BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza dan mengetahui faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza. Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan. Lisnawati (2004) melakukan penelitian dengan judul “Variabel yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Kaki Lima (Studi kasus di jalan Oerip Sumoharjo Jatinegara)”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan pedagang kaki lima jalan Oerip Sumoharjo Jatinegara. Diperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh secara siqnifikan terhadap keberhasilan pedagang kaki lima (PKL) dengan pendekatan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan rata-rata per hari di jalan Oerip Soemaharjo Jatinegara adalah jumlah jam kerja, asal barang, pelayanan, harga barang, barang tidak laku, dan modal usaha awal.
B. Pengertian Wirausaha Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Kata entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata ”wira” (gagah berani, perkasa) dan kata ”usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/perkasa dalam usaha. ”an enterpreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit. And the growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize of them” (Riyanti, 2003: 21). Wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan menjadi produksi. Manger (Riyanti, 2003: 23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai/bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat. Kamus umum bahasa Indonesia (Riyanti, 2003: 24) mengartikan wirausaha sebagai: ”orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara
Universitas Sumatera Utara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk
pengadaan
produk,
memasarkannya
serta
mengatur
permodalan operasinya.” Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggungjawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya. Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2003: 13), sebagai berikut: 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
Universitas Sumatera Utara
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan
adalah
usaha
menciptakan
nilai
tambah
dengan
jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Kewirausahaan secara ringkas berdasarkan keenam konsep diatas dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif
Universitas Sumatera Utara
didalam mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003: 14) mengemukakan ciri-ciri kewirausahaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Ciri-ciri & Watak Kewirausahaan No 1
Ciri-ciri Percaya diri
Watak Keyakinan,
ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme. 2
Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi hasil
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.
3 4
Pengambilan resiko dan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang
suka tantangan
wajar.
Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
5
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6
Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang dagangannya menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi. Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang. Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta. Menurut UU No. 9/1995 tentang usaha kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha
Universitas Sumatera Utara
yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002: 45).
D. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah: 1. Pengetahuan Kewirausahaan Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan. Pemilik usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja. Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja (www.pengetahuan kewirausahaan.com, diakses 15 April 2010). a. Pengetahuan langsung Merupakan pengetahuan yang diterima berdasarkan pengalaman sendiri, yaitu berdasarkan usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha. b. Pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain)
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman orang lain adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri dan bisa diperoleh dari pengalaman kerja pada suatu organisasi entrepreneurial. 2. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. a. Strategi Produk Segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. b. Strategi Harga Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. c. Strategi Lokasi dan Layout Lokasi merupakan tempat usaha pakaian itu melakukan proses penjualan, tempat melayani konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempat untuk memajangkan produk atau barang yang dijual. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya yaitru dengan kategori strategis atau tidak strategis.
Universitas Sumatera Utara
Tata letak juga perlu dipikirkan sebagai tempat melakukan kegiatan usaha. Tata letak ini dikenal dengan nama layout. Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepada para tenaga kerja. Di samping itu, pelanggan atau konsumen pun betah berbelanja atau berurusan dengan usaha tersebut. d. Strategi Discount Merupakan cara pengusaha pakaian untuk menarik perhatian calon pembeli untuk membeli barang atau produk pakaian dengan memberikan discount. e. Kualitas Pelayanan Pelanggan akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Untuk perusahaan jasa, sistem informasi pelayanan yang baik berarti menciptakan kualitas yang baik pula, sehinga pelanggan mendapatkan pelayanan sesuai dengan yang mereka harapkan.
F. Keberhasilan Usaha Menurut Nasution (2001: 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Ranto (2007: 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai
Universitas Sumatera Utara
tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Menurut Hutagalung (2008: 50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
Universitas Sumatera Utara