BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi Massa II.I.I. Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan oleh media massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film. Everest M. Rogers, berpendapat bahwa selain media massa modern, ada media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain (Effendy, 2005 :50). Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada pada batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi ”dikendalikan” untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari lapisan sosial dan kelompok yang demografis. Meskipun demikian, dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka. Menggaris bawahi kenyaataan bahwa komunikasi massa mengandung aspekaspek unik yang menurut kecenderungan bersifat sosialis dari psikologis, yang lebih normatif dari pada teori yang berkenaan dengan mikro proses komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan masyarakat secara keseluruhan, maka komunikasi massa pun amat dipengaruhi oleh budaya dan peristiwa sejarah. II.I.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, melainkan kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakuan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Didalam sebuah sistem ada interpedensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan dan berinteraksi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu sama lain unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) itu dipengaruhi oleh komponen-komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen itu dipengaruhi oleh kesatuannya. dengan demikian, dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa itu ada beberapa unsur yang membuat sesuatu itu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sedang antara unsur dalam lembaga itu ada kerjasama satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur itu saling melengkapi, bekerjasama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu itu dikatakan sebagai lembaga. Didalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang
per orang seperti seorang
Universitas Sumatera Utara
wartawan misalnya. Wartawan
adalah salah satu bagian dari sebuah lembaga.
Wartawan adalah salah satu bagian dari sebuah lembaga. Wartawan sendiri bukan seorang komunikator dalam komunikasi massa, ia adalah seorang yang sudah dilembagakan (institusionalised person). Artinya berbagai sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut. Komunikator dalam komunikasi massa itu lembaga disebabkan elemen utama komunikasi massa utama itu adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain misalnya komunikasi antar pribadi. Orang terlibat dalam komunikasi ini punya inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan tertentu seperti yang diisyaratkan dalam komunikasi massa. Dengan demikian komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidanya punya ciri sebagai berikut : 1. Kumpulan individu-individu. 2. Dalam komunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa. 3. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat. 4. Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. II.I.3. Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto, 2007:7) : a). Komunikator Terlembagakan Menurut Wright, komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikator lainnya adalah lembaga media massa. Lembaga ini menyerupai sebuah sistem. Sistem adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, meyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Universitas Sumatera Utara
b). Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Dengan kata lain, pesanpesannya ditujukan pada khalayak yang plural. c). Komunikasinya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. d). Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Efendy mengartikan keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. e). Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Bersifat satu arah merupakan kelemahan komunikasi massa. Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan media massa. Karena menggunakan media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan juga aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog lebih mendalam. Maka pada komunikasi massa tidak terjadi pengendalian arus informasi. g). Stimulasi Alat Indera ”Terbatas” Alat indera yang terbatas juga merupakan kekurangan dari komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya mendengar dan pada media televisi, film dan internet khalayak menggunakan indera pengelihatan dan pendengaran.
Universitas Sumatera Utara
h). Umpan Balik Tertunda (delayed) Komponen umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Tidak seperti komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, feedback dalam komunikasi massa dapat langsung diketahui. II.1.4. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa awalnya dicetuskan oleh Harold D Laswell pada tahun 1984. Tokoh ilmu komunikasi yang mendalami komunikasi politik ini menyebutkan, fungsi komunikasi massa secara umum adalah untuk pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan penyebaran warisan sosial (Effendy, 2005:28). Kemudian Sean MacBridge berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa yaitu informasi, sosialis, motivasi perdebatan, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan dan integrasi. Setelah itu Yoseph R Dominick (dalam Effendy, 2005:29) mempertegas fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu : a. Surveillance (pengawasan), terdiri dari : - Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu fungsi yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang sesuatu yang berupa ancaman. - Instrumental surveillance (pengawasan instrumental), yaitu penyebaran / penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. b. Interpretation (interpretasi) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok.
Universitas Sumatera Utara
c. Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Maka kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan kembali oleh media. d. Sosialisasi Fungsi sosialisasi mengacu pada acara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran khalayak dan memperlihatkan bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. e. Entertainment (hiburan) Sulit dibantah bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
II.1.5. Efek Komunikasi Massa Efek dalam komunikasi merupakan hasil yang dicapai dari sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Steven M. Chaffe (dalam Ardianto, 2004:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan behavioral.
Universitas Sumatera Utara
A). Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media massa itu sendiri. terdiri dari : 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. 2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya. 3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut. B). Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak terdiri dari: 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sikapnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut Mc Luhan (Ardianto, 2007:52), media massa adalah perpanjangan alat indera manusia. Dengan media massa, khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang telah diseleksi. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif maka media massa akan mempengaruhi citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. Oleh karena itu muncullah apa yang disebut streotip yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah dan seringkali timpang dan tidak sepenuhnya benar. Efek prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat
Universitas Sumatera Utara
yang dikehendaki oleh masyarakat. Banyak orang yang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang suatu bidang yang diminatinya dari berita dan opini yang ditampilkan dalam media massa, sehingga media massa itu menjadi sumber informasi dan rujukan bagi pembaca. 2. Efek Afektif Efek afektif kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu sedih, gembira, marah dan sebagainya. Dengan kata lain efek afektif menekankan pada aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan yang dapat diamati. Efek behavioral tidak sama pada setiap orang. Belajar dari media massa tidak tergantung hanya pada unsur stimulus yang ada pada media massa saja. Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya. II.2. Media Massa II.2.1. Pengertian Media Massa Dalam komunikasi massa, media massa merupakan alat atau sarana dalam pentransferan informasi. Dijelaskan pula bahwa media massa digunakan untuk menunjukkan penerapan suatu alat teknis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa. Dari pengertian tersebut media massa juga diartikan sebagai sarana penyampaian pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya surat kabar. Secara umum media massa berfungsi sebagai alat yang bertujuan menyalurkan pesan kepada khalayak sehingga tampaklah bahwa media massa diperuntukkan untuk massa. Melalui media massa berbagai rangkaian peristiwa di masyarakat disajikan. Pada akhirnya peran yang dilakukan media massa baik sebagai toko informasi maupun institusi dengan demikian memiliki hubungan erat dengan kebutuhan manusia.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu kebutuhan manusia yang paling esensi, baik individu maupun masyarakat adalah kebutuhan untuk merancang
dan mendapatkan informasi.
Melalui informasi dapat menambah pemgetahuan dan memperluas cakrawala pemikiran. Dalam hubungan seperti ini, media massa dapat dikatakan sebagai sumber dominan dalam penyebaran informasi karena dapat menjangkau khalayak secara luas dan banyak. II.2.2. Fungsi Media Massa Berbicara komunikasi massa, langsung dapat diidentifikasikan dengan media massa. Dimana media massa betujuan untuk memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi. Tujuan lain dari media massa adalah sebagai berikut : 1. Informasi
Menyediakan informasi dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
Menunjukkan hubungan kekuasaan.
Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan korelasi.
2. Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dan peristiwa dan informasi.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
Melakukan sosialisasi.
Membentuk kesepakatan.
Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
Universitas Sumatera Utara
3. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan yang khusus serta perkembangan budaya baru.
Meningkatkan serta mengembangkan budaya baru.
4. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi
Meredakan ketegangan sosial.
5. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan kadang-kadang dalam bidang agama (Mc Quail, 1994:70)
II.3. Motif Penggunaan Media Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2007:81).
Ada beberapa motif individu dalam menggunakan media yaitu : 1. Kebutuhan Kognitif Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini timbul
Universitas Sumatera Utara
karena adanya dorongan-dorongan seperti rasa ingin tahu dan penjelajahan pada diri sendiri. 2. Kebutuhan Afektif Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha memperkuat pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan pada diri sendiri. 3. Kebutuhan Integrasi Sosial Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. 4. Kebutuhan Akan Pelarian Yaitu berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan, masalah dan kebutuhan pribadi. 5. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif Yaitu berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual yang diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kelima motif tersebut yang menjadikan khalayak aktif dalam memilih atau menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan motif akan mempengaruhi perbedaan pola khalayak dalam menggunakan media. II.3.1. Kepuasan Kepuasan berasal dari kata ”puas”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) puas dapat diartikan sebagai perasaan senang karena hasrat hatinya sudah terpenuhi. Kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman khayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media, khalayak merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan khalayak terlampaui. Kepuasan khalayak terhadap suatu program acara televisi tergantung dari kualitas acara itu sendiri. Khalayak akan merasa puas terhadap televisi yang
Universitas Sumatera Utara
menayangkan program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Kualitas acara itu baik jika khalayak paham, mengerti akan pesan yang disampaikan. Hal ini terjadi karena khalayak sangat selektif dalam memilih program acara yang dapat memberikan ia kepuasan yakni penerimaan pesan berupa informasi yang ia inginkan. Jadi ketika suatu program acara tidak memberikan kepuasan yang diinginkan khalayak, maka ia akan mencari dari media lain. Umumnya hasil yang diperoleh seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkannya maka akan timbul rasa puas. Demikian juga jika acara berita televisi bisa memberikan informasi yang sangat dibutuhkan khalayak maka akan menimbulkan efek kepuasan dikalangan penontonnya. II.3.2. Sikap Manusia Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling penting banyak didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar tetapi ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons (Aswar, 2000). Dari definisi kita dapat menyimpulkan beberapa hal, pertama sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (dalam Azwar, 2000:286).
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, sikap relatif menetap. Berbagai studi menunjukkan bahwa sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif. Sehingga Bem memberikan definisi sederhana :”Attitudes are like and dislike”. Kelima, sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil dari belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah (Rakhmat:2004:39). Pengertian sikap telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Dalam Azwar (2002) definisi-definisi sikap adalah sebagai berikut : a). Kimbal Young (1945) Menyatakan sikap merupakan suatu presdiposisi mental untuk melakukan suatu tindakan. b). Sherif (1956) Menyatakan bahwa sikap menentukan keikhlasan perilaku dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. c). Thurstone Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu tingkah efek, baik itu bersifat positif maupun aspek-aspek psikologis. II.4. Uraian Mengenai Televisi II.4.1. Sejarah Televisi Televisi merupakan media massa elektronik yang diciptakan manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip radio karena televisi lahir sesudah radio. Istilah televisi terdiri dari dua kata yakni ”tele” dan ”visi”, tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prnsip radio, sedangkan penglihatan diwujudkan dengan kamera sehingga menjadi gambar baik dalam bentuk gambar hidup, bergerak maupun diam (still picture). Kemajuan yang pesat dalam pertelevisian telah mencapai taraf yang begitu memuaskan bagi manusia seperti sekarang adalah berkat ditemukannya alat yang
Universitas Sumatera Utara
disebut iconoscope (”icon” berarti gambar, ”scopein” berarti melihat) oleh Dr.Vladimir K. Zwarklyin dari Rusia pada tahun 1920. Iconoscope merupakan alat semacam pistol listrik yang digunakan untuk melakukan peradapan terhadap gambar dari suatu objek yang diambil lensa kamera. Segaris demi segaris namun cepat sehingga bagi orang yang melihatnya bagaikan gambar yang berkesinambungan. Iconoscope yang berupa lampu terdapat didalam kamera elektronik yang fungsinya mengubah gambar menjadi getaran listrik, kemudian ditransmisikan setelah ditangkap oleh pesawat penerima. Dalam pesawat penerima proses perubahan getaran listrik menjadi gambar yang sama dengan yang diambil kamera dengan alat yang dinamakan kenescipe. Dengan bantuan alat tersebut maka muncullah gambar-gambar dari objek yang diambil kamera. II.4.2. Sejarah Televisi di Indonesia Media televisi di Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan televisi pertama di Indonesia yang mengudara pada tanggal 19 Agustus 1962 dengan studionya yang sederhana di kompleks Senayan Jakarta. Dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang dan negara-negara yang lain di Eropa, Indonesia termasuk negara yang relatif baru dalam bidang televisi. Tetapi bila dibandingkan dengan beberapa negara Asia, seperti Malaysia dan Singapura, Indonesia sudah terlebih dahulu (Effendy,2005:190).
Universitas Sumatera Utara
Sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1978, TVRI mengembangkan diri dengan mendapat tambahan lima buah stasiun penyiaran dan 77 buah pemancar dan 11 stasiun penghubung. Dipenghujung tahun 1980 tercatat 9 stasiun penyiaran yang dimiliki TVRI dengan dilengkapi 124 stasiun pemancar dan stasiun penghubung (Effendy,2005:191). Pada tanggal 18 Agustus 1988 hadir dalam dunia pertelevisian di Indonesia sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh pihak swasta yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemudian kehadiran RCTI disusul lahirnya Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) pada tanggal 18 Agustus 1990. Siaran yang dikelola dan dipancarkan oleh kedua stasiun televisi swasta ini pada waktu ini belum dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dan hanya ditayangkan di Jakarta dan sekitarnya. Pada awal tahun 1991 hadir pula stasiun televisi swasta lain dengan mengmbil tema pendidikan yaitu televisi pendidikan Indonesia. Pada awal berdirinya stasiun televisi ini mengudara secara nasional dan dapat diterima oleh seluruh wilayah Indonesia. Siaran secara nasional ini hanya berlangsung pada pagi hingga siang hari. Dengan kehadiran TVRI, RCTI, SCTV dan TPI, televisi banyak mengalami perbaikan dan kemajuan, baik dalam mutu siaran maupun waktu penayangan. Kemudian untuk lebih meningkatkan mutu siarannya maka pada pertengahan tahun 1993, RCTI mengudara secara nasional dan membangun transmisi di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Medan, Batam dan lain-lain. Kemudian stasiun televisi bertambah lagi dengan kehadiran ANTV, Indosiar, Trans TV, TV One, Trans 7, Metro TV, serta MNC TV yang dahulu bernama TPI. Sehingga sampai saat ini telah ada 11 stasiun televisi yang mengudara secara nasional.
Universitas Sumatera Utara
II.4.3. Daya Tarik Televisi Televisi mempunyai daya tarik yang kuat dibanding media massa lainnya, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsut kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi rasio, juga melebihi film bioskop sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman. Pesawat televisi juga dapat menghidangkan selain film juga program menarik lainnya (Effendy, 2005:177).
II.5. Berita Berita ialah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi (effect) orang banyak yang mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera yang mengikutinya (Robert tyell). Ada beberapa ungkapan yang sering digunakan untuk merumuskan apa yang disebut sebagai berita. Salah satu yang sangat terkenal adalah apa yang ditemukan oleh Jhon B. Bogart, kepala desk kota koran New York sun. Hampir seabad yang lalu Bogart menemukan kata-kata yang sering di kutip dari barbagai kesempatan pembahasan mengenai berita yaitu : ”When a dog bites a man, that's not news. But when a man bites a dog that is news” (“Jika ada anjing menggigit orang, itu bukan berita. Namun kalau ada orang menggigit anjing, itu baru berita”). Dalam bahasa inggris berita itu disebut news, yang dapat diartikan sebagai cerita tentang peristiwa yang datang dari empat penjuru mata angin yaitu : North (Utara), East (Timur), West (Barat), South (Selatan).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Robinson dan Levy 1986 (dalam Idris 1987:150), menyatakan bahwa berita itu efektif karena kompetisi antar sumber berita pun semakin tajam. Kebanyakan bukti diperoleh dari hasil eksperimen dan survei yang menyangkut pengetahuan tentang berita yang menunjukkan rendahnya daya ingat dan pemahaman serta dari hasil penelitian pengetahuan masyarakat menyangkut peristiwa dan masalah yang terkandung dalam berita. Efek yang ditimbulkan berita adalah berupa tambahan pengetahuan informasi faktual jangka waktu pendek, juga pembentukan cara pandang terhadap gambaran dunia dan masyarakat yang berjangka waktu panjang serta kerangka berfikir untuk menafsirkan berbagai peristiwa. Berita memiliki kecenderungan yang normatif dan dirancang untuk didayagunakan untuk membentuk dan menunjang nilai-nilai dan pandangan-pandangan tertentu. Mekanisme efek yang ditimbulkan dari berita adalah hal yang mendorong orang untuk memetik pelajaran dari berita (kemampuannya untuk memberikan informasi) ialah imbalan personal yang muncul karena adanya kepuasan setelah mengetahui informasi menarik dan bermanfaat juga karena adanya kemampuan sumber berita. Imbalan tersebut dapat berwujud meningkatnya partisipasi sosial dan kemungkinan menurunnya rasa ketidakpastian. Beberapa hal lain yang dikaitkan dengan efek berita dapat disebut sebagai berikut : suplai yang cukup, kemampuan berkomunikasi, hubungan antar pribadi yang mendukung perolehan pengetahuan, keterlibatan dalam pembicaraan menyangkut masalah kemasyarakatan. Berita dapat dibagi menjadi beberapa macam tergantung dari segi melihatnya, seperti : 1. Sifat kejadian. 2. Cakupan isi berita.
Universitas Sumatera Utara
3. Bentuk penyajian berita (terbagi 2 yaitu berita langsung dan berita komprehensif).
Berita langsung biasanya ditulis dengan gaya piramida terbalik dimana semua yang dianggap penting diletakkan pada lead atau intro (Idris 1987:140).
Piramida terbalik Piramida terbalik diperlukan agar khalayak yang biasanya selalu sibuk bekerja tetap bisa mengetahui peristiwa yang terjadi. Gaya piramida terbalik juga memudahkan para redaktur, produser atau penyunting untuk mendorong bagian berita yang kurang penting terletak dibagian bawah. II.5.1. Unsur-unsur Berita Ada sejumlah unsur penting yang umunya ada pada sebuah berita, seperti yang akan kita telaah berikut ini (Wibowo, 1997:95) : 1. Baru, kebaruan adalah unsur penting dalam sebuah berita. Karena iu berita dalam bahasa Inggris disebut dengan news (berawal dari kata new yaitu baru). 2. Penting, unsur penting biasanya dimiliki oleh sebuah kejadian atau keadaan yang bernilai berita. Penting bisa dikaitkan dengan orang yang menyampaikan pernyataan, misalnya sebuah kebijakan baru yang di umumkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono biasanya akan menjadi topik yang hangat dan dibicarakan oleh media massa dinegeri ini. 3. Relevan, relevan disini maksudnya adalah pemirsa merasa mendapatkan sesuatu yang berharga dari berita tersebut sehingga mereka bisa memiliki pemahaman mengenai hal yang diberitakan dan tahu bagaimana menyikapinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengandung kebenaran, unsur penting lainnya yang harus dimiliki oleh sebuah berita adalah unsur kebenaran. Artinya berita tersebut merupakan sebuah kejadian yang faktual, sesuatu yang betul-betul terjadi dan bukan fiksi, khalayan atau rekayasa dari si pembuat berita. Permintaan akan berita berasal dari berbagai tempat yang terbesar. Permintaan tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan pasti. Berita biasanya diberikan oleh pengirim tanpa tujuan apa-apa kecuali untuk memenuhi permintaan itu. Namun berita bisa saja berupa propaganda, informasi salah dan informasi yang menyimpang (distorsi) atau berita yang tidak informatif. Berita terdiri dari : 1. Gambar Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gmabar itulah yang menjadi kekuatan berita televisi karena gambar itu berbicara bahkan kadang lebih berbicara dari pada naskah atau audio. Tetapi gambar berita televisi harus memiliki sejumlah unsur agar menjadi lebih menarik yakni: a. Aktualitas Gambar televisi harus mengandung unsur aktual, maksudnya gambar yang ditampilkan dalam berita harus aktual atau paling baru, kalau bisa gambar yang belum pernah ditayangkan oleh stasiun-stasiun televisi lain. b. Sinkronisasi Gambar berita televisi harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambar. c. Simbolis Gambar simbolis bukan berarti gambar yang sesungguhnya tetapi hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan. Ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya sulit didapat. Sedangkan kalau berita itu sangat penting maka harus diusahakan untuk tayang walaupun gambar yang sinkron dan aktual tidak tersedia.
Universitas Sumatera Utara
d. Ilustrasi Ilustrasi ialah gambar yang dibuat atau reayasa berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambarnya yang aktual, sinkron dan simbolis tidak tersedia. Ilustrasi itu bisa berupa gambar hidup, animasi atau grafik. e. Dokumentasi Dokumentasi gambar adakalanya diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting sementara tidak tersedia gambarnya yang yang aktual, sinkron dan simbolis. Dokumentasi gambar berita televisi ada beberapa macam seperti : dokumentasi peristiwa, dokumen simbolis, dokumentasi foto dan dokumentasi profil. f. Estetika Gambar berita televisi harus bersifat estetis supaya enak dipandang mata. Estetika itu meliputi komposisi, fokus dan warna, tetapi estetika gambar berita tidak mutlak. Dalam kondisi darurat unsur estetika dapat diabaikan.
2. Naskah Naskah berita televisi sebagaimana berita pada umumnya juga harus memenuhi unsur berita 5W+1H (What, Who, Where, When, Why dan How). Dilihat dari bentuk penyajiannya naskah berita televisi terbagi dua (Idris, 1987) yaitu :
Naskah reading adalah berita yang seluruh isinya mulai dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter.
Voice over ialah naskah berita yang leadnyadibaca presenter sedangkan tubuhnya di dubbling yaitu dibaca dengan direkam oleh orang lain, biasanya reporter atau siapapun yang suaranya cukup baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Audio / Suara Audio tidak kalah pentingnya dibanding dengan naskah dan gambarnya namun jika tidak ada bunyi maka bisa jadi berita tersebut tidak jelas maksudnya. Ada dua unsur audio dalam berita televisi yaitu :
Atmosfir adalah suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya diberitakan. Suatu atmosfir sangat penting menyertai suatu gambar karena tanpa atmosfir sebuah gambar akan kehilangan rohnya.
Narasi Audio adalah suatu operator, baik berdasarkan naskah dan suara sumber yang diwawancarai. Naskah ini sangat penting sebab kalau wartawan melaporkan suatu berita dengan susunan kata yang tidak jelas atau kacau maka beritanya akan kabur.
II.6. Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De fleur yaitu berangkat dari asumsi bahwa setiap orang dapat memfragmasikan stimulus yang diterima dan dibentuk . Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus
khusus
sehingga
seseorang
dapat
mengharapkan
dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus,S), komunikan (Organism,O) dan efek (response, R) (Effendy, 2005:254-255): a) Pesan (stimulus,S), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah isi berita tentang bencana alam dan pesan-pesan yang disampaikan oleh stasiun TV One. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. b) Komunikan (Organism, O), yang menjadi sasaran penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Sitirejo III Kecamatan Medan Amplas. c) Efek (Respone, R), berupa tingkat respon masyarakat kelurahan Sitirejo III Kecamatan Medan Amplas sebagai yang ditujukan terhadap perangsang yang bersifat kontroversif. Hovland beranggapan bahwa proses dari perubahan sikap adalah sama dengan proses belajar. Dalam mempelajari yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
Gambar 3 Model S-O-R Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Stimulus
Organism : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
Response (Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa respon ataupun perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada organisme dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila organism memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya sampai pada proses organisme tersebut memikirkannya hingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Adapun respon yang ditimbulkan stimulus berupa perubahan sikap melalui tahap-tahap berikut : 4. Tahap Kognitif. Yaitu meliputi ingatan terhadap pesan, pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Dalam hal ini dibahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. 5. Tahap Afektif. Meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba. Dalam hal ini khlayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lainya. 6. Tahap Behavioral Yaitu perubahan sikap terhadap pesan. Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat orang menjadi beringas.
Universitas Sumatera Utara
Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan menerima (Efendy, 2005 ; 254-255).
Universitas Sumatera Utara