BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal
(modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2001:72). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan struktur modal dalam suatu perusahaan. 2.1.2. Teori Struktur Modal Berikut ini adalah teori tentang struktur modal menurut Munawir (2001 :73) 1. Teori Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller Dalam teori ini berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak. 3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari dua hal, yaitu : a. Biaya Langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis. b.
Biaya Tidak Langsung Yaitu biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga 4. Teori Pecking Order Teori pecking order mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka pecking order antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam teori pecking order adalah sebagai berikut: a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain. d. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir. Teori pecking order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. 5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya. Teori ini terdiri dari Teori : a. Myers dan Majluf Menurut teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. b. Signaling Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
2.1.3. Komponen Struktur Modal
Struktur modal perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a.
Modal sendiri. Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2001:123). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham.
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Husnan, 2000:117). b.
Modal asing atau hutang jangka panjang. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka
waktunya panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut jumlah sangat besar. Sesuai dengan teori struktur modal, pada dasarnya struktur modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Berkaitan dengan teori tersebut maka analisis struktur modal juga terdiri dari analisis modal asing (hutang) dan analisis modal
Universitas Sumatera Utara
sendiri (rasio leverage). Analisis struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: 1.
Debt to Asset Ratio (DAR) Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman
yang
digunakan
untuk
menghasilkan
keuntungan bagi
perusahaan. Perhitungan DAR dilakukan dengan menggunakan rumus: DAR = Total hutang/ modal hutang 2.
Debt to Equity Ratio (DER). Rasio DER untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Selain itu rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER berarti modal sendiri yang digunakan semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Perhitungan DER dilakukan dengan menggunakan rumus: DER = total debt/total equity
Universitas Sumatera Utara
c.
Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR) Rasio LDAR digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang jangka panjang digunakan untuk investasi pada sektor aktiva. Hal ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang jangka panjang. Perhitungan LDAR dilakukan dengan menggunakan rumus: LDAR = long term debt/total aset
4.
Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) Rasio LDER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa besar hutang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri. Perhitungan LDER dilakukan dengan menggunakan rumus: LDER = long term debt/equity
2.1.4. Pertumbuhan Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat
Universitas Sumatera Utara
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam system ekonomi secara keseluruhan atau system ekonomi untuk industry yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan investasi (Sugihen, 2003:69). Perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan kecil pada tahap pertumbuhan mengalami kenaikan penjualan yang menuntut adanya penambahan asset, karena pertumbuhan tidak akan terjadi seperti yang diharapkan tanpa kenaikan pada assetnya. Lebih dari itu pertumbuhan pada asset tersebut biasanya didanai dengan penambahan hutang atau modal baru (Sartono, 2008:216). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik (Sriwardany, 2007:153). Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Teori free cash flow hypothesis yang disampaikan hasil penelitian Jensen (1976) menyatakan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dananya digunakan untuk investasi proyek yng memiliki NPV yang positif. Semakin besar asset maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang
Universitas Sumatera Utara
akan dihasilkan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasional akan meningkatkan kepercayaan para investor. Secara matematis growth dapat dirumuskan sebagai berikut (Sudarsi, 2002:39): Total Aktiva (t) – total aktiva (t-1) Growth = Total aktiva (t-1)
2.1.5. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah merupakan suatu tingkatan prestasi perusahaan itu sendiri atas pendapatan laba perusahan sehingga dapat ,megembangan perusahaan nya ke level yang lebih tinggi lagi atau berkembang sehingga menjadi acuan suatu nilai perusahaan tersebut baik dari segi struktur modal seperti saham
perusahaan
diciptakan
oleh
perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum di atas nilai buku. Myers (1997:81) mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang. Alfredo (2011) menjelaskan bahwa nilai perusahaan (enterprise value/firm value) merupakan konsep penting bagi investor,karena merupakan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara keseluruhan. Kusumadilaga (2010:36)
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut: 1)
Nilai Buku Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan. 2)
Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal
independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan
penempatan. Metode analisis ini
sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam
Universitas Sumatera Utara
atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan menghasilkan pengurangan goodwill dengan meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya. 3)
Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal
adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi. 4)
Nilai “Chop-Shop” Pendekatan “Chop-Shop” untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh
Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka.
Universitas Sumatera Utara
5)
Nilai Arus Kas Pendekatan
arus
kas
untuk
penilaian
dimaksudkan
agar
dapat
mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik. Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Menurut Brigham dan Houston (2001:171) terdapat beberapa pendekatan analisis rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan PBV. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih
Universitas Sumatera Utara
besar pula (Sartono, 2008:218), secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997:303): Ps PBV = BVS Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut : 1)
Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai perbandingan
2)
Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation
3)
Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi menggunakan price book value ratio (PBV)
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan Menurut Riyanto (2001:117), dengan mendasarkan pada konsep cost of capital maka struktur modal yang optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital). Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai suatu struktur modal yang memaksimumkan kemakmuran para pemilik atau pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa ahli, digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan bisa meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui perubahan struktur modal. Menurut teori struktur modal tradisional, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga pasar saham. Sedangkan teori Modigliani dan Miller (MM) mengemukakan dua pendapat yaitu tidak adanya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dan WACC dalam dunia tanpa pajak. Sedangkan teori MM dengan pajak menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh, dengan kata lain nilai perusahaan akan maksimum dan keseluruhan biaya modalnya minimal jika menggunakan hutang mendekati 100%. Soliha dan Taswan (2002) meneliti pengaruh kebijaksanaan
hutang
terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang menjadi populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go public sejak tahun 1993 sampai dengan 1997. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling dengan jumlah 95 sampel. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan Price
Book Value, sedangkan variabel independennya terdiri dari kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas perusahaan dan ukuran perusahaan untuk melihat pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen. Chotimah (2007) melakukan pengujian pengaruh perubahan struktur modal terhadap perubahan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2001-2005, alat analisis yang digunakan adalah regresi linier. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling, yang mana diperoleh sampel sebanyak 22 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Sulistiono (2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh kepemilikan manajerial, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
dengan
kepemilikan
manajerial
yang
sahamnya
terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) perioda 2006-2008.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metoda simple random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian tanpa memperhatikan strata.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sri wardani (2006) menjelaskan bahwa dalam penelitian yang berjudul analisis pertumbuhan perusahaan Mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham,menjelaskan bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan pertumbuhan maka manajer menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitasdaripada hutang. Putrakrisnanda (2009) didalam hasil penelitianya meyebutkan bahwa Pertumbuhan total aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan mempengaruhi nilai perusahaan yang Menyakini bahwa perubahan total aktiva merupakan indikator yang Lebih baik dalam mengukur growth perusahaan yang Akan datang. Ringkasan penelitian terdahulu tercantum pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabei 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama
Judul
Variabel
Teknik
Hasil penelitian
Analisis Sriwardani
Analisis
Variabel independen
Regresi Linier
Hal ini berarti bahwa informasi
(2006)
pertumbuhan
adalah growth asset,
Sederhana
tentang adanya pertumbuhan
perusahaan
variabel
Mempunyai
harga
pengaruh
positif
terhadap
harga
dependen
perusahaan
perubahan
akan
direspon
secara
saham
Positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan
perubahan saham.
pertumbuhan
perusahaan
mempunyai
pengaruh
yang
negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan pertumbuhan maka manajer menetapkan struktur modal
yang
lebih
banyak
menggunakan ekuitas daripada hutang. Putra
Analisis laporan
Variabel independen
Regresi linier
Pertumbuhan total aset dimana
Krisnanda
Terhadap laporan
adalah
sederhana
total
(2009)
keuangan
variabel
Yang digunakan
adalah growth asset
ROA, dependen
aset
masa
menggambarkan yang
akan
lalu
akan
profitabilitas datang
dan
untuk mengukur
pertumbuhan
kinerja nilai
nilai
perusahaan
Menyakini bahwa perubahan
perusahaan
total
aktiva
indikator dalam
mempengaruhi
yang
yang
merupakan Lebih
mengukur
baik
growth
perusahaan yang Akan datang.
Modigliani
Struktur modal
Variabel independen
Regresi linier
Menunjukkan
dan
Mempengaruhi
adalah debt to asset
sederhana
perusahaan tidak dipengaruhi
nilai perusahaan
ratio,
(1958)
Miller
variabel
oleh
struktur
nilai
modal,
Universitas Sumatera Utara
suatu
bukti
dependen
adalah
tersebut dengan berdasarkan
price book value
serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker, tidak ada
pajak,
tidak
kebangkrutan,
para
ada investor
dapat meminjam dengan suku bunga
yang
sama
dengan
perseroan,
semua
investor
mempunyai
informasi
yang
sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Joshua
Analisis
Variabel
Aborsi
hubungan antara
independen
(2005)
struktur modal
dan
dan ROE untuk
dependen
menunjukan
ROE
DAR
Regresi linier
ditemukan
dalam
penelitian
sederhana
bahwa
hubungan
signifikan
variabel
positif antara rasio utang jangka
adalah
pendek terhadap jumlak aktiva dan ROE namun hubungan
hubungan
negatif
antar
utang
jangka
signifikan antara
panjang terhadap total aktiva
rasio total hutang
dan ROE ditentukan dengan
dan jumlah aktiva
memperhatikan
hubungan
antara total hutang dan harga kembali ,hasil ini menunjukan hubungan
signifikan
positif
antara rasio total hutang dengan jumlah aktiva.
Pornsit
Analisis
Variabel independen
Regresi Linier
Dimana hasilnya mengatakan
Jiraporn and
hubungan
antara
adalah DAR, DER,
Berganda
tidak
Yixin Liu
struktur
modal,
LDER, LDAR dan
yang signifkan terhadap nilai
(2007)
pergerakan
Growt
asset,
perusahaan baik juga denga
Saham dan nilai
variabel
dependen
nilai rata rata pertumbuhan
perusahaan
adalah PBV.
mempunyai
hubungan
perusahaan.
Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama dengan struktur modal,dimana dibutuhkan unuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh manajemen atau pun perusahaan dimasa yang akan datang,dimana
informasi
tersebut
juga
sering
kali
digunakan
untuk
memperkirakan kemampuan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang akan dimasukan keda;am kas dimasa yang akan datang. (PSAK:No.25) Didalam penyusunan nya debt to asset ratio (DAR), debt to equity (DER) ,long trem debt to asset (LDAR), long trem to equity (LDER) dan growth asset (GR) saling berhubungkan hal ini menyatakan bahwa setiap komponen didalam variabel inependen ini mempunyai fungsi yang sangat signifikan, menurut febianto dan widiastuti (2005) menjelaskan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang sangat kuat dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan perubahan harga saham. Berdasarkan dari penelitian diatas dapat dijelaskan terhadap kerangka konseptual yaitu dimana peneliti menguji kemampuan debt to asset ratio (DAR), debt to equity (DER) ,long trem debt to asset (LDAR), long trem to equity (LDER) dan growth asset (GR) didalam mempengaruhi nilai perusahaan (PBV) dimasa yang akan datang selain itu juga peneliti mana diantara variabel struktur modal yang paling baik dalam mempengaruhi nilai perusahaan dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Variabel Independen
Variabel Dependen
Struktur Modal dan Pertumbuhan
Nilai Perusahaan
DAR (X1) DER (X2)
PBV (Y)
LDAR (X1) LDER (X1)
Sumber : Pengolahan data dari Peneliti
2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1:
Ada pengaruh positif DAR terhadap PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2:
Ada pengaruh positif DER terhadap PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3:
Ada pengaruh positif LDAR terhadap PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4:
Ada pengaruh positif LDER terhadap PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara