BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori 1. SADARI a. Pengertian SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI direkomendasikan dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2010). b. Tujuan Menurut Ramli (2001) tujuan dilakukan SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara. c. Waktu SADARI 1) Haid teratur
: waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.
2) Haid tidak teratur : setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai menstruasi. 3) Waktu
: 10 menit setiap bulan periksa payudara.
d. Cara melakukan SADARI Menurut Bustan (2007) cara SADARI : 1) Amati :
a) Lakukan pemeriksaan didepan kaca. b) Berdiri didepan kaca, lengan terletak disamping badan. c) Perhatikan bentuk dan ukuran paudara. d) Normal jikanukuran satu dengan yang lain tidak sama. e) Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. f) Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan berbeda-beda (kedua tngan diangkat, tangan diletakkan dipinggang, atau badan sedikit membungkuk) g) Lakukan hal ini waktu mandi atau sedang bercermin sehingga seorang perempuan dapat mengenali bentuk payudara. 2) Rasakan a) Berbaring dengan bantal dibawah pundak kiri. b) Letakkan tangan kanan dibelakang kepala membentuk 90 derajat. c) Gunakan 3 jari tangan kiri anda untuk merasakan benjolan dan penebalan kulit payudara. d) Tekan dengan baik payudara anda. e) Pelajari bagaimana rasa payudara anda pada biasanya. f) Jari dapat memilih beberapa arah jelajah : -melingkar, -naik turun, dan pilah-pilah. g) Langkah ini memastikan anda menjelajahi seluruh area dan membantu untuk mengingatkan bagaimana keadaan payudara. h) Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari tangan kanan anda.
e. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) menurut Bustan (2007) 1) posisi berdiri a) Berdiri didepan cermin, relaks. b) Tangan dipinggang. c) Lihat keadaan umum payudara, dalam hal besar, kedudukan, bentuk, warna kulit, dan perubahan lain dari keadaan normal atau tidak ada sebelumnya. 2) Posisi berdiri a) Berdiri didepan cermin. b) Angkat kedua lengan ke atas. c) Perhatikan perubahan yang terjadi pada payudara, dibandingkan keadaan tegak biasa tau adanya perubahan dari keadaan normal sebelumnya. d) Secara khusus perhatikan adanya kemungkinan tanda-tanda penarikan atau ketegangan kulit. 3) Posisi berbaring a) Lakukan pemeriksaan fisik payudara dengan memakai tangan, yaitu dengan perabaan memakai ujung-ujung jari tangan, dari batas luar payudara hingga kearah puting. b) Periksa secara seksama terhadap segala kemungkinan adanya benjolan kecil.
4) Posisi berdiri a) Lakukan pemeriksaan fisik payudara dengan memakai tangan. b) Bandingkan keadaannya dengan waktu berbaring sebelumnya, dengan segala kemungkinan benjolan yang ditemukan. c) Sediakan waktu hanya lima menit, sekali sebulan untuk SADARI. f. Bagaimana Cara Melakukan SADARI 1) Semasa mandi Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata
tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri dan tangan kiri untuk payudara kanan. Periksa dan cari bila terdapat gumpalan / kebetulan keras, menebal dipayudara. 2) Berdiri di hadapan cermin Dengan mengangkat kedua tangan keatas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cekak pinggang anda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak payudara anda kehadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihta pula jika terdapat kekauan, lekukan atau puting tersorot kedalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandung darah.
3) Berbaring Untuk memeriksakan payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan dibelakang kepala. Tekan jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari degerakkan 1 inci (2,5cm) kearah putting. Lakukan putaran untuk memriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal dibawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan dibelakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan dibawah dan dibawah dan disepanjang atas tulang selangka. 2.. Remaja a. Pengertian 1) Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris:adolescence) (Poltekkes Depkes Jakarta 1,2010) 2) Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisk, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada decade kedua masa kehidupan (Moersintowarti, et al, 2002) dan masa remaja di bagi menjadi 3, yaitu : a) Masa remaja awal antara usia 10-14 tahun.
b) Masa remaja menengah anatara usia 15-16 tahun. c) Masa remaja akhir antara usia 17-20 tahun. b. Karakteristik Remaja Menurut Hurlock (1996), ciri-ciri remaja yaitu : 1) Masa remaja sebagai periode yang penting Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar pentingnya berbeda-beda. Pada periode remaja, akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah penting, ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada pula akibat psikologisnya. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru. 2) Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Dalam setiap periode peralihan, status individu tedaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang pa;inh sesuai bagi dirinya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada 5 perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yaitu : 1) Meninggi emosi Perubahan emosi terjadi lebih cepat selama masa awal remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhirakhir masa remaja. 2) Perubahan tubuh Disini mulai tampak perbedaan antara pria dan wanita Akibat perubahan fisik yang terjadi, missal remaja wanita mulai tumbuh payudara, mulai terlihat timbunan lemak dipinggulnya. 3) Minat dan peran yang diharapkan Bagi remaja muda masalah baru timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah yang dihadapi sebelumnya. Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
4) Perubahan nilai-nilai
Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting sekarang setelah hamper dewasa dianggap tidak penting lagi. Sekarang mereka mengerti bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas. 5) Sikap ambivalan terhadap setiap perubahan Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan apa akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk mengatasi tanggung jawab tersebut. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan karena ketidak mampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. e. Masa remaja sebagai masa rasa ingin tahu Rasa ingin tahu ini lebih membahayakan, karena seringkali melibatkan beberapa hal yang tidak vital dan mendasar (seperti : apakah tuhan itu ada, bagaimana rasanya melakukan hubungan seks) kemudian seringkali dikaitkan dengan karakteristik remaja lain yaitu kebutuhan akan kemandirian yang mendorong kearah tindakan untuk membuktikan rasa ingin tahunnya. Rasa ingin tahu dan kebutuhan akan kemandirian tersebut mendorong remaja kearah kematangan. Akan tetapi jika rasa ingin tahu ini tidak dijaga, dalam batasan tertentu yang tidak dapat
dikuasainya akan membawanya kepada pengetahuan yang sebenarnya secara emosional belum siap diterima remaja. Oleh sebab itu remaja membutuhkan bimbingan orang yang lebih dewasa dalam member batasan tentang sejauh mana ia boleh “mencoba” dan dampak (resiko dan manfaat) dari hasil “percobaan” tersebut. 1. Media Massa Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator keapada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bila media massa merupakan media yang diguanakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak. Menurut Cangara, karakteristik dari media massa sendiri adalah : a.
Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang yakni mualai dari proses pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi.
b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi dan umpan balik biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak Karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya. e. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa (Cangara, 2003) Dari beberapa karakteristik yang telah disebutkan tersebut maka dapat disimpulkan bila media massa bersifat melembaga dalam arti pihak yang mengelola media bersifat institusi dan bukan individu. Bersifat satu arah maksudnya, karena menggunakan suatu media maka respon khalayak tidak dapat diketahui secara langsung sehingga komunikasi hanya satu arah dari komunikator kepada komunikannya. Meluas dan serempak maksudnya, media massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya banyak dan berlangsung secara bersamaan. Selain tiu juga media massa juga menggunakan peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya (Cangara, 2003). 2. Efek Media Massa Menurut Dominick menjelaskan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa terutama televise yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan
peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Ardianto dan Erdinaya, 2005) Menurut M. Chaffe, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikasinya. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif dan konati/behavioral (Ardianto dan Erdinaya, 2005) : a. Efek kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini kan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan
keterampilan kognitifnya. Melalui media massa seseorang dapat memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. b. Efek afektif Efek ini kedarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. Adapun factorfaktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa adalah suasana emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.
c. Efek konatif/behavioral Efek konitif/behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Seperti misalnya, adegan kekerasan dalam televise atau film dapat menjadi pemicu seseorang berbuat seperti yang ada ditelevisi atau film tersebut. Menurut penelitian dari Rizza Norta Villeny Rosita Dewi Tahun 2007 terdapat hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa kelas XI SMAN Surakarta dengan hasil penelitian dari jumlah responden 179 siswa menunjukan bahwa responden dengan penggunaan media massa tinggi 13 orang (7,26%) dan responden dengan tingkat pengetahuan tinggi ada 5 orang (2,79%). Menurut penelitian dari Addisi Dyah Prasetyo Nastiti tahun 2009 diperoleh dengan nilai probabilitas 0,00 dan koefisien korelasi sebesar 0,492. Bila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan (0,05) didapatkan kesimpulan ada hubungan antara banyaknya media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja SMU Negeri 5 Madiun. Menurut penelitian dari Larasari Zinatul Faizah tahun 2010 menemukan ada hubungan positif dan signifikan antara penerimaan pesan media massa dan konsumsi suplemen pada atlet sepakbola junior. Pengetahuan tentang suplemen berhubungan terbalik dengan konsumsi suplemen terdapat kesimpulan bahwa ada hubungan anatara penerimaan
pesan dari media massa dan pengetahuan tentang suplemen dengan konsumsi suplemen pada atlet sepakbola junior. Dari beberapa hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa media massa dapat berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan orang, dalam penelitian ini media massa sebagai pengaruh untuk peningkatan pengetahuan
remaja
terhadap
praktek
periksa
payudara
sendiri
(SADARI). 5. Pengetahuan a. Definisi atau Pengertian Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna karena mempunyai cita, rasa dan karsa. Manusia memiliki kehendak untuk mengetahui segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk itu manusia selalu mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2002) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suaru
obyek
tertentu.
Penginderaan terjadi pada penglihat, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang tersebut menjadi suatu gambaran, presepsi, pengamatan, konsep dan fakta. b. Konsep Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2002) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang telah dipelajari sebelmunya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antar lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat meninterpetasikan materi harus dapat menjelaskan, meyebutkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain. 4) Analisa (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan, mengelompokan. 5) Sintesis (Shyntetis) Sintetis menunjukan suatu kemmapuan atau melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yan baru. Dengan kata lain sintetis adalh suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini berdasarkan kriteria yang ditemukan sendiri.
B. Kerangka Teori Kerangka teori penelitian adalah hubungan antara teori-teori yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Adapun kerangka teori yang akan diteliti yaitu :
Pengetahuan Remaja
Paparan
PRAKTEK
Pengetahuan
Medi Massa
SADARI
Orang Tua
Sosial
Pendidikan
Ekonomi
Remaja
Gambar 2.1 Bagan kerangka teori penelitian Keterangan : = Ada hubungan dan diteliti = Ada hubungan namun ridak diteliti C. Kerangka Konsep Variabel Independen Pengetahuan Remaja
Variabel Dependen
Tentang SADARI Praktek SADARI Paparan Media massa
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pada Remaja
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan perumusan masalah maka hipotesis yang dapat di ajukan yaitu : 1) Ada hubungan antara pengetahuan remaja dengan praktek SADARI pada remaja putri di SMA Negeri 1 Randudongkal. 2) Ada hubungan antara paparan media massa dengan praktek SADARI pada remaja putri di SMA Negeri 1 Randudongkal.