BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tinjauan Pustaka 2.1.1
Pengertian Asuransi
Asuransi atau pertanggungan didefinisikan sebagai suatu perjanjian, dengan nama seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu (UU Hukum perniagaan pasal 246). Berdasarkan Undang – Undang yang sama, pasal 247 dinyatakan bahwa ; pertanggungan itu antara lain dapat mengenai bahaya kebakaran, bahaya yang mengancam hasil – hasil pertanian yang belum dipaneni, jiwa satu atau beberapa orang, bahaya laut dan perbudakan, bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, di sungai, dan di perairan darat. Undang – undang no 2 tahun 1992 mendefenisikan asuransi sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
11
Asuransi sebagai suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. Prinsip dasar asuransi yaitu ; memikul risiko, probabilitas (kemungkinan), dan hukum bilangan besar. Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut sebagai sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Pelaku di bidang asuransi ini meliputi : Unsur 1 yakni pihak tertanggung (the insured/verzekerde) ialah pihak yang berjanji membayar premi asuransi kepada penanggung (insureriver/zekeraar). Unsur 2 yakni adanya pihak yang berjanji akan membayar sejumlah uang kepada tertanggung apabila terjadi unsur 3. Unsur 3 yakni adanya peristiwa yang terjadi karena sutau hal yang tidak diketahui terlebih dahulu atau peristiwa yang semula dianggap tidak pasti terjadi Sumber penting dana – dana yang dapat di investasikan bagi perusahaan asuransi ialah premi. Tidak seluruh premi yang telah diterima itu telah merupakan penghasilan premi asuransi. Sebagian daripadanya harus ditunjukkan sebagai pasiva. Perusahaan asuransi haruslah mempertahankan aktiva yang cukup untuk mengimbangi pasiva itu. Cadangan perusahaan asuransi kerugian : (1) Cadangan
12
premi yang belum merupakan penghasilan. (2) Cadangan kerugian. (3) Cadangan sukarela. (Satria, 1994) Asuransi di bagi menjadi dua cabang, yakni asuransi swasta dan asuransi pemerintah. Asuransi swasta terdiri dari swasta dalam negeri dan swasta asing. Asuransi Pemerintah dibagi menjadi asuransi sukarela dan asuransi wajib. Asuransi sukarela meliputi asuransi panen, asuransi deposito, asuransi tabungan dan pinjaman dan asuransi hipotik serta asuransi pinjaman untuk perbaikan harta tetap, sedangkan asuransi wajib adalah asuransi yang mengharuskan masyarakat memasukinya dan biasanya disebut sebagai asuransi sosial atau asuransi kesejahteraan sosial (Satria, 1994). Contoh dari asuransi pemerintah ialah ; PT. Jasa Raharja. Aktivitas dari PT. Jasa Raharja dalam menghimpun dana asuransi secara tidak langsung dari masyarakat, misalnya dengan pembayaran – pembayaran SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) oleh kendaraan – kendaraan baik pribadi maupun umum. Kemudian jika masyarakat mengalami kecelakaan lalu lintas, maka masyarakat tersebut dapat mengajukan asuransi ke PT. Jasa Raharja. Asuransi swasta terbagi menjadi tiga, yakni asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan laut dan asuransi kecelakaan dan jaminan. Sedangkan asuransi asing ialah asuransi yang beroperasi disuatu wilayah atau negara tertentu yang dimiliki oleh pihak yang berasal dari luar negara tersebut. Asuransi asing dengan asuransi swasta hanya berbeda struktur kepemilikannya saja, asuransi ini juga meliputi asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi kecelakaan dan. Seiring
13
dengan kemajuan asuransi, kini asuransi juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni asuransi jiwa dan asuransi harta. Asuransi jiwa sendiri terdiri dari tiga jenis asuransi, yakni asuransi jiwa, asuransi annuitet dan asuransi kesehatan. Asuransi jiwa menyediakan sejumlah uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk melakukan biaya penguburan dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Asuransi annuitet ialah kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal dicairkannya suatu kekayaan menurut suatu pengaturan annuitant dijamin memperoleh penghasilan selama ia masih hidup. Asuransi kesehatan menyediakan uang untuk pembayar biaya – biaya kesehatan dan rumah sakit yang timbul karena kecelakaan atau penyakit dan melindungi tertanggung terhadap kerugian penghasilan karena cacat. (Satria : 1994) Seluruh asuransi dapat dikatakan sebagai asuransi harta, karena saat melakukan pembelian asuransi, pihak tertanggung telah melindungi dirinya terhadap kerugian harta yang telah dikumpulkannya (modal) atau kerugian harta yang mungkin terjadi dimasa mendatang (pendapatan). Asuransi harta dibagi menjadi empat jenis, yaitu ; asuransi kerusakan atau kerugian, asuransi tanggung jawab, asuransi kesehatan, dan asuransi jaminan. Asuransi kerusakan atau kerugian barang dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian dan atau kerusakan terhadap hartanya sendiri. Asuransi tanggung jawab atau liability dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap klaim atau tagihan pihak ketiga terhadapnya karena luka tubuh atau kerusakan harta yang terjadi karena kelalaiannya atau karena penerapan hukum atau kontrak. Asuransi
14
kesehatan dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap beban – beban pengobatan dan perawatan rumah sakit dan kerugian pendapatan karena kecelakaan ataupun sakit. Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi (Satria, 1994), yaitu : a) Insurable interest. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. b) Utmost good faith. Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan. c) Proximate cause. Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. d) Indemnity.
Suatu
mekanisme
dimana
penanggung
menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
15
e) Subrogation. Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. f) Contribution. Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. Fungsi
utama
perusahaan
asuransi
sebagai
perusahaan
yang
menanggulangi risiko dalam masyarakat. Akan tetapi, diantara periode penerimaan uang premi dengan pembayaran kerugian, perusahaan asuransi itu tidak dapat menjadi lembaga penanam modal. Sumbangan perusahaan – perusahaan asuransi dalam lapangan pembentukan modal sangatlah besar. Sruktur neraca pada industri asuransi, umumnya terdiri dari : Sisi Aktiva / Asset : (1) Investasi, mencakup dana – dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari para investor. Terdiri dari : deposito berjangka, saham, obligasi, efek dan surat – surat berharga. (2) Kas dan Bank. (3) Piutang, terdiri dari : piutang premi, piutang reasuransi dan piutang – piutang lain yang berkaitan dengan operasional perusahaan. (4) Aset tetap. Dan di sisi Pasiva / Kewajiban dan Modal : (1) Kewajiban, terdiri dari : Utang Klaim, Utang reasuransi, dan utang – utang lain yang berkaitan dengan operasional perusahaan. (2) Modal. Organisasi perusahaan asuransi memiliki kekhususan kegiatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya, misalnya kegiatan underwriting – aktuaria, klaim, dan reasuransi – retrosessi. Karena kekhususannya itu, maka di dalam perusahaan asuransi umumnya terdapat empat kegiatan utama (Satria,1994), yaitu:
16
a. Kegiatan umum yang merupakan pendukung kegiatan utama seperti sumber daya manusia, penyedia jasa dan sarana, kesekretariatan dan sebagainya. b. Kegiatan teknik yang merupakan kegiatan khusus perusahaan seperti, (1) underwriting, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan seleksi risiko yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Termasuk menetapkan tingkat premi dan ketentuan - ketentuan lain yanga akan dikenakan kepada calon tertanggung. Disamping itu, didalam kegiatan ini, ditentukan jumlah nilai pertanggungan yang akan direasuransikan dan yang akan ditanggung sendiri (retain). (2) Klaim, adalah kegiatan yang menyangkut penyelidikan, penilaian, dan penyelesaian tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung. Untuk menilai apakah kerugian yang terjadi memang dijamin dalam polis dan untuk menilai besarnya kerugian yang sebenarnya, perusahaan asuransi sering dibantu oleh perusahaan penilai kerugian asuransi (adjudter). (3) Reasuransi – Retrosessi, merupakan kegiatan yang mengalihkan sebagian daripada risiko ke perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi (reasuradur), sedangkan retrosessi adalah proses pemindahan kembali sebagian risiko reasuradur ke perusahaan asuransi lain. Penempatan reasuransi
ini
dilakukan
jika
perusahaan
asuransi
menerima
pertanggungan yang melebihi batas kemampuannya menanggung sendiri.
17
c. Kegiatan produksi dan pemasaran, sebagaimana perusahaan lain, dalam usaha untuk memperoleh laba perusahaan asuransi melakukan aktivitas pemasaran, seperti pengembangan produk, promosi, penjualan melalui perantara, serta membina hubungan dan komunikasi dengan konsumen. d. Kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi. Kegiatan ini mencakup perencanaan atas kebutuhan dan sumber dana, serta pengalokasian dana. Tugas lain yang berkaitan dengan hal ini adalah membuat laporan keuangan dan menyiapkan laporan analisis kondisi keuangan untuk dipergunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan atau oleh pihak lain misalnya pengawas dan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan mengumpulkan dana berupa premi dari masyarakat tertanggung melalui adanya pengalihan risiko dari masyarakat kepada perusahaan asuransi tersebut. Dana premi yang terkumpul harus didayagunakan ke dalam jenis – jenis investasi yang aman, lancar, dan menguntungkan. Artinya, perusahaan asuransi tersebut harus berusaha untuk selalu dapat memenuhi kewajibannya apabila timbul kerugian disamping harus berusaha untuk tetap mendapatkan laba yang optimal. Karena ketidakmampuan perusahaan asuransi untu memenuhi kewajibannya akan berdampak sangat serius bagi industri asuransi itu sendiri. Asuransi sebagai Lembaga Keuangan Non Bank, tidak diperkenankan memberikan pinjaman langsung kepada masyarakat kecuali dalam bentuk pinjaman polis bagi para pemegang polis asuransi jiwa.
18
2.1.2
Karakteristik Perusahaan Asuransi
Karakteristik perusahaan asuransi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Perusahaan asuransi melakukan kegiatan utama menerima risiko dari masyarakat, dan untuk ini masyarakat diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut sebagai premi asuransi b. Premi yang diterima diinvestasikan dalam jenis – jenis investasi yang aman, likuid, dan menguntungkan sehingga perusahaan asuransi mampu memenuhi kewajiban – kewajibannya dan memberikan keuntungan maksimum. c. Pada dasarnya perusahaan asuransi tidak dibenarkan menarik kredit atau meminjam dana untuk membiayai kegiatannya. d. Jumlah pemegang polis asuransi yang relatif besar maka masyarakat tertanggung perlu dilindungi dari kemungkinan kerugian keuangan. Perlindungan ini dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Keuangan dalam bentuk pembinaan dan pengawasan. e. Pengawasan dan pembinaan yang antara lain dilakukan : (1) menetapkan ketentuan mengenai persyaratan permodalan, penempatan deposito atas nama menteri keuangan untuk kepentingan perusahaan asuransi, kewajiban mengirimkan laporan dan mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi pada surat kabar agar diketahui oleh masyarakat. (2) menjaga agar kebijaksanaan investasi perusahaan asuransi diarahkan pada jenis – jenis investasi yang aman dan menguntungkan. (3) mewajibkan perusahaan asuransi membentuk cadangan teknis, yang terdiri dari cadangan premi dan 19
cadangan klaim, dalam usaha menjaga kemungkinan timbulnya kewajiban yang sifatnya tidak tentu. (4) mewajibkan perusahaan asuransi melakukan tindakan – tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi keadaaan yang tidak optimum, misalnya mewajibkan pemegang saham menambah jumlah modal sampai kepada perusahaan mencapai tingkat yang optimum. 2.1.3
Peran dan Fungsi Industri Asuransi
Peranan industri asuransi yang begitu penting bagi perekonomian serta perkembangannya di Indonesia, maka sudah menjadi suatu keharusan adanya pembinaan dan pengawasan terhadap industri asuransi. Industri asuransi sebagai Regulated Industry (industri yang diatur). Keterlibatan kepentingan umum dalam industri asuransi, membuat asuransi merupakan industri yang harus secara masif diatur oleh pemerintah lewat kebijakan – kebijakan yang ditetapkannya. Kebijakan pemerintah ini yang kemudian akan mencegah kondisi insolvent dari penanggung, mencegah adanya kecurangan, menjamin penetapan harga yang wajar, dan menyediakan perlindungan asuransi secara luas bagi semua kalangan masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan ini meliputi kesehatan keuangan industri asuransi, tarif premi industri asuransi dan bentuk perjanjian yang diadopsi industri asuransi tersebut dan penyelenggaran usaha asuransi tersebut. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terpenting bagi industri asuransi terutama dalam hal pengawasan, karena tujuan pengawasan industri asuransi menurut Bickelhaupt adalah untuk melindungi masyarakat dari kondisi
20
insolvent atau dari perlakuan yang tidak adil yang dilakukan oleh industri asuransi itu sendiri. Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap indutri asuransi juga bertujuan untuk mempertahankan untuk kemudian mengembangkan industri asuransi tersebut. Peraturan yang dibuat pemerintah juga akan berlaku bagi semua jenis perusahaan asuransi, sehingga persaingan yang terjadi ialah persaingan yang berdasarkan kemampuan masing – masing industri asuransi. Tiga hal pokok yang menjadi indikasi pembinaan dan pengawasan industri asuransi yang diatur dalam peraturan perundang – undangan meliputi aspek kelembagaan
perusahaan
perasuransian,
kesehatan
keuangan,
dan
penyelenggaraan usaha. Aspek kelembagaan terdiri dari ketentuan anggaran dasar, susunan organisasi, permodalan, kepengurusan, dan sumber daya manusia. Aspek kesehatan keuangan terdiri dari batas tingkat solvabilitas, retensi dan reasuransi, pengelolaan
investasi,
serta
pembentukan
cadangan
teknik.
Aspek
penyelenggaraan usaha terdiri dari program asuransi, syarat – syarat polis asuransi, penetapan tingkat premi, penyelesaian klaim, norma penyelenggaraau usaha, pembukaan kantor cabang, dan persyaratan keahlian di bidang asuransi. Beberapa fungsi dari industri asuransi, yakni : a. Mendorong masyarakat untuk lebih memikirkan masa depannya. Berbagai jenis asuransi yang ada dimaksudkan agar masyarakat dapat berjaga – jaga terhadap hal –hal yang tidak diinginkan di masa mendatang. b. Dana yang dikumpulkan oleh industri asuransi dapat digunakan untuk investasi yang sangat diperlukan dimasa pembangunan. 21
c. Mendorong masyarakat untuk tidak tergantung kepada pihak lain. d. Ahli – ahli perusahaan asuransi dapat memberikan saran – saran untuk mengelola risiko dan mengurangi kemungkinan kerugian yang mungkin akan timbul. e. Setiap perusahaan hanya menyisihkan sebagian kecil dana untuk ppremi tanpa perlu membuat cadangan dana yang besar untuk menghadapai berbagai macam kemungkinan kerugian, sehingga modal perusahaan dapat digunakan sebaik – baiknya. Pengusaha sendiri juga dapat lebih memusatkan perhatiannya untuk kepentingan kemajuan perusahaan. Risiko – risiko yang dapat diasuransikan apabila memenuhi persyaratan : (1) kerugian yang mungkin terjadi mempunyai sifat terbatas, dapat ditentukan dan dapat diukur. (2) kerugian yang mungkin terjadi harus tidak dapat diduga terlebih dahulu, berasal dari luar, dan sifatnya tidak disengaja. (3) risiko – risiko yang menimbulkan kerugian bersifat homogen atau mempunyai banyak persamaan sehingga dapat diadakan perhitungan yang wajar aras kemungkinan kerugian. (4) kerugian yang terjadi tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi pada waktu yang bersamaan. Secara terinci, fungsi yang diemban oleh direktorak asuransi adalah untuk melakukan : (1) penelaahan untuk perumusan kebijakan perizinan, kelembagaan perusahaan perasuransian dan program asuransi serta memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat di bidang perasuransian. (2) analisis kesehatan keuangan, pengembangan sistem laporan, dan sistem analisis laporan perusahaan asuransi. (3) analisis penyelenggaraan
22
usaha asuransi. (4) penelaahan untuk perumusan sistem pemeriksaan serta pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka pembinaan usaha asuransi. Insurance Commisioner melakukan pengawasan terhadap industri asuransi dalam melindungi masyarakat tertanggung serta mengembangkan industri asuransi
tersebut
sendiri.
Insurance
Examiner
melakukan
pangawasan,
pemeriksaan, pengelolaan data dan statistik industri asuransi. Controller memantau keadaan pasar, bekerjasama dengan asosiasi perusahaan asuransi, dan pialang asuransi dalam rangka menciptakan pasar yang lebih bagus, persaingan yang sehat, serta industri asuransi yang mampu berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik. 2.1.4
Definisi Struktur Modal
Nilai suatu perusahaan tidaklah dilihat dari struktur modalnya, artinya bagaimana cara perusahaan tersebut mendanai operasionalnya tidak akan memberikan pengaruh apa – apa, sehingga struktur modal ialah sesuatu yang tidak relevan (Modligiani Miller, 1958). Beberapa asumsi mengenai struktur modal ; (1) tidak ada biaya pialang. (2) tidak ada pajak. (3) investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama dengan perusahaan. (4) semua investor memiliki informasi yang sama dengan manajemen tentang peluang investasi perusahaan dimasa mendatang, dan (5) laba sebelum bunga dan pajak tidak terpengaruh dengan penggunaan utang. Beberapa dari asumsi yang dikemukakan oleh teori MM ini terlihat tidak realistis, akan tetapu hasil dari teori MM ini memiliki arti yang penting. Dengan menunjukkan bahwa kondisi dimana struktur modal tidak
23
relevan, MM memberikan petunjuk agar struktur modal yang kita rencanakan akan menjadi releva sehingga akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Teori MM ini juga berpendapat mengenai efek pajak, MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi tidak adanya pajak perseroan. Peraturan perpajakan yang memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tapi pembayaran dividen kepada para pemegang saham tidaklah dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modal. MM memperlihatkan bahwa jika semua asumsi yang lain berlaku, perbedaan perlakuan ini menyebabkan situasi yang memerlukan perbelanjaan dengan 100% utang. Miller selanjutnya mengubah kesimpulannya, Miller menyatakan bahawa semua penghasilan obligasi pada umumnya adalah bunga yang dikenakan pajak penghasilan perorangan, sedangkan penghasilan dari saham biasanya berasal dari dividen dan sebagian lagi keuntungan modal. Selanjutnya, keuntungan modal dikenakan pajak dengan tarif maksimum dan pajak akan ditangguhkan hingga saham terjual dan keuangan perusahaan tereallisasi. Efek pajak ini terdiri dari dua hal : (1) dapat dikurangkannya bunga untuk tujuan pajak menguntungkan penggunaan pembiayaan dengan utang. (2) perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham akan menurunkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada saham.
24
Konsensus bahwa struktur modal perusahaan ditentukan oleh karakteristik spesifik perusahaan (Harris dan Raviv : 2002), antara lain : a. Fixed Asset, Aktivitas tetap akan menjadi penting bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan dari eksternal, sehubungan dengan tersedianya jaminan dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap diharapkan mempunyai hubungan positif dengan leverage. b. Debt to Assets Ratio of Firm, perusahaan yang lebih besar kemungkinan mempunyai forto polio yang lebih, sehingga kemungkinan kebankrutan yang relatif kecil. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap debt level c. Return On Assets, perusahaan akan lebih senang untuk melakukan pedanaan internal untuk perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitability yang tinggi akan cenderung memiliki jumlah utang yang rendah. d. Expected Growth, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang baik, memiliki tingkat utang jangka panjang yang lebih rendah. Setiap perusahaan harus menganalisis faktor – faktor yang dapat mempengaruhi struktur modalnya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi tentu memiliki struktur modal yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki tigkat pertumbuhan yang relatif rendah. Setiap perusahaan memiliki struktur modal yang ditargetkan (target capital structure), sebagai bauran dari utang, saham preferen, dan saham biasa yang direncanakan oleh perusahaan untuk menambah modalnya. Target yang telah ditetapkan perusahaan untuk struktur modal dapat berubah sewaktu – waktu sesuai dengan kondisi, tetapi manajemen 25
harus tetap mempunyai gambaran target struktur modal yang spesikfik setiap saatnya. Jika rasio utang yang sesungguhnya berada di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan. Struktur modal yang optimal suatu perusahaan ialah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Struktur modal yang optimal akan dapat berubah sewaktu – waktu, perubahan ini akan memacu perubahan tingkat risiko perusahaan dan biaya dari setiap jenis modal yang pada gilirannya akan mengubah biaya modal rata – rata tertimbang, dan lebih jauh lagi perubahan kondisi akan menuntut perubahan keputusan penganggaran modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Banyak faktor – faktor yang dipertimbangkan para manajer keuangan untuk melakukan keputusan sturktur modal, penentuan struktur modal yang optimal bukanlah ilmu pasti, karena meskipun perusahaan – perusahaan berada dalam industri yang sama, namun perusahaan – perusahaan tersebut cenderung memiliki struktur modal yang sangat berbeda. (Brigham dan Houston, 1999) Empat dimensi yang dapat difikirkan oleh manajer keuangan, yaitu : (1) pajak, seberapa besar nilai perlindungan pajak bunga? Apakah perusahaan akan terus membayar pajak selama penerbitan utang sepenuhnya? Perusahaan yang aman dan konsisten umumnya akan menghasilkan keuntungan dan tetap berada pada posisi pembayar pajak. (2) Risiko, masalah keuangan lebih sering terjadi pada perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi. (3) Jenis Aset, jika masalah 26
terjadi, biaya paing besar untuk perusahaan nilainya akan tergantung pada aset tak berwujud. (4) keuangan yang longgar. Kelonggaran yang semakin banyak mempermudah perusahaan mendanai investasi masa depan, tetapi akan memperlemah insentif bagi para manajer. (Brigham dan Houston, 2009) Kebijakan stuktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian : (1) Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham. (2) Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu : a. Risiko bisnis, yaitu tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal. b. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada utang yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi ke depan, maka tambahan utang tudak banyak memberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak yang efektif. c. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap 27
diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan untuk keberhasilan jangka panjang. Jika perekonomian dalam keadaan sulit, atau jika perusahaan menghadapi kesulitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki posisi neraca yang baik. Karena itu, kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang, dan konsekuensi akibat kurangnya dana, sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan semakin besar kemungkinan kebutuhan modal di masa yang akan datang ditambah dengan semakin buruk konsekuensi kekurangan modal, maka seharusnya neraca semakin kuat. d. Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan nilai laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer. Namun, ada juga beberapa analisis yang menambahkan faktor – faktor dalam pengambilan keputusan struktur modal, yaitu : a. Stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
penjualannya tidak stabil.
28
perusahaan
yang
tingkat
b.
Struktur aktiva. Perusahan yang memiliki nilai aktiva yang sesai untuk dijadikan jaminan kredit akan cenderung lebih banyak menggunakan utang.
c.
Leverage Operasi. Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.
d.
Tingkat pertumbuhan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang pesat harus lebih banyak menggunakan dana eksternal.
e.
Return On Assets. Perusahaan yang memiliki return on invesment yang tinggi akan cenderung menggunakan utang relatif lebih kecil.
f.
Pajak. Bunga merupakan beban yang dapat dikurangi untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan maka semakin besar manfaat penggunaan utang.
g.
Pengendalian. Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian akan mempengaruhi struktur modal.
h.
Sikap manajemen. Manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. Sebagian manajemen memiliki sikap yang enderung konservatif, sehingga menggunakan jumlah utang yang lebih kecil daripada rata – rata perusahaan.
i.
Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat. Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor – faktor leverage yang
29
tepat bagi perusahaan, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat cenderung akan mempengaruhi struktur keuangan. j.
Kondisi pasar. Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka pendek dan panjang yang sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.
k.
Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan juga akan sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang akan ditargetkan.
l.
Fleksibilitas keuangan. Perusahaan harus mempertahankan fleksibilitas keuangan yang jika dilihat dari sudut pandang operasional berarti perusahaan harus mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai. Teori Trade-Off ialah perusahaan menyeimbangkan manfaat dari
pendanaan dengan utang. Teori pengisyaratan, MM mengasumsikan bahwa investor memiliki informasi yang sama dengan prospek perusahaan seperti yang dimiliki para manajer. Akan tetapi, pada kenyataannya manajer mempunyai informasi yang lebih baik dibanding investor luar. Seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang, atau pengungkit keuangan (financial leverage), akan memiliki tiga implikasi penting, yaitu (1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. (2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batas keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor. (3) Jika perusahaan 30
mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bungayang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit. Dua alasan mengapa terjadi efek pengungkit, yaitu (1) Karena beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya. (2) jika laba operasi yang dinyatakan sebagai presentase dari aktiva ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, seperti yang biasa tejadi, maka sebuah perusahaan dapat menggunakan utang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas utang, dan masih memiliki sisa bonus bagi para pemegang saham. (Brigham dan Houston, 2009) Perusahaan – perusahaan yang memiliki rasio utang relatif lebih tinggi akan memiliki ekspektasi – ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang dalam kondisi normal, namun memiliki risiko kerugian jika kondisi ekonomi mengalami masa resesi. Oleh sebab itu, keputusan akan penggunaan utang mengharuskan perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat. Menentukan jumlah utang yang optimal adalah suatu proses yang rumit. Dua prosedur yang digunakan untuk memeriksa utang perusahaan yaitu (1) Memeriksa neraca untuk menentukan proporsi dari total dana yang dicerminkan oleh utang, dan (2) Meninjau laporan laba rugi untuk melihat seberapa baik beban – beban tetap tertutupi oleh keuntungan operasi. Leverage keuangan merupakan pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang menanggung pengembalian tetap atau terbatas. Ketika sebuah perusahaan meminjam uang, perusahaan
31
berjanji akan melakukan serangkaian pembayaran bunga dan kemudian mengembalikan jumlah uang yang dipinjamnya. Jika laba naik, pemegang utang terus menerima pembayaran bunga tetap saja, jadi semua keuntungan menjadi milik pemegang saham. Hal ini akan terjadi sebaliknya jika laba turun, pemegang saham akan menanggung semua keraguan. Rasio leverage akan mengukur seberapa besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan. (Brigham dan Houston : 2009) Pendanaan melalui utang mempunyai satu keunggulan penting : tingkat bunga yang dibayar perusahaan adalah pengeluaran yang mengurangi pajak (tax deductible), akan tetapi penghasilan ekuitas akan dikenakan pajak perusahaan. Andil perlindungan pajak bunga terhadap nilai dari ekuitas pemegang saham. Proposisi MM I menyatakan bahwa “nilai pizza tidak tergantung pada cara pembagiannya”. Pizza adalah asset perusahaan, dan potongan pembagian adalah klaim utang dan ekuitas. Jika kita membuat pizza tetap konstan, maka tambahan utang sebesar satu dollar maka berarti nilai ekuitas berkurang satu dollar juga. Bahwa sesungguhnya, terdapat potongan bagian ketiga yakni pemerintah. MM masih akan menyatakan bahwa nilai pizza, dalam hal ini nilai perusahaan sebelum pajak, tidak akan berubah dengan pemotongan tersebut, tapi apa yang akan dilakukan perusahaan untuk mengurangi ukuran bagian pemerintah akan lebih banyak untuk pihak yang lain. Salah satunya adalah dengan meminjam uang. Ini mengurangi tagihan pajak perusahaan dan pembayaran tunai ke investor. Dalam dunia tanpa pajak, proposisi MM menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak
32
dipengaruhi oleh struktur modal, tetapi MM memodifikasi proposisi I untuk mengakui pajak perusahaan. 2.2
Penelitian Terdahulu 1. Hermeindito Kaaro (2003) Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dari struktur modal berbasis
pecking order theory pada kondisi ekonomi yang berbeda yaitu pada kondisi ekonomi normal dan kondisi ekonomi krisis. Penelitian ini dilakukan terhadap 11 perusahaan manufaktur tahun 1993-1998. Prediksi struktur modal berbasis pecking order theory dalam penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ROA dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan ukuran perusahaan, Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. 2. Saidi (2004) Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1997-2002, penelitian ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabiltas, dan struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan.
33
3. Andi Oky (2004) Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2000-2003. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Risiko bisnis (diwakili oleh beta perusahaan) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan aset dan struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas (diwakili oleh NPM) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
4. Dikky Mahisa Putra. W (2005) Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 52 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2000-2002. Penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
34
5. Suripto (2008) Dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap struktur Modal : Pengujian Pecking Order Theory” menyimpulkan bahwa rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 6. Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo (2009) Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia” Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal. 7. Seftianne (2011) Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur” menyimpulkan bahwa Return On Equity dan Debt to Assets Ratio memiliki hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
35
8. Ali Kesuma (2009) Dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Analisis
Faktor
yang
Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa Rasio Hutang mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah dengan struktur modal. Profitabilitas mempunyai pengaruh berlawan arah dengan struktur modal. 9. Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan (2012) Dalam penelitiannya “Firm Characteristics and Capital Structure : A Panel Data Analysis of Pakistan’s Insrance Sector” menyimpulkan bahwa Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, sedangkan Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal.
No 1
Nama Peneliti / Tahun Hermeindito Kaaro / 2003
Tabel 2.1 Tabel Peneltian Terdahulu Judul Variabel Penelitian Struktur Bebas : ROA, Modal struktur aktiva, pertumbuhan Berbasis ukuran Pecking perusahaan, Order Theory Retained Earning to Total Asset Terikat : Struktur Modal
36
Hasil ROA dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan ukuran perusahaan, Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal.
No 2
3
4
5
Nama Peneliti / Tahun Saidi /2004
Judul Penelitian faktorfaktor yang mempengar uhi struktur modal terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ Andi Oky /2004 faktorfaktor yang mempengar uhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 20002003 Dikky Mahisa faktorPutra. W / 2005 faktor yang mempengar uhi struktur modal terhadap 52 perusahaan manufaktur di BEJ
Suripto / 2008
Pengaruh Karakteristi k Perusahaan Terhadap struktur Modal : Pengujian Pecking Order Theory
Variabel
Hasil
Bebas : Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabiltas, struktur kepemilikan, dan Risiko bisnis
Ukuran perusahaan,pertumbuhan aktiva, profitabiltas, dan struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan
Terikat : Struktur Modal Bebas : Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, struktur kepemilikan
Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur Terikat : Struktur modal. Modal Bebas : Struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan investasi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Terikat : Struktur Modal Bebas : Rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Terikat : Struktur Modal
37
rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
No 6
7
8
Nama Peneliti / Tahun Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo / 2009
Seftianne / 2011
Ali Kesuma 2009
Judul Penelitian Analisis FaktorFaktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur
Variabel
Hasil
Bebas : Ada pengaruh yang signifikan pertumbuhan antara variabel pertumbuhan penjualan, penjualan, profitabilitas dan profitabilitas dan operating leverage terhadap operating struktur modal. leverage Terikat : Struktur Modal
Bebas : Return On Equity, Debt to Assets Ratio, profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva
Return On Equity dan Debt to Assets Ratio memiliki hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Terikat : Struktur Modal / Analisis Bebas : Rasio Rasio Hutang mempunyai Faktor yang Hutang, pengaruh yang signifikan dan Mempengar Profitabilitas searah dengan struktur modal. uhi Struktur Profitabilitas mempunyai Modal Serta Terikat : Struktur pengaruh berlawan arah dengan Pengaruhny Modal struktur modal. a Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
38
No 9
Nama Peneliti / Tahun Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan / 2012
Judul Penelitian Firm Characteris tics and Capital Structure : A Panel Data Analysis of Pakistan’s Insrance Sector
Variabel
Hasil
Bebas : Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility
Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, sedangkan Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal.
Terikat : Struktur Modal
39
2.3
Kerangka Konseptual Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang terdiri
dari Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age, maka kerangka konseptual yang dapat dibuat yaitu :
Growth Of Sales (X1) Stucture Assets (X2) Struktur Modal (Y) Return on Assets (X3)
Age (X4)
Gambar 2.1 kerangka Konseptual Sumber : Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan, 2012
40
2.4
Hipotesis Dalam penelitian “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Industri Asuransi Terbuka di Indonesia” ini menggunakan variabel – variabel : Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age. Maka hipotesis yang dapat dibuat ialah : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age terhadap struktur modal”
41