BAB II TINJAUAN TEORI
A. Menstruasi
1) Definisi Menstruasi Menstruasi atau datang bulan (haid) adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopause (Lestari, 2008). Merupakan tanda siklus subur dan puncak kesuburan perempuan secara seksualitas sudah siap untuk memiliki keturunan. Dalam kedaan normal menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang kental yaitu darah menstruasi dan masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi (Manuaba, 2001).
2) Fisiologi Menstruasi Siklus menstruasi merupakan suatu rangkaian proses yang saling mempengaruhi dan terjadi secara bersamaan di indometrium, kelenjar hipotalamus, dan hipofisis, serta ovarium dan tujuan siklus menstruasi adalah membawa ovum yang matur dan memperbarui jaringan uterus untuk persiapan pertumbuhan atau fertilisasi. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk proses kehamilan yang diakibatkan oleh pembuahan dalam rahim bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan dalm dinding rahim luruh dan terjadi menstruasi. Panjang siklus menstruasi rata-rata 25- 28 hari dan durasi rata-rata harimenstruasi 5 + 2 hari dengan total kehilangan darah kurang lebih 130 ml (Bobak,et al. 2005)
Menurut Prawirohardjo, 2011 Ada tiga fase yang terjadi saat menstruasi pada endometrium yaitu: 1. Fase proliferatif, sekitar 5 hari setelah menstruasi dan berlangsung selama 11 hari. Estrogen disekresikan oleh ovarium agar merangsang pertumbuhan endometrium yang berefek terhadap sel-sel stromadan epitelial endometrium tumbuh dengan cepat, kelenjar-kelenjar padalapisan endometrium tumbuh dan memanjang, dan arteri-arteri ikut bertambah untuk mensuplai nutrisi pada dinding endometrium yang lama-lama menebal. Peningkatan estrogen menimbulkan lonjakan LH padapertengahan siklus yang kemudian akan merangsang terjadinya ovulasi. Saat ovulasi terjadi, ketebalan endometrium mencapai 3-4 mm. Pada kondisi ini kelenjar-kelenjar endometrium akan mengeluarkan mukus yang tipisdan berserabut, yang akan melindungi dan membawa sperma kedalam uterus.
2. Fase sekresi, yang disebut juga fase progesteron yang terjadi setelah ovulasi dan berlangsung kira-kira selama 12 hari. Korpus luteum menghasilkan cukup banyak progesteron dan sedikit estrogen. Estrogen menyebabkan proliferasi sel di endometrium, sedangkan progesteron mengakibatkan penebalan pada endometrium dan kaya akan darah dan sekresi kelenjar dan mengubahnya menjadijaringan yang aktif mensekresi lendir. Midasi ovum yang sudah dibuahi terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulsi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliverasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum, likuor folikuli, jaringan ikat serta pembuluh darah kecil di sekitar sehingga terjadi pembentukan korpus rubpus rubrum. Kejadian ini hanya sebentar kemudian di ikuti terjadinya pigmen kuning dan korpus rubrun menjadi korpus luteum di bawah pengaruh LH. Pengeluaran progesteron menghambat sekresi LH, sehingga terjadi penurunan kadar LH dan FSH pada sel tubuh.
3. Fase menstruasi, yaitu fase peluruhan endometrium yang disebabkan olehkadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun tiba-tiba dan merangsang sekresi GnRH.Sehinggamembuat korpus luteum menjadi
regresi.Keadaan
inilah
yang
menyebabkan
konstriksipembuluh darah uterus yang menyebabkan menurunnya asupan oksigen dan nutrisi ke miometrium. Setelah mengalami konstriksi pembuluhdarah, arteriol-arteriol endometrium akan melebar yang menyebabkanperdarahan melalui dinding kapiler. Aliran darah menstruasi tersebutterdiri dari darah yang tercampur dengan lapisan fungsional dariendometrium. Darah yang dikeluarkan dari vagina merupakan campuran dari darah 50-80%, bekuan darah(stolsel), sel sel epitel dan stoma(jaringan ikat pada organ tubuh), peluruhan lapisan endometrium uteri,cairan dan lendir dari vulva, vagina dan dinding uterus (Hendrik,2006).
Siklus menstruasi yang terjadi di ovum dibagi menjadi 3 fase (Prawirohardjo, 2011), yaitu : 1. Fase folikuler Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium.
2. Fase Ovulatoir Fase Ovulatoir dimulai pada saat kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur ini biasanyadilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadipeningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjoldari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan seltelur.
3. Fase luteal Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selamasekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yangpecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yangmenghasilkan sejumlah progesteron
Pada saat seseorang perempuan menstruasi dalam proses ini akan terjadi bermacam macam gejala diantaranya : 1. Ketegangan saatpremenstruasi adalah keluhan-keluhanyang biasanya mulai satu minggu
sampai beberapa harisebelum datangnya
menstruasi dan menghilang setelahmenstruasi datang walaupun kadang-kadang
berlangsungterus
sampai
menstruasi
berhenti
(Manuaba,2001; Misaroh, 2009). 2. Dismenore Dismenore adalah nyeri menjelang menstruasi dan selama menstruasi sampai membuat perempuan tidakdapat beraktifitas seperti biasa. Nyeri dari perut dan menjalar ke paha dan sering bersamaandengan rasa mual, sakit kepala, dan mudah marah (Anurogo, 2011)
B. Dismenore atau Nyeri Menstruasi 1. Definisi Dismenore Dismenore adalah efek dari proses menstrusai yang menimbulkan gejala nyeri dan merupakan salah satu masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia (Bobak, 2005). Disminore merupakan keadaan tidaknyaman selama hari pertama atau hari kedua bisa juga hingga akhir menstruasi yang sangat umum terjadi (Perry,et al, 2010;Wong,et al.2009)
Menurut Andira, (2012) nyeri haid adalah keadaan nyeri kram pada daerah perut dan terjadi pegal pegal di pinggul hingga ekstremitas karena produksi zat prostalgandin hal ini mulai terjadi 24 jam sebelum terjadi perdarahan dan dapat bertahan selaman 24-36 jam,Jadi dari
pengertian di atas dapat disempulkan nyeri menstruasi atau dismenore adalah proses menstruasi yang disertai dengan gejal rasa nyeri(kram) pada daerah perut dan terkadang timbul pegal pada area pinggul dan ekstremitas karena produksi zat prostalgandin terjadi pada hari pertama hingga ke dua hal ini merupakan masalah ginekologi yang umum terjadi pada wanita.
2. Penyebab Dismenore Wong,et al.,2009; Bobak, 2005, penyebab dismenore primer adalah terjadi kontraksi yang kuat atau lama pada dinding rahim, hormon prostaglandin yang cenderung tinggi dan perlebaran leher rahim saat mengeluarkan darah haid dan terjadinya kontraksi miometrium yang terlalu kuat saat mengeluarkan darah haid (peluruhan lapisan endometrium uteri,bekuan darah (stolsel), sel sel epitel dan stoma dari dinding uterus dan vagina serta cairan dan lendir dari dinding uterus, vagina dan vulva) sehingga menyebabkan ketegangan otot saat berkontraksi dan terjadilah nyeri saat menstruasi. Menurut Bobak (2004), banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab nyeri menstruasi primer. Beberapa faktor berikut ini memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri menstruasi primer, antara lain: a. Sistem saraf Uterus dipersarafi oleh sistem saraf otonom yang terdiri dari sistimsaraf simpatis dan parasimpatis. Nyeri haid ditimbulkan oleh ketidak seimbangan pengendalian SSO terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsanganyang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada ismus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
b. Faktor kejiwaan atau psikologi Remaja yang secara emosional tidak stabil, jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi,maka mudah untuk timbul nyeri menstruasi primer.Faktor ini merupakan kandidat terbesar untuk menimbulkan gangguan insomnia.
c. Faktor konstitusi Faktor yang erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan terhadapnyeri, faktor-faktor ini adalah anemia, penyakit menahun dan sebagainya.
d. Faktor obstruksi kanalis servikalis Dulu faktor primer yang paling utama pada dismenore primer adalah karenaterjadinya stenosis kanalis servikalis. Tetapisekarang tidak lagi dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenorea primer, karena banyak perempuan menderita dismenore primer tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. Mioma submuko sumber tangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
e. Faktor Prostaglandin Peningkatan kadar prostaglandin berperan penting sebagai penyebab terjadinya dismenore.Terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus (Arifin 2008). Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut- serabutsaraf terminal rangsang nyeri.
Kombinasi
antara
peningkatan
kadar
prostaglandin
dangan
peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat.Atas dasar itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka akan timbul efek sistemik seperti diare, mual, muntah (Prawirohardjo, 2011). Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah.
f. Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antaranyeri menstruasi primer dengan urtikaria, migrenatau asma bronkiale.
3. Faktor resiko Dismenore Menurut Proverawati dan Misaroh ( 2009 ) a. Menstruasi pertama pada usia kurang dari 12 tahun b. Remaja 1-2 tahun telah mentruasi pertama c. Perempuan yang belum pernah melahirkan anak hidup d. Pengeluaran darah menstruasi banyak e. Adanya riwayat nyeri menstruasi pada keluarga f. Kegemukan
4. Patofisiologi Dismenore Mekanisme terjadinya nyeri pada nyeri menstruasi primer diterangkan sebagai berikut : Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron yang mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase. Fosfolipase ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin.
Perempuan
dengan
nyeri
menstruasi
primerakan
merangsang
miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan disritmi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksida juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia
5. Manisfestasi Dismenore atau Nyeri Menstruasi Gejala yang muncul saat menstruasi sering kali terjadi sebelum proses menstruasi terjadi. Adapun gejala nyeri menstruasi (Anurogo 2011; Misaroh, 2009). a. Nyeri (kram) pada perut dimulai 24 jam sebelum terjadi proses menstruasi b. Nyeri yang terjadi sampai 12 jam setelah proses menstruasi terjadi c. Ada gejala nyeri pada punggung dan daerah ekstremitas d. Nyeri juga dirasakan di paha bagian dalam e. Mual atau muntah
f. Pucat dan lemas g. Sakit kepala atau migran h. Gangguan Usus i. Iritabilitas kandung kemih
6. Klasifikasi Dismenore Nyeri haid atau dismenore diklasifikasikan
menjadi dua yaitu:
Dismenore primer dan sekunder menurut Bobak (2004); Harel (2002); Nanthan (2005); Hendrik (2006); Anurogo(2011); Wong,et al.(2009); Perry, et al.(2010) 1. Dismenore primer (Fungsional) Menurut Wong, et al (2010).Dismenore primer secara langsung berkaitan dengan proses ovulasi sebelumnya serta ada hubungan antara kontraksi otot otot uterus dan pengekskresian prostaglandin dan pendapat lain mengenai dismenore di kemukakan oleh Anurogo, 2011 yaitu nyeri pada saat pengeluaran aliran darah menstruasi dan proses mentruasi yang dihubungkan dengan siklus ovulasi normal dan tidak berhubungan dengan semua jenis penyakit patologis pada rongga panggul.
2. Dismenore sekunder (Patologis) Dismenore sekunder terjadi karena adanya masalah patologis di rongga panggul( Perry,et al.,2010; Harel, 2002 ). Sedangkan menurut Wong, et al.(2009) dismenore sekunder terjadi apabila ketidak nyamanan menyertai endometriosis, infeksi,peritonitis atau penyakit pelvis dan lainnya dan dismenore sekunder paling sering terjadi pada usia 20-an atau 30-an setelah bertahun tahun menstruasi normal atau siklus tanpa nyeri.
C. Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah deskripsi tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda, maka dari itu digunakan skala nyeri deskriptif dan numerik (Judha, M.,S& Fauziah,A. 2012).
a. Skala nyeri muka
Gambar 2.1 Skala intensitas nyeri “muka”(Potter & Perry, 2005)
b. Skala nyeri deskriptif
Gambar 2.2 Skala intensitas nyeri “deskriptif”(Potter & Perry, 2005)
Keterangan : 0 : Tidak ada keluhan nyeri haid atau kram pada perut bagian bawah 1-3 : Terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat diatasi dan dapat melakukan aktivitas dan masih dapat berkosentrasi belajar
4-6 : Terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri mrnyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, sulit berkosentrasi belajar 7-9 :Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha atau punggung, tidak nafsu makan ,mual, lemas, hanya tertidur di tempat tidur,tidak dapat beraktivitas, tidak dapat berkosentrasi belajar. 10 : Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki dan panggung,tidak mau makan, mual hingga muntah, sakit kepala tidak ada tenaga, tidak bisa bangun dari tempat tidur, terkadang hingga pingsan. (Ratna,ningsih, 2011; Arifin, S, 2008 & Proverawati, 2009) c. Skala Identitas Nyeri Numerik
Gambar 2.3 Skala intensitas nyeri “deskriptif”(Potter & Perry, 2005) Gambar tabel 2.1 Skala 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakteristik Nyeri Tidak Nyeri Sangat sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil. Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam. Gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan perhatian. Nyeri dapat diabaikan dengan beraktifitas/ melakukan pekerjaan, masih dapat dialihkan Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit. Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi masih bisa bekerja Sulit untuk bekonsentrasi, dengan diselangi istirahat/ tidur kamu masih bisa berkerja/ berfungsi dengan sedikit usaha. Beberapa aktifitas fisik terbatas. Kamu masih bisa membaca dan berbicara dengan usaha. Merasakan mual dan pusing kepala/ pening. Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan merintih tak dapat dikendalikan, penurunan kesadaran, mengigau. Tidak sadarkan diri/ pingsan.
Keterangan : 0
: Tidak nyeri
4-6
: Nyeri Sedang
1-3
: Nyeri ringan
7-9
: Nyeri berat
10
: Nyeri tidak tertahankan
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk menggambarkan nyeri yang ringan, sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelahintervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (Judha, M.,Sudarti, & Fauziah,A.2012)
d. Penanganan Nyeri Menstruasi atau Dismenore Penanganan nyeri menstruasi atau dismenore dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Penanganan dismenore dengan Farmakologi, Wylio (2011 dalam ratna ningsih 2011) menjelaskan beberapa solusi obat yang dapat digunakan antara lain. a. Obat anti inflamasi Perawatan utama nyeri menstruasi adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Obat-obatan tersebut bekerja dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Obat-obatan tersebut juga dapat mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di dalam rahim. Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat dibeli secara bebas di apotek dan toko obat. b. Pil KB Pil KB adalah solusi lain untuk nyeri menstruasi mencegah terjadinya ovulasi,dan mencegah prostaglandin dalam proses menstruasi. c. Terapi suplemen Menggunakan terapi suplemen diharapkan dapat meningkatkan konversi asam lemak esensial menjadi seri 1 anti inflamasi dari prostaglandin. Adapun suplemen yang dapat meningkatkan konversi tersebut yaitu magnesium, vitamin B6, zink, niasin dan vitamin C
2. Penanganan Nyeri Menstruasi Non Farmakologi Penanganan nyeri menstruasi non farmakologi menurut Wylio (2011); proverawati (2009) adalah : a. Terapi es dan panas Terapi es dapat menurunkan produksi prostaglandin yang dapat memperkuat kerja reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat
cidera
dengan
menghambat
proses
inflamasi.
Sedangkan
penggunaan panas dengan cara menempelkan bantal pemanas ke perut bagian bawah (di bawah pusar) atau dengan cara memasukkan air panas ke dalam botol dan membungkus botol tersebut dengan kain atau dengan handuk kecilkemudian di tempelkan di perut bawah dan ekstremitas yang
pegal/nyeri
tindakan ini bertujuan memperlancar peredaran darah, rasa hangat yang diberikan akan menstimulus rasa jauh lebih nyaman. Cara ini merupakan cara paling tepat untuk dilakukan saat nyeri menstruasi itu datang. b. Distraksi dan imajinasi Distraksi yaitu pengalihan perhatian pada nyeri yang dirasakan misalnya nonton TV, mendengarkan musik, bernyayi, bermain dan berdoa, sedangkan imajinasi yaitu merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik dari pada nyeri yang dirasakan. c. Letakkan kaki lebih tinggi dari jantung dan perut saat berbaring, atau berbaringlah miring dengan lutut menekuk atau berbaring telentang sambil mengganjal bagian bawah lutut dengan bantal adalah cara yang tepat untuk merelaksasi perut. Tarik napas panjang dan hembuskanlah dengan perlahan, minum minuman hangat juga dapat digunakan untuk meminimalkan sensasi nyeri yang dirasakan. d. Masase atau pijat Untuk mengurangi nyeri menstruasi adalah dengan pijatan lembut daerah perut area yang pegal secara perlahan.Pijatan-pijatan kecil akan melonggarkan sedikit ketegangan otot yang ditimbulkan dari reaksi hormonal dalam rahim. e. Teknik relaksasi nafas dalam adalah metode yang digunakan dalam asuhan keperawatan, mengajarkan berlatih nafas dalam yang dilakukan dengan bernafas lembut (menahan inspirasi secara
maksimal dan menghembuskan nafas secara berlahan) ini bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri teknik relaksasi nafas dalam juga meningkatkan ventilasi paru, frekuensi jantung, mengurangi ansietas, ketegangan otot dan meningkatkan oksigenasi darah f. Minum air putih hangat,air memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh atau Membasahi seluruh tubuh dengan air hangat g. Bila merasa mual dan selera makan menurun alternatif lain dengan cara makan makanan ringan tapi sering sehingga gizi tercukupi dengan diet tinggi kabrohidrat dan tinggi protein,tapi rendah garam serta perbanyak asupan vitamin B6, kalsium dan magnesium. h. Berolahraga dapat mengurangi nyeri menstruasi yang dilakukan sebelum dan saat menstruasi bertujuan untuk melancarkan aliran darah pada otot di sekitar rahim (Andira, 2012) i. Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation Menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri dalam area yang sama seperti pada serabut yang menstrasmisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang dijalankan dengan baterai dengan elektroda yang di pasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan atau getaran pada area yang nyeri.
Menurut penelitian terdahulu terapi non farmakologi menggunakan proses fisiologis dari tubuh. Menurut Bobak, et al.(2004) ada berberapa cara untuk meredakan disminore yaitu dengan kompres hangat, mandi air hangat, pijat, distraksi, latihan fisik exercise, tidur cukup, diet rendah garam, dan peningkatan penggunaan deuretik alami seperti daun sup, semangka sedangkan menurut Nathan ( 2005) yang dapat dilakukan untuk mengatasi disminore adalah mandi air hangat, meletakkan botol hangat di perut, exercise/latihan, dan menghindari merokok.
Menurut Anurogo 2011 memodifikasi gaya hidup yaitu dengan diet rendah lemak, exercise, dan hentikan merokok dan dapat juga dengan pemberian
suplemen pengobatan herbal ala jepang, akupuntur, akupresur, terapi bedah, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulationdan terapi horison.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa exercise dan distraksi menggunakan musik dapat mengatasi dismenore.
e. Terapi Kombinasi 1. Distraksi Mendengarkan Musik Menurut Eva, 2008, terapi merupakan kumpulan upaya dan tindakan yang digunakan untuk membantu orang lain. Musik merupakan kumpulan dari nada, melodi, harmoni yang dapat membangkitkan pikiran dan perasaan sesuai selera seseorang. Terapi musik adalah sebuah terapi yang digunakan untuk tujuan kesehatan, meningkatkan dan memperbaiki kondisi pikiran, fisik dan sosial bagi individu dalam berbagai tingkat usia (Pratiwi, 2008). Terapi musik dunia yaitu terapi musik dengan memakai musik dan elemen musik seperti suara, irama, harmoni dan melodi terhadap seseorang atau kelompok dalam proses membangun komunikasi, belajar, meningkatkn mobilitas, mengungkapkan ekspresi menata diri guna mencapai berbagai tujuan terapi lainnya (Djohan, 2006) Terapi musik yaitu penggunaan musik dalam membangun hubungan terapeutik
antara
klien
dan
terapis
untuk
mendukung
proses
penyembuhan dengan cara bermain musik, mendengarkan musik. 2. Adapun tujuan terapi musik menurut Pratiwi, 2008 yaitu : a. Meningkatkan dan menstabilkan kesehata pada saat gelombang listrik yang berada di syarap otak pendengaran dapat diperlambat ataupun dipercepat sehingga kerja sistem tubuh seseorang mengalami perubahan. b. Mengendalikan pikiran dan emosi (stres) dalam hal ini musik digunakan untik mengatur kerja hormon yang mempengaruhi emosi seseorang serta meningkatkan daya ingat,dengan cara
mendengarkan musik yang disukai ini mampu membawa seseorang dalam mood yang lebih baik dengan waktu yang sengkat. c. Menurunkan dan menghilangkan rasa sakit dimana musik ini mempengaruhi kinerja jantung sehingga denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo,dan volumenya. Semakin lambat musik yang diputar menyebabkan semakin lambat pula denyut jantungn dan terbawa dalam suasana rilek sehingga rasa sakit yang dirasakan berkurang. d. Mengungkapkan perasaan seseorang pada saat gelisah dan stres, musik sangat efektif dalam memberikan perasaan rileks dan meningkatkan prilaku yang positif dengan suasana hati yang tenang sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan. e. Meningkatkan daya ingat dan memori pada pasien rehabilitasi di rumah sakit jiwa sehingga tidak hanya kemampuan mental tetepi kemampuan fisik dan komunikasi dapat dilakukan dengan baik. f. Mempercepat memperbaiki
rehabilitasi kualitas
fisik,
bagi
Terapi
pasien
musik
yang
dapat
juga
mengalami
sakit
berkepanjangan dan menambah kesehatan para jompo,serta penderita alzheimer dan bentuk lain dimensia.
3. Menurut Djohan, 2006 ada enam manfaat musik diantaranya: a. Terapi, bagi orang yang sakit mendengarkan musik dapat menjadi terapi penyembuhan dan membuat pikiran dan perasaan rileks. b. Effek mozart merupakan istilah untuk efek yang dihasilkan dari mendengarkan musik berupa meningkatnya intelegensi seseorang hal ini terbukti pada anak yang sudah terbiasa mendengarkan musik tingkat intelegensinya akan di atas rata- rata dan pada ibu hamil yang yang pada saat hamil sering mendengarkan musik maka anak yang dikandungnya akan menjadi cerdas. c. Refreshing dapat dilakukan dengan mendengarkan musik tidak harus pergi keluar rumah dengan mendengarkan musik yang
disukai dapat membuat pikiran rileks tanpa rasa bosan dan bersemangat kembali. d. Musik dapat mengembangkan juga mempengaruhi kepribadian seseorang berdasarkan jenis musik yang didengar e. Motivasi hidup dapat ditimbulkan melalui musik. f. Musik dapat digunakan untuk sarana komunikasi dengan musik komunikasi menjadi lebih menarik.
4. Macam terapi musik ada dua menurut Djohan, 2006 yaitu: a. Terapi musik aktif Terapi musik ini membuat seseorang lebih aktif dengan cara mengajak bernyanyi, belajar memainkan alat musik, menirukan nada yang sudah diajarkan bahkan membuat lirik lagu, sehingga diperlukan seorang pakar dalam musik. b. Terapi musik pasif Terapi musik ini mudah dilakukan, murah dan efektif hanya dengan mendengarkan dan menghayalkan sesuatu dari alunan musik yang dipitar sesuai tema masalah yang di alami, musik haruslah sesuai dengan kebutuhan.
5. Jenis – jenis aliran musik a. Musik klasik Musik klasik merupakan istilah yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian barat Musik klasik memiliki kejernihan, keanggunan, kebeningan. Musik ini mampu memperbaiki konsentrasi dan ingatan (campbell, 2001). Sampai saat ini jenis musik klasik banyak dimanfaatkan untuk pendidikan, relaksasi, konseling, dan terapi. Musik klasik dianggap paling aman karena apabila dibandingkan dengan jenis musik yang lain musik klasik belum berfokus pada nuansa emosional, tetapi
lebih berfokus pada keseimbangan bentuk dan struktur serta bersifat stabil karena iramanya dan harmoninya tidak bergejolak. Selain itu musik klasik memiliki penekanan terhadap melodi, harmoni yang seimbang dan ritme yang konstan. b. Musik Jazz Musik Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke20 dengan akar – akar musik dari Afrika dan Eropa. Musik ini banyak menggunakan gitar, trombon, piano, terompet, dan saxophone.Musik jazz memberikan kegembiraan dan memberi ilham, melepaskan rasa gembira maupun kesedihan mendalam, membawa kecerdasan dan menegaskan kemanusiaan bersama. c. Musik rock Musik Rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 1950-an. Bunyi khas musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik. Musik Rock dapat menggugah
nafsu,
merangsang
gerakan
aktif,
melepaskan
ketegangan dan menutup rasa sakit. Musik tersebut juga dapat menciptakan ketegangan, stres dan rasa sakit didalam tubuh apabila tidak dalam suasana batin untuk dihibur secara energik (Campbell, 2001). d. Musik Rakyat (Musik Tradisional) Musik rakyat atau musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. e. Musik Keagamaan Musik keagamaan antara lain terdiri dari 1. Kasidah Adalah bentuk syair epik kesusateraan arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan lirik berisi pujian – pujian (dakwah
keagamaan dan satir) lagu ini dalam bentuk moderen liriknya dibuat dalam bahasa menggunakan alat musik rebana dan mandolin diselingi juga dengan gitar,biola, kibord (Rasyid, 2010) 2. Murrotal Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Khadi, direktur utama IslamicMedicine Institute for Education andResearch di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS, Ahmad Al- Qadhi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian
tersebut
menunjukan
hasil
positif
bahwa
mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer . Terapi murotal dan terapi musik dapat menurunkan kecemasan, tetapi apakah terapi murotal itu lebih cepat menurunkan kecemasan dibandingkan terapi musik belum diketahui, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang keefektivan antara pemberian terapi pembacaan AlQur’an dengan terapi musik. Terapi murotal memberikan dampak psikologis bagi pendengarnya yag dapat memberikan pemikiran positif ketika murotal di perdengarkan dan sampai ke otak maka murotal akan diterjemahkan oleh otak persepsi keingina , hasrat, kebutuhan dan anggapan segera di respon oleh otak dan pasien mengetahui akan kehdiran dan kekuasaan Allah SWT sehingga dalam kesadaran otak berada pada gelombang alpha, merupakan gelombang 7-14HZ. Merupakan keadaan
energi otak yang optimal dan dapat menghilangkan stres dan merilekskan pikiran.
Nasyid adalah seni tarik suara bertema islam religi bertema nasehat, kisah para nabi, pujian untuk Allah. Dan sejarah islam,merupakan lagu yang dinyayikan secara bersama sama tanpa alat musik dan hanya gendang yang digunakan dinyayikan secara akapela, dulu nasyid dinyayikan dengan bahasa arab namun dengan modernnya zaman hingga saat ini nasyid di nyayikan menggunakan bahasa indonesia.Nasyid terbukti dapat memberikan pemikiran positif dan merilekskan pikiran liriknya yang memberi pemikiran positif membuat seseorang yang mrndengarnya menjadi nyaman dan rileks.
2. Exercise Exercise merupakan salah satu management non farmakologi yang aman digunakan karena lebih menggunakan proses fisiologi (Woo & McEneaney, 2010). Hasil penelitian dari Harry (2007) mengatakan dengan melakukan exersice tubuh akan menghasilkan endophin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang, Hormon ini berfungsi sebagai obat penenang alami, sehingga menimbulkan rasa nyaman. Exercise ini dapat terbukti meningkatkan kadar endorphin empat sampai lima kali di dalam darah, sehingga semakin banyak melakukan latihan fisik maka akan semakin tinggi pula kadar endorphin (Harry,2007). Pada saat melakukan latihan fisik endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan sistem limbikyang berfungsi untuk mengatur emosi sehingga terbukti peningkatan endorphin berhungan erat denagn penurunan nyeri, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya ingat, seksual, menormalkan tekanan darah dan pernafasan.
Penelitian ini dikuatkan oleh hasil penelitian dari Daley (2008) yang menyatakan exercise sangat berkaitan erat dalam menurunkan nyeri haid primer hasil penelitian yang terkait lainya adalah penelitian dari Istiqomah (2009) mengatakan bahwa senam dismenore efektif dalam mengurangi sekala dismenore pada remaja.
Menurut Ratnaningsih, 2011 hasil penelitian latihan fisik/ exercise memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat keletihan otot, seseorang yang mengalami proses menstruasi akan mengalami kram pada bagian perut bagian bawah yang dikarenakan kontraksi dindng uterus yang kuat dan lama sehingga terjadi kelamahan otot maka diperlukan exercaise atau peregangan untuk mengurangi nyeri haid tersebut. Menurut Anurogo, 2011 streching (peregangan) adalah aktivitas fisik yang paling sederhana. Manfaat dari streching yaitu meningkatkan kebugaran
tubuh,meningkatkan
daya tahan
tubuh
serta mental,
merelaksasikan diri, meningkatkan daya tangkap dan pikir, mengurangi ketegangan otot dan mengurangi nyeri saat menstruasi. Menurut Andira , (2012) pereganagn otot dapat memperbaiki postur tubuh dan mengurangi rasa nyeri pada bahu, leher dan punggung. Manfaat dari latihan ini adalah membantu meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbohidrat dalam tubuh dan menstimulasi aliran drainase sistem getah bening. Menurut Thermacare (2010) ada latihan fisik yang dapat digunakan untuk menurunkan dismenore pada saat menstruasi yaitu dengan melakukan abdominal streching exercise yang merupakan latihan fisik peregangan otot terutama pada area perut yang dilakukan kurang lebih selama 10-15 menit latikan fisik ini di tujukan untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan,dan fleksibilitas otot, sehingga diharapkan dapat menurunkan nyeri dismenore pada perempuan. Menurut Wong, et al.2002 dalam Ranta ningsih (2011) latihan peregangan fisik degan menggerakkan panggul dengan posisi lutut
hingga dada dan disertai latihan pernapasan dapat bermanfaat mengurangi dismenore dan dalam abdominal stretching exercaise terdapat tahap – tahap sebagai berikut : 1). Cat stretch Posisi awal : tangan dan lutut di lantai, tangan di bawah bahu, lutut dibawah pinggul, kaki relaks, mata menatap lantai. a. Pertama punggung anda dilengkungkan dan perut di gerakkan ke arah lantai berlahan serta dagu dan mata menatap lantai, tahan kondisi ini dalam hitungan 10 setelah itu rileks dan tarik nafas.
b. Kedua punggung anda digerakkan ke atas dan kepala menunduk ke arah lantai, tahan kondisi ini dalam hitungan 10 setelah itu rileks.
c. Ketiga posisi anda duduk di atas tumit, rentangkan lengan ke depan menjauhi badan hdan se jauh mungkin hingga terasa tarikannya, tahan kondsi ini dalam hitungan 2x10 lalu rileks dan ambil nafas dalam melalui hitung dan keluar melalui mulut.
2). Lower Trunk Rotation Posisi awal : Posisi tubuh berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai dan kedua lengan di bentangkan keluar menjauhi tubuh, a. Pertama kondisi lutut yang tertekuk di putar ke arah kanan menempel ke lantai dan pertahankan kedua bahu tetap menempel di
lantai dengan tangan yang membetang ke luar menjauhi tubuh, tahan kondisi ini dalam hitungan 2x10 dengan suara lantang.
b. Kedua dengan posisi yang sama putar lutut ke arah kiri hingga menempel ke lantai pertahan kan bahu tetap menampel dilantai, tahan kondisi ini dalam hitungan 2x10 dengan suara lantanglatihan dilakukan selama 3 kali
3). Buttock/Hip stretch Posisi awal : Berbaring terlentang lutut dalam keadaan di tekuk a. Pertama meletakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas lutut b. Kedua tangan memegang area belakang paha lalu tarik ke arah dada hingga ada tarikan otot lakukan senyaman mungkin,tahan kondisi ini dalam hitungan 2x10 kemudian kembali ke posisi awal dan rileks.latihan ini
dilakukan sebanyak 3 kali. 4). Abdominal Strengthening : Curl Up Posisi awal : Badan dalam keadaan berbaribg terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, dan kedua tangan di bawah kepala a. Melengkungkan punggung dari lantai dan dorong ke arah depan menjauhi lantaihingga terasa penarikannya hitung dengan 2x10 hitungan lalu rileks
b. Ratakan punggung sejajar lantai dengan mengncangkan otot-otot perut dan bokong. c. Melengkungkan sebagian tubuh bagian atas anda ke arah lutut,tahan kondisi ini dalam hitungan
2x10 hitungan sebanyak 3 kali. 5). Lower Abdomen Strengthening. Posisi awal : Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dibentangkan sebagian keluar. a. Letakkan bola antara tumit dan bokong. Ratakan punggung bawah ke lantai dengan mengncangkan otot- otot perut dan bokong
Pertahankan posisi tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit dan bola, kencangkan otot bokong dan jangan melengkungkan punggung, dilakukan sebanyak 15 kali
6). The Bridge Position Posisi awal : Berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki dan siku dilantai, lengan dibentangkan sebagian keluar menjauhi tubuh. a. Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot- otot perut dan bokong. b. Angkat pnggul dan punggung bawah untuk membentuk garis lurus dari lutut ke dada, tahan posisi ini dalam hitungan 2x10 hitungn lalu kembali ke posisi awal dan rileks
dilakukan sebanyak 3 kali f. KERANGKA TEORI PENELITIAN Menstruasi
Faktor Penyebab:
Faktor Resiko : 1.Menstruasi pertama pada
1.Sistem syaraf
usia kurang dari 12 tahun Pelepasan hormon prostaglandin
2.Faktor kejiwaan / psikologis 3.Faktor Konstitusi
2.Remaja 1-2 tahuntelah mentruasi pertama 3.Wanita
yang
belum
pernah melahirkan anak 4.Faktor obstruksi kenalis servik
hidup Kontraksi dindinguterus
5.Faktor endokrin
4.Darah menstruasibanyak 6.Adanya riwayat nyeri menstruasipada keluarga
6.Faktor prostalgandin
Disminor
7.Kegemukan
7.Faktor alergi Farmakologi : Non Farmakologi : Masase/pijat
Perubahan Skala Nyeri Menstruasi/ Diasmenore
Pil KB
Distraksi/imajinasi Relaksasi nafas dalam Olah raga Diet rendah garam Kompres hangat
Obat anti inflamasi
Kategori Tingkat Nyeri -
Tidak Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat
Terapi Musik dan Abdominal Streching Exercise
Bagan 2.1 Kerangka teori Sumber : Potter & Perry (2006)
Terapi Suplement
g. Kerangka Konsep
Variabel Independent 1. 2.
Variabel Dependent
Terapi musik Abdominal Streching Exercise
Dismenore
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
h. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh terapi kombinasi abdominal streching exercise dan mendengarkan musik islam dalam intensitas nyeri dismenore pada siswi MA Uswatun Hasanah.
i. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2009) variabel tidak lain adalah pengelompokkan yang logis dari dua atau lebih atribut. 1. Variabel Dependent (variabel tergantung) Merupakan variabel yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, mengubah atau mengganti variabel bebas. Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terpengaruh. Variabel dependent dari penelitian ini adalah dismenore. 2. Variabel Independent (variabel bebas) Merupakan variabel yang dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya mempengaruhi
dengan
fenomena
variabel
lain
yang
atau
diobservasi.
variabel
Variabel
pengaruh.
ini
Variabel
independent dari penelitian ini adalah metode penurunan nyeri dengan Terapi kombinasi Abdominal Streching Exercise dan mendengarkan musik islam