BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kesehatan Reproduksi 1. Definisi Konferensi
Internasional
tentang
Kependudukan
dan
Pembangunan/ICPD (international Conference on Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas/keluarga berencana menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan serta hak reproduksi. Tahun 1995 Konferensi sedunia IV tentang wanita dilaksanakan di Beijing, Cina, di Haque 1999, di New York tahun 2000 menyepakati antara lain : Definisi kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, 2009). 2. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi : a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
10
11
b. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk PMS-HIV/AIDS. c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi d. Kesehatan reproduksi remaja e. Pencegahan dan penanganan infertilitas f. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dll. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid/menarche yang bisa berisiko anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), yaitu : a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir b. Keluarga berencana c. Kesehatan reproduksi remaja d. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
12
3. Hak-hak Reproduksi Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi Internasional
Kependudukan
dan
Pembangunan
bertujuan
untuk
mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi : a. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi b. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi c. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi d. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak f. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya i. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
13
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi(Widyastuti, 2009): a. Promosi hak-hak reproduksi Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan, dan kebijakan saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. b. Advokasi hak-hak reproduksi Advokasi dimaksudkan agar mendapat dukungan komitmen dari para tokoh politik tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM/LSOM, dan swasta. c. KIE hak-hak reproduksi Dengan KIE diharapkan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksi sehingga dapat bersama-sama mewujudkannya. d. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
B. Organ Reproduksi 1. Organ Reproduksi Wanita Organ reproduksi wanita dibagi menjadi dua yaitu organ reroduksi dalam dan luar (Widyastuti, 2009). a. Organ reproduksi luar
14
1) Mons veneris (Rambut Kemaluan) Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat jaringan lemak menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari luar dan berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika. 2) Labia Mayora (bibir besar) Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lamak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf sehingga sensitif terhadap hubungan seks. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual. 3) Labia Minora (bibir kecil) Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta
15
merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf. 4) Klitoris Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan seks. 5) Vestibulum (Vestibula) Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholini dan kelenjar Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama. 6) Himen (selaput dara) Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). b. Organ Reproduksi dalam 1) Vagina (Liang Kemaluan) Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga
16
dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae”. Berfungsi sebagai sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi. 2) Rahim (Uterus) Bentuk rahim seperti buah pir atau alpukat, dengan berat sekitar 30 gram. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Berfungsi sebagai alat tempat terjadinya menstruasi, sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi, tempat pembuatan hormon misal HCG. 3) Tuba Fallopii (Saluran telur) Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat terjadinya pembuahan
17
(fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim. 4) Indung Telur (Ovarium) Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan perempuan di sebut “dalam masa subur”. Fungsi ovarium adalah sebagai penghasil sel telur/ovum, sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron). 5) Parametrium (Penyangga rahim) Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indumg telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. 2. Organ Reproduksi Pria Organ reproduksi pria dibagi menjadi dua yaitu organ reproduksi interna dan eksterna :
18
a. Organ reproduksi eksterna 1) Penis (Batang kemaluan) Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi 2) Skrotum (Kantung Zakar) Berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu b.
Organ reproduksi interna 1) Testis (Buah zakar) Berfungsi sebagai memproduksi sperma, tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan 2) Epididimis Berfungsi sebagai menghubungkan testis dengan saluran vas deferens, memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma 3) Vas deferens (Saluran sperma) Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan . 4) Vesika seminalis (Kantung semen/Kantung mani) Berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan
19
zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual. 5) Kelenjar prostat Berfungsi sebagai mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain 6) Kelenjar bulbo uretralis (Kelenjar asesoris) Merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.
C. Remaja 1. Pengertian Remaja
atau
“adolescence”,
berasal
dari
bahasa
latin
“adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009). Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Meunurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun.
20
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2009). Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan
kejiwaan.
Terjadinya
perubahan
besar
ini
umumnya
membingungkan remaja yang mengalaminya. 2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu (Widyastuti, 2009): a. Masa remaja awal (10-12 tahun) 1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya 2) Tampak dan merasa ingin bebas 3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak) b. Masa remaja tengah (13-15 tahun) 1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri 2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis 3) Timbul perasaan cinta yang mendalam 4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang 5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
21
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun) 1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri 2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif 3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya 4) Dapat mewujudkan rasa cinta 5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak. 3. Perkembangan remaja dan tugasnya Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y. Havighurst dalam bukunya Human Development and Education yang dikutip oleh Panut Panuju dan Ida Umami (1999:23-26) ada sepuluh yaitu (Widyastuti, 2009): a. Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, baik dengan teman sejenis maupun dengan beda jenis kelamin. b. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing. c. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas. d. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya. e. Mencapai kebebasan ekonomi. f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan. g. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga.
22
h. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat. i. Memperlihatkan
tingkah
laku
yang
secara
sosial
dapat
dipertanggungjawabkan. j. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakantindakannya dan sebagai pandangan hidup. 4. Perubahan Fisik pada Masa Remaja Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut (Widyastuti, 2009): a. Tanda-tanda seks primer Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki gonad atau testes. Organ itu terletak di dalam scrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan yang lainnya berbeda. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. b. Tanda-tanda seks sekunder 1) Pada laki-laki
23
a) Rambut Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti halnya kumis dan cambang. b) Kulit Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih dan pori-pori membesar. c) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, aktivitas kelenjar keringat juga bertambah. d) Otot Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. e) Suara Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. 2) Pada wanita a) Rambut Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. b) Pinggul Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat.
24
c) Payudara Payudara juga membesar dan puting susu menonjol. d) Kulit Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan lakilaki kulit pada wanita tetap lebih lembut. e) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak dan kelenjar keringat lebih aktif. f) Suara Suara berubah menjadi semakin merdu. 5. Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah (Widyastuti, 2009): a. Perubahan emosi Perubahan tersebut berupa kondisi : 1) Sensitif atau peka. 2) Mudah bereaksi bahkan agresif 3) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, b. Perkembangan Intelengensia Pada perkembangan ini menyebabkan remaja: 1) Cenderung
mengembangkan
memberikan kritik.
cara
berpikir
abstrak,
suka
25
2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
D. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni : input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku
pendidikan),
proses
(upaya
yang
direncanakan
untuk
mempengaruhi orang lain), output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2005) Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor antara lain : masyarakat,
lingkungan fisik,
sosial, budaya
politik, ekonomi, pendidikan, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, kelompok atau masyarakat
26
dalam
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
mereka
sendiri
(Notoatmodjo, 2005). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan kesehatan adalah kegiatan di bidang penyuluhan kesehatan umum dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat agar tercapai tingkat kesehatan yang diinginkan. a. Metode Pendidikan Kesehatan 1) Metode Pendidikan Individual (Perseorangan) Bentuk metode pendidikan individual dibagi menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo, 2007): a) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling) b) Wawancara (Interview) 2) Metode Pendidikan Kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran (Notoatmodjo, 2007). a) Kelompok besar (1) Ceramah
:
Metode
ini
baik
untuk
sasaran
yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. (2) Seminar : Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
27
b) Kelompok kecil (1) Diskusi kelompok : diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan. Pemimpin diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi, tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan, mengarahkan, dan mengatur jalannya diskusi sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah satu seorang peserta. (2) Curah pendapat (Brain storming) : Metode ini merupakan modifikasi metode kelompok. Tiap peserta memberikan jawaban atau pendapat (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis.
Sebelum
semua
peserta
mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. Setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. (3) Bola salju (Snow balling) : Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1
pasang
2
orang)
kemudian
dilontarkan pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
28
kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok. (4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group) : Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masingmasing
kelompok
mendiskusikan
masalah
tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. (5) Memainkan peranan (Role play) : Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien tau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi/ komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas. (6) Permainan simulasi (Simulation game) : merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesanpesan
kesehatan
permainan
disajikan
seperti
dalam
permainan
beberapa
bentuk
monopoli.
Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
29
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selai beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber. b. Metode Pendidikan Massa Pada umumnya, bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
dengan
menggunakan
atau
melalui
media
massa
(Notoatmodjo, 2007). c. Media Pendidikan Kesehatan Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesanpesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik dan media papan (Notoatmodjo, 2007). 1) Media cetak a) Booklet
: suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. b) Leaflet
: bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. c) Flyer : seperti leaflet tetapi tidak berlipat. d) Flif chart : media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
30
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. f) Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di temboktembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum. g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. 2) Media Elektronik a) Televisi : penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya. b) Radio : penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan sebagainya. c) Video : penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video. d) Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan.
31
e) Film Strip : film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. 3) Media papan (Billboard) Papan (biilboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus atau taksi) (Notoatmodjo, 2007).
E. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
melalui
pancaindra
manusia,
yakni:
indra
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2007). Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmojo, 2003). a. Tingkatan pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2007).
32
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa
yang
dipelajari
antara
lain:
menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
33
kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun,
dapat
merencanakan,
dapat
meringkas,
dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu krieria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. b. Cara pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).
34
c. Proses adaptasi perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2007)
mengungkapkan
bahwa
sebelum
orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi 4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru 5) Adoption,
subjek
telah
berperilaku
baru
sesuai
dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. d. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) adalah: 1) Umur Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian–penelitian yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan.
Umur
adalah
lamanya
hidup
35
seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan
yang
dimiliki
karena
pengetahuan
seseorang
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain (Notoatmodjo, 2003). 2) Pendidikan Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam
pendidikan
perlu
dipertimbangkan
umur
(proses
perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. memperoleh
Dengan pendidikan manusia dianggap akan
pengetahuan
implikasinya.
Semakin
tinggi
pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas (Notoatmodjo, 2003). 3) Paparan media massa Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan
36
memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2003). 4) Sosial ekonomi (pendapatan) Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi
seseorang
semakin
mudah
dalam
mendapatkan
pengetahuan, sehingga menjadikan hidup lebih berkualitas (Notoatmodjo, 2003). 5) Hubungan sosial Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model dengan individu baik, maka pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah (Notoatmodjo, 2003). 6) Pengalaman Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi (Notoatmodjo, 2003).
37
F. Kerangka Teori Pendidikan
Masa media / informasi : Perilaku
a. internet
(Proses terjadinya
b. majalah c. televisi
perilaku) : Pengetahuan
d. penyuluhan
1. Kesadaran 2. Merasa tertarik 3. Menimbang-
Ekonomi
nimbang 4. Mencoba 5. Mengadopsi
Pengalaman
perilaku Hubungan Sosial
Sumber :Notoatmodjo 2003.
38
G. Kerangka Konsep
Pengetahuan fungsi organ reproduksi sebelum pendidikan kesehatan
Pengetahuan fungsi organ reproduksi sesudah pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan tentang fungsi organ reproduksi
H. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Ada perbedaan pengetahuan remaja tentang fungsi organ reproduksi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.