BAB II URAIAN TEORITIS II.1.
Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi antara manusia yang satu dengan lainnya. Dengan adanya komunikasi, maka terciptalah sebuah kehidupan yang saling melengkapi satu sama lain. Istilah komunikasi merupakan terjemahan yang diambil dari bahasa Inggris “communication” yang berasal dari bahasa latin”communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang berarti “sama”, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orangorang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan oranglain kepadanya, maka komunikasi itu dapat berlangsung dan sebaliknya. Laswell mendefinisikan komunikasi yakni “siapa” mengatakan “apa” melalui “saluran apa” kepada “siapa” dengan “efek apa” (Who says What in which Channel to Whom with What Effect) (Liliweri, 1991:6). Komponen-komponen tersebut adalah; a. Who (siapa) : komunikator : orang yang menyampaikan pesan. b. Says What(mengatakan apa) : pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang.
Universitas Sumatera Utara
c. In Which Channel (saluran) : media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. d. To Whom (kepada siapa) : komunikan : orang yang menerima pesan e. With What Effect (dampak) : efek : dampak atau hasil yang merupakan pengaruh dari proses komunikasi. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut Effendy (1986:5) mendefenisikan komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Menurut D. Lawrence (dalam Cangara, 2006:19) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan melalui saluran atau media tertentu dengan maksud untuk mengubah perilaku komunikan sesuai dengan keinginan komunikator. II.2.
Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam mengubah prilaku seseorang, hal ini disebabkan karena dalam prosesnya ada arus balik langsung, sehingga komunikator dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan berhasil atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang yang berlangsung secara berhadapan (muka) langsung satu sama lain (face to face) atau bisa juga melalui media seperti telepon. Rogers
mengemukakan
komunikasi
antar
pribadi
merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi dan De Vito memberikan mendefinisikan sebagai pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung, sedangkan Effendy berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan (Liliweri, 1991:12 dan13). Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negative, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia tidak dapat member kesempatan kepada komunikasi untuk bertanya seluas-luasnya. Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat dilihat ciri-ciri dari komunikasi antar pribadi sebagai berikut: a. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan dan sambil lalu. b. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. c. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan diantara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas. d. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja. e. Komunikasi antar pribadi sering kali berlangsung berbalas-balasan.
Universitas Sumatera Utara
f. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan. g. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil. h. Komunikasi
antar
pribadi
menggunakan
lambang-lambang
bermakna. (Liliweri, 1991:14). Dalam setiap komunikasi, pesan merupakan hal utama yang ingin disampaikan komunikator kepada komunikan, begitu pula dengan komunikasi antar pribadi. Pesan sendiri terdiri atas sekumpulan lambanglambang. Lambang-lambang itu merupakan kata-kata verbal dan non verbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang memakai symbol, isyarat, sentuhan, perasaan dan penciuman dalam proses teerjadinya komunikasi. Oleh sebab itu, maka suatu pesan harus dipersiapkan yang berarti jika hendak ditulis atau diucapkan harus benar- benar disusun dengan memperhatikan beberapa faktor penting. Effendi mengemukakan faktorfaktor tersebut sebagai berikut: a. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehinggadapat menarik perhatian komunikan. b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
Universitas Sumatera Utara
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Liliweri, 1991:20). II. 3. Teori AIDDA Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Tahapan tersebut mengandung pengertian bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan konsep diri siswa/i yang berpengaruh
dalam
prestasi
belajar
hendaknya
dimulai
sengan
membangkitkan perhatian, dimana dalam hal ini, seorang guru harus mengetahui cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa agar siswa memiliki minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan guru sehingga akan timbul keinginan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan tersebut. (Effendy, 1986:31) Teori AIDDA merupakan suatu poses psikologi pada diri komunikan. Berdasarkan formula AIDDA ini, komunikasi persuasive didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan (appearance) ketika menghadapai komunikan. Apabila ditinjau
Universitas Sumatera Utara
dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 1986:52) yaitu: a. Cognitive:
Pesan
yangdisampaikan
ditujukan
pada
pikiran
komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan Attention dalam Teori AIDDA. b. Afektif: Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan tergerak hatinya hingga timbul perasaan tertentu seperti minat yang muncul akibat adanya perhatian. c. Behavioral: Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini sudah bisa mulai dilihat pada proses pengambuilan keputusan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antar pribadi dalam membentuk konsep diri siswa/i yang berpengaruh dalam prestasi belajar dan bagaimana hasil yang diperoleh jika komunikasi antar pribadi tersebut berhasil. II.4.
Teori Jendela Johari Teori Jendela Johari atau yang sering disebut tori “Johari Window” diperkenalkan pertama kali oleh Joseph Luft pada tahun 1969. Teori ini merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi.
Universitas Sumatera Utara
Adapun gambar dari Jendela Johari adalah sebagai berikut:
Diketahui sendiri Diketahui orang lain
Tidak diketahui sendiri
1.Terbuka
2.Buta
3.Tersembunyi
4.Tidak Dikenal
Tidak diketahui orang lain
Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa kalau setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya saat berhubungan dengan orang kain. Bingkai 1 atau “bingkai terbuka” menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain dan paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi.
Keterbukaan itu disebabkan dua pihak (saya dan orang lain)
sama-sama mengetahui informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan dan lain-lain. Apabila bingkai 1 diperbesar, maka individu yang termasuk kedalam nya adalah individu ideal, yakni individu yang selalu terbuka dengan orang lain. Bingkai 2 atau “bidang buta” merupakan orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Apabila bingkai 2 diperbesar, maka
Universitas Sumatera Utara
individu yang termasuk kedalamnya adalah individu yang terlalu menonjolkan diri, namun buta terhadap dirinya sendiri. Bingkai 3 atau “bidang tersembunyi” menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sebdiri namun tidak diketahui orang lain. Apabila bingkai 3 diperbesar, maka individu yang termasuk kedalamnya adalah individu yang suka menyendiri, sifatnya seperti penyu. Bingkai 4 atau “bidang tidak dikenal” menunjukkan berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain. Apabila bingkai 4 diperbesar, maka individu yang termasuk kedalamnya adalah individu yang tahu banyak tentang orang lain tetapi dia menutup dirinya. (Liliweri, 1991:49) Jendela Johari mendorong adanya keterbukaan, namun keterbukaan tersebut perlu mempertimbangkan kembali apakah keterbukaan tersebut akan menghasilkan efek yang positif dalam hubungan antar pribadi. Dalam penelitian ini, peneliti hendak mengetahui komunikasi antar pribadi yang terjadi antara guru dengan siswa/ siswi termasuk kedalam bidang Jendela Johari 1,2,3,atau 4. II.5.
Konsep diri siswa/siswi Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melaui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan berharga. b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya. William H. Fitss (Agustiani, 2006:138) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri juga berpengaruh kuat dalam tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, maka akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut karena merupakan sebuah penilaian. Namun, dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negative. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri negative dan konsep diri positif seperti yang diungkapkan oleh William D. Brooks. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah: 1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. 2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. 3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat. 5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk
mengintrospeksi
dirinya
sendiri
sebelum
menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negative memiliki ciri: 1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru. 2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpurapura
menghindari
pujian,
ia
tidak
dapat
menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi
Universitas Sumatera Utara
3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain. 4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga
tidak
dapat
melahirkan
kehangatan
dan
keakraban
persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan). 5. Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. II.6.
Pengertian Pendidikan a. Pendidikan Pendidikan menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sysem Pendidikan Nasional Indonesia Bab I pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan agar peserta didik tersebut berperan dalam kehidupan masa depannya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kamus Oxford (1995:369) pendidikan adalah sebuah proses membimbing dan mengajar anak-anak disekolah, memberikan ilmu pengetahuan dan pengembangan kemampuan. Berdasarkan pengertian tersebut, komponen utama yang harus ada dalam pendidikan adalah guru dan siswa sehingga pendidikan tersebutdapat berjalan. b. Guru Guru dalam kamus Oxford (1995:1225) adalah” a person who teaches” yang berarti seorang pengajar. Guru merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam mendidik siswa/siswi yang berkualitas. Memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku siswa. Dapat menempatkan diri dalam dalam situasi siswa serta melihat segala sesuatu dari sudut pandang mereka sehingga para siswa akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya. Perbuatannya akan menjadi contoh bagi siswa/siswinya, oleh sebab itu diharapkan guru dapat menjadi pembimbing dan membantu para siswa ketika mereka sedang berada disekolah atau pun diluar sekolah, seperti dengan memberikan nasehat bagaimana untuk berperilaku yang baik dan sesuai dengan norma yang ada. c. Siswa/siswi Siswa/siswi merupakan anak-anak yang belajar disekolah baik pada tingkat SD (Sekolah Dasar), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Keberadaan mereka merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya sebuah pendidikan. Setiap
Universitas Sumatera Utara
siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda namun memiliki satu tujuan ketika mereka datang ke sekolah yaitu belajar. Diharapkan dengan adanya pembelajaran yang mereka peroleh dari sekolah dapat menjadikan mereka manusia yang berkualitas saat mereka dewasa dan dapat menjadi penerus bangsa. d. Prestasi belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh siswa/siswi karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Dengan adanya prestasi belajar, diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk bersaing secara sehat untuk menjadi yang terbaik. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan UAN dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara