BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat cocok ditanam didaerah tropis seperti wilayah Indonesia. Tanaman kakao baik ditanam pada daerah yang berada pada 100 LU dan 100 LS dengan curah hujan 1100-3000 mm/tahun. Biji-biji kakao yang telah mengalami pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi ataupun bahan campuran dalam makanan. Biji kakao mengandung lemak 50-60% dari berat bijinya. Terdapat theobromine dan kafein yang berfungsi mencegang penuaan dini dan memberi efek terjaga bagi pengonsumsinya (Suwarto, dkk, 2010). Pengelolaan biji Kakao yang dilakukan petani Kakao meliputi kegiatan fermentasi, pencucian, pengeringan dan pengemasan selanjutnya dilakukan oleh para pelaku lembaga pemasaran agar sampai di konsumennya. Di dalam industri pangan, biji kakao yang digunakan dalam pembuatan coklat (chocolate confectionery) berasal dari tanaman kakao mulia dan kakao lindak. Biji kakao yang diperoleh berasal dari pelaku-pelaku pemasaran (Setyohadi, 2010). Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomi dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
xvi Universitas Sumatera Utara
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang/jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk
dan
menetapkan
harga
yang
tepat,
mendistribusikan
dan
mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barangbarang tersebut (Sudiyono, 2004). Pemasaran Kakao pada perkebunan besar dilakukan oleh kantor pemasaran bersama. Sedangkan jalur tataniaga Kakao yang berasal dari perkebunan rakyat umumnya berlangsung melalui pedagang pengumpul desa, pedagang perantara di kecamatan dan kabupaten, pedagang eksportir di propinsi (Siregar, 1993). Tinjauan terhadap prospek pasar internasional memang harus memperbaiki faktor pemintaan dan penawaran. Indonesia sebagai negara produsen kakao, kajian yang terutama adalah keunggulan komparatif yang dimiliki. Pada dasarnya tidak ada komoditas yang tidak mempunyai saingan. Keberhasilan dalam memasarkan adalah upaya yang harus dilakukan bukan bagaimana memproduksi saja tetapi memperkuat daya saingnya. Khususnya untuk kakao adalah komoditas yang harganya relatif mahal. baik dikembangkan di daerah terpencil karena faktor
xvii Universitas Sumatera Utara
transfortasi merupakan komponen yang kecil dibandingkan keuntungan yang diperoleh (Spillane, 1995). Pada dasarnya aktifitas ekonomi meliputi aktifitas produksi, aktifitas konsumsi, dan aktifitas distribusi. Di sektor produksi, barang-barang dan jasa dihasilkan, di sektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua sektor sangat relatif. Ada yang jauh dan ada yang dekat. Umumnya jarak fisik produksi dan konsumsi hasil pertanian/usahatani relatif cukup jauh, karena usahatani berada di pelosok desa yang membutuhkan areal yang cukup luas. Sebaliknya barang-barang industri justru diproduksi didekat-dekat kota besar. Termasuk sarana produksi pertanian seperti pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian. Jarak tersebut membutuhkan penghubung agar barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat sampai ke tangan konsumen dengan tepat tempat, tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu, tepat jenis dan pada tingkat harga yang layak dibayar konsumen. Sektor distribusilah yang merupakan penghubung tersebut. Sektor inilah yang bertanggungjawab memindahkan, mengalokasikan, mendayagunakan, menganekaragamkan barang-barang yang dihasilkan di sektor produksi. Dan disektor inilah tataniaga atau pemasaran berperan (Anonimus (c), 2011).
2.2 Landasan Teori Saluran pemasaran adalah himpunan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial. Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan petani produsen untuk
xviii Universitas Sumatera Utara
menyalurkan hasil pertanian dari produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan konsumen. Setiap lembaga pemasaran ini melakukan fungsi-fungsi pemasaran seperti: membeli dari petani (produsen), menjual kepada pedagang berikutnya, mengangkut, mensortir, menyimpan, dan lain-lain (Rahardi, dkk, 1993). Menurut (Rismayani, 2007), dalam hal ini sistem tataniaga pertanian mencakup dua jenis kegiatan utama : 1. Aspek Distribusi Fisik Kegiatan pemasaran pada aspek distribusi fisik meliputi penanganan fisik, penyimpanan, pemrosesan, dan transfer memindahkan barang baku dan barang jadi dari produsen ke konsumen. 2. Aspek Ekonomi Pemasaran dari aspek ekonomi meliputi pertukaran dan proses penetapan harga dalam sistem pasar. Sektor tataniaga pertanian merupakan kegiatan yang lebih besar dari industri lainnya, lebih kompleks, lebih mahal, tetapi mampu menopang perekonomian nasional. Mengapa pemasaran produk pertanian itu kompleks dan mahal. Karena proses pembelian hasil produksi petani dari sentra produksi dan diteruskan ke daerah konsentrasi konsumsi berlangsung sulit dan mahal sebab pemasaran produk pertanian umumnya bersifat konsentrasi-distributif, tidak seperti produk industri yang proses pemasarannya berlangsung secara distributive. Di samping itu karakteristik produk pangan/pertanian yaitu voluminous, memerlukan ruang dan biaya penyimpanan yang relatif besar, biaya pengangkutan mahal, harga produk relatif sangat kecil dibandingkan dengan volumenya, biaya total pemasarannya seringkali jauh lebih besar secara proporsional dibandingkan
xix Universitas Sumatera Utara
dengan biaya produksinya, penawaran produknya relatif kecil, mudah rusak / perishable. Komponen biaya pemasaran terdiri atas semua jenis pengeluaran yang dikorbankan oleh seluruh middelman dan lembaga pemasaran yang berperan dalam proses perpindahan barang dari produsen hingga ke tangan konsumen. Keuntungan yang diambil pelaku-pelaku pemasaran diambil atas modal dan jasa yang telah dilakukan dalam menjalankan aktifitas pemasaran tersebut. Setelah dilakukan pengelompokan biaya pemasaran menurut biaya yang sama, maka marketing margin tersebut disebut price spread. Dan jika price spread dipersenkan terhadap harga beli konsumen maka diperoleh share margin (Soekartawi, 1989). Marjin dapat didefenisikan perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Marketing margin terdiri dari berbagai macam ongkos-ongkos dalam
menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen. Jadi marketing margin itu terdiri dari berbagai margin seperti retail margin yaitu selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang dibayarkan produsen oleh sipengecer, profit margin, besarnya keuntungan balas jasa oleh middleman (Anonimus, 2011). Salah satu kegunaan dari perhitungan price spread adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi tataniaga. Marketing margin sangat erat hubungannya dengan price spread. Sistem tataniaga dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurahmurahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga
xx Universitas Sumatera Utara
yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut (Mubyarto, 1994).
2.3 Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditi perkebunan yang dalam proses penyampaian dari produsen ke konsumen akhirnya tidak dapat bertemu secara langsung. Kegiatan pemasarannya memerlukan lembaga-lembaga pemasaran meliputi dari produsen, pedagang pengumpul di desa, pedagang pengumpul kecamatan/kabupaten kemudian ke eksportir. Masing-masing pedagang perantara melakukan kegiatankegiatan pemasaran atau fungsi pemasaran untuk menyampaikan biji kakao kering dari petani hingga ke konsumen akhir. Fungsi pemasaran tersebut antara lain pembelian, penjualan, transportasi, pengepakan, penyimpanan, pembiayaan, pengolahan, dan pengambilan resiko. Pelaksanaan kegiatan fungsi pemasaran oleh lembaga-lembaga pemasaran menyebabkan terbentuknya biaya pemasaran. Besarnya biaya pemasaran menentukan tingkat harga yang diterima produsen dan lembaga pemasaran Biaya pemasaran menghasilkan adanya perbedaan harga antara petani dengan harga di tingkat konsumen akhir yang disebut dengan margin pemasaran. Tinggi rendahnya marjin pemasaran akan mempengaruhi efisiensi pemasaran. Dari biaya pemasaran dan harga jual didapatkan marjin keuntungan yang merupakan pengukuran untuk efisiensi pemasaran. Jumlah lembaga pemasaran yang berperan dalam pemasaran biji kakao mempengaruhi tingkat efisiensi pemasaran. Memperkecil biaya pemasaran suatu produk dapat diartikan menaikkan bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen. Memperbesar
xxi Universitas Sumatera Utara
pengeluaran konsumen adalah salah satu cara. Hasil pertanian biasanya berupa produk makanan, dengan melakukan pengelolaan yaitu menghasilkan produkproduk olahan yang lebih inovatif dan berkembang diharapkan member nilai guna yang akan dibayar lebih oleh konsumen akhir. Margin pemasaran adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Prospek pemasaran biji kakao di kabupaten Dairi sangat baik. Hal ini tampak dari peningkatan luas areal penanaman komoditi kakao yang senantiasa meningkat setiap tahunnya yang diikuti peningkatan produksi. Semakin baik saluran pemasaran akan menimbulkan kelancaran arus barang yang membantu meningkatkan efisiensi pemasaran.
xxii Universitas Sumatera Utara
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Petani Pedagang Pengumpul desa
Saluran Pemasaran
Efisiensi Pemasaran
Pedagang Pengumpul kecamatan Pedagang besar di propinsi/eksportir
Keterangan : = Menyatakan hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pemasaran Kakao
1.4 Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan saluran pemasaran Kakao dengan tingkat efisiensi pemasaran di daerah penelitian 2. Ada perbedaan tingkat efisiensi pemasaran kakao pada masing-masing saluran pemasaran di daerah penelitian.
xxiii Universitas Sumatera Utara