BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya hutan mangrove terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai yang besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh meluas (Ghufran, 2011). Setidaknya ada tiga fungsi utama hutan mangrove, yaitu : (a) fungsi fisis, meliputi : pencegahan abrasi, perlindungan terhadap angin dan gelombang, pencegah intrusi garam, dan sebagai penghasil energi serta hara ; (b) fungsi biologis, meliputi : sebagai tempat bertelur dan sebagai asuhan berbagai biota, tempat bersarang burung dan sebagai habitat alami berbagai biota ; (c) fungsi ekonomis meliputi : sebagai sumber bahan bakar (kayu bakar dan arang), bahan bangunan (balok, atap dan sebagainya), perikanan, pertanian, makanan, minuman, bahan baku kertas, keperluan rumah tangga, tekstil, serat sintetis, penyamakan kulit, obat-obatan dan lain. Dari sekitar 89 jenis spesies mangrove yang tumbuh di dunia, sekitar 51 % spesies tersebut hidup di Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk spesies ikutan yang hidup bersama di daerah mangrove. Terdapat 32 jenis spesies
Universitas Sumatera Utara
mangrove sejati dan 20 asosiasi mangrove tumbuh subur di Indonesia. Jenis-jenis mangrove tersebut antara lain: Avecenia alba, Avecenia Marina, Achantus illicifolius L, Rhizopora apiculata, Acrostichum
Speciosum, Bruguiera
parviflora, Amyema Gravis, Brugruiera gymnorhiza, Nypa fruticans, Xylocarpus granatum, Excoecaria agallocha, Pandanus furentus, Heritiera Littoralis, Ceriops Tagal, Soneratia Ovata, Rhizopora Mucronata, Bruguiera cylindrica, Soneratia alba, Kandelia Candel, Xylocarpus moluccensis, Bruguiera Hainessi, Camptostemon schultzii, Sarcolobus Globosa, Soneratia Caseolaris, Myristica hollrungii, Heritiera littoralis, Manilkara fasciculata, Inocarpus fagiferus, Pandanus tectorius, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera littorea dan Pemphis acidul.
Dari sekitar 89 jenis spesies mangrove yang tumbuh, ternyata terdapat salah satu jenis mangrove yang dapat dibuat menjadi kerupuk, spesies mangrove tersebut adalah Achantus illicifolius L (Mangkurat, 2008).
2.1.2 Mangrove Jeruju (Achantus illicifolius L)
Gambar 1. Mangrove Jeruju(Achantus illicifolius L) Achantus illicifolius L merupakan spesies merambat yang bisa tumbuh hingga setinggi 2 meter. Merupakan semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya dan berumpun banyak. Banyak ditemukan
Universitas Sumatera Utara
pada tanah lunak yang berlumpur di sepanjang bantar sungai. Seringkali dominan di area mangrove yang telah ditebangi (Priyono, 2010). Deskripsi Mangrove Jeruju (Achantus illicifolius L) : Habitus : Semak, tahunan, tinggi 0,75-1.5 m, berupa tumbuhan mangrove. Batang : Berkayu, bulat, permukaan licin, berduri pada sekitar duduk daun, bercabang, hijau. Daun
: Tunggal, bersilang berhadapan, bulat panjang, ujung dan pangkal
runcing, tepi berduri, panjang 10-20 cm, lebar 5-6 cm, perlulangan menyirip, hijau. Bunga
: Majemuk, bentuk bulir, di ujung batang, panjang 6-30 cm, daun
pelindung berlapis dua, bagian dalam lebih kecil, gugur sebelum bunga mekar, kelopak panjang 12,5-15 mm, berbagi empat, mahkota panjang 3-4,5 cm, bertabung putih, bibir bulat telur, ujung bertaju tiga, ungu kebiruan. Buah
: Kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, coklat kehitaman.
Biji
: Bentuk ginjal, dua sampai empat, hitam.
Akar
: Tunggang, putih kekuningan.
Perbanyakan : melalui biji Persebaran : umum sekali tumbuh di tanah yang mengandung garam, di muara sungai, tepi pantai, dan di tanah rawa dan hutan bakau dekat ke pantai, serta tanah yang bersifat payau. Spesies ini jarang dijumpai di pedalaman. Jenis ini dapat dijumpai dari India Selatan dan Sri Lanka sampai Indo-Cina dan juga Indonesia. Kandungan : Secara keseluruhan tanaman daruju mengandung saponin, flavonoida dan polifenot, asam fenolat, asam p-kumarat, Asam p-hidroksi
Universitas Sumatera Utara
benzoate, di samping itu bijinya juga mengandung alkaloida. Secara spesifik akar jeruju mengandung flavon dengan kadar tinggi dan asam amino (Rusila, 2009). Dinilai dari habitatnya, tanaman ini tidak membutuhkan ketinggian untuk dapat tumbuh dengan baik, melainkan dapat tumbuh di sepanjang pantai. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada serta perairan yang relatif tenang adalah tempat ideal perkembangan tanaman ini. Budidaya tanaman Achantus illicifolius L (jeruju) mempunyai nilai lebih, yakni sebagai bahan baku penghasil kerupuk, sebagai habitat hewan-hewan laut seperti ikan, kepiting dan udang, dan juga dapat menjalankan fungsi utamannya yakni sebagai penahan abrasi pantai dari gelombang laut. 2.1.3 Kerupuk Jeruju
Gambar 2. Kerupuk Jeruju Kerupuk jeruju merupakan olahan dari daun mangrove jenis jeruju. Daundaunnya dipetik, lalu dibersihkan dan dipotong ujung daunnya yang tajam. Daun tersebut diblender, direbus hingga mendidih, kemudian dicampur dengan adonan tepung dan bumbu yang telah dipersiapkan. Adonan tersebut dipipihkan tipis dan dicetak kotak, langsung digoreng dalam wajan dengan minyak panas. Maka
Universitas Sumatera Utara
terciptalah kerupuk mangrove yang garing dan renyah, serta beraroma sedap dengan warna hijau yang alami. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan merupakan gambaran kelayakan usaha yang direncanakan sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Menurut (Jumingan, 2011) Studi kelayakan adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Istilah “Proyek” mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang atau jasa) yang baru ke dalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit yaitu diukur dari keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak nonprofit (misalnya pemerintah dan lembaga non profit lainnya), pengertian berhasil bisa berupa seberapa besar penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan faktor-faktor lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menetukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Dengan melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian serta data dengan menggunakan metode ilmiah, studi kelayakan berusaha menguji dan menemukan suatu usulan atau gagasan usaha. Oleh karena itu, studi kelayakan usaha senantiasa perlu dilakukan selama usaha tersebut berjalan.
Universitas Sumatera Utara
Kelayakan artinya menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan mereka yang diinginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2007). Menurut (Nitiseminto dan Burhan, 2000) Studi kelayakan (feabisility study) diartikan sebagai suatu metode penjajahan dari suatu gagasan usaha tentang suatu kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan karena seorang pengusaha yang langsung rnendirikan suatu perusahaan tanpa melakukan studi kelayakan sehingga mungkin akan memahami kegagalan dengan kerugian yang sangat besar.
2.2.2 Tujuan Studi Kelayakan Tujuan dalam melakukan studi kelayakan usaha adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Karena usaha investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Menurut (Kasmir & Jakfar, 2007) Secara umum tujuan adanya studi kelayakan agar usaha atau proyek yang dijalankan tidak akan sia-sia atau dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga, atau pikiran secara percuma serta tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu di masa yang akan datang. Bahkan dengan adanya usaha atau proyek akan memberikan berbagai keuntungan serta
Universitas Sumatera Utara
manfaat kepada berbagai pihak. Paling tidak ada lima tujuan dilakukan studi kelayakan sebelum suatu usaha atau proyek dilaksanakan, yaitu : 1. Menghindari risiko kerugian Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang, karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak kita inginkan, baik risiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 2. Memudahkan perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan . Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat
jadwal
pengembangan
usaha,
mulai
dari
usaha
dikembangkan sampai waktu tertentu. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilaksanakan secara sistematis, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
4. Memudahkan Pengawasan Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksanaan pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu. 5. Memudahkan Pengendalian Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan akan tercapai. Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu usaha yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyaknya sebab yang mengakibatkan suatu usaha ternyata menjadi tidak menguntukan (gagal) antara lain adalah : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam penaksirkan pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, dan kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5)
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan usaha yang tidak terkendalikan, sehingga biaya pembangunan usaha menjadi membengkak serta penyelesaian usaha menjadi tertunda. Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika usaha akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya adalah memaksimumkan net present value dari semua social and benefit.
2.2.3 Lembaga-Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Usaha Hasil penelitian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang akan dilaksanakan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan tersebut, antara lain : 1. Pemilik Usaha Para pemilik usaha sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi kelayakan yang telah dibuat. Oleh sebab itu, hasil studi kelayakan yang sudah dibuat benar-benar dipelajari oleh para pemilik, apakah akan memberikan keuntungan atau tidak bagi usahanya. 2. Kreditor Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, maka pihak mereka pun sangat berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan yang telah dibuat. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya atau pinjaman yang diberikan akan
Universitas Sumatera Utara
macet, akibat usaha atau proyek tersebut sebenarnya tidak layak dijalankan. Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak peminjam. 3. Pemerintah Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah bisnis yang akan dijalankan akan memberikan manfaat baik bagi perekonomian secara umum. Kemudian bisnis juga harus memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. 4. Masyarakat Luas Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya akan memberikan manfaat seperti tersedia lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi proyek maupun bagi masyarakat lainnya. Kemudian manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut dari ketertutupan (terisolasi). Dengan adanya bisnis juga akan menyediakan srana dan prasarana seperti tersedianya fasilitas umum seperti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit, sekolah, sarana ibadah, sarana olahraga, taman dan fasilitas lainnya. 5. Manajemen Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan
untuk
menjalankan
apa-apa
yang
sudah
Universitas Sumatera Utara
ditugaskan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.
2.2.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Dalam mengevaluasi kelayakan suatu usaha, ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya, jika salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan. Urutan penilaian aspek mana yang harus didahului tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Tentu saja dalam hal ini dengan pertimbangan proiritas mana yang harus didahulukan dan mana yang berikutnya (Kasmir & Jakfar, 2007). Menurut (Ibrahim, 2009) aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis adalah : Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Organisasi dan Manajemen, serta Aspek Ekonomi dan Aspek Keuangan. a. Aspek Pasar Peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan usaha merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran. Aspek pasar sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar dan langkah-langkah yang diperlukan disamping kebijaksanaan yang diperlukan. Dalam aspek pasar juga harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
seperti pesaing, kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulankeunggulan dari usaha yang direncanakan (Ibrahim, 2009). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). b. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Analisis secara teknis berhubungan dengan usaha (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan kerangka kerja usaha harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti Aspek-aspek lain dari analisa usaha hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan, walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan usaha mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terperinci. Faktor utama yang harus dimuat dalam aspek teknis adalah lokasi usaha/pabrik yang akan dikembangkan. Faktor lain yang perlu dijelaskan dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja, transportasi dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah bila diperlukan (Ibrahim, 2009).
Universitas Sumatera Utara
c. Aspek Manajemen Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam usaha dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan usaha adalah proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar usaha yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya. Pelaksanaan pembangunan usaha tersebut bisa pihak yang mempunyai ide usaha itu, umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapapun yang akan melaksanakan usaha tersebut, perusahaan yang mempunyai ide membuat usaha perlu mengetahui kapan usaha itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan usaha operasional. Dalam aspek manajemen yang perlu diuraikan adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari gagasan usaha/proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang dilakukan) dan berdasarkan pada struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur organisasi yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan (Ibrahim, 2009). d. Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti. Didalam aspek sosial yang perlu dievaluasi adalah seberapa jauh respon masyarakat sekitar bisnis terhadap dilaksanakannya usaha. Berapa banyak masyarakat yang setuju, menentang, dan tidak memberikan pendapat atas pelaksanaan bisnis tersebut. Untuk mengatasi masalah sosial yang mungkin timbul dalam masyarakat sehubungan dilaksanakannya proyek, sebaiknya sejak dini masyarakat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara mengajak wakil mereka untuk turut serta dalam perencanaan (Ibrahim, 2009). e. Aspek Keuangan Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja (c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas (Davis 1999). Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana dibagi dalam 2 kategori yakni: a.
internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
b.
sumber eksternal yaitu: 1) Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi. 2) Menerbitkan saham,
Universitas Sumatera Utara
baik dalam bentuk saham perdana (Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi perusahaan. Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan pendanaan adalah menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih dan Manurung, 2005). Aspek keuangan yang perlu dibahas menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan, perkiraan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, prhitungan kriteria investasi. Selain perhitungan ini, juga perlu ditampilkan perhitungan break even point beserta pay back period, proyeksi laba/rugi, proyeksi aliran kas dan dampak proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan. 1. Teori Biaya dan Manfaat Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. apakah proyek itu terjamin dengan dana yang diperlukan. Apakah proyek akan mampu membayar kembali dan tersebut dan apakah proyek akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan akan berguna bagi individu, lembaga, ataupun masyarakat yang merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung. Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan utama dan tujuan utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung. Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek terdiri dari biaya modal, biaya operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, dengan contoh tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesinmesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, serta biaya-biaya lainnya adalah penelitian. 2. Laba Rugi Laporan rugi laba adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkan pengeluaran-pengeluaran yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa dari penerimaan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
dengan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain, pendapatan (laba) merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan netto timbul dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Pengurangan biaya langsung untuk memproduksi suatu barang dengan total penerimaan bersih akan menghasilkan pendapatan bruto. Komponen lain dalam laporan rugi laba adalah adanya biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak. Komponen selanjutnya dalam laporan rugi laba adalah komponen pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang dibayar, subsidi dan cukai. Penambahan pendapatan diluar operasi dan pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak. Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembaliam kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk diinvestasikan kembali.
Universitas Sumatera Utara
Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode operasi. Dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relavan terhadap kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan membayar kewajibannya. 3.
Analisis Kriteria Investasi Usaha investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan dalam melakukan studi kelayakan usaha adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Investasi yang dilakukan oleh swasta pada umumnya bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan.
Sebaliknya
investasi
yang
dilakukan
oleh
pemerintah kebanyakan bertujuan untuk memaksimalisasi manfaat sosial dan investasi yang telah ditanamkan. Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria investasi menggunakan Present Value (PV) yang telah di-discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha. Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis
Universitas Sumatera Utara
proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan
feasible (layak),
pelaksanaanya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrolable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, di samping data yang digunakan tidak relevan (Ibrahim, 2009). Analisis kelayakan usaha adalah penelitian tentang pengevaluasian apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut mendatangkan keuntungan. Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada. Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1. Net Present Value (NPV) Net present value (NPV) atau nilai selisih sekarang merupakan selisih PV arus beneflit dan biaya dihitung berdasarkan discount rate. Suatu usaha dikatakan layak apbila NPV lebih besar dari nol (NPV > 0). Jika NPV kurang dari nol (NpV < 0), makausaha tersebut tidak layak (Gray, 2005). 2. Internal Rate of Return (IRR) Tingkat hasil pengembalian intemal (internal rate of return/IRR) didefinisikan sebagai suku bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang, atau penerimaan kas dengan pcngeluaran investasi awal (Weston dan Copeland, l999). Nilai IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). caranya, hitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, Lalu bandingkan dengan biaya investasi. Jika nilai investasi lebih kecil maka dicoba lagi dengan suku
Universitas Sumatera Utara
bunga yang lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar. Sebaliknya, dengan suku harga yang wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka coba lagi digit suku bunga yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi sama besar dengan nilai sekarang. Oleh karern itu, jika IRR rebih besar atau sama dengan discount rate (IRR >1), maka usaha tersebut layak (Husein,1999) 3. Net Benefit Cost Ratio Net Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif (+) dengan net benefit yang telah di discount negative (-). Jika nilai Net B/C > 1, berarti gagasan usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan. Untuk Net B/C = 1, berarti berari cash in flows sama dengan cash out flows, dalam prevent value disebut dengan Break Even Point (BEP), yaitu total cost sama dengan total revenue (Ibrahim, 2009). 4. Payback Period (PP) Payback Period (PP), adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali suatu periode investasi dengan menggunakan “prosseds” didapat dari penghasilan sesudah pajak (EAT) ditambah dengan depresiasi. Demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kernbali seluruhnya (Riyanto, 2007). 4. Analisis Sensitivitas Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau usaha umumnya dikarenakan oleh :
Universitas Sumatera Utara
1) Harga 2) Keterlambatan pelaksanaan (contoh ; mundurnya waktu implementasi) 3) Kenaikan dalam biaya (Cos Over Run) 4) Hasil produksi. Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas usaha atau proyek. oleh karena itu, diperlukan analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang sesuai dengan usaha yang dijalankan. Suatu hasil studi kelayakan bisnis merupakan hasil tindak lanjut dari keputusan manajemen pada fungsi perencanaan berdasarkan informasi internal maupun ekternal. Walaupun studi kelayakan bisnis dikatakan layak, tetapi karena masih merupakan rencana dimana masih mengandung resiko kegagalan, maka diperlukan kelengkapan informasi serta kualitas analisis sebelum mengambil keputusan (Davis, 1999). Analisis
sensitivitas
merupakan
salah
satu
perlakuan
terhadap
ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variablevariabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, nilai besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net B/C. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan, karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perlunya perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
di waktu yang akan datang. Analisis ini juga merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidakpastian dalam perhitungan biaya atau manfaat.
2.2.5 Perencanaan Investasi Keputusan tentang pemilihan investasi merupakan keputusan yang paling penting diantara berbagai jenis keputusan yang lain yang harus dibuat oleh seorang manajer keuangan. Keputusan ini tidak saja hanya harus menentukan tingkat keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Investasi aktiva tetap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa pembelian tanah, pembelian peralatan yang diperlukan, dan mendirikan bangunan (rumah dan kolam) sebagai tempat pemeliharaan. Menurut William F. Sharfe, investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Maksudnya ialah dengan mengorbankan uang/dollar dalam arti menanamkan sejumlah dana (uang) dalam suatu usaha saat sekarang dengan mengharapkan pengembalian investasi disertai tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (dalam waktu tertentu). Jenis-jenis Investasi: a.
Investasi Nyata (real investment) : ialah investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
b. Investasi Finansial (financial investment) : ialah investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Usaha Budidaya Kerupuk Mangrove Mangrove sudah sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal disekitarnya. Tercatat sekitar 67 macam produk yang dapat dihasilkan oleh ekosistem hutan mangrove dan sebagian besar telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Hutan mangrove juga berperan dalam pendidikan, penelitian dan pariwisata. Bahkan menurut FAO (1982),
areal mangrove di kawasan Asia
Pasifik juga digunakan sebagai lahan cadangan untuk transmigrasi, industri minyak, pemukiman dan peternakan (Suryono, 2013).
Dari mangrove yang berada di sekitar Desa Sei Nagalawan, istri-istri nelayan ini mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarganya. Mangrove jenis jeruju diolah menjadi kerupuk. Usaha ini dimulai sekitar 12 tahun lalu. Membuat kerupuk dari mangrove juga tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun setelah adanya pelatihan dan melakukan uji coba berkali-kali, istri-istri nelayan ini mampu membuat kerupuk mangrove.
Pucuk-pucuk daun mangrove jeruju bisa diolah dalam pembuatan kerupuk. Pucuk-pucuknya dipetik, lalu dibersihkan dan dipotong ujung daunnya yang tajam. Daun tersebut diblender, direbus hingga mendidih, kemudian dicampur dengan adonan tepung dan bumbu yang telah dipersiapkan. Adonan tersebut dipipihkan tipis dan dicetak kotak, langsung digoreng dalam wajan dengan minyak panas. Maka terciptalah kerupuk mangrove yang garing dan renyah, serta beraroma sedap dengan warna hijau yang alami. Hasil olahan ini hanya dijual di sekitar Kecamatan Perbaungan saja. Terkadang pesanan itu juga datang dari
Universitas Sumatera Utara
pembeli dari luar daerah baik untuk konsumsi sendiri ataupun menjualnya kembali.
2.2.7 Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian Aditya Riezkan Wahdine (2009) dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis Usaha Kerupuk Ikan di Daerah Kuin”. Berdasarkan analisis kelayakan finansial pada tingkat discount rate 17%, diperoleh NPV sebesar Rp.223.409.530,- dan nilai IRR 46,37%. Dan Payback period selama 2 tahun 6 bulan, ini berarti usaha kerupuk ikan layak dan menguntungkan.
2.3 Kerangka Pemikiran Adapun kerangka analisis dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Keterangan :
= menyatakan hubungan = menyatakan pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis ini, antara lain net present value, internal rate of return,net benefit cost ratio. Serta payback period untuk menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang ditanamkan dalam usaha. Tujuan dari perhitungan kreteria investasi adalah untuk mengetahui gagasan usaha/proyek yang direncanakan dapat memberi manfaat (benefit) dilihat dari segi finansial benefit.
2.4 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah, maka disusun hipotesis penelitian adalah : Usaha kerupuk mangrove yang dilaksanakan layak untuk dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara