasar digunakan rumus = luas kios/los(m2) x tarif/m2/hari x waktu. Luas keseluruhan los adalah : Bangunan Timur = 514 los berukuran 4 m2/los = 514 x 4 m2 = 2056 m2 Luas keseluruhan kios adalah : Bangunan Barat = 100 kios berukuran 10 m2/kios = 100 x 10 m2 = 1000 m2
38
= 25 kios berukuran 14 m2/kios = 25 x 14 m2 = 350 m2 Bangunan Timur = 122 kios berukuran 16 m2/kios = 122 x 16 m2 = 1952 m2 Luas kios di Pasar Gede adalah 3302 m2 Menurut observasi penulis, rata-rata pedagang menempati tempat berdagang dengan luas 2 m2/pedagang, jadi luas keseluruhan pedagang oprokan/pelataran adalah 240 pedagang oprokan berukuran 2 m2 = 240 x 2 m2 = 480 m2. Luas tersebut setiap harinya tidaklah selalu sama, hal ini karena jumlah pedagang oprokan/plataran yang selalu berubah-ubah. Tetapi luas tersebut oleh penulis dijadikan dasar untuk perhitungan hasil retribusi pasar di Pasar Gede. Besarnya tarif retribusi pasar yang ada di Gede adalah : a. Untuk retribusi los
Rp.187/m2.
b. Untuk retribusi kios Rp.310/m2. c. Untuk retribusi plataran berdasarkan kelas : Kelas I
Rp. 500,-/m2/hari
Kelas II
Rp. 300,-/m2/hari
Kelas III
Rp. 200,-/m2/hari
Untuk pasar Gede menggunakan kelas I dengan retribusi Rp.500,-/m2/hari.
39
Berikut ini adalah perhitungan potensi retribusi Pasar Gede: Tabel 3.4 Potensi Retribusi Pasar Gede tahun 2015 No
Keterangan
Luas ( m2 )
Tarif /m2/hari
Potensi Retribusi Pasar Gede 138.409.920 368.503.200 86.400.000 593.313.120
Hari
1 2 3
Los 2056 187 360 Kios 3302 310 360 Plataran 480 500 360 Jumlah Sumber : Kantor Pengelola Pasar Gede (data diolah) Dari
perhitungan
Tabel
3.4
penulis
selanjutnya
akan
membandingkan antara perhitungan hasil penerimaan retribusi pasar yang seharusnya dapat diterima dengan perhitungan realisasi pendapatan retribusi pasar berdasarkan perhitungan Dinas Pengelola Pasar tahun 2015. Tabel 3.5 Perbandingan Potensi Retribusi Pasar Gede dengan Realisasi Pendapatan Retribusi Pasar Di Pasar Gede Tahun 2015 Perhitungan Retribusi Pasar Gede
Realisasi Pendapatan Retribusi Pasar Gede
Selisih
593.313.120
583.387.425
9.925.695
Sumber : Dinas Pengelola Pasar (data diolah) Dari Tabel 3.5 ada selisih Rp.9.925.695 , hal ini dikarenakan jumlah retribusi yang pungut setiap pedagang tidak sesuai dengan taksiran nilai tempat dasaran pedagang, sehingga mempengaruhi retribusi yang diterima setiap tahunnya. Ketidaksesuaian jumlah antara potensi retribusi pasar dengan realisasi pendapatan retribusi pasar dikarenakan jumlah kios, los dan oprokan yang berbeda
40
Penulis akan menyajikan Perhitungan potensi retribusi pasar Gede tahun 2016 digunakan pendekatan data observasi yang lalu dengan berbagai penyesuaian tentang keadaan masing-masing pasar. Luas keseluruhan los adalah : Bangunan Timur = 514 los berukuran 4 m2/los = 514 x 4 m2 = 2056 m2 Luas keseluruhan kios adalah : Bangunan Barat
= 100 kios berukuran 10 m2/kios = 100 x 10 m2 = 1000 m2 = 25 kios berukuran 14 m2/kios = 25 x 14 m2 = 350 m2
Bangunan Timur = 152 kios berukuran 16 m2/kios = 152 x 16 m2 = 2432 m2 Luas kios di Pasar Gede adalah 3782 m2 Menurut observasy penulis, rata-rata pedagang menempati tempat berdagang dengan luas 2 m2/pedagang, jadi luas keseluruhan pedagang oprokan/pelataran adalah 240 pedagang oprokan berukuran 2 m2 = 240 x 2 m2 = 480 m2. Luas tersebut setiap harinya tidaklah selalu sama, hal ini karena jumlah pedagang oprokan/plataran yang selalu berubah-ubah. Berikut ini adalah perhitungan besarnya potensi retribusi pasar yang ada di Pasar Gede.
41
Tabel 3.6 Potensi Retribusi Pasar Gede Tahun 2016 No
Keterangan
Luas ( m2 )
Tarif /m2/hari
Hari
1 2 3
Los 2056 187 360 Kios 3782 310 360 Plataran 480 500 360 Jumlah Sumber : Kantor Pengelola Pasar Gede (data diolah)
Potensi Retribusi Pasar Gede 138.409.920 422.071.200 86.400.000 646.881.120
Jumlah yang ada tersebut adalah jumlah yang semestinya diterima oleh Dinas Pengelolaan Pasar dari Pasar Gede, jika semua los, kios dan pedagang plataran yang ada di Pasar Gede jumlahnya tetap dan tidak berubah serta keseluruhan dari kios dan los yang ada di Pasar Gede semua terpakai dan tidak ada yang kosong atau tutup. Nur Rahmadi mengatakan “ umlah seluruh pedagang Pasar Gede, baik sisi timur maupun barat adalah 985 pedagang, dengan rincian pelataran 240 pedagang, kios 231 pedagang, dan los 514 pedagang. Ia menjelaskan relokasi PKL dari kawasan pasar Gede sisi timur ke lantai dua Pasar Gede sisi barat sudah dilaksanakan pada 17 Januari 2016. Jumlah kiosnya yang tersedia adalah 46 kios. Sebanyak 16 kios di antaranya akan digunakan untuk berjualan kuliner, sedangkan yang lain untuk berjualan barang-barang kering dan suveni ”
Dari pernyataan beliau, penulis menyimpulkan ada 46 (empat puluh enam) kios yang masih tersedia dan baru 16 (enam belas) diantaranya
sudah
di
gunakan.
Jika
semua
kios
sudah
di
tempati/digunakan maka retribusi pasar akan sesuai dengan potensi yang di hitung oleh penulis.
42
Dengan adanya perhitungan potensi retribusi pasar tahun 2016 bermanfaat bagi Dinas Pengelola Pasar sebagai acuan atau tolak ukur pembuatan target pendapatan retribusi pasar tahun selanjutnya. B. TEMUAN 1. Kelebihan a. Penambahan kios sebanyak 46 (empat puluh enam) bangunan yang akan menghas penerimaan pendapatan retribusi pasar Gede lebih besar dan 16 (enam belas) diantaranya sudah digunakan. Jika diasumsikan 30 (tiga puluh) kios tersebut sudah digunakan dengan ukuran 16m2 maka retribusi per tahunnya akan bertambah Rp.53.568.000 b. Adanya pendataan atau sensus setiap 2 bulan sekali dalam perhitungan jumlah pedagang untuk mendapatkan target penerimaan retribusi. Dengan adanya pendataan tersebut penarikan retribusi akan lebih maksimal karena sudah sudah ada data yang valid. c. Adanya Kartu Tanda Pengenal Pedagang (KTPP) yang memudahkan petugas untuk melakukan penarikan retribusi 2. Kekurangan a. Perbandingan potensi retribusi pasar Gede dengan realisasi pendapatan retribusi perhitungan realisasi pendapatan retribusi pasar berdasarkan perhitungan Dinas Pengelola Pasar tahun 2015 dengan selisih Rp.9.925.695 hal ini dikarenakan jumlah retribusi yang pungut setiap pedagang tidak sesuai dengan taksiran nilai tempat dasaran pedagang.
43
b. Dilihat dari kontribusi retribusi pasar Gede terhadap retribusi pasar tahun 2012-2014 mengalami penurunan hal ini dikarenakan retribusi pasar itu sendiri tiap tahunnya naik turun. c. Kurangnya pengawasan terhadap penarikan retribusi pasar yang berdampak pada penerimaan hasil retribusi tersebut. d. Jumlah retribusi yang ditarik setiap pedagang los/kios tidak sebanding dengan harga tempat dasaran,misalnya taksiran nilai tempat dasaran (TNTD)-nya untuk kios adalah Rp 3.100.000/m2, namun untuk penarikan retribusinya hanya sekitar Rp. 4000 untuk setiap kios, sehingga penerimaan retribusi kurang maksimal.