BAB III ANALISA PERMODELAN
III.1 Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, akan direncanakan suatu rangka bidang portal statis tak tentu yang disimulasikan sebagai salah satu rangka dari struktur bangunan gudang. Di atas portal tersebut akan diletakkan balok prestress precast penampang T ganda sebagai balok memanjang yang menghubungkan rangka portal yang satu dengan yang lain, sehingga terdapat dua rangka portal yang menjadi tumpuan dengan karakteristik dan bentuk yang sama.
Gbr 3.1 Sketsa Portal yang akan direncanakan
III.2. Tahap Perencanaan Dalam sistematis perencanaan portal akan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu : •
Tahap I : Bagian atas ; Bagian ini merupakan bagian yang digunakan sebagai atap pada struktur dengan bentang memanjang berukuran 18 m, bagian ini akan didesain menggunakan beton prategang precast
Universitas Sumatera Utara
•
Tahap II : Bagian bawah (rangka tumpuan); merupakan bagian yang berfungsi menahan struktur bagian atas portal. Rangka tumpuan ini berukuran panjang 16 m dan tinggi 8 m.
III.3. Building Code Dalam merencanaan sebuah bangunan setidaknya kita harus memiliki acuan yang jelas, sehingga nantinya tidak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan. Oleh karena itu, penulis menggunakan beberapa building code atau peraturan-peraturan yang digunakan dalam perencanaan ini, diantaranya : 1. Building Code Requirements for structural concrete American Concrete Institute 2008 (ACI 318-08) 2. Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 (Badan Standarisasi Nasional, 2002) 3. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures, American Society of Civil Engineers 2005 ( ASCE 7-05 )
III.4. Syarat-syarat Batas pada beton prategang Berdasarkan peraturan yang tertera pada building code, diperoleh data ketentuan-ketentuan untuk mencari tegangan pada beton dan tendon yaitu sebagai berikut: •
Mutu beton (f’c) dan syarat-syarat batasnya :
Universitas Sumatera Utara
Kuat tekan beton pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, Kuat tekan beton pada saat prategang awal ( ′) ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : ′) = 0,75 ′) ……………………………….………………………………(3.1) Dimana : ′) = Kuat tekan beton pada saat prategang awal ′) = Kuat tekan beton
Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer ( ) ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : ) = 0.6 ′) ………………………………………………………………....(3.2) Dimana : ) = Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer ′) = Kuat tekan beton pada saat prategang awal
Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal. Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal ( ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 6p ′) …………………………………………………………………(3.3) Dimana : = Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat transfer
Universitas Sumatera Utara
′) = Kuat tekan beton pada saat prategang awal
Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ( ) ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : ) = 0.6 ′) ………………………...…………………………………………(3.4) Dimana : ) = Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ′) = Kuat tekan beton
Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ( ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 12 p ′) ………………………………………………….………………(3.5) Dimana : = Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ′) = Kuat tekan beton
•
Mutu baja tendon (fpu) Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ( ) yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar :
= 0,70 ………………………………………….………………………(3.6)
Universitas Sumatera Utara
Pi = × ……………………………………….……………...…...……(3.7) P = % × ……………………………………..………………...…………(3.8) Pe = × P ………………………………………………….…......……...(3.9) Dimana : = Tegangan awal pada tendon = Kuat tarik tendon yang ditetapkan Pi
= Prategang awal
= Luas tuangan prategang di daerah tarik P = Prategang efektif pada tendon Pe = Prategang efektif sesudah kehilangan
III.5. Penyajian Data Dimensi Portal Untuk mendukung kelengkapan tugas akhir ini, penulis menyajikan data dari rangka portal tersebut.
Panjang portal : 16,0 m Tinggi portal
: 8,0 m
Rangka tumpuan akan dirancang dengan menggunakan dua desain yaitu : Rangka tumpuan didesain menggunakan beton prategang non precast
Universitas Sumatera Utara
Rangka tumpuan didesain menggunakan beton non prestress/ beton bertulang biasa III.6. Penyajian Data Balok Prestress Precast T ganda III.6.1. Data Bahan Gelagar bagian atas portal yang juga merupakan bagian memanjang portal memiliki panjang bentang 18,0 meter ini akan didesain menggunakan beton prestress precast dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Bahan Konversi satuan Mpa
KETERANGAN
Psi
Mutu beton (′ )
5000
34,475
3.447.500
Kuat tarik tendon ( ′q )
270000
1861,65
186165000
Kg/m2
Direncanakan Kehilangan total (lost prestress) : 21 % ; % = (1-0,21) = 0,79 ′) = 0,75 ′) = 2585625 kg/m2 ) = 0,60 ′) = 1551375 kg/m2 ) = 0,60 ′) = 2068500 kg/m2 = 6 p ′) = 253338,476 kg/m2 = 12 p ′) = 585060,1508 kg/m2 = 0,70 ′ = 130315500 kg/m2 P = 0,82 = 106858710 kg/m2
Universitas Sumatera Utara
Dimana : ′
= Kuat tekan beton
′
= Kuat tekan beton pada saat prategang awal
= Tegangan tekan izin maksimum dibeton pada saat prategang awal
= Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja
= Tegangan tarik izin maksimum di beton segera sesudah transfer dan sebelum terjadi kehilangan
= Tegangan tarik izin maksimum dibeton sesudah semua kehilangan pada taraf beban kerja
= Tegangan awal pada tendon
= Prategang efektif pada tendon
III.6.2. Data Pembebanan Pada tahap ini, model struktur diberi beban-beban yang akan digunakan dalam perancangan
balok prestress serta untuk menarik kesimpulan bahwa
parameter apa saja yang dapat mempengaruhi perancangan balok prestress saat menentukan dimensi pada balok prestress tersebut sehingga diperoleh dimensi profil yang efisien. III.6.2.1. Beban Mati Rencana ( Berat Sendiri Profil ) Untuk mencari dimensi profil yang akan digunakan pada model struktur, maka perlu direncanakan/diasumsikan berat sendiri profi terlebih dahulu sebagai
Universitas Sumatera Utara
beban mati rencana. Pada model struktur ini beban mati rencana yang akan digunakan adalah: $v = w = 710 Plf = 1056.48 kg/m
III.6.2.2. Beban Hidup Rencana
Portal didesain agar dapat menahan beban hidup rencana. Perencanaan beban hidup minimum terbagi rata dapat ditunjukkan pada table 3.2.
Tabel 3.2
(Sumber: ASCE-7-2005 : minimum design load for building and other structure) Struktur direncanakan menggunakan pelat datar, maka menurut peraturan ASCE-7-2005 tentang minimum design load for building and other structure, beban hidup terbagi rata yang diberikan pada struktur adalah 20 Psf : $88 = w88 = 20 Psf ≈ 100 kg/m2
Universitas Sumatera Utara
III.6.2.3. Beban Mati Tambahan Tabel 3.3 Jenis-jenis Beban mati di Atap ATAP
BERAT (Psf)
Membran terbalik ballasted Kerikil (atau slag) dan flet 5 lapis
16 1 6 2 1 5 2 4 3 3 1 2 4 3
Kerikil (atau slag) dan flet 3 lapis Atap komposisi felt 5 lapis, tanpa kerikil Atap komposisi felt 3 lapis, tanpa kerikil Shingles strip aspal Insulasi rigid, per inch Gypsum, per inch. ketebalan Beton insulasi, per inch
(Sumber: Beton Prategang, Edward G. Nawi) Profil gelagar memanjang pada struktur portal akan dibebani beban mati tambahan yaitu: -
Gelagar akan menggunakan Topping beton berbobot normal dengan dengan tebal 2 inchi dengan beton insulasi 3 Psf
Total beban mati tambahan yang dipikul oleh struktur adalah : $`v = w =
, *,
z × 150 !{ + 3 !}
= 28 Psf = 136,696 kg/m2
III.7. Kombinasi Pembebanan Untuk kombinasi pembebanan digunakan faktor kombinasi sesuai peraturan yang ditetapkan. Dalam tugas akhir ini factor kombinasi sesuai peraturan ACI yaitu : $ = 1,4D + 1,7L Dimana : D = Beban mati L = Beban hidup
Universitas Sumatera Utara
III.8. Permodelan Perletakan
Untuk perencanaan balok prategang T ganda, struktur dimodelkan perletakannya adalah perletakan sederhana. Perletakatem pembebnabannyan sederhana karena struktur tersebut direncanakan terletak diatas rangka portal yang digunakan sebagai tumpuannya. Sedangkan untuk rangka portal tumpuan memiliki perletakan jepit-jepit sehingga dikatakan statis tak tentu.
