BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Serat alam Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuhan-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan. Dari setiap jenis serat memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut mempengaruhi sifat produk tekstil yang diproduksinya. Pada umumnya serat dalam tekstil digolongkan kedalam 2 golongan besar, yaitu: 1. Serat alam 2. Serat buatan 2.1.1 Klasifikasi serat alam
Serat-serat alam
Selulosa Batang : - Flax (linen) - Hemp - Jute - Kenaf - Ramie Buah : - Sabut kelapa Daun : - Abaca(Manila) - Henequen - Sisal Biji : - Kapas - Kapok
Protein Staple Rambut : - Alpaka - Unta - Kasmir - Lama - Mohair - Kelinci - Vikuma
Mineral Filamen Asbes Sutera Chrysotile Crocidolite
Wol : - biri-biri
( Soeprijono, serat-serat tekstil,1974)
Serat – serat yang tergolong dalam serat alam yaitu serat yang langsung diperoleh di alam. Serat alam digolongkan lagi menjadi : 1. Serat selulosa 14
2. Serat protein 3. Serat mineral Serat selulosa berasal dari : 1.
Batang : serat flax (linen), henep, jute, kenaf and ramie
2.
Buah
: serat sabut kelapa
3.
Daun
: serat abaca, henequen dan sisal
4.
Biji
: serat kapas dan kapuk
Serat protein dapat berbentuk staple dan berbentuk filament. Serat protein staple berasal dari : 1. Rambut : alpaca, unta, cashmere, Llama, mohair, kelinci dan vicuna 2. Wol
: berasal dari biri-biri
Sedangkan serat protein filament yaitu serat sutera, yang dibuat oleh ulat sutera. Serat mineral, yang termasuk kedalam serat mineral alam yaitu serat asbes.
2.1.2 Sifat tekstil berbahan dasar serat selulosa
Sifat 1. Penyerapan thd air baik
Keterangan Nyaman dipakai pada hari panas, baik untuk handuk dan sapu tangan
2. Penghantar panas yang baik
Kain-kain tipis terasa dingin bila dipakai saat cuaca panas
3. Tahan thd panas
Kain dapat dicuci panas agar steril, tidak ada perhatian khusus waktu penyetrikaan
15
4. Kelentingan rendah
Kain mudah kusut
5. Konduktor listrik yang baik
Tidak menimbulkan listrik statis
6. Tidak tua
Serat bisa dipadatkan, karena itu dapat dihasilkan kain yang padat dan kedap angin
7. Tidak tahan asam mineral, dan Apabila sedikit terpengaruh oleh asam harus
terkena segera
getah
buah-buahan
dibersihkan
untuk
organik
mencegah kerusakan bahan
8. Tahan ngengat
Penyimpanan lebih mudah
9. Mudah berjamur
Penyimpanan bahan harus diperhatikan, dijaga agar tidak menjadi lembab
10. Mudah terbakar
Serat selulosa mudah menyala, bebas terbakar dan memiliki debu abu-abu. Bahan yang tipis atau berumbai harus dijauhkan dari sumber api terbuka
11. Ketahanan terhadap sinar
Apabila digunakan sebagai tirai, bentuk
matahari cukup
tirai sebaiknya dibiarkan lurus vertikal (tirai vertikal)
2.1.3 Proses penyempurnaan Jenis dan fungsinya dari proses penyempurnaan tekstil antara lain: a.
Pembersihan serat
Untuk membersihkan serat dari zat hijau daun dan kotoran-kotoran yang melekat, setelah diurai cukup dicuci dan bersihkan dengan menggunakan sabun halus atau teepol. Kemudian dibilas dengan air mengalir, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Hasil yang dicapai akan berwarna gading agak gelap ke arah coklat- kelabu, karena pembersihan belum sempurna. Untuk mendapatkan serat yang benar-benar bersih dan berwarna cenderung kearah putih, maka perlu dilakukan proses pembersihan sebagai berikut :
16
1. Proses pemasakan serat (scouring) Tujuan pemasakan serat untuk membersihkan dari berbagai kotoran, baik dari faktor tumbuhan itu sendiri seperti lemak, gabus, klorophil (zat hijau daun), maupun kotoran dari keadaan lingkungan sumber serat tersebut. Seperti debu-debu, bakteri dan sebagainya yang dapat mengganggu proses-proses penyempurnaan selanjutnya. Zat-zat yang harus dihilangkan oleh pemasakan pada serat alam terutama adalah zat-zat yang bersifat hidrofob (menolak air) seperti lemak, minyak, getah, malam dan lainnya. Selain itu dengan proses pembersihan ini, serat akan lebih menyerap zat warna dan hasilnya lebih cemerlang. Bahan : -
Pratesol LFW 2gr/l atau teepol (zat pembasah)
-
Air (vlot 1: 40 = 1 gr serat: 40 gr air)
2. Proses degumming Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan zat lignin yang ada pada tumbuhan mengandung selulosa. Zat lignin ini dapat mengganggu proses penyerapan zat warna kedalam serat dan menyebabkan warna menjadi tidak rata serta mudah luntur. Tahap ini juga merupakan proses penghilangan atau merusakkan secara kimia pada zat warna atau pigmen alam yang terkandung dalam serat. Oleh karena itu, bahan menjadi lebih berwarna putih bersih bila dibandingkan dengan serat yang hanya memalui proses pemasakan. Bahan : -
Prasetol LFW 1gr/L
-
Ha2o2 50%
-
Na silikat(25%) 4 gr/L
15gr/L
17
Catatan : Komposisi zat-zat tersebut diatas tergantung pada jenis serat yang dipakai, karena masingmasing serat memiliki karakter dan kekuatan yang berbeda. a. Penggelantangan ( Bleaching) Penggelantangan merupakan proses penghilangan atau merusak secara kimia pada zat warna atau pigmen alam yang terkandung dalam serat, sehingga bahan menjadi berwarna putih bersih. Proses penggelantangan dilakukan apabila : 1. Bahan yang dikehendaki berwarna putih bersih, misalnya kain kafan, kain putih, kain sprey,dsb. 2.Bahan akan dicelup dengan warna-warna muda dan cerah, seperti kuning, oranye, dsb. Proses penggelantangan yang dilakukan untuk tujuan ini bersifat setengah putih. Pengerjaan ini terutama dilakukan pada bahan yang terbuat dari serat alam. Didalam proses pemutihan dikenal 2 macam proses pemutihan, yaitu total bleaching dan surface bleaching . total bleaching biasa digunakan dalam proses industri keras dan tekstil, dengan mengghilangkan semua bahan non selulosa. Sedangkan surface bleaching hanya menghilangkan warna pada bagian permukaan, sehingga diperoleh derajat keputihan tertentu (Rasyid Jufri,1976). Beberapa metoda bleaching serat selulosa alam : 1. Dengan menggunakan Hidrogen peroksida (H2O2) lebih dikenal dengan nama pedrihol merupakan oksidator kuat. Penggunaan pedrihol dalam proses pemutihan dipengaruhi oleh temperature, derajat keasaman dan stabilitator yang digunakan. Pemutihan yang berlangsung pada suhu kurang dari 80 C
18
akan memberikan daya pemutih yang sangat efektif, derajat kesamaan (pH) yang paling baik untuk pemutihan menggunakan pedrihol adalah antara 8 sampai 9. Stabilitator pada pemutihan berguna untuk memperlambat penguraian pedrihol pada suhu dan pH yang tinggi. Stabilitator yang sering digunakan adalah Natium Silikat (NaSiO3). 2. Dilakukan dengan larutan yang mengandung kostik soda dan zat pembasah pada suhu 80 C hingga 100 C, selama 1-2 jam, yang diikuti dengan pencucian dengan air panas dan pembilasan dengan air dingin. 3. Pengelantangan dari serat selulosa alam dengan larutan garam hipoklorit, misalnya kaporit atau natrium hipoklorit dalam suasana alkali. Zat penggelantangan akan menyebabkan kerusakan pada serat. Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar, maka dalam proses penggelantangan perlu diperhatikan mengenai jenis dan konsentrasi dari zat kelantang yang digunakan suasana larutan, suhu dan lama pengerjaan. Penggelantangan berlebihan (over bleaching) akan menyebabkan bahan cepat rusak dan kadan-kadang dalam penyimpanan warnanya akan menguning. Untuk bahan yang hasilnya dikehendaki berwarna putih bersih maka setelah proses pengelantangan, bahan tersebut dikerjakan lagi dengan zat pemutih optic ( optical brighteneri). Zat ini dapat juga dicampurkan pada larutan untuk pengkajian kain atau pada air yang digunakan untuk pembilasan 2.1.4 Contoh tumbuhan penghasil serat alam 1. Akar wangi ( Vertiveria zizaniodes) 2. Aren (Arenga Pinnata) 3. Nanas (Annas comosus)
19
4. Abaca (Musa textilis) 5. Pisang batu (Musa branchycarpa) 6. Sansiviera (Saniviera trifaciata) 7. Sisal (Agave sisalana) 8. Katun/kapas (Gossypium spp) 9. Serat serabut kelapa (cocos nucifera) 10. Kapuk (bobax anafractuosum) 11. Ramie (Boehmeria nivea) 12. Eceng gondok (Eichornia crassipes) 13. Mendong (Frimbistylis globulosa/ fimbristylis umbelaris) 14. Flax / Linen (Linum usitatissimum) 15. Rosela (Hibiscus sabdariffa) 16. Jagung ( Zea mays L) 17. Jute/ Ramie cina ( Corchorus capsularis) 18. Jerami padi ( Oryza satifa L) 19. Raffia ( Raphia farinifera) 20. Agel ( Corrypa gebanga) 21. Lantung ( Orthopus elastica)
2.2 Serat Kapas 2.2.1 Tanaman Kapas Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis Gossypium, ialah :
20
a. Gossypium Arboreum ( berasal dari India) b. Gossypium Herbareum ( asal tidak jelas) c. Gossypium Barbadense ( berasal dari Peru) d. Gossypium Hirsustum ( berasal dari Meksiko Selatan , Amerika Tengah dan Kepulauan Hindia Barat ) Spesies yang kemudia dikembangkan manjadi tanaman industri adalah Gossypium Hirsustum, yang kemudian dikenal sebagai kapas ”Upland” atau kapas ”Amerika”, kapas Upland ini sekarang merupakan 87% dari produksi kapas di dunia. Gossypium Barbadense di Amerika, kemudian muncul sebagai tanaman yang menghasilkan kapas dengan mutu tinggi karena seratnya halus dan stapelnya panjang, dan kemudian dikenal sebagai kapas ”Sea Island”. Beberapa tahun kemudian Gossypium Barbadense di Mesir juga menghasilkan kapas dengan mutu yang sangat baik. Kapas ini akhirnya berkembang atau menyebar ke daerah-daerah Sudan, Amerika Serikat, Peru dan Rusia. Kapas Pima yang sekarang ditanam di daerah Barat Daya Amerika Serikat dan Peru Utara berasal dari kapas Mesir, tetapi Pima S-a yang ada sekarang merupakan campuran dengan Barbedense yang lain. Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : Tipe I
: Termasuk dalam tipe ini adalah serat kapas yang panjang, halus, kuat, berkilau, dengan panjang stapel 1 – 1 ½ Inci, misalnya kapas Mesir dan kapas Sea Island. Kapas tipe ini biasanya dipakai untuk benang dan kain yang sangat halus.
21
Tipe II : Termasuk dalam tipe ini adalah kapas medium yang lebih kasardan lebih pendek dengan panjang stapel ½ - 1 3/8 inci, misalnya kapas Upland. Tipe III : Termasuk dalam tipe ini adalah kapas-kapas yang pendek kasar dan tidak berkilau dengan panjang stapel 3/8 – 1 inci. Misalya kapas India, Cina, dan sebagian kecil kapas Timur Tengah, Eropa Tenggara dan Afrika Selatan. 2.2.2 Pertumbuhan serat Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari epidemis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang maksimum dalam waktu 17-25 hari setelah bunga kapas membuka. Pada saat yang sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar yang disebut linter. 15-18 hari berikutnya mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan terbentuknya
lapisan –
lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Pada waktu serat dewasa, dasar sel serat tetap bertahan dalam lapisan epidemis. Serat selama pertumbuhan berbentuk silinder dan diameternya kurang lebih sama dibagian tengah serat, agak membesar dibagian dasar, dan mengecil kearah ujungnya. Ketika buah kapas terbuka uap air yang ada didalam menguap sehingga serat tidak berbentuk silinder lagi. Dalam proses pengeringan ini dinding serat mengkerut, lumennya menjadi lebih kecil dan lebih pipih dan terbentuk puntiran pada serat yang disebut konvolusi.
22
2.2.3 Sifat kapas Menurut Textile Fabric and their selection, maka dapat disimpulkan bahwa kapas memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1.Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit krem. 2. Mudah menyerap air. 3. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal. 4. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan suhu yang hangat. 5. Kapas memiliki beberapa sifat istimewa misalnya mudah dicuci, enak dipakai dan murah, sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain untuk pemakaian dalam musim panas dan pakaian kerja. 6. Kapas terbakar cepat dengan asap putih dan meninggalkan abu halus, bau seperti kertas atau daun terbakar. ( Wingate, Isabel Barnum.Textile Fabric and Their Selection. Prentice-Hall.1976 : 220222)
2.2.4 Sifat fisika Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit krem. Beberapa jenis kapas yang seratnya panjang, warnanya lebih krem dibandingkan kapas Up Land dan Sea Island. Warna kapas akan semakin tua setelah penyimpanan selama 2-5 tahun. Karena
23
pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, warna kapas akan menjadi keabu-abuan dan dengan tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan, menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan. Kekuatan serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kaps dalam keadaan basah lebih tinggi dibandingkan jika dalam keadaan kering. Mulur serat kapas termasuk tinggi diantara selulosa alam, kira-kira dua kali mulur serat ramie. Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh yang nyata terhadap sifat-sifat kapas. Serat kapas yang kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture ragain serat kapas bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif dari atmosfer di sekelilingnya.
2.2.5 Sifat kimia Karena kapas sebagian besar tersusun dari selulosa, maka sifat-sifat kimia kapas adalah sifat-sifat kimia elulosa. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal. Beberapa zat pengoksidasi dan penghidroksida akan merusak kapas sehingga kekuatannya menjadi turun. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksi-selulosa, biasanya terjadi pada pengelantangan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada suhu diatas 140 C. Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Asam kuat akan menyebabkan kerusakan yang hebat sampai melarutkan kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali yang pekat yang menyebabkan
24
penggelembungan yang besar pada serat seperti pada proses merserisasi, yang menyebabkan serat menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Pelarut-pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan kapas ialah kupramonium hidroksida dan kupiretilena diamina. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu hangat. Untuk identifikasi kapas, dapat dilakukan dengan uji baakr. Kapas terbakar cepat dengan asap putih dan meninggalkan abu halus, bau seperti kertas atau daun terbakar. Sewaktu nyala api padam, timbul peletikan api yang berjalan (after glow). Uji bakar ini tidak dapat membedakan serat kapas dengan serat selulosa lainnya. Selain itu kapas dapat diidentifikasikan dengan mikroskop. 2.2.6 Klasifikasi Kapas Menurut cara klasifikasi Amerika, mutu kapas ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : 1. Grade 2. Panjang stapel 3. Karakter
2.3 Simpul 2.3.1 Definisi simpul Definisi simpul berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : 1. ikatan pada benang dan tali. 2.3.2 Kegunaan simpul Ada banyak variasi dari simpul atau ikatan dan setiap ikatan mempunyai sifat dan pantas tidaknya ikatan yang akan dilakukan. Beberapa simpul/ikatan dapat menyesuaikan
25
diri dengan objek yang akan diikat. Simpul lain dibuat untuk mengikat atau menarik di sekeliling objek. Simpul dekoratif biasanya dibuat untuk mengikat tali itu sendiri yang membentuk pola-pola tertentu. Memilih simpul yang tepat untuk pekerjaan yang akan dilakukan adalah aspek paling penting untuk menggunakan simpul dengan baik.
2.3.3 Penggunaan simpul Simpul menjadi dasar hal-hal yang perlu diketahui pada industri, pekerjaan, rekreasi, dan keadaan domestik. Bahkan aktivitas sederhana seperti menarik perangkat keras kedalam rumah akan celaka jika ikatannya tidak baik. Begitu juga dengan truk ketika mengangkat beban membutuhkan ikatan khusus, dan itu memberikan keuntungan bagi mesin. Apapun aktivitasnya, sedang berlayar atau mendaki gunung dan aktivitas yang penuh resiko sebaiknya mempelajari simpul terlebih dahulu karena akan bisa mengambil tindakan yang tepat di saat-saat yang dibutuhkan. Simpul dapat dikombinasikan dalam membuat
objek yang rumit seperti tali
temali kapal dan membuat jala. Dalam kegiatan membuat simpul, juntaian pada akhir ikatan digabung menjadi satu dengan salah satu jenis simpul yang disebut whipping knot. Banyak produk tekstil yang menggunakan simpul untuk memperbaiki kerusakan. Macrame adalah salah satu teknik tekstil yang menggunakan simpul sebagai teknik utamanya, disamping crochets, tenun atau teknik kempa felting. Macrame dapat membuat struktur tekstil secara 3 dimensi , bisa juga dibuat datar, tetapi lebih sering dibuat menjadi hiasan dekoratif.
2.5 Macrame
26
Pengertian macramé menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bentuk seni kerajinan simpul-simpul dengan menggarap rantaian benang pada awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Macramé telah digunakan sejak sekitar enam abad yang lalu yang akhirnya membuat macramé termasuk “Old Craft” pada tekstil yang dibuat tanpa tenun, dengan menggunakan motif ornamental. Bentuk dasar ataupun utama simpul pada macramé adalah persegi dan bentuk-bentuk dari hasil ikatan dan pertalian. Macramé banyak digunakan untuk benda-benda perabotan atau perlengkapan interior, aksesoris pakaian dan pakaian itu sendiri.
2.5.1 Sejarah dan perkembangan macrame Macrame pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Turki dan negara-negara Balkan ( Eropa Timur) dan sekitarnya. Berasal dari kata Maqrama yang digunakan oleh bangsa Turki, kata tersebut mengalami perubahan dengan huruf Arab menjadi MIqramah yang kemudian menjadi macramé. Dari Timur Tengah, macramé menyebar sampai ke negara Spanyol dengan melewati invansi The Morris pada abad ke-8, dan Italia lewat tentara perang salib abad ke-11 sampai ke-13, sampai akhirnya menyebar ke seluruh Eropa. Pada akhir abad ke-19, macramé mulai diekspor ke Negara Amerika Selatan dan California oleh negara Italia. Teknik macramé tidak diketahui pada awalnya, tetapi sampai akhirnya diketahui oleh orang Spanyol yang mempelajari macramé dari para
27