BAB III STUDI KASUS
Gymnasium atau bisa disebut juga gelanggang olahraga yang berarti sebuah 53
ruangan
dengan
peralatan-peralatan
untuk
kegiatan
olahraga
, akan lebih efektif apabila dapat menampung beberapa jenis cabang olahraga.
Berbagai cabang olahraga ini akan menimbulkan konflik dalam perencanaan perancangan sebuah gymnasium. Beberapa cabang olahraga, seperti bulu tangkis, akan terganggu bila angin yang berhembus di dalam ruangan terlalu kencang. Sedangkan untuk cabang olahraga lain, seperti basket atau voli, kondisi seperti itu tidak terlalu berpengaruh. Padahal kondisi udara yang bergerak akan sangat membantu kenyamanan termis untuk membantu penguapan keringat karena kalor yang dihasilkan tubuh sangat tinggi. Pada bab ini, akan dipelajari hasil rancangan gymnasium dalam hal kenyamanan termisnya khususnya yang berhubungan dengan pengudaraan alami dan pengaruhnya ditinjau berdasarkan berbagai sudut pandang cabang olahraga.
III.1 Kriteria Pemilihan Studi Kasus Dalam menentukan studi kasus, dipilih 2 buah gedung olahraga (gymnasium atau juga disebut GOR) yang memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan ini kemudian akan dijadikan faktor pembanding dalam pembentukan kesimpulan pada bab berikutnya. Faktor-faktor persamaannya adalah :
53
•
Fungsi bangunan untuk menampung beberapa cabang olahraga
•
Pemanfaatan pengudaraan alami untuk mendapatkan kenyamanan termis
•
Digunakan dalam event-event tertentu
Hornby, A. S., Oxford Advanced Learner’s Dictionary
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
43
Sedangkan faktor-faktor pembedanya adalah : •
Kondisi site dan lingkungan sekitar bangunan
•
Desain bangunan
III.2 Metode Observasi Observasi dilakukan dengan pengukuran temperatur dan kelembaban udara menggunakan alat DEKKO 303 pada pinggir lapangan dan tempat-tempat beristirahat. Dengan menggunakan alat ini, penulis dapat dengan mudah mengukur temperatur dan kelembaban dengan mudah selain karena bentuknya yang ringkas, tampilan dari alat ini juga mudah dipahami. Observasi dilakukan baik saat lapangan digunakan dan tidak digunakan. Pengukuran kecepatan angin menggunakan Skala Beaufort 54 berdasarkan pengamatan di lokasi, kemudian hasil pengamatan tersebut dimasukkan ke dalam software COMSOL Multiphysics versi 3.2 untuk mendapatkan hasil simulasi aliran udaranya. Dengan software COMSOL Multiphysics, dapat disimulasikan pola aliran udara seperti dalam sebuah terowongan angin dan dapat diketahui arah dan kecepatan aliran udara yang bergerak dalam ruangan tanpa harus menempatkan anemometer di berbagai lokasi ruangan.
Gambar 3.2.1 Dekko 303 Sumber: Dokumentasi pribadi
54
Lihat hlm. 22
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
44
Untuk melengkapi data-data selama observasi, penulis juga membagibagikan kuesioner untuk mengetahui pendapat para pengguna bangunan mengenai aliran udara dan kenyaman termis bangunan tersebut. Kuesioner ini dibagikan secara acak kepada sekitar 60% dari seluruh atlet yang berlatih pada tiap cabang olahraga. Hasil statistik kuesioner dibandingkan dengan hasil observasi, hasil simulasi, dan teori-teori yang sudah dikumpulkan sebelumnya sehingga dapat dijadikan sebuah kesimpulan. Sangat disayangkan, kuesioner tidak dapat dibagikan untuk studi kasus GOR Bulungan karena saat melakukan observasi lapangan, GOR Bulungan sedang digunakan untuk sebuah event kejuaraan antar SMU sehingga latihan rutin ditiadakan. Penulis mengkhawatirkan ketidaktepatan hasil kuesioner jika sample yang diambil adalah orang-orang yang baru 1 atau 2 kali bermain di tempat tersebut. Berikut merupakan ringkasan metode observasi yang penulis lakukan: 1. Pengamatan, pemotretan, serta pengukuran temperatur dan kelembaban 2. Pembagian kuesioner dan wawancara 3. Mempelajari data-data teknis bangunan 4. Simulasi piranti lunak
III.3 Data Teknis Bangunan Studi Kasus III.3.1 GOR Bulungan Pemilihan GOR Bulungan sebagai objek studi kasus karena bangunan ini selain selalu digunakan sebagai tempat latihan rutin instansi pemerintah (contohnya: POLRI), sering juga digunakan untuk event-event besar seperti kejuaraan daerah (Kejurda), kejuaraan olahraga antar SMU dan Perguruan Tinggi se-Jakarta, bahkan konser-konser musik. Dengan tingkat pemakaian seperti ini, seharusnya GOR Bulungan dapat memberikan kenyamanan bagi semua pengguna gedung. Berikut merupakan data-data teknis GOR Bulungan: Lokasi
: Jl. Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Luas bangunan
: + 2.200 m2
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
45
Batas-batas
: Utara Æ Lapangan basket Timur Æ Dojo Selatan Æ Lapangan parkir aspal, pepohonan Barat
Æ Pepohonan, Jalan Bulungan
Atap
: Zincalume
Dinding
: Bata plester finish cat, kaca mati, alucabond
Jendela
: Projected sash, mati
Pintu
: Single swing, double swing
Lapangan
: Parquete kayu
Orientasi bukaan
: Barat - timur
Prosentase bukaan
: + 6,7%
Volume ruang utama : + 24.300 m3 Kapasitas penonton
: 1.248 orang
Vol / pengguna ruang : 19,5 m3/org Cabang olahraga
: Futsal, basket, badminton, sepak takraw, voli, taekwondo
Gambar 3.3.1 Blok Plan GOR Bulungan Sumber: www.wikimapia.com
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
46
Gambar 3.3.2 Batas timur
Gambar 3.3.3.Tampak selatan
Gambar 3.3.4 Batas barat
Gambar 3.3.5 Batas selatan
Gambar 3.3.6 Lapangan & tribun
Gambar 3.3.7 Konstruksi atap
Gambar 3.3.8 Denah lantai
Gambar 3.3.9 Denah lapangan & tribun
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
47
Gambar 3.3.10 Potongan 01
Gambar 3.3.11 Potongan 02
Gambar 3.3.12 Axonometri GOR Bulungan Sumber: Dokumentasi pribadi
III.3.2 Gymnasium UI Gymnasium UI dipilih sebagai salah satu studi kasus karena Gymnasium UI merupakan satu-satunya gedung olahraga ‘berskala UI’ yang dapat digunakan seluruh warga UI baik untuk kegiatan latihan rutin ataupun event-event olahraga yang lebih besar seperti Olimpiade UI. Dengan tersedianya sarana olahraga seperti ini diharapkan kinerja warga UI dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, karena mereka dapat menjaga kesehatan dan keseimbangan jasmani dan rohani. Sudah sepatutnya bangunan dengan status seperti ini dapat memberikan kenyamanan bagi seluruh penggunanya. Berikut adalah data-data teknis Gymnasium UI: Lokasi
: Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat
Luas bangunan
: + 1.714 m2
Batas-batas
: Utara Æ Pepohonan perdu, pepohonan besar Timur Æ Lapangan parkir kerikil Selatan Æ Pepohonan besar, semak-semak
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
48
Barat
Æ Pepohonan besar
Atap
: Zincalume
Dinding
: Bata plester finish cat, bata ekspose
Jendela
: Projected sash, mati
Pintu
: Single swing, double swing
Lapangan
: Parquete kayu
Orientasi bukaan
: Segala arah
Prosentase bukaan
: + 41%
Volume ruang utama : + 18.875 m3 Kapasitas penonton
: + 400 orang
Vol / pengguna ruang : 47,2 m3/org Cabang olahraga
: Futsal, basket, badminton, voli, taekwondo
Gambar 3.3.13 Blok Plan Gym UI Sumber: www.wikimapia.com
Gambar 3.3.14 Tampak timur
Gambar 3.3.15 Batas utara
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
49
Gambar 3.3.16 Kondisi umum
Gambar 3.3.18 Batas barat
Gambar 3.3.21 Denah lantai
Gambar 3.3.17 Tribun, bukaan, dan jendela
Gambar 3.3.19 Batas selatan
Gambar 3.3.20 Konstruksi atap
Gambar 3.3.21 Denah tribun
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
50
Gambar 3.3.22 Potongan 01
Gambar 3.3.23 Potongan 02
Gambar 3.3.24 Axonometri Gym Sumber: Dokumentasi pribadi
Kenyamanan termis gedung..., Baskoro Laksitoadi, FT UI, 2008
51