BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Bibit ternak, dari segi usaha peternakan sapi potong mempunyai arti penting dalam mendukung keberhasilan usaha. Sedangkan dari segi pemeliharaan sendiri, tujuan ternak sapi potong dikenal dua alternatif, yaitu: 1.
Usaha pemeliharaan sapi potong bibit bertujuan pengembangbiakan sapi potong. Keuntungan yang diharapkan adalah hasil keturunannya.
2.
Usaha pemeliharaan sapi potong bakalan bertujuan memelihara sapi potong dewasa, untuk selanjutnya digemukkan. Keuntungan yang diharapkan adalah hasil penggemukan.
Pemilihan sapi potong bibit dan bakalan yang dipelihara, akan tergantung pada selera petani-ternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Namun secara umum yang meniadi pilihan petani-ternak, adalah sapi potong yang pada umumnya dipelihara di daerah atau lokasi peternakan, dan yang paling mudah pemasarannya. 2.1.1 Jenis - Jenis Sapi Potong Dari sejarahnya; semua bangsa sapi yang dikenal di dunia berasal dari Homacodontidae yang dijumpai pada zaman Palaeocene. Adapun jenis primitifnya ditemukan pada zaman Plicene di India Asia. perkembangan dari jenis-jenis primitif
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa literature. Tidak diketahui pasti kapan awal penjinakan sapi potong dilakukan manusia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan, seperti di Mesopotamia, India, Tiongkok, dan Eropa, dikenal pada tahun 6.000 SM. Sedangkan di Mesir, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8.000 SM. Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitive, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang memiliki andi warna genetik sapi, yaitu : 1. Bas Sondacius, atau Bas Banteng, sampai sekarang masih bisa ditemui hidup di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di pangandaran dan Ujung Kulon. 2. Bos Indicus, atau Saoi Zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia. 3. Bos Taurus, atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Tiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peraserta manusia, berhasil mengalami perkembangan hasil perkawinan atau persilangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern, baik tipe potongperah, tipe potong-kerja, tipe perah, maupun tipe potong murni.
Pemilihan sapi potong bibit dan bakalan yang akan dipelihara, akan tergantung pada selera petani-ternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Namun secara umum yang menjadi pilihan petani-ternak, adalah sapi potong yang pada umunya
Universitas Sumatera Utara
dipelihara di dareha atau lokasi peternakan, dan yang paling mudah pemasarannya. Di Indonesia, cukup banyak dikenak sapi potong lokasl, jenis sapi potong impor, maupun sapi peternakan atau hasil silangan yang dikembangkan lewat kawin suntik (inseminasi buatan). Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia sebagai berikut: 1. Sapi bali 2. Sapi Ongole 3. Sapi Fries Holstein (FH) 4. Sapi Brahman 5. Sapi Madura 6. Sapi Grati 7. Sapi Hereford 8. Sapi Shortorn 9. Sapi Limousin 10. Sapi Charolais (Subagyo, 2009) Landasan Teori Pengembangan suatu usaha sangat tergantung pada tersedianya sumberdaya, tetapi sumberdaya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi atau keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumberdaya yang merupakan faktor yang penting
Universitas Sumatera Utara
dalam suatu usaha adalah lahan, modal, tenaga kerja dan sarana produksi (Murtidjo,2004). Strategi merupakan suatu alat mencapai tujuan. Alat analisis yang cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Dimana SWOT didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treath) (Rangkuti,2003). Analisis SWOT Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dimana alat manusia yang cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan
(weakness)
dan
ancaman
(treaths).
Proses
pengembalian keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan-kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2009). Proses penyusunan rencana strategis memulai tiga tahap yaitu: 1. Tahap pengumpulan data 2. Tahap analisis, dan 3. Tahap pengambilang keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Tahap pengumpulan data ini dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu pengklasifikasian dan pra analisis. Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini yaitu: 1. Matrik faktor strategi eksternal, 2. Matrik faktor strategi internal, dan 3. Matrik posisi. Sebelum melakukan analisis, maka diperlakukan tahap pengumpulan data yang terdiri atas tiga model yaitu: 1. Matrik Faktor Strategi Internal Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat IFAS. a. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dankelemahan) b. Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bernilai negatifnya. c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. d. Kalikan rating kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh scoring dalam kolom 4. e. Jumlahkan scoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
Universitas Sumatera Utara
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel faktor strategi internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan. 2. Matrik Faktor strategi Eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terleboh dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS. a. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya (peluang dan ancaman). b. Beri rating dalam masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bernilai negatif. c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. d. Kalikan rating kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh scoring dalam kolom 4. e. Jumlahkan scoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi
Universitas Sumatera Utara
eksternalnya. Menurut rangkuti (1997), untuk menggunakan bobot masing-masing faktor tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi 50 pada kolom 3 dengan rumus sebagai berikut:
rating x total bobot Bobot = total rating 3. Matrik Posisi Hasil analisa tabel matrik faktor strategi internal dan faktor eksternal dipetakan pada matrik posisi dengan cara sebagai berikut:
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman. b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut: 1. Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y < 0. 2. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x < 0.
Universitas Sumatera Utara
BERBAGAI PELUANG
Kuadran III
Kuadran I
Mendukung Strategi
Mendukung Strategi
turn-around
agresif
KELEMAHAN INTERNAL
KEUATAN INTERNAL
Mendukung Strategi
mendukung Strategi
Defensive
deversifikasi
Kuadran IV
Kuadran II
BERBAGAI ANCAMAN
Kuadran I
a. Merupakan posisi yang menguntungkan b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal. c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II
Universitas Sumatera Utara
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya. b. Perusahaan-perusahaan dalam posisi ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. c. Dilakukan dengan penggunaan diversifikasikan produk atau pasar.
Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumberdayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan b. Perusahaan
menghadapi
berbagai
ancaman
eksternal
sementara
sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan. c. Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi. (Rangkuti,2009).
Universitas Sumatera Utara
Matrik Swot dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategi yaitu: 1. Strategi SO Strategi ini berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh untuk merebut dan memanfaatkan peluang seversbesarnya. 2. Strategi ST Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Matrik analisis SWOT dapat dilihat pada tabel matrik dibawah ini.
Peluang (Opportinities)
Ancaman (Treats)
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weakness)
Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk manfaat peluang
Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Strength S)
: Tentukan 3 – 5 faktor kekuatan internal
Weakness (W)
: Tentukan 3 – 5 faktor kelemahan internal
Opportunity (O)
: Tentukan 3 – 5 faktor peluang eksternal
Threat (T)
: Tentukan 3 – 5 ancaman eksternal
(Rangkuti,2009). 2.3. Kerangka Pemikiran Setiap pengusaha ternak sapi potong memiliki kendalanya masing-masing dalam melakukan usaha yang dijalankan di daerah mereka maupun di luar daerah. Maka atas dasar itu terjadilah persaigan diantara para pengusaha ternak sapi potong, maka dari itu diperlukannya sebuah “Strategi” untuk mengatasinya. Strategi adalah suatu alat yang direncanakn dari fungsi manajemen yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan untuk mengalokasikan semua sumberdaya yang sehingga dapat memenangkan kompetisi. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong. 2. Ada beberapa strategi pengembangan usaha ternak sapi potong di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara