BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Modal Menurut Munawir (2007 : 19), modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada sisi kanan neraca perusahaan yaitu pada pos modal saham atau laba ditahan. Prof. Polak (dalam Riyanto, 1995 : 18 ) menyebutkan bahwa “modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang – barang modal, terdapat di neraca sebelah kredit”. Barang – Barang modal itu sendiri yaitu barang – barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di sebelah debit. Sedangkan Prof. Baker ( dalam Riyanto, 1995 : 18) mengartikan modal adalah “baik yang berupa barang barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang barang itu yang tercatat disebelah kredit.” Jadi modal dapat terlihat di dalam neraca sebuah perusahaan. Modal yang tercatat di sebelah debit termasuk ke dalam modal konkret, yaitu modal yang menunjukkan bentuk modal tersebut yang disebut juga modal aktif, sedangkan modal yang tercatat di sebelah kredit termasuk modal abstrak, yaitu modal yang menunjukkan darimana modal tersebut berasal, yang disebut juga modal pasif. “Modal pasif itu dapat dibedakan antara modal sendiri dan modal asing, atau modal badan usaha dan modal kreditut/utang.” (Riyanto, 1995:21).
14
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15
2.1.2 Modal Sendiri Riyanto (2001 : 240 ) menyebutkan bahwa “modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam di dalam perusahaan dalam waktu yang tidak tentu lamanya.” Modal Sendiri dapat berasal dari sumber intern yang bentuknya adalah keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, juga berasal dari sumber ekstern yaitu pemilik perusahaan dalam bentuk saham biasa dan saham preferen. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan. “Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan pada investasi yang menghadapi risiko kerugian yang relative besar.” (Harnanto, 1991: 303). Modal yang berasal dari pemilik perusahaan berbagai macam bentuknya menurut bentuk hukum dari masing – masing perusahaan. Komponen dari modal sendiri tersebut terdiri dari : 1) Laba Ditahan Keuntungan yang Diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Keuntungan yang sudah memiliki tujuan akan masuk ke dalam cadangan perusahaan, sedangkan apabila keuntungan yang belum memiliki tujuan akan menjadi keuntungan yang ditahan (retained earning). Adanya keuntungan akan memperbesar retained earning yang berarti akan memperbesar modal sendiri. Sebaliknya, adanya kerugian maka akan Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16
memperkecil retained earning yang berarti memperkecil modal sendiri, dan adanya saldo kerugian akan memperkecil modal sendiri. Modal Sendiri merupakan komponen yang tetap akan berada di dalam struktur pendanaan perusahaan. Komponen dari modal sendiri merupakan modal yang dipertaruhkan oleh perusahaan. Modal sendiri tidak memiliki jaminan harus membayar dalam kurun waktu tertentu, oleh karena itu perusahaan yang memiliki modal sendiri lebih besar daripada modal asing merupakan perusahaan yang siap untuk menghadapi tantangan bisnis tanpa terlalu memperhitungkan risiko membayar modal asing yang tertanam di perusahaan. 2) Modal Saham Saham adalah tanda bukti penyertaan dalam suatu perusahaan. “Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan.” (Husnan, 2000:276). Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun pemegang saham itu sendiri bukan merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Modal saham tersebut terdiri dari saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Sartono (2008:330) menyatakan bahwa pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Pendapatan yang diterima oleh pemegang saham biasa merupakan kelebihan pendapatan atas biaya – biaya atau laba setelah dikurangi pajak dan deviden atas saham preferen. Pada pemegang saham biasa, deviden akan dibagikan pada akhir tahun pembukuan Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17
dan hanya apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, namun apabila perusahaaan mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak mendapatkan deviden. Fungsi dari saham biasa di dalam perusahaan menurut Riyanto (2001:241) antara lain : a. Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebetuhan akan modal permanen b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba. c. Sebagai alat untuk mengadakan fungsi atau kombinasi perusahaan – perusahaan d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan. Secara teoritis, hak – hak pemegang saham biasa dalam Sartono (2008:331) adalah : a. Hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Dengan hak tersebut, pemegang saham memiliki hak untuk memilih direksi untuk mengendalikan perusahaan. b. Hak memperoleh pembayaran dividen per lembar saham yang dimiliki. c. Hak untuk membeli tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan secara proporsional. d. Ha katas aktiva setelah pembayaran hak yang lebih senior dalam likuidasi. Sedangkan saham
preferen merupakan sumber modal jangka panjang
perusahaan yang posisinya berada diantara utang jangka panjang dengan saham biasa. Saham preferen sebenarnya merupakan kombinasi antara bentuk utang dengan modal sendiri (Husnan, 2000:280). Pemegang saham preferen berhak atas dividen yang tetap besarnya, berapapun keuntungan perusahaan. dalam peristiwa likuidasi, pemegang saham preferen memiliki hak setelah kreditor namun sebelum pemegang saham biasa. Saham preferen memberikan pendapatan yang relative konstan, di samping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih tinggi dari biaya utang, Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18
karena risiko yang dihadapi pemegang saham preferen lebih besar dari risiko pemegang obligasi. Saham preferen memiliki ciri tertentu, diantaranya 1). saham preferen selalu dijual dengan harga pari. 2). Saham preferen memberikan hak suara kepada pemegang saham preferen untuk memilih manajer perusahaan jika pada waktu tertentu perusahaan tidak membagikan dividen. Dengan demikian manajer terpaksa untuk berusaha selalu membayar dividen kepada pemegang saham preferen. (Sartono, 2008:330). Terdapat dua Jenis saham preferen, yaitu saham preferen yang komulatif dan tidak komulatif. Sartono (2008 : 329) menyebutkan bahwa “saham preferen yang komulatif selalu diperhitungkan kewajiban membayar deviden sebelum membayar dividen kepada pemegang saham biasa.” Dengan demikian pemegang saham preferen
komulatif apabila tidak menerima
dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak memungkinkan atau karena ada kerugian, maka pemegang saham ini dapat menuntut dividen – deviden yang tidak dibayarkan pada waktu yang telah lampau dikemudian hari. 2.1.3 Modal Asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara
bekerja dalam perusahaan, dan bagi perusahaan modal tersebut
merupakan utang yang pada saatnya harus dibayarkan kembali ( Riyanto, 1995:227). Pada dasarnya modal asing/utang dalam perusahaan dibagi menjadi
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19
dua bagian, yaitu utang jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan utang jangka panjang ( lebih dari setahun). Utang jangka pendek dapat diklasifikasikan serupa dengan aktiva lancar. Beberapa utang jangka pendek seperti utang dagang dan biaya pegawai serta biaya operasional lainnya akan membentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal perusahaan. Sedangkan utang berbunga jangka panjang yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan termasuk kedalam utang jangka panjang. Standar akuntansi keuangan menetapkan bahwa utang yang akan jatuh tempo pada siklus akuntansi periode berikutnya diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpanjang kembali sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan modal kerja lancer. Utang seperti itu merupakan pembiayaan jangka panjang yang tergolong ke dalam utang jangka panjang. Namun dalam pembelanjaan, utang dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1) Utang jangka pendek/ short term debt Utang jangka Pendek merupakan modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun yang sebagian besar terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelanggarakan usahanya. Husnan (2000 : 228 – 231) mengelempokkan utang jangka pendek tersebut ke dalam empat bagian, yaitu : a. Kredit rekening Koran, adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dengan pengembalian oleh perusahaan tidak dilakukan sekaligus melainkan sesuai dengan kebutahannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20
diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut b. Kredit dari penjualan, merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan secara kredit. c. Kedit dari pembeli, adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan mengeluarkan “surat pengakuan utang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu ( surat promes/ Notes Payable), dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan kepada Bank. 2) Utang Jangka Menengah/ Intermediate term debt Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan untuk berbelanja dengan jenis kredit ini dirasakan apabila di satu pihak kebutuhan pembelanjaan tidak dipenuhi dengan kredit jangka pendek, namun sulit untuk dipenuhi oleh utang jangka panjang. Utang jangka menengah terdiri dari term loan dan leasing, “Term Loan, yaitu kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun.” (Husnan, 2000 : 232). Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalkan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. Term loan ini biasanya diberikan oleh Bank Dagang, Perusahaan asuransi, supliers atau manufactures menurut Sartono (2008:301) dilihat dari biaya modalnya, term loan memiliki biaya lebih rendah daripada modal saham ataupun obligasi, maka harus mebayar emisi, pendaftaran, dan biaya lain yang berakaitan dengan pengeluaran saham dan obligasi. Dengan demikian keperluan dana yang tidak terlalu besar tidak perlu menggunakan saham dan obligasi, karena biayanya terlalu mahal dibandin utang jangka pendek, term loan lebih baik karena tidak segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran secara periodic yang mencakup Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21
bunga dan pokok pinjaman. Besarnya tingkat bunga term loan ditentukan oleh beberapa factor, seperti bunga umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo, jumlah utang yang telah dimiliki sebelumnya, dan factor lainnya. (Sartono, 2008:302) Jenis Pembiayaan jangka menengah lainnya yaitu leasing. Apabila perusahaan tidak ingin memiliki aktiva tetapi hanya menginginkan service dari aktiva tersebut. Perusahaan dapat memperoleh hak guna atas suatu aktiva tersebut tanpa disertai dengan hak milik dengan cara mengadakan kontrak leasing untuk aktiva tersebut. Oleh karena itu, leasing dapat diartikan sebagai suatu alat atau cara untuk mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah sama halnya dengan menjual obligasi untuk mendapatkan services dan hak milik atas aktiva tersebut, namun perbedaannya ialah pada leasing tidak disertai hak milik. Menurut Sartono (2008 : 304), leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut lessor dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lesee untuk jangka waktu tertentu. Husnan (2000:235) menyatkan bahwa ada tiga bentuk utama leasing. Yaitu : sale and leaseback, operating leases, dan financial atau capital leases. Maksud dari bentuk yang pertama yaitu sale and leaseback adalah pemilik aktiva berupa tanah, bangunan, dan peralatan pabrik menjual aktivanya kepada perusahaan lain sekaligus menyewa kembali aktiva yang telah dijualnya tersebut. Pembeli dari aktiva itu dapat berupa sebuah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor individu. Biasanya aktiva tersebut dijual dengan nilai pasar. Manfaat dari sale and leaseback ini adalah bahwa Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
22
penjual atau lesee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat diinvestasikan ke investasi lain, dan bersamaan dengan itu lesee masih menggunakan aktiva yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian leasing (Sartono, 2008:304) Pada jenis leasing yang kedua yaitu operating leases, atau sering disebut juga dengan services leases, pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhunnya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama dari bentuk ini adalah bahwa harga perolehan aktiva sebagai objek leasing tidak diamortisasikan secara petuh, dengan kata lain pembayaran yang diisyaratkan tidak cukup untuk menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aktiva. Namun demikian, jangka waktu operating leases ini biasanya lebih pendek daripada usia ekonomis yang diharapkan, sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aktiva tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Menurut Sartono (2008 : 305) kartakteristik operating leases adalah sering dicantumkannya klausal pembatalan yang memberikan hak kepada lease untuk membatalkan leasing dan mengembalikan aktiva sebelum periode leasing berakhir. Jenis leasing yang terakhir financial leases. Menurut Riyanto (1995:236) financial leases ialah bentuk leasing yang tidak memberikan maintenance services, tidak dapat dibatalkan, dan harus penuh diangsur. Pada jenis leasing ini, lessor menerima pembayaran sewa dari lesee yang meliputi harga penuh dari leased equipment tersebut plus harga bunga yang diinginkan. Lessor dalam hal ini biasanya adalah perusahaan – perusahaan asuransi atau bank dagang. Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
3) Utang jangka panjang/ long term debt Utang jangka panjang adalah utang atau modal asing yang jangka waktunya panjang, yaitu lebih dari 10 tahun. Menurut Sartono (2008 : 324) utang jangka panjang adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodic yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi yang besar. Riyanto (1995: 238) Menurut riyanto (1995: 238) Utang jangka panjang terbagi menjadi dua bagian, yaitu pinjaman obligasi (bonds-payable ) pinjaman hipotik (mortage), sedangkan menurut Husnan (2000 : 282) Utang jangka panjang terdiri dari atas obligasi, kredit investasi, dan hipotek. Bentuk pertama yaitu obligasi, adlah surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu serta memberikan pendapatan sejumlah bunga tertentu. (Sartono, 2008 ; 324). Sedangkan menurut Husnan( 2000: 282) Obligasi merupakan surat tanda utang dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Terdapat dua jenis obligasi atau bond, yaitu (a) mortgage bond dan (b) debenture bond. Mortgage bond adalah utang jangka panjang yang dijamin oleh sekelompok asset (Sartono, 2008 : 324). Dengan demikian, apabila seandainya Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24
debitur tidak dapat membayar kembali utang dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa perusahaan untuk menjual asset yang dijadikan jaminan. Jenis obligasi kedua adalah debenture bond, yaitu utang jangka panjang tanpa jaminan. Jenis obligasi ini hamper mirip dengan utang jangka panjang yang diperoleh melalui bank maupun perusahaan asuransi. Namun yang membedakan adalah bunga debenture biasanya lebih tinggi daripada bunga mortgage bond karena risiko yang ditanggung debenture bond lebih tinggi daripada risiko yang dihadapi pemegang mortgage bond. Bentuk utang jangka panjang yang kedua yaitu kredit investasi. Jenis pendanaan ini disediakan oleh perbankan, dan masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha. Utang yang diperoleh melalui bank atau perusahaan asuransi yang memiliki tiga karakteristik yaitu cepat, fleksibel. Dan biaya rendah yang disebabkan karena pinjaman tersebut dinegosasikan langsung antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi semakin kecil, dan tidak diperlukan adanya persetujuan dengan pengawas pasar modal sepertinya halnya perusahaan mengeluarkan obligasi. Sedangkan mengenai tingkat bunga yang disetujui dapat berupa bunga tetap atau variable. Jika digunakan tingkat bunga tetep, maka biasanya ditentukan setinggi tingkat bunga obligasi yang memiliki jatuh tempo yang sama dan resiko yang sama. Jika tingkat bunga ditentukan bersifat variable, maka kreditut dapat menentukan sebesar persentase tertentu di atas tingkat bunga surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah atau obligasi pemerintah (Sartono, 2008:324)
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
Bentuk utang jangka panjang yang terakhir adalah hipotik. Pinjaman hipotik merupakan “bentuk utang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan).” (Husnan, 2000: 287). Dalam perjanjian kredit pada hipotik, disebutkan secara jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan. Dalam peristiwa likuidasi. Kreditur akan dibayar terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang dipergunakan sebagai agunan. Apabila hasil penjualan aktiva yang digunakan tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur umum, sama halnya dengan pemilik obligasi. 2.1.4 Struktur Modal Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa (Sartono 2008:225). Menurut Weston dan Brigham (2005:150), struktur modal yang ditargetkan adalah bauran atau perpaduan dari utang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal yang optimal adalah gabungan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Struktur modal adalah hasil atau akibat dari keputusan pendanaan (Financing Decision) yang intinya memilih apakah menggunakan utang atau ekuitas untuk mendanai operasi perusahaan. Perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER). DER dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio DER, maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena pendanaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
sendiri (equity) mengingat dalam perhitungan hutang dibagi dengan modal sendirinya, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi dari modal sendirinya berarti rasio DER diatas 1, sehingga penggunaan dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak menggunakan dari unsur hutang. Dalam kondisi DER diatas 1 perusahaan harus menanggung biaya modal yang besar, resiko yang ditanggung perusahaan juga meningkat apabila investasi yang dijalankan perusahaan tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal. Oleh karena itu investor cenderung lebih tertartik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari 1 karena jika lebih besar dari 1 menunjukkan resiko perusahaan semakin meningkat. Menurut Sofyan Syafri (2010:303). “Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik menutupi utang – utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik” Rumusan untuk menghitung DER dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2010:158)
2.1.5 Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Jika perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi dengan mengubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
akan diperoleh struktur modal terbaik yaitu struktur modal yang memaksimumkan nilai perusahaan. Beberapa teori struktur modal diantaranya adalah : a. Trade off – theory Keputusan mengenai struktur modal tentunya mempertimbangkan berbagai faktor seperti pajak perusahaan, pajak perorangan, dan biaya kebangkrutan. Keseluruhan pertimbangan tersebut masuk dalam teori trade – off atau yang dinamakan juga balancing theories. “Esensi dari balancing theoris adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul akibat penggunaan utang.” (Husnan, 2004: 275). Apabila manfaat masih lebih besar, maka utang akan ditambah, namun apabila pengorbanan karena menggunakan utang sudah lebih besar, maka penggunaan utang tidak boleh ditambah. Menurut Agus Sartono (2008 : 225), teori ini menyebutkan bahwa struktur
modal yang
optimal
dapat
dicapai
dengan
menyeimbangkan
keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan kata lain struktur modal yang optimal diperoleh pada saat terjadinya keseimbangan antara tax shields dengan financial distress dan agency cost of leverage. Sehingga terdapat trade off biaya dan manfaat atas penggunaan hutang. Semakin besar proporsi hutang akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh tetapi semakin besar pula biaya kebangkrutan yang mungkin timbul. Titik Optimal ini terjadi karena adanya pajak, sebagai faktor yang mendorong perusahaan meningkatkan hutangnya. Tingkat keuntungan dan pajak suatu perusahaan mempunyai hubungan positif, sehingga perusahaan tersebut memiliki motivasi untuk mengurangi pajak perusahaan. Dalam hal ini hutang Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
bertindak sebgai tax shields, karena dapat mengurangi pajak yang harus dibayarkan perusahaan dalam bentuk pembayaran bunga kepada pihak yang memberikan hutang. Ada bentuk tax shields lain yang dapat membuat arus kas tetap menjadi arus kas internal perusahaan dalam bentuk pengurangan laba, yaitu biaya depresiasi dan amortisasi. Biaya – Biaya ini tidak membutuhkan perusahaan untuk
mengeluarkan
dananya. Melainkan
oerusahaan hanya
melakukan
perhitungan akuntansi untuk mengakui adanya biaya yang telah dikeluarkan atas investasi masa lalu. Meyulinda dan Yusfarita (2010), mengatakan dari model ini dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk. Hal ini berarti pengambilan keputusan dalam struktur modal
hendaknya
bersifat
moderat
dalam
mempertimbangkan
penggunaan dana maupun modal sendiri dan mempertimbangkan kedua instrument pembiayaan. Trade off Model memang tidak dapat digunakan untuk menentukan modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan. Tetapi melalui model ini memberikan tiga masukan penting yaitu (Lukas, 2008 : 249): 1. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat meminjam lebih besar tanpa harus terbebani oleh expected cost of financial distress sehingga diperoleh keuntungan pajak karena penggunaan hutang lebih besar. 2. Perusahaan dengan tangible assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki nilai tertutama dari intangible assets seperti paten dan goodwill. Hal ini disebabkan karena intangible assets lebih mudah kehilangan nilai apabila terjadi financial distress dibanding standard assets dan tangible assets. Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
3. Perusahaan di negara dengan pajak tinggi seharusnya memuat hutang yang lebih tinggi dalam struktur modal daripada perusahaan yang membayar pajak pada tingkat yang lebih rendah karena bunga yang dibayar diakui pemerintah sehingga mengurangi pajak penghasilan. b. Pecking Order Theory Myers dan Majluf (1984) dan Myers (1984) dalam Husnan ( 2004: 275) merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order theory yang selanjutnya disebut POT.’ Teori ini menjelaskan menganai alasan penentuan sumber dana yang paling disukai berdasarkan atas informasi asimetrik, yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang prospek, risiko, dan nilai perusahaan) daripada pemodal public. Tentu saja manajemen memiliki informasi yang lebih banyak daripada pemodal public. Tentu saja manajemen memiliki informasi yang lebih banyak daripada pemodal public karena manajemenlah yang bertugas mengambil keputusan keuangan dan menyusun berbagai rencana perusahaan. Dengan adanya informasi asimetrik, perusahaan lebih suka menggunakan pendanaan internal adaripda eksternal. Penggunaan dana internal tidak mengharuskan perusahaan mengungkapkan informasi baru kepada pemodal yang dapat menurunkan harga saham. Braeley dan Myers dalam Husnan ( 2004 : 278) menyebutkan bahwa secara ringkas, POT tersebut menyatakan: 1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal 2. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian deviden dengan kesmpatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran deviden yang telalu besar.
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
3. Pembayaran deviden yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang – kadang berlebih ataupun kurang untuk investasi 4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman dulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dpat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru. 2.1.6
Struktur Aktiva Menurut Riyanto (2001:22) Strukur aktiva ialah “Perimbangan atau
perbandingan baik dalam arti absolut maupun dalam arti relative antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Aktiva yang harus disediakan untuk beroperasinya perusahaan adalah golongan aktiva tetap. Perusahaan – perusahaan industri diasumsikan akan memperoleh hasil yang lebih besar dari aktiva tetap dibandingkan dengan aktiva lancar, sehingga dapat dikatakan bahwa aktiva tetap menggambarkan aktiva yang benar – benar dapat memberikan hasil kepada perusahaan. Oleh karena itu besarnya aktiva tetap yang dapat dilihat dari perbandingannya antara aktiva tetap dengan total aktiva mengambarkan seberapa besar perusahaan industri memiliki aktiva tetap dalam operasional perusahaan. Kebanyakan teori struktur modal menyatakan bahwa jenis aktiva yang dimiliki oleh suatu jenis perusahaan mempengaruhi pemilihan struktur modal. Riyanto (2001 : 298) menyatakan bahwa Perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya adalah pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya struktur finansial konservatif yang horizontal yang menyatkan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
sedikit dapat menutupi jumlah aktiva tetap yang sifatnya permanen, dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek. Seperti
yang telah disebutkan oleh Riyanto, Harnanto (1991 : 303)
menyebutkan pula bahwa : Modal Sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat diinvestasikan pada aktiva tetap – yang bersifat permanen dan pada investasi – investasi yang mengahdapi resiko kerugian/kegagalan yang relative besar. Karena suatu kerugian/kegagalan investasi tersebut dengan alas an apapun, tidak akan membahayakan kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Berbeda halnya dengan Brigham dan Gapenski (1996 : 190) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan
yang tidak
memiliki jaminan. Teori ini juga konsisten dengan Lukas (2008 : 247 ) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan menggunakan pembiayaan hutang hitpotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas (penjualan) masingmasing perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan hutang jangka pendek (Weston dan Copeland, 2008). Dari pemaparan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Variabel Struktur Aktiva Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39) diukur dengan Menggunakan Rumus Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
2.1.7
Pertumbuhan Penjualan Menurut Ali Kesuma (2009), pertumbuhan penjualan (growth of sales)
adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Menurut Brigham dan Houston, (2001 : 39) perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beben tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan tingkat stabilitas jumlah penjualan yang dilakukan oleh perusahaan untuk setiap periode tahun buku. Pertumbuhan penjualan merupakan signal pada kreditur untuk memberikan kredit atau bagi bank sebagai kreditor untuk menambah kredit. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Bagi perusahaan yang mempunyai pertumbuhan penjualan yang
tinggi
maka
kecenderungan
penggunaan
utang
sebagai
sumber dana eksternal lebih besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Hal ini sejalan dengan teori trade off yang menjelaskan apabila manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan hutang lebih besar daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan
melakukan pendanaan secara eksternal.
Semakin besarnya
pertumbuhan penjualan merupakan sebuah keuntungan bagi perusahaan karena dengan demikian dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya
dan
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
memudahkan
manajemen
dalam
mendapatkan
hutang
karena adanya
keyakinan investor akan kinerja perusahaan tersebut (Winahyuningsih, dkk. 2009). Jadi bila semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka semakin mudah perusahaan dalam memperoleh utang. Pertumbuhan penjuaelan menurut (Weston dan Copeland 2008) dinilai dari presentase perubahan dalam total penjualan, variabel ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2.1.8
Pertumbuhan Aset Menurut Brigham (2001 : 40), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Pertumbuhan aset menurut Menurut Prabansari dan Hadri (2005) dalam Kartini dan Arianto (2008) Pertumbuhan aset adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti, disamping dana internal ynag tersedia diperlukan juga tambahan dana yang berasal dari luar persahaan termasuk utang (Hendri Setyawan dan Sutapa, 2006).
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
2.1.9
Non Debt Tax Shield Dalam struktru modal, Non debt tax shield merupakan sunstitusi interst
expense yang akan berkurang saat menghitung pajak perusahaan. Keuntungan pajak yang berupa biaya depresiasi/penyusutan yang dapat dikurangkan dalam menentukan penghasilan kena pajak disebut juga dengan Non-debt Tax Shield (Tirsono, 2008). Menurut De Angelo et. al (1980) menyatakan bahwa potongan pajak (tax deduction) yang berupa depresiasi dan investment tax credit dapat digunakan untuk mengurangi pajak selain bunga hutang.
Jadi,
dalam melakukan efesiensi penghitungan pajak selain dengan membebankan biaya
bunga
hutang,
perusahaan
dapat
memanfaatkan
keuntungan/perlindungan pajak melalui fasilitas perpajakan yang diberikan oleh pemerintah atau disebut dengan non debt tax shield. Penyusutan merupakan salah satu biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak, maka besarnya penyusutan mempengaruhi pajak yang harus dibayar. Semakin tinggi penyusutan maka pajak yang dibayar pun akan semakin kecil. Dalam biaya depresiasi juga mencerminkan tingkat jumlah tangible asset yang dimiliki oleh perusahaan, tangible asset tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai asset kolateral untuk jaminan hutang pada waktu mengajukan hutang. Karena perusahaan mempunyai asset kolateral yang tinggi maka perusahaan tersebut akan dengan mudah mendapatkan hutang baru sehingga ada kecenderungan untuk menambah hutang lagi (Tirsono, 2008). Tax Shield effect dengan indicator Non debt tax shield menunjukkan besarnya biaya non kas yang menyebabkan penghematan pajak yang bukan Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
berasal dari penggunaan hutang dan dapat digunakan sebagai modal untuk mengurangi hutang (De angelo dan Masulis, 1980). Penghematan pajak selain dari pembayaran bunga akibat penggunaan hutang juga berasal dari adanya depresiasi dan amortisasi. Semakin besar depresiasi dan amortisasi akan menyebabkan semakin besar penghematan pajak penghasilan dan semakin besar cash flow perusahaan. Dengan demikian, suatu perusahaan yang memiliki non deb ttax shield yang tinggi cenderung akan menggunakan tingkat hutang yang rendah dan berarti variabel non debt tax shield berpengaruh negative terhadap tingkat penggunaan hutang dalam struktur modal. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kebijakan utang sudah dilakukan beberapa peneliti dengan hasil yang berbeda – beda. Penelitian tersebut antara lain : 1. I Putu Andre Sucita Wijaya dan I Made Karya Utama (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham. Sampel penelitian ini adalah 30 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar dibursa efek indonesia periode tahun 2010 hingga 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 2. Kartini dan Tulus Arianto (2008) melakukan penelitian dengan judul Struktur kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sampel penelitian ini adalah 38 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2002 hingga 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktr kepemilikan, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas berpengaruh negative terhadap struktur modal. 3. Glenn Indrajaya, Herlina, Rini Setiadi (2011) melakukan penelitian dengan judul pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertmbuhan, profitabilitas, dan resiko bisnis terhadap struktur modal : Studi Empiris pada perusahaan sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2007. Sampel penelitian adalah perusahaan sektor pertambangan yang listing di bursa efek Indonesia periode 2004 – 2007. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
struktur
pertumbuhan, tingkat pertumbuhan
aktiva,
ukuran
perusahaan,
tingkat
dan resiko bisnis memiliki pengaruh
negative terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negative terhadap struktur modal. 4. Ali kesuma (2009) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi struktur modal serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Reasl Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian adalah Perusahaan Reasl Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2008. Hasil penelitian menunjukkan perumbuhan penjualan, profitabilitas memilki pengaruh yang berlawanan arah (negative) terhadap stuktur modal, sedangkan rasio utang mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah dengan struktur modal. Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
5. Werner Ria Murhadi (2011) melakukan penelitian dengan judul Determinan Struktur Modal : Studi di Asia Tenggara. Sampel penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan di negara – negara ASEAN. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas dan pertumbuhan memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap utang, sedangkan ukuran perusahaan, asset tangibility dan penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang (NDTS) memiliki hubungan positif yang tidak signifikan. 6. Jemmi Halim Liem, Werner R. Murhadi, Bertha Silvia Sutejo (2012) melakukan penelitian
dengan judul Faktor – faktor yang mempengaruhi
struktur modal pada industri Consumer Goods yang terdaftar di BEI perode 2007 – 2011. Dengan sampel berupa badan usaha industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan non debt tax shield berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap stuktur modal, kemudian variable ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dan variable growth berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal Ringkasan Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No 1.
Judul Jurnal/Artikel
Nama Peneliti/ Tahun
Pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham.
I Putu Andre Sucita Wijaya dan I Made Karya Utama (2014)
Variabel yang digunakan Variabel Independen: Profitabilitas, struktur aset pertumbuhan penjualan Variabel dependen: Struktur Modal Harga saham
2.
Struktur kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur.
Kartini dan Tulus Arianto (2008)
Variabel Independen: Struktur kepemilikan Profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan. Variabel dependen : Struktur Modal
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif sedangkan struktur aset berpengaruh negative terhadap struktur modal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, pertumbuhan aktiva, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negative.
Perbedaan dengan Penelitian sebelumnya Menghilangkan variabel harga saham, merubah variabel profitabilitas menjadi pertumbuhan aset, menambahkan Non debt Tax Shield sebagai variabel independen. Data yang digunakan adalah time-series dari tahun 20082013 pada perusahaan pertambangan Menghilangkan seluruh variable independen kecuali pertumbuhan aktiva dan diganti menjadi struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan non debt tax shield. Data yang digunakan adalah timeseries dari tahun 2008-2013 pada perusahaan pertambangan
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
No 3.
4.
Judul Jurnal/Artikel Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertmbuhan, profitabilitas, dan resiko bisnis terhadap struktur modal : Studi Empiris pada perusahaan sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2007 Analisis faktor yang mempengaruhi struktur modal serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Reasl Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Nama Peneliti/ Tahun
Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Penelitian sebelumnya
Glenn Indrajaya, Herlina, Rini Setiadi (2011)
Strukur Aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, dan resiko bisnis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan dan resiko bisnis memiliki pengaruh negative terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negative terhadap struktur modal.
Menghilangkan variable ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan dan resiko bisnis dan menggantinya menjadi pertumbuhan penjualan, pertumbuhan asset, dan Non debt tax shield. Data yang digunakan diganti menjadi periode 2011 -2013
Ali kesuma (2009)
Pertumbuhan Penjualan, profitabilitas, rasio utang
Hasil penelitian menunjukkan perumbuhan penjualan, profitabilitas memilki pengaruh yang negatif terhadap stuktur modal, sedangkan rasio utang mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah dengan struktur modal.
Mengganti variable profitabilitas dan rasio utang dan menggantinya menjadi struktur aktiva, pertumbuhan asset, dan NDTS. Sampel yang digunakan menjadi Perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2011 – 2013
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
No
Judul Jurnal/Artikel
Nama Peneliti/ Tahun
Variabel yang digunakan
5.
Determinan Struktur Modal : Studi di Asia Tenggara.
Werner Ria Murhadi (2011)
Profitabilitas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, asset tangibility (struktur aktiva), dan NDTS
6
Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri Consumer Goods yang terdaftar di BEI perode 2007 – 2011.
Jemmi Halim Liem, Werner R. Murhadi, Bertha Silvia Sutejo (2012)
Profitabilitas, NDTS, Struktur Aktiva, Ukuran perusahaan, growth
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas dan pertumbuhan memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap utang, sedangkan ukuran perusahaan, asset tangibility dan penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang (NDTS) memiliki hubungan positif yang tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas, NDTS berpengaruh negative terhadap struktur modal, dan Struktur aktiva, ukuran perusahaan dan growth berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Perbedaan dengan Penelitian sebelumnya Merubah variable ukuran perusahaan menjadi pertumbuhan penjualan. Sampel menjadi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011 – 2013
Merubah variable Profitabilitas, ukuran perusahaan dan growth menjadi pertumbuhan asset dan penjualan. Sampel yang digunakan menjadi perusahaan pertamangan yang tedaftar di BEI periode 2011 - 2013
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
2.3 Kerangka Pemikiran Fungsi pembelanjaan dan fungsi keuangan merupakan dua hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Dalam menjalankan fungsi pembelanjaan, perusahaan selalu dihadapkan pada tiga masalah utama atau tiga keputusan utama, yaitu: keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan mengenai pembagian dividen (dividend decision). Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang dari mana dana untuk
membeli aktiva
berasal
(Lukas,
2003).
Keputusan
pendanaan
merupakan keputusan yang berhubungan dengan masalah penentuan sumbersumber dana yang akan digunakan, dan masalah perimbangan terbaik antara sumber-sumber
dana tersebut. Keputusan mengenai sumber dana yang akan
digunakan (apakah sumber dana ataukah
jangka panjang)
internal
atau
disebut keputusan
eksternal,
jangka
pembelanjaan
pendek
(financing
decisions). Keputusan pembelanjaan yang efektif akan tercermin pada biaya dana (cost of fund) yang minimal (Abdul Halim, 2007). Setiap perusahaan membutuhkan dana dalam menjalankan aktivitas perusahaannya. Dalam Menjalankan operasional perusahaan dan menjaga daya saing perusahaan maka tidak dapat dipungkiri lagi perusahaan membutuhkan modal baru untuk membiayai investasinya. Untuk dapat menjalankan aktivitas perusahaan, tentunya setiap perusahaan memerlukan dana. Pemenuhan kebutuhan pendanaan perusahaan berasal dari dua sumber, yang pertama adalah pendanaan dari modal sendiri dan yang kedua adalah pendanaan dari modal asing.
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Pengertian modal itu sendiri menurut Prof. Bakker (dalam Riyanto, 1995:18) adalah baik yang berupa barang – barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu yang tercatat di sebelah kredit. Jadi modal itu adalah keseluruhan aspek yang terdapat dalam suatu neraca perusahaan. Modal yang terletak di sebelah debit termasuk modal konkret yang menunjukkan bentuk modal tersebut dan disebut pula modal aktif atau yang dikenal dengan aktiva, sedangkan modal yang tercatat di sebelah kredit termasuk ke dalam modal abstrak, yaitu modal yang menunjukkan dari mana modal tersebut berasal yang disebut dengan pasiva. Menurut Harnanto (1991:302), modal sendiri merupakan modal dalam suatu perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala resiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian – kerugian lainya. Modal sendiri dapat barasal dari laba ditahan (retained earning) maupun dari modal saham yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Laba yang diperoleh dari suatu perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai deviden dan sebagian lagi ditahan oleh perusahan. Adanya laba yang ditahan perusahaan akan memperbesar modal sendiri suatu perusahaan dan sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian, saldo rugi tersebut akan mengurangi modal sendiri. Sedangkan modal saham adalah tanda bukti penyertaan suatu perseroan terbatas. Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Karena tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih beroprasi, maka saham biasa merupakan sumber dana permanen. Sedangkan saham preferen merupakan sumber modaljangka panjang yang posisinya berada diantara utang jangka Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
panjang dengan saham biasa. Pemegang saham preferen memiliki prioritas dalam pembayaran deviden. Pendanaan dari modal asing yaitu “modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan, dan bagi perusahaan modal tersebut merupakan utang yang harus dibayarkan kemabali.” (Riyanto, 1995:227). Dalam pembelanjaan perusahaan, modal asing/utang dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu utang jangka pendek, jangka menenga, dan jangka panjang. Utang jangka pendek merupakan utang yang jangka waktunya paling lama satu tahun yang sebagian besar terdiri dari kredit perdagangan. Utang jangka menengah adalah sumber modal asing yang jangka waktu umumnya lebih dari satu tahun namun kurang dari sepuluh tahun. Sedangkan utang jangka panjang adalah modal asing yang waktunya lebih dari sepuluh tahun yang terdiri dari obligasi, kredit investasi, dan hipotek. Perimbangan antara utang dengan modal sendiri akan membentuk suatu struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan,
karena
keputusan
pendanaan
pada
struktur
modal
akan
mempengaruhi keseimbangan pada struktur finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki struktur modal tidak baik akan memiliki utang yang besar sehingga akan membebani perusahaan. Perusahaan dalam menentukan perilaku pendanaannya dipengaruhi banyak hal, Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39-41) menyatakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Salah satunya faktor yang mempengaruhi adalah Struktur aktiva. Bagi Perusahaan industri pertambangan, kekayaan perusahaan yaitu aktiva sangatlah penting, karena dengan adanya aktiva perusahaan perusahaan dapat melakukan kegiatan operasionalnya dalam mengeksploitasi sumber tambang dan mengolahnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Harta atau keakayaan perusahaan atau sering disebut dengan aktiva perusahaan merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, aktiva dibedakan menjadi dua bagian, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar atau biasa disebut aktiva tetap. Aktiva lancar merupakan aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan perputarannya adalah dalam jangka waktu kurang dari satu tahun (Riyanto, 1995: 19). Sedangkan aktiva tetap adalah termasuk dalam aktiva tidak lancar yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur – angsur habis digunakan dalam operasional perusahaan yang bersifat permanen, memiliki umur kegunaan, dan tidak habis dalam satu periode kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan pertambangan, aktiva yang harus disediakan dalam operasional perusahaan adalah aktiva tetap, karena tanpa aktiva tetap proses penambangan tidak mungkin berjalan. Sesuai dengan yang disebutkan oleh Syamsudin (2007: 409) bahwa “semakin besar rasio aktiva tetap atas total aktiva, maka semakin capital intensive perusahaan.” Artinya jika perusahaan memiliki aktiva tetap yang besar maka semakin cepat perusahaan dalam memproduksi. Perimbangan antara aktiva tetap dengan total aktiva akan membentuk suatu struktur aktiva.
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Struktur aktiva adalah penentuan berupa besar alokasi untuk
masing-
masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap (Bambang Riyanto, 2005). Secara umum mengenai sruktur aktiva, Brigham dan Houston (2001: 39) menyatakan bahwa “apabila aktiva perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit, perusahaan tersebut cenderung menggunakan banyak utang.” Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Weston dan Copeland (1997: 175) yang menyatkan bahwa : Perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang lebih besar, maka perusahaan tersebut akan menggunakan utang hipotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas, perusahaan tidak begitu tergantung pada pembiayaan jangka pendek. Selain itu menurut teori trade off bahwa tangibke assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki nilai terutama dari intangible assets lebih mudah untuk kehilangan nilai apabila terjadi distress, dibandingkan standart assets dan tangible assets. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang besar, maka penggunaan utang akan semakin besar, karena aktiva tersebut dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman, selain itu aktiva memberikan perlindungan bagi kreditur karena aktiva digunakan sebagai alat operasional perusahaan untuk menghasilkan laba serta dapat dijual untuk membayar kembali utang beserta bunga pinjaman. Oleh karena itu struktur aktiva dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Glenn, Herliana dan Rini (2011) dan Werner (2011) yang Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
memberikan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Selain struktur aktiva, variabel lain yang memiliki pengaruh dalam penentuan struktur modal adalah pertumbuhan penjualan. Kelangsungan hidup dan berkembang perusahaan selain dari utang dan modal sendiri, juga dari penjualan produk perusahaan baik berupa barang dan jasa. Manajemen perusahaan berusaha untuk dapat meningkatkan penjualan produknya karena pertumbuhan penjualan yang tinggi atau stabil saling berkaitan dengan keuntungan perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam menentukan struktur modal (Taruna, Toppwijono dan Devi : 2014). Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39) bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai pertumbuhan tinggi tersebut secara internal, sedangkan untuk menerbitkan saham baru memerlukan biaya yang tinggi, maka perusahaan akan lebih menyukai pendanaan menggunakan utang. Hal ini sejalan dengan teori trade off yang menjelaskan apabila manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan hutang lebih besar daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan lebih banyak melakukan pendanaan secara eksternal dalam struktur modalnya. Selain itu semakin besarnya pertumbuhan penjualan merupakan sebuah keuntungan bagi perusahaaan karena dengan demikian dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya dan memudahkan manajemen dalam mendapatkan hutang karena Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
adanya keyakinan investor akan kinerja perusahaan tersebut (Winahyuningsih, dkk. 2010) Penelitian empiris oleh Glenn, Herliana dan Rini (2011) dan Werner (2011) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (growth of sales) merupakan salah satu variabel yang berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Selain itu Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal. Song, (2005) dalam Dessy, Atim, & Siti (2013) dalam .Pecking order theory menyatakan bahwa ketika perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan investasi maka akan menerbitkan utang terlebih dahulu dibandingkan sekuritas yang lain. Ini dikarenakan semakin tinggi peluang pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula asimetri informasi yang terjadi. Sehingga menurut Myers dan Majluf (1977) dalam Glenn, Herliana dan Rini (2011) perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan biaya asimetri informasi yang terjadi. Selain itu menurut teori signaling, perusahaan dapat mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan dengan menggunakan utang. Sebab utang dapat menjadi sinyal positif bagi investor luar, sehingga investor luar dapat yakin dan percaya bahwa prospek perusahaan dimasa depan akan baik. dengan tingkat pertumbuhan aset yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada dengan menggunakan modal sendiri. Terjadinya peningkatan
asset yang akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya
asset yang dimiliki
perusahaan (Robert Ang, 1997). Hasil penelitian ini didukung oleh Margaretha dan Ramadhan (2010), Glenn, Herliana dan Rini (2011) dan Kartini dan Tulus Arianto (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sebagian besar teori struktur modal didominasi oleh pencarian struktur modal yang optimal. Termasuk dalam menentukan perimbangan yang menyebutkan bahwa ada pertimbangan kerugian dan keuntungan ketika melakukan pendanaan, salah satu keuntungan yang patut diperhitungkan adalah adanya perlindungan pajak atau Tax Shield. Salah satu bentuk perlindungan pajak adalah non debt tax shield dimana Tax shield ini dapat membuat arus kas tetap menjadi arus kas internal perusahaan dalam bentuk pengurangan laba, yaitu biaya depresiasi dan amortisasi. Biaya – biaya ini tidak membutuhkan perusahaan untuk mengeluarkan dananya, melainkan perusahaan hanya melakukan perhitungan akuntansi untuk mengakui adanya biaya yang telah dikeluarkan atas investasi di masa lalu. Tax shield effect dengan indikator non debt tax shield menunjukkan besarnya biaya non kas yang menyebabkan penghematan pajak yang bukan berasal dari penggunaan hutang dan dapat digunakan sebagai modal untuk mengurangi hutang (De Angelo dan Masulis,1980). Semakin besar depresiasi dan amortisasi akan menyebabkan semakin besar penghematan pajak penghasilan dan semakin besar cash flow perusahaan. Dengan demikian, suatu perusahaan yang memiliki non debt tax shield yang tinggi cenderung akan menggunakan tingkat Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
hutang yang lebih rendah dan lebih mengutamakan penggunaan modal sendiri dalam pendanaan perusahaan karena penghematan pajak akan berimbas dengan meningkatnya modal ditahan sebagai sumber pendanaan internal pernyataan ini sejalan dengan teori pecking order dimana pendanaan internal dari laba ditahan adalah pilihan palin awal dalam keputusan pendanaan dan berarti variabel non debt tax shield berhubungan negatif terhadap tingkat struktur modal. Penelitian yang dilakukan Tirsono (2008) dan Jemmi, Werner, dan Bertha (2011) menunjukkan bahwa non debt Tax Shield
memiliki hubungan negatif, ini
bermakna bahwa semakin besar penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang akan diikuti dengan menurunnya utang dan menigkatnya modal sendiri di dalam struktur modal. Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Struktur Aktiva
+ Pertumbuhan Penjualan
+ +
Pertumbuhan Aset
Struktur Modal
-
Non Debt Tax Shield
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:64). Sedangkan menurut Nasution (2009:39) Hipotesis merupakan “pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau tekanan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah: 1. Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal 2. Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal 3. Pertumbuhan Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal 4. Non Debt Tax Shield berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal
Rendy Perdana, 2015 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu