BAB III
A. Hasil Penelitian 1. Kronologi Kasus Penipuan Di Wonogiri DEWA SATRIA pada hari Minggu Tanggal 10 April 2011 mendapat pesan SMS dari VIAN yang sebenarnya itu adalah CHANDRA. Pesan tersebut berisi bahwa VIAN/CHANDRA ini ingin membeli kunci jawaban soal Ujian Nasional 2011, selanjutnya DEWA memastikan terlebih dahulu ada atau tidaknya kunci jawaban Ujian Nasional itu dengan menanyakan kepada BISMO KURNIAWAN ( teman semasa sekolah DEWA ) dan ternyata kunci jawaban itu ada/tersedia. Setelah terjadi kesepakatan harga antara CHANDRA dan DEWA pada harga Rp.1.500.000,- , kemudian hari Kamis tanggal 14 April 2011 DEWA bertemu suruhan CHANDRA yang bernama ADITYA KURNIAWAN di lingkungan GOR Manahan Surakarta untuk menerima uang muka pembayaran sebesar Rp.800.000,- . Pada hari Minggu 10 April pukul 16.30, CHANDRA menawarkan kunci jawaban kepada ASTIN ( pelajar SMAN 2 Wonogiri ), dimana setelah terjadi perbincangan dan kesepakatan jual beli, selanjutnya ASTIN memberikan uang muka sebesar Rp.1.000.000,- dan memberikan nomor-nomor handphone temanteman ASTIN.
54
Pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011 CHANDRA bertemu dengan PRAMUDYA RENDY HERMANTO yaitu teman dari CHANDRA semenjak di SMA, CHANDRA dan PRAMUDYA bertemu di depan SMAN 7 Surakarta, dan CHANDRA bercerita bahwa telah mendapatkan kunci jawaban soal Ujian Nasional 2011, dan akan menjual kunci jawaban tersebut kepada siswa siswi SMAN 2 Wonogiri dengan harga Rp.2.000.000,- .
Selanjutnya
CHANDRA meminta bantuan kepada PRAMUDYA untuk membantu mengirimkan kunci jawaban tersebut kepada siswa siswi SMAN 2 Wonogiri. PRAMUDYA mau membantu dikarenakan CHANDRA adalah teman semenjak duduk di bangku SMA dan CHANDRA menjanjikan akan memberikan komisi. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 18 April 2011 DEWA mengirimkan SMS kunci jawaban Ujian Nasional 2011 kepada CHANDRA, yang dimana sebelumnya telah ada transaksi jual beli. Selanjutnya pada hari dan tanggal yang sama CHANDRA dan PRAMUDYA meneruskan/mengirimkan SMS kunci jawaban Ujian Nasional 2011 kepada siswa dan siswi kelas 3 SMAN 2 Wonogiri dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sosiologi dan Matematika yang dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2011 dan hari Selasa tanggal 19 April 2011. Pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul 11.00 CHANDRA bersama PRAMUDYA pergi ke Plasa Waduk Gajah
55
Mungkur untuk menemui salah satu siswa SMAN 2 Wonogiri dalam rangka mengambil uang pelunasan pembelian kunci jawaban, namun ternyata CHANDRA bersama PRAMUDYA di tangkap petugas
dari
SUPRIYANTO,
Polres
Wonogiri
BRIPKA
AGUS
yaitu
AIPTU
PANUT
SUHARTONO,
BRIPKA
MUKLIS, dan BRIPDA SEI PAMUNGKAS, keduanya ditangkap beserta barang buktinya. Setelah
terjadi
penangkapan
atas
CHANDRA
dan
PRAMUDYA, Polisi melakukan penyidikan dan mengembangkan kasus penipuan ini. Setelah dilakukan penyidikan ternyata pihak Kepolisian mendapatkan beberapa nama tersangka yaitu : CHANDRA, PRAMUDYA, DEWA, ADITYA, NICO, dan DITTE. Selanjutnya pihak Kepolisian melakukan penyitaan terhadap barang-barang bukti yang ada. Berikut barang-barang bukti dari kasus yang penulis teliti dan telah di sita oleh pihak Kepolisian : -
Barang bukti dalam kasus DEWA SATRIA yaitu 1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam kombinasi silver dan nomor HP 08562508933
-
Barang bukti dalam kasus PRAMUDYA yaitu 1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing Merah
-
Barang bukti dalam kasus CHANDRA yaitu 1 buah HP Nokia
6070
warna
abu-abu
silver
dengan
nomor
085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900 warna hitam,
56
2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu : 087836463110 dan simcard/nomor kartu : 087836448993, 1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 085227992727, 1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan simcard/nomor kartu : 082134432605, 1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 082136753606 -
Barang bukti dalam kasus ADITYA yaitu 1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 warna hitam
Selanjutnya pihak Kepolisian melimpahkan kasus ini kepada Jaksa Penuntut Umum dan dari pihak Jaksa Penuntut Umum membuat dakwaan yang berisi : -
Dakwaan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu telah di dakwa dengan Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
-
Dakwaan dalam kasus PRAMUDYA yaitu telah di dakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP
57
-
Dakwaan dalam kasus CHANDRA yaitu telah di dakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP
-
Dakwaan dalam kasus ADITYA yaitu telah di dakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo Pasal 56 KUHP
Selanjutnya dari pihak Jaksa Penuntut Umum membuat tuntutan yaitu : -
Tuntutan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DEWA SATRIA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangkan seluruhnya selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetap ditahan
-
Tuntutan dalam kasus PRAMUDYA yaitu Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan, dengan perintah tetap ditahan
-
Tuntutan dalam kasus CHANDRA yaitu Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa CHANDRA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan dengan perintah tetap ditahan
58
-
Tuntutan dalam kasus ADITYA yaitu Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ADITYA dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan 15 (lima belas) hari dikurangkan seluruhnya selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan
Setelah melalui proses pemeriksaan, selanjutnya Majelis Hakim memutuskan yaitu : -
Putusan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu Menyatakan terdakwa DEWA SATRIA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ bersamasama melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari
-
Putusan dalam kasus PRAMUDYA yaitu Menyatakan terdakwa PRAMUDYA terbukti bersalah melakukan tindak pidana “turut serta melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari
-
Putusan dalam kasus CHANDRA yaitu Menyatakan terdakwa CHANDRA telah terbukti secara sah dan
59
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sebagai orang yang menyuruh melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari -
Putusan dalam kasus ADITYA yaitu Menyatakan terdakwa ADITYA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut serta melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 bulan 3 hari
2. Kronologi Kasus Perjudian di Denpasar I WAYAN SUATARNA pada hari Minggu tanggal 2 September 2012 bertempat di rumah terdakwa di Banjar Dinas Suluban,Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung telah menyelenggarakan permainan judi togel, dimana WAYAN sebagai Penjual menyiapkan sarana untuk permainan judi tersebut berupa HP untuk menerima pesanan nomor togel TTSM melalui SMS. Bahwa tindakan ini dilakukan WAYAN dimulai sejak agustus 2012 kepada masyarakat tempat WAYAN tinggal dengan harga RP.1000,- per kupon. Selanjutnya WAYAN menjual kupon tersebut dengan menerima pesanan nomor togel dari pembeli melalui SMS
60
ke HP WAYAN, Bahwa bila ada nomor togel yang cocok maka akan mendapatkan hadiah dengan kelipatannya, 2 angka = Rp.60.000,- ( 60 kali ), 3 angka = Rp.350.000,- ( 35 kali ). dan 4 angka = Rp.2.500.000,- ( 250 kali ). Bahwa WAYAN mendapatkan presentase kotor 20% dari I MADE KACIR yaitu sebagai pengepul. Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 2 September 2012 bertempat di kediamannya, WAYAN ditangkap dan di amankan oleh petugas Polres Denpasar beserta barang buktinya. Berikut barang bukti yang telah di sita : -
1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah bolpoin, 1 buah kalkulator, 1 buah buku catatan bom togel Selanjutnya oleh pihak Kepolisian melakukan penyidikan dan
pengembangan kasus, dan WAYAN di nyatakan tersangka. Selanjutnya kasus ini dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum. Dari pihak Jaksa Penuntut Umum membuat dakwaan yaitu : -
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian atau Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP
jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian
Selanjutnya oleh pihak Jaksa Penuntut Umum membuat tuntutan yang berisi yaitu :
61
-
Menyatakan terdakwa WAYAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Perjudian” sebagaimana diatur dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo UU RI No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian sebagaimana dalam dakwaan Kedua
-
Menjatuhkan pidana kepada terdakwa WAYAN oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan
Setelah melalui pemeriksaan, selanjutnya Majelis Hakim memutuskan yaitu : -
Menyatakan terdakwa WAYAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “tanpa ijin dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi” ( Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 )
-
Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 bulan
62
3. Pertimbangan Hakim a. Dalam putusan No No.82/Pid.B/2011/PN.WNG ( terdakwa bernama DEWA SATRIA NUR PRATAMA Bin NUR ALAMSYAH ) Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya
atau
supaya
memberi
hutang
maupun
menghapuskan piutang” , yaitu :
-
Bahwa sebelum terdakwa menerima uang dari
saksi
ADITYA atas suruhan saksi CHANDRA tersebut terdakwa terlebih dahulu telah berkomunikasi dengan saksi CHANDRA melalui SMS sehubungan ada tidaknya kunci jawaban -
Bahwa uang yang diserahkan kepada terdakwa sebesar Rp. 800.000,- sedangkan uang yang di terima saksi CHANDRA dari hasil penjualannya kepada saksi ASTIN adalah dengan uang muka Rp. 1.000.000,-. Sehingga
saksi
CHANDRA
sudah
mendapatkan
keuntungan juga sebesar Rp. 200.000,-, dan terdakwa
63
pun telah mendapatkan keuntungan Rp.800.000,- dari hasil penjualannya kepada saksi CHANDRA -
Bahwa saksi CHANDRA menjamin kebenaran kunci jawaban tersebut akan memperoleh nilai 7 sampai 8 dikarenakan saksi CHANDRA berkata kepada saksi ASTIN bahwa kunci jawaban itu dibuat oleh guru dari Semarang
-
Dikarenakan adanya janji ataupun perkataan saksi CHANDRA,
sebagian
pelajar
pelajar
SMAN
2
Wonogiri tertarik untuk membeli dan akan di koordinir oleh saksi ASTIN dengan membayar masing-masing Rp. 20.000,-
Bahwa di samping itu saksi CHANDRA menyuruh saksi ADITYA untuk mengaku bernama VIAN ( pelajar kelas 3 SMA 2 Surakarta ) yang akan ikut ujian nasional 2011 dikarenakan terdakwa mau menjual kunci jawaban hanya kepada pelajar kelas 3 bukan kepada sembarang orang.
Sehingga apabila saksi CHANDRA yang
membelinya sendiri maka kemungkinan terdakwa tidak akan menjualnya. -
Bahwa setelah terjadi jual beli antara terdakwa dengan saksi CHANDRA didasarkan adanya saksi ADITYA yang mengaku pelajar kelas 3 bernama VIAN dan
64
adanya perkataan bohong saksi CHANDRA sehingga telah terjadi jual beli antara saksi CHANDRA dengan pelajar
SMAN
2
Wonogiri
sehingga
mereka
menyerahkan uang untuk pembelian kunci jawaban.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan
dan
yang
turut
serta
melakukan
perbuatan”, yaitu : -
Bahwa perbuatan terdakwa dengan menjual kunci jawaban tersebut sampai ke tangan para pelajar SMAN 2 Wonogiri tidak langsung terdakwa yang menyerahkan atau mengirimkan SMS tetapi kunci jawaban tersebut sampai
ke
tangan
para
pelajar
karena
adanya
penyerahan uang oleh ADITYA kepada terdakwa yang kemudian
terdakwa
mengirimkan
kunci
jawaban
melalui SMS kepada CHANDRA dan dari CHANDRA lah kunci jawaban sampai ke pelajar SMAN 2 Wonogiri yang sebelumnya telah menyerahkan uang melalui ASTIN
65
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : -
1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam kombinasi silver dan nomor Hpnya dirampas untuk dimusnahkan
b. Dalam
putusan
bernama
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG
PRAMUDYA
RENDY
(
terdakwa
HERMANTO
Bin
FAHYANTO ) Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian
kebohongan,
menggerakan
orang
lain
untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang”, yaitu : -
Bahwa saksi CHANDRA menyuruh/meminta bantuan kepada terdakwa untuk membantu mengirimkan kunci jawaban ujian nasional kepada para pelajar SMAN 2 Wonogiri, kemudian saksi CHANDRA memberikan nomor-nomor telepon siswa dan siswi kelas 3 sebanyak 20 orang dan juga memberi 1 buah kartu perdana XL. Selanjutnya
dengan
menggunakan
HP,
terdakwa
66
meneruskan/mengirimkan SMS kunci jawaban ujian nasional kepada para pelajar SMAN 2 Wonogiri. -
Bahwa terdakwa mau membantu saksi CHANDRA dalam
menjual
kunci
jawaban
palsu
tersebut
dikarenakan saksi CHANDRA adalah teman semenjak SMA, serta terdakwa di janjikan akan diberi komisi dari menjual kunci jawaban tersebut. -
Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul 11.00 wib terdakwa pergi ke Plasa Waduk Gajah Mungkur bersama saksi CHANDRA untuk menemui salah satu siswa SMAN 2 Wonogiri dalam rangka mengambil uang pelunasan, karena baru membayar setengahnya yaitu Rp. 1.000.000,-.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan
dan
yang
turut
serta
melakukan
perbuatan”, yaitu : -
Bahwa terdakwa bersama-sama dengan CHANDRA, ADITYA, DEWA, BISMO, NICO, dan DITTE setidaktidaknya pada bulan April 2011 bertempat di komplek Plasa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan dengan maksud menguntungkan diri sendiri dengan tipu
67
muslihat ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan sesuatu kepadanya.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing Merah dirampas untuk dimusnahkan.
c. Dalam putusan No.85/Pid.B/2011/PN.WNG ( terdakwa bernama CHANDRA GUNAWAN CHARIESMA AJI als, SIDUL Bin SUPRAYITNO)
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya
atau
supaya
memberi
hutang
maupun
menghapuskan piutang, ”, yaitu :
-
Bahwa pada hari Minggu 10 April 2011 pukul 15.30 wib bertempat di SMKN 1 Wonogiri terdakwa telah menerima uang Rp. 1.000.000,- sebagai uang muka pembayaran kunci jawaban dari para siswa SMAN 2 Wonogiri melalui saksi ASTIN. Dimana uang tersebut lalu dibayarkan kepada saksi DEWA yang memiliki
68
kunci
jawaban
seharga
Rp.
800.000,-,
sehingga
terdakwa mendapatkan keuntungan Rp. 200.000,-
Bahwa terdakwa saat menemui korban telah sengaja tidak mengungkapkan identitas yang sebenarnya dengan memakai nama palsu yaitu GENTER. Dimana nama ini oleh saksi ASTIN dikenal sebagai orang yang telah menjual kunci jawaban soal ujian SMA tahun sebelumnya dan di buat oleh guru dari Semarang dan minimal peroleh hasil ujiannya dengan nilai 7 sampai 8.
-
Bahwa dalam perkara ini terdakwa telah nyata-nyata berhasil membuat orang lain yaitu korban saksi ASTIN ( koordinator para siswa pembeli kunci jawaban ) mnyerahkan uang sejumlah Rp. 1.000.000,-.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan”, yaitu : -
Bahwa dalam menyebarkan kunci jawaban terdakwa telah menyuruh saksi PRAMUDYA untuk membantu mengirimkan kunci jawaban tersebut melalui SMS dengan menggunakan beberapa nomor simcard yang telah di beli terdakwa ke nomor HP siswa SMAN 2
69
Wonogiri yang nomor-nomor para pelajar tersebut berasal dari saksi ASTIN. -
Terdakwa juga telah menyuruh saksi ADITYA untuk mengaku
sebagai
pelajar
bernama
VIAN
saat
menyerahkan uang Rp.800.000,- ke saksi DEWA, dimana atas hal tersebut terdakwa menjanjikan komisi yang
besarnya
tidak
di
tentukan
kepada
saksi
PRAMUDYA.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : -
1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900 warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu :
087836463110
dan
simcard/nomor
kartu
:
087836448993, 1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP Nokia
1202
warna
biru
kombinasi
putih
dan
simcard/nomor kartu : 085227992727, 1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan simcard/nomor kartu : 082134432605, 1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi
putih
082136753606
dan semua
simcard/nomor dirampas
dan
kartu
:
untuk
dimusnahkan.
70
d. Dalam putusan No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG ( terdakwa bernama ADITYA KURNIAWAN Bin FAHYANTO ) Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya
atau
supaya
memberi
hutang
maupun
menghapuskan piutang ”, yaitu :
-
Bahwa terdakwa di ajak oleh saksi CHANDRA untuk menemui saksi DEWA, untuk keperluan pembelian kunci
jawaban
dan
menyuruh
terdakwa
untuk
menyerahkan uang kepada saski DEWA. Sebelum terdakwa menyerahkan uang kepada saksi DEWA sebesar Rp. 800.000,-, saksi CHANDRA terlebih dahulu telah mendapatkan uang sebesar Rp. 1.000.000,- dari saksi ASTIN sebagai uang muka pembelian kunci jawaban. -
Bahwa uang yang diserahkan kepada saksi DEWA sebesar Rp.800.000,- sedangkan uang yang di terima saksi
CHANDRA
dari
saksi
ASTIN
adalah
Rp.1.000.000,- sehingga penjualan kunci jawaban palsu
71
tersebut menguntungkan saksi CHANDRA karena adanya perbedaan selisih harga. -
Bahwa saksi DEWA tidak akan menjual kunci jawaban kepada sembarang orang, oleh karena itu saksi CHANDRA
menyuruh
terdakwa
untuk
mengaku
bernama VIAN ( pelajar kelas 3 SMA Surakarta ). Sehingga terjadilah jual beli antara saksi DEWA dengan saksi CHANDRA yang melalui terdakwa -
Bahwa saksi CHANDRA mengatakan kepada saksi ASTIN bahwa kunci jawaban yang dia tawarkan di buat oleh
guru
dari
Semarang
dan
menjamin
akan
mendapatkan nilai antara 7 sampai 8 -
Bahwa apa yang dikatakan saksi CHANDRA kepada saksi ASTIN dan teman-temannya sesama SMAN 2 Wonogiri, akhirnya saksi ASTIN tertarik menyerahkan uang muka sebagai pembelian kunci jawaban yang ditawarkan CHANDRA melalui SMS dengan rata-rata anak menyerahkan uang Rp. 20.000,- melalui saksi ASTIN.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan”, yaitu :
72
-
Bahwa terdakwa telah diberitahu oleh saksi CHANDRA bahwa saksi CHANDRA akan membeli kunci jawaban dan menghubungi saksi DEWA dan mengaku bernama VIAN. Karena saksi CHANDRA sudah mengetahui sebelumnya bahwa apabila kalau yang membeli saksi CHANDRA langsung bahwa saksi DEWA tidak akan percaya karena yang dapat membeli kunci jawaban tersebut hanya seorang pelajar kelas 3 SMA.
-
Bahwa terdakwa lah yang menemui saksi DEWA dan mengaku bernama VIAN pelajar SMAN 1 Kartasura dan oleh karena yang menemui saksi DEWA adalah seorang pelajar maka jual beli kunci jawaban dapat terjadi dan saksi CHANDRA akhirnya mendapatkan kunci jawaban melalui SMS di Hpnya dari saksi DEWA
-
Bahwa apabila terdakwa tidak melakukan hal itu maka jual beli tidak akan terjadi , dengan demikian keikutsertaan terdakwa dalam hal ini sangat menentukan dapat atau tidaknya kunci jawaban.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 warna hitam dirampas untuk dimusnahkan
73
e. Dalam putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS ( terdakwa bernama I WAYAN SUATARNA ) Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya keterpenuhan unsur “dengan sengaja memberikan kesempatan untuk bermain judi, tanpa ijin”, yaitu : -
Bahwa pada hari Minggu tanggal 2 September 2012 sekitar pukul 15.00 WITA bertempat di rumah terdakwa, karena terdakwa menjual nomer togel yang di beli oleh masyarakat melalui SMS, komisi yang terdakwa dapatkan dari hasil penjualan adalah 25 % dan komisi tersebut digunakan terdakwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan terdakwa tidak memiliki ijin dari
pejabat
yang
berwenang
untuk
menyelenggarakan/menjual togel kepada masyarakat umum. -
Bahwa berdasarkan keterangan saksi ANANTO dan rekannya yang pada pokoknya menerangkan
bahwa
pada saat saksi menanyakan kepada terdakwa tentang ijin
dari
pihak
menyelenggarakan
yang judi
togel
berwenang tersebut
untuk terdakwa
mengaku tidak memiliki ijin.
74
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS dirampas untuk dimusnahkan
4. Hasil Wawancara Bahwa penulis telah berhasil mewawancari salah satu hakim di Pengadilan Negeri Wonogiri yaitu hakim Arif Sapto SH. Dimana penulis telah mendapatkan informasi bahwa terkait dengan SMS memang belum diatur di dalam KUHAP tetapi di dalam pembuktiannya apa yang di tanyakan kebenarannya kepada terdakwa maupun saksi terkait dengan HP yang berisi SMS akan menjadi keterangan terdakwa dan keterangan saksi. Di sini hakim memang tidak menggunakan UU ITE karena hakim hanya menerima limpahan dakwaan dari jaksa penuntut umum. Karena jaksa penuntut umum hanya mendakwaakan menggunakan KUHP dan KUHAP dan juga tidak ada alternatif dari UU ITE sehingga membuat hakim menjadi terikat dengan dakwaan tersebut.1
B. Analisis Bahwa
untuk
melihat
bagaimana
hakim
mempertimbangkan SMS tersebut penulis melihat teori sistem pembuktian yang di anut di Indonesia yaitu sistem pembuktian 1
Wawancara dengan hakim Pengadilan Negeri Wonogiri pada tanggal 29 Juli 2013. 75
menurut undang-undang secara negatif yaitu dimana pembuktian harus dilakukan menurut cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang, dan keyakinan hakim juga harus didasarkan atas cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang Sistem pembuktian yang dianut KUHAP terdapat dalam Pasal 183 KUHAP yang pada pokoknya Hakim baru boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang apabila sekurang-kurangnya terdapat 2 alat bukti yang sah dan menimbulkan keyakinan hakim bahwa terdakwa bersalah atas tindakan tersebut. Dalam kasus yang penulis teliti, dari hasil keterangan saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti yang telah ada, maka SMS yang terdapat dalam HP yang telah di sita dapat di kategorikan sesuai Pasal 39 KUHAP yaitu sebagai alat untuk melakukan kejahatan, oleh sebab itu dapat di kategorikan sebagai barang bukti. Seharusnya Majelis Hakim harus memperlihatkan sesuai pasal 181 KUHAP dikaitkan dengan perbuatan terhadap terdakwa, namun tidak pernah ditunjukkan kepada terdakwa dan saksi sehingga apakah barang bukti itu yang berisi SMS tersebut ada kaitannya dengan tindak pidana dengan terdakwa atau tidak, tidak dapat diketahui. Dalam
kasus
di
Wonogiri,
dalam
hakim
mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa dapat dibuktikan atau tidak, majelis hanya berdasarkan keterangan saksi tentang cara
76
terdakwa menghubungi saksi dalam penjualan kunci jawaban palsu tersebut dimana menurut para saksi terdakwa menghubungi para saksi melalui SMS dari HP yang dimiliki terdakwa yang kemudian di konfirmasikan kepada terdakwa, terdakwa membenarkan. Sedangkan dalam kasus di Denpasar, dalam hakim mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa dapat dibuktikan atau tidak, majelis berdasarkan keterangan saksi dan keterangan terdakwa tentang cara terdakwa menerima pesanan nomor togel dari pembeli melalui SMS ke HP milik terdakwa, terdakwa membenarkan. Jadi hakim dalam kasus yang penulis teliti dalam hal ini adalah kasus di Wonogiri belum memperlihatkan barang bukti yang berisi SMS kepada para terdakwa maupun saksi-saksi, sehingga tidak cukup diperoleh keterangan dari saksi dan keterangan dari terdakwa berkaitan barang bukti tersebut. Oleh karena itu barang bukti HP yang berisi SMS tersebut tidak mendapatkan pertimbangan secukupnya, karena untuk menentukan terbuktinya tindak pidana yang di dakwakan kepada para terdakwa ternyata barang bukti tersebut (SMS) dipertimbangkan sebagai cara untuk melakukan penipuan. Ternyata barang bukti berupa SMS yang berisi rangkaian kebohongan dari terdakwa dipertimbangkan sebagai cara atau modus sebagai penipuan, karena berdasarkan SMS dari terdakwa tersebut para saksi korban menyerahkan
77
sejumlah uang ( barang sesuatu ) kepada para terdakwa. Ternyata hal ini dalam kasus di Wonogiri menimbulkan kerugian materiil pada korban karena ternyata SMS yang berisi jawaban soal ujian tersebut tidak ada yang benar sesuai dengan yang dijanjikan para terdakwa. Sedangkan hakim dalam kasus di Denpasar sudah memperlihatkan barang bukti yang berisi SMS kepada terdakwa, dimana barang bukti HP dan SMS yang termuat didalamnya ditunjukkan kepada terdakwa dan terdakwa membenarkannya, sehinggahakim memperoleh fakta persidangan melaluibarang bukti tersebut yang selanjutnya dipertimbangkan oleh hakim terkait dengan modus operandi terdakwa dalam melakukan tindak pidana perjudian. Seharusnya apabila kasus ini diterapkan dalam Undangundang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, SMS disini dapat di jadikan alat bukti hukum yang sah seperti bunyi Pasal 5 UU ITE. Dalam Pasal 5 UU ITE tersebut sudah secara tegas mengatur bahwa informasi dan/atau dokumen elektronik dalam hal ini adalah SMS, merupakan perluasan alat bukti yang sah dalam Hukum Acara Pidana ( Pasal 184 KUHAP ). Meskipun di dalam Pasal 184 tidak menyebutkan HP yang berisi SMS itu termasuk alat bukti tetapi mengacu bunyi pasal 188 KUHAP, apabila barang bukti yang berupa HP yang berisi SMS
78
tersebut diperlakukan oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan Pasal 181 maka di samping dapat menjadi alat bukti keterangan saksi dan keterangan terdakwa atas barang bukti dapat juga di kategorikan sebagai alat bukti petunjuk.
79