BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002 Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar yang dipimpin oleh seorang kepala asrama. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1995 Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen. Berdasarkan sumber dari internet : "http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama" Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama dalam bahasa inggris adalah Dormitory Berdasarkan Webster’s Third New International Dictionary, Encyclopedia Britannica Dormitory is a residence hall providing separate rooms or suites for individuals four with common toilet and bathroom facilities; called also hostel. Berdasarkan The American Heritage• Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright ‚2000 1. A room providing sleeping quarters for a number of persons. 2. A building for housing a number of persons, as at a school or resort. 3. A community whose inhabitants commute to a nearby city for employment and recreation.
6
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1995 Mahasiswa : - Pelajar perguruan tinggi. - Insan yang mengalami proses pendidikan dan pengajaran dalam pembentukan wataknya yaitu penemuan rasa tanggung jawab pada dirinya sendiri terhadap
ilmu pengetahuan
maupun terhadap
masyarakat. Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 524/KMK.03/2001 Asrama mahasiwa dan pelajar adalah bangunan sederhana yang dibangun dan dibiayai oleh Universitas atau Sekolah, Perorangan dan atau Pemerintah Daerah yang diperuntukkan khusus untuk pemondokan pelajar atau mahasiwa, dapat berupa bangunan gedung bertingkat atau tidak bertingkat. Kesimpulan Dari beberapa pengertian tentang asrama di atas, maka pengertian asrama adalah Suatu bangunan yang dibangun oleh Universitas atau Sekolah, Perorangan dan Pemerintah Daerah yang diperuntukkan khusus untuk tempat tinggal sementara bagi pelajar atau mahasiswa yang bersangkutan, yang dapat berupa bangunan gedung bertingkat atau tidak bertingkat. II.1.2 Fungsi dan Tujuan Asrama Pada umumnya asrama bertujuan sebagai tempat tinggal sementara atau dalam jangka waktu yang cukup lama, tergantung daripada : -
Jenis dan sifat dari asrama
-
Keinginan dan tujuan dari pihak pengelola
7
Fungsi asrama mahasiswa adalah sebagai berikut : -
Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa studinya.
-
Sebagai sarana penunjang dalam proses belajar
-
Sebagai sarana interaksi sosial dengan sesama mahasiswa dan masyarakat
Sedangkan tujuan asrama mahasiswa adalah : -
Membantu mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta, dalam mengatasi kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal selama dalam masa studinya.
-
Membina cara hidup mandiri serta pergaulan dalam kehidupan akademis.
-
Mendukung mahasiswa