BAB II
TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1
Pengertian Mahasiswa Akuntansi Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 60 Tahun 1999
adalah peserta didik yang telah terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified Accounts (AICPA) yang dikutip Noviasari (2012:7) yaitu “akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran menurut cara-cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan artinya” Mahasiswa akuntansi adalah peserta didik yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan akuntansi. 2.1.2
Pengertian Profesi Akuntan Menurut International Federation of Accountants dalam Aprilyan (2011)
yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan, atau dagang, akuntan yang bekerja di bidang pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. Jadi akuntan merupakan seorang yang bertugas dan bekerja sebagai pencatat dan penyusun laporan informasi dan susunan kejadian yang berguna dan bernilai bagi pemakai informasi. 2.1.3
Pengertian Akuntan Publik Menurut Mulyadi (1992) dalam Andersen (2012:37) mendefinisikan
Akuntan Publik sebagai berikut : “Akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat, terutama bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon investor, dan instansi pemerintah ( terutama instansi pajak). Disamping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti, konsultasi pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusun sistem akuntansi, dan penyusun laporan keuangan. Izin menjalankan praktik sebagai akuntan publik diberikan oleh Menteri Keuangan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut (Mulyadi, 2002) seperti dikutip Andersen (2012:37) yaitu: 1. Berdomisili di wilayah Indonesia 2. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 3. Menjadi anggota IAPI.
4. Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit. Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002) dalam Andersen (2012:37) : a. Auditor junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. b. Auditor senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. c. Manajer, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit : mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter ( laporan hasil managerial). d. Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing. 2.1.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa terhadap profesi
akuntan, antara lain:
1) Gaji/Penghasilan Finansial Penghasilan finansial atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawan. Pada faktor gaji, biasanya mahasiswa akan memperhitungkan gaji yang diperoleh pada waktu mulai bekerja, mulai jaminan masa depan yang menjamin yaitu adanya dana pensiun, selain itu persepsi mahasiswa juga memperhitungkan kapan kenaikan gaji akan diperoleh (Yendrawati, 2007:179). 2) Pelatihan Profesional Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian terhadap prestasi. Pelatihan dan pengakuan profesional dapat dikategorikan sebagai penghargaan yang tidak berwujud finansial. Dalam memilih profesi akuntan tidak hanya bertujuan mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk berprestasi dan mengembangkan diri. Pada faktor ini biasanya persepsi mahasiswa akan melihat apakah sebelum mereka bekerja diberikan pelatihan sebagai bekal mereka bekerja atau yang diselenggarakan oleh pihak luar lembaga tempat mereka bekerja. Selain itu persepsi mahasiswa juga menginginkan pengalaman kerja yang bervariasi, supaya tidak mengalami kejenuhan dalam bekerja (Yendrawati, 2007:179). 3) Pengakuan Profesional Menurut Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:25) pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik. Hal ini berarti bahwa dalam memilih profesi tidak hanya bertujuan mencari penghargaan
finansial tetapi juga ada keinginan untuk pengakuan profesional dan mengembangkan diri. Elemen-elemen dalam pengakuan profesi, meliputi: kesempatan untuk berkembang, pengakuan berprestasi, kesempatan untuk naik pangkat, menghargai keahlian tertentu. 4) Nilai-nilai Sosial Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, dengan kata lain nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya (Wahyu, 2006:179). 5) Lingkungan Kerja Lingkungan kerja karyawan mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap kegiatan operasional perusahaan. Menurut Nitisemito dalam Azlina (2008:1938) yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar para pekerja dan mempengaruhi dirinya dalam menyelesaikan semua tugas yang dibebankan kepadanya oleh perusahaan. 6) Pertimbangan Pasar Kerja Menurut Wheeler (1983) dalam Setiyani (2005:30), pertimbangan pasar kerja (job market consideration) meliputi: a. Tersedianya Lapangan Pekerjaan Wheler (1983) menyatakan mahasiswa jurusan bisnis, psikologi dan pendidikan bahwa faktor jangka pendek seperti suplai kerja bidang akuntansi lebih baik dibanding dengan bisnis lain.
b. Keamanan Kerja Keamanan kerja merupakan faktor dimana profesi yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Profesi yang dipilih diharapkan bukan merupakan pilihan profesi sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai tiba waktu pensiun. c. Fleksibilitas Karir Dengan adanya pilihan karir yang lebih fleksibel akan membantu karyawan untuk tidak berada pada situasi yang stagnasi. Karir yang fleksibel membutuhkan pengetahuan dan pelatihan yang terus menerus diperbaharui. d. Kesempatan promosi Promosi merupakan proses pemindahan jenjang karir secara vertikal ke arah yang lebih tinggi dan disertai dengan adanya kenaikan tanggung jawab dan imbalan. Seorang pekerja tentu mengharapkan peningkatan promosi sesuai dengan prestasinya. Kesempatan promosi yang diberikan dapat mendorong peningkatan kualitas kerja. 7) Nilai Intrinsik Pekerjaan Menurut Oktavia (2005:16) faktor intrinsik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah ia melakukan pekerjaan. Newstrom dan Davis (1985) dalam Setiyani (2005:28) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka, dengan kata lain kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya.
8) Regulasi Pemerintah Regulasi pemerintah adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur suatu organisasi maupun suatu profesi . Aspek ini sangat penting untuk diperhatikan oleh semua organisasi dan semua profesi dalam hal ini berbentuk akuntan publik. Pemerintah pada bulan Mei 2011, mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik. Pemerintah secara jelas memperbaharui dan merevisi beberapa peraturan kembali tentang profesi akuntan publik. Undang – Undang ini berisikan ruang lingkup jasa akuntan publik, perizinan akuntan publik, dan KAP, hak, kewajibab, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP, kerja sama antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP dan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA), Asosiasi Profesi Akuntan Publik, Komite Profesi Akuntan Publik, pembinaan dan pengawasan oleh Menteri, sanksi administrative dan ketentuan pidana. 9) Risiko Profesi Bird
(1996) seperti
dikutip
Listyowati
(2010:11) risiko adalah
kemungkinan terjadinya kerugian atau keuntungan. Juga, suatu takaran dari potensi kerugian yang mempertimbangkan besarnya kerugian dan kemungkinan terjadinya. Menurut Australian Standard / New Zealand Standard (4360:2004) dalam Listyowati (2010:11), risiko adalah kemungkinan atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan suatu dampak dari suatu sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus atau konsekuensi yang dapat ditimbulkannya.
2.1.5. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian Oktavia (2005) menganalisis faktor-faktor yang memotivasi pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan dari 176 orang responden sebanyak 101 orang memilih profesi sebagai akuntan publik karena profesi akuntan publik diperkenalkan sangat baik pada mahasiswa oleh staf pengajar. Wulandari (2011) membahas masalah faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik. Kesimpulan penelitian ini faktor gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa. Widyasari (2011) menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan yang ditinjau dari gaji/ penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja, serta dari personalitas disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi. Penelitian Noviasari (2012) , penelitian ini mengacu pada penelitian Widyasari (2011) dan menambahkan intrinsik pekerjaan pada variabelnya dan peneliti memberi kesimpulan bahwa variabel instrinsik pekerjaan berpengaruh
tidak signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik.
2.2
Rerangka Pemikiran Model rerangka pemikiran berfungsi sebagai acuan dan sekaligus
mencerminkan pola pikir yang digunakan sebagai dasar penyusunan dan perumusan hipotesis. Berdasarkan urutan dan penggunaan teori dan informasi dari penelitian terdahulu, faktor gaji, pelatihan profesional, pelatihan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan merupakan faktor penarik minat sedangkan regulasi pemerintah dan risiko profesi merupakan faktor penghambat minat dijelaskan menjadi bentuk kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1 Rerangka pemikiran
Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, dijelaskan bahwa penelitian ini meneliti mahasiswa akuntansi di Surabaya khususnya meneliti minat mereka untuk menjadi akuntan publik dimana minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor penarik maupun faktor penghambat yang berdampak pada keputusan pemilihan profesi sebagai akuntan publik. 2.3
Perumusan Hipotesis Berdasarkan
penelitian
terdahulu
yaitu
Noviasari
(2012)
yang
menggunakan variabel dependen yakni pemilihan karir akuntan dan variabel independen yaitu gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan. Penelitian ini menambahkan 2 variabel tambahan yaitu regulasi pemerintah dan risiko profesi. 2.3.1 Gaji / Penghargaan Profesional Gaji/salary merupakan salah faktor yang mendorong seseorang untuk memilih pekerjaan sebagai akuntan. Pertimbangan dengan menyesuaikan pada pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh mendorong para sarjana muda lebih selektif dan mencocokkan dengan kemampuan yang dimiliki. Penelitian Widyasari (2010) mengenai faktor penghargaan finansial menunjukkan bukti bahwa pandangan mahasiswa terhadap faktor gaji atau penghargaan finansial dalam pemilihan karir mereka sebagai akuntan publik dengan akuntan perusahaan, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik berbedabeda. Dalam hal ini berarti adanya perbedaan pandangan antar sesama mahasiswa
dalam menyikapi faktor gaji sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi sebagai seorang akuntan. H1 :
Gaji atau penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.2
Pelatihan Profesional Seorang mahasiswa lulusan pendidikan profesi akuntan tidak serta merta
dapat langsung terjun ke dalam dunia seorang akuntan. Dalam praktek sebenarnya, seorang akuntan membutuhkan banyak informasi baik formal maupun nonformal guna melakukan suatu pemerikasaan dan pengesahan akan kesimpulan akhir. Menurut Widyasari (2010), terdapat perbedaan pandangan antar sesama mahasiswa selanjutnya bahwa indikator memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi lebih dipertimbangkan pada pemilihan karir sebagai akuntan publik daripada akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. H2 :
Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.3
Pengakuan Profesional Pengakuan profesional mencakup sesuatu yang berhubungan dengan
pengakuan terhadap prestasi dan keberhasilan dari suatu pekerjaan. Dengan diakuinya prestasi kerja akan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan dapat meningkatkan motivasi dalam pencapaian karir yang lebih
baik. Faktor ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan perkembangan perusahaan atau individu sendiri. Menurut Widyasari (2010), pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional ini meliputi adanya kemungkinan bekerja dengan ahli yang lain, kesempatan untuk berkembang dan pengakuan prestasi. H3 :
Pengakuan profesional berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.4
Nilai-nilai Sosial Pekerjaan akuntan membutuhkan lingkungan dan situasi sekitar yang baik.
Nilai-nilai sosial mendorong pekerjaan akuntan lebih dihargai dan mendapat tempat distrata sosial masyarakat. Kepedulian dan perhatian pada sekitar oleh seorang akuntan akan meningkatkan nilai instrinsik dan nilai jual akuntan. Menurut Widyasari (2010), nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang mencerminkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, atau dengan kata lain nilai-nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. H4 :
Nilai-nilai sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.5
Lingkungan Kerja Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan
(dalam hal ini seorang akuntan publik) adalah lingkungan kerja. Meskipun faktor tersebut sangatlah penting dan besar pengaruhnya, tetapi masih banyak perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan hal tersebut. Yang disebut lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan; Nitisemito (2001:183) dalam Wulandari, (2011:31) Lingkungan kerja mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang berbeda dari lingkungan sebelum memperoleh pekerjaan. Seorang pekerja dituntut untuk dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan kerja, agar dapat mencapai target kerja yang diwajibkan. H5 :
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.6
Pertimbangan Pasar Kerja Pertimbangan pasar kerja merupakan peluang dari pekerjaan yang
nantinya
dipertimbangkan
oleh
mahasiswa
dalam
memilih
profesinya.
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja, tersedianya lapangan kerja dan kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama (Wulandari, 2011:32)
Dunia kerja pada era ini menuntut nilai lebih dari seseorang untuk dapat menjadi pribadi yang berkualitas dan memiliki nilai jual dipasaran. Nilai jual maksudnya adalah harga / price dari pekerjaan yang akan dilakukan. Seorang tamatan SMA memiliki nilai jual yang berbeda dengan para sarjana, terkecuali sudah memiliki pengalaman dan prestasi yang sangat baik. H6 :
Pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.7
Nilai Intrinsik Pekerjaan Faktor Intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh
individu ketika melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara pekerjaan dan penghargaan. Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka, menawarkan tugas yang bervariasi dan pekerjaan yang lebih menantang, pekerjaan yang menyediakan sedikit tantangan akan membuat karyawan cepat bosan. Tetapi apabila karyawan dihadapkan pada pekerjaan yang memberikan tantangan cukup besar akan menciptakan perasaan tidak mampu melaksanakannya sehingga menjadi cepat stres/frustasi karena lingkungannya (Setiyani, 2005:29) H7 :
Nilai intrinsik pekerjaan bepengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.8
Regulasi Pemerintah Berdasarkan UU RI No. 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik,
sarjana ekonomi non akuntansi dapat menjadi akuntan publik dinilai memiliki
pengaruh dalam keputusan seorang mahasiswa untuk menjadi akuntan. Serta adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan mahasiswa sarjana ekonomi akuntansi untuk mengikuti PPAk untuk menjadi seorang akuntan mendorong banyak pertimbangan mahasiswa untuk memilih karir sebagai seorang akuntan, belum lagi biaya ujian dan sertifikasi yang cukup tinggi yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa itu sendiri. Latar belakang fenomena tersebut yang mendasari penelitian ini. H8 :
Regulasi pemerintah berpengaruh negatif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
2.3.9
Risiko Profesi Menurut Collins (1993) dalam Aprilyan (2011:37) Sebelum memilih suatu
profesi setiap individu pasti memikirkan segala bentuk risiko yang akan diterimanya ketika menggeluti profesi yang sudah dipilih dalam hal ini profesi akuntan publik. Profesi akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan berat, seperti peningkatan risiko dan tanggung jawab, adanya batasan waktu, standard overload, persaingan sesama KAP, dan teknologi yang semakin canggih yang harus salalu diikuti. Keadaan ini membentuk persepsi tentang kelemahan menjadi akuntan publik. H9 :
Risiko profesi berpengaruh negatif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.