6
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Husnan (2009:3) didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau skuritas) jangka panjang yang bisa diperjaul belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat untuk perdagangan sahamsaham, obligasi-obligasi dan surat berharga lainnya yang didalamnya terdapat perdagangan-perdagangan efek. Pasar modal dapat menjadi tempat menghimpun dana selain perbankan. 2. Tipe-tipe pasar modal Terdapat empat tipe pasar modal yaitu: “pasar primer, pasar skunder, pasar ketiga, pasar keempat”, berikut keterangan lebih lanjut: a.
Pasar pertama (perdana)
Merupakan tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi kemasyarakat umum. b.
Pasar kedua (sekunder)
Tempat atau sarana transakasi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek.
7
c.
Pasar ketiga
Adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. d.
Pasar keempat
Adalah sarana transaksi jual-beli efek antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan oleh para investor besar dan juga dalam jumlah besar, untuk menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan dipasar skunder. 3. Peranan, Fungsi dan Manfaat Pasar Modal a.
Peranan pasar modal
Peranan pasar modal menurut Jogiyanto (2003:11) adalah sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. b.
Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal menurut Suhartono (2009:6) pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana (lender) kepihak-pihak yang membutuhkan dana (borrower).
8
c.
Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal menurut Husnan (2001:4) 1) Bagi perusahaan Pasar modal berfungasi sebai tempat untuk menjual saham dan surat berharga guna mendapatkan tambahan modal jangka panjang. 2) Bagi investor Pasar modal berfungsi sebai tempat untuk memperoleh dividen dan capital gain. d.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal
Menurut Husnan (2009:8) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain: 1) Supply Skuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan skuritas dipasar modal. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1) apakah terdapat jumlah perusahaan yang cukup banyak disuatu negra yang memerlukan dana yang bias diinvestasikan dengan menguntungkan?, Dan (2) apakah mereka bersedia memenuhi
persyartan
full
disclosure
perusahaan) yang dituntut oleh pasar modal?
(artinya
mengungkapkan
kondisi
9
2) Demand Akan Skuritas Faktor yang berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli skuritas-skuritas ditawarkan. Calon-calon pembeli skuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non-keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka suatu Negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan skuritas. 3) Kondisi Politik Dan Ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan skuritas. Kondis politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan skuritas. 4) Masalah Hukum Dan Peraturan Pembeli skuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaaan yang menerbitkan skuritas. Kebenaran informasi, karena itu, menjadi sangat penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dan informasi yang tidak dan benar menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. Justru pada aspek inilah sering Negara-negara dunia ketiga lemah.
10
5) Keberadaan Lembaga Yang Mengatur Dan Mengawasi Kegiatan Pasar Modal Dan Berbagai Lembaga Memungkinkan Dilakukan Transaksi Secara Efisien. Kegiatan dipasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinnya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih resiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi harus dapat dilakukan dengan cara efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi. 2.1.2 Investasi 1. Pengertian Investasi Pengertian sederhana investasi menurut Suhartono dan Qudsi (2009:27) menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh dan tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Ada dua kategori investasi yang selama ini dikenal menurut Suhartono dan Qudsi (2009:28), yaitu: a) Real Assets (asset riil), yakni: investasi yang dilakukan pada aktiva yang berwujud seperti gedung, kendaraan, mesin dan sebagainya. b) Financial Assets (asset keuangan), yakni: investasi yang dilakukan pada dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemiliknya terhadap aset riil pihak yang menerbitkan dukumen tersebut.
11
2
Tujuan Investasi Pada dasarnya tujuan melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya terlalu sederhana, sehingga tujuan investor yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan dimasa yang akan datang (Tandelilin 2010:8). 3
Proses Investasi Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya dalam skuritas; yaitu
skuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut dilakukan (Husnan 2005:47) Untuk menetukan keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. a)
Menetukan Kebijakan Investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak
investasi tersebut akan dilaksanakan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Pemodal harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
12
b)
Analisis Skuritas Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok)
skuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis skuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada skuritas yang mispriced (harga salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analis dapat mendeteksi skuritas-skuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis yang dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua adalah mereka yang berpendapat bahwa harga skuritas adalah wajar. Kalaupun ada skuritas yang mispriced, analisis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnaya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Keuntungan yang didapat oleh pemodal, sesuai dengan pendapat ini, adalah sesuai dengan resiko yang mereka tanggung. c)
Pembentukan Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. d)
Melakukan Revisi Portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tahap sebelumnya, dengan
maksud, kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika portofolio sekarang dianggap tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka dapat melakukan perubahan terhadap skuritas-skuritas yang membentuk portofolio tersebut.
13
e)
Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance)
portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diharapkan maupun risiko yang ditanggung. 4
Jenis Investasi Saham
Jenis investasi saham menurut Jogiyanto (2003:7) dibedakan menjadi dua: a.
Investasi langsung (Direct Investing) Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat dipejualbelikan dipasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau dipasar turunan (derivative market) investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak diperjualbelikan. Aktiva yang tidak dapat diperjualbelikan biasanya tidak dapat diperoleh melalui bank komersial yaitu berupa tabungan dibank atau sertifikat deposito. b.
Investasi tidak langsung (Undirect Investing) Investasi tidak langsung dapat dilakukan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan layanan keuangan dengan menjual sahamnya ke publik dengan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam portofolionya.
14
2.1.3 Saham 1.
Pengertian Saham Pengertian saham menurut Suhartono dan Qudsi (2009:40) adalah tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: a. Saham biasa (common stock): saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir dalam terhadap claim b. Saham preferen (preferred stock): saham yang memiliki karaktristik gabungan antara saham biasa dan obligasi. 2
Penilaian Saham
a.
Menurut Jogiyanto (2003:80) beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu:
1)
Nilai nominal Merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan kepada tiap-tiap lembar saham. Terkadang suatu saham tidak mempunyai nilai nominal. Untuk itu dewan direksi menetapkan sendiri nilai perlembarnya.
2)
Agio saham Merupakan selisih yang dibayar pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal saham.
15
3)
Nilai modal disetor Merupakan total nilai yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal disetor juga merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham.
4)
Laba ditahan Merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai sumber dana internal perusahaan.
5)
Nilai buku perlembar saham Merupakan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
b.
Nilai pasar Merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
dilakukan oleh pelaku pasar. c.
Nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham yang menunjukan nilai sekarang (present value) arus tunai dimasa depan. 3.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. harga saham
16
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham yaitu: a.
Seluruh aset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam menghasilkan arus kas
b.
Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba
c.
Tingkat risiko arus kas yang diterima. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham adalah batasan hukum, tingkat umum aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga dan kondisi bursa saham. faktor faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1)
Faktor yang bersifat fundamental
Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi: a) Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional b) Prospek bisnis perusahaan di masa datang. c) Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan. d) Perkembangan teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan. e) Kernampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
17
2)
Faktor yang bersifat teknis
Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam menilai harga saham para analis banyak memperhatikan beberapa hal seperti berikut: a). Keadaan pasar modal. b). Perkembangan kurs. c). Volume dan frekuensi transaksi suku bunga. d). Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saharn perusahaan. 3)
Faktor sosial politik
Faktor sosial politik suatu negara juga turut mempengaruhi harga saham di bursa sebagai akibat respon dari kondisi ekternal yang dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Hal-hal tesebut antaralain sebagai berikut: a) Tingkat inflasi yang terjadi. b) Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah. c) Kondisi perekonomian. d) Keadaan politik suatu negara. Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa harga saham suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan tetapi 3
Proses Penilaian Harga Saham Menurut Husnan (2001:288) pedoman yang digunakan dalam proses
penilaian harga saham adalah sebagai berikut:
18
a. Apabila nilai intrinsik > nilai pasar saham saat ini, maka saham tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued) dan karena seharusnya dibeli atau ditahan. b. Apabiali nilai intrinsik < nilai pasar saham saat ini, maka saham tersebut dinilai terlalu tinggi (over valued) dan karenanya seharusnya dijual. c. Apabial nilai intrinsik = nilai pasar saham saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar (fair valued) dan berada dalam kondisi keseimbangan. Posisi saham terlalu mahal atau tinggi dari nilai intrinsiknya (over valued). Hal ini berarti kondisi pada saham tersebut memilki potensi yang sangat besar untuk mengalami penurunan harga dimasa depan sehingga layak untuk dijual dengan pertimbangan jika perusahaan memutuskan untuk menaikkan dividen yang pada gilirannya menunjukan dividen masa depan lebih kecil karena agregat jumlah dividen harus dibagi diantara jumlah saham yang semakin besar. Akhirnya, pemegang saham kini tidak diuntungkan maupun dirugikan karena kenaikan dividen akan diimbangi dengan penurunan di masa depan. Sedangkan jika posisi saham terlalu murah atau rendah nilai intrinsik saham (undervalued). Hal ini berarti saham-saham perusahaan tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk mengalami kenaikan harga dimasa depan sehingga layak untuk ditahan atau dibeli dengan pertimbangan jika perusahaan memutuskan menurunkan dividen yang pada gilirannya menunjukan dividen dimasa depan akan naik karena jumlah pemegang saham yang makin sedikit. Akhirnya,
19
penurunan dividen akan diimbangi dengan penurunan dividen masa depan yang menyebabkan pemegang saham tidak mengalami kerugiaan maupun keuntungan.
2.1.4 Teori Portofolio 1
Pengertian Portofolio Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik
berupa real asset maupun financial asset yang dimilki oleh investor. Portofolio menyangkut pemilihan skuritas-skuritas mana yang dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing skuritas tersebut, sehingga membentuk skumpulan investasi. (Husnan, 2001:47). Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang diharapkan dengan cara diversifikasi. Diversifikasi saham yang baik merupakan portofolio saham yang optimal dan portofolio saham yang efisien. 2
Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dan Risiko Portofolio Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor-faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return yang diharapakan yang paling tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
20
investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return investasi menurut Tandelilin (2010:102) terdiri dari dua komponen utama yaitu: a.
Yield Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Misalnya jika membeli suatu saham, Yield ditunjukan oleh besarnya dividen yang kita peroleh b.
Capital gain (loss) Merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bias saham
maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diarapakan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Dalam konteks portofolio, risiko dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Risiko sistematis (systematic risk) Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. 2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) Merupakan risiko yang dapat dihilangakan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
21
Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. c.
Pandangan Investor Mengenai Risiko
Asumsi bahwa para investor menghindari risiko merupakan hal yang mendasar untuk mengambil keputusan investasi dana yang dimiliki. Menurut Husnan (2009:124) sikap-sikap yang dimiliki para investor dalam menghadapi risiko dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Risk averse (tidak menyukai risiko) Adalah keengganan dalam
mengambil resiko
yang
ada karena
ketidakpastian. 2) Risk neutral (netral terhadap risiko) Adalah orang yang melihat peluang dengan resiko tinggi hanya sebatas ekpsektasi tingkat pengembalianya. 3) Risk seeker (menyukai risiko) Adalah orang yang lebih senang dengan resiko, jika dihadapakan pilihan antara risk yang lebih besar daripada risk yang lebih kecil, akan memilih risk yang besar dengan harapan expected return yang besar pula. Investor yang suka terhadap risiko merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil
22
investasi dengan risiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini bersifat agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi yang tingkat risikonya lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas pengembalian investasinya. d.
Strategi portofolio saham
Strategi yang bias dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham yaitu: 1)
Strategi pasif
Biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan index pasar. Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio yaitu: 2)
Strategi beli dan simpan
Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuannya dilakukan strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tiggi. 3)
Strategi mengikuti index
Strategi mengikuti index dalam perakteknya bias digambarkan sebagai pembelian instrument reksadana atau dan pension oleh investor. Dengan membeli instrument
23
reksadana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan sahamsaham dalam instrument reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja index pasar. 4)
Strategi aktif
dalam hal ini investor proakif mencari informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka menganalisa informasi yang mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan return yang diharapkan investor. Strategi yang bisa dipakai investor dalam menjalankan streategi aktif portofolio saham yaitu:
a)
Pemilihan saham Melakukan analisis dan pemilihan saham yang terbaik, yaitu saham yang
memberikan hubungan tingkat return, risiko yang terbaik disbanding alternatif lainnya. b)
Rotasi sektor Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-
saham didalam negeri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara yaitu: 1) Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dihari kemudian.
24
2) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio sahamsaham pada sektor industri yang berbeda-beda untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi, pertumbuhan dan nilai sahm perusahaan. 5) Strategi momentum harga Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bias memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham (Tandelilin, 2001:200).
2.1.5 Alat Analisis Saham Analisis Fundamental Berinvestasi dipasar modal disamping memerlukan dan juga memerlukan pengetahuan yang cukup, sehingga diharapkan akan memperoleh pengembalian tinggi dimasa yang kan dating. Minimnya pengetahuan investasi dipasar modal mengharuskan para calon investor untuk mengetahui bagaimana cara menilai harga saham yang seharusnya dimiliki suatu saham. Oleh karena itu, investor diharapkan pandai dalam membaca situasi yang ada guna menyelamatkan dan yang telah atau akan diinvestasikan. Analisis fundamental merupakan cara yang baik untuk menghitung harga saham yang ditawarkan. Analisis fundamental adalah analsisis yang menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analsisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasar guna
25
menentukan apakah harga pasar
saham tersebut sudah mencerminkan nilai
intrnsiknya atau belum. Adapun yang dimaksud dengan nilai intrinsik adalah nilai yang seharusnya dari suatu saham. Analisis fundamental menggunakan dua fundamental, yaitu data yang berasal dari keungan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayarkan, penjualan, dan sebagainya) (Husnan,2000:88). Dalam analisis ini diestimasikan denga cara mengkapitalisasi pendapatan. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas diamasa yang akan datang yang investor harapkan diterima dari investasi pada saham tersebut. Mengingat pendapat dari para investor dividen, maka arus kas diamsa yang akan datang didiskontokan dengan nilai sekarang adalah tingkat pendapatan dividen tersebut. Besar kecilnya pendapatan tersebut sangat tergantung papa kebijakan dividen yang diambil perusahaan yang diterima pemilik. Investor mempunyai berbagai tujuan dalam menanamkan modalnya di pasar modal yaitu salah satunya tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan atas investasi sahamnya berupa kenaikan harga saham atau dividen. Sesuai dengan tujuan dasar suatu perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan maka setiap kebijakan yang berhubungan dengan memaksimalkan harga saham selalu berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran baik untuk meningkatkan nilai perusahaan maupun untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang sahamnya. Memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat diukur dari pendapatan per lembar saham (Earning per Share/ EPS) sehingga dalam hal ini EPS akan
26
mempengaruhi kepercayaan investor pada perusahaan. Selain itu terdapat korelasi yang tinggi antara Earning per Share, arus kas dan harga saham. Earning per Share merupakan salah satu indikator keberhasilan yang telah dicapai perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Dalam perdagangan saham EPS sangat berpengaruh terhadap harga saham. Semakain tinggi EPS maka akan semakin mahal suatu saham dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan.
Jika pendapatan perlembar saham adalah EPS, laba yang ditahan sebesar (b) maka dividen yang diterima (D) adalah sama dengan: D
= EPS (1-b)
Dimana: EPS
= laba perlembar saham
b
= laba yang ditahan
Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk menentukan payout rasio (POR), yaitu risiko dividen terhadap EPS maka persamaan dapat ditulis:
Karena laba yang ditahan menyebabkan adanya perubahan dana sehingga kemampuan perusahaan untuk ekspansi semakin besar. Maka plow back ratio (PBR) yaitu yang ditanam kembali perusahaan dapat ditulis: PBR = D – POR Karena adanya tambahan dari laba yang ditahan perusahaan, maka menghasilkan laba atas equitynya, sehingga laba saham pada tahun berikutnya
27
juga akan meningkat sebesar pertumbuhan dari kedua sumber dana perusahaan, maka persamaannya dapat ditulis: g
= rata-rata PBR x rata-rata ROE
dimana: g
= tingkat pertumbuhan dividen
PBR
= prosentase laba yang ditanam kembali
ROE= tingkat keuntungan modal sendiri. Menghitung nilai intrinsik saham . Nilai Intrinsik = Estimasi EPS X PER Dimana : E1
= E0 (1+g)
PER= Price earning ratio E0
= EPS periode 0
E1
= Estimasi EPS
g
= tingkat pertumbuhan dividen
Dari alat analisis diatas, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Meskipun demikian bukan untuk meniadakan tetapi untuk saling melengkapi.
28
2.2 Rerangka Pemikiran Setiap investasi yang dilakukan dipasar modal selalu mengandung risiko akibat ketidakpastian pasar modal yang mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu investor diharapkan teliti dalam memprediksi pendapatan (return) yang akan didaptakan dimasa yang akan datang dari investasi yang dilakukan yang tercermin dalam dividen an capital gain (kenaikan harga saham). Sehingga diharapkan akan memperoleh pengembalian tinggi dimasa yang akan datang. Dengan melihat tujuan dari investasi yaitu mencari keuntungan yang diinginkan dan menimbulkan risiko yang ditanggung maka diperlukan suatu alat untuk menentukan pembelian terhadap suatu skuritas. Analisis fundamental dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham, kemudian nilai intrinsik saham tersebut dibandingkan dengan nilai pasar saham guna menentukan apakah nilai pasar saham tersebut telah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Hasil dari analisis yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor yang akan berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang terdaftar dibursa efek Indonesia dalam melakukan pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dengan pengambilan keputusan investasi yang tepat akan mendapatkan return sesuai dengan yang diinginkan. Dalam menginvestasikan dana, hendaknya investor mempertimbangkan tingkat risiko, setiap saham yaitu dengan memiliki saham yang tingkat risikonya paling rendah tetapi tingkat pengembaliannya cukup tinggi. Saham-saham yang yang sedang dalam kondisi under value dapat dijadikan alternatif karna sedang dalam kondisi yang baik untuk dibeli. Bagi
29
investor yang tidak suka mengambil risiko, maka sebaiknya menginvestasikan dananya dalam bentuk tabungan, deposito atau produk perbankan yang lain.