BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Dalam rangka pelaksanan PUAP di Departemen Pertanian, maka Menteri Pertanian telah membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan dengan surat kepetusan Menteri Pertanian Nomor : 545/Kpts/OT.160/9/2007 dan Peraturan Menteri Pertanian (PERMENTAN) Nomor : 16/Permetaan/OT.140/2/2008, pada tanggal 11 Februari 2008 tentang Pedoman Umum PUAP. Guna mengetahui perkembangan pelaksanaan, penyaluran, dan pemanfaatan dana BLM-PUAP diperlukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan secara sistematik, berjenjang, terukur, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan (Departemen Pertanian, 2008). Setiap kegiatan memerlukan penilaian / evaluasi dimana evaluasi adalah kegiatan untuk menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini dilakukan secara sistematik dan obyektif serta terdiri dari evaluasi sebelum kegiatan dimulai, saat kegiatan berlangsung, dan sesudah kegiatan selesai (http://www.deptan.go.id).
Universitas Sumatera Utara
Program PUAP dilaksanakan oleh petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin di pedesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagai lembaga yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Salah satu tujuan PUAP adalah mengatasi persoalan petani terhadap ketersediaan permodalan, akses pasar dan teknologi. PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah (Departemen Pertanian, 2008).
Pelaksanaan PUAP mengacu pada pola dasar yang ditetapkan dalam PERMENTAN
nomor
16/OT.140/2/2008
yaitu
pendidikan
dan
latihan
pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan modal usaha tani yang dikoordinasi oleh Gapoktan. Untuk membangun kemandirian Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP maka perlu didampingi oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan PUAP. PUAP bertujuan untuk:
a.
Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;
b.
Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani;
c.
Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
Universitas Sumatera Utara
d.
Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga
keuangan
dalam
rangka
akses
ke
permodalan.
(Departemen Pertanian, 2008).
Menjadikan sektor pertanian yang handal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber daya manusia. Petani sebagai salah satu sumber daya manusia pertanian, selama ini masih mendapatkan posisi yang belum diperhitungkan, antara lain akibat dari kemampuan dan kualitasnya yang belum baik. Upaya peningkatan kualitas petani dilakukan antara lain melalui peranan penyuluh pertanian lapangan. Kemampuan penyuluh mengimplementasikan perannya, akan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas petani sebagai ujung tombak sektor pertanian sehingga petani mampu berusahatani dan memiliki kehidupan lebih baik (Anonimus,2004). Penyuluh pertanian lapangan merupakan agen perubahan yang langsung berhubungan dengan petani. Fungsi utamanya adalah mengubah perilaku petani melalui pendidikan non-formal sehingga petani memiliki kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan. Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai motivator, edukator, dinamisator, organisator, komunikator, maupun sebagai penasehat petani. Berbagai peran tersebut diterapkan oleh penyuluh dengan kadar yang berbeda, tergantung pada karakteristik/ciri petani termasuk potensi wilayahnya, misal: wilayah yang mulai menerima ide baru, wilayah sedang berkembang maju, ataupun wilayah maju. Sehingga, saat ini peran penyuluh mencakup pemberian materi perubahan bagi petani serta melakukan proses penyampaian sehingga diharapkan pada masyarakat petani akan timbul
Universitas Sumatera Utara
kesadaran sendiri (self-reliance) untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik (Anonimus,2004). Penyuluhan pertanian adalah bentuk pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) agribisnis yang paling menentukan keberhasilan pembangunan sistem dan usaha agribisnis, karena secara langsung menyangkut pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) petani/pengusaha pertanian/pedagang pertanian sebagai pelaku
(aktor)
pembangunan
sistem
dan
usaha
agribisnis
(Soedijanto, 2004).
PERMENTAN Nomor 16/permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) menetapkan bahwa Gapoktan sebagai pelaksana PUAP merupakan penggabungan dari beberapa kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan,peningkatan atau perluasan usaha tani disektorhulu dan hilir,
pemasaran
serta
kerjasama
dalam
peningkatan
posisi
tawar
(Departemen Pertanian, 2008).
Gapoktan diposisikan sebagai institusi yang mengkoordinasi lembagalembaga fungsional di bawahnya, yaitu para kelompok tani.Pemberdayaan Gapoktan tersebut berada dalam konteks penguatan kelembagaan. Untuk dapat berkembangnya sistem dan usaha agribisnis diperlukan penguatan kelembagaan baik kelembagaan petani, maupun kelembagaan usaha dan pemerintah agar dapat
Universitas Sumatera Utara
berfungsi sesuai dengan perannya masing-masing. Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang dari masyarakat itu sendiri (Anonimus, 2007).
Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Disini terlihat bahwa, pembentukan Gapoktan bias kepada kepentingan “atas”, yaitu sebagai “kendaraan” untuk menyalurkan dan menjalankan berbagai kebijakan dari luar desa (Anonimus, 2007).
Gapoktan sesungguhnya telah dikenal. Saat ini, Gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru. Gapoktan menjadi lembaga gerbang (gateway institution) yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-lembaga lain di luarnya. Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran produk pertanian, dan termasuk untuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani.Point utama yang ingin disampaikan adalah perlunya dihindari
pengembangan
kelembagaan
dengan
konsep
cetak
biru
(blue print approach) yang seragam, karena telah memperlihatkan kegagalan (Anonimus, 2007).
Landasan Teori Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di
Universitas Sumatera Utara
bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai (Departemen Pertanian, 2002) Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Evaluasi mempunyai kaitan yang erat dengan perencanaan yang secara utuh adalah salah satu fungsi dalam siklus manajemen apa saja yang direncanakan. Evaluasi adalah sebagai salah satu fungsi manajemen berurusan dan berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur se-obyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima (Anonimus,2007).
Dalam kaitannya dengan proyek atau program, evaluasi didefenisikan sebagai suatu proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan objektif dan pada hakikatnya evaluasi dilakukan untuk memenuhi hasrat ingin tahu manusia dan hasrat ingin mencari kebenaran. Ada 5 manfaat yang penting dari evaluasi, yaitu :
1. Penyuluh pertanian setiap saat harus mengambil keputusan dan kemudian mengambil tindakan yang menurut anggapannya merupakan tindakan yang terbaik.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk memeriksa tingkat keberhasilan program penyuluhan pertanian dan mengupayakan perbaikan yang diperlukan. 3. Untuk menimbulkan rasa aman bagi pegawai yang melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya dengan baik. 4. Adanya hubungan yang baik antar masyarakat. 5. Tumbuhnya sikap profesional diantara sesama penyuluh pertanian yang menggunakan teknis evaluasi yang ilmiah, (Anonimous, 2001). Dalam pelaksanaan program dapat juga dibedakan tiga tahap evaluasi, yaitu: a) Evaluasi sewaktu berjalan (on going) Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kesinambungan relevansi, efisiensi dan efektivitas kegiatan program dapat dipertahankan, serta untuk mengetahui output, efek dan dampak yang timbul atau akan mungkin ditimbulkannya, yang dilakukan pada waktu proyek tersebut sedang berjalan. b) Evaluasi akhir Evaluasi ini dilaksanakan enam sampai dua belas bulan setelah program berakhir, atau sebelum memulai fase program beerikutnya, sebagai pengganti evaluasi menyeluruh pada proyek-proyek berjangka waktu singkat. c) Evaluasi menengah Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pengembangan program telah tercapai sepenuhnya, yaitu beberapa tahun setelah program berakhir, bila manfaat dan dampak
yang
diharapkan
dari
proyek
telah
terlaksana
sepenuhnya
(Anonimous, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan,
kesamaan
kondisi
lingkungan
(sosial,ekonomi,
sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20-25 orang atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usaha taninya dan dipimpin oleh seorang ketua (Departemen Pertanian, 2008).
Dalam ilmu evaluasi program, ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program, salah satunya adalah model evaluasi CIPP. Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan suatu program. Model evaluasi CIPP terdiri atas empat jenis evaluasi, yaitu:
1). Context Evaluation (Evaluasi Konteks), digunakan untuk menganalisis problem yang dihadapi dan kebutuhan dalam program tertentu agar ketimpangan yang terjadi dapat dihilangkan.
2). Input Evaluation (Evaluasi Masukan), digunakan untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai obyektif program guna membantu mengambil keputusan dalam memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan.
3). Process Evaluation (Evaluasi Proses), digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses pelaksanaan program, melakukan koreksi dan penyesuaian jika terjadi penyimpangan.
Universitas Sumatera Utara
4). Product Evaluation (Evaluasi Produk), digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan program yang hasilnya dibandingkan dengan obyektif dari program. Hasil dari evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan, dihentikan atau diubah. Product evaluation juga digunakan untuk merencanakan program berikutnya (Anonimus, 2007).
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (relity) dengan kondisi yang diharapkan (idelity). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara
lebih
terarah dan demokratis.
Evaluasi konteks
juga
mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang. Evaluasi input meliputi analisis personal
yang berhubungan dengan
bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan
Universitas Sumatera Utara
menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, bermanfaat
untuk
pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi
membimbing
pemilihan
strategi
masukan
program
dalam
menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumbersumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktek implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalah prosedur baik tata laksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tidak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen dan Sanders, yaitu : 1. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan. 2. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan. 3. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes dalam hubungannya dengan konteks, input, proses kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional. Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai berupa skor tes, presentase, data observasi, diagram data, sosiometri dll, yang dapat ditelesuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu. Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian-penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi program diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu rendah, moderat dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model ini membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Evaluasi
konteks
membantu
melayani
merencanakan
keputusan pilihan
perencanaan,
keputusan,
yaitu
menentukan
kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan program. 2. Evaluasi masukan (input) untuk keputusan strukturiasi yaitu menolong mengatur keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud. 3. Evaluasi
proses
melayani
keputusan
implementasi,
yaitu
membantu keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan. 4. Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan. (Isaac and Michael, 1981).
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran Departemen
Pertanian
mempunyai
meningkatkan kesejahteraan petani.
program
terobosan
Mulai tahun 2008
dan
untuk
seterusnya
melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Tahun 2008 sebanyak 10.000 desa dan bertambah terus hingga 70.000 desa. Tahun 2008 anggaran yang disediakan sebesar Rp. 1 triliun, tiap desa menerima Rp. 100 juta. Tahun 2008 Pemerintah mengalokasikan Rp. 15 triliun dan tahun 2009 sebesar Rp. 58 triliun (Anonimus, 2008). Dalam pelaporan kegiatan PUAP dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Penyuluh Pendamping, Penyelia Mitra Tani, Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi (Dinas Pertanian), dan tim PUAP pusat. Program PUAP
ini sendiri harus mendapat
pengawasan dalam
pelaksanaannya dilapangan. Peran pengawasan di lapangan dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas di WKPP tempat program ini dijalankan. Program PUAP di berikan kepada Gapoktan yang selanjutnya Gapoktan berperan penting membagikan dana kepada kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan tersebut, selanjutnya kelompok tanilah yang membagikan dana kepada petani untuk dipergunakan pada usahatani mereka. Keberhasilan atau ketidakberhasilan program PUAP ini dapat di ketahui apabila program ini telah mencapai sasaran awal dari program ini apabial telah melewati tahap evaluasi. Dalam pelaporan kegiatan PUAP dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, tin teknis kabupaten/kota, tim Pembina provinsi (Dinas Pertanian), dan tim PUAP pusat.
Universitas Sumatera Utara
Maka secara sederhana di perolehlah kerangka pemikiran yang sederhana sebagai berikut: Skema kerangka pemikiran:
DINAS PERTANIAN
PUAP bertujuan untuk:
a. PROGRAM PUAP
b.
PPL
c. GAPOKTAN d. POKTAN
Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani; Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
PETANI
EVALUASI
BERHASIL
TIDAK BERHASIL
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
Keterangan : = hubungan = tujuan
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah Program PUAP di desa Buah
Nabar Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang berhasil.
Universitas Sumatera Utara