BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah
1.
Bank Konvensional Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek. Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer,
Universitas Sumatera Utara
cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. 2.
Bank Syariah Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa
pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah. a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
Universitas Sumatera Utara
c.
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
B.
Perbedaaan Bank Syariah dan Bank konvensional Dalam beberapa hal, bank syariah mempunyai beberapa persamaan dengan
bank konvensional terutama dalam sistem teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,syarat–syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, Proposal, Laporan keuangan dan sebagainya. Namun yang membedakannya adalah aspek akad dan legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. 1.
Akad dan legalitas, ini merupakan kunci utama yang membedakan antara memiliki Dewan Pengawas Syariah sessungguhnya setiap amalan itu bergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini bergantung dari akadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal,seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini.
2.
Struktur organisasi, dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini
Universitas Sumatera Utara
bertugas untuk mengawasi oprasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. 3.
Usaha yang dibiayai, Ada aturan bahwa usaha – usaha yang dibiayai oleh bank syariah ini hanyalah usaha yang halal.
4.
Lingkungan kerja bank syariah, nuansa yang diciptakan untuk lebih bernuansa islami. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkah laku dari para karyawannya. Perbedaan lain yang mendasar
antara bank syariah dengan bank
konvensional adalah : a).
perbedaan Falsafah, Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produkproduk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba).
b).
konsep Pengelolaan Dana Nasabah, Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi
Universitas Sumatera Utara
yang membutuhkan pengendapan dana. Karena pengendapan dananya tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh saja tidak memberikan imbal hasil. c).
kewajiban Mengelola Zakat, Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat
yaitu
dalam
arti
wajib
membayar
zakat,
menghimpun,
mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi danadana social (zakat, Infak, sedekah ). Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank konvensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Pada dasarnya, semua transaksi perniagaan melalui bank syariah sistem bunga berbunga atau compound interest yang dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak. (Sigit Triandaru Dan Totok Budisantoso : 156 : 2006). Dari studi perbandingan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip yang digunakan dalam pertimbangan kelayakan kredit dan pembiayaan adalah sama, yaitu sama-sama mengacu pada prinsip 5 C yaitu, Character (menilai sifat atau watek dari calon debitur termasuk dengan gaya hidupnya), Capacity (kemampuan calon debitur dalam bidang bisnisnya), Capital (melihat keefektifan penggunaan modal, dilihat dari laporan keuangan dengan mengukur segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas), Collateral (melihat nilai jaminan baik fisik maupun non fisik) dan Condition of Economy (melihat kondisi
Universitas Sumatera Utara
perekonomian yang dikaitkan dengan bidang usaha). Perbedaannya hanya terletak pada penekanannya dimana bank konvensional lebih menekankan pada aspek jaminannya (collateral) sedangkan pembiayaan pada bank Syariah lebih mengutamakan aspek pribadi / karakter individu (character). Mengenai prosedur, kedua jenis pinjaman ini (kredit maupun pembiayaan) mempunyai prosedur tertentu yang ditentukan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh masingmasing bank. Secara ringkas perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional dapat di lihat dari tabel berikut : Tabel 2.1 Perbedaan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional NO Bank Syariah Bank Konvensional 1 Berinvestasi pada usaha yang halal Bebas nilai 2 Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee Sistem bunga 3 Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja Besarannya tetap usaha 4 Profit dan falah oriented Profit oriented 5 Pola hubungan kemitraan Hubungan debitur-kreditur 6 Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada lembaga sejenis (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso : 2006 : 157) Sistem bagi hasil dalam perbankan syariah sering menjadi bahan pertanyaan dan selalu dibandingkan dengan sistem bunga dalam perbankan konvensional. Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso ( 2006 : 157) perbandingan antara sistem bagi hasil dengan bunga bisa dilihat dari tabel berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Bunga Dengan Bagi Hasil NO Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil 1 Penentuan suku benga dibuat pada Penentuan besarnya resiko bagi hasil waktu akad dengan pedoman harus dibuat pada waktu akad dengan selalu untung untuk pihak bank berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi 2 Besarnya persentase berdasarkan pada Besarnya rasio (nisbah) bagi hasil jumlah uang (modal) yang dipinjamkan berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh 3 Tidak tergatung kepada kinerja usaha Tergantung kepada kinerja usaha. Jumlah jumlah pembayaran bunga tidak pembagian bagi hasil meningkat sesuai mengikat meskipun jumlah keuntungan dengan peningkatan jumlah pendapatan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik 4 Eksistensi bunga diragukan Tidak ada agama yang meragukan kehalalannya oleh semua agama keabsahan bagi hasil termasuk Agama Islam 5 Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil tergantung pada keuntungan dijanjikan tanpa pertimbangan proyek proyek yang dijalankan. Jika proyek itu yang dijalankan oleh pihak nasabah tidak mendapatkan keuntungan maka untung atau rugi kerugian akan di tanggung bersama oleh kedua belah pihak.
Jika dilihat dari dua penjelasan diatas antara bank konvensional dengan bank syariah, penulis berpendapat. Bahwa bank syariah lebih baik daripada bank konvensional. karena prinsip utama operasionalnya adalah hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Larangan terutama yang berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan sebagai riba. Dalam hukum Islam, bunga adalah riba dan diharamkan. Oleh karena itu dalam menjelaskan kegiatan operasionalnya, bank berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak, penentuan imbalan terhadap dana yang dipinjamkan maupun dana yang disimpan di bank didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai dengan hukum Islam.
Universitas Sumatera Utara
C.
Pengertian Kredit dan Pembiayaan Murabahah Kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan.
(Veithzal, Andria, dan Ferry, 2007 : 438-439). Kredit diberikan atas dasar kepercayaan, artinya prestasi yang diberikan dan diyakini akan dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat yang telah disepakati bersama. Dalam arti yang lebih luas pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji dan pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Sesuai dengan isi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang tertulis didalam pasal 1 ayat 11 ” Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga”. Unsur dalam kredit tersebut adalah terdapat dua pihak, yaitu kreditur (Bank) dan debitur (Nasabah) dan merupakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan didalam perkreditan harus terdapat kepercayaan, persetujuan, penyerahan barang, jasa, atau uang, terdapat unsur waktu, unsur resiko, dan unsur keuntungan (bunga). Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan pihak bank (Kasmir, 2003 : 101). Tujuan dan fungsi kredit itu sendiri adalah mencari keuntungan, membantu nasabah yang kekurangan dana, membantu pemerintah. Dan secara luas fungsi kredit tersebut yaitu untuk meningkatkan daya guna uang, untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas
Universitas Sumatera Utara
uang, untuk meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran barang, sebagai alat stabilitas ekonomi, untuk meningkatkan kegairahan berusaha, untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, untuk meningkatkan hubungan internal. Bai’al murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’al murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Misalnya pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga Rp. 10.000.000,-, kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp. 750.000,- dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga Rp. 10.750.000,-. pada umumnya si pedagang eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, sebesar keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran, kalau memang akan dibayar secara angsuran (Muhammad Syafi’i Antonio : 2000 : 145). Jadi singkatnya murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contract, karena dalam murabahah ditentukan beberapa required of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh). Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah sipenjual harus memberi tahu pemberian tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. Selama akad belum berakhir maka harga jual beli tidak boleh berubah. Apabila terjadi perubahan maka akad tersebut akan menjadi batal. Cara pembayaran jangka waktunya disepakati angsuran ini disebut
Universitas Sumatera Utara
bai’bi tsaman ajil. Melalui akad murabahah ini nasabah atau konsumen dapat memenuhi kebutuhan untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai lebih dulu. Dengan kata lain nasabah atau konsumen telah memperoleh pembayaran dari bank atau lembaga non bank. (Drs. Zainul Arifin : 2006 : 23). Didalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang termaktub didalam pasal 1 ayat 25 yaitu Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1. transakasi bagi hasil dalam bentuk mudharobah dan musyarokah, 2. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijaroh atau sewa beli dalam bentuk ijaroh muntahiya bittamlik, 3. transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, 4. transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang, qordhul hasan, 5. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijaroh untuk transaksi multijasa. Dalam pembiayaan sistem murabahah penjual (bank) harus memberitahu harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan atau margin sebagai tambahannya. (UU No. 21 Tahun 2008). Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Murabahah dilaksanakan atas dasar saling rela atau suka sama suka dengan tidak keluar dari aturan agama Islam. Didalamnya tidak terdapat penipuan dan ketidak jujuran, dan yang pasti saling terbuka adalah salah satunya syarat dalam pelaksanaan sistem murabahah.
Universitas Sumatera Utara
D.
Jenis-jenis
Kredit
Pada
Bank
Konvensional
dan
Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Syariah
1.
Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional Penjelasan tentang jenis-jenis kredit dapat dilihat dari tujuannya, jangka
waktunya, jaminannya, orangnya (yang menerima dan memberi kredit), dan tempat kediamannnya. (Veithzal, Andria dan Ferry, 2007 : 441). Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : (Kasmir, 2004 : 76-77). a.
Dilihat dari segi kegunaan
1).
Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
2).
Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b.
Dilihat dari segi tujuan kredit
1).
Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
Universitas Sumatera Utara
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2).
Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3).
Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agenagen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.
c.
Dilihat dari segi jangka waktu
1).
Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2).
Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.
3).
Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang jangka waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
d.
Dilihat dari segi jaminan
1).
Kredit Dengan Jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan sicalon debitur.
2).
Kredit Tanpa Jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik sicalon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
e.
Dilihat dari segi sektor usaha Kredit Pertanian, Kredit Peternakan, Kredit Industri, Kredit Pertambangan, Kredit Pendidikan, Kredit Profesi, Kredit Perumahan, dan sektor-sektor lainnya.
Pembiayaan Murabahah yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang diperjual belikan) ditambah dengan keuntungan (yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin) yang disepakati bersama dan pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh artinya dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil/angsuran.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wiroso, SE, MBA (32 : 2005), Menyatakan bahwa murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terikat langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. b. murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya Bank Syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Bersifat mengikat, maksudnya apabila sudah pesan harus beli. 2. Bersifat tidak mengikat, maksudnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat, maka nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.
Tahapan murabahah berdasarkan pesanan dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu : a.
nasabah melakukan pesanan barang yang akan dibeli kepada Bank Syariah, dan dilakukan negosiasi terhadap harga barang dan keuntungan, syarat penyerahan barang dan syarat pembayaran barang. Dalam proses ini ada yang bersifat mengikat dan yang bersifat tidak mengikat,
b.
setelah diperoleh kesepakatan dengan nasabah, bank syariah mencari barang yang dipesan (melakukan pengadaan barang kepada pemasok). Bank syariah juga melakukan negosiasi terhadap harga barang, syarat penyerahan, dan syarat pembayaran. Pengadaan barang yang dipesan nasabah merupakan tanggun jawab bank sebagai penjual,
c.
setelah diperoleh kesepakatan antara bank syariah dan pemasok, dilakukan proses jual barang dan penyerahan barang dari pemasok ke bank syariah,
d.
setelah barang secara menjadi milik bank syariah, dilakukan proses akad jual beli murabahah,
Universitas Sumatera Utara
e.
penyerahan barang dari penjual yaitu bank syariah kepada pembeli yaitu nasabah, dengan memperhatikan syarat penyerahan barangnya,
f.
tahap akhir adalah dilakukan pembayaran yang dapat dilakukan dengan tunai atau tangguh sesuai kesepakatan antara bank syariah dengan nasabah. Apabila Bank Syariah melaksanakan murabahah berdasrkan pesanan,
terdapat beberapa risiko yang terkandung dalam transaksi tersebut antara lain : a.
murabahah berdasarkan pesanan tidak mengikat Risiko bagi Bank yang timbul dari transaksi murabahah berdasarkan pesanan dengan sifat tidak mengikat adalah, setelah Bank membeli barang sesuai pesanan pembeli, nasabah menbatalkan barang yang dipesan tersebut.
b.
murabahah berdasarkan pesanan bersifat mengikat Risiko atas transaksi murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat ini adalah lebih kecil daripada transaksi murabahah berdasarkan pesanan yang besifat tidak mengikat. Salah satu cara mengikat nasabah adalah Bank Syariah meminta uang muka kepada nasabah dan harus disetor ke Bank Syariah.
E.
Prosedur Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah
1.
Prosedur kredit pada bank konvensional Penjelasan prosedur perkreditan pada bank konvensional meliputi ketentuan
dan syarat atau yang harus dilakukan sejak nasabah mengajukan permohonan kredit sampai kredit tersebut dilunaskan oleh nasabah dan untuk jenis kredit tertentu yang mempunyai kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan utama prosedur kredit ini adalah : a.
memberikan ketegasan atau tugas-tugas dari seorang account officer sehingga akan lebih memperjelas wewenang dan tanggung jawab para account officer,
b.
agar flow of document dapat diikuti dan ketahui dengan jelas,
c.
memperlancar arus pekerjaan. Langkah-langkah yang akan dijelaskan selanjutnya harus benar-benar
diketahui dan diikuti oleh para account officer. Prosedur ini berlaku, baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan maupun tambahan yang berlaku secara umum untuk setiap jenis kredit baik untuk jenis kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi. Urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan, yakni meliputi persiapan kredit, penilaian kredit, keputusan atas permohonan kredit, pengawasan kredit, serta pelunasan kredit. (Rivai &Veithzal, 2006 ; 189). Beberapa jenis kredit tertentu memiliki kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya. Untuk memperoleh pinjaman dari bank, pemohon harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan bank tersebut. Semua permohonan kredit harus diajukan secara tertulis kepada bank tanpa melihat berapa jumlah kredit yang diminta dan hal ini berlaku, baik untuk permohonan baru, permohonan tambahan kredit, permohonan untuk perpanjangan masa berlaku kredit maupun perubahan syarat kredit itu sendiri. Permohonan kredit itu sendiri merupakan syarat yang penting dalam memberikan kredit dan hal tersebut harus diperhatikan benar-benar oleh account officer.
Universitas Sumatera Utara
Untuk
mempercepat
dan
mempermudah
bagi
bank
dalam
mempertimbangkan permohonan nasabah, surat permohonan kredit hendaknya disertakan dengan informasi yang lengkap seperti informasi mengenai keuangan, jaminan, jumlah kredit yang dibutuhkan, tujuan, jangka waktu, dan sebagainya. Informasi umum dan data kuantitatif yang sekurang-kurangnya harus diberikan calon nasabah ketika mengajukan permohonan kredit adalah mengenai nama dan alamat jelas si pemohon, nama para pemilik, atau pemegang saham dari perusahaan, susunan pengurus perusahaan sebelum menjadi nasabah bank, bidang usaha, hubungan dengan bank yang bersangkutan maupun dengan bank lain, hubungan dengan perusahaan lain yang merupakan satu kelompok atau satu group sehingga dengan data sementara tersebut bank dapat mengenal dan berkomunikasi dengan calon nasabah. Selain itu perlu pula diperoleh informasi data keuangan calon nasabah yang meliputi data proyeksi yang menggambarkan rencana usaha yang dilakukan. Data proyeksi tersebut umumnya dikenal ”cash budget ”. Data keuangan lainnya meliputi realisasi keuangan yang dicapai pada periode yang lalu yang disusun dalam bentuk analisis sumber dana maupun penanamannya dimasa yang lalu. Data keuangan dimaksud umumnya sebagai data ”historis”. Informasi mengenai jaminan yang akan diserahkan meliputi jumlah atau dan jenis jaminan seperti aktiva tetap, aktiva tidak tetap, yang terdiri atas persediaan barang maupun piutangnya. Informasi mengenai jumlah kredit yang diperlukan calon nasabah dikaitkan dengan pembiayaan modal sendiri, sedangkan jangka waktu kredit dikaitkan dengan pendapatan dan angsuran pelunasan kredit. Pemohon kredit diharuskan
Universitas Sumatera Utara
mengisi borang yang telah disediakan bank, yang disebut surat permohonan kredit. Adapun prosedur kredit untuk bank konvensional tersebut dapat dirincikan sbb : 1).
permohonan kredit, Jenis, jumlah dan jangka waktu kredit yang diminta,
2).
tujuan penggunaan kredit dan jenis kredit, penyidikan, analisis kredit,
3).
rincian penggunaan kredit,
4).
sumber dana penggunaan kredit,
5).
rencana pelunasan kredit,
6).
susunan pengurus / struktur organisasi, seluruh aspek-aspek kredit,
7).
hubungan pengurus / perusahaan dengan perusahaan lain,
8).
jenis fasilitas yang diterima dari bank,
9).
hubungan pemasaran dengan bank,
10). hubungan nasabah dengan giro Jumlah / plafond kredit atau pinjaman, 12). pengalaman perusahaan dibidang usaha sesuai dengan pemohon kredit,
Universitas Sumatera Utara
13). referensi / rekomendasi, permodalan, tenaga kerja, ikhtisar neraca 2 tahun terakhir, rencana kerja, dan nilai jaminan yang disediakan (Rivai & Veithzal, 2006 ; 192).
Permohonan Kredit
Layak diteruskan
Tidak
Pengumpulan Data Usaha & Peninjauan Jaminan Analisa Kredit
Data Kurang
Layak diteruskan
Tidak
Penyelesaian Proposal Kredit
Data Kurang
Disetujui
Tidak
Pengumpulan data lengkap Data Kurang
Ada Masalah Hukum
T o l a k P e r m o h o n a n K r e d i t
Tidak Dapat diselesaikan Membahayakan Bank
Pengikatan Kredit & Pengikatan Jaminan
Administrasi Kredit
Pencairan Dana atau Pemberian Fasilitas
Gbr 2.1 : Prosedur Pemberian Kredit Sumber : Jusuf (2003) ; 15
Universitas Sumatera Utara
b.
Prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Proses pemberian pembiayaan murabahah meliputi : 1. Surat Permohonan Pembiayaan Dalam surat permohonan ini berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah, untuk beberapa lama, berapa limit/plafond yang diminta, serta sumber pelunasan pembiayaan. Disamping itu surat diatas dilampiri dengan dokumen pendukung, antara lain : identitas pemohon, legalitas (akta pendirian/perubahan, surat keputusan menteri, perizinan-perizinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan). 2. Proses Evaluasi Dalam menilai suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang cermat dan akurat. Proses penilaian dimaksud meliputi : a. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap Dengan kata lain, permohonan yang tidak didukung data dan dokumen yang lengkap tidak dapat diproses. Biasanya cepat lambatnya pemrosesan suatu permohonan pembiayaan, terutama ditentukan pada tahap ini. Jika dipaksakan (baik oleh nasabah maupun pimpinan bank), hasil akhirnya sangat riskan, yang kemungkinan besar menimbulkan kerugian dipihak bank dan nasabah yang bersangkutan (Muhammad, 2005 ; 45). b. Proses penilaian
Universitas Sumatera Utara
1).
Kantor Pusat/Kantor Wilayah a).
Permohonan dari kantor cabang
b).
Unit penilai dikantor pusat / wilayah melakukan review atas permohonan nasabah yang telah dilakukan penilaian oleh kantor cabang
c).
Komite Pembiayaan (Kantor Pusat /Wilayah)
d).
Keputusan
e).
Unit Penilai (Kantor Pusat/Wilayah) meneruskan keputusan kantor pusat / wilayah kekantor cabang yang bersangkutan.
f).
Keputusan diterima Kantor Cabang, dengan macam keputusan : (1).
Ditolak Bila
permohonan
Kanpus/Kanwil
nasabah
tersebut
ditolak,
diteruskan
maka
keputusan
kepemohon
yang
bersangkutan. (2). Diterima (a).
Persetujuan Kanpus / Kanwil diteruskan kepemohonan
(b). Penandatanganan akad (c). Pengamanan Pembiayaan : Misalnya penutupan asuransi dan pengikatan agunan (jika perlu) (d). Realisasi (e). Pemantauan (f).
Pelunasan /Perpanjangan
Universitas Sumatera Utara
2).
Kantor Cabang a.
Pembuatan nota / memo penilaian oleh unit penilai kantor cabang.
b.
Proses pengambilan keputusan oleh komite pembiayaan.
c.
Keputusan : 1) ditolak Oleh unit penilai, keputusan ini diteruskan kenasabah pemohon 2) disetujui a). Oleh unit penilai, keputusan ini dibuatkan surat persetujuan yang memuat persyaratan serta klausula lainnya, b). Penandatanganan akad pembiayaan, c). Pengamanan Pembiayaan, d). Pemantauan, e). Pelunasan / Perpanjangan / tambahan plafond/ dan lainnya.
3.
Format Memo / Nota Penilaian Meliputi antara lain : a. informasi Umum : Perusahaan, Status Hukum, Pemegang Saham, b. aspek Legalitas : SIUP, TDP, SITU, HO, c. aspek
Manajemen
:
Struktur
organisasi,
reputasi
perusahaan,
independensi, integritas, management policies/practices & control, umur & tingkat kesehatan, gaya manajemen, tipe manajemen, dll d. aspek Pemasaran : Produk, pemasaran dan kompetisi, e. aspek Sosial Ekonomi : Manfaat perusahaan, dampak lain, f. aspek Tenaga Kerja : Dapatkah menyerap / mengurangi pengangguran disekitar lingkungan perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
g. sspek Teknis : Lokasi usaha, Bangunan, mesin, teknologi, lay out, fasilitas alat-alat perusahaan, h. aspek Keuangan : Sifat laporan keuangan, kewajaran laporan keuangan, analisa rasio, tingkat pertumbuhan, analisa sumber dan penggunaan dana, proyeksi aliran kas, perhitungan modal kerja, investasi, konsumsi, i.
aspek Komersil : Peminat produk, bahan mentah, proses,
j.
aspek Jaminan / Agunan : Status kepemilikan, status hukum, nilai taksasi,
k. analisa
Resiko
:
resiko-resiko
yang
mungkin
terjadi
serta
penanggulangan,
Universitas Sumatera Utara
l.
pertimbangan, kesimpulan, saran, keputusan. Permohonan Pembiayaan
Pengumpulan Data & Investigasi
Analisis Pembiayaan
Komite Persetujuan
Pengumpulan Data Tambahan
Pengikatan
Pencairan
Monitoring Sumber : Zulkifli (2003) Gbr. 2.2. : Skema Proses Pembiayaan
F.
Pengembalian Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah
1.
Bunga Kredit Pada Bank Konvensional Teknik perhitungan bunga kredit pada nasabah praktiknya ada beberapa
cara yang lazim digunakan, tergantung pada jenis kredit yang diminta nasabah atau jenis kredit yang ditawarkan oleh bank. Setiap teknik perhitungan suku bunga
Universitas Sumatera Utara
kredit yang manapun yang akan digunakan berbeda satu sama lainnya sehingga untuk kepentingan perencanaan kredit, perlu diperhitungkan dan dipahami secara baik. Dengan demikian perencanaan kredit yang disusun akan lebih realistis dan dapat digunakan sebagai pedoman kerja. Teknik perhitungan suku bunga kredit bank tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut : a.
Single Interest ; Perhitungan bunga kredit dengan cara ini didasarkan pada
saldo debet dari rekening satu periode keperiode tertentu dan dikalikan dengan suku bunga kreditnya. Rumusannya adalah sebagai berikut : P I= Mx =
P x
100
360
MPW I= K I = MW x p / k Catatan : I = Interest M = Modal P = Persentase W = Waktu K = Konstanta (360 atau 365 hari dalam 1 tahun) Dengan cara ini, apabila terjadi tunggakan bunga pada periode tertentu, bunga tidak diperhitungkan karena bunga hanya akan dibebankan hanya pada utang pokok saja. b. Ad on Basis ; menghitung bunga dengan cara ini, pada tahap awal bunga dihitung terlebih dahulu lalu ditambahkan dengan pokok pinjaman dan hasil
Universitas Sumatera Utara
perhitungannya dibagi sesuai dengan jangka waktu kredit. Rumusannya adalah sebagai berikut : M + i (M x n) A= n Catatan : A = Angsuran M = Modal I = Tingkat Suku Bunga Kredit n = Jangka Waktu Kredit Dengan cara ini, tiap periode pertahun akan diperoleh jumlah angsuran kredit (utang pokok + bunga ) yang sama hingga pinjaman nasabah lunas, meskipun jumlah saldo debetnya dari waktu kewaktu menurun. Cara ini lazim juga disebut dengan flat rate (karena bunganya diperhitungkan pada awal kredit diperoleh). Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama. Yang banyak digunakan oleh bank atau perusahaan leasing ketika nasabah meminta kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. c. Compound Interest ; perhitungan bunga dengan cara ini prinsifnya sama dengan single interest, yaitu yang didasarkan pada saldo debet selama jangka waktu tertentu. Bila pada periode tertentu terjadi tunggakan bunga, tunggakan
Universitas Sumatera Utara
bunga tersebut juga dibebankan bunga lagi (bunga berbunga). Rumusnya adalah sebagai berikut : Hn = K (1 + i)n SnP = (1 + i)n 1 K = Hn (1 + 1) n 1 AnP = (1 + 1) n Hn (1 + i) n =
Hn atau SnP = x
K
K
Catatan : Hn = Jumlah Pokok Pinjaman + Bunga K
= Jumlah Pokok Pinjaman
N
= Periode Pinjaman
SnO = Nilai akhir dari satuan modal yang diperbungakan dengan P % selama n Periode AnO = Nilai kontan dari satuan modal kerja pada n periode dengan compount interest p % (persentase) d. Single Disconto ; perhitungan bunga dengan cara ini kebalikan dari perhitungan bunga tunggal dimuka. Dengan perhitungan cara ini, bunga dibayar dimuka dan langsung mengurangi jumlah saldo pinjaman yang seharusnya diterima nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir masa pinjaman, nasabah membayar utang pokok kepada bank secara penuh sesuai nilai nominal pinjaman. Rumusnya adalah sebagai berikut: P D=A x
W x
100
360
P T=A
W x
100
360
T = A (1-N) Catatan : D : Diskonto A : Nilai Nominal P : Persentase W : Waktu T : Nilai Tunai N : Masa/Waktu/Periode i : Tingkat persentase suku bunga kredit yang berlaku untuk jangka waktu tertentu Karena bunga diterima dimuka secara efektif, suku bunga diskonto harus lebih besar dari suku bunga kredit tunggal. e. Rente ; melalui perhitungan dengan cara ini, jumlah besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar nasabah pada setiap periode jumlahnya sama. Cara ini hampir serupa dengan add on basis tetapi bunga adalah bunga majemuk. Perhitungan bunga cara ini sesuai dengan kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kenderaan bermotor (KKB), dan kredit investasi lainnya. Cara
Universitas Sumatera Utara
perhitungan ini ditujukan untuk kredit yang sekali tarik (aflopend). Rumusnya adalah sebagai berikut : 1 – (R + i) n R = An i i R = An x 1 – (1 + i) n Catatan : R = Besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar setiap tahun An = Besarnya pinjaman i = Suku Bunga n = Jangka Waktu f. Bunga Fixed Versus Floating. Suku bunga fixed artinya suku bunga itu bersifat tetap selama periode tertentu atau bahkan selama masa kredit, sedangkan suku bunga floating, artinya bunga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Jadi jika membandingkan maka flat >< efektif dan fixed >< floating. Biasanya terdapat kombinasi, yaitu flat-fixed, artinya bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap selama masa kredit; dan effective-floating, yaitu menggunakan sistem bunga efektif dan besaran bunga bisa berubah tergantung kondisi pasar finansial. Perhitungan suku bunga diatas didasarkan pada perhitungan suku bunga kredit yang tetap tarifnya, hingga kredit tersebut dilunasi oleh nasabah. Akan tetapi, bila kondisi moneter dan perekonomian tidak stabil (berfluktuasi) sehingga suku bunga kredit didasarkan pada SIBOR atau LIBOR ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin bank. Dengan demikian suku bunga kredit akan berubah dari
Universitas Sumatera Utara
waktu-kewaktu sesuai dengan perkembangan pasar keuangan dan bank akan tetap mendapatkan margin yang sama, meskipun SIBOR atau LIBOR berubah. Secara bisnis cara ini dirasakan cukup adil, baik dari sisi bank maupun dari sisi nasabah, terutama bank akan memperoleh laba yang relatif tetap Contoh perhitungan kredit metode flat rate dan sliding rate : Tuan Abdul Wahab mendapat persetujuan kredit investasi senilai Rp. 12.000.000,- untuk jangka waktu 6 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 15 % pa. Pinjaman Pokok Cicilan Pokok =
Rp. 12.000.000,=
Bulan Selama Pinjam
= Rp. 2.000.000,6
Metode Flat Rate : Rp. 12.000.000,- x 15 % Bunga = = Rp. 150.000,12 Total cicilan perbulan dengan metode flat rate adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,-
Metode Sliding Rate : Cicilan Bunga Bulan Pertama Rp. 12.000.000,- x 15 % Bunga = = Rp. 150.000,12 Total cicilan bulan pertama adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,Cicilan Bunga Bulan Kedua : Karena bulan pertama sudah membayar Rp. 2. 000.000,- maka pokok pinjaman menjadi sisa Rp. 10.000.000,-
Rp. 10.000.000,- x 15 % Bunga =
= Rp. 125.000,12
Universitas Sumatera Utara
Total cicilan bulan kedua adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 125.000,- = Rp. 2.125.000,-
Cicilan Bunga Bulan Ketiga Rp. 8.000.000,- x 15 % Bunga =
= Rp. 100.000,-
12 Total cicilan bulan ketiga hádala : Rp. 2.000.000,- + Rp. 100.000,- = Rp. 2.100.000,Dan seterusnya sampai bulan keenam
Tabel 2.1. Perhitungan Cicilan Kredit Bln 0 1 2 3 4 5 6
Sisa Pinjaman
Cicilan Pokok
12.000.000 0 10.000.000 2.000.000 8.000.000 2.000.000 6.000.000 2.000.000 4.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 0 2.000.000 Total
Flat Rate Total Bunga Cicilan 0 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 12.900.000
Sliding Rate Total Bunga Cicilan 150.000 125.000 100.000 75.000 50.000 25.000 525.000
2.150.000 2.125.000 2.100.000 2.075000 2.050.000 2.025.000 12.525.000
Flat Rate Sliding Rate Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode flat rate dan sliding rate. Selisih tersebut adalah 12.900.000 dan 12.525.000 g. Bunga Efektif (Sliding Rate) adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi. Sumber dana yang digunakan bank dalam menyalurkan kredit kepada nasabah tidak selalu dana rupiah, tetapi mungkin saja bank akan memperoleh dana valas. Penggunaan dana valas dalam penyaluran kredit rupiah mengandung resiko
Universitas Sumatera Utara
yang besar sebagai akibat perubahan kurs yang tidak diduga sebelumnya. Ketika kredit disalurkan, kurs menunjukkan US $ 1 = Rp. 10.000 dan suatu ketika dalam perjalanan bisa saja terjadi perubahan kurs menjadi US $ 1= Rp. 11.000. dengan demikian, kewajiban nasabah ketika kredit telah jatuh tempo akan meningkat dari perhitungan semula ketika pertama kali nasabah mendapatkan pinjaman dari bank, dimana ketika tiba saatnya nasabah harus mengembalikan pinjaman yang harus dibayar oleh nasabah, tingkat suku bunga (sesuai kesepakatan semula) ditambah karena adanya perubahan kurs sehingga suku bunga kredit yang rill akan jauh lebih besar dari biaya dana itu sendiri. Rumusan ini dapat melindungi bank dari adanya kenaikan kurs valuta asing dengan kurs yang lebih tinggi. Inilah resiko kredit yang dibiayai dengan dana valas. Rumusan tingkat suku bunga tersebut dapat digambarkan berikut ini. NT Rp. MTA (n) EIR =
x 1 + TB. MTA (n)
-1
NT. Rp. MTA
Catatan : EI = Effective Interest Rate NT Rp. MTA = Nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang akan diperbandingkan NT Rp. MTA (n) = Perkiraan nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang akan diperbandingkan setelah n hari TB. MTA (n) = Tingkat suku bunga mata uang asing yang bersangkutan selama n hari TR. Rp (n) = Tingkat suku bunga rupiah selama n hari
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh perhitungan bunga kredit. Dalam praktik perbankan, ada beberapa cara yang lazim digunakan dalam perhitungan bunga
kredit
kepada
para nasabahnya.
Masing-masing
teknik
tersebut
menghasilkan perhitungan bunga yang berbeda satu sama lain. Beberapa tata cara perhitungan bunga kredit antara lain sebagai berikut : 1. Tarif bunga efektif (Effective Rate) Pada sistem ini bank menggunakan bunga tahunan (tahunan atau bulanan) yang dikenakan pada sisa pokok utang (saldo efektif). Cicilan bulanan tetap besarnya dan terdiri dari cicilan pokok utang (principal repayment) dan cicilan bunga. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat contoh soal dibawah ini. Contoh Soal : Pada tanggal 1 Januari 2009 Tuan Abdul Wahab meminjam uang di Bank BNI sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk jangka waktu 2 tahun dengan asumsi bunga efektif pertahun = 12 % (1 % / Bulan). Angsuran perbulan yang harus dibayar oleh Tuan Abdul Wahab adalah sebagai berikut : (1 + i)n Anuitas = i x M (1 + i)n - 1 A : Besarnya anuitas M : Pinjaman i : Suku Bunga n : Banyaknya anuitas (1 + 1 %)24 Anuitas / Bulan = 1 % x 10.000.000.00 x
= Rp. 470.734.72 24
(1 + 1 %) - 1 Pada kasus ini Tuan Abdul Wahab menerima seluruh uang yang dipinjamnya pada tanggal 1 Januari 2009 mulai membayar cicilan utang pertamanya pada akhir
Universitas Sumatera Utara
bulan Januari 2009. serta dapat dilihat pada tabel dibawah ini angsuran utang yang dibayar Tuan Abdul Wahab kepada bank BNI setiap bulannya dan besarnya bunga kredit yang menurun dari posisi awal pembayaran angsuran utang sampai angsuran pada bulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh sisa pokok utang (outstanding principal ) yang mengecil. Tabel 2.2 Angsuran Kredit (Dalam Rp) Bulan Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 24
Anuitas Kredit Sisa Kredit Bunga (1 % / Angsuran Bln) Kredit 10.000.000 100.000 370.734 9.629.265 9.629.265 96.292 374.442 9.254.823 9.254.823 92.548 378.186 8.876.636 8.876.636 88.766 381.968 8.494.668 8.494.668 84.946 385.788 8.108.880 8.108.880 81.088 389.645 7.719.234 7.719.234 77.192 393.542 7.325.692 7.325.692 73.256 397.477 6.928.214 6.928.214 69.282 401.452 6.526.761 6.526.761 65.267 405.467 6.121.294 6.121.294 61.212 409.521 5.711.772 5.711.772 57.117 413.616 5.298.155 Dan seterusnya sampai 24 bulan (hingga total bulan ke 24) yakni : 466.073 4.660 466.073 0.00 Total 1.297.633 10.000.000 -
Sumber : Rivai & Veithzal, 2006 : 13 2.
Margin Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Margin adalah keuntungan yang didapat oleh bank dari akad jual beli
diantaranya murobahah, salam, dan istisna, dengan kesepakatan tertentu. Atau sejumlah uang yang merupakan keuntungan yang menjadi hak bank atas transaksi pembiayaan murabahah. Sedangkan harga jual adalah harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati dalam akad pembiayaan Murabahah dan tidak dapat berubah selama masa akad. Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah
Universitas Sumatera Utara
penjumlahan harga beli /harga pokok/harga perolehan bank dan margin keuntungan. Referensi Margin Keuntungan
+
Harga Beli (Harga Pokok Bank)
Harga Jual
=
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli / pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran di Bank Muamalat dihitung dengan menggunakan
metode margin keuntungan annuitas Margin keuntungan
annuitas adalah margin keutungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.
Harga Beli
Margin
Harga Jual
Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung apabila ada komponenkomponen seperti, jenis perhitungan margin keuntungan, plafond pembiayaan sesuai jenis, jangka waktu pembiayaan, tingkat margin keuntungan pembiayaan, pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun margin keuntungan). Tanggal jatuh tempo tagihan merupakan tanggal yang tidak termasuk dalam perhitungan hari margin keuntungan. Contoh Perhitungan Margin Keuntungan Anuitas a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun
Universitas Sumatera Utara
c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % d). k = Angsuran ke 1,2,3,...,... dan seterusnya Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,Tabel 2.3 Angsuran Pembiayaan No 1 2 3 12
Tanggal 05-04-2009 05-05-2009 05-06-2009 05-04-2010
Pokok APPB (No) APPB (2) APPB (3) APPB (12)
Margin Keuntungan AMPB (No) AMPB (No) AMPB (3) AMPB (12)
Dimana angsuran (k) = (1 + MRJ / 12))(k-1) APPB (k) = Harga Pokok (k) =
x PLFNx (MRJ/12) (1 + MRJ / 12))(JWK) -1
(1 + MRJ / 12))(k-1) AMPB (k) = Margin Keuntungan (k) =
-1xHargaPokok(k) (1 + MRJ / 12))
(JWK)-1
Misalnya kita ingin mengetahui angsuran (3) ketiga : Angsuran Harga Pokok 3.
Ketentuan Pembiayaan Murabahah Rukun Murabahah : a. Penjual b.Pembeli c. Obyek/barang
Universitas Sumatera Utara
d.Harga e. Ijab qabul Syarat Murabahah : a. pembeli harus mengetahui harga pembelian barang yang akan dibeli, b. jumlah keuntungan penjual harus diketahui oleh pembeli, c. barang yang dibeli harus jelas kriteria, jumlah, ukuran, dan sifat-sifatnya, d. barang yang dijual sudah dimiliki oleh penjual, e. penjual & pembeli harus saling ridho, f. penjual & pembeli mempunyai mempunyai kekuasaan & cakap hukum dalam transakai jual beli, g. sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, h. Harga jual tidak boleh berubah sejak aqad sampai dengan pembayaran, i.
Jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tempo, dan saat jatuh tempo si pembeli tidak dapat melunasinya, maka harga jualnya tidak boleh ditambah.
Objek Barang : a. mengenai jenis, misalnya berupa mobil, pesawat, b. mengenai tipe, misalnya mobil kijang, rumah tipe RSS, dan lain-lain, c. mengenai kualitas, d. mengenai kuantitas (Berapa jumlah unit atau berat dan lain-lain). Harga : a. harus mengetahui dan diketahui oleh kedua belah atau semua pihak, b. bisa dibayarkan pada waktu akad, secara cicilan, atau ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan margin keuntungan : a. untuk menarik nasabah atau investor sebanyak mungkin karena baik penentuan
keuntungan,
besarnya
persentase,
pembayaran
jumlah
pembayaran dan eksistensinya berbeda, b. untuk menjalankan syariat islam dengan baik dalam hal memperoleh keuntungan (margin).
G.
Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah Perbandingan kredit Bank konvensional dengan Bank syariah yang umum
banyak berkembang di masyarakat (Sudarsono, 2005 : 42). Pertama perlu di bahas tentang persamaannya, yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat kredit dan pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad, legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini. Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk
Universitas Sumatera Utara
memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya. Perbandingan yang lebih dominan antara kredit pada Bank Konvensional dan pembiayaan sistem murabahah pada bank syariah adalah bahwa pada kredit Bank Konvensional memakai sistem dan prinsip bunga atau riba serta memungut bunga dalam persen, sedangkan pada pembiayaan sistem murabahah pada Bank Syari’ah mengenakan expected of profit (perkiraan keuntungan / margin) dalam jumlah uang. Dalam memberikan fasilitas kredit / murabahah ini, Bank konvensional dan Syari’ah mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan calon nasabah, yaitu perjanjian kredit atau pembiayaan. Perjanjian kredit atau pembiayaan tersebut merupakan suatu persetujuan antara pihak bank dan nasabah. Dengan adanya perjanjian ini, maka timbul suatu hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak. Adapun proses pelaksanaan pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut : 1.
bank dan nasabah mengadakan negosiasi dan persyaratan untuk pelaksanaan kredit atau pembiayaan murabahah,
2.
setelah adanya negosiasi dan sesuai dengan persayaratan nasabah, maka selanjutnya bank dan nasabah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli sesuai dengan permintaan nasabah, sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak,
Universitas Sumatera Utara
3.
setelah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli bank membeli barang kepada penjual barang (supplier) sesuai dengan permintaan nasabah,
4.
sesuai permintaan nasabah, kemudian penjual barang (supplier) mengirim barang ke nasabah,
5.
nasabah terima barang dan dokumen sebagai bukti bahwa barang permintaan nasabah sudah diterima,
6.
setelah barang terkirim, maka nasabah melakukan pembayaran ke bank sesuai dengan akad atau perjanjian yang telah ditentukan. Proses pelaksanaan pembiayaan Murabahah di Perbankan Syari’ah melalui
tahap-tahap yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip Islam dapat dilihat dari : 1.
didalam perjanjian pembiayaan Murabahah ini tidak terdapat riba, tetapi menggunakan mark-up atau margin keuntungan yang ditetapkan dimuka kontrak berdasarkan kesepakatan bersama, yang nilainya tidak boleh berubah atau bertambah sampai pelunasan (Q.S. Al-Luqman : 34),
2.
melakukan pembelian terhadap berang-barang yang halal,
3.
adanya jaminan kebendaan atas hutang (Q.S Al-Baqarah : 282),
4.
jika terjadi masalah dengan nasabah dilakukan dengan cara musyawarah dan pendekatan dengan cara persuasif, hal ini sesuai dengan konsep Islam yang mementingkan perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Jika terjadi wanprestasi maka pihak bank telah mempunyai langkah-langkah
antisipatif untuk mengatasinya, yaitu : 1.
melakukan pemantauan terhadap nasabah sejak pembiayaan diberikan,
2.
dengan pendekatan secara kekeluargaan terhadap nasabah,
Universitas Sumatera Utara
3.
mengamankan obyek yang dibiayai dan jaminannya untuk menjamin kepentingan keamanan bank,
4.
sebagai upaya terakhir, diserahkan kepada Badan Abritase Muamalat Indonesia untuk diselesaikan. Bank konvensional menamakan produk penyaluran dana atau lending yakni
dengan nama Kredit. Sedangkan pada bank syariah kredit tersebut dinamakan pembiayaan. Perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui apa kelemahan kredit bank konvensional dan menjadikan pembiayaan bank syariah solusi untuk keluar dari masalah yang timbul akibat sitem ekonomi konvensional dan kredit konvesional ini dapat disamakan seperti pembiayaan murabahah perbedaan yang jelas dalam kedua pembiayaan ini, baik dalam penentuan bunga atau marginnya dan juga sistem perlakuan akuntansi yang diterapkan.
Universitas Sumatera Utara