Bab III ANALISA ENTERPRISE
Analisis enterprise pada bab ini dilakukan menggunakan pendekatan Business System Planning (BSP). Maksud penggunaan metodologi BSP digunakan pada analisa enterprise ini adalah untuk mendapatkan dasar perencanaan arsitektur enterprise yaitu data. Berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya bahwa perencanaan arsitektur enterprise terdiri atas beberapa lapisan(2), maka analisa menggunakan metodologi BSP ini dapat dikelompokan pada beberapa bagian yaitu : awal perencanaan, keadaan organisasi sekarang, penetapan arah tujuan, perancangan arsitektur enterprise dan implementasi. Untuk lebih lengkapnya maka pembagian tahapan tersebut meliputi lima kelompok yaitu : 1. Awal perencanaan a. Mendapatkan komitmen b. Persiapan untuk studi c. Memulai studi 2. Keadaan organisasi sekarang a. Mendefinisikan proses bisnis b. Mendefinisikan kelas data c. Menganalisa dukungan sistem yang ada 3. Penetapan arah tujuan a. Menetapkan perspektif eksekutif b. Mendefinisikan penemuan dan kesimpulan 4. Perancangan arsitektur enterprise a. Mendefinisikan Arsitektur Informasi b. Menetapkan prioritas arsitektur 5. Implementasi a. Melakukan review manajemen sumberdaya informasi (IRM) b. Mengembangkan rekomendasi dan perencanaan aksi
29
30
III.1
Mendapatkan Komitmen
Tahapan mendapatkan komitmen adalah untuk mendapatkan persetujuan dari eksekutif dalam menentukan lingkup dari studi termasuk di dalamnya sasaran yang akan dicapai(11). Berikut ini adalah lingkup dan sasaran studi : Penyelenggaraan layanan pendidikan sebagai sebuah Tirdarma perguruan tinggi sangat terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan data atau informasi. Kebutuhan layanan data atau informasi di dalam organisasi tersebut adalah untuk menjalankan semua aktivitas ataupun kegiatan dengan baik dan terencana serta terkendali dengan baik. Pada akhirnya tujuan dan sasaran perencanaan
enterprise
architecture
ini
adalah
untuk
mendukung
penyelenggaraan proses pendidikan termasuk semua aktivitas dan kegiatan lainnya sehingga organisasi mendapatkan keuntungan dari perencanaan tersebut. Hal ini juga terkait dengan visi dan misi dari Institut Teknologi Harapan Bangsa yaitu : Visi : Menjadi lembaga pendidikan tinggi teknologi terbaik di indonesia khususnya di bidang TELEMATIKA (Telekomunikasi, Media dan Informatika) dengan ukuran jumlah dan kualitas sumbangan tenaga ahli maupun pemikiran yang dihasilkannya untuk dunia indonesia. Misi : o Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk memberikan kesempatan pendidikan seluas-luasnya kepada masyarakat indonesia, khususnya dibidang teknologi. o Melakukan penelitian dan kerjasama dengan industri, perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga lainnya untuk menciptakan sumbangan pemikiran-pemikiran dan tenaga ahli yang sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya industri Telematika.
31
o Mendukung pengembangan Telematika diwilayah lokal, regional dan nasional sebagai bagian pengabdian kepada masyarakat.
III.1 Persiapan Studi BSP Persiapan studi merupakan bagian untuk mememulai segala sesuatu dari studi BSP ini. Hal ini terkait dengan urutan dari rekomendasi pada kontrol tugas yaitu: 1. Memperoleh ruangan kendali 2. Melakukan review terhadap sasaran studi 3. Menentukan fakta-fakta yang akan dikumpulkan 4. Memilih dan berorientasi interviewer dan mengembangkan jadwal 5. Mengembangkan sebuah perencanaan kerja 6. Melengkapi lembat kendali tugas 7. Membuat sebuah file kendali studi 8. Menetapkan dukungan administratif 9. Melakukan review status dengan sponsor 10. Mempersiapkan memulai studi
Dapat dikatakan bahwa persiapan studi BSP ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan perencanaan sistem informasi. III.2
Memulai Studi BSP
Tahapan didalam studi BSP ini meliputi : 1. Memperoleh pandangan dari sponsor 2. Melakukan review atas fakta-fakta bisnis 3. Melakukan review atas fakta-fakta sistem
32
III.2.1 Memperoleh Pandangan Sponsor Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) berusaha untuk menjawab tantangan pendidikan tinggi sekarang ini. Tantangan tersebut adalah bagaimana memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi mahasiswa pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan lingkungan global, lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan industri, motivasi yang kuat untuk pencapaian tertinggi dan integritas untuk mencapai kesuksessan karir. Dari cara pandang makro, tipe pemimpin masa depan akan meningkatkan kompetitif dari ekonomi indonesia. Lembaga pendidikan ITHB selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan layanan pendidikan bagi masyarakat dengan selalu mengevaluasi apa yang dilakukan. Dengan evaluasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan layanan pendidikan yang dibutuhkan. Untuk itu maka ITHB selaku organisasi pendidikan mempunyai rencana-rencana jangka panjang dan juga rencana
jangka
pendek.
Rencana-rencana
tersebut
dimaksudkan
untuk
memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan di indonesia. Hal ini juga meliputi semua bidang yang salah satunya adalah bidang pengembngan sistem informasi bagi layanan pendidikan. Dengan sistem informasi tersebut, maka harapan akan dukungan atas bisnis organisasi dapat terlaksana dengan baik. Dengan mengingat bahwa sistem informasi sebagai unjung tombak dalam mendukung bisnis organisasi, maka diharapkan sistem informasi memberikan dukungan/support yang signifikan atas bisnis. Untuk itu dengan melakukan perencanaan arsitektur enterprise ini, maka organisasi mendapatkan hasil berupa pedoman atau pondasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis sehingga dimasa mendatang organisasi tersebut dapat memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi mahasiswa dan masyarakat. III.2.2 Melakukan Review atas Fakta Bisnis Permasalahan akuntabilitas atas layanan pendidikan adalah sesuatu yang banyak di permasalahkan sekarang ini sehingga ITHB selaku penyelenggara pendidikan
33
selalu mempertimbangkan semua kegiatan yang dilakukan agar setiap layanan tersebut sesuai dengan standar layanan kualitas baik. Ada beberapa hal penting yang dilakukan oleh organisasi untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan juga tantangan atas lulusan yang dapat diserap industri. Hal tersebut terbagi dalam beberapa area yaitu : 1. Peningkatan kualitas akademik 2. Peningkatan kualitas layanan administrasi 3. Peningkatan bidang kemahasiswaan 4. Peningkatan dukungan layanan unit teknis
Dengan berusaha meningkatkan kualitas layanan maka organisasi diharapkan mendapatkan keuntungan bisnis dari segi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap organisasi(akuntabilitas). Selain itu arah bisnis organisasi dimasa depan adalah menjadi penyelenggara pendidikan yang berkualitas. Untuk mencapai arah bisnis tersebut maka organisasi berusaha meningkatkan semua hal yang terkait dengan layanan pendidikan. Memang tidak dapat sangkal bahwa ITHB selaku organisasi yang bergerak dibidang pendidikan menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu di benahi dan di coba untuk ditingkatkan. Untuk itu ITHB selaku organisasi berusaha sebaik mungkin untuk melengkapi dirinya dengan berbagai hal yang dapat mendukung organisasi agar dapat mencapai visi dan misinya. Salah satunya adalah penggunaan sistem informasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan bisnis seperti penggunaan sistem informasi pada setiap area fungsional organisasi. Akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat kekuarangan-kekurangan yang belum dapat dicapai. Ini umumnya disebabkan oleh adanya aspek-aspek lain yang sebelumnya tidak didefinisikan dengan baik. Sebagai contoh adalah peran orang-orang didalam organisasi yang bekerja dengan baik, dan bertanggungjawab atas kerja yang baik sehingga pencapaian kinerja organisasi dapat diraih. Agar tujuan dapat tercapai, ITHB melakukan review atas apa yang dilakukan sekarang dan apa yang akan dicapai dimasa mendatang. Review ini dilakukan dua
34
kali dalam setahun yaitu pertengahan tahun dan akhir tahun. Review ini dimaksudkan untuk melihat posisi orgnisasi dan sudah sejauh mana pencapaian yang akan diraih. Hal ini terkait dengan pencapaian arah bisnis organisasi dimasa depan. Review ini dikenal dengan nama “ Building A High Performance Organization- From Strategi to Implementation”. Dengan melakukan review tersebut maka organisasi dapat menilai kinerjanya dan mencoba meraih tujuan yang belum tercapai. Bidang-bidang area fungsional yang menjadi perhatian dalam review tersebut mencakup semua area fungsional yang ada didalam organisasi.
III.2.3 Melakukan Review atas Fakta Sistem ITHB melakukan investasi atas sistem informasi khususnya perangkat-perangkat IT yang mendukung bisnis organisasi dengan tujuan yaitu penyelenggaraan layanan pendidikan yang baik. Semua perangkat-perangkat IT tersebut dapat meliputi software dan hardware yang diperoleh melalui kerjasama dengan vendor-vendor IT. Dengan diperolehnya perangkat-perangkat IT yang sesuai dengan kebutuhan maka harapan akan peningkatan layanan pendidikan dapat tercapai. Investasi IT tersebut pada umumnya diperoleh dengan melakukan akuisisi atas produk IT dari vendor dan juga dikembangkan sendiri oleh tim IT organisasi (inhouse-production). Fakta-fakta yang ditemui atas sistem didalam organisasi dapat meliputi: 1. Bidang Akademik : a. Belum terdapatnya sistem informasi yang terintegrasi dengan sistem lainnya, misalnya sistem web portal, sehingga update nilai yang akan diposting di web portal tersebut dapat dikatakan belum akurat.
35
b. Penggunaan platform IT yang beragam menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan data atau informasi yang berkualitas. c. Masih melibatkan penggunaan sistem informasi yanng beragam. 2. Bidang Administrasi keuangan : a. Belum terdapatnya sistem informasi yang terintegrasi dengan sistem kepegawaian b. Masih terdapatnya penggunaan sistem yang sederhana untuk mengelola keuangan. c. Belum terintegrasinya sistem keuangan dengan sistem pembiayaan. 3. Bidang Administrasi umum : a. Masih terdapatnya sistem pembayaran yang memakan waktu cukup lama dalam pengerjaannya. b. Kontrol atas sistem akses inventori dan pengarsipan kurang sehingga sistem tersebut dapat dikatakan belum aman. 4. Bidang Biro perencanaan sistem informasi : a. Sistem akademik belum terintegrasi dengan sistem lainnya (Contoh : FRS Online, attendance). b. Koneksi internet yang masih rendah c. Sistem pengarsipan yang masih perlu ditingkatkan. d. Investasi terhadap IT yang belum maksimal
Selain fakta-fakta sistem pada bidang tertentu diatas, maka organisasi juga memberikan layanan pada mahasiswa yang mencakup seluruh civitas akademika yaitu diantaranya : 1. Infrastruktur berbasis internet yang dapat digunakan dalam mendukung perkuliahan seperti mendownload buku-buku kuliah, workbook dan semua hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. 2. Dukungan layanan yang berisikan semua pengetahuan yang dibutuhkan didalam organisasi yang dikenal dengan nama Knowledge Base System. Sistem ini diharapkan dapat membantu organisasi termasuk semua bidang
36
area fungsional yang ada dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimasukkan kedalam sistem tersebut. 3. Pemanfaatan Web dan Mobile report Organisasi memanfaatkan sistem pelaporan yang berbasis Web dan Mobile report yang ditujukan untuk memberikan pelaporan atas progress dan informasi administrasi mahasiswa kepada orang tua mahasiswa tersebut.
III.3
Pendefinisian Proses Bisnis
Pada studi BSP, proses bisnis didefinisikan sebagai sekelompok dari keputusan dan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur sumberdaya bisnis. Pada umumnya organisasi yang bergerak dibidang layanan pendidikan memiliki aktivitas dalam tiga bagian umum yaitu Penerimaan mahasiswa, Pengelolaan Akademik dan Penglepasan mahasiswa. Aktivitas lainnya yang terkait dengan hal tersebut merupakan aktivitas pendukung seperti manajemen keuangan, manajemen infrastruktur dan manajemen sumberdaya manusia. Untuk mendapatkan proses bisnis pada sebuah organisasi, konsep rantai nilai dari Michael Porter(2,1) dapat digunakan sebagai acuan. Dengan menggunakan model rantai nilai tersebut maka akan terlihat aktivitas atau proses bisnis apa saja yang ada pada suatu organisasi, khususnya di ITHB.
Value Chain Firm infrastructure Human resource management Product and technology development Support
Facility
Activities Inbound Logistic
Operation
Outbound Logistic
Sales and Servicing Marketing
Primary Activities
Gambar III.1 Rantai Nilai Porter(2)
Value added Cost = Profit margin
37
Gambar III.1 memperlihatkan rantai nilai (value chain) Porter yang terdiri dari aktifitas utama (primary activities) dan aktifitas pendukung (support activities) Porter, Michael, ((1985), Competitive Advantage: creating and sustaining superior performance for analyzing industries and competitor, the free Press. Berdasarkan rantai nilai dari Porter tersebut, maka proses bisnis yang dilakukan oleh ITHB terdiri atas proses Penerimaan Mahasiswa, proses Operasional Akademik dan proses Penglepasan Akademik. Sedangkan aktivitas pendukung organisasi adalah aktivitas yang ditujukan untuk mendukung aktivitas utama yang terdiri dari Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Sarana Prasarana (infrastruktur). Berdasarkan gambar III.1 rantai nilai Proter, maka penyesuaian rantai nilai organisasi dapat di lihat pada gambar III.2 dibawah ini.
Value Chain Manajemen keuangan Manajemen sumberdaya manusia Aktifitas Pendukung
Manajemen fasilitas Teknologi informasi
Margin
Penerimaan
Pengelolaan
Penglepasan
Mahasiswa
Pendidikan
mahasiswa
Aktifitas Utama
Gambar III.2 Rantai nilai (value chain) model pendidikan di ITHB
Pada gambar III.2 di atas ini terlihat bahwa aktifitas utama organisasi terdiri dari aktifitas penerimaan mahasiswa, aktifitas pengelolaan pendidikan dan aktifitas penglepasan mahasiswa. Aktifitas pendukung organisasi adalah aktifitas yang berhubungan dengan keuangan, manajemen sumber daya manusia, fasilitas dan teknologi informasi.
38
Adapun uraian kegiatan utama yang ada didalam organisasi adalah : a. Proses Penerimaan Mahasiswa Proses ini dideskripsikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan semua proses-proses penerimaan mahasiswa oleh lembaga pendidikan sampai kepada pendataan semua mahasiswa baru. b. Proses Operasional Akademik Proses ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk menjalankan operasional akademik atau kegiatan proses belajar mengajar selama mahasiswa menempuh studi di lembaga pendidikan tersebut. c. Penglepasan Mahasiswa Proses ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan manajemen terakhir dari akademik atau bagian terakhir dari studi mahasiswa. Selain aktivitas utama maka terdapat juga aktivitas pendukung organisasi. Uraiannya adalah sebagai berikut : a. Proses pada Manajemen Sumber daya Manusia Proses ini merupakan aktivitas pendukung untuk penetapan, pemantauan serta alokasi sumberdaya manusia didalam organisasi. b. Proses pada Manajemen Keuangan Proses ini merupakan aktivitas pendukung yang bertujuan untuk memberikan dukungan dari segi manajemen keuangan yang terkait dengan perencanaan keuangan dan juga investasi pengembangan. c. Proses pada Manajemen Sarana dan Prasarana (infrastruktur) Proses ini dilakukan untuk mendukung perencanaan kebutuhan saranan dan prasarana berikut juga perlengkapan yang meliputi pengelolaan untuk akademik.
Berikut ini pembagian aktifitas utama yang didalamnya terdapat proses secara terperinci:
39
1. Proses penerimaan siswa baru 1.1. Proses perancanaan penerimaan mahasiswa baru (PMB) 1.1.1. Proses pembentukan panitia PMB 1.1.2. Proses penetapan biaya penerimaan mahasiswa baru (PMB) 1.1.3. Proses standarisasi penerimaan mahasiswa 1.1.4. Proses penetapan kapasitas mahasiswa 1.1.5. Proses penetapan jadwal penerimaan mahasiswa baru (PMB) 1.2. Proses seleksi masuk 1.2.1. Proses seleksi umum 1.2.2. Proses Penetapan seleksi masuk jurusan 1.3. Proses penyelengaraan seleksi 1.3.1. Proses penyusunan materi ujian 1.3.2. Proses penerimaan pendaftaran 1.3.3. Proses seleksi 1.3.4. Proses pengelolaan hasil ujian 1.4. Proses registrasi mahasiswa baru 1.4.1. Proses registrasi masuk 1.4.2. Proses administrasi keuangan 2. Proses operasional akademik 2.1. Proses perencanaan akademik 2.1.1. Proses penetapan kurikulum 2.1.2. Proses penetapan kalender akademik 2.2. Proses daftar ulang 2.2.1. Proses registrasi akademik 2.2.1.1. Proses Penyediaan matakuliah 2.2.1.2. Proses Perwalian 2.2.1.3. Proses Rencana Studi 2.2.1.4. Proses Pembuatan kartu rencana studi 2.2.1.5. Proses pembuatan Kartu tanda mahasiswa 2.2.2. Proses perubahan rencana studi 2.3. Proses cuti akademik 2.3.1. Proses pengajuan cuti 2.3.2. Proses administrasi cuti 2.4. Proses perkuliahan 2.4.1. Proses penetapan dosen mengajar 2.4.2. Proses penyusunan jadwal perkuliahan 2.4.3. Proses perlaksanaan perkuliahan 2.5. Proses evaluasi 2.5.1. Proses pelaksanaan ujian 2.5.2. Proses penilaian
40
2.6. Proses ujian komprehensif 2.6.1. Proses pelaksanaan ujian komprehensif 2.6.2. Proses penilaian komprehensif 2.7. Proses sidang 2.7.1. Proses pelaksanaan sidang 2.7.2. Proses penilaian sidang 2.8. Proses pelaporan akademik 2.8.1. Proses pengumpulan data 2.8.2. Proses pelaporan 3. Proses penglepasan mahasiswa 3.1. Proses penetapan syarat lulus 3.2. Proses penetapan DO 3.3. Proses penetapan pengunduran diri 3.4. Proses pembuatan ijazah 3.5. Proses pembuatan transkrip nilai 3.6. Proses wisuda Berikut ini adalah pembagian aktifitas pendukung secara terperinci: 4. Proses Alumni 4.1. Proses pengelolaan data alumni 4.2. Proses relasi industri 4.3. Proses penyaluran alumni 5. Sumberdaya manusia 5.1. Pengembangan sumberdaya manusia 5.1.1. Proses Penetapan kebijakan manajemen perekrutan 5.1.2. Proses Penetapan kebijakan administrasi sumber daya manusia 5.1.3. Proses Penetapan pembelanjaan pegawai 5.1.4. Training/pelatihan 5.1.5. Penggolongan 5.2. Manajemen personil 5.2.1. Proses Perencanaan kebutuhan staff 5.2.2. Proses Pengelolaan perekrutan kerja 5.2.3. Proses Pengelolaan data staff 5.3. Penggajian staff 5.3.1. Proses Perhitungan gaji 5.3.2. Proses Perhitungan cuti 5.3.3. Proses Perhitungan honor 5.4. Proses Evaluasi prestasi personil 6. Aktifitas keuangan 6.1. Proses pembuatan anggaran
41
6.1.1. Proses Penyusunan anggaran rutin 6.1.2. Proses Penyusunan anggaran pembangunan 6.1.3. Proses Pengesahan anggaran 6.2. Proses pengalokasian anggaran 6.3. Proses monitoring dan evaluasi anggaran 6.4. Proses revisi anggaran 6.5. Proses pelaporan keuangan 6.5.1. Proses Penerimaan revenue 6.5.2. Proses Pengeluaran / biaya 6.5.3. Proses Pembukuan 6.5.4. Proses Pelaporan keuangan 7. Sarana prasarana 7.1. Proses perencanaan sarana 7.2. Proses pembuatan kebutuhan sarana 7.3. Proses pengalokasian sarana 7.4. Proses monitoring dan evaluasi sarana 7.5. Proses revisi sarana 7.6. Proses pelaporan sarana
Dengan mendapatkan aktivitas atau proses bisnis dari organisasi maka selanjutnya pada studi BSP ini organisasi dapat mengelompokkan proses bisnis organisasi tersebut menggunakan Four Stage Life Cycle. Dengan pengelompokan menggunakan Four Stage Life Cycle tersebut maka organisasi mendapatkan kelompok-kelompok proses bisnis yang dilakukan dalam menjalankan bisnisnya.
Four Stage Life Cycle Business System Planning (BSP). Pengelompokan proses bisnis organisasi menggunakan Four Stage Life Cycle. Matriks III.1 Four Stage Life Cycle untuk proses bisnis didalam organisasi. Stage
Requirement
Fungsi Penerimaan
Proses Perencanaan strategis
Mahasiswa Baru
PMB
Acquisition -
Stewardship
akademik
-
Proses Menentukan panitia Proses Penentuan biaya penerimaan PMB Proses Penentuan standar penerimaan Proses Penentuan kapasitas Proses Penentuan jadwal PMB Proses Penentuan seleksi umum Proses penetapan seleksi jurusan Proses Penyusunan materi ujian Proses Penetapan kurikulum Proses Penetapan kalender akademik Proses penetapan dosen mengajar Proses penyusunan jadwal kuliah
Proses Perencanaan strategis
-
Proses Penentuan syarat kelulusan Proses penetapan DO Proses penetapan undur diri
-
Operasional
Proses Perencanaan strategis
akademik
kurikulum
dan
kebijakan
dan kebijakan penglepasan
-
akademik
42
Retirement
- Proses Penerimaan pendaftaran mahasiswa baru - Proses Pelaksanaan seleksi calon mahasiswa - Proses Pengelolaan hasil ujian
- Proses registrasi mahasiswa baru - Proses administrasi keuangan
-
-
Proses pengajuan cuti Proses administrasi cuti Proses ujian komprehensif Proses penilaian komprehensif Proses pelaksanaan sidang Proses penilaian sidang Proses Pelaporan akademik
-
Proses DO Proses undur diri Proses wisuda Proses penyaluran alumni
Proses penyediaan matakuliah Proses Perwalian Proses rencana studi Proses pembuatan KRS dan KTM Perubahan rencana studi Proses perkuliahan Proses ujian Proses penilaian Proses Pembuatan ijazah Proses Pembuatan transkrip Proses kelola data alumni Proses relasi industri
Matriks Four Stage Life Cycle untuk proses bisnis didalam organisasi (Lanjutan). Stage
Requirement
Acquisition
Manajemen
Proses Perencanaan strategis
-
sumberdaya
dalam
Fungsi
manusia
pemanfaatan
-
Manajemen
Proses Perencanaan strategis
keuangan
kebijakan keuangan
Manajemen sarana Proses Perencanaan strategis / fasilitas
-
sumberdaya manusia
pemanfaatan sarana /fasilitas
-
-
Stewardship
Proses Penentuan kebijakan perekrutan Proses Penentuan kebijakan pengelolaan SDM Proses Penetapan belanja pegawai Proses perencanaan kebutuhan pegawai
Proses Penyusunan anggaran rutin Proses Penentuan anggaran pembangunan
Proses Pengembangan prosedur sarana Proses Penentuan prosedur sarana Proses Penentuan rencana pengadaaan Proses Penetapan manajemen inventarisasi
43
-
Proses perekrutan pegawai Proses pelatihan pegawai Proses penggolongan pegawai Proses Administrasi kehadiran pegawai Proses Penghitungan gaji Proses penghitungan cuti Proses Penghitungan honor Proses evaluasi prestasi Proses Pengesahan anggaran Proses alokasi anggaran Proses Monitoring dan evaluasi anggaran Proses Revisi anggaran Proses penerimaan revenue Proses pengeluaran biaya Proses Pelaksanaan pengadaan sarana Proses alokasi sarana Proses Pelaksanaan inventarisasi Proses Monitoring dan evaluasi sarana Proses revisi sarana
Retirement - Proses Pelaporan SDM - Proses Pelaporan rekapitulasi gaji dan honor
- Proses pembukuan - Proses Pelaporan keuangan
- Proses Pelaporan sarana - Proses Pelaporan manajemen pengadaan sarana
44
Dengan pengelompokan proses bisnis tersebut di atas maka organisasi sudah dapat melihat urutan-urutan dalam melakukan proses bisnis tersebut secara umum. Setelah
mendapatkan
aktifitas
utama
dan
pendukung
organisasi
dan
pengelompokan proses bisnis, maka proses bisnis organisasi dapat di modelkan dengan menggunakan pemodelan proses bisnis IDEF0. Pemodelan ini di maksudkan untuk
untuk melihat apa yang terjadi dan apa yang sebenarnya
dilakukan oleh organisasi dalam menjalankan bisnisnya. Pemodelan bisnis organisasi ini juga dapat digunakan untuk memunculkan semua aspek-aspek yang mempengaruhi enterprise. Aspek-aspek yang dimaksudkan adalah terkait dengan data yang berkualitas dan juga pengembangan sistem informasi yang bersifat terintegrasi (enterprisewide).
III.4
Struktur Organisasi
Dalam menjalankan perannya dalam layanan pendidikan bagi masyarakat luas maka organisasi mempunyai orang-orang yang berkontribusi bagi organisasi. Hal ini terlihat dengan posisi yang ada dalam organisasi. Struktur organisasi mencerminkan bentuk peran dari setiap posisi atas organisasi. Struktur organisasi tersebut disusun untuk memberikan gambaran yang jelas atas peran dan tanggungjawab masing-masing anggota organisasi untuk mendukung bisnis organisasi. Struktur organisasi tersebut mencerminkan pembagian tugas-tugas berdasarkan area fungsional tertentu seperti akademik, administrasi dan keuangan, marketing serta fasilitas. Masing-masing area fungsional tersebut bekerja untuk membantu bisnis organisasi. Pada gambar III.3 struktur organisasi dibawah ini dapat terlihat dengan jelas susunan tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam organisasi.
Gambar III.3 Struktur Organisasi ITHB (16)
45
46
Organisasi tersebut mempunyai beberapa area fungsional yang membantunya dalam menjalankan bisnisnya. Area fungsional tersebut diantaranya adalah : 1. Student Recruitment 2. Akademik 3. Keuangan 4. Sarana 5. Kepegawaian
Seiring dengan pengembangan organisasi, maka struktur organisasi yang ada sekarang dikembangkan lagi dengan tujuan untuk menjawab tantangan layanan pendidikan
yang berkualitas. Untuk itu struktur organisasi ITHB lebih rinci
dibuat dengan tujuan untuk distribusi tugas organisasi agar kinerja dapat lebih meningkat dan tepantau dengan baik. Pengembangan struktur organisasi tersebut ditujukan untuk memperinci setiap tugas dan tanggungjawab setiap peran di dalam organisasi dalam usaha untuk memberikan layanan pendidikan yang terbaik. Pengembangan struktur organisasi ini diperinci menurut area fungsional yang ada sehingga organisasi memiliki suatu struktur yang lebih mendetail atas peran dan tanggungjawab anggota organisasi. Berikut dibawah ini adalah gambar III.4 struktur organisasi ITHB secara rinci.
Gambar III.4 Struktur Organisasi ITHB yang dijabarkan secara rinci
48
Untuk struktur organisasi ITHB secara rinci dengan pendefinisian yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran C struktur organisasi. III.4.1 Mengkaitkan Proses Bisnis dengan Organisasi Usaha mengkaitkan proses bisnis dengan organisasi adalah untuk mengetahui siapa saja orang yang ada didalam organisasi yang dapat di interview dan mendapatkan siapa yang bertanggungjawab pada proses tersebut. Dengan mengkaitkan proses bisnis dengan organisasi, maka organisasi dapat mengetahui aliran data maupun informasi yang mengalir dari setiap orang-orang yang bekerja didalam organisasi . Berdasarkan pemodelan proses bisnis menggunakan IDEF0 yang telah dilakukan sebelumnya, maka peran dan tanggungjawab setiap anggota organisasi dalam menjalankan tugas di dalam setiap proses bisnis dapat terlihat. Pada matriks III.2 di bawah ini dapat terlihat keterhubungan setiap jabatan dari organisasi yang bertanggung jawab atas proses bisnis organisasi.
48
Matriks III.2 Hubungan proses bisnis dengan organisasi
Keterangan : P1 : Major responsibility and decision maker, P2 : Major involvement in the function, P3,P4 : Some Involvement in the function Pada matriks hubungan proses bisnis dengan organisasi di atas, terlihat bahwa masing-masing orang di dalam organisasi memegang peranan dalam melakukan proses bisnis. Oleh karena itu pendefinisian keterkaitan antara proses bisnis dengan organisasi tersebut memperlihatkan setiap tanggungjawab anggota organisasi dalam terbentuknya data yang berkualitas termasuk aliran kerja antar masing-masing anggota. Dengan menghubungkan proses bisnis dengan organisasi terlihat bahwa kerjasama antar area fungsional yang terjadi dapat dijadikan bagian pembahasan dalam terbentuknya data yang berkualitas dan juga pedoman dalam pengembangan interaksi antar anggota organisasi. Untuk mendukung penjelasan matriks di atas maka dibawah ini dibuat keterangan atas setiap jabatan pada struktur organisasi. Keterangan struktur organisasi : AC1 AC1.1 AC2 AC2.1
: Academic Director
AC5.1.2
: Staff Administrasi Jurusan
: Sekretaris Akademik
AC5.1.3
: Part time Lecturer
: Operational assistant to Director
AK1
: Direktur Akademik dan keuangan
: Manager BAAK
AK2
: Accounting Finance Manager
AC2.1.1
: Staff BAAK Adm Mahasiswa
AK2.1
: Accounting Staff
AC2.1.2
: Staff BAAK adm Dosen
AK2.2
: Finance Staff
AC2.1.3
: Staff BAAk Adm Umum
AK3
: Facility Manager
AC3
: Quality Assurance
AK4
: IT Manager
AC4
: Development Assistant
AK5
: HRD manager
AC5
: Head of Department
AK5.1
: Assistant HRD
: Secretary of Department
MM1
: Marketing Manager
MM1.4
: Student Recruitment
AC5.1 AC5.1.1
: Full time Lecturer
III.5
Mendefinisikan Kelas Data
Pendefinisian kelas data ini dimaksudkan untuk mendapatkan semua kelas-kelas data yang dibutuhkan dan juga kebutuhan data yang mendukung bisnis. Langkahlangkah dalam mendefinisikan data adalah : 1. Mengidentifikasi kelas data 2. Menulis definisi kelas data 3. Mengkaitkan kelas data ke proses
Untuk mendapatkan data-data apa saja yang ada pada organisasi, maka pemodelan IDEF0 yang sudah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan acuan.
III.5.1 Mengidentifikasi Kelas Data Pada pendefinisian lingkup dari kerangka kerja Zachman maka data terkait dengan daftar entitas yang penting bagi bisnis enterprise atau solusi dari problem tertentu. Daftar entitas ini di dapatkan dari kondisi fungsi bisnis utama pada rantai nilai (Value Chain) bisnis organisasi, entitas tersebut pada akhirnya akan didefinisikan yang berupa entitas bisnis dan entitas bisnis tersebut akan didefinisikan menjadi entitas data (2). Maka berdasarkan entitas bisnis tersebut kemudian akan dibuatkan daftar entitas bisnis yang terkait dengan : 1. Entitas Penerimaan Mahasiswa 2. Entitas Pengelolaan Akademik 3. Entitas Penglepasan Mahasiswa
Dengan menggunakan Four Stage Life Cycle dari BSP maka data apa saja yang ada pada organisasi dapat diperoleh.
Tabel III.1 Kelas Data No 1
2
Entitas Bisnis Penerimaan Mahasiswa
Operasional Akademik
No
Kelas data
1
Data Panitia PMB
2
Data Biaya PMB
3
Data Standarisasi PMB
4
Data Kapasitas PMB
5
Data Jadwal PMB
6
Data Peserta PMB
7
Data Seleksi Umum
8
Data Seleksi Masuk Jurusan
9
Data Materi yang Disusun
10
Data Pendaftaran
11
Data Seleksi
12
Data Kelola Hasil Ujian
13
Data Registrasi
14
Data Administrasi Keuangan
15
Data Mahasiswa
16
Data Kurikulum
17
Data Kalender Akademik
18
Data Matakuliah yang disediakan
19
Data Perwalian
20
Data Rencana Studi
21
Data KRS
22
Data KTM
23
Data PRS
24
Data Pengajuan Cuti
25
Data Administrasi Cuti
26
Data Dosen Mengajar
27
Data Jadwal Perkuliahan
28
Data Perkuliahan
29
Data Pelaksanaan Ujian
30
Data Penilaian
31
Data Ujian Komprehensif
Tabel Kelas data (Lanjutan) No 2
3
4
5
6
Entitas Bisnis Operasional (Lanjutan)
Akademik
Penglepasan Mahasiswa
Alumni
Pegawai
Keuangan
No
Kelas data
32
Data Nilai Komprehensif
33
Data Pelaksanaan Sidang
34
Data Nilai Sidang
35
Data laporan
36
Data Pelaporan
37
Data Syarat lulus
38
Data DO
39
Data Undur diri
40
Data Izajah
41
Data Transkrip
42
Data Wisuda
43
Data Alumni
44
Data Relasi
45
Data Penyaluran Alumni
46
Data Pegawai
47
Data Kebijakan Rekrut
48
Data Kebijakan SDM
49
Data Belanja Pegawai
50
Data Pelatihan
51
Data Golongan
52
Data Kebutuhan Staff
53
Data Kelola Rekrut
54
Data Kelola Staff
55
Data Gaji
56
Data Cuti
57
Data Honor
58
Data Prestasi
59
Data Anggaran rutin
60
Data Anggaran Pembangunan
61
Data Pengesahan Anggaran
62
Data Alokasi Anggaran
63
Data Monitoring dan Evaluasi Anggaran
Tabel Kelas Data (Lanjutan) No 6
7
Entitas Bisnis
No
Keuangan (Lanjutan)
64
Data Revisi Anggaran
65
Data Revenue
66
Data Pengeluaran Biaya
67
Data Pembukuan
68
Data Pelaporan Keuangan
69
Data Sarana
70
Data Perencanaan Sarana
71
Data Kebutuhan Sarana
72
Data Alokasi Sarana
73
Data Monitoring dan Evaluasi Sarana
74
Data Revisi Sarana
75
Data Pelaporan Sarana
Sarana
Kelas data
III.5.2 Menghubungkan Kelas Data dengan Proses-Proses Hubungan antara kelas data dengan proses-proses yang ada dapat memperlihatkan kapan terbentuknya data dan kapan digunakannya data tersebut. Untuk menghubungkan kelas data dengan proses bisnis organisasi maka dapat digunakan matriks hubungan kelas data dengan proses. Berikut dibawah ini terdapat matriks III.3 yang memperlihatkan keterhubungan antara kelas data yang sudah didefinisikan dengan proses bisnis organisasi.
Matriks III.3 Hubungan kelas data dengan proses
55
Pada matriks III.3 di atas terlihat bahwa masing-masing proses bisnis dengan kelas data mempunyai hubungan atas terbentuknya data dan juga digunakannya data tersebut. Hubungan terbentuknya data dengan proses bisnis ditandai dengan kode C (Create) dan hubungan antara proses bisnis dengan digunakannya data ditandai dengan kode U (Use). Sebagai contohnya adalah data yang terbentuk ketika proses bisnis penerimaan mahasiswa baru (PMB) dilakukan dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan proses bisnis pengelolaan akademik yaitu setelah calon mahasiswa diterima dan mendaftar sebagai mahasiswa ITHB.
III.6
Analisa Dukungan Sistem
Dalam menjalankan perannya sebagai sebuah lembaga pendidikan maka organisasi membutuhkan perangkat-perangkat yang sesuai dan diharapkan dapat meningkatkan performa kerja. Perangkat tersebut dapat terdiri dari sistem informasi yang digunakan pada proses bisnis organisasi utama dan sistem informasi pada proses bisnis pendukung. Sistem informasi tersebut tersebar pada area fungsional dan digunakan dalam mendukung aktivitas utama dan aktivitas pendukung organisasi. Adapun sistem informasi tersebut dapat dikatakan sebagai software-software atau aplikasi pendukung bisnis organisasi. Aplikasi tersebut terdiri dari : Tabel III.2 Aplikasi yang digunakan oleh Organisasi No Nama Aplikasi Jenis 1 Godeamus Client server
Kegunaan Software ini mencakup dua bagian area fungsional yaitu Akademik dan Keuangan. Penggunaannya dimulai dari penerimaan mahasiswa, pengelolaan akademik, dan keungan.
2
Software ini mencakup beberapa bagian didalam organisasi yaitu: marketing, akademik dan juga keuangan.
Portal
Client server
Tabel Aplikasi yang digunakan oleh Organisasi (Lanjutan) No Nama Aplikasi
Jenis
Kegunaan
3
FRS Online
Client server
Software ini hanya diperuntukkan pada bagian area fungsional akademik saja dan kegunaannya hanya pada pengelolaan FRS.
4
Attendance
Client server
Software ini digunakan untuk merekam data absensi pegawai dan juga asisten dosen.
5
Lotus K Base
Client server
Software ini mencakup beberapa bagian area fungsional yaitu akademik, marketing. Software ini hanya untuk menampung semua hal yang terkait dengan pengetahuan atau pun informasi yang bisa digunakan diseputar area fungsional tersebut.
6
SMS gateway
Client server
Software ini mencakup beberapa bagian didalam organisasi yaitu: marketing, akademik dan juga keuangan. Software ini diperuntukkan dalam melayani transaksi mobile, dan umumnya melayani mahasiswa dan juga orang tua mahasiswa dalam hal akademik dan keuangan.
7
FRS Online
Client server
Software ini hanya diperuntukkan pada bagian area fungsional akademik saja dan kegunaannya hanya pada pengelolaan FRS.
8
LOGOS (online Client server library)
Software ini digunakan untuk melayani aktifitas yang terkait dengan layanan perpustakaan didalam organisasi.
9
Alumni server)
Software ini diperuntukkan bagi para alumni ITHB dalam menjalin komunikasi antar sesama civitas akademika.
10
Concordia Touch Screen
(mail Client server
Client server
Software ini digunakan dalam melayani kebutuhan mahasiswa atas informasi proses belajar mengajar.
Tabel Aplikasi yang digunakan oleh Organisasi (Lanjutan) No Nama Aplikasi
Jenis
Kegunaan
11
Web ITHB
Client server
Software ini digunakan untuk menampilkan organisasi didunia maya (internet) dan dapat diartikan sebagai representasi ITHB didunia maya. Meskipun demikian software ini terkait dengan bidang penerimaan mahasiswa, pengelolaan akademik dan juga penglepasan mahasiswa.
12
Nilai
Client server
Software ini digunakan untuk menampilkan seluruh nilai-nilai mahasiswa selama mahasiswa menempuh pendidikan di ITHB.
13
Absen
Client server
Software ini digunakan untuk menampung dan menampilkan semua informasi absensi mahasiswa.
14
Kalender akademik
Stand alone
Software ini digunakan untuk menampilkan kalender akademik yang digunakan area fungsional akademik.
15
Keuangan
Stand alone
Software ini digunakan untuk melakukan kegiatan/aktifitas yang berkaitan dengan keuangan mulai dan terkait dengan aliran nilai (keuangan) pada akademik, kepegawaian, sarana prasarana dan juga marketing.
17
Pendaftaran
Client server
Software ini digunakan pada saat penerimaan mahasiswa baru dan berada di area fungsional akademik.
18
Academic system (STAR)
Client server
Software ini digunakan untuk mengatur jadwal perkuliahan dan perangkat perkuliahan.
III.6.1 Review Dukungan Sistem Informasi Terhadap Proses Bisnis Pada tahap analisa dukungan sistem yang ada yaitu untuk melihat dukungan dari sistem informasi yang dipunyai sekarang terhadap proses bisnis organisasi dan termasuk data apa yang dibutuhkan untuk melakukan proses bisnis tersebut. Tujuan penghubungan aplikasi dengan proses bisnis adalah untuk melihat
seberapa lengkap sistem informasi yang ada sekarang dengan proses bisnis yang dijalankan(10). Berikut pada tabel III.3 di bawah ini adalah kelompok-kelompok aplikasi yang diturunkan dengan menggunakan Four Stage Life Cycle. Tabel III.3 Group Aplikasi diturunkan melalui Four Stage Life Cycle No 1
Group Aplikasi Sistem PMB
No
Kandidat aplikasi
1.1
Aplikasi pendaftaran mahasiswa baru Aplikasi pengelolaan hasil test masuk Aplikasi registrasi PMB Sistem administrasi keuangan PMB Aplikasi administrasi kemahasiswaan
1.2
2
2
3
Sistem Akademik
Sistem Akademik
Sistem pengelepasan mahasiswa
1.3 1.4 2.1
Aplikasi yang ada Godeamus Belum ada Godeamus Godeamus Godeamus
2.2
Aplikasi daftar ulang
Godeamus
2.3
Aplikasi rencana studi
Godeamus
2.4
Sistem kurikulum
Godeamus
2.5
Aplikasi perwalian
FRS Online
2.6
Aplikasi penjadwalan perkuliahan
STAR
2.7
Sistem pembayaran perkuliahan
Akunting
2.8
Aplikasi pembuatan KTM dan KRS Belum ada
2.9
Aplikasi perubahan rencana studi
FRS Online
2.10 Sistem administrasi perkuliahan
Godeamus
2.11 Sistem absensi mengajar
Attendance
2.12 Sistem penilaian
Nilai
2.13 Sistem komprehensif
Belum ada
2.14 Sistem administrasi persidangan
Belum ada
2.15 Sistem pelaporan akademik
Belum ada
3.1
Sistem wisuda
Belum ada
3.2
Sistem alumni
Belum ada
3.3
Sistem pembuatan transkrip dan Godeamus ijazah
3.4
Sistem DO
Godeamus
3.5
Sistem undur diri
Godeamus
Tabel Group Aplikasi diturunkan melalui Four Stage Life Cycle (Lanjutan) No 4
5
Group Aplikasi Sistem manajemen sumberdaya
No
Kandidat aplikasi
Aplikasi yang ada
4.1
Sistem pengelolaan SDM
Belum ada
4.2
Sistem pelatihan
Belum ada
4.3
Sistem perekrutan pegawai
Belum ada
4.4
Aplikasi penghitungan gaji
Akunting
4.5
Sistem penghitungan cuti
Belum ada
4.6
Aplikasi penghitungan honor
Akunting
4.7
Sistem evaluasi
Belum ada
Sistem
5.1
Aplikasi akunting
Akunting
manajemen
5.2
Sistem penerimaan keuangan
Keuangan
5.3
Sistem anggaran
Akunting
5.4
Sistem monitoring dan evaluasi Belum ada
keuangan
anggaran
6
III.7
Sistem manajemen sarana
5.5
Sistem pengeluaran biaya
Akunting
5.6
Sistem pelaporan
Akunting
6.1
Sistem perencanan sarana
Belum ada
6.2
Aplikasi inventaris
Belum ada
6.3
Sistem monitoring dan evaluasi Belum ada sarana
6.4
Sistem pelaporan
Belum ada
Menetapkan Perspektif Eksekutif
Pada tahap penetapan perspektif eksekutif ini dapat dikatakan sebagai bagian dari penentuan arah dan tujuan dari perencanaan arsitektur. Arah dan tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Klarifikasi arah masa depan dari bisnis, kebutuhan informasi, dan hambatan utama dan kesempatan-kesempatan. 2. Identifikasi permasalahan bisnis sehingga dapat dikaitkan dengan proses bisnis dan kelas data. 3. Mengusulkan solusi yang mungkin pada permasalahan bisnis
dan
mengidentifikasi manfaat potensial.
III.7.1 Klarisifikasi Arah Masa Depan Bisnis ITHB sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan mempunyai rencana-rencana jangka panjang maupun jangka pendek. Rencana-rencana tersebut terkait dengan rencana untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka peningkatan layanan pendidikan. Rencana tersebut dapat meliputi semua hal terkait dengan visi dan misi organisasi. Ada beberapa tahap dalam rencana organisasi di masa mendatang yaitu: 1. Pemantapan 2. Peningkatan kualitas 3. Pertumbuhan 4. Peningkatan pelayanan 5. Pertumbuhan
Didalamnya terdapat cakupan perencanaan yang terkait dengan rencana organisasi tersebut yaitu mencakup : 1. Bidang akademik 2. Bidang organisasi penyelenggaraan 3. Bidang sumberdaya manusia 4. Bidang administrasi umum dan kepegawaian 5. Bidang sarana dan prasarana
Berikut dibawah ini adalah gambar rencana induk organisasi yang didalamnya terdapat arah dan tujuan yang akan diraih oleh organisasi.
Transformasi
2008 dan selanjutnya ‘Go Global’
Hubungan internasional
Penghargaan Masyarakat
2006 Peningkatan Penghargaan Masyarakat
2007 Peningkatan Kontribusi Pada Masyarakat
Penempatan lulusan Ekspansi Penelitian berkualits di industri
Industri
Peningkatan kualitas Ekspansi Pengabdian
Peningkatan Pelayanan
mahasiswa baru
2004 Peningkatan Kualitas Akademik Peningkatan kualitas tenaga pengajar dan kurikulum Akreditasi BAN
Masyarakat
2005 Ekspansi
Penambahan jumlah program studi
Penambahan sarana
Gambar III.5 Rencana induk pengembangan 2004-2008 ITHB(17) Pada gambar III.5 rencana induk pengembangan maka dapat terlihat dengan jelas bahwa dalam mencapai visi dan misi lembaga pendidikan ITHB terdapat rencanarencana yang telah disusun secara berurutan dengan maksud untuk membuat perencanaan pencapaian secara bertahap. Pengembangan organisasi tersebut meliputi semua aspek di dalam organisasi dan ditujukan untuk meningkatkan layanan yang baik bagi mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam mewujudkan layanan pendidikan yang baik maka organisasi membutuhkan jaminan layanan IT ketika menjalankan setiap aktifitas layanan mulai dari awal sampai akhir. Aktifitas tersebut dimulai dari aktifitas Penerimaan mahasiswa, Operasional akademik dan Penglepasan mahasiswa. Pada aktifitas tersebut terdapat proses-proses yang dilakukan organisasi untuk memberikan layanan yang terbaik. Pada setiap aktifitas (pemodelan proses bisnis organisasi menggunakan IDEF0) maka penggunaan IT (software ataupun hardware) terlihat sudah menjadi kebutuhan. Untuk itu kebutuhan akan jaminan layanan IT bagi organisasi adalah
sangat penting. Ini juga terkait dengan harapan dikemudian hari agar organisasi dapat bekerja dengan baik dalam memberikan layanan pendidikan. Beberapa hal dibawah ini adalah semua hal yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi/ teknologi informasi di lembaga pendidikan ITHB dan berhubungan dengan rencana induk pengembangan organisasi: 1. Pada bidang akademik a. Teknologi informasi. Pada bidang akademik penggunaan IT digunakan untuk memberikan layanan pada semua civitas akademika ITHB. b. IT untuk keunggulan persaingan. i.
Layanan 24 jam. Penggunaan internet sudah digunakan untuk pengeoperasian institusi. Dengan demikian kebutuhan layanan 24 jam 7 hari seminggu adalah suatu kebutuhan saat ini dan dimasa mendatang.
ii.
IT
mobile.
Ketersedian
akses
mobile
memungkinkan
mahasiswa didalam ITHB untuk mendapatkan layanan dibidang mobile. iii.
Kerjasama dengan vendor IT. ITHB menjalin kerjasama dengan vendor-vendor IT untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam meningkatkan kesempatan bersaing maupun berkarir dimasa mendatang.
iv.
Penggunaan knowledgebase berbasis IT yang digunakan untuk menyimpan semua informasi dan pengetahuan yang dishare diseluruh bagian internal organisasi.
2. Pada bidang organisasi penyelenggaraan ITHB sendiri sudah menerapkan layanan berbasis IT yang sesuai dengan kebutuhan kinerja. Semua pemanfaatan ini dapat dikatakan sudah meliputi penyelenggaraan layanan pendidikan sebagai aktivitas utama dan juga aktivitas pendukung. Pada aktivitas utama penggunan IT sudah diterapkan pada aktivitas penerimaan mahasiswa, pengelolaan akademik dan juga pengelepasan mahasiswa. Salah satu bukti nyata dari penggunaan IT
adalah peta jaringan komputer yang sudah mencakup seluruh area organisasi berada. 3. Bidang sumberdaya manusia Organisasi sudah menerapkan penggunaan IT dan demi meningkatkan kinerja didalam organisasi maka setiap karyawan diberikan pelatihanpelatihan IT yang dimaksudkan agar setiap karyawan dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi. 4. Bidang administrasi umum dan kepegawaian Pada bidang ini organisasi sudah mulai menggunakan IT untuk mengelola semua administrasi umum yang berhubungan dengan area internal dan juga area eksternal organisasi. Hal ini termasuk pada bidang kepegawaian seperti penggunaan aplikasi absensi fingerprint untuk absensi karyawan, dan masih banyak lagi penggunaan IT yang diperuntukkan untuk hal tersebut. 5. Bidang sarana prasarana Terkait dengan sarana prasarana, maka ITHB sendiri telah merencanakan untuk menyesuaikan semua sarana prasarana yang terkait dengan IT. Beberapa contoh yang terkait dengan bidang sarana dan prasarana adalah: a. Penambahan jumlah laboratorium dan juga termasuk upgrade semua komputer-komputer pada laboratorium tersebut. b. Penambahan area spot untuk layanan nirkable sehingga semua anggota organisasi dapat terlayani dengan baik. c. Penambahan komputer berbasis server yang diadakan untuk tujuan layanan pendidikan dan juga layanan dengan mitra bisnis organisasi. d. Semua IT yang berada diarea ini sudah termasuk dalam standar layanan yang dibutuhkan organisasi.
Dalam pengambilan keputusan, manajemen puncak selalu menggunakan data-data atau informaasi yang up-to-date dan valid dengan harapan bahwa pihak
manajemen tersebut dapat memutuskan arah strategis organisasi dimasa mendatang. Data-data yang valid dan sesuai dengan kebutuhan bisnis bisa terpenuhi apabila penerapan arsitektur informasi yang sesuai kebutuhan bisnis dapat dibuat. Permasalahan-permasalahan yang ada sekarang ini dapat dikatakan terkait dengan penggunaan sistem informasi termasuk semua komponenkomponen
sistem
informasi
tersebut
yang
terintegrasi
sehingga
dapat
menghasilkan data yang berkualitas.
III.7.2 Identifikasi Permasalahan Bisnis Permasalahan bisnis yang ada pada tahap identifikasi di sini adalah semua masalah yang ada pada bisnis organisasi dan semuanya terkait dengan proses bisnis dan data. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan hasil analisis sebelumnya maka dapat ditemukan hal-hal yang terkait dengan teknologi informasi dan sistem informasi. Hal-hal yang terkait dengan IT/IS tersebut adalah : 1. Dari segi program yang bersifat terintegrasi (enterprisewide), maka organisasi masih mempunyai program aplikasi termasuk didalamnya semua basis data yang dapat dikatakan tersebar di dalam lokasi ITHB. 2. Penggunaan teknologi informasi/IT dalam semua proses bisnis belumlah sepenuhnya mendukung bisnis, ini dikarenakan pengembangan awalnya masih bersifat lokal. 3. Platform IT yang masih beragam (hardware ataupun software) untuk melakukan pekerjaan dan pada akhirnya dapat menyulitkan ketika melakukan akan dilakukan koordinasi. 4. Pengembangan IT yang belum berfokus pada pengembangan sistem informasi yang bersifat enterprise. 5. Belum terbentuknya cara berfikir enterprise dalam melakukan pekerjaan sehingga kadangkala terdapat kesalahan-kesalahan dalam pelaporan datadata yang akan digunakan untuk pelaporan.
6. Belum adanya IT yang mendukung penanganan alur data atau informasi yang akan digunakan dalam melakukan perkerjaan khususnya proses bisnis utama organisasi. 7. Seringnya terjadi kesalahan dalam laporan data disebabkan keterlambatan dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan 8. Pada proses penyediaan data pelaporan dapat melibatkan beragam sistem informasi sehingga dalam pengumpulan data-data tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Semua contoh permasalahan diatas terkait dengan semua proses bisnis yang dilakukan didalam organisasi mulai dari proses bisnis penerimaan mahasiswa, proses bisnis pengelolaan akademik dan proses bisnis pengelepasan mahasiswa. Juga seringkali terkait dengan proses bisnis yang dilakukan untuk mendukung proses bisnis utama organisasi. Untuk itu, agar dapat terinci dengan baik maka semua daftar permasalahan bisnis yang ditemui dapat dibuat(10). Agar permasalahan bisnis dapat ditangani dengan seksama maka permasalahan bisnis tersebut dilengkapi dengan solusinya. Berikut tabel III.4 dibawah ini adalah daftar permasalahan bisnis termasuk didalamnya solusi pemecahan masalah untuk organisasi
Tabel III.4 Contoh daftar analisis masalah
No 1
Category
Problem
Process(es) Impact Perencanaan PMB
Potential
Data classes
Proses Causing
Suggest solution
Mengukur
Student
Pemodelan
recruitment
yang valid
data PMB
Administrasi
Menetapkan
Semua
benefit
Penerimaan
Kecepatan
Mahasiswa
mendapatkan
peningkatan
Baru
informasi PMB
jumlah
required
data Semua
kelas
mahasiswa 2
Planning
Kesulitan
dalam Perencanaan bisnis Meningkatkan
PMB
perencanaan
PMB organisasi, finasial
dan akademik
layanan dan
PMB pengumpulan
persiapan data
layanan
data-data
kelas
yang data PMB dan
valid
untuk Akademik
perencanaan
akademik 3
Operasional
Input data PMB yang Strategi PMB dan Peningkatan
Operasional
Memetakan
PMB
dapat
input data PMB
semua
lebih
melibatkan juga finansial dari
penggunaan
satu
kinerja organisasi
sistem
Daftar
sistem informasi yang
informasi
yang diperlukan
digunakan dalam
informasi
operasional
67
sistem
Dengan memperhatikan contoh
analisis masalah diatas, maka permasalahan
organisasi dapat terbagi-bagi kedalam kelompok fungsi organisasi. Pada analisis masalah tersebut dapat terlihat bahwa aspek-aspek yang menjadi faktor kunci atas data yang berkulitas yaitu orang, teknologi, waktu kerja, cara penggunaan teknologi informasi, dan lain sebagainya dapat terlihat dengan jelas. Pada akhirnya diperlukan suatu pendefinisian atas apa yang terjadi dan apa yang ditemukan pada analisis masalah tersebut. Untuk itu pendefinisian atas penemuan dan kesimpulan terhadap permasalahan yang dihadapi organisasi dapat memunculkan apa yang sebanarnya terjadi dan langkah-langkah apa yang selajutnya harus diambil. Untuk informasi daftar analisa masalah lebih lanjut, maka dapat di lihat pada lampiran D Daftar analisis masalah.
III.8
Mendefinisikan Penemuan dan Kesimpulan
Langkah-langkah didalam mendefinisikan penemuan dan kesimpulan adalah : 1. Melakuan review asumsi untuk kelengkapan 2. Menetapkan penemuan dan kesimpulan kategori 3. Pengurutan permasalahan berdasarkan kategori 4. Menuliskan kesimpulan dan pernyataan kesimpulan 5. Pengurutan permasalahan untuk prioritas arsitektur
III.8.1 Melakukan Review Asumsi untuk Kelengkapan Kelengkapan analisa lingkup didalam organisasi ini adalah sudah meliputi semua area fungsionalitas yang ada. Hal ini juga meliputi semua proses bisnis yang ada dan dilakukan oleh organisasi sehingga dapat dikatakan kelengkapan cakupan area yang diteliti sudah memenuhi syarat dari kebutuhan perencanaan arsitektur.
III.8.2 Menetapkan Penemuan dan Kesimpulan Kategori Dari contoh-contoh diatas maka kelompok permasalahan yang ada yaitu : 1. Sasaran-sasaran 2. Organisasi 3. Perencanaan 4. Operasi 5. Pengukuran dan kendali 6. Dukungan sistem operasi yang ada sekarang
III.8.2.1 Sasaran-Sasaran ITHB selaku penyelenggaran pendidikan mempunyai sasaran-sasaran bisnis yaitu bagaimana menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi/ IT sebagai perangkat bantu yang mendukung kerja dari organisasi. Ini dapat dikatakan bahwa sasaran penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan IT terkait juga dengan dari perencanaan IT demi terselenggaranya layanan pendidikan yang baik. Dapat dikatakan bahwa sasaran perencanaan IT belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan penyelenggaran pendidikan.
III.8.2.2 Organisasi Terkait dengan pengembangan organisasi dalam menyediakan layanan pendidikan yaitu penambahan personil, kadangkala dapat berakibat pada penyesuaian tugastugas yang akan dilakukan orang-orang didalam organisasi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya human error dalam menangani sistem informasi yang dibutuhkan untuk melakukan proses bisnis. Ini juga dapat berdampak pada akuntabilitas organisasi selaku penyelenggaran pendidikan.
III.8.2.3 Perencanaan Perencanaan bisnis seringkali dilakukan secara manual sehingga dapat dikatakan tidak melibatkan sistem informasi. Umumnya didalam organisasi hanya memanfaatkan data-data untuk melakukan perencanaan bisnis. Selain itu ketergantungan perencanaan fungsional terhadap sistem informasi tidak dapat dikatakan tergantung sepenuhnya, ini terjadi karena seringkali perencanaan tersebut melibatkan operasi-operasi manual.
III.8.2.4 Operasi Kesulitaan dalam melakukan proses bisnis disetiap area fungsional dapat berbedabeda, sebagai contoh pengumpulan kinerja staff yang dapat melibatkan satu atau lebih sistem basis data dan sistem basis data tersebut tersebar di area tertentu di dalam lingkungan organisasi. Ini menyebabkan kecepatan dalam mengakses datadata yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi. Tugas-tugas dalam melakukan operasi di area fungsional seringkali tumpang tindih (overlap) yaitu adanya tugas yang dilakukan secara berulang sampai data yang di inginkan bisa didapatkan.
III.8.2.5 Pengukuran dan Kendali Dengan kertersediaan data bagi organisasi maka pengambilan keputusan dalam rangka pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan. Ukuran kinerja tersebut menjadikan organisasi dapat menilai sejauh mana kinerja yang sudah dilakukan dan seperti apa kekurangan yang masih harus ditangani. Ketersediaan data-data enterprise juga dapat digunakan untuk melihat peluang pengendalian kinerja organisasi apabila kinerja tersebut belum sesuai dengan apa yang harus dicapai.
III.8.2.6 Dukungan Sistem Informasi yang ada sekarang Dari hasil analisis yang sudah dijelaskan di atas mengenai dukungan sistem informasi bagi bisnis, jelas terlihat masih terdapat kekurangan dukungan sistem informasi area tertentu didalam organisai. Ini dapat disebabkan pengembangan sistem informasi yang dilakukan belum benar-benar selaras untuk mendukung bisnis organisasi.
III.8.2.7 Pengurutan Permasalahan Berdasarkan Kategori Pengurutan permasalahan berdasarkan kategori diperuntukkan agar memudahkan pemahaman dalam pemahaman untuk membuat penemuan dan juga kesimpulan. Berdasarkan permasalahan diatas maka dikategorikan semua permasahan tersebut menjadi : 1. Permasalahan operasional 2. Permasalahan sistem 3. Permasalahan perencanaan
III.8.2.8 Menuliskan Kesimpulan dan Pernyataan Kesimpulan Kesimpulan dari analisa di atas adalah bahwa perencanaan sistem bisnis organisasi sebaiknya memperhitungkan bagian yang paling mendasar dari arsitektur informasi yaitu data(2). Hal berikutnya yang perlu diperhatikan yaitu ada beberapa aspek yang mempunyai pengaruh dalam terhadap data yaitu : 1. Penggunaan sistem informasi dalam pengolahan data 2. Penggunaan platform teknologi informasi/IT yang berpengaruh pada pengolahan data 3. Peran dari setiap orang dalam melakukan tugas yang berpengaruh pada data yang dihasilkan
4. Dan urutan dari pelaksanaan tugas (dalam hal ini adalah proses bisnis) yang berpengaruh pada kualitas data.
Kesemua hal yang mempengaruhi data tersebut haruslah menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk menjamin data termasuk kualitas data yang dihasilkan menjadi sesuai dengan kebutuhan bisnis. Selain itu dengan mempertimbangkan hal yang utama dari bisnis yaitu data, maka pertimbangan untuk pengembangan sistem informasi, investasi IT, peran orang dan urutan tugas yang dilakukan diharapkan dapat mendukung aktivitas bisnis organisasi dimasa mendatang.
III.8.2.9
Pengurutan Permasalahan untuk Prioritas Arsitektur
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan di atas dan juga perbandingannya dengan pemodelan bisnis menggunakan IDEF0, maka organisasi dapat menentukan prioritas arsitektur. Prioritas arsitektur tersebut dapat membantu organisasi dalam menetapkan aspek-aspek apa saja yang penting demi terwujudnya suatu arsitektur sistem informasi dan juga data atau informasi yang berkualitas. Berdasarkan kerangka kerja zachman yang digunakan, maka urutan prioritas untuk arsitektur enterprise tersebut adalah : 1. Prioritas arsitektur yang terkait dengan data yang mendukung bisnis organisasi. 2. Prioritas arsitektur yang terkait dengan proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi termasuk di dalamnya pengolahan data yaitu sistem atau aplikasi yang mendukung bisnis organisasi. 3. Prioritas yang berikutnya adalah urutan tugas-tugas yang dilakukan oleh organisasi untuk menjamin kualitas data. 4. Prioritas berikutnya adalah peran dari orang-orang di dalam organisasi dimana mereka memainkan peran untuk mendukung bisnis. 5. Prioritas untuk arsitektur teknologi yang mendukung bisnis dimana teknologi yang mendukung lingkungan untuk aplikasi yang digunakan dalam pengolahan data.
6. Prioritas yang berikutnya adalah prioritas yang membantu organisasi dalam penggunaan teknologi. Ini terkait dengan mekanisme dari penggunaan teknologi tersebut.
III.9
Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Dengan mengidentifikasi sistem informasi dan subsistem-subsistem yang akan dikembangkan, maka sebuah arsitektur informasi dapat di definisikan. Identifikasi ini dapat menggunakan sebuah diagram yang memperlihatkan hubungan data pada sistem dan proses-proses yang mendukung. Diagram arsitektur menggambarkan setiap area : 1. Dimana data terbentuk, dikontrol dan digunakan 2. Hubungan antara sistem dengan sistem 3. Sistem yang mendukung proses
Diagram arsitektur memungkinkan organisasi untuk mengerti kebutuhan data dari subsistem pada saat pengembangan subsistem untuk memaksimalkan sharing data. Pada akhirnya, arsitektur informasi merupakan sebuah representasi grafis dari perencanaan sumberdaya data jangka panjang untuk bisnis. Ini merupakan cetak biru dimana pengembangan sistem informasi sekarang dan mendatang dan sistem operasional yang cocok. Langkah-langkah pada arsitektur informasi ini adalah: 1. Identifikasi sistem utama 2. Memperlihatkan aliran data 3. Mengidentifikasi subsistem 4. Menganalisa prerequisites 5. Merencanakan penggunaan arsitektur informasi
III.9.1 Identifikasi Sistem Utama Identifikasi sistem utama berdasarkan matriks hubungan kelas data dengan proses bisnis organisasi menjadikan organisasi dapat memahami cakupan dari semua data-data yang ada didalam setiap area fungsional. Hal ini dapat dijadikan sebuah pedoman dalam pengelompokan data-data pada aplikasi tertentu di dalam salah satu area fungsional organisasi. Pada akhirnya dengan mendefinisikan sistem utama yang ada, maka organisasi dapat mengembangan sistem yang berfokus pada karakteristik dari sistem di setiap area fungsional dengan tidak melupakan sistem secara menyeluruh. Berikut di bawah ini adalah sebuah matriks yang menggambarkan sistem-sistem utama organisasi.
Matriks III.4 Matriks sistem utama organisasi
75
Pada matriks sistem utama organisasi di atas terlihat bahwa sistem utama organisasi terbagi dalam beberapa bagian yaitu sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB), sistem pengelolaan akademik, sistem penglepasan mahasiswa, sistem alumni, sistem kepegawaian, sistem keuangan dan sistem sarana. Sistem utama tersebut mencerminkan area fungsional atau departemen tertentu. Akan tetapi terdapat keterhubungan satu sistem dengan sistem lainnya yaitu ditandai dengan terdapatnya data-data yang digunakan diantara sistem tersebut dan hal tersebut dapat melibatkan satu atau lebih sistem. Keterkaitan antar sistem tersebut perlu dilihat sebagai bagian dari terbentuknya data berkualitas didalam organisasi. Untuk itu tahap selanjutnya adalah melihat aliran data yang terjadi diantara sistem-sistem dalam menjamin terbentuknya data yang berkualitas.
III.9.2 Memperlihatkan Aliran Data Dengan menggunakan Four Stage Life Cylce dari BSP, maka dapat terlihat aliran data yang terjadi didalam organisasi (Matriks III.1). Aliran data tersebut meliputi aktivitas utama organisasi. Dengan Four Stage Life Cycle dari BSP maka organisasi akan mendapatkan aliran data yang dapat terlihat pada matriks III.5 aliran data.
Matriks III.5 Aliran Data
77
78
Pada matriks aliran data di atas terlihat bahwa sistem-sistem yang terdapat pada organisasi saling berhubungan yaitu dimana sistem tersebut masing-masingnya saling membutuhkan data. Kebutuhan terhadap data ditandai dengan adanya kebutuhan data dari satu sistem ke sistem lainnya yang ditandai dengan kode U (Use). Hal ini berarti bahwa terbentuknya data yang berkualitas dapat melibatkan sistem-sistem yang ada serta kesesuaian aliran data yang terdistribusi didalam organisasi. Sebagai contohnya adalah ketika area fungsional keuangan akan membayarkan honor para pengajar di institusi tersebut maka bagian tersebut membutuhkan datadata kerja apa saja yang telah dikerjakan oleh masing-masing staff pengajar tersebut. Demikian juga halnya bagian akademik perlu mengetahui anggaran untuk tiap semester yang dianggarkan dan di hitung oleh bagian keuangan. Dengan demikian terdapat saling ketergantungan terhadap data yang dibutuhkan oleh masing-masing area fungsional.
III.9.3 Mengidentifikasi Subsistem Untuk memfasilitasi implementasi arsitektur informasi, maka sistem informasi organisasi yang besar tersebut disegmentasikan kedalam beberapa bagian(10). Alasan mengapa segmentasi dilakukan adalah : 1. Kompleksitas keterhubungan diantara sistem informasi utama, masingmasing dari sistem informasi tersebut dapat membutuhkan informasi yang terbentuk dari sistem informasi lainnya. 2. Tidak semua proses dan data termasuk didalam sistem informasi utama yang membutuhkan dukungan dengan prioritas tinggi. 3. Beberapa sistem umumnya sangat besar apabila akan di implementasikan pada satu waktu.
79
Oleh karena itu, arsitektur informasi di implementasikan tahap demi tahap. Akan tetapi untuk memulai mengidentifikasi subsistem tersebut, maka organisasi perlu memahami bahwa subsistem memiliki tipe dan karakteristik yaitu : 1. Subsistem yang membuat sebuah kelas data tanpa menggunakan kelas data lainnya. 2. Subsistem yang menggunakan kelas data lainnya untuk membentuk sebuah kelas data. 3. Subsistem yang menggunakan kelas data tanpa membentuk kelas data yang baru. Akan tetapi pembahasan subsistem ini akan diarahkan pada identifikasi proses bisnis organisasi. Salah satu alasan mengapa identifikasi proses bisnis ini dilakukan yaitu ingin mengetahui proses bisnis mana yang harus dilakukan untuk menghasilkan data dimana data tersebut pada akhirnya dapat digunakan untuk proses bisnis selanjutnya. Sebelum melakukan identifikasi proses bisnis, maka berdasarkan matriks aliran data di atas dapat ditarik beberapa poin yang berhubungan dengan terbentuknya data dan digunakannya data tersebut. Poin-poin tersebut dapat dibagi berdasarkan beberapa kategori. Kategori data tersebut meliputi : 1. Yang pertama adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk suatu data lainnya dan data tersebut masih tercakup dalam subsistem yang sama (subsistem pada aktifitas utama) akan tetapi data yang digunakan untuk membentuk data lainnya tersebut sudah harus ada terlebih dahulu. Data tersebut adalah data dengan kode U (Use) yang sejajar dengan kode C (Create) akan tetapi data dengan kode U berada setelah data berkode C. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda [ ]. 2. Yang kedua adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk suatu data pada suatu subsistem aktifitas utama dan data tersebut berasal dari subsistem pada aktifitas pendukung. Data tersebut adalah data yang
80
berkode U (Use) yang sejajar dengan data dengan kode C (Create) akan tetapi data yang berkode U tersebut berada diluar subsistem pada aktifitas utama. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda < >. 3. Yang ketiga adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk suatu data pada subsistem aktifitas utama dan data tersebut berasal dari subsistem aktifitas utama lainnya serta data yang terbentuk tersebut sudah harus ada terlebih dahulu. Data tersebut adalah data dengan kode U (Use) yang sejajar dengan data berkode C (Create) akan tetapi data dengan kode U berada sebelum data berkode C. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda ( ). 4. Yang keempat adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk data lainnya pada suatu subsistem aktifitas utama yang sama dan data tersebut sudah harus terbentuk terlebih dahulu. Data tersebut adalah data yang berkode U (Use) yang sejajar dengan data yang berkode C (Create) akan tetapi data yang berkode U tersebut berada sebelum data berkode C. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda { }. 5. Yang kelima adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk data lainnya pada suatu subsistem aktifitas pendukung dan data tersebut berasal dari subsistem pendukung lainnya serta sudah harus terbentuk terlebih dahulu. Data tersebut adalah daya yang berkode U (Use) yang sejajar dengan data yang berkode C (Create) akan tetapi data yang berkode U tersebut berada sebelum data berkode C. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda * *. 6. Yang keenam adalah : ada data yang digunakan untuk membentuk data lainnya pada subsistem aktifitas pendukung dan data tersebut berasal dari subsistem aktifitas utama dan harus terbentuk terlebih dahulu. Data tersebut adalah data yang berkode U (Use) yang sejajar dengan data berkode C (Create) akan tetapi data yang berkode U tersebut berada sebelum data berkode C. Untuk memudahkan dalam pengenalan digunakan tanda “ “.
81
Untuk pembahasan proses bisnis pada tipe yang pertama, maka dapat menggunakan matriks proses/kelas data (Matriks III.5) yang terkait dengan kode C (Create). Contoh kelas data yang dapat dikatakan bertipe ini dapat terlihat pada tabel proses bisnis tipe 1. Penggunaan tabel III.6 di bawah ini mengacu pada tabel III.1 Kelas Data Tabel III.6 Proses bisnis tipe 1
No 1
Kelas data yang
Proses yang
dibentuk
membentuk
6,10
Proses 1.3.2
Nama proses Proses penerimaan pendafataran
2
16
Proses 2.1.1
Proses penetapan kurikulum
3
44
Proses 4.2
Proses relasi industri
Kelas data di atas merupakan kelas yang berdiri sendiri dan dalam pembentukannya tidak tergantung dengan kelas data lainnya (proses bisnis standalone). Pada proses bisnis pada tipe yang kedua adalah proses bisnis dengan menggunakan kelas data lainnya untuk membentuk kelas data. Hal ini ditandai dengan kode U (Use) yang digunakan pada satu proses untuk membentuk kelas data lainnya yang berkode C (Create) dapat terlihat pada tabel subsistem tipe 2. Penggunaan tabel III.7 di bawah ini mengacu pada tabel III.1 Kelas Data Tabel III.7 Proses bisnis tipe 2
No 1
Area fungsional Penerimaan Mahasiswa Baru
Proses yang dilakukan
Menggunakan kelas data nomor
Membentuk kelas data nomor
Proses 1.1.1
[2,5], <43,56,59,63,66,68,69 >
1
Proses 1.1.2
{1},[4,5],<62>
2
Proses 1.1.3
[4,7,8]
3
Proses 1.1.4
{2,3},[5,6], <66,67,68,69>
4
82
Tabel Proses bisnis tipe 2 (Lanjutan) No
1
2
Area fungsional Penerimaan Mahasiswa Baru (Lanjutan)
Pengelolaan Akademik
Proses yang dilakukan
Menggunakan kelas data nomor
Membentuk kelas data nomor
Proses 1.1.5
{6}
5
Proses 1.2.1
{6},[9]
7
Proses 1.2.2
{6},[9,12]
8
Proses 1.3.1
{7,8},<59,62,68>
9
Proses 1.3.3
{6,7,8,10},<67,68>
11
Proses 1.3.4
{9}
12
Proses 1.4.1
{6,10,12},<67,68>
13,15
Proses 1.4.2
{6,10,12,13},<62>
14
Proses 2.1.2
(5),{16}
17
Proses 2.2.1.1
{16,17}
18
Proses 2.2.1.2
(13),{15,16,17,18}
19
Proses 2.2.1.3
{15,16,17,18,19}
20
Proses 2.2.1.4
(13),{16,17,18,19,20}, <66,67,68>
21
Proses 2.2.1.5
(13),{15,17},<66,67,68 >
22
Proses 2.2.2
{15,16,17,18,19,20}, <65>
23
Proses 2.3.1
{15,17}
24
Proses 2.3.2
{15,17},<65>
25
Proses 2.4.1
(13),{16,17,18}, <52,59,62,66>
26
Proses 2.4.2
{17,18,26}
27
Proses 2.4.3
{15,18,26,27}
28
Proses 2.5.1
{15,17,18}, <69,70,71,72>
29
Proses 2.5.2
{15,18,29}
30
Proses 2.6.1
{15,18}
31
Proses 2.6.2
{15,18,31}
32
83
Tabel Proses bisnis tipe 2 (Lanjutan) No
2
3
4 5
Area fungsional Pengelolaan Akademik
Penglepasan Mahasiswa
Alumni Kepegawaian
Proses yang dilakukan
Menggunakan kelas data nomor
Membentu k kelas data nomor
Proses 2.7.1
{15}
33
Proses 2.7.2
{15}
34
Proses 2.8.1
{15,18,19,20,21,22,23,24,25 ,26,27,28,29,30,32,33,34}
35
Proses 2.8.2
{35}
36
Proses 3.1
(30,31,34)
37
Proses 3.2
(17,35)
38
Proses 3.3
(17,35)
39
Proses 3.4
(15,17,30,32,34), <65,69,70,71>
40
Proses 3.5
(15,17,30,32,34), <65,69,70,71>
41
Proses 3.6
(15,17,30,32,34), <65,69,70,71,72>
42
Proses 4.1
(15,42)
43
Proses 4.3
{43,44}
45
Proses 5.1 1
[48]
46,47
Proses 5.1.2
{47}
48
Proses 5.1.3
{46,47,48}
49
Proses 5.1.4
{46,47,48}
50
Proses 5.1.5
{46,47,48,50}
51
Proses 5.2.1
{47,48}
52
Proses 5.2.2
{47}
53
Proses 5.2.3
{48}
54
Proses 5.3.1
(26,27),{46,51},<59,62,66>
55
Proses 5.3.2
{46,48}
56
Proses 5.3.3
(26,27),{46,51},<59,62,66>
57
(19,26,27,31),{46}
58
Proses 5.4
84
Tabel Proses bisnis tipe 2 (Lanjutan) No
6
7
Area fungsional Keuangan
Sarana
Proses yang dilakukan
Menggunakan kelas data nomor
Membentu k kelas data nomor
Proses 6.1.1
*55,57*,[61,62,65,66]
59
Proses 6.1.2
[61,62,65,66]
60
Proses 6.1.3
{59,60}
61
Proses 6.2
{59,60,61}
62
Proses 6.3
{59,60,61,62}
63
Proses 6.4
{59,60,62}
64
Proses 6.5.1
“2,14,21,23”,{64}
65
Proses 6.5.2
{61}
66
Proses 6.5.3
{59,60,61,62,63,64,65,66}
67
Proses 6.5.4
{67}
68
Proses 7.1
*62*
69,70
Proses 7.2
“5,27,28,42”,{69,70}
71
Proses 7.3
“5”,{69,70,71}
72
Proses 7.4
“5,7,8,10”,{69,71,72}
73
Proses 7.5
“5,7,8,10”,{70,72,73}
74
Proses 7.6
“5,7,8,10”, {69,70,71,72,73,74}
75
Pada proses bisnis yang bertipe ketiga adalah proses bisnis yang menggunakan kelas data akan tetapi tidak membentuk kelas data baru. Hal ini berkaitan dengan kode U (Use) tanpa mempunyai kode C (Create). Berdasarkan analisa menggunakan matriks III.5 (aliran data) di atas maka subsistem tipe ketiga ini tidak ditemukan. Untuk mendapatkan gambaran arsitektur informasi, maka organisasi dapat membuat sebuah gambaran arsitektur informasi. Gambaran arsitektur informasi ini diperoleh dari analisa terhadap matriks aliran data. Dengan menggunakan matriks aliran data tersebut, maka organisasi dapat melihat sebuah pedoman yang dapat dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang berkualitas. Berikut pada matriks III.6 di bawah ini adalah sebuah gambaran arsitektur informasi organisasi
Matriks III.6 Arsitektur Informasi
85
86
Pada arsitektur informasi di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa setiap sistem di dalam organisasi digunakan untuk saling mendukung proses bisnis organisasi. aliran data dari masing-masing sistem utama dan sistem pendukung organisasi ditandai dengan gambar panah yang masuk kedalam sistem. Ketika proses bisnis dilakukan maka penggunaan sistem utama maupun sistem pendukung organisasi akan saling berhubungan untuk menggunakan data. Penggunaan data tersebut hanya dapat dilakukan apabila masing-masing sistem dapat menghasilkan data dan selanjutnya digunakan oleh sistem-sistem itu. Untuk melihat keterhubungan masing-masing proses bisnis organisasi maka dapat dilakukan analisa prerequisites. Dengan analisa prerequisites tersebut, maka organisasi dapat menemukan proses bisnis mana yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan proses bisnis lainnya.
III.9.4 Menganalisa Prerequisites Berdasarkan pemodelan proses bisnis dan pendefinisian subsistem-subsistem organisasi yang telah dilakukan sebelumnya maka subsistem yang akan dikembangkan terlebih dahulu sudah dapat diperoleh. Oleh karena identifikasi subsistem dilakukan berdasarkan proses bisnis organisasi, maka analisa prerequisites ini dilakukan juga berdasarkan proses bisnis juga. Adapun tujuan analisa prerequisites ini adalah untuk melihat proses bisnis maka yang harus dilakukan sebelum melakukan proses bisnis lainnya. Dikarenakan fokus utama organisasi adalah layanan pendidikan, maka fokus analisa ini adalah untuk aktifitas utama organisasi yang terdiri dari aktifitas penerimaan mahasiswa baru (PMB), aktifitas pengelolaan akademik, dan aktifitas pengelepasan mahasiswa. Untuk proses bisnis pendukung seperti keuangan, kepegawaian, sarana ditujukan untuk membantu aktifitas utama yaitu layanan pendidikan. Oleh karena itu, proses bisnis pendukung akan terlihat lebih dahulu dilakukan sebelum proses bisnis utama.
Matriks III.7 Identifikasi Prerequisites
87
88
Pada matriks III.7 identifikasi prerequisites tersebut di atas, maka organisasi sudah dapat melihat urutan dari setiap proses bisnis. Urutan tersebut mencerminkan apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan proses bisnis lainnya. Berdasarkan penggambaran proses bisnis organisasi menggunakan IDEF0 yang telah dilakukan sebelumnya belum sepenuhnya terlihat integrasi proses bisnis yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi pada penggambaran proses bisnis menggunakan IDEF0 tersebut sudah terlihat penggunaan aplikasi atau sistem informasi dari setiap area fungsional organisasi yang berlainan dalam melakukan proses bisnis. Dengan analisa prerequisites ini, maka organisasi sudah dapat melihat dengan jelas proses bisnis mana yang harus dilakukan terlebih dahulu dan proses bisnis mana yang dilakukan kemudian. Hal ini juga berkaitan dengan urutan kerja, penggunaan aplikasi/sistem, penggunaan teknologi dalam bekerja, peran setiap orang pada proses bisnis termasuk koordinasi antar departemen. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berkualitas dalam menjalankan layanan pendidikan oleh organisasi. Sebagai contohnya adalah ketika proses 1.1.1 yaitu proses pembentukan panitia PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) dilakukan, maka perencanaan budget, sarana dan ketersedian pegawai sudah harus direncanakan sebelum pembentukan panitia PMB tersebut. Oleh karena itu , untuk mendapatkan suatu posisi yaitu terkait dengan apa yang harus dilakukan organisasi agar data yang berkualitas itu dapat diperoleh, maka organisasi harus merencanakan semua hal yang berhubungan dengan data bagaimana memperoleh data yang berkualitas. Penentuan posisi organisasi untuk mendapatkan data yang berkualitas tidak terlepas dari kerangka kerja Zachman yaitu arsitektur sistem informasi enterprise. Perencanaan tersebut meliputi : 1. Seperti apa keterhubungan di antara data yang ada di organisasi? 2. Seperti apa keterhubungan di antara proses bisnis? 3. Seperti apa keterhubungan urutan dilakukannya proses bisnis tersebut?
89
4. Seperti apa keterhubungan dari setiap orang dalam bekerja yang dapat melibatkan koordinasi antar departemen? 5. Seperti apa penggunaan semua perangkat IT (sumberdaya) yang ada yaitu hardware dan software di dalam organisasi. 6. Seperti apa alokasi perangkat IT sehingga semua perangkat tersebut penggunaannya dapat dilakukan se-efiktif mungkin. Dengan sudah di dapatkannya hal-hal apa saja yang harus direncanakan oleh organisasi dalam usaha untuk mendapatkan data yang berkualitas, maka organisasi perlu merencanakan pembuatan arsitektur enterprisenya.
III.9.5 Merencanakan Penggunaan Arsitektur Informasi Tujuan arsitektur informasi adalah untuk mengidentifikasi sistem, subsistem dan semua aspek yang terkait dengan terbentuknya data, dikontrol dan digunakan dan sesuai dengan kebutuhan bisnis yang didukungnya. Ini menyediakan sebuah pandangan dukungan informasi masa depan untuk bisnis. Sesuai dengan visi dan misi organisasi yaitu menjadi lembaga pendidikan yang memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, maka dengan perencanaan arsitektur informasi ini organisasi dapat menemukan pedoman dalam mengembangkan dirinya. Pengembangan dirinya ini diharapkan dapat membantu organisasi menata kelola semua aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja organisasi dengan tujuan peningkatan kinerja yang pada akhirnya memberikan hasil yang baik bagi orang yang membutuhkannya.
III.10 Menetapkan Prioritas Arsitektur Prioritas arsitektur pada tahap ini diperuntukkan agar arsitektur informasi yang sudah didefinisikan dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi(10). Kebutuhan bisnis organisasi sekarang ini adalah data yang
90
berkualitas dan juga pengembangan sistem informasi yang sesuai dan mendukung bisnis organiasi. Terkait dengan permasalahan yang sudah didapatkan diatas, maka organisasi dapat melihat indikasi bahwa perlu melihat dimensi-dimensi atau dapat dikatakan melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi arsitektur informasi itu sendiri. Dimensi tersebut adalah akurat, dapat diakses, relevan, berorientasi waktu, dan lengkap. Dengan melihat permasalahan yang ada maka aspek yang terindikasi perlu dibahas adalah semua aspek yang terkait dengan data yang berkualitas untuk mendukung bisnis. Untuk mempermudah dalam pendefinisian arsitektur enterprise maka kerangka kerja zachman dapat digunakan sebagai pedoman dalam melihat aspek-aspek apa saja yang dapat mempengaruhi arsitektur informasi enterprise. Berdasarkan pendefinisian arsitektur informasi organisasi pada bagian III.9 maka data adalah aspek utama yang menjadi dasar dalam mendukung informasi yang berkualitas. Kemudian untuk mendukung terbentuknya data yang berkualitas tersebut, maka aspek lainnya yang menjadi prioritas berikutnya dapat disusun berdasarkan kebutuhan dukungan pada bisnis organisasi. Pada awalnya metodologi BSP tidak membahas aspek-aspek lain selain aspek data yang membantu bisnis dalam mencapai cita-citanya. Akan tetapi dengan metodologi BSP tersebut organisasi digunakan untuk menemukan aspek penting yang terkait dengan data yang berkualitas untuk mendukung bisnis(10). Oleh karena itu dengan mendefinisikan arsitektur informasi, maka aspek-aspek penting tersebut dapat terlihat. Aspek fungsi (Function) pada kerangka kerja zachman merupakan aspek yang membantu organisasi dalam menghasilkan data yang berkualitas(2,14). Aspek fungsi tersebut terlihat pada matriks III.4 matriks sistem utama organisasi dan pemodelan bisnis organisasi menggunakan IDEF0. Pada matriks tersebut terlihat sistem ataupun aplikasi yang digunakan dalam melakukan tugas terkait dengan
91
terbentuknya data. Aspek fungsi pada EAP yang menjadi dasar tesis ini dikenal dengan aspek aplikasi yang mengelola data yang berkualitas(2). Aspek berikutnya berdasarkan kerangka kerja zachman dalam menghasilkan data yang berkulitas adalah waktu (Time). Alasan mengapa aspek waktu menjadi prioritas aspek yang menjadi prioritas ketiga adalah didasarkan pada urutan terbentuk dan digunakannya data untuk menjalankan proses bisnis. Hal ini berhubungan dengan aplikasi apa yang dijalankan terlebih dahulu dalam membentuk data yang pada akhirnya data yang dihasilkan tersebut dapat digunakan oleh aplikasi berikutnya(10). Berdasarkan matriks III.5 aliran Data, maka urutan-urutan dalam terbentuk dan digunakannya data oleh setiap aplikasi yang digunakan oleh organisasi dapat terlihat dengan jelas. Aspek orang (People) adalah aspek berikutnya yang dibahas pada tesis terkait dengan terdapatnya keterlibatan setiap orang di dalam organisasi dalam melakukan proses bisnis. Hal ini dapat di lihat pada matriks III.2 Hubungan proses bisnis dengan organisasi dan juga dapat dilihat pada pemodelan bisnis organisasi menggunakan IDEF0. Pada pemodelan bisnis organisasi dengan IDEF0 tersebut terlihat bahwa setiap proses bisnis yang dilakukan memerlukan peran orang yang bertindak sebagai penanggungjawab proses tersebut dan juga peran orang yang mengontrol dari setiap proses bisnis organisasi. Peran dari masingmasing orang tersebut tidak lain hanya untuk memastikan proses bisnis yang dilakukan
sesuai dengan
bisnis
organisasi dan
konsekuensinya
adalah
terbentuknya data yang berkualitas. Aspek selanjutnya yang menjadi prioritas adalah aspek teknologi. Alasan mengapa aspek teknologi menjadi prioritas berikutnya adalah setiap orang yang memainkan peran dalam melakukan proses bisnis menggunakan teknologi(2). Hal ini terlihat pada pemodelan bisnis organisasi menggunakan IDEF0 yaitu dapat terlihat dengan digunakannya sistem informasi dimana sistem informasi tersebut dapat terdiri dari dua bagian yaitu teknologi yang berjenis perangkat keras dan perangkat lunak(1). Selain itu, orang-orang yang bekerja di organisasi tersebut belum tentu berada di dalam satu lokasi. Oleh karena itu teknologi ini diharapkan dapat membantu koordinasi kerja diantara anggota organisasi. Pada akhirnya
92
pendefinisian aspek teknologi dengan semua jenisnya dapat menjadi bagian penting dalam mendapatkan data yang berkualitas. Kemudian aspek yang penting berikutnya berdasarkan kerangka kerja zachman adalah aspek motivasi. Aspek motivasi merupakan bagian dari penjaminan terbentuknya data yang berkualitas. Berdasarkan kerangka zachman maka aspek motivasi adalah aturan bisnis (business rules) tentang data(14). Pada pemodelan bisnis menggunakan IDEF0 yang sudah dilakukan dapat terlihat suatu cara dalam menjamin terbentuknya data yang berkualitas. Cara tersebut adalah sebuah mekanisme yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi, dimana mekanisme itu memberikan cara atau langkah dalam penggunaan teknologi informasi. Dengan cara atau mekanisme yang benar dalam penggunaan teknologi informasi, maka data yang berkualitas tersebut dapat diperoleh dengan baik. Berdasarkan prioritas dalam arsitektur informasi yang sudah di buat, organisasi perlu membuat suatu pedoman perencanaan arsitektur tersebut. Pedoman ini berisikan langkah-langkah yang menuntun pada arah dan tujuan serta pencapaian arsitektur yang mendukung bisnis organisasi(2). Sesuai dengan kebutuhan organisasi atas sebuah arsitektur informasi yang dapat menjawab tantangan bisnis organisasi dimasa depan, maka aspek-aspek yang mempengaruhi arsitektur informasi tersebut perlu ditetapkan. Penetapan urutan aspek-aspek yang mempengaruhi arsitektur informasi tersebut adalah ditujukan untuk mendapatkan pedoman yang cocok bagi organisasi dalam menjamin kesesuaian kebutuhan bisnis organisasi. Berdasarkan analisa diatas maka lapisan dan komponen EAP organisasi dapat dirumuskan seperti gambar dibawah ini.
93
Lapisan 1
Inisiasi Perencanaan Pemodelan
Dukungan
Lapisan 2
Sistem dan Bisnis Arsitektur Data
Arsitektur Waktu
Arsitektur Aplikasi
Arsitektur SDM
Arsitektur Teknologi
Arsitektur Mkanisme
Implementasi / Perencanaan Migrasi
Lapisan 3
Lapisan 4
Gambar III.6 Gambar komponen EAP untuk ITHB
Gambar III.6 di atas ini menjelaskan lapisan dan komponen EAP organisasi yang di rumuskan berdasarkan kebutuhan perencanaan arsitektur enterprisenya. Komponen tersebut adalah inisiasi perencanaan, pemodelan bisnis, dukungan sistem dan teknologi, arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur waktu, arsitektur orang (SDM), arsitektur teknologi, dan arsitektur mekanisme. Pada gambar III.6 diatas ini sudah mencakup aspek-aspek yang terdapat pada kerangka kerja Zachman. Oleh karena itu, dengan mengadopsi kerangka kerja Zachman, maka aspek-aspek yang terindikasi perlu dibahas adalah aspek-aspek sebagai berikut: 1. Aspek data (Data) yang melingkupi keseluruhan organisasi termasuk layanan dan juga koordinasi kerja diantara area fungsional. Aspek data meliputi ketersediaan data yang akurat, valid dan tepat waktu. 2. Aspek fungsi (Function) didalam organisasi yang terkait dengan dukungan sistem informasi/IT yang digunakan dalam bekerja. Fungsi ini adalah untuk menjamin pengelolaan data yang baik. 3. Aspek waktu (Time) yaitu untuk memberikan arahan urutan kerja organisasi atas dasar kevalidan data yang akan digunakan dalam menjalankan bisnis 4. Aspek orang (People) yaitu memastikan orang-orang yang bekerja di dalam organisasi melakukan tugas-tugasnya masing-masing dengan tujuan memberikan layanan pendidikan yang baik.
94
5. Aspek jaringan (Network) yang memberikan dukungan kerja organisasi yang terkait dengan kordinasi dan juga aliran kerja orang-orang didalam organisasi yang dapat meliputi semua lokasi kerja. 6. Aspek motivasi (Motivation) yaitu sebuah mekanisme yang membantu organisasi dalam bekerja sehingga data-data yang dihasilkan benar-benar sesuai kebutuhan.
Setelah mendapatkan arsitektur informasi termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi arsitektur itu, maka organisasi perlu membuat pedoman-pedoman yang lebih fokus kepada aspek-aspek tersebut. Pedoman–pedoman ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman atas keseluruhan aspek arsitektur informasi. Dengan
membuat pedoman-pedoman itu maka organisasi mendapatkan
pengetahuan atas semua aspek yang membantu organisasi dalam menjalankan bisnis. Pedoman-pedoman yang didasarkan aspek-aspek tersebut selanjutnya dapat disebut sebagai arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur waktu, arsitektur SDM, arsitektur teknologi dan arsitektur motivasi.
III.10.1 Prioritas Arsitektur Data Arsitektur data merupakan bagian yang membahas mengenai data-data apa saja yang digunakan untuk mendukung bisnis organisasi. arsitektur data merupakan salah satu bagian dari arsitektur sistem informasi pada kerangka kerja Zachman. Dimana arsitektur data merupakan dasar pembahasan awal dari organisasi untuk mendapatkan semua data-data yang digunakan pada enterprise. Data itu sendiri berisikan entitas-entitas dimana masing-masingnya mempunyai atribut dan relasi diantara entitas tersebut(2). Entitas dapat berupa orang, tempat, konsep, sesuatu atau kejadian yang mempunyai arti dalam konteks bisnis dan terkait dengan data yang disimpan didalamnnya(2). Pada pemodelan proses bisnis menggunakan IDEF0 dan juga aliran informasi, maka ditemukan data-data yang mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam bekerja. Pada pembahasan data ini, maka
95
organisasi dapat melihat keterhubungan data dengan setiap fungsi-fungsi bisnis organisasi. Hal ini dikuatkan juga melalui pembahasan arsitektur informasi diatas. Oleh karena itu, langkah di dalam pemodelan arsitektur data ini perlu melihat langkah-langkah sebagai bagian dari perancangan arsitektur data untuk organisasi. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Mendapatkan semua entitas data dari proses bisnis yang sudah didefinisikan 2. Mendefinisikan entitas data, atributnya dan juga keterhubungan masingmasing entitas. 3. Menghubungkan entitas data pada proses bisnis organisasi.
Langkah-langkah perancangan arsitektur data di atas merupakan bagian dari pendefinisian data-data yang mendukung bisnis organisasi berdasarkan arsitektur informasi yang sudah di dapatkan..
III.10.2 Prioritas Arsitektur Fungsi Prioritas kedua adalah prioritas arsitektur fungsi. Oleh karena pembahasan arsitektur ini dikhususkan untuk melihat dukungan teknologi informasi / IT pada organisasi maka selanjutnya arsitektur fungsi ini dapat dinamakan dengan arsitektur aplikasi. Arsitektur aplikasi ini ditujukan untuk mendefinisikan semua aplikasi yang dibutuhkan untuk mengatur data dan mendukung fungsi bisnis organisasi(2). Hal ini berhubungan dengan semua aplikasi yang dibutuhkan dalam mengelola data, termasuk di dalamnya penyediaan informasi bagi orang dalam melakukan aktivitas bisnis. Dengan menggunakan arsitektur informasi, maka kelompok sistem utama dan kelompok sistem pendukung yang digunakan sekarang maupun aplikasi yang
96
nantinya akan dibutuhkan dalam melakukan fungsi bisnis organisasi dapat terlihat dengan jelas.. Langkah-langkah dalam arsitektur aplikasi meliputi : 1. Pendefinisian aplikasi yang ada sekarang dan aplikasi yang dibutuhkan organisasi berdasarkan bisnis yang dilakukan. 2. Menghubungkan semua aplikasi dengan fungsi-fungsi 3. Mendefinisikan semua aplikasi yang terkait dengan data yang sudah didapatkan.
III.10.3 Prioritas Arsitektur Waktu Prioritas berikutnya adalah arsitektur yang berhubungan dengan waktu bisnis organisasi. Aspek waktu pada kerangka kerja Zachman merupakan bagian yang digunakan untuk melihat keterhubungan kejadian-kejadian pada organisasi. Berdasarkan pada pendefinisian Four Stage Life Cycle dari BSP, maka terlihat bahwa proses bisnis organisasi mempunyai tahapan atau dapat disebut urutanurutan
kerja
mulai
dari
Requirement,
Acquisition,
Stewardship
dan
Retirement(10). Waktu juga dapat di lihat dari urutan kerja organisasi berdasarkan value chain Porter mulai penerimaan mahasiswa, pengelolaan akademik dan terakhir adalah penglepasan mahasiswa. Urutan-urutan tersebut bisa ditemukan pada aktivitas utama dan aktivitas pendukung organisasi. Terkait dengan data, dengan pemodelan bisnis organisasi menggunakan IDEF0 dan juga analisa prerequisites maka ditemukan bahwa setiap proses bisnis organisasi dapat menghasilkan data, menggunakan data, mengambil data dan juga menghapus data. Langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam mendefinisikan prioritas arsitektur waktu adalah: 1. Mendefinisikan waktu kegiatan organisasi (penjadwalan kerja)
97
2. Melihat semua kegiatan atau kejadian-kejadian yang ada pada organisasi dengan cara melakukan Work Breakdown Structure (WBS) atas kegiatan organisasi. 3. Mendefinisikan urutan kerja menggunakan Four Stage Life Cycle dari BSP. 4. Melihat kelompok kerja organisasi terhadap jadwal kerja. 5. Melihat urutan penggunaan aplikasi terkait dengan terbentuknya data dan digunakannya data.
III.10.4 Prioritas Arsitektur Sumberdaya Manusia (SDM) Prioritas arsitektur SDM pada bagian ini adalah membahas keterlibatan semua bagian dari organisasi yaitu orang-orang yang bekerja bagi organisasi. Dengan menggunakan pemodelan IDEF0 dan matirks III.5 aliran data, identifikasi subsistem, dan analisa prerequisites, maka dapat terlihat peran setiap orang mulai dari siapa yang melakukan kontrol dan siapa yang berperan dalam mengerjakan setiap proses bisnis organisasi. Terdapat beberapa level didalam organisasi yaitu level operasional, level manajerial dan level manajemen puncak. Hal ini terkait dengan arsitektur enterprise yang mempunyai hubungan dengan domain organisasi. Pada arsitektur enterprise yang berhubungan dengan domain organisasi meliputi peran dan tanggungjawab orang dalam menjalankan tugas(12). Untuk itu langkah-langkah didalam pemodelan arsitektur orang ini pembahasan meliputi: 1. Pendefinisian organisasi 2. Pendefinisian lokasi fungsi organisasi 3. Pendefinisian level orang didalam organisasi beserta tanggung jawabnya masing-masing. 4. Pendefinisian keterhubungan antara peran orang pada setiap kejadian atau kegiatan organisasi dengan waktu pengerjaan tugas termasuk didalamnya adalah aliran kerja.
98
III.10.5 Prioritas Arsitektur Teknologi Prioritas arsitektur teknologi ini adalah bagian pembahasan untuk mendefinisikan semua teknologi yang dibutuhkan untuk bekerja. Pada pemodelan menggunakan IDEF0 maka organisasi dapat menemukan semua teknologi yang digunakan dalam bekerja. Teknologi ini dapat meliputi perangkat keras dan juga perangkat lunak. Perangkat-perangkat ini ditujukan untuk membantu setiap orang yang bekerja bagi organisasi. Teknologi ini juga berhubungan dengan penggunaan semua jenis teknologi dalam bekerja yang terkait dengan peran masing-masing orang didalam organisasi(2). Langkah-langkah didalam arsitektur teknologi ini adalah: 1. Mengidentifikasi semua teknologi yang ada 2. Mendefinisikan penggunaan setiap teknologi pada masing-masing proses bisnis berdasarkan aliran kerja yang ada.
III.10.6
Prioritas Arsitektur Mekanisme
Priotitas terakhir dari perencanaan arsitektur ini adalah arsitektur mekanisme. Arsitektur ini merupakan bagian dari aspek motivasi. Motivasi didalam kerangka kerja Zachman adalah berhubungan dengan aturan-aturan termasuk didalamnya mekanisme kerja dari teknologi yang digunakan dalam bekerja(8). Dengan pemodelan IDEF0 terlihat bahwa mekanisme dari IT yang digunakan memerlukan aturan-aturan untuk menjaga agar setiap data yang terbentuk, digunakan terjaga kualitasnya. Berdasarkan pemodelan IDEF0 yang terlah didefinisikan diatas maka organisasi dapat membuat langkah-langkah arsitektur mekanisme ini. Arsitektur mekanisme ini meliputi: 1. Pendefinisian mekanisme penggunaan teknologi. 2. Pendefinisian mekanisme penggunaan teknologi pada proses bisnis tertentu
99
3. Pendefinisian mekanisme kerja organisasi berdasarkan aliran kerja organisasi. Dengan menetapkan arsitektur tersebut maka tahapan selanjutnya adalah perancangan model arsitektur berdasarkan urutan arsitektur yang sudah didefinisikan.