Gambar.3.2. Permodelan perletakan pada struktur balok T ganda dan pada portal berikut sistem pembebanannya
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Perencanaan Balok Prestress Precast T ganda
Struktur bagian atas pada portal secara langsung menahan beban-beban seperti beban mati dan beban hidup yang direncanakan menggunakan balok prestress precast T ganda.
Gbr.4.1 Penampang balok prategang Pretopped Double Tee
IV.1.1. Pembebanan pada Balok Prestress Precast T ganda Perhitungan beban pada perencanaan terdiri dari beberapa beban terfaktor antara lain : IV.1.1.1. Beban Mati Rencana ( Berat Sendiri Profil ) Pada model struktur ini beban mati rencana yang akan digunakan adalah: $v = w = 800 Plf = 1190.4 kg/m Momen maksimum ditengah bentang :
Universitas Sumatera Utara
*
*
v = × 1,4 w , = × 1,4 × 1190.4 kg/m J18,0 K, ~ ~
= 67495.68 kgm
IV.1.1.2. Beban Hidup Rencana Struktur direncanakan menggunakan pelat datar, maka menurut peraturan ASCE-7-2005 tentang minimum design load for building and other structure, beban hidup terbagi rata yang diberikan pada struktur adalah 20 Psf : $88 = w88 = 20 Psf ≈ 100 kg/m2 x 3.048 m = 304.8 kg/m
Momen maksimum ditengah bentang :
*
*
8 = ~ × 1,7 w , = ~ × 1,7 × 304.8 kg/mJ18,0 K,
= 20985.48 kgm IV.1. 1.3. Beban Mati Tambahan Profil gelagar memanjang pada struktur portal akan dibebani beban mati tambahan yaitu: -
Gelagar akan menggunakan Topping beton berbobot normal dengan dengan tebal 2 inchi dengan beton insulasi 3 Psf
$`v = w = (
, *,
z × 150 !{ + 3 !} ) x 3.048 m
= ( 28 Psf ) × 3.048 m = 416.64941 kg/m
Universitas Sumatera Utara
Momen maksimum ditengah bentang :
*
*
`v = × 1,4 w , = × 1,4 × 416.64941 kg/m J18,0 K, ~ ~
= 23624.02 kgm
IV.1.2. Pemilihan penampang Asumsikan bahwa = 0, lalu modulus penampang minimum diserat bawah agar penampangnya efisien dihitung dengan rumus : > ≥
J1 − %Kv + `v + 8 − % )
> ≥
J1 − 0,79K 67495.68
+ 23624.02
+ 20985.48
0 − 0,79J−1551375K
/,
> ≥
58783.5928
1225586,25
/,
> ≥ 0.0479637
> ≥ 47963.654 { Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai > = 47963.654 cm3, maka dipilih profil penampang PCI 12LDT34 Pretopped Double Tee dengan nilai > : > = 3340 = 54732,79 cm3
Gbr.4.2 Profil Penampang PCI 12LDT34 Pretopped Double Tee
Universitas Sumatera Utara
Data profil PCI 12LDT34 Pretopped Double Tee : ) = 978 , = 0,6309 m2 ) = 86072 = 0,03582 m4
, =
1I
;I
=
~<, ~ =
= 88,0 in2 = 0,0567 m2
> = 10458 in3 = 0,17137 m3 > = 3340 in3 = 0,054732 m3 { = 8,23 in = 0,209 m { = 25,77 in = 0,6545 m $v = 781 Plf = 1162,128 kg/m
V/S = 1,41 in = 0,035814 cm
IV.1.3. Analisis Penampang Profil direncanakan menggunakan tendon dengan spesifikasi : = 270000 Psi = 1861,65 MPa = 186165000 kg/m2 Untuk penampang standar digunakan strand pattern 128-D1 (12 strand berdiameter ½ in) = 12× 0,153 inch2 = 1,836 inch2 = 0,0011845 m2
IV.1.3.1. Analisis Penampang Pada Saat Transfer : v = 67495.68
×
**<,,*,~ "/ **. "/
= 65892.658 kgm
Universitas Sumatera Utara
= 0,70 = 0,70 × 270000 Psi = 189000 Psi = 1303,155 MPa = 130315500 kg/m2 ! = × = 0,0011845 m2 × 130315500 kg/m2 = 154360,5029 kg
► Penampang Tengah Bentang (d) = 22,52 {ℎ = 0,572 )
Serat Atas 5
= − ; / \1 − I
= −
PI × G ^=
_−
*<,, QX
`G
\1 −
=
,<
@A
≤
,,
× ,,
,<
=
_−
<~,.<~ QX ,**
9
= −244640,003
/, J−1,10594K − 384491.94
/, ≤ = −113934.2
/, ≤
≤
= 253338,476
/, ……………………OK!
Serat Bawah 5
= − ; / \1 + I
= −
PI × b ^=
*<,, QX ,<
=
= −244640,003
_+
@A
\1 +
,,
`b
≤ ) × ,<
,<
=
_+
<~,.<~ QX ,,
9
≤ )
/, J7,594164K +1203897.2
/, ≤ )
= −653949.5
/, ≤
) = 1551375
/, ……………………OK!
Universitas Sumatera Utara
► Penampang tumpuan (dP = 14,10 {ℎ = 0,35814 )
Serat Atas 5/
= −
;I
= −
PL × G
\1 −
^=
_ − 0 ≤
*<,, QX
\1 −
=
,<
,~*
× ,,
,<
=
_ − 0 ≤
=
−244640,003
/, J−0,31855K − 0 ≤
=
77929.992
/, ≤ = 253338,476
/, ……………………OK!
Serat Bawah
= − = −
5/
;I
\1 +
PL × b ^=
*<,, QX ,<
=
_ + 0 ≤ )
\1 +
,~*
× ,<
,<
=
_ + 0 ≤ )
=
−244640,003
/, J5,128673K + 0 ≤ )
=
−1256092,239
/, ≤ ) = 1551375
/, ……………………OK!
IV.1.3.2. Analisis Penampang Pada Saat Final :
= = v + `v + 8 = 65892.658
+ 23624.02
+ 20985.48
= 110502.16 kgm
Universitas Sumatera Utara
P = % = 0,79 × 189000 Psi = 149310 Psi = 102949245 kg/m2 !P = × P = 0,0011845 m2 × 102949245 kg/m2 = 121943,381 kg
► Penampang Tengah Bentang (d) = 22,52 {ℎ = 0,572 )
Serat Atas 5
= − ;L \1 − I
PI × G ^=
*,*,~* QX
= −
=
,<
_−
\1 −
@ `G
≤ )
,,
× ,,
,<
=
_−
**,.*< QX ,**
9
≤ )
= −193284,8011
/, J−1,10594K − 644793.98
/, ≤ = −431053.4
)
/, ≤ ) = 2068500
/, ……………………OK!
Serat Bawah 5
= − ;L \1 + I
= −
PI × b ^=
*,*,~* QX ,<
=
\1 +
= −193284,8011
_+
@ `b
≤
,,
× ,<
,<
=
_+
**,.*< QX ,, 9
≤
/, J7,594164K +2018938.8
/, ≤
z
551239.83
/, ≤ = 585060,1508
/, ……………………OK!
Universitas Sumatera Utara
► Penampang tumpuan (dP = 14,10 {ℎ = 0,35814 )
Serat Atas
5
= − ;L \1 − I
= −
= =
PL × G ^=
*,*,~* QX ,<
=
_ − 0 ≤
\1 −
,~*
× ,,
,<
=
_ − 0 ≤
−193284,8011
/, J−0,31855K − 0 ≤ 61570,873 /, ≤ = 585060,1508
/, ……………………OK!
Serat Bawah
5
= − ;L \1 + I
= −
PL × b ^=
*,*,~* QX ,<
=
_ + 0 ≤ ) \1 +
,~*
× ,<
,<
=
_ + 0 ≤ )
=
−193284,8011
/, J5,18673K + 0 ≤ )
=
−1002516,076
/, ≤ ) = 2068500
/, ……………………OK!
Dari analisa tegangan yang dilakukan pada penampang di tumpuan dan ditengah bentang baik pada saat transfer maupun pada kondisi beban kerja ( transfer), diperoleh bahwa tegangan diserat atas dan diserat bawah penampang lebih kecil daripada tegangan izin maksimumnya, maka penampang dapat dikatakan aman atau telah sesuai untuk digunakan.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4. Kehilangan Prategang (Losses) Prategang efektif pada beton mengalami pengurangan secara berangsurangsur sejak dari tahap transfer akibat berbagai sebab. Secara umum ini dinyatakan sebagai kehilangan prategang. Oleh karena itu tahapan gaya prategang perlu ditentukan pada setiap tahap pembebanan, dari tahap transfer ke beton hingga ke berbagai tahap prategang yang terjadi pada kondisi beban kerja serta kehilangan prategangannya. Berbagai jenis kehilangan yang dijumpai dalam sistem pratarik dan pascatarik. Tabel 4.1. Jenis-jenis kehilangan prategang No. Pretensioning Deformasi Elastis beton 1.
2. 3. 4.
Relaksasi tegangan pada baja Penyusutan beton Rangkak beton
No. 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Postensioning Kalau kawat-kawat ditarik secara berurutan, akan terdapat kehilangan prategang akibat deformasi elastis beton Relaksasi tegangan pada baja Penyusutan beton Rangkak beton Gesekan Tergelincirnya angkur
(Sumber: N Krishna Raju. Prestressed Concrete, second edition)
IV.1.5. Kehilangan Prategang total Kehilangan prategang total pada beton prategang pretensioning merupakan kehilangan prategang akibat akumulasi dari kehilanagan prategang yang diakibatkan oleh deformasi elastis beton, relaksasi tegangan pada baja, penyusutan beton, dan akibat rangkak pada beton.
Universitas Sumatera Utara
∆F = ∆F ` + ∆F + ∆F + ∆F `
Dimana : ∆F = kehilangan prategang total ∆F ` = kehilangan prategang diakibatkan deformasi elastis beton ∆F = kehilangan prategang diakibatkan relaksasi tegangan pada baja ∆F = kehilangan prategang diakibatkan rangkak pada beton ∆F ` = kehilangan prategang diakibatkan penyusutan beton
a. Kehilangan tegangan akibat deformasi elastis beton Diketahui : = 270000 Psi = 1861,65 MPa = 186165000 kg/m2 = 27 × 107 Psi Untuk penampang standar digunakan strand pattern 128-D1 (12 strand berdiameter ½ in) = 12× 0,153 inch2 = 1,836 inch2 = 0,0011845 m2
v = 98529,6312
×
**<,,*,~ "/
*,<, "/
= 65892.66 kgm = 0,70 = 0,70 × 270000 Psi = 189000 Psi = 1303,155 MPa = 130315500 kg/m2
Universitas Sumatera Utara
! = × = 0,0011845 m2 × 130315500 kg/m2 = 154360,5029 kg ) = 978 , = 0,6309 m2 ) = 86072 = 0,03582 m4 , =
1I
;I
=
~<, ~ =
= 88,0 in2 = 0,0567 m2
) = 570000 p ′′)
) = 570000 √3750 = 3490522.883 psi
=
N
I/
; ′) = 0,75 ′) = 3750 psi = 2585625 kg/m2
, × * T
= ,,.~~ T = 7.9
Eksentrisitas actual ditengah bentang (d) = 22,52 {ℎ = 0,572 ) ′)
5
= − ; / \1 + I
=−
PI , ^=
_+
*<,, QX ,<
=
@A .PI 1I
\1 +
J,,
,<
K= =
_+
<~,.<< QX J,, ,~,
K
= -604098,46 kg/m2 = -6.04 MPa = -877 psi Kehilangan prategang = ∆F ` = × ′)
= 7.9 × 877 psi = 6928.3 psi
% losses =
<,~. T
*~ T
× 100 % = 3.67 %
Universitas Sumatera Utara
b. kehilangan prategang diakibatkan rangkak pada beton ) = 570000 p ′′)
; ′) = 5000 psi = 3.447.500 kg/m2
) = 570000 √5000 = 4030508.653 psi = 27 × 106 Psi =
N
I/
′`v =
, × * T
= ,,.~~ T = 7.9 @CA .PI 1I
=
,<,., J.,K .~
= 3.7 MPa = 547.129 psi
′) = 877 psi Gunakan koefisien rangkak ( ) = 2.0 untuk pretensioning dan 1.6 untuk postensioning Kehilangan prategang = ∆F = × ( ′) - ′`v ) = 6.9 × 2.0 (877 psi - 547.129 psi ) = 4552.22 psi % losses =
,.,, T *~ T
× 100 % = 2.508 %
c. Kehilangan prategang diakibatkan penyusutan beton ∆F ` = ` × ` × = 27 × 106 Psi
` = 8.2 × 10-6 \1 − 0.06 _ J100 − + K `
Dari profil penampang PCI 12LDT34 Pretopped Double Tee diketahui
`
= 2.39
in,dan kelembaan udara relative sebesar 70 % untuk keadaan normal. Koefisien susut ` diambil sebesar 1.0 untuk komponen pretensioning ` = 8.2 × 10-6 J1 − 0.06 J2.39KKJ100 − 70K = 2.1344 × 10-4
Universitas Sumatera Utara
Kehilangan prategang = ∆F ` = ` × ` × = 2.1344 × 10-4 × 1.0 × 27 × 106 Psi = 5763 psi
< T
% losses = *~ T × 100 % = 3.05 % d. Kehilangan prategang diakibatkan relaksasi tegangan pada baja Metode ACI-ASCE menggunakan kontribusi terpisah antara perpendekan elastis, rangkak, dan susut dalam evaluasi kehilangan yang diakibatkan relaksasi tegangan dengan menggunakan persamaan : ∆F = ¡ − J∆F ` + ∆F + ∆F ` K¢ × £ Tabel.4.2 Koefisien Nilai C /q
0.80 0.79 0.78 0.77 0.76 0.75 0.74 0.73 0.72 0.71 0.70 0.69 0.68 0.67 0.66 0.65 0.64 0.63 0.62 0.61 0.60
Kawat atau strand stressrelieved
1.45 1.36 1.27 1.18 1.09 1.00 0.94 0.89 0.83 0.78 0.73 0.68 0.63 0.58 0.53 0.49
Kawat atau strand relaksasi rendah atau batang stressrelieved 1.28 1.22 1.16 1.11 1.05 1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.75 0.70 0.66 0.61 0.57 0.53 0.49 0.45 0.41 0.37 0.33
(Sumber: Beton Prategang, Edward G. Nawi) Berdasarkan Tabel koefisien nilai C diambil sebesar = 1,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 koefisien nilai Jenis Tendon
¤¥¦
§
Kawat atau stress-relieved strand mutu 270
20000
0.15
Kawat atau stress-relieved strand mutu 250
18500
0.14
Kawat stress-relieved mutu 240 atau 235
17600
0.13
Strand relaksasi rendah mutu 270
5000
0.040
Kawat relaksasi rendah mutu 250
4630
0.037
Kawat relaksasi rendah mutu 240 atau 235
4400
0.035
Batang stress-relieved mutu 145 atau 160
6000
0.05
(Sumber: Beton Prategang, Edward G. Nawi)
Berdasarkan Tabel koefisien nilai diambil nilai sebesar = 20000 dan sebesar =0,15 Kehilangan prategang = ∆F = ¡ − J∆F ` + ∆F + ∆F ` K¢ × £ = ¨20000 − 0.15J 6928.3 psi + 4552.22 psi + 5763 psiK¬ × 1.0 = 17413.50 psi
% losses =
**. T *~ T
× 100 % = 9.2135 %
Maka, kehilangan prategang total (total losses) adalah :
∆F = ∆F ` + ∆F + ∆F + ∆F ` ∆F = 6928.3 psi + 17413.50 psi + 4552.22 psi + 5763 psi ∆F = 34657.02 psi
% Total losses =
34657.02 T *~ T
× 100 % = 18.34 %
Universitas Sumatera Utara
IV.1.6. Penentuan Daerah Aman Kabel 1. Saat transfer
= ½ (1,4) ($v ) X (L – X) = (1/2) (1,4) (1162,126 kg/m ) X (L – X)
= 813,4882 X (L – X)
2. Saat final
= ½ ®J1,4 $v K + J1,4 $`v K + J1,7 $8 K¯ X (L – X)
= (1/2) ®J1,4 × 1162,126 K + J1,4 × 416.649 K + J1,7 × 304.8 K¯ X (L – X) F
= 1364.223 X (L – X) kg/m
(
= ;L
5
I
=
*,*,~* " ,<
=
= 193287.1 kg/m2
Universitas Sumatera Utara
(
5
= ;/
I
*<,, "
=
=
,<
= 244667,1468 kg/m2 `G
=
=−
,**
=
;I
`b
;I
,<
=−
9
= 0,2716 m = 27,16 cm
=
,, ,<
9 =
= - 0,08675 m = -8,675 cm
Batas atas (maksimum) dari batas kern (′ )
′ diambil berdasarkan nilai tertinggi dari perhitungan-perhitungan berikut: m1 −
nIN
m1 −
nGN
nh
nh
,<~
o = 0,2716 \1 − *,~,~** _ = - 2,6350
o = -0,08675 \1 −
H~<,*~ *,~,~**
_ = - 0,3493
′ = - 0,3493 Batas bawah (minimum) dari batas kern (′ ) ′ diambil berdasarkan nilai terendah dari perhitungan-perhitungan berikut: n
,,,
m1 − n G/ o = 0,2716 \1 + ,<<,*<~_ = 0,5964 h/
n
**
m1 − n I/ o = -0,08675 \1 − ,<<,*<~_ = 0,4633 h/
′ = 0,4633
d = ′ +
@±
d = ′ +
@G
5L
5/
Universitas Sumatera Utara
² (Kg/m)
Panjang pada penampang x l-x
² (Kg/m)
² ³ (m)
² ³ (m)
´q (m)
´µ (m)
serat bawah (m)
serat atas (m)
¶·
¶¸¹º
0
18
0
0
0
0
-0.34935
0.463323
0
0.8
1.14935
0.336677
1.5
16.5
20133.83
33764.52
0.130434
0.276884
-0.07247
0.593757
0
0.8
0.872466
0.206243
3
15
36606.97
61390.04
0.237152
0.503425
0.154075
0.700475
0
0.8
0.645925
0.099525
4.5
13.5
49419.41
82876.56
0.320156
0.679624
0.330274
0.783479
0
0.8
0.469726
0.016521
6
12
58571.15
98224.07
0.379444
0.80548
0.45613
0.842767
0
0.8
0.34387
-0.04277
7.5
10.5
64062.2
107432.6
0.415017
0.880994
0.531644
0.87834
0
0.8
0.268356
-0.07834
9
9
65892.54
110502.1
0.426874
0.906165
0.556815
0.890197
0
0.8
0.243185
-0.0902
10.5
7.5
64062.2
107432.6
0.415017
0.880994
0.531644
0.87834
0
0.8
0.268356
-0.07834
12
6
58571.15
98224.07
0.379444
0.80548
0.45613
0.842767
0
0.8
0.34387
-0.04277
13.5
4.5
49419.41
82876.56
0.320156
0.679624
0.330274
0.783479
0
0.8
0.469726
0.016521
15
3
36606.97
61390.04
0.237152
0.503425
0.154075
0.700475
0
0.8
0.645925
0.099525
16.5
1.5
20133.83
33764.52
0.130434
0.276884
-0.07247
0.593757
0
0.8
0.872466
0.206243
18 0 0 0 0 0 -0.34935 0.463323 0 0.8 1.14935 0.336677 - Eksentrisitas tengah bentang actual : 0.556815 m < d) = 0,572 m < 0.890197 m jadi, tendon terletak didalam daerah aman kabel - Eksentrisitas tumpuan actual : -0.34935 m < dP = 0,35814 m < 0.463323 m; jadi, tendon terletak didalam daerah aman kabel Tabel 4.4 Perhitungan Bata-batas daerah aman kabel
Universitas Sumatera Utara
TRASE DAERAH AMAN KABEL 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 serat bawah
serat atas
0
1.5
3
4.5
6
7.5
9
10.5
12
13.5
15
16.5
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
emin
1.14935 0.87246 0.64592 0.46972 0.34387 0.26835 0.24318 0.26835 0.34387 0.46972 0.64592 0.87246 1.14935
emax
0.33667 0.20624 0.09952 0.01652 -0.0427 -0.0783 -0.0902 -0.0783 -0.0427 0.01652 0.09952 0.20624 0.33667
Gbr.4.3 Grafik daerah aman kabel
Universitas Sumatera Utara
IV.1.7. Penempatan Kabel Tendon Pada Profil 1. Tumpuan (dP = 14,10 in = 35,81 cm)
Gbr.4.4 Penempatan kabel tendon pada penampang di tumpuan
Data Profil : C.G.C = garis netral penampang = 25,77 in = 65,45 cm Titik berat kabel (h) = garis netral − dP = 65,45 – 35,81 = 29,65 cm ℎ=
∑ ¼. ∑
n= jumlah kabel y= posisi kabel dari dasar penampang 29,65 cm ≈
J .¼½ K B J .¼= K B J .¼9 K *,
Dengan mnggunakan trial and error diperoleh posisi kabel ¾* = 4 cm ¾, = 40 cm ¾ = 44 cm
Universitas Sumatera Utara
2. Tengah bentang (d) = 22,52 in = 57,2 cm)
Gbr.4.5 Penempatan kabel tendon pada penampang di tengah bentang
Data Profil : C.G.C = garis netral penampang = 22,52 in = 57,2 cm = garis netral − d)
Titik berat kabel
= 65,45 – 57,2 = 8,25 cm ℎ=
∑ ¼. ∑
n= jumlah kabel y= posisi kabel dari dasar penampang 8,25 cm ≈
J .¼½ K B J .¼= K B J .¼9 K *,
Dengan mnggunakan trial and error diperoleh posisi kabel ¾* = 4 cm ¾, = 8 cm ¾ = 12 cm
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gbr.4.6 Potongan penampang ditumpuan
Universitas Sumatera Utara
Gbr.4.7 Potongan penampang ditengah bentang
IV.2. Perencanaan Rangka Tumpuan Prestressed Concrete
Rangka tumpuan berupa portal bidang diatas dua perletakan statis tak tentu dengan data portal sebagai berikut : Panjang portal : 16 m Tinggi portal : 8 m
Data bahan yang digunakan : Direncanakan menggunakan mutu beton ( ′{ ) = 45 Mpa = 6526.468455 Psi
= 12p ′{ = 12√6526.468455 = 969.4387 Psi = 6.68428007 Mpa = 668428 kg/m2
) = 0.6 ′{ = 0,6 × 6526.468455 = 3915.881 Psi = 27 Mpa = 2700000 kg/m2
Universitas Sumatera Utara
) = 57000 p ′{
= 57000 √6526.468455 = 4604833.983 Psi = 31750.3303 Mpa = 3.175 × 109 kg/m2
Asumsi dimensi profil balok dan kolom : ,
b=h
ambil tinggi profil (h) : 900 mm ,
b = (900) ≈ 600 mm
A = 600 × 900 = 540000 mm2 = 0.54 m2 W = 1/6 × 600 × 9002 = 8,1 × 107 mm3 = 0,081 m3 I = 1/12 × 600 × 9003 = 36,45 × 109 mm4 = 0.03645 m4 $¿ = 0,6 ×0,9 × 24 = 12,96 kN/m = 1296 kg/m e=
,
- 200 = 250 mm = 0,25 m
Desain terhadap lentur : Momen total = Momen primer + Momen sekunder + Momen tersier
IV.2.1. Momen Primer Momen primer pada rangka tumpuan diakibatkan oleh bagian atap portal berbentuk profil double T yang menimbulkan beban berupa beban terpusat (! ) pada rangka tumpuan dan akibat beban sendiri profil penampang yang akan ditentukan dengan manual yang kemudian dihitung dengan program SAP 2000.
Universitas Sumatera Utara
IV.2.1.1 Analisa Perhitungan Momen dilakukan Dengan Program SAP Perhitungan momen pada portal bertujuan untuk mengetahui gaya gaya dalam yang bekerja pada portal sehingga portal dapat dirancang dengan anggapan bahwa portal akan dapat menahan momen yang bekerja pada portal tersebut. Untuk mengetahui momen pada portal digunakan program SAP, sehingga diperoleh data dengan lebih cepat, akurat, dan lebih efisien. Langkah pertama adalah menghitung beban-beban yang mempengaruhi dan membebani struktur yang kemudian dikombinasikan dengan faktor kombinasi sesuai peraturan yang ditetapkan. Dalam tugas akhir ini factor kombinasi sesuai peraturan ACI yaitu : $ = 1,4D + 1,7L Dimana : D = Beban mati L = Beban hidup IV.2.1.2. Karakteristik beban Pembebanan pada portal terdiri dari dua jenis beban yaitu beban terpusat dan beban terbagi rata (berat sendiri profil). Pembebanan yang mempengaruhi struktur adalah sebagai berikut :
Beban Gelagar •
Berat 1 profil double tee ($v ) = 1162,128 kg/m × 18 m = 20918.304 kg
Universitas Sumatera Utara
•
Berat 1 profil T = ½ × 20918.304 kg = 10459.152 kg
•
Jumlah profil yang dibutuhkan = 16 m : 1,524 m = 10,49 ≈ 11 profil T
$À = 1,4 × 10459.152 kg × 11 = 161070.94 kg Beban mati tambahan Topping + insulasi dengan tebal 2 inchi = 28 Psf = 136,696 kg/m2 $`vÀ = 1,4 × 136,696 kg/m2 × 16 m× 18 m = 55115.83 kg Beban hidup $8 = 100 kg/m2 $8À = 1,7 × 100 kg/m2 × 16 m × 18 m = 48960 kg ! = 161070.94 kg + 55115.83 kg + 48960 kg = 265146.77 kg Seluruh beban akan dipikul oleh 2 tumpuan maka beban yang dipikul oleh satu tuumpuan adalah 265146.77 kg/2 = 13257340 kg
Gbr.4.8 Potongan Portal tampak depan
! untuk 1 kaki profil =
*, *
= 132573.4 kg
Berai sendiri profil $¿ = 1,4 × 1296 kg/m = 1814,4 kg/m
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel Momen Maksimum Pada Portal
MOMEN ULTIMIT (Mu) M.Tumpuan M.Lapangan (Kg/m) (Kg/m) 179056.7 -179056.7 156745.37 -179056.7 -179056.7
KETERANGAN JOINT 2
FRAME 1 FRAME 2 FRAME 8 JOINT FRAME 14 22 FRAME 17
Tabel 4.5 Perhitungan Momen ultimit ditumpuan dan dilapangan
IV.2.2. Momen Sekunder Momen sekunder terjadi diakibatkan oleh pengaruh gaya prategang (p). Taksir gaya prategang : = −
5
;
−
5
= − , –
5.P c
+
5 J ,, K ,~*
@
c
+
179056.7
,~*
0 = - 1,851852 P – 3.086419753 P + 2210576 kg P=
2210576
4.938271605
#* = .
#, = . =− =−
= 447641.65 kg
J 3 ½ ¿K 1
=−
447641.65
=−
716227
1
*
*
Â\< × 8 × 8 × 0,3_ − \, × 8 × 8 × 0,15_Ã
1
J 3 = ¿K 1
447641.65
1
*
,
Â\ × 8 × 1 × 0,3_ − J 8 × 0,15 × 1K + J 8 × 0,185 × 1K − \ × 8 × 0,435 × 1_Ã ,
376019
1
Universitas Sumatera Utara
Gbr.4.9 Diagram produk integral pada portal
** = .
J ½ ½ ¿K 1
*, = ,* = . ,, = .
*
*
= 1 \ × 8 × 8 × 8_ =
J ½ = ¿K 1
J = = ¿K 1
*
*,<< 1
*
= 1 \, × 8 × 8 × 1_ =
, 1
*
= 1 J8 × 1 × 1K + J8 × 1 × 1K =
*< 1
Persamaan kompatibilitas : ** +* + *, +, + #* = 0 ,* +* + ,, +, + #, = 0 170,667 +* + 32 +, − 716226.64 = 0
× 32
32 +* + 16 +, − 376018.99
× 170,667
= 0
5461,33 +* + 1024 +,
=22919252
5461,33 +* + 2730,667 +,
=64173907
-1706,667 +, = -41254654 +, = 24172.649
Universitas Sumatera Utara
Subst +, = 24172.649, didapat +* = -335.7312
Momen sekunder dikolom = 24172.649 – (-335.7312 × 8) = 21486.7992 Momen sekunder di balok = 24172.649
24172.649
24172.649
24172.649
24172.649
21486.7992
21486.7992 Gambar.4.10 Momen sekunder
IV.2.3. Momen Tersier
Ä = 600 × 900 = 540000 mm2 = 0,54 m2 *
;Ä = Ä = v = *, × 600 × 9003 = 3,645 × 1010 mm4 = 0.03645 m4 576 56:
=
< 86: 176
89
76
;6:
=
< ×*< ×,< = 0,01265 J~K9 J,K
Universitas Sumatera Utara
Rasio perbandingan gaya prategang di kolom dan balok adalah kecil dan dapat diabaikan sehingga seluruh gaya prategang dianggap ditahan oleh balok BC ∆=
56: 86:
, I ;6:
=
;Ä = Ä; =
<*.< J*
H< I 176 ∆
=
8= 76
H< Æ,* × *Å Ç J,<KJ.,~ K J~K=
= -22661.85853 kgm Dengan menggunakan metode distribusi momen : È6:
Rasio kekakuan =
ÉÊ£ È76
É Ê
1
8
= É6: × 76 = Ê£ Ê
,< × *½3
16
×
~
,< × *½3
= 0,5 : 1,0
Dengan kekakuan setengah panjang balok, rasio kekakuan menjadi 0,25 : 1,0 Faktor distribusi di titik B : *
Ä; = *B,, = 0,8
Ä =
,,
*B,,
= 0,2
Tabel 4.6 Distribusi momen : A
B 0.8
0.2
-22661.85853
-22661.9
9064.743413
18129.49
4532.372
-13597.11512
-4532.37
4532.372
Momen tersier Ä = Ä = 4532.371706 kgm Momen tersier ;Ä = v = 13597.11512 kgm
Universitas Sumatera Utara
4532.371706
4532.371706 4532.371706
4532.371706
13597.11512
13597.11512
Gambar.4.11 Bidang momen tersier
Desain terhadap lentur :
= 5 + ` + = 179056.7 + 24172.649 + 4532.371706 = 207761.7 kgm
= 5 + ` + = 156745.4 + 24172.649 + 4532.371706 = 185450.4 kgm Tegangan tarik izin : = 12p ′{ = 668428 kg/m2
Tegangan tekan izin : ) = 0.6 ′{ = 2700000 kg/m2 Penentuan gaya prategang : Gaya prategang di balok (! ) : @DfM 5b 5b .P − + ; c c 5b 5b J,,K *~. − , – ,~* + ,~*
0=− 0=
0 = - 1,851852! – 3.08642 ! + 2289511 ! = 463626 Gaya prategang di kolom (!" ) : 0=−
5i ;
−
5i .P c
+
@jkM c
Universitas Sumatera Utara
5
i 0 = − , –
5i J,*K ,<*. + , ,~*
0 = - 1,851852 !" – 1.851852 !" + 2564959.022 !" = 692538.936
IV.2.4 Analisis Tegangan ► Tegangan di lapangan
Serat Atas
= − = −
5b ;
+
5b ×P c
463626 QX
= −1717133
+
=
,
"
=
−
@DfM
< )
c
J463626 QX ×0,25 K − 0,081 3
185450.4
QX
0,081 3
< )
< ) = 2700000
/, ……………………OK!
Serat Bawah
= −
5b
= −
463626 QX
=
;
−
,
5b ×P c
=
−
+
@DfM c
<
J463626 QX ×0,25 K + 0,081 3
QX 0,081 3
185450.4
<
0.0019
/, < = 668428
/, ……………………OK!
► Tegangan di tumpuan
Serat Atas
= −
5b ;
+
5b ×P c
−
@DfM c
< )
Universitas Sumatera Utara
= −
463626 QX
+
=
,
J463626 QX ×0,185 K − 0,081 3
= −2089178.785
/, <
QX < ) 0,081 3
185450.4
) = 2700000
/, ……………………OK!
Serat Bawah
= −
5b
= −
463626 QX
=
;
−
5b ×P c
−
=
,
+
@GjkM c
<
J463626 QX ×0,185 K + 0,081 3
QX 0,081 3
207761.7
<
647493.6
/, < = 668428
/, ……………………OK!
► Tegangan di kolom
Serat Atas
= − = − =
5i
−
;
5i ×P c
692538.936
,
QX
=
+
−
@jkM c
<
J692538.936 QX ×0,15 K 207761.7 QX + < 0,081 3 0,081 3
−0.511
/, < = 668428
/, ……………………OK!
Serat Bawah
= −
5i
= −
692538.936
;
+
,
= −2564959
5i ×P c
QX
=
−
+
@jkM c
< )
J692538.936 QX ×0,15 K 207761.7 QX − < 0,081 3 0,081 3
)
/, < ) = 2700000
/, ……………………OK!
Universitas Sumatera Utara
Dari analisa tegangan yang dilakukan pada penampang dilapangan, ditumpuan dan dikolom, diperoleh bahwa tegangan diserat atas dan diserat bawah penampang lebih kecil daripada tegangan izin maksimumnya, maka penampang dapat dikatakan aman atau telah sesuai untuk digunakan.
IV.2.5. Perencanaan Kabel Tendon Pada Penampang Kabel tendon yang digunakan pada penampang adalah kabel tendon yang telah teruji dan telah memiliki standar internasional. Berikut adalah table yang menunjukkan profil kabel standar internasional yang biasa digunakan pada struktur beton prategang.
Tabel 4.7. Tipikal Baja Prategang Material type and standard
Nominal diameter (mm)
Area (mm2)
Minimum breaking load
Wire
5 5 7 9.3 12.7 15.2 12.7
19.6 19.6 38.5 54.7 100 143 94.3
30.4 33.3 65.5 102 184 250 165
Minimum tensile strength ( ) MPa 1550 1700 1700 1860 1840 1750 1750
23 26 29 32 38
415 530 660 804 1140
450 570 710 870 1230
1080 1080 1080 1080 1080
7-wire strand super grade 7-wire strand regular grade Bars (super grade)
Kabel yang akan digunakan adalah kabel jenis 7-wire strand super grade, dengan diameter 15,2 mm dengan minimum breaking load 250 kN
Universitas Sumatera Utara
= 0,8 × 250 kN
Gaya izin yang dapat dipikul oleh 1 kabel adalah
= 200 kN = 20000 kg Perencanaan kabel di balok
Jumlah kabel =
5b
, "
=
463626 "
, "
≈ 24 kabel
Direncanakan memakai 24 kabel didalam satu selongsong dengan luas selongsong : Luas selongsong kabel = 143 mm2 × 24 = 3432 mm2 Perencanaan kabel di kolom
Jumlah kabel =
5i
, "
=
692538.936 "
, "
≈ 35 kabel
Direncanakan memakai 28 kabel didalam satu selongsong dengan luas selongsong : Luas selongsong kabel = 143 mm2 × 35 = 5005 mm2 Desain terhadap geser : Ì = 80801.89 + \
24172.649 B 24172.649
*<
_+\
4532.37 B 4532.37
*<
_
= 80801.89 + 3021.58 + 566.546 = 84390.016 = 207761.7
Universitas Sumatera Utara
Q = 0,6 × 0,45 × 0,25 = 0.0675 ) =
5b ;
463626
=
,
= 858566.67
= 0,33 √45 = 2.2137 MPa = 221370.730 kg/m2 FI ,
=
~~<<.< ,
= 429283.335
×.<
I Í = ,< = 3,086 Ì) ×,<
F , ,
F , ,
\ + I _ = \ I _ + J3,086
Ì) K,
J221370.730 + 429283.335K, = J429283.335K, + J3,086
Ì) K,
J650654.065K, = J429283.335K, + J3,086 Ì) K, J3,086 Ì) K, = 2.390 × 1011 Ì) = 278330.903 = 0,85 × 900 = 765 mm = 0,765 m Ì)
= 1/6 √45 × 0,6× 0,765 = 51317.76
Ì)
"
= 0,4 √45 × 0,6× 0,765 = 123162.624
√
. .¿
Ì) = \ , + @j _ × 0,6 × 0,765
= 15396.011 Ì =
j ∅
− Ì)
Universitas Sumatera Utara
Ì =
~.*< ,<
− 51317.76
Ì = 89332.27 Digunakan sengkang ∅ 14 mm Ð
Ï = × 142 × 2 = 307,72 mm2 = 0,00030772 S=
;Ñ ×F¼×¿ N
=
,, × ×,< ~,.,
= 0.1054 m = 105.4 mm Digunakan sengkang berjarak rapat yaitu ∅14-100 mm IV.2.6 Penambahan tulangan non prategang Dengan menambahkan tulangan non prategang pada serat tekan dan serat tarik di penampang maka kapasitas batas penampang dapat ditingkatkan dengan menambahkan tulangan non prategang. Pada kasus ini seluruh beban ditumpuan maupun ditengah bentang dapat ditahan oleh penampang yang diperkuat dengan kabel tendon, maka tulangan prategang yang akan didesain pada penampang ini tidak akan berpengaruh besar pada struktur. Lapangan
Direncanakan kapsitas momen batas penampang akan ditingkatkan dibagian tengah bentang hingga mencapai * = 160000 kgm Asumsi kedua tulangan non prategang telah leleh sehingga ( = fy
Universitas Sumatera Utara
Direncanakan : * = 0,064 , = 0,836 = n
@j H @j½
NG J¿N= H¿N½ K
=
*< " H*<. 2 2 = 0.00010539 m = 105.39mm "/ = J,~
Dipakai 2∅14 untuk tulangan tekan dan tarik Tumpuan
Direncanakan kapsitas momen batas penampang akan ditingkatkan dibagian tumpuan hingga mencapai * = 185000 kgm Asumsi kedua tulangan non prategang telah leleh sehingga ( = fy Direncanakan : * = 0,064 , = 0,836 @j H @j½ NG J¿N= H¿N½ K
= n
=
*~ " H*<. 2 2 = 0.00019246 m = 192.46 mm "/ = J,~
Dipakai 2 ∅14 untuk tulangan tekan dan tarik
Universitas Sumatera Utara
Gambar.4.12 Desain tendon prategang dibalok dan kolom
Gambar.4.13 Penampang Balok prategang ditumpuan dan
ditengah lapangan
Gambar.4.14 Penampang kolom prategang didasar dan diujung kolom
Universitas Sumatera Utara
IV.3. Rangka Tumpuan Reinforced Concrete
Data bahan yang digunakan : Mutu beton yang digunakan (f’c) : 25 MPa Mutu baja tulangan yang digunakan (fy) : 400 MPa
PROFIL STRUCTURE SECTION BALOK CD KOLOM AD KOLOM BC
DIMENSION 500 × 1500 750 × 750 750 × 750
Tabel 4.8. Data penampang komponen struktur bangunan
IV.3..1 Analisa Perhitungan Momen dilakukan Dengan Program SAP Sebelum melakukan analisis perhitungan beban maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung beban-beban yang mempengaruhi dan membebani struktur yang kemudian dikombinasikan dengan faktor kombinasi sesuai peraturan yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
IV.3.2. Karakteristik beban Pembebanan pada portal terdiri dari dua jenis beban yaitu beban terpusat dan beban terbagi rata (berat sendiri profil). Khusus untuk beban terpusat, beban yang diterima merupakan beban luar yang akan dipikul oleh struktur, maka untuk tujuan perbandingan beban tersebut akan disamakan dengan pembebanan pada rangka beton prategang. Pembebanan yang mempengaruhi struktur adalah sebagai berikut :
Beban Gelagar $À = 161070.94 kg Beban mati tambahan $`vÀ = 55115.83 kg Beban hidup $8À = 48960 kg ! = 161070.94 kg + 55115.83 kg + 48960 kg = 265146.77 kg
Seluruh beban akan dipikul oleh 2 tumpuan maka beban yang dipikul oleh satu tuumpuan adalah 265146.77 kg/2 = 132573.40 kg ! untuk 1 kaki profil =
132573.40
*
= 13257.34 kg
Berat sendiri profil $¿ = 0,5 × 1,5 × 24 = 18 kN/m = 1800 kg/m $¿ = 1,2 × 1800 kg/m = 2160 kg/m
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel Momen Maksimum Pada Portal
KETERANGAN JOINT 2
FRAME 1 FRAME 3 FRAME 8 JOINT FRAME 13 13 FRAME 14
MOMEN ULTIMIT (Mu) M.Tumpuan M.Lapangan (Kg/m) (Kg/m) 184937.9 -184937.9 161923.42 -184937.9 -184937.9
Tabel 4.9 Perhitungan Momen ultimit ditumpuan dan dilapangan
IV.3.3.. Perencanaan Balok Beton Bertulang
Momen ditumpuan (joint 2)
tumpuan : 184937.9 kgm ′) = 25 MPa ¼ = 400 MPa Dimensi balok :
b = 500 mm h = 1500 mm
direncanakan : asumsi tulangan utama : ∅ 32 mm, direncanakan digunakan 2 lapis tulangan tarik asumsi diameter sengkang : ∅ 14 tebal penutup beton minimal menurut SK SNI T-15-1991-03 menetukan nilai tebal penutup beton (p) = 40 mm d = h – 1½ ∅ tulangan utama - ∅ sengkang – p = 1500 mm – (11/2× 32 mm) – 14 mm – 40 mm = 1398 mm
Universitas Sumatera Utara
Momen Ultimit : @j
¿= ¿Ò ¿
*~.
= J.K J*,~K= = 189252.478 kg/m2 = 1892.524 kN/m2
= 0,10
Menurut tabel 5.3c dari buku Grafik Tabel Perencanaan Beton Bertulang bertulangan rangkap untuk mutu beton ′) = 25 MPa; mutu baja ¼ = 400 MPa ; ∅ = 0,8 dan
¿Ò ¿
=
0,10 Diperoleh & = 0,006323 (diinterpolasikan) &
untuk ¼ = 400 MPa = 0,0019
&
" =
&<&
0,0203
<&
"
As = & × b × d = 0,006323 × 500 × 1398 = 4420.30 mm2 Gunakan tulangan tarik dua lapis yaitu 8 ∅ 28
Untuk tulangan tekan As’ = 0,5 × & × b × d = 0,5 × 0,006323 × 500 × 1398 = 2210.15 mm2 Untuk tulangan tekan ditengah bentang gunakan tulangan 4 ∅ 28
Universitas Sumatera Utara
Momen dilapangan (Frame 8)
lapangan : 161923.42 kgm ′) = 25 MPa ¼ = 400 MPa Dimensi balok :
b = 500 mm h = 1500 mm
direncanakan : asumsi tulangan utama : ∅ 32 mm asumsi diameter sengkang : ∅ 14 tebal penutup beton minimal menurut SK SNI T-15-1991-03 menetukan nilai tebal penutup beton (p) = 40 mm d = h – 1½ ∅ tulangan utama - ∅ sengkang – p = 1500 mm – (11/2× 32 mm) – 14 mm – 40 mm = 1398 mm
Momen Ultimit : @j
¿= ¿Ò ¿
*<*,.,
= J.K J*,~K= = 165701.0731 kg/m2 = 1657.0107 kN/m2
= 0,10
Menurut tabel 5.3c dari buku Grafik Tabel Perencanaan Beton Bertulang bertulangan rangkap untuk mutu beton ′) = 25 MPa; mutu baja ¼ = 400 MPa ; ∅ = 0,8 dan
¿Ò ¿
=
0,10 Diperoleh & = 0,0057 (diinterpolasikan) &
untuk ¼ = 400 MPa = 0,0019
Universitas Sumatera Utara
&
" =
&
0,0203
< &<&
"
As = & × b × d = 0,0057 × 500 × 1398 = 3984.3 mm2 Untuk tulangan tarik Gunakan tulangan 8 ∅ 28
Untuk tulangan tekan As’ = 0,5 × & × b × d = 0,5 × 0,0057 × 500 × 1398 = 1992.15 mm2 Untuk tulangan tekan ditengah bentang gunakan tulangan 4 ∅ 28
Momen ditumpuan (joint 13)
tumpuan : 184937.9 kgm ′) = 25 MPa ¼ = 400 MPa Dimensi balok :
b = 500 mm h = 1500 mm
direncanakan : asumsi tulangan utama : ∅ 32 mm, direncanakan digunakan 2 lapis tulangan tarik asumsi diameter sengkang : ∅ 14 tebal penutup beton minimal menurut SK SNI T-15-1991-03 menetukan nilai tebal penutup beton (p) = 40 mm
Universitas Sumatera Utara
d = h – 1½ ∅ tulangan utama - ∅ sengkang – p = 1500 mm – (11/2× 32 mm) – 14 mm – 40 mm = 1398 mm
Momen Ultimit : @j
¿= ¿Ò ¿
*~.
= J.K J*,~K= = 189252.478 kg/m2 = 1892.524 kN/m2
= 0,10
Menurut tabel 5.3c dari buku Grafik Tabel Perencanaan Beton Bertulang bertulangan rangkap untuk mutu beton ′) = 25 MPa; mutu baja ¼ = 400 MPa ; ∅ = 0,8 dan
¿Ò ¿
=
0,10 Diperoleh & = 0,006323 (diinterpolasikan) &
&
" =
untuk ¼ = 400 MPa = 0,0019
&<&
0,0203
<&
"
As = & × b × d = 0,006323 × 500 × 1398 = 4420.30 mm2 Gunakan tulangan tarik dua lapis yaitu 8 ∅ 28
Untuk tulangan tekan As’ = 0,5 × & × b × d = 0,5 × 0,006323 × 500 × 1398 = 2210.15 mm2 Untuk tulangan tekan ditengah bentang gunakan tulangan 4 ∅ 28
Universitas Sumatera Utara
IV.3.4. Perhitungan Tulangan Geser Balok
Persyaratan SNI-T-15-1991-03 *
Ì) = < p ′) b. d Ì =
j ∅
− Ì)
Dengan ∅ =0,6 untuk geser Check Ì : ,
Ì < p ′) b. d …………………….. OK ,
Ì > p ′) b. d………………………tampang harus diperbesar
Check Ì : Ì > ∅Ì) ……………………….……. s =
* ∅Ì) ,
;Ñ. FÓ .¿
< Ì < ∅Ì) …………………….. s =
N
;Ñ. FÓ .
*
Ì < , ∅Ì) ……………………………sengkang tidak dibutuhkan
Jarak spasi tulanga minimum
*
,
p ′) b. d < Ì < p ′) b. d ……………….. s maks = d/4 atau 300 mm *
Ì < p ′) b. d …………………………….... s maks = d/2 atau 600 mm Joint 2
Universitas Sumatera Utara
Ì maks = 83566.70 kg *
Ì) = < p ′) b. d *
= √25 × 500 × 1398 < = 582500 N = 58250 kg
Ì = =
j ∅
− Ì)
~<<.
− 58250
,<
= 81027.833
Check Ì : •
*
p ′) b. d = √25 × 500×1398 × 10H = 1165 kN = 116500 kg
*
•
,
p ′) b. d = √25 × 500×998 × 10H = 2330 kN = 233000 kg
,
Ì < 116500 kg < 233000 kg …………….. OK, maka }
Ô
= d/2 atau 600 mm
Check Ì : • •
* ∅Ì) ,
*
= , × 0,60 × 58250= 17475 kg
∅Ì) = 0,60 × 58250= 34950 kg
Ì2 > ∅Ì) ; maka s =
;Ñ. FÓ .¿ N
Gunakan sengkang ∅ 14 mm
Universitas Sumatera Utara
Jarak sengkang perlu : s =
=
;Ñ. FÓ .¿ N
= Ð×J,*K= ××*,~
~*,.~
= 0,21236 m = 212.36 mm
>
Ô
>
Ô
= d/2 = 1/2 × 1398= 699 mm = 600 mm
Gunakan sengkang ∅ 14 – 200 mm
Joint 13
Ì maks = 83566.70 kg *
Ì) = p ′) b. d < *
= < √25 × 500 × 1398 = 582500 N = 58250 kg
Ì = =
j ∅
− Ì)
~<<.
− 58250
,<
= 81027.833
Check Ì : •
*
*
p ′) b. d = √25 × 500×1398 × 10H = 1165 kN = 116500 kg
Universitas Sumatera Utara
•
,
,
p ′) b. d = √25 × 500×998 × 10H = 2330 kN = 233000 kg
Ì < 116500 kg < 233000 kg …………….. OK, maka }
Ô
= d/2 atau 600 mm
Check Ì : • •
* ∅Ì) ,
*
= , × 0,60 × 58250= 17475 kg
∅Ì) = 0,60 × 58250= 34950 kg
Ì2 > ∅Ì) ; maka s =
;Ñ. FÓ .¿ N
Gunakan sengkang ∅ 14 mm
Jarak sengkang perlu : s = =
=
;Ñ. FÓ .¿ N
Ð×J,*K= ××*,~ ~*,.~
= 0,21236 m = 212.36 mm
>
Ô
>
Ô
= d/2 = 1/2 × 1398= 699 mm = 600 mm
Gunakan sengkang ∅ 14 – 200 mm
IV.3.5. Perencanaan Kolom
Kolom 1 (Frame 1)
Nu = 83566.70 kg Mu = 184937.9 kgm
Universitas Sumatera Utara
Dimensi kolom direncanakan 750 mm × 750 mm Agr = 750 × 750 = 562500 mm2 = 0,5625 m2 lj
∅.;hÕ .,~.FÒ)
~<<.
= ,<×,<×,~×, = 0,108 > 0,1
∅ tetap 0,65 @
d = lj = j
PG Ö
m
=
,,,*
∅.;hÕ
¿Ò Ö
,~
lj
,<,< <*,
= 2,2130
= 2,766
PG
o \ Ö _ = 0,108 × 2,766 = 0.29876 .,~.FÒ)
= 0,10
r = 0,038 ; × = 1,0 & = r* × & = 0,038 × 1,0 = 0,038 = & × ^ = 0,038 × 562500 = 21375 mm2 " = 0,25 × 21375 = 5343.75 mm2 Digunakan tulangan 7 ∅ 32 Kolom 2 (Frame 14)
Nu = 83566.70 kg Mu = 184937.9 kgm
Dimensi kolom direncanakan 750 mm × 750 mm Agr = 750 × 750 = 562500 mm2 = 0,5625 m2
Universitas Sumatera Utara
lj
∅.;hÕ .,~.FÒ)
=
~<<.
,<×,<×,~×,
= 0,108 > 0,1
∅ tetap 0,65 @
d = j = l j
PG Ö
=
m∅.; ¿Ò Ö
,,,* ,~
hÕ
lj
,<,< <*,
= 2,2130
= 2,766
PG
o \ Ö _ = 0,108 × 2,766 = 0.29876 .,~.FÒ)
= 0,10
r = 0,038 ; × = 1,0 & = r* × & = 0,038 × 1,0 = 0,038 = & × ^ = 0,038 × 562500 = 21375 mm2 " = 0,25 × 21375 = 5343.75 mm2 Digunakan tulangan 7 ∅ 32
Universitas Sumatera Utara
Gbr.4.15 Penampang Balok beton bertulang di tumpuan dan ditengah bentang
Gbr.4.16 Penampang kolom beton bertulang
Universitas Sumatera Utara
IV.4. . Rangkuman Hasil Perencanaan Beton Prategang dan Beton Bertulang Dari hasil yang diperoleh dalam merencanakan suatu rangka portal yang menggunakan beton prategang dan beton bertulang, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari kedua rancangan tersebut yakni terlihat dari segi pemakaian beton dan baja tulangan yang digunakan. Hasil perencanaan anatara kedua jenis rancangan dari segi pemakaian beton dan baja tulangan dapat dilihat dengan lebih jelas pada tabeltabel berikut. Tabel hasil Pemakaian Beton DATA PENGGUNAAN BETON KETERANGAN Mutu Beton (′ ) BALOK DIMENSI
KOLOM 1 KOLOM 2
BETON PRATEGANG
BETON BERTULANG
45 MPa
25 MPa
600 mm × 900 mm
500 mm × 1500 mm
600 mm × 900 mm
750 mm × 750 mm
600 mm × 900 mm
750 mm × 750 mm
Tabel hasil pemakaian Baja tulangan DATA PENGGUNAAN BAJA TULANGAN KETERANGAN TULANGAN NON PRATEGANG MUTU TULANGAN ( Ø ) TULANGAN UTAMA BALOK DIMENSI KOLOM 1 TULANGAN KOLOM 2 TENDON (³Ù = ÚÛÜÝ ²³¸)
BALOK KOLOM 1 KOLOM 2
BETON PRATEGANG
BETON BERTULANG
400 MPa 400 MPa 2 ∅ 14 dan 2 ∅ 14
8 ∅ 28 dan 4 ∅ 28
4 ∅ 14
28 ∅ 32
4 ∅ 14
24 kabel ∅ 15,2 mm
28 ∅ 32
35 kabel ∅ 15,2 mm 35 kabel ∅ 15,2 mm
Universitas Sumatera Utara
Data hasil perbandingan Volume beton
Dari segi volume beton yang digunakan dapat dilihat perbandingan yang sangat kontras antara beton prestress dengan beton bertulang biasa. Pada rangka beton pretsress volume beton yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan beton bertulang biasa, sehingga beton yang digunakan tentu lebih ringan daripada beton biasa. Data-data perbandingan volume dan berat beton yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut. DATA HASIL PERBANDINGAN VOLUME KETERANGAN BETON PRATEGANG BETON BERTULANG 3 BALOK 8,64 m 12,00 m3 KOLOM 3 VOLUME 4,32 m 4,8 m3 1 BETON KOLOM KOLOM 3 4,32 m 4,8 m3 2 3 ∑ VOLUME BETON 17,28 m 21,6 m3 ∑ VOLUME BETON UNTUK 2 RANGKA 3 34,56 m 43,2 m3 TUMPUAN TOTAL BERAT BETON YANG 82944 kg 103680 kg DIGUNAKAN 3 SELISIH VOLUME BETON 8,64 m SELISIH BERAT BETON YANG 20736 kg DIGUNAKAN
IV.5. Perbandingan tinggi balok terhadap panjang bentang IV.5.1. Beton Prestress Diketahui : dimensi beton b = 600 mmm ; h = 900 mm Panjang bentang = 16000 mm Perbandingan tinggi balok dengan panjang bentang : Tinggi balok = X=
*
. panjang bentang
5 P "
=
*<
= 17.77 ≈ 18
Maka, dapat disimpulkan Tingi balok =
*
*~
L
Universitas Sumatera Utara
IV.5.2. Beton Bertulang Diketahui : dimensi beton b = 500 mmm ; h = 1500 mm Panjang bentang = 16000 mm Perbandingan tinggi balok dengan panjang bentang : *
Tinggi balok = . panjang bentang X=
5 P "
=
*< *
= 10.67 ≈ 12
Maka, dapat disimpulkan Tingi balok =
*
*,
L
IV.6 . Perbandingan desain struktur beton prategang denagn beton bertulang Berikut ini merupakan gambar yang menunjukkan desain perbandingan rangka portal tumpuan ynag menggunakan beton prategang dibandingkan dengan beton bertulang.
Gambar. 4.17. Desain Struktur dengan rangka portal beton prategang
Gambar. 4.18. Desain Struktur dengan dengan rangka portal beton bertulang
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 4.19. Desain Struktur dengan dengan rangka portal beton prategang
Gambar. 4.20. Desain Struktur dengan dengan rangka portal beton bertulang
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1.
KESIMPULAN Dari rangkaian tahap perencanaan hingga tahap analisis yang telah dilakukan
oleh penulis dalam mendesain struktur portal yang menggunakan beton prategang sesuai peraturan yang ditetapkan oleh ACI ini, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada perencanaan beton prategang, gaya prategang pada penampang berpengaruh terhadap struktur sehingga menjadi beban tambahan yang perlu diperhitungkan, sedangkan pada perencanaan beton bertulang hal tersebut tidak terjadi. 2. Dari hasil analisa yang dilakukan pada rancangan portal beton prestress didapat bahwa tegangan yang terjadi di balok dan kolom prategang aman atau lebih kecil dari tegangan maksimum yang diizinkan yaitu : Tegangan pada balok •
Tegangan dilapangan fb = 0.0019
/, < = 668428
/,……............Ok! f t = −1717133 kg/m2 < ) = 2700000
/, ……........Ok!
•
Tengangan ditumpuan f t = −2089178.785
/, < ) = 2700000
/, .........Ok! fb = 647493.6
/, < = 668428
/, ..................Ok!
Tegangan dikolom f t = −0.511
/2 < = 668428
/, ...................Ok!
fb = −2564959
/, < ) = 2700000
/, .............Ok!
Universitas Sumatera Utara
3. Perbedaan perancangan beton prestress dengan beton bertulang dalam hal dimensi antara lain : •
Untuk rangka portal prestress concrete Dimensi balok : 600 mm × 900 mm ; kolom : 600 mm × 900 mm
•
Untuk rangka portal reinforced concrete Dimensi balok : 500 mm × 1500 mm ; kolom : 750 mm × 750 mm
4. Perbedaan perancangan beton prestress dengan beton bertulang dalam hal volume beton antara lain : •
Portal prestress concrete memerlukan volume beton sebesar : 34.56 m3
•
Portal reinforced concrete memerlukan volume beton sebesar : 43.2 m3
•
Selisih volume beton = 8.64 m3
V.2. SARAN Dalam tugas akhir ini penulis juga ingin memberikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi setiap mahasiswa yang ingin membahas topik yang sama dalam tugas akhirnya diantaranya adalah : 1. Sebelum mendesain, sebaiknya dilakukan perkiraan terhadap imensi struktur terlebih dahulu, sehingga diketahui beban yang akan terjadi. 2. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan adanya pendalaman studi yang lebih terhadap hal ini. Terutama pertimbangan terhadap fator-faktor lain yang sangat mempengaruhi seperti teknik pelaksanaan, aspek ekonomi dan estetika sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan yang dilakukan dan tidak menimbulkan suatu kerugian pada proses pembangunan.
Universitas Sumatera Utara