BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum 1. Pengertian objek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1998 : Pengertian dari “Kantor Badan kepegawaian Daerah Kota Gorontalo” yang merupakan judul dari tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai beriku: Kantor
: Tempat tulis menulis tentang suatu perkara.
Badan
: Sekumpulan kesatuan untuk mengerjakan sesuatu.
Kepegawaian: Yang berhubungan dengan pegawai;rancangan Undang-undang tentang pokokpokok;peraturan-peraturan. Daerah
: Lingkungan pemerintahan;wilayah
Kota
: Daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan yang tinggi.
Gorontalo
: Letak atau lokasi obyek berada, dan merupakan nama daerah atau
propinsi.
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa “Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo” adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tugas-tugas pokok pegawai negeri sipil yang berada di kota Gorontalo. Badan kepegawaian daerah bergerak dalam kepemerintahan kota atau dalam bentuk guna memberikan akses luas kepada masyarakat, sehingga terjadi transaksi informasi berkenaan dengan kebutuhan publik.
2. Fungsi objek
Menurut (Arikunto dan Suharsimi 1999), Fungsi objek rancangan adalah untuk memenuh kebutuhan fasilitas perkantoran dan fasilitas ruang yang akan di uraikan pada kegiatan yang akan berlangsung pada objek tersebut. Sehingga dipandang perlu untuk menguraikan fungsi, yakni sebagai berikut : Fungsi objek antara lain ; Sebagai wadah dalam menaungi PNS (pegawai negeri sipil kota gorontalo) Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah Sebagai pengambangan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah Melaksanaan pengangkatan, KP, pemindahan, dan pemberhentian PNSD sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang telah di tetapkan dalam peraturan per Undangundangan. Pelayanan
administrasi
kepegawaian
dalam
pengangkatan,
pemindahan,
dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang telah di tetapkan dalam peraturan per Undang-Undangan. Menyiapkan dan menetapkan pensiun PNSD sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang telah di tetapkan dalam peraturan per Undang-Undangan. Menyiapkan dan menetapkan gaji, tunjangan, dan kesejahteraan PNSD sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang telah di tetapkan dalam peraturan per UndangUndangan. Penyelesaian administrasi PNSD Mengelola sistem informasi manajemen kepegawaian daerah. Menyampaikan informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kapegawaian Negara (BKN).
3 Manfaat Objek Selain fungsi yang sudah di jelaskan diatas Badan Kepegawaian Daerah memiliki manfaat. Selain manfaat untuk daerah ataupun pemerintah setempat dalam hal ini kota gorontalo. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut : Sebagai badan yang menaungi pegawai negeri sipil yang ada di wilayah kerja kota gorontalo Sebagai instansi pemerintah yang mengatur, mengangkat, memindahkan, atau memberhentikan pegawai negeri sipil.
4. Lingkup Pelayanan objek Ruang lingkup pelayanan objek merupakan sesuatu yang sangat substansial dan urgen dalam sistem rancang bangunan (Zaini rahman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999 : 240). Badan kepegawaian daerah memiliki ruang lingkup dalam melaksanakan dan mejalankan fungsinya. Adapun ruang lingkup badan kepegawaian kota gorontalo yakni melayani dan mengatur, mengangkat, memindahkan, memberhentikan pegawai negeri sipil Kota Gorontalo sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan per Undang-Undangan.
5. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 15 tahun 2005 tentang Organisasi Lembaga Teknis pada tanggal 14 Nopember 2005, maka struktur organisasi Badan Kepegawaian dapat dilihat pada bagan berikut ini. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 60 Tahun 2005 dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Kepegawaian terdiri dari :
a. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan di bidang ketatausahaan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program, anggaran dan pelaporan Badan; Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; Pengelolaan administrasi kepegawaian;
Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat dokumentasi, rumah tangga perlengkapan/peralatan kantor, kearsipan dan perpustakaan;
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang ketatausahaan; Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang ketatausahaan; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam pelaksanaan tugasnya, Bagian Tata usaha mempunyai 2 (dua) sub bagian, yaitu :
Sub Bagian Umum Sub Bagian Kepegawaian 1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang umum; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang umum; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang umum;Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas : Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang kepegawaian;
Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang kepegawaian; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang kepegawaian; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang kepegawaian; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan di bidang pendidikan dan pelatihan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi :
Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pendidikan dan pelatihan; Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pendidikan dan pelatihan;
Pelaksanan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pendidikan dan pelatihan; Pelaksanaan pengawasan dan pengendarian di bidang pendidikan dan pelatihan; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bidang Pendidikan dan pelatihan mempunyai 2 (dua) sub bidang, yaitu :
1)
Sub Bidang Diklat Struktural dan Fungsional
2)
Sub Bidang Diklat Teknis
1) Sub Bidang Diklat Struktural dan Fungsional mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang diklat struktural dan fungsional;
Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang diklat struktural dan fungsional; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang diklat struktural dan fungsional; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidanq diklat struktural dan fungsional; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bidang Diklat Teknis mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang diklat teknis; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang diklat teknis; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang diklat teknis; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidanq diklat teknis; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas
Badan
di
bidang
pembinaan
dan
pengembangan
pegawai.
Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut Bidang pembinaan dan Pengembangan Pegawai mempunyai fungsi :
Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan dan pengembangan pegawai; Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan dan pengembangan pegawai; Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pembinaan dan pengembangan pegawai;
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang pembinaan dan pengembangan pegawai; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai mempunyai 2 (dua) sub bidang, yaitu :
Sub Bidang Pembinaan Pegawai Sub Bidang Pengembangan Pegawai
Adapun Sub Bidang Pembinaan Pegawai mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan pegawai; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan pegawai; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pembinaan pegawai. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang pembinaan pegawai. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sedangkan, Sub Bidang Pengembangan Pegawai mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pengembangan pegawai; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pengembangan pegawai; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pengembangan pegawai; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang pengembangan pegawai; Menyiaplan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai sesuai dengan tugas dan fungsinya.
d. Bidang Mutasi Pegawai
Bidang Mutasi Pegawai mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan di bidang mutasi pegawai. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Mutasi pegawai mempunyai fungsi :
Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi pegawai; Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi pegawai; Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang mutasi pegawai; Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang mutasi pegawai;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bidang Mutasi Pegawai mempunyai 2 (dua) sub bidang, yaitu :
Sub Bidang Mutasi Fungsional mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi fungsional; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi fungsionai;
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang mutasi fungsional; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang mutasi fungsional; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Mutasi Pegawai sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sedangkan, Sub Bidang Mutasi Non Fungsional mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi non fungsional; Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang mutasi non fungsional;
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang mutasi non fungsional; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang mutasi non fungsional; Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Mutasi Pegawai sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B.Tinjauan Khusus Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo 1. Sejarah BKD Kota Gorontalo Untuk menjalankan aktivitas pemerintahan keberadaan sarana kantor instansi-instansi pemerintahan tentunya memiliki makna yang sangat penting. Pertama untuk kepentingan kepada masyarakat dan ke dua adalah kepentingan performance dari organisasi pemerintahan itu sendiri. Struktur organisasi pemerintah Kota Gorontalo saat ini menganut prinsip Miskin Struktur Kaya Fungsi, yang terdiri dari : 11 Badan, 3 Asisten, 12 Dinas, 3 Kantor, 9 Bagian serta Inspektorat, Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan.
Dalam melaksanakan roda pemerintahan ditunjang oleh aparatur pemerintah / PNS yang saat ini berjumlah 5.731 Orang. Jumlah Pejabat di Kota Gorontalo adalah 818 orang yang terdiri dari ; Pejabat Eselon II berjumlah 31 orang, Pejabat Eselon III berjumlah 133 orang, Pejabat Eselon IV berjumlah 640 orang, dan Pejabat Eselon V berjumlah 14 orang.
Sebagai implementasi dari UU No.43 Tahun 1999 tentang perubahan UU No.8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 34 menyebutkan bahwa untuk mejabarkan tugastugas pengelolaan kepegawaian daerah, perlu dibentuk Badan Kepegawaian Daerah.
Untuk itu pemerintah Kote Gorontalo telah mengaktualisasi kebijakan pemerintah tersebut dengan lahirnya Perda No.10 Tahun 2004 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja BKD-DIKLAT yang telah ditindak lanjuti dengan SK Walikota Gorontalo No,11 Tahun 2004 tentang pelaksanaan Perda Tahun 2004 tersebut.
BKD-DIKLAT Kota Gorontalo berkedudukan sebagai unsur pelaksana dibidang kepegawaian sekaligus melaksanakan sebahagian tuhas pemerintah daerah dalam menata manajemen kepegawaian yang akuntabel, transparan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap tugas dalam upaya terwujudnya Good local Corporate yang ditopang oleh aparatur profesional sesuai kompetensi yang dimiliki. VISI Visi dari BKD-DIKLAT Kota Gorontalo adalah terwujudnya BKD-DIKLAT sebagai lembaga kepegawaian daerah yang berkwalitas. MISI Meningkatkan sumber daya aparatur yang profesional, kreatif, inovatif, bermoral, bertanggung jawab serta memiliki kompetensi yang tinggi. Meningkatkan sistem pengelolaan/manajemen yang handal dan akurat. Menyediakan/meningkatkan kualitas data dan informasi dibidang kepegawaian serta sarana/prasarana penunjang operasional.
2. Kondisi Eksisting Kantor BKD Kota Gorontalo Gedung Kantor Badan Kepegawaian daerah Kota Gorontalo pada saat ini sudah tidak layak untuk digunakan sebagai fasilitas bangunan kantor, dilihat dari kondisi fisik yang sudah tak layak lagi yang dilihat dari keterbatan besaran ruang, system utilitas, interior sangat tidak menunjang aktivitas atau kegiatan yang berlangsung di gedung Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo. Kondisi tampak bangunan Kantor BKD-DIKLAT Kota Gorontalo saat ini perlu direncanakan kembali karena bangunan BKD-DIKLAT yang saat ini digunakan merupakan bangunan tua dan tidak layak lagi digunakan sebagai bangunan kantor. Oleh karena itu akan dilakukan perancangan ulang tampak bangunan dengan mengguanakan tema modern minimalis agar tampak menarik dan tidak monoton
tanpa meninggalkan fungsi bangunan sebagai
bangunan kantor. Mengingat fungsi gedung sebagai pusat pelayananan masyarakat Gorontalo, pada gedung Kantor Badan Kepegawaian Kota Gorontalo perlu diperbaiki secara teratur untuk membedakan area parkir untuk kendaraan beroda dua, untuk kenderaan roda empat dan juga membedakan antara area parkir pengelola/ staf pegawai serta area parkir bagi pengunjung. Sistem struktur merupakan hal yang paling inti dalam sebuah perancangan gedung/bangunan. Pada gedung Kantor BKD-DIKLAT Kota Gorontalo menggunakan struktur beton dan kayu dengan kondisi yang rapuh karena usia sudah sangat lama krena merupakan bangunan tua. Dalam gedung Kantor BKD-DIKLAT Kota Gorontalo sistem utilitas bangunan masih belum teratur dan perlu direncanakan ulang. Misalnya jumlah kamar mandi/wc yang masih sangat kurang dan dengan luasan yang seadanya, pencahayaan dari sinar matahari yang terhalangi oleh lemari–lemari yang dijadikan sebagai sekat pembatas antar ruangan, jumlah
bukaan jendela yang kurang sehingga penghawaan serta pencahayaan dalam bangunan kurang maksimal. Pola hubungan ruang yang ada dalam gedung Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo ini juga masih belum teratur hal ini sangat berpengaruh pada sirkulasi dalam bangunan mengakibatkan pencapaian antar ruangan tidak efektif.
3. Sumber daya manusia Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai struktur organisasi yang telah ditetapkan Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo didukung dengan jumlah pegawai 79 orang yang terdiri dari 47 orang status PNS 22 orang status CPNS serta 10 orang tenaga kontrak non data base.
C.Tinjauan Arsitektur Pada dasarnya penyusunan kebutuhan ruang yang ada dalam rancang bangun BKD Kota Gorontalo harus sesuai dengan konteks kebutuhan produktifitas pegawai dan tenaga kerja yang berada di gedung BKD tersebut. Kebutuhan ruang dilakukan dengan menggunakan pendekatan empiris dan studi leteratur/referensi berdasarkan pengalaman masa lalu untuk melihat kebutuhan saat ini dan masa depan perkembangan produktifitas kerja BKD Kota Gorontalo, serta kesesuain rancangan gedung dalam proyeksi tingkat kebutuhan. Agar tingkat kecukupan sarana kepegawaian di gedung BKD Kota Gorontalo lebih terjamin dalam pengadaan dan penyediannya, dalam jenis dan tuntutan kompetensi, diperlukan suatu pedoman analisis rancangan bangun ruang yang memadai, sehingga mendorong
produktifitas disemua lini, termasuk tinjauan arsitektur yang sinergis dengan bentuk bangun ruangnya.
1.Lokasi Objek Rancangan Sesuai dengan survey yang dilakukan pada kantor badan kepegawaian daerah kota gorontalo bangunan ini termasuk bangunan tua yang merupakan bangunan vertikal yang telah diserahkan kepada pemerintah kota gorontalo. Dari segi fisik bangunan dilihat sudah tak memenuhi standar ruangan perkantoran karena di beberapa bagian telah mengalami kerusakan karena faktor usia bangunan. 1. Kondisi site Adapun karakteristik bangunan ini adalah : Sebelah utara berbatasan dengan bangunan gereja santa crishtoporus/kawasan perdagangan. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah dinas gubernur/kantor pemerintahan. Sebelah barat berbatasan dengan kantor walikota. Sebelah timur berbatasan dengan kawasan perekonomian/perdagangan. Lokasi ini memiliki kwalitas air tanah yang kurang memadai karena daerah ini termasuk daerah rawan banjir karena menggunakan system drainase dengan pola tertutup. fisik bangunan yang tidak lagi memenuhi standar bangunan perkantoran sehingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Adapun karakteristik non fisik bangunan ini adalah : a) Pencapaian
Bangunan ini terletak disekitar kawasan perdagangan dan pemerintahan kota gorontalo sehingga mudah ditempuh dan tidak memiliki kendala karena bangunan ini terletak tepat disudut perempatan jalan 23 januari kelurahan siendeng kota gorontalo. b) Sirkulasi Dalam segi sirkulasi menurut hasil survey bangunan ini memiliki kendala keterbatasan ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah pemakai didalamnya karena sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan dalam menjalankan tugas. c) Klimatologi Matahari Bangunan ini mendapatkan sinar matahari yang cukup , disekitar bangunan ini juga terdapat pohon pelindung sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk saat siang hari. Temperatur udara Bangunan ini memiliki tempatur udara yang agak lembab, hal ini dipengaruhi karena bangunan terletak dikawasan rawan banjir. Kebisingan Karena bangunan ini terletak tepat diantara perempatan jalan maka bangunan ini memiliki tingkat kebisingan yang tinggi di atas standar kebisingan untuk bangunan kantor.
d).Pola drainase Bangunan ini memiliki konsep drainase tertutup sehingga hal ini berpengaruh jike musim penghujan datang karena saluran air tidak dapat menampung curah hujan yang yang tinggi apabila kemungkinan ini ada.
Dalam hal ini bangunan sudah tidak layak lagi baik dalam segi fisik ataupun non fisik.hal ini dipengaruhi karena dalam segi umur bangunan ini sudah terlalu tua untuk bangunan kantor badan kepegawaian daerah kota gorontalo. Karena itulah perlu dilakukan perancangan kembali bangunan ini untuk menciptakan ruangan kerja yang lebih memadai dan memenuhi standar untuk kantor badan kepegawaian kota gorontalo baik dalam segi struktur, utilitas, ataupun tampilan bangunan secara keseluruhan sesuai dengan estetika desain kearsitekturan.
2. Tata Ruang Luar Istilah arsitektur landsekap diperkenalkan pertama kali pada tahun 1858. Pada hakekatnya, arstitek landsekap memilki peranan cukup luas dalam berbagai bidang kajian, mulai dari studi perancangan kawasan wisata (skala besar) hingga perencanaan taman rumah (skala kecil). Secara garis besar, bidang kajian arsitektur landsekap sendiri dapat diklasifikasiakan atas : Perencanaan tapak, yaitu proses perencanaan suatu bidang lahan atau tanah dengan batasbatas jelas, kondisi permukaan serta ciri-ciri yang dimiliki olah lahan tersebut. Perencanaan landsekap, yaitu suatu proses perencanaan mengenai tatanan lingkungan disekitar kawasan objek rancangan yang bertolak dari faktor kenyamanan dan estetika. Perencanaan detail landsekap yaitu, perencanaan suatu lingkungan yang lebih spesifik seperti mengenali jenis bahan yang dipilih serta tata cara pengolahan lingkungan tersebut. a. Vegetasi/tanaman Tanaman dilingkungan sekitar sangat beragam. Untuk mempermudah dalam penggunaannya, perlu dilakukan penggolongan terhadap tanaman tersebut. Berdasarkan struktur dan bentuknya, tanaman digolongkan menjadi : 1) Tanaman pohon
Tanaman peneduh pada umumnya adalah pepohonan. Menurut
Ratnasari,SP(2009)
tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Biasanya tanaman pohon ini digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point. Untuk jenis tanaman peneduh dapat menggunakan pepohonan rindang namun tidak terlalu rimbundan tinggi. Tanaman pohon yang terlalu rimbun dan tinggi terlalu berbahaya, karena dikhawatirkan akan tumbang saat terjadi hujan yang disertai angin kencang.
2) Tanaman Liana Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman rambat atau tanaman gantung. Liana dicirikan dengan batang yang tidak berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang tanaman bagian tanaman lainnya. menunjang estetikadari objek rancangan itu sendiri. 3) Tanaman perdu Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya. Tanaman ini dapat berupa bunga euphorbia, di mana jenis tanaman ini dapat digunakan sebagai penghias disekitar kawasan objek rancangan. 4) Tanaman Semak
Tanaman golongan semak adalah tanaman yang dapat dicirikan dengan batang berukuran sama dan sederajat. Jenis tamanan semak yang paling banyak digunakan dalam perancangan adalah tanaman bambu hias.
2. Fasilitas parkir Fasilitas parkir yang baik hendaknya mampu menampung kendaraan pemakai serta jumlahnya tergantung pada keadaan jalan disekitar site. Selain itu, juga terdapat pohon-pohon rindang yang dapat digunakan sebagai pelindung kendaraan maupun para pejalan kaki dari cuaca yang tidak bersahabat. a) Parkir memanjang Parkir memanjang terdiri atas jalur parkir sepanjang trotoar, jalur parkir pada kedua sisi pemisah jalan, jalur parkir ditengah jalan raya parkir sejajar jalan serta perkir yang di atur sesuai datang dan perginya (misalnya gedung pertunjunkan dan tempat parkir). b) Ruang parkir Tertutup Ruang parkir tertutup ini dapat berupa garasi untuk suatu lingkungan, tempat parkir untuk lantai sempit memanjang serta bentuk jalur parkir yang agak miring akan menghemat ruang 100% dari luas lantai parkir bila di atur menurut perbedaan ukuran masing-masing kendaraan.
3) Pola Tata Ruang a) Terpusat Keterpaduan dapat diwujudkan dengan adanya kegiatan utama sebagai pusat kegiatan dan pemersatu kegiatan penunjang. Ada hirarki fungsi yang dapat berbeda dengan kegiatan utama sebagai sentral.
b) Linier Memberikan alur yang jelas pada bangunan sehingga dapat menikmati seluruh kegiatan yang mewadahi tanpa memutar. Pola tersebut dimungkinkan adanya suatu kejelasan pandangan pada satu area yang menarik. c) Radial Memadukan unsur linier dan terpusat. Keterpaduan diposisikan dengan kegiatan penunjang diletakkan disetiap lengannya dan kegiatan utama sebagai porosnya.
d) Cluster Penempatan yang tidak beraturan dapat sebagai penciptaan keterpaduan dengan adanya bentuk yang berbeda untuk setiap kegiatan yang diwadahi. e) Grid Tata massa cenderung teratur dalam keterpaduan kegiatan memposisikan kegiatan secara sejajar.
4) Bentuk dan tampilan a) Bentuk Bentuk merupakan hal yang mendasarkan dalam perencanaan arsitektur. Bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur intternal maupun garis eksternal setta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. Bentuk memiliki 3 ciri-ciri visual seperti : Dimensi
Dimensi fisik dari suatu bentuk berupa panjang, lebar, dan tebal. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsi dari bentuk. Warna Merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi visual. Warna adalah atribut yang paling menyolok menbedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. Tekstur Merupakan kwalitas visual yang dapat diraba dan dapat dilihat yang dapat diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur jiuga menentukan sampai di mana permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya datang.
b) Tampilan Beberapa gambaran tampilan arsitektural bangunan adalah sebagai berikut : 1) Gaya modern gaya modern atau minimalis sering terdapat di kota-kota besar yang tingkat efektifas penggunanya tinggi. Bangunan dengan gaya ini memilki ciri-ciri sebagai berikut : Penggunaan garis-garis vertikal sederhana, veriasi kotak, permainan bidang dan penataan ruang yang praktis serta lapang. Menggunakan warna yang tidak terlalu mencolok, misalnya memanfaatkan warna silver, abu-abu, putih dan pastel. Adanya permainan pada permukaan dinding misalnya penggunaan material.
Mengurangi hal-hal yang sifetnya ornamental dengan tujuan menyederhanakan karakter bangunan. Pintu dan jendela sengaja dibuat rata, lurus dan tanpa ornamen sehingga matahari di tempat yang dikehendaki leluasa mencurah ke dalam bangunan. 2) Gaya Tropis Bangunan tropis adalah adaptasi bangunan yang menyesuaikan kondisi iklim tropis indonesia dan identik dengan ekologi tropisnya, yakni hutan yang subur. Dengan demikian salah satu ciri banguna tropis adalah memiliki banyak tanaman hijaudan sangat lekat dengan unsur alam dan natural. Hal tersebut diwujudkan dengan desain bangunan yang memberikan banyak tanaman ruang terbuka dan tanaman hujai, yang diletakkan diluar atau didalam ruangan. 3) Gaya Mediterania Gaya mediterania merupakan langgam arsitektur yang pernah berjaya di tahun 80-an. Gaya arsitektur mediterania ini dikenal dengan bangunan yang indah dan sesuai dengan daerah tropis. Biasanya menggunakan kombinasi warna-warna komplementer agar terkesan ceria misalnya warna pastel dan cokelat kemerahan.
5) Struktur, Utilitas Bangunan dan Sirkulasi Dasar kehidupan kita antara lain mencakup pembangunan dan pemukiman, dasar ini sebenarnya menjadi titik pangkal cara kita membangun. Salah satu tujuan penting dari cara membangun adalah perlindungan terhadap penghuni. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan tentang hubungan antara alam dan teknik pembangunan terutama dalam bidang pendidikan arsitektur. Frick (2008)
a). Struktur Bangunan suatu bangunan memerlukan suatu struktur yang membuatnya kokoh dan berdiri tegak. Sistim-sistim tersebut tentunya dibuat dengan tujuan mampu memikul beban-beban yang akan diterima bangunan, baik itu beban mati, beban hidup atau beban lateral (angin dan gempa). Pada dasarnya system struktur suatu bangunan terbagi atas system struktur banguan bertingkat dan system struktur bangunan bentang lebar. 1). Struktur bangunan bertingkat Bangunan bertingkat terdiri atas bengunan bertingkat rendah, bangunan bertingakat sedang, dan bangunan bertingkat tinggi yang disebut dengan bangunan rendah, bangunan sedang, dan angunan tinggi dapat dibedakan dari luas, besar, dan ketinggian bangunan, serta sistim struktur dan kelengkapan utilitasnya. Ada beberapa tipe system struktur bangunan bertingkat yang lazim dikenal, diantaranya adalah sebagai berikut : Sistem Rangka (Frame Systems) Sistem rangka terdiri dari pelat lantai, lantai, balok, dinding memikul dan kolom yang tersusun beraturan, saling tegak lurus, dan beban/gaya vertikal dan horizontal disalurkan melalui tiang/kolom untuk disalurkan menuju pondasi. Sistem Dinding ( Wall systems) Dinding dalam sistem struktur bangunan bertingkat tinggi dibuat dari bahan beton bertulang
maupun
rangka
baja.
Dinding
ini
dapat
berfungsi
sebagai
dinding
memikul/menahan beban vertikal dan juga dapat berfungsi sebagai menahan beban horizontal.
Sistem Kombinasi Rangka Dinding Geser ( Frame Shear Wall Interaction System) Kombinasi dari sistim rangka dan dinding geser merupakan perpaduan untuk menyelesaikan suatu sistem struktur bangunan bertingkat yang melebihi 30 lantai, karena sistem struktur rangka murni akan tidak efisien lagi pada ketinggian tersebut.
3). Sistem fondasi Sebuah fondasi bangunan gedung haruslah memadai supaya konstruksi tersebut mempunyai daya guna yang memuaskan dan aman untuk ditempati. Hampir setiap konstruksi yang layak dapat dibangun dan ditopang oleh konstruksi fondasi dengan pembiayaan yang mahal, dikarenakan bangunan tersebut dibangun ditempat yang keadaan tanahnya jelek (daya dukung tanah rendah). Dengan dasar pertimbangan itu semua, maka jenis dan macam fondasi perlu dipelajari. Jenis dan macam fondasi yang dimaksud adalah : Fondasi Tiang Pancang Tiang pancang adalah bagian struktur fondasi yang dapat terbuat dari bahan kayu/balok (Wood Pile), baja H atau baja pipa ( Steel pipe) dan beton (concrete). 6) Unsur Pembentuk Ruang a) Lantai Lantai merupakan komponen bangunan yang berperan menahan rembesan air tanah atau hewan dari dalam tanah dan sebagai penahan beban diatasnya atau lazim disebut pembatas ruang dibagian bawah. Jenis lantai untuk bangunan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: Lantai Eksterior Selain harus kuat, lantai ekteriorpun harus indah dan tahan cuaca. Pemilihan lantai eksterior disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar.
Lantai Interior Lantai interior merupakan elemen bangunan bagian dalam. Oleh karena berada di bagian dalam maka pemilihan jenis materialnya cukup disesuaikan dengan selera konsumen secara dominan. Lantai bagian dalam ini sedikit mengabaikan faktor ketahanan cuaca, kelicinan dan sebagainya. Biasanya kemewahan warna lantai menjadi bahan pertimbangan utama. Lantai Fungsi Khusus Bila lantai memiliki fungsi khusus, jenis materialnya perlu disesuaikan dengan fungsi yang harus diembannya. Misalnya lantai laboratorium, lantai pabrik, lantai ruang parkir tentu harus terbuat dari bahan atau material lantai yang kuat sesuai dengan tugas dan fumgsi yang haru diembannya. b) Dinding Dinding merupakan sekat pembatas antar ruang dalam bangunan. Agar dinding kuat, maka perlu media pengikat antarbata, yaitu adukan semen pasir sebagai pengisi atau perekat celah antara bata atau disebut dengan siar. Biasanya perbandingan adukan semen-pasir bervariasi, dimulai dari 1:2 yang artinya 1 unit takaran semen berbanding 2 unit pasir dengan takaran yang sama. Peerbandingan lainnya yaitu 1:3, 1:4, dan 1:5 tergantung letak dinding. Jenisjenis dinding berdasarkan bahannya adalah sebagai berikut : Dinding Bata Dinding Batako Dinding Bata Kapur Dinding Hebel/Celcon c) Plafond/Langit-langit
Secara umum plafond berfungsi sebagai pembatas tinggi suatu ruangan, keamanan, kenyamanan dan keindahan. Dipasaran saat ini sudah banyak bahan atau material yang dapat digunakan seagai plafond, diantaranya adalah sebagai berikut : Plafond Triplek Plafond Fibersemen/GRC board Plafond Gypsum Plafond Asbes atau Eternit Plafond Akustik Plafond Aluminium Plafond Metal
7). Sistem Utilitas Bangunan a). Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Alat pemadam kebakaran merupakan salah satu pendukung strategis dalam upaya menjamin aset bangunan, fesilitas dan peralatan dari bahay kebakaran yang ditimbulkan baik faktor eksternal maupun internal. Keamanan dan keselamatan manusia maupun aset bangunan perlu dijaga dari bahay yang mengakibatkan kerusakan sampai kematian. Banyak fakta yang membuktikan bahwa kebakaran merupakan resiko tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun kerusakan lingkungan. Elemen-elemen pemadaman terhadap api antara lain menggunakan: • Ionizer Detector, yang berfungsi mendeteksi ion asap secara dini. • Head Detector, yang mendeteksi perubahan panas yang signifikan dida-lam ruangan. • Pemadaman dengan bahan powder (dry chemical) dipakai pada ruangan studio rekaman dan ruang komuter.
• Penempatan tabung pengaman dalam fire box ditempat-tempat yang mudah terbakar pada jarak sekitar 30m. • Pemasangan water hydrant pada area sudut-sudut luar bangunan. • Pemasangan sprinkler.
b). Sistem Telekomunikasi Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Jaringan-jaringan telekomunikasi dapat berupa : Komunikasi satu arah (Simplex) di mana pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama, contoh : pager,televisi, dan radio. Komunikasi dua arah (Duplex), di mana pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama, contoh : telepon dan VOIP. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex), di mana pengirim dan penerima informasi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan, contoh : FAX, internet, dan Chat Room. c). Jaringan Listrik Listrik merupakan energy yang dapat diubah menjadi energy lain, menghasilkan panas, cahaya, kimia, atau gerak (mekanik). Dalam bangunan, penggunaan listrik sangatlah penting mengingat penggunaan gedung atau bangunan yang tak pernah lepas dari sistim pencahayaan, penghawaan, dan sebagainya yang sebagian besar cara pengalirannya membutuhkan suatu arus listrik. Kebutuhan listrik dalam bangunan dapat diperoleh melalui PLN sebgai sumber listrik yang utama dan genset sebagai sistim listrik cadangan apabila aliran listrik dari PLN terputus.
8). Penangkal Petir Petir adalah suatu gejala listrik di atmosfir yang timbul bila terjadi banyak petir adala instalasi suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir menyalurkan ke tanah, sehingga semua bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Sistem Franklin (system Konvensional) Sebuah batang yang runcing yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi sari sambaran petir barbebtuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Di sistem hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi. Sistem Faraday (sangkar faraday) Pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebis luas. Sistem dipakai pada bangunan yang punya atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir . Sistem Radio Aktif Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan dengan buah penangkal petir. Alatnya disebut Preventor, yang bekerja bedasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif. Kan di puncak bangunan sebagai penangkal petir dan EF Carier (kabel Penghantar) yang masuk kedalam tanah. 9) Ventilasi/Pengkondisian Udara
Temperatur udara di Indonesia sekitar 30 derajat dan sekitar 90%. Indonesia termasud daerah tropis lembab. Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan hidup, khususnya kegiatankegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapat udara segar dari aliran udara alam dan udara buatan. Cara mendapatkan aliran udara, dpat memanfaatkan ventilasi untuk aliran udara alami, dan penggunaan AC untuk aliran udara buatan. Ventilasi memiliki peranan penting untuk menjaga kesehatan. Ventilasi berfungsi untuk menghilangkan panas yang berlebihan, menghilangkan kelebihan kelembapan, mengurangi debu, mengurangi zat beracun, dan menyediakan oksigen untuk pernafasan. System ventilasi diusahakan harus berjalan lancar, sehingga perputaran udara dapat berjalan dengan baik. Ventilasi yang terganggu bisa mengakibatkan persediaan oksigen menipis. Selain menggunakan ventilasi sebagai system pengudaraan yang alami, pengkondisian udara juga dapat dilakukan dengan menggunakan Kipas angin dan Air contitioner (AC). a) Kipas Angin Kipas angin merupakan suatu alternatif pengudaraan buatan dengan harga yang terjangkau. Kipas angin memiliki ragam jenis berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan dimensi ruang, jenis-jenis kipas angin adalah sebagai berikut: Kipas angin plafond Kipas angin yang di pasang pada plafond. Biasanya digunakan pada area-area terbuka seperti mesjid, gereja, aula, ruang pertemuan dan ruang-ruang sejenisnya. Kipas angin otomatis (Auto Fan) Kipas angin merupakan jenis kipas angin yang biasa bergerak secara otomatis ke kiri dan ke kanan dalam sudut 180 derajat. Kipas angin ini dapat dipasang pada dinding atau digantung pada plafond dengan ukuran baling-baling antara 40-75 cm.
Kipas angin dinding (Wall Fan) Kipas angin jenis ini merupakan kipas angin yang di pasang di dinding. bentuknya bulat dan berdiameter 30-50 cm. Karena ukurannya besar, kipas angin ini juga digunakan pada ruangruang berukuran luas. Kipas angin portable Kipas angin ini merupakan jenis kipas angin yang dpat dipindah-pindahkan dengan mudah karena memiliki ukuran yang tidak terlalu besar. Biasanya di gunakan yang tidak terlalu besar. Kipas angin portable dapat dibedakan menjadi dua yaitu box fan dan standing fan. Exhaust Fan Merupakan kipas angin yang memiliki fungsi berbeda dengan kipas angin biasa. Jika kipas angin biasa hanya berfungsi untuk menghembuskan udara, exhaust fan bukan hanya sekedar menghembuskan udara tetapi juga bisa menghisap udara, baik udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
b) AC (Air Conditioner) AC merupakan salah satu bentuk lain dari alat pendukung pengudaraan buatan. Secara fungsional AC lebih canggih dari kipas angin karena selain mampu menghadirkan udara segar dalam ruangan, AC juga dapat menyerap udara panas di dalam ruangan untuk di buang ke luar ruangan, serta yang menjadi kelebihan utama AC adalah kemampuannya untuk memberikan pendinginan pada ruangan. Ada beberapa jenis AC yang diantaranya adalah sebagai berikut: AC Packaget Unit (indoor dan out door unit menyatu) AC Spilit (indoor dan outdoor unit terpisah) AC Central dan Chiller (dengan system pendinginan ruang yang tidak artinya antara Chiller dan FCU, dihungkan dengan chilled water.
langsung,
10) Pencahayaan Sumber pencahayaan dalam ruangan terdiri atas pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami bersumber dari matahari, sedangkan pencahayaan buatan bersumber dari berbagai jenis dan macam lampu. a) Matahari Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Cahaya matahari dalam ruang dapat diperoleh melalui ventelasi, jendela, ataupun bukaan lainnya. o Cahaya buatan Lampu merupakan sumber cahaya buatan yang cara kerjanya banyak meniru proses pelepasan cahay di alam. Fungsi cahay yang bermacam-macam tentunya memerlukan jenis lampu yang bermaca-macam pula. Setiap jenis lampu memiliki jenis kerja, warna, dan daya tahan yang berbeda-beda. Jenis-jenis lampu tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Lampu pijar Jenis lampu ini merupakan yang paling dahulu diciptakan daripada jenis lampu lainnya. Lampu ini dinamakan lampu pijar karena memiliki prinsip pemijaran yaitu cahaya timbul karena adanya panas. Lampu pijar memiliki berbagai macam tipe diantaranya sebagai berikut: Bohlam Bening Tabung gelas pada lampu jenis ini tidak berlapis, sehingga dapat menghasilkan cahaya lebih tajam dibandingkan jenis lampu bohlam lainnya. o
Lampu Argenta
Lembut, tidak silau, dan distribusi cahaya yang merata merupakan kelebihan dari jenis lampu ini. Hal tersebut dikarenakan bagian dalam lampu dilapisi serbuk tembus cahaya.
o
Lampu superlux
Lampu ini menghasilkan cahaya dengan sebagaian besar distribusi kearah bawah. o
Bohlam buram
Tabung pada lampu ini di buat buram untuk mengurangi silau. Cahaya yang dihasilkan berada antara bohlam bening dan lampu argenta. o
Bohlam berbentuk lilin
Lampu ini biasanya digunakan pada lampu dekosi kristal atau penerangan ruang tamu karena penampilannya yang menarik. o
Lampu senter
Lampu ini memiliki daya (Watt) rendah dan biasa dipakai dekorasi karena warnanya bermacammacam dan berbentuk bulat.
o Lampu halogen Cahaya yang dihasilkan lampu halogen umumnya lebih terang dan lebih putih dibanding cahaya lampu.
7). Sistem Air Bersih Kebutuhan air tehadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah penggunanya. Sumber air bersih diperoleh dari jaringan air minum kota yaitu PDAM. PDAM merupakan sumber air bersih yang berasal dari sungai yang kemudian dibuat bendungan, lalu diolah dan diproses oleh suatu perusahaan untuk warga/masyarakat yang memerlukan usaha ini. Syarat-syarat fisik air bersih adalah : o Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. o Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajat Celcius.
o Memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan cara pengalirannya, untuk mendistribusikan air ke ruang-ruang yang telah ditentukan dalam bangunan dapat menggunakan system horizontal atau system vertikal. Untuk penyimpanan air bersih dari pompa atau PDAM, volume air disesuaikan dengan keperluan pengguna seluruhnya yang kemudian air bersih tersebut dapat disimpan dalam ground recervoir dan tangki air.
c). Sirkulasi beberapa jenis pola sirkulasi dalam ruang adalah sebagai berikut : 1). Pola Sirkulasi Linear Semua jalan pada dasarnya adalah Linear, akan tetapi yang dimaksud disini adalah jalan yang lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang. 2). Pola Sirkulasi Radial Pola sirkulasi radial memiliki jalan yang berkembang dari, atau menuju suatu pusat. 3). Pola Sirkulasi Spiral Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang berasal dari titik pusat, yang berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya. 4). Pola Sirkulasi Network Pola sirkulasi Network (Jaringan) terdiri dari jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu dalam suatu ruang. 5). Pola Sirkulasi Campuran Suatu bangunan biasanya memilki suatu kombinasi dari pola-pola yang sudah disebutkan di atas. Akan tetapi, untuk menghindari terbentuknya orientasi yang membingungkan, dibentuklah aturan utama dalam sirkulasi tersebut.
D. Tinjauan Khusus (Studi Komparasi/Studi Perbandingan) Studi komparasi sebagaimana dalam Kamus Ilmiah Populer (KIP 2004), merupakan studi perbandingan teori dan fakta, untuk melihat jenis dan tingkat perbandingan dari suatu kenyataan dan atau peristiwa. Dalam studi ini penulis menggunakan beberapa perbandingan berkenaan dengan kantor BKD yakni sebagai berikut
1. KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SURABAYA
Deskripsi bangunan 2.416 m2, dengan struktur organisasi pemerintah kota surabaya yang terdiri dari 10 badan, 3 asisten, 13 dinas, 4 kantor, 10 bagian serta inspektorat, sekertariat daerah dan sekertariat dewan. Dalam pelaksanaan program pemerintahan saat ini berjumlah 8.873 orang. Dengan kebutuhan ruang dilakukan pendekatan-pendekatan empiris serta kesesuaian rancangan gedung agar tingkat kecukupan sarana kepegawaian digedung BKD surabaya lebih terjamin dalam jenis dan tuntutan kompetensi dengan analisis rancangan bangunan ruang yang memadai. a.) Aspek Fisik Gedung badan kepegawaian daerah Kota Surabaya sudah sangat layak digunakan
sebagai
fasilitas bangunan kantor dibandingkan dengan bangunan kantor badan kepegawaian kota gorontalo yang saat ini digunakan.
Kondisi tampak bangunan Tampak bangunan gedung Kantor Badan Kepegawaian Kota Surabaya saat ini sudah memenuhi standar dilihat dari segi keindahan serta estetika bentuk yang sesuai standar bangunan kantor. Sistem struktur bangunan Pada gedung Kantor Badan Kepegawaian Kota Surabaya struktur bangunan yang ada seperti yang terlihat pada gambar menggunakan struktur beton. Utilitas bangunan Dalam Gedung Kantor Badan Kepegawian Kota Surabaya sistem utilitas bangunan yang ada sudah sangat memenuhi standar, hal ini bisa dilihat dari gambar diatas. Misalnya jumlah bukaan jendela yang ada dalam bangunan banyak, sehingga penghawaan serta pencahayaan dalam bangunan sudah sangat maksimal. Area parkir Area parkir pada bangunan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Surabaya ini sudah teratur dengan baik sehingga kendaraan yang akan keluar masuk area ini dapat keluar masuk dengan teratur. Eksterior Untuk eksterior dan interior gedung sangatlah jelas sudah sesuai dengan standarisasi bangunan ditinjau dari segi arsitektur dan segi keindahan. 2. KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SLEMAN
Kantor kepegawaian daerah kabupaten sleman dirnjau dari segi arsitektural bangunan terlihat masih kental dengan bentuk bangunan daerah jawa. Ini dilihat dari bentuk atap yang cenderung menyerupai bangunan keraton. Hal ini dikarenakan letak geografis kota sleman yang berada diprovinsi daerah istimewa yogyakarta yang merupakan pusat peradaban kebudayaan jawa yang masih dipelihara hingga sekarang. Karena itulah Penulis mengambil studi komparasi kantor BKD kota sleman sebagai bahan acuan dan studi perbandingan. Dalam segi fungsi bangunan tidak jauh berbeda dengan kantor BKD di daerah lainnya. a) Aspek Fisik Ditinjau dari aspek fisik bangunan Gedung Kantor Badan Kepegawaian daerah Kabupaten sleman pada saat ini sudah sangat layak untuk digunakan sebagai fasilitas bangunan kantor terutama pada bagian tampak depan dibandingkan dengan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Gorontalo saat ini. Kondisi tampak bangunan Tampak bangunan gedung Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman saat ini sudah memenuhi standar baik dari segi estetika dan sistem struktur bangunan.
Pada gedung Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman struktur bangunan yang ada seperti yang terlihat pada gambar menggunakan struktur beton dan kayu yang merupakan ciri khas tradisional bangunan jawa yakni keraton.Hal ini dilihat dari bentuk atap yang mangadaptasi bentuk atap bangunan keraton jawa. Utilitas bangunan Dalam Gedung Kantor Badan Kepegawaian kabupaten Sleman sistem utilitas bangunan yang ada sudah sangat memenuhi standar, hal ini bisa dilihat dari gambar diatas.Misalnya jumlah bukaan jendela yang ada dalam bangunan banyak, sehingga penghawaan serta pencahayaan dalam bangunan sudah sangat maksimal.
E. Kesimpulan Studi Komparasi
Dari kesimpulan diatas dapat dilihat bahwa antara gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Gorontalo, Dan BKD Surabaya, tampak jauh berbeda, baik dalam bentuk struktur bangunan maupun desain tata letak. Dalam tingkat produktifitas kerja, BKD Surabaya dan Klaten mengalami tingkat produktifitas kerja yang tinggi, hal ini ditentukan oleh beberapa hal diantarnya adalah daya tampung dan serap bangunan terhadap jumlah pegawai dan tenaga kerja digedung BKD. Badan Kepegawaian Daerah BKD Kota Surabaya memiliki fasilitas outdoor dan indoor exhibition. Perbedaan gedung maupun prasarana lingkungannya ini dapat mempengaruhi aktivitas kerja kepegawaian, akhirnya dapat berujung pada kebutuhan dan besaran ruang dari sebuah gedung BKD, sehingga dipandang perlu untuk mengusulkan acuan rancangan yang baru sebagai bahan analisis dan evaluasi dari gedung BKD Kota Gorontalo.