BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Sumber Daya manusia 2.1.1.1Defenisi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia menjadi salah satu unsur penting dalam kegiatanusaha di perusahaan baik skala kecil, menengah maupun besar.Keberhasilan UKM dalam mencapai tujuan utama dan mampu menghadapi persaingan adalah dukungan dari sumber daya manusia yang handal dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya.Untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan harus diberikan pelatihan yang cocok dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Sumber daya manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Dalam penelitian ini dilihat dari kualitas SDM yang dimiliki dan bagaimana untuk meningkatkannya, serta sejauh mana SDM tersebut mendapatkan pelatihan keterampilan. Menurut Wiley (2002) mendefinisikan bahwa “sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya peningkatan daya saing UKM. Sementara itu Matindas (2002) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam suatu organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagai kesatuan, sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu sistem di mana setiap karyawan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nasution (2005) bahwa sumber daya manusia ( SDM) di dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi, karena pada dasarnya SDM yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara dari sistem integral tersebut, baik itu input, proses, maupun output.Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Sumber daya manusia jika ditinjau dari segi kualitasnya memiliki dua kemampuan, yaitu : 1. Hard Skill : Kemampuan akademik ( pendidikan) yang dimiliki seseorang. 2.Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan terutama dalam dunia kerja / organisasi. Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya manusia dalam menggerakan dan mengembangkan serta meningkatkan daya saing UKM. Agar kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan organisasi. 2.1.1.2 Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia Zainun (2001) menyatakan peningkatan mutu sumber daya manusia dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti : 1. Menyiapkan seseorang agar saatnya dihari tugas tertentu yang belum tahu secara khusus, apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti diserahi tugas yang sesuai 2. Memperbaiki kondisi sesorang yang sudah diberi tugas dan sedang menghadapi tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk mampu mengemban tugas itu sebagaimana mestinya. 3. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang syaratsyaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakannya sekarang
Universitas Sumatera Utara
4. Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di seputar tugasnya,baik yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan tugasnya. 5. Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan karena berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu secara sebagian atau seluruhnya. 6. Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah orang yang benar-benar cocok untuk tugas yang sedang diembannya. 7. Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain baik teman sejawat maupun para relasinya Peningkatan kualitas sumber daya manusia menurut Robbins (2001) dapat diukur dari keberhasilan : a. Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan b. Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau system mengerjakan suatu pekerjaan.Peningkatan kemampuan konsepsual adalah mampu memprediksi segala sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju c. Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu bekerja sama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri. Selain kemampuan diatas harus diperhatikan pula keterampilan, kemampuan dan pengetahuan UKM dalam menghadapi persaingan, juga dibutuhkan peningkatan kompetensi karyawan UKM terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang berkembang dengan cepat.Kompetensi UKM penting untuk diperhatikan sehingga setiap kali
Universitas Sumatera Utara
diberikan tugas dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin bagi kemajuan UMKM untuk memenangkan persaingan usaha. Menurut Ruky (2014:121), “kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam konteks tertentu, dan kemampuan untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan ke konteks yang baru dan/atau berbeda”. Kompetensi adalah perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas, dan sikap positif terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja (Darsono dan Siswandoko 2011:123). Menurut Rivai dan Ella (2013:299), “kompetensi sebagai karakteristik yang mendasar yang dimiliki oleh seseorang yang berpengaruh langsung terhadap atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik”. Menurut Zimmerer dkk (2008:57) (dalam Lestari, 2015:6) kreativitas merupakan “kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang”.Dan ini penting bagi kesuksesan usaha pengrajin rotan.Menurut Togatorop (2011 : 10) (dalam Lestari, 2015 : 12) keterampilan (Skill) adalah “suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seorang karyawan dengan baik dan maksimal. Berdasarkan pengukuran kualitas SDM diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan akademik yang sesuai dengan pekerjaan, keterampilan seperti membuat laporan keuangan usaha, serta kreatifitas untuk menciptakan produk baru dapat menjadi acuan sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing usaha mikro rotan di kota Medan
2.1.1.3 Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia Faktor manusia sangat penting didalam organisasi kecil maupun besar untuk menghadapi persaingan dan strategi bertahan, maka setiap bagian didalam organisasi harus
Universitas Sumatera Utara
terlibat dan membutuhkan waktu yang berkesinambungan serta konsisten didalam pengelolaanya. Tantangan didalam pengelolaan sumber daya Manusia terdiri dari dua aspek yaitu aspek dari luar organisasi dan aspek dari dalam organisasi. 1. Aspek dari luar organisasi. a. Teknologi Perubahan teknologi akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur pekerjaan, proses operasi, sehingga menuntut keahlian tertentu dalam menjalankannya. b. Budaya dan lingkungan Perubahan norma dan sistem nilai dalam masyarakat. c. Ekonomi Perubahan struktur ekonomi menyebabkan ketatnya persaingan sehingga para UMKM dituntut lebih kreatif dan inovatif. d. Pemerintahan. Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lapangan kerja, infastruktur seperti sistem penggajian , ketersediaan akses keluar masuk kapal angkut dll.
2. Aspek dari dalam organisasi a. Sistem pengelolaan SDM yang meliputi : rekrutmen, sistem penilaian Performance, system karier, pendidikan dan latihan, sistem imbalan, system reward and punishment dan Pemberhentian Pegawai. b. Budaya organisasi . Keadaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan konflik didalam organisasi, walaupun konflik didalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dihindari, tetapi bagaimana organisasi mengelolanya agar konflik tersebut menjadi minimum c. Ketersediaan sistem Informasi. Sistem informasi yang dibutuhkan haruslah dapat diakses oleh semua anggota organisasi UMKM agar dapat cepat menyatukan persepsi dalam mengambil kebijakan organisasi dan mengimplementasikan dalam bentuk kegiatan kerja organisasi dalam hal ini koperasi yang tergabung dalam usaha rotan ini. 2.1.2 Modal Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha atau perusahaan membutuhkan dana atau biaya untuk dapat beroperasi. Hal ini sebenarnya menjadi persoalan yang dihadapi hampir semua pengusaha, karena untuk memulai usaha dibutuhkan pengeluaran sejumlah uang sebagai modal awal. Pengeluaran tersebut untuk membeli bahan baku dan penolong, alat-alat dan fasilitas produksi serta pengeluaran operasional lainnya. Melalui barang-barang yang dibeli tersebut perusahaan kecil maupun besar dapat menghasilkan sejumlah output yang kemudian dapat dijualnya untuk mendapat sejumlah uang pengembalian modal dan keuntungan. Bagian keuntungan ini sebagian digunakan untuk memperbesar modal agar menghasilkan uang sebagai keuntungan dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan seterusnya begitu sampai pengusaha mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan atau target (Achmad, 2009). Tulus (2002) menjelaskan bahwa modal adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar. Sedangkan Neti (2009) menyebutkan bahwa dalam memulai suatu usaha, modal merupakan salah satu faktor penting disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa tidak berjalan apabila tidak tersedia modal. Artinya, bahwa suatu usaha
Universitas Sumatera Utara
tidak akan pernah ada atau tidak dapat berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menggambarkan bahwa modal menjadi faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya setiap orang yang akan melakukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya adalah memikirkan dan mencari modal untuk usahanya. Menurut Prawirosentono (2002 dalam Neti, 2009) modal merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan pada waktu yang akan datang dan dinyatakan dalam nilai uang. Modal dalam bentuk uang pada suatu usaha mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan usaha, yakni: (1) sebagian dibelikan tanah dan bangunan; (2) sebagian dibelikan persediaan bahan; (3) sebagian dibelikan mesin dan peralatan; dan (4) sebagian lagi disimpan dalam bentuk uang tunai. Selain sebagai bagian terpenting di dalam proses produksi, modal juga merupakan faktor utama dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam pengembangan usaha. Hal ini dicapai melalui peningkatan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan atau laba bagi pengusaha (Achmad, 2009). Dengan tersedianya modal maka usaha akan berjalan lancar sehingga akan mengembangkan modal itu sendiri melaui suatu proses kegiatan usaha. Modal yang digunakan dapat merupakan modal sendiri seluruhnya atau merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Kumpulan berbagai sumber modal akan membentuk suatu kekuatan modal yang ditanamkan guna menjalankan usaha. Modal yang dimiliki tersebut jika dikelola secara optimal maka akan meningkatkan volume penjualan (Riyanto, 1985 dalam Achmad, 2009). Terdapat pula adanya penggunaan istilah modal untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya modal sosial dan modal manusia. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolah, jalan raya dan sebagainya, sedangkan istilah yang kedua mengacu
Universitas Sumatera Utara
kepada faktor manusia produktif yang mencakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya,disebut sebagai suatu investasi dalam modal manusia
2.1.2.1 Defenisi Modal Istilah modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi, begitu pula dengan UKM. UKM sebelum memulai usahanya ia harus memperhatikan sumber dana usaha, lokasi usaha yang strategis, dan bahan baku. Modal (capital) sering ditafsirkan sebagai uang. Terutama apabila mempersoalkan pembelian peralatan, mesin-mesin, atau fasilitas-fasilitas produktif lain. Adalah lebih tepat untuk menyatakan uang yang digunakan untuk melaksanakan pembelian tersebut sebagai modal finansial (financial capital). Adakalanya modal dinamakan barang-barang investasi, dan modal demikian terdiri dari: a. Mesin-mesin b. Peralatan c. Bangunan-bangunan d. Fasilitas-fasilitas transpor dan distribusi e. Persediaan (inventory) barang-barang setengah jadi Ada suatu ciri pokok barang-barang modal yaitu bahwa mereka digunakan untuk memproduksi barang-barang lain. Dalam artian yang lebih luas, menurut pandangan ekonomi non-Marxian, modal adalah asset yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi), dengan demikian modal dapat dapat berwujud barang atau uang. Menurut Bambang (dalam Purwanti, 2012:16), arti modal yang lain modal meliputi baik modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang. Modal sangat penting dalam mendirikan sebuah usaha. Besar kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan
Universitas Sumatera Utara
didirikan. Para konsultan bisnis pada umumnya membagi pengertian modal termasuk modal usaha kecil menjadi dua yaitu modal tangible dan modal intangibel. Modal tangibel adalah modal yang berwujud secara nyata, baik dalam bentuk barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Barang bergerak contohnya sepeda motor, mesin produksi, dan lain sebagainya. Modal intangibel adalah modal yang tidak berujud nyata seperti ide-ide kreatif. Secara keseluruhan modal usaha terbagi menjadi 3 bagian (Purwanti, 2012:18), yaitu: 1. Modal investasi, adalah jenis modal usaha yang harusdikeluarkan yang biasanya dipakai dalam jangka panjang. Modal usaha untuk investasi nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang, namun modal investasi akan menyusut dari tahun ke tahun.bahkan bisa dari bulan ke bulan. 2. Modal kerja; modal usaha yang harus dikeluarkan untuk membuat atau membeli barang dagangan. Modal kerja ini dapat dikeuarkan tiap bulan atau pada waktu-waktu tertentu. 3. Modal operasional; Modal usaha yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan misalnya pembayaran gaji pegawai, Listrik dan sebagainya. 2.1.2.2 Konsep Modal Dalam ilmu ekonomi, istilah capital (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan atau perkembangan. Istilah “modal” yang biasa dipergunakan pada abad ke-16 dan abad ke-17 menunjukkan pengertian kepada dua hal. Pertama, modal dalam pengertian persediaan uang yang digunakan untuk membeli barang yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan. Kedua, modal dengan maksud untuk menggambarkan persediaan yang berupa barang-barang. Oleh sebab itu maka istilah “modal” digunakan untuk kedua pengertian yaitu konsep keuangan dan konsep barang (Komaruddin, 1991).
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir abad ke-19, modal dalam pengertian barang-barang fisik yang digunakan dalam proses produksi ditinjau sebagai salah satu dari keempat faktor dasar dalam produksi. Yang lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau keusahawanan. Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Kadangkala modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan nilai sumber - sumber ekonomi non-manusiawi termasuk tanah. Definisi modal yang lain yaitu merupakan barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barangbarang baru. Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi pada umumnya, modal mengacu kepada asset yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan yang tidak segera dikonsumsi melainkan disimpan (saving) atau dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Akan tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal apabila uang tersebut ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu kembalian. Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Adam Smith dalam The Wealth of Nation menggunakan istilah capital dan circulating capital. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut fixed capital dalam bentuk bangunan pabrik, mesinmesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru. Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka disebut circulating capital dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi.
2.1.3Pemasaran Produk 2.1.3.1 Defenisi Pemasaran Produk Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para UKM dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan usahanya dan mendapatkan laba.Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan tergantung pada kemampuan dan keahlian di bidang pemasaran.Dalam pencapaian tujuan perlu adanya strategi pemasaran yaitu suatu rencana yang dimiliki oleh suatu badan usaha sebagai pedoman bagi kegiatan-kegiatan pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti menggunakan teknologi media untuk membuat iklan, memasarkan produk, melalukan promosi usaha, serta menetapkan harga yang murah. Kemampuan strategi pemasaran suatu usaha untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor pemasaran. Sejalan dengan berkembangnya ekonomi, maka definisi pemasaran telah berubah - ubah tergantung kepada perkembangan historis dari pada pemasaran itu sendiri. Menurut Stanton (2000 : 7 ) pemasaran adalah ” Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Menurut kotler (2002 : 5) pemasaran adalah ” Serangkaian daripada kegiatan yang ditujukan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran”. Sedangkan menurut Nitisemito (2004 : 9) definisi dari pemasaran adalah ” Suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperluas arus barang dan jasa produsen kekonsumen paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”.
Universitas Sumatera Utara
Definisi yang dilakukan Philip kotler mengandung arti sebagai berikut : a.
Adanya kegiatan manusia yang hanya bisa melakukan pertukaran.
b.
Untuk memperlancar serta penyempurnaan pertukaran.
c.
Apa yang dipertukarkan.
d.
Adanya pembelian dan penjualan.
Pengertian yang telah dikemukakan diatas sangat luas artinya karena pengertian tadi mencakup segala aktifitas dalam rantai perniagaan. Dalam definisi yang telah diungkap oleh para pakar pemasaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sebelum menjual produk dan saat menjual produk ke konsumen.
2.1.3.2 Lingkungan Pemasaran Dalam lingkungan pemasaran suatu usaha terdiri dari banyak pelaku dan kekuatan diluar bagian pemasaran yang mempengaruhi kemampuan management pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan sasaran. Lingkungan pemasaran menawarkan peluang dan ancaman yang datang baik dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern). Dengan pencerminan lingkungan usaha baik intern maupun ekstern secara sistematis, pemasaran mampu merevisi penyesuaian strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan dan peluang baru dipasar. Menurut Assuri (2000 : 9), Strategi pemasaran didefinisikan sebagai berikut : ” Rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang dijalankan untuk menciptakan tujuan pemasaran suatu perusahaan”. Sedangkan menurut kotler (2004 : 8), Strategi pemasaran adalah ” Logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran pemasarannya, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan
Universitas Sumatera Utara
keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemikiran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan”. Adapun lingkungan pemasaran menurut Kotler (2004 : 109) terdiri dari: 1. Lingkungan Mikro Yang terdiri dari kekuatan yang dekat dengan pengusaha yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan yaitu : a. Perusahaan Menurut Winardi (2000 : 6) manajemen pemasaran adalah “ Proses pengambilan keputusan, perencanaan, pengawasan aspek-aspek pemasaran suatu perusahaan sehubungan dengan konsep pemasaran di dalam sistem pemasaran”. Manajemen
pemasaran
mempertimbangkan
dalam
merumuskan
kelompok-kelompok
lainnya
rencana dalam
pemasaran perusahaan
harus tersebut,
misalnya manajemen puncak, keuangan, pembelian, produk dan akuntansi. Tingkatan manajemen yang lebih tinggi menentukan sasaran dan kebijaksanaan perusahaan. b. Pemasok Pemasok adalah usaha bisnis dan perorangan yang dibutuhkan oleh UKM dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan pemasok dapat mempengaruhi dampak yang lebih besar terhadap operasi usaha pemasaran. c. Perantara Pemasaran Perantara pemasaran adalah mereka yang membantu pengusaha UKM dalam mempromosikan dan mendistribusikan barang pada pembelian akhir. Para perantara ini meliputi perusahaan, distribusi fisik, agen dan jasa pemasaran dan perantara keuangan. d. Pelanggan
Universitas Sumatera Utara
UKM perlu meneliti pasar pelanggannya dengan teliti, UKM dapat beroperasi dalam lima jenis para pelanggan yaitu : pasar konsumen, pasar industri, pasar reseller, pasar pemerintah dan pasar internasional. e. Pesaing Setiap perusahaan skala kecil maupun besar menghadapi sejumlah besar pesaing. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar dapat berhasil, UKM harus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih baik dari pada apa yang dilakukan oleh pesaing. f. Publik Lingkungan pemasaran usaha juga meliputi berbagai macam publik. Publik adalah setiap kelompok yang mempunyai minat nyata atau berpengaruh terhadap kemampuan suatu organisasi untuk mencapai sasarannya. 2. Lingkungan Makro Perusahaan Yang terdiri dari masyarakat yang lebih luas. Lingkungan Makro dipengaruhi oleh yaitu: a. Lingkungan Demokrat Demokrat adalah bidang studi tentang populasi manusia menurut besar, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, statistik lainnya. b. Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi adalah faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. c. Lingkungan Alam Lingkungan alam meliputi sumber daya alamiah yang dibutuhkan sebagai masukan oleh pemasaran atau yang dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran. d. Lingkungan Teknologi
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan Teknologi adalah terdiri dari kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi teknologi baru, yang menciptakan produk baru dan peluang-peluang pasar yang baru e. Lingkungan Politik Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik/ hukum. Lingkungan ini terdiri dari undang-undang, instansi, pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi organisasi dan pribadi masyarakat. f. Lingkungan Kultur Lingkungan kultura terdiri dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar, persepsi dan prilaku masyarakat. 2.1.3.3 SasaranPemasaran Menurut Swastha (2002 : 50), pasar adalah Tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang dan jasa yang tersedia untuk dijual dan terjadi pemindahan hak milik ”. Pasar terdiri atas banyak sekali pembelian dan para pembeli berbeda dalam satu atau beberapa hal, boleh jadi mereka berbeda dalam keinginan, sumber daya, sikap pembeli dan praktek pembelian mereka. Swastha (2002 : 51) menyatakan sasaran pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Segmentasi pasar Ada 4 segmentasi pasar yaitu : a. Segmentasi geografik, menghendaki pembagian pasar menjadi unit geografik seperti bangsa, negara bagian, wilayah propinsi, kabupaten atau tetangga.
Universitas Sumatera Utara
b. Segmentasi demografis, suatu proses yang membagi pasar menjadi kelompok kelompok berdasarkan variabel demografik seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. c. Segmentasi psikolografik , disini pembelian dibagi menjadi beberapa kelompok menurut kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik kepribadian. d. Segmentasi prilaku, pembelian dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan, tanggapan mereka terhadap suatu produk. 2. Memilih pasar yang dituju (target marketing) Untuk memilih pasar yang dituju, UMKM dapat menempuh beberapa strategi yaitu : a. Pemasaran yang serba sama (Undifferentiated Marketing), dimana perusahaan mencoba untuk mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan semua atau banyak orang. b.
Pemasaran yang berbeda (Differented Market), dimana perusahaan mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu dan membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih.
c. Pemasaran terpusat (Concentrated Marketing), dimana perusahaan memusatkan usaha pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembelian. 3. Bauran Pemasaran ( Marketing Mix) Swastha ( 2002 : 60 ) menyatakan Marketing mix adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai sasaran usaha misalnya laba, harta, penjualan, bagian pasar yang akan direbut dan sebagainya. Jika sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui riset pemasaran, maka UKM harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih. Keputusan dalam strategi pemasaran menurut Swastha (2002 : 62) dapat dikelompokkan kedalam empat strategi:
Universitas Sumatera Utara
1. Strategi Produk Barang atau produk suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Dalam pengolahan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan jasa yang baik untuk dipasarkan oleh UKM perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah suatu produk yang ada, menambah produk baru atau mengambil tindakan yang lain yang dapat mempengaruhi kebijaksanaan dalam menentukan produk, selain itu keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna dan bentuk produk. a. Merek Adalah nama atau istilah, tanda simbol atau rancangan yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dan untuk membedakan dari produk pesaing. b. Kemasan Adalah kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Pembungkusan sering dihubungkan dengan kebijaksanaan dengan kebijaksanaan dalam label dan merek, karena label sering digunakan pada kemasan. Ada alasan mengapa kemasan diperlukan yaitu kemasan dapat mengidentifikasi produk menjadi efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran dengan produk pesaing. Ada beberapa bentuk dan ciri kemasan yang sedimikian menariknya sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal untuk memperoleh kemasan yang istimewa tersebut. c. Jaminan Jaminan mempunyai tujuan umum adalah untuk memberikan keyakinan pada pembeli bahwa pabrik akan memberikan ganti rugi bila produknya tidak berfungsi atau rusak
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana mestinya. Peraturan umum mengatakan bahwa produsen harus dibelakang, yakni memberikan jaminan, menjelaskan produk-produk yang dipasarkan atau yang ditawarkan. 2. Strategi Harga Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Penentuan harga ini merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manajemen. Harga yang ditetapkan harus menutup semua ongkos atau bahkan lebih dari itu untuk mendapatkan laba. Tetapi jika harga yang ditetapkan lebih tinggi akan mengakibatkan kurang menguntungkan, dalam hal ini mungkin pembeli akan berkurang sehingga semua biaya tidak dapat ditutupi dan akhirnya UmKM dapat menderita kerugian. Salah satu prinsip dalam menentukan harga adalah menitikberatkan pada kemampuan pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutupi ongkos dan menghasilkan laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga adalah sebagai berikut (Swastha, 2002 : 68): a. Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku di pasar b. Penawaran dan Permintaan Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu sedangkan penawaran merupakan kebalikan dari permintaan yaitu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. c. Elastisitas Permintaan Salah satu faktor yang mempengaruhi harga ialah sifat permintaan pasar, sebenarnya sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi harga tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual.
Universitas Sumatera Utara
d. Persaing Harga jual beberapa barang sering dipengaruhi oleh keadaan pesaing yang ada. e. Biaya Biaya merupakan suatu penentuan harga sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutupi seluruh biaya yang ada akan dapat mengakibatkan kerugian pada suatu usaha. f. Tujuan Manager Penetapan suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai pimpinan usaha. g. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam penetapan bentuk harga yang maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek lain yang mendorong atau mencegah terjadinya usaha-usaha yang bersifat monopoli. 3. Strategi Distribusi Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh suatu produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen atau pemakai industri. UKM perlu melaksanakan fungsi distribusi, hal ini sangat penting bagi pembangunan perekonomian masyarakat karena bertugas menyampaikan barang dan jasa yang diperlukan oleh konsumen. Setelah selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya dalam proses pemasaran adalah menentukan metode atau rute yang akan dipakai untuk menyalurkan barang tersebut kepasar. Ada tiga saluran distribusi yang digunakan untuk menyalurkan produk yang ada yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. saluran satu disebut saluran distribusi nasional. UKM hanya melayani penjualan dalam jumlah yang besar kepada pedagang besar saja. 2. Saluran dua, UKM sering menggunakan perantara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan besar yang kemudian menjual pada toko-toko kecil. 3. Saluran tiga, UKM memilih sebagai penyalurnya. Saluran penjualan terutama ditujukan pada pengecer besar. 4. Strategi Promosi Promosi adalah Arus informasi satu arah yang dibuat dalam mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swastha, 2002 : 349). Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan besar maupun kecil untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjutnya karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari suatu usaha. Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini umumnya terbagi empat hal yaitu : a. Periklanan Salah satu bagian promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan atau perseorangan. Dalam periklanan ini, pihak yang memasang iklan harus mengeluarkan sejumlah dana atas pemasangan iklan media. b. Personal Selling Adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Personal selling berbeda dengan periklanan karena menggunakan orang atau individu dalam pelaksanaannya. Individu yang melaksanakan kegiatan personal selling disebut tenaga penjual. c. Promosi penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Promosi ini merupakan istilah yang berbeda dengan istilah promosi meskipun samasama menggunakan kata promosi. Promosi penjualan hanya merupakan salah satu kegiatan promosi yang mana dalam penjualan ini dilakukan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, hadiah, dan lain sebagai. d. Publikasi Hampir sama dengan periklanan, publikasi ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang dilakukan melalui suatu media, namun informasi yang tercantum tidak berupa iklan tetapi berita. Hal ini dapat dijumpai pada surat kabar, majalah, dan lain-lain. Biasanya UKM tidak mengeluarkan sejumlah biaya yang besar dan tidak dapat mengawasi pengungkapan berita.
2.1.4 Dukungan Dari Pemerintah Daerah Pemerintah membuat kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang terkait langsung dengan UKM yaitu telah dicanangkannya tiga butir kebijakan pokok di bidang ekonomi. Pertama, adalah peningkatan layanan jasa keuangan khususnya untuk pelaku UKM yang meliputi perbaikan layanan jasa perbankan, pasar modal, multifinance, asuransi. Kebijakan pokok kedua adalah peningkatan infrastruktur layanan jasa keuangan, berupa akses pasar, layanan penagihan dan pembayaran, kemudahan investasi dan menabung, serta dukungan umum atas pelaksanaan transaksi perdagangan. Peningkatan layanan jasa dan infrastruktur pendukungnya tidak akan berarti banyak tanpa upaya pembenahan menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurship bagi pelaku UKM. Kebijakan pokok ketiga adalah meningkatkan kemampuan dan penguasaan aspek-aspek teknis dan manajemen
Universitas Sumatera Utara
usaha, pengembangan produk dan penjualan, administrasi keuangan, dan kewirausahaan secara menyeluruh. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor UKM tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM di dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan kerja dan peningkatan pendapatan. Menurut Rosid (2004: 1), ”Sasaran dan pembinaan usaha kecil adalah meningkatnya jumlah usaha kecil dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri, sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional, meningkatnya daya saing pengusaha nasional di pasar dunia, serta seimbangnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan”. Pemerintah melalui berbagai elemen seperti Departemen Koperasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Bappenas, BUMN juga institusi keuangan baik bank maupun nonbank, melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan UKM agar dapat menjadi tangguh dan mandiri serta dapat berkembang untuk mewujudkan perekonomian nasional yang kukuh. Dukungan diwujudkan melalui kebijakan maupun pengadaan fasilitas dan stimulus lain. Selain itu, banyak dukungan atau bantuan yang diperlukan berkaitan dengan upaya tersebut, misalnya memberikan bantuan tempat usaha, bantuan berupa pengadaan alat produksi, pengadaan barang fisik lainnya juga diperlukan adanya sebuah metode, mekanisme dan prosedur yang memadai, tepat guna, dan aplikatif serta mengarah pada kesesuaian pelaksanaan usaha dan upaya pengembangan dengan kemampuan masyarakat sebagai elemen pelaku usaha dalam suatu sistem perekonomian yang berbasis masyarakat, yaitu dalam bentuk UKM. Keluarnya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pada tanggal 8 Juni 2007, setidaknya menunjukkan adanya kehendak dari Pemerintah yang berada
Universitas Sumatera Utara
dibawah pimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono ini melakukan upaya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu UKM diharapkan akan membantu penyerapan tenaga kerja yang cukup besar sekaligus berperan pula dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Beberapa aspek dukungan dan peran pemerintah pada pengembangan UKM diharapkan dapat lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM yang dapat member ruang kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dan pengusaha kecil, serta dapat menggabungkan keunggulan lokal (lingkungan internal) dan peluang pasar global. Strategi pemasaran, struktur organisasi, dan modal serta kondisi persaingan di dalam negeri merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi keunggulan kompetitif UKM. Persaingan yang berat di dalam negeri biasanya justru akan lebih mendorong UKM untuk melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan produktivitas, efisien dan efektifitas serta peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Dalam hal ini pemerintah harus mampu menciptakan iklim persaingan yang sehat di pasar Indonesia. Di samping pengembangan komoditi yang dapat menjadi andalan, serta penghapusan high cost economy, pemerintah juga harus berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan keunggulan komparatif. Disini lapangan kerja juga harus siap untuk menampung sumber daya manusia yang terlatih (skilled). Produk yang dihasilkan nantinya diharapkan adalah produk yang padat teknologi sehingga dapat terus bersaing. Namun sayang dukungan dari pemerintah daerah belum terlalu serius terhadap UKM di medan. Terbukti dengan masih banyaknya keluhan dari UKM terhadap pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.1 Peran Pemerintah melalui Beberapa Program Pemberdayaan UMKM Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia tidakterlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UKM. Setiap tahun kredit kepada UKM mengalami pertumbuhan dan secara umumpertumbuhannya lebih tinggi dibanding total kredit perbankan. Kredit UMKM adalahkredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dankriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UKM. Berdasarkan UU tersebut, UKM adalah usaha produktif yangmemenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualantahunan. Keberhasilan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia juga tidakterlepas dari dukungan dan peran pemerintah dalam mendorong penyaluran kredit kepada UKM. Berbagai skim Kredit/pembiayaan UKM diluncurkan olehpemerintah dikaitkan dengan tugas dan program pembangunan ekonomi pada sektor-sektorusaha tertentu, misalnya ketahanan pangan, perternakan dan perkebunan. Peranpemerintah dalam skim-skim kredit UKM ini adalah pada sisi penyediaan dana APBNuntuk subsidi bunga skim kredit dimaksud, sementara dana kredit/pembiayaanseluruhnya (100%) berasal dari bank-bank yang ditunjuk pemerintah sebagai bankpelaksana. Selain itu pemerintah berperan dalam penyiapan UKM agar dapat dibiayaidengan skim dimaksud, menetapkan kebijakan dan prioritas usaha yang akan menerimakredit, melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit, dan memfasilitas ihubungan antara UKM dengan pihak lain. Pada dewasa ini skim kredit yang sangat familiar di masyarakat adalah KreditUsaha Rakyat (KUR), yang khusus diperuntukkan bagi UKM dengan kategori usahalayak, namun tidak mempunyai agunan yang cukup dalam rangka persyaratanperbankan. KUR adalah Kredit atau pembiayaan kepada UKM dan Koperasi yang tidaksedang menerima Kredit atau Pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang tidak sedangmenerima Kredit Program dari
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah pada saat permohonan Kredit/Pembiayaandiajukan. Tujuan akhir diluncurkan Program KUR adalah meningkatkan perekonomian,pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.KUR merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada UMKM dalam bentukpemberian modal kerja dan investasi untuk usaha produktif yang feasible namun belumbankable. Tujuannya adalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil (terutamasektor pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan serta industri).Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) masih sangat rendah di bawah 10% sejak Januari hingga Mei 2011.Bank sentral terus mengarahkan bank untuk menggenjot kredit sektor produktif tersebutuntuk mencegah ekonomi "overheating" alias kepanasan. Pendekatan yang digunakankepada UMKM bergeser dari development role menjadi promotional role. Pendekatan yangmemberikan subsidi kredit dan bunga murah sudah bergeser kepada pendekatan yanglebih menitikberatkan pada kegiatan pelatihan kepada petugas bank, penelitian danpenyediaan informasi. Sabirin (2001) menjelaskan bahwa untuk memberdayakan masyarakat golonganekonomi lemah atau sektor usaha kecil adalah dengan menyediakan sumber pembiayaanusaha yang terjangkau. Salah satu strategi pembiayaan bagi golongan ini adalah usahakredit mikro. Lembaga keuangan mikro merupakan institusi yang menyediakan jasa-jasakeuangan penduduk yang berpendapatan rendah dan termasuk dalam kelompok miskin.Lembaga keuangan mikro ini bersifat spesifik karena mempertemukan permintaan danapenduduk miskin atas ketersediaan dana. Bagi lembaga keuangan formal perbankan,penduduk miskin akan tidak dapat terlayani karena Kesuksesan pemberdayaan UKMakan terwujud bila semua stakeholder berperan secara bersama-sama sesuai peranmasing-masing. Baik regulator termasuk Pemerintah Daerah, para pelaku UKM dandunia
perbankan
makakeberhasilan
dan
yang
dapat
kemajuan
bekerja UKM
sesauai akan
dengan
cepat
tugas
terlaksana.
dan
fungsinya,
Sehingga
pada
akhirnyapeningkatan penerimaan pajak dari sisi penggalian wajib pajak baru maupun
Universitas Sumatera Utara
nilaipajaknya akan terus meningkat.Pemerintah sebagai regulator, pada dasarnya telah banyak mengeluarkanprogram atau skim yang telah disediakan untuk memberdayakan UKM. Program inihendaknya terus dioptimalisasikan. Program-program tersebuta antara lain. 1. Kredit Usaha Rakyat (KUR), sebagaimana telah di bahas di atas. 2. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), KKPE adalah kredit investasi atau modal kerja yang diberikan dalam rangkamendukung program ketahanan pangan, dan diberikan melalui kelompok tani atau koperasi. 3. Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP) PUAP merupakan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petanipemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yangdikoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). 4. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) 5. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Demikian juga program-program yang dikeluarkan oleh Badan Usaha MilikNegara (BUMN) dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).Program ini berangkat dari kepedulian dari BUMN untuk memberdayakan UKMmelalui bagian laba sebesar 2,5 persen yang digunakan untuk pemberdayaan UKM. Disisi lain Kementrian Koperasi dan UKM dan Kementrian lainnya langsung melakukan pembinaan terhadap UKM di seluruh wilayah tanah air. TermasukDirektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan langsung melakukan pembinaan danpemberian fasilitas pajak kepada UKM. Diharapkan juga pemberdayaan UKM akan dilakukan oleh pihak swastamelalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang mereka miliki, antara lain melaluibapak angkat, plasma, pembinaan manajemen dan berbagai kegiatan untuk pemasaran produk UKM. CSR
Universitas Sumatera Utara
diharapkan juga digulirkan oleh industri perbankan Indonesia gunamemberikan kemudahan dan akses kredit kepada para pelaku UKM.Saat ini Bank Indonesia juga telah melakukan pembinan dan berbagai aktivitas untuk pemberdayaan UKM dalam bentuk program Konsultan Keuangan Mitra Bank(KKMB). Program ini dimaksudkan antara lain sebagai pendampingan manajerial baikdibidang keuangan, pemasaran, kapasitas pengelolaan serta administrasi UKM. Halsenada juga dilakukan oleh beberapa Pemerintah Daerah berupa program ekonomikerakyatan pemda serta keunggulan komparatif daerah. Salah satu hal terpenting lagiadalah program sosialisasi berbagai program agar program-program pemberdayaan UKM dapat dengan mudah diakses.Mengacu pada sasaran dan arah kebijakan pemberdayaan UKM sebagaimanauraian di atas, maka diperlukan strategi pada tatanan makro, dan mikro melaluiimplementasi program-program pemberdayaan UKM seperti sebagai berikut : a. Penciptaan
iklim
usaha
UKM.
Tujuan
program
ini
adalah
untuk
memfasilitasiterselenggaranya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi,sehat dalampersaingan, dan nondiskriminatif bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja usahakecil menengah. b. Pengembangan
sistem
untukmempemudah,
pendukung
memperlancar,
usaha dan
bagi
UKM.
memperluas
Program akses
ini UKM
bertujuan kepada
sumberdayaproduktif agar mampu memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensisumberdaya
lokal
serta
menyesuaikan
skala
usahanya
sesuai
dengan
tuntutanefisiensi. c. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM.Program ini ditujukan untuk mengembangkan jiwa dan semanga kewirausahaan danmeningkatkan daya saing UKM,
sehingga
pengetahuan
serta
sikap
wirausahasemakin
berkembang
dan
produktivitas meningkat;
Universitas Sumatera Utara
d. Pemberdayaan Usaha Skala Kecil. Program ini ditujukan untuk meningkatkanpendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektorinformal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskindalam rangka memperoleh pendapatan yang tetap, melalui upaya peningkatankapasitas usaha, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri e. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Program ini bertujuan untukmeningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi agar koperasi mamputumbuh dan berkembang secara sehat.
2.1.5 Daya Saing 2.1.5.1 Defenisi Daya Saing Daya saing dapat di defenisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan pangsa pasar.Dayasaing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas UKM danmemperluas akses pasar. Hal ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan danprofitabillitas usaha. Era globalisasi saat ini persaingan usaha semakin ketat dan kompetitif, hampir sebagian besar perusahaan skala besar maupun kecil berupaya untuk melakukan inovasi atau terobosan baru agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Sementara itu, pada usaha kecil dan menengah (UKM) yang merupakan sektor ekonomi rakyat harus melakukan langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien sehingga hal ini menjadi terobosan yang baru dalam merebut pangsa pasar dan mampu bersaing dengan perusahaan berskala menengah dan skala besar. Dengan analogi pengertian daya saing nasional dalam Handriyani (2011), maka daya saing usaha kecil adalah tingkat sampai sejauh mana suatu perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar, baik domestik maupun internasional, dalam memproduksi barang dan jasa, dengan tetap mempertahankan atau meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu kunci meningkatkan daya saing tersebut adalah mendorong laju inovasi sebuah perusahaan agar bisa bersaing, baik ditingkat lokal, nasional, dan lingkungan global. Analisis persaingan UKM perlu dilakukan secara cermat dan akurat agar dapat memberikan informasi yang dibutukan untuk pengambilan keputusan yang sifatnya strategis di masa mendatang. Dengan demikian, UKM dapat dengan cepat mengambil tindakan atau keputusan bila terjadi perubahan yang sifatnya kurang menguntungkan bagi kelangsungan usaha baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Sumarwan, dkk (2013:201), ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pesaing utama, yaitu: 1. Strategis Dalam hal ini, sekelompok perusahaan yang melakukan strategi yang sama didalam suatu pasar tertentu dinamakan satu kelompok strategik. 2. Objectives Secara umum dapat diasumsikan bahwa para pesaing tertarik dengan beberapa tujuan bauran seperti, current profitability,market share growth, cash flow, tecnological leadership, or service leadership. Selain itu, perusahaan juga harus memonitor rencana ekspansi para pesaing sehingga dapat diambil tindakan antisipasi kedepannya. 3. Strengths and Weakness Dalam hal ini, guna mengevaluasi kelemahan dan kekuatan pesaing antara lain dapat dilakukan dengan mengadakan survei konsumen atau pelanggan tentang pendapat mereka mengenai beberapa atribut perusahaan pesaing, seperti kepedulian konsumen, kualitas produk, ketersediaan produk, staf penjualan dan sebagainya. Dengan demikian, persaingan yang terjadi diantara UKM baik bidang usaha sejenis maupun berbeda menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap kegiatan operasional.
Universitas Sumatera Utara
Dampak yang ditimbulkan ini tentunya berkaitan langsung dengan kegiatan utama baik jangka pendek maupun jangak panjang. Berikut ini ada dua dampak yang ditimbulkan dari persaingan usaha (Sumarwan, dkk , 2013:203), yaitu: 1. Dampak positif, dari persaingan pasar antara lain: a. Terjadinya peningkatan kualitas produk. b. Lebih terjaminnya ketersediaan produk. c. Meningkatan kualitas sumber daya manusia. d. Terjadinya kewajaran harga karena efisiensi. e. Meningkatkan kualitas korporasi yang terseleksi secara alami. f. Meningkatkan teknologi. 2. Dampak negatif dari persaingan pasar antara lain: a. Kemungkinan terjadinya pelanggaran etika bisnis b. Kesulitan tumbuhnya bisnis pemula c. Daya serap tenaga kerja yang terbatas karena jumlah perusahaan masih sedikit d. Terjadinya perang harga yang merugikan bagi semua pesaing e. Dapat menghasilkan bisnis monopoli dalam persaingan yang liar. Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari pengusaha yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar UKM dapat terus menjadi pemimpin pasar (Prakosa,2005:53). UKM mengalami keunggulan bersaing ketika tindakantindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa UKM yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa. Menurut David (dalam Vannesa dan Hendra, 2014:1217), persaingan antara perusahaaan mengalami peningkatan dalam kondisi: 1.
Banyaknya usaha yang bersaing
2.
Ukuran serupa dari usaha yang bersaing
Universitas Sumatera Utara
3.
Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing
4.
Penurunan permintaan produk industri
5.
Turunnya harga produk/ jasa di industri
6.
Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah
7.
Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi
8.
Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah
9.
Ketika biaya tetap tinggi di antara perusahaan yang bersaing
10. Saat produk dapat dihancurkan 11. Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas 12. Ketika permintaan konsumen turun 13. Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan 14. Ketika saingan menjual produk / jasa serupa 15. Ketika merger menjadi hal umum di industry
2.1.5.2 Posisi Indonesia di Lingkungan Global Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan hambatan besar di era informasi dan globalisasi saat ini jika dilihat dari berbagai indikator, yaitu: a.
Indikator pertama, berdasarkan laporan World Economic Forum pada tahun 2006 posisi daya saing Indonesia berada pada urutan 50 diantara 125 negara. Posisi Indonesia tersebut lebih rendah dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, yang berturut-turut berada pada posisi ke-5, 26, dan 35 tetapi lebih tinggi dibandingkan Filipina dan Vietnam yang berada pada urutan 71 dan 77.
b. Indikator kedua, Lembaga lain, yaitu The Economist bekerja sama dengan IBM Institute for Business Value mengeluarkan E-readiness ranking untuk tahun 2004. Indonesia memperoleh nilai keseluruhan sebesar 3.39 atau menempati ranking ke-59 dari 64 negara
Universitas Sumatera Utara
yang disurvey. Ranking Indonesia tersebut lebih rendah dibandingkan Singapura yang menempati urutan ke-7, Malaysia ke-33, Thailand ke-43, Filipina ke-49; dan hanya 1 tingkat lebih tinggi dibandingkan Vietnam yang menempati urutan ke- 60. c. Indikator ketiga berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat. PBB melalui UNCTAD membuat indeks pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang diukur berdasarkan 4 dimensi yaitu keterhubungan (connectivity), akses (access), kebijakan (policy), dan penggunaan (diffusion). Indonesia berada pada urutan ke-77 dari 171 negara, atau masih dibawah Singapura yang menempati urutan 14, Malaysia urutan ke-43, dan Filipina urutan ke-59; tetapi masih lebih tinggi dibandingkan Thailand pada urutan ke-92 dan Vietnam urutan ke-113 (UNCTAD, 2003).
Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. International Communication Union (ITU) melaporkan profil pamanfaatan information and communication technology (ICT) di Indonesia, yaitu jumlah komputer pribadi sebanyak 3.022.000 unit atau 1,36 per 100 penduduk, pengguna internet sebanyak 14,5 juta orang atau 6,52 per 100 penduduk, dan jumlah internet host sebanyak 111.630 atau 5,01 per 10.000 penduduk. Statistik tersebut masih di bawah rata-rata dunia dan Asia yang tercatat sebesar 12,82 dan 6,27 untuk komputer, 13,70 dan 8,18 untuk pengguna internet, dan 417,91 dan 75,08 untuk internet host (ITU, 2004). d. Indikator terakhir adalah Networked Readiness Index (NRI) yang dikembangkan oleh Center for International Development (CID) di Harvard University. NRI didefinisikan sebagai derajat sebuah komunitas siap untuk berpartisipasi dalam dunia terhubung jaringan (networked world). Nilai NRI Indonesia adalah 3.24 dan menempati urutan ke59 dari 75 negara yang disurvey.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai indikator tersebut menunjukkan bahwa Indonesia pada saat ini masih relatif tertinggal dalam percaturan ekonomi dunia yang sudah mengarah ke era globalisasi dan perdagangan bebas. Dan di era tersebut, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor yang sangat penting. Sedangkan penguasaan jenis teknologi tersebut erat kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia sebagai aktor utama dalam implementasinya. Celakanya, Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada tahun 2003 berada di posisi 110 dari 177 negara. Diantara negara-negara ASEAN, setelah Singapura, negara yang tertinggi peringkat daya saing tahun 2012 adalah Malaysia (ke 25), disusul Brunei Darussalam (28), Thailand (38). Indonesia berada di urutan ke empat dengan posisi ke 50. Negara tetangga Timor-Leste menempati urutan terakhir (ke 136). Negara-negara ASEAN yang mengalami kenaikan indeks daya saing terbesar sejak 2008 adalah Kambodia (24 tingkat), Brunei Darussalam (11), Filipina (6), Indonesia (5) dan Singapura (3). Sedangkan Malaysia, Thailand, Vietnam dan Timor Leste mengalami penurunan peringkat daya saing selama 2008-2012.
Tabel 2.1 Indeks Daya Saing Negara-negara ASEAN 2012 Negara 2008 Singapura 5 1 Malaysia 21 2 Brunei 39 3 Darussalam Thailand 34 4 Indonesia 55 5 Filipina 71 6 Vietnam 70 7 Kambodia 109 8 Timor-Leste 129 9 Sumber :Data diolah peneliti
2012 2 25 28
Perubahan 3 -4 11
38 50 65 75 85 136
-4 5 6 -5 24 -7
Selanjutnya, UNCTAD menyusun indeks kapabilitas inovasi (Innovation Capability Index atau UNICI). UNICI ini fokus pada dua aspek, yakni aktivitas inovasi sebagai indeks
Universitas Sumatera Utara
aktivitas teknologi (Technological Activity Index) dan ketersediaan ketrampilan untuk inovasi sebagai indeks kapital manusia (Human Capital Index). Adapun UNIDO mengukur indeks kinerja daya saing industri, khususnya daya saing industri manufaktur. Bentuk lainnya adalah indeks pencapaian teknologi (Technology Achievement Index atau TAI) yang disusun oleh UNDP, dengan penekanan pada teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology). UNDP juga menyusun indeks pembangunan sumberdaya manusia (Human Development Index atau HDI). Sedangkan World Bank menyusun indikator kemudahan berbisnis (Doing Business atau DB), untuk melihat kondusivitas lingkungan bisnis bagi pengusaha. Kemudian, IMD mengupas daya saing berbagai negara secara komprehensif yang disajikan dalam World Competitiveness Yearbook (WCY).
2.1.5.3 Faktor - Faktor Peningkatan Daya Saing Usaha
Peringkat daya saing yang semakin menurun mengindikasikan bahwa daya saing Indonesia di perdagangan internasional semakin menurun. Kekayaaan alam yang melimpah sepertinya kurang berperan dalam peningkatan daya saing Indonesia. Hal ini mengindikasikan adanya hambatan yang menyebabkan daya saing Indonesia menurun. Peran pemerintah dalam mengupayakan peningkatan daya saing seharusnya dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di perdagangan internasional. Permasalahan yang ada di Indonesia dalam kaitannya pada peningkatan daya saing Indonesia adalah: Bagaimana kekayaan alam Indonesia berperan dalam meningkatkan daya saing. Mengapa Indonesia yang dikenal memiliki kekayaan alam yang berlimpah akan tetapi daya saingnya rendah. Lalu hambatan apakah yang menyebabkan produk rotan Indonesia kalah bersaing di pasar internasional. Dan bagaimanakah peran pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
setiap negara melakukan perdagangan karena dua alasan utama, yang masingmasing menjadi sumber bagi adanya keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi mereka. Alasan pertama negara-negara berdagang adalah karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa di dunia ini, sebagaimana halnya individu-individu, selalu berpeluang memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan di antara mereka melalui suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga setiap pihak dapat melakukan sesuatu secara relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu-sama lain dengan tujuan untuk mencapai apa yang lazim disebut sebagai skala ekonomis (economics of scale) dalam produksi. Maksudnya, seandainya setiap negara bisa membatasi kegiatan produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya sehingga ia dapat menghasilkan barangbarang tersebut dalam skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan dengan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.
Kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang murah menurut Michael E. Porter tidak lagi dapat dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Porter menyebutkan bahwa peran pemerintah sangat mendukung dalam peningkatan daya saing selain faktor produksi yang tersedia dalam berbagai kebijakan makronya. Ada empat faktor penentu yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu bangsa menurut Porter. Kekayaan sumber daya alam yang merupakan salah satu dari faktor produksi tidak cukup untuk mendukung keunggulan kompetitif. Faktor penentu lainnya dalam faktor produksi adalah ketersediaan sumber daya manusia, sumber daya pengetahuan (IPTEK), sumber daya modal dan sumber daya infrastruktur. Di samping faktor produksi, Keadaan permintaan dan tuntutan mutu juga menjadi faktor penentu keunggulan bersaing. Faktor penentu lainnya adalah eksistensi industri terkait
Universitas Sumatera Utara
dan pendukung yang kompetitif secara internasional. Untuk menjaga dan memelihara kelangsungan keunggulan daya saing maka perlu selalu dijaga hubungan dan koordinasi dengan pemasok. Porter menyarankan pembentukan “Cluster System”. Faktor penentu terakhir adalah Strategi Perusahaan yang bersangkutan, dan struktur serta sistem persaingan antar perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
1
Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, MS1, Setri Hiyanti Siregar, SE, MSi2 (2015) Setyawan Agus Anton, Isa Muzakan, Wajdi Farid Muhammad, Syamsudin, Nugroho Permono Sidiq (2015) Achmad Ghozali ( 2014)
2.
3.
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu Judul peneltian A Model to Develop and Increase Rattan Products Competitiveness (A Case Study on A Rattan Cooperative) in Medan
An Assessment of SMEs Competitiveness in Indonesia
Hasil penelitian
Based on these results, it can be concluded that all variables have no effect on improving the competitiveness of rattan SMEs Our findings show that SMEs need government assistance to develop marketing networks and access to financial institutions
Faktor utama dalam peningkatan Terdapat beberapa faktor daya daya saing perkotaan saing daerah namun terdapat tiga faktor utama yang sangat krusial. Tiga faktor utama dalam peningkatan daya saing daerah tersebut adalah infrastruktur, sumberdaya manusia dan kelembagaan.Tiga faktor utama tersebut dipandang bukan sebagai kuantitassumberdaya yang dimiliki oleh suatu daerah namun juga perlu dipandang sebagai ukuran kualitas yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif .
Universitas Sumatera Utara
4.
5.
Husnah1, Bambang Subroto2, Siti Aisjah2 and Djumahir2 (2014) Muriani Emelda Isharyani, Muhammad Yuda Ananta dan Deasy Kartika Rahayu K (2014)
6.
Inggita Gusti Sari Nasution, Yasmin Chairunisa Muchtar (2013)
7.
Nanik Utami Handayani, Haryo Santoso, Adhitya Ichwal Pratama (2012)
Competitive Strategy Role in The analysis showed that Developing SMEs with RBV Resource Base View (RBV) Perspective: A Literature Review theory is a fundamental in determining internal resources.
Analisis variabel yang memengaruhi pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri amplang, samarinda.
Berdasarkan analisis inner model, faktor-faktor dari model Diamond Porter yang memengaruhi pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri amplang Kota Samarinda secara positif dan signifikan adalah faktor kondisi, faktor sumber daya, faktor kondisi permintaan, faktor industri pendukung dan industri terkait, faktor struktur pasar, persaingan, dan strategi perusahaan, faktor peran pemerintah, serta faktor kesempatan. Keberhasilan usaha kecil Hasil penelitian membuktikan pengolahan rotan di Kota Medan bahwa secara bersama-sama faktor tenaga kerja, inovasi dan promosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha kecil pengolahn rotan. Secara parsial, tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha kecil pengolahan rotan, namun inovasi dan promosi memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Untuk klaster Mulyoharjo, peningkatan daya saing Klaster faktorfaktor Mebel di Kabupaten Jepara yang memengaruhi daya saing adalah faktor kondisi, kondisi permintaan, industri pendukung dan terkait, serta strategi perusahaan. Sedangkan untuk
Universitas Sumatera Utara
8.
9
Jesika (2012)
Pero Petrović, Miroslav Antevski, Dobrica Vesić (2008)
klaster Senenan, faktor-faktor yang memengaruhi daya saing adalah faktor kondisi, peran pemerintah, kesempatan dan modal sosial. Analisis faktor-faktor yang Hasil penelitian juga mempengaruhi daya saing ukm menunjukkan adanya pengaruh berorientasi ekspor di dki jakarta positif yang searah dan sangat kuat antara variabel produk (x1), inovasi (x2), sumber daya manusia (x3), dan pemasaran dengan pemanfaatan tekonologi (x4) terhadap daya saing ukm berorientasi ekspor di dki jakarta. The International Competitiveseness and Economic Integration
The European integration process has intensified the problem of competitiveness of the national economy by the following: first, by the reduction of protection measures, and second, by the liberalization of regional trade. It has been a good way to upgrade and strengthen competitiveness of the national economy. Regional economic integration is a supporting means for a gradual increase of competitiveness of a small open economy in transition
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual atau disebut juga kerangka teoretis yaitu “suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoretis akan menghubungkan secara
Universitas Sumatera Utara
teoretis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat”( Erlina, 2011 : 33).
1. Sumber Daya Manusia Elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya peningkatan daya saing UMKM. Menurut penelitian Muriani ( 2014)Dari faktor-faktor maupun indikator-indikator yang berpengaruh dapat diidentifikasi bahwafaktor kondisi dan sumber daya serta indikator ketersediaan sumber daya modal merupakan faktor danindikator yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri . 2. Modal Salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar. Artinya bahwa suatu usaha tidak akan pernah ada atau tidak dapat berjalan tanpa adanya modal. 3. Pemasaran produk Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistrbusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. 4. Dukungan dari Pemerintah Daerah Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor UMKM tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UMKM di dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan kerja dan peningkatan pendapatan. 5. Daya Saing
Universitas Sumatera Utara
Daya saing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas UMKM dan memperluas akses pasar. Hal ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan dan provitabilitas. Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka disusun hipotesis yang merupakan alur pikiran dari peneliti, kemudian digambarkan dalam kerangaka teoritis yang disusun sebagai berikut : Sumber Daya Manusia (X1) Modal (X2) Pemasaran Produk (X3)
Daya Saing Usaha (Y)
Dukungan Pemerintah Daerah (X4)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Berdasarkan gambar 2.1 di atas, dapat diketahui bahwa daya saing yang dihadapi oleh usaha mikro rotan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, serta dukungan dari pemerintah daerah. Sumber daya manusia dan modal adalah masalah utama
yang menyebabkan rendahnya daya saing indonesia. Rendahnya
kualitas SDM ini pada dasarnya sangat mengakar pada keterpurukan nilai-nilai pendidikan yan berkualitas. Pemasaran produk juga menjadi salah satu faktor kendala peningkatan daya saing yang perlu diperhatikan. Pemasaran produk dengan bantuan IPTEK dianggap akan lebih efisien dan efektif serta akan terhubung dengan pasar yang lebih luas sehingga akan dapat meningkatkan daya saing. Dan tak kalah penting nya faktor lain adalah dukungan dari pemerintah daerah. UKM membutuhkan pelindung berupa kebijakan pemerintah seperti undang-undang dan peraturan pemerintah. Adanya regulasi baik berupa undang-undang dan
Universitas Sumatera Utara
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan UMKM dari sisi produksi dan sisi perbankan, akan memacu peranan UMKM dalam perekonomian untuk meningkatkan daya saing.
2.4
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan preposisi yang dirumsukan dengan maksud untuk diuji secara
empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: Sumber daya manusia memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di kota Medan. H2: Modal memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di kota Medan. H3: Pemasaran produk memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di kota Medan. . H4: Dukungan pemerintah daerah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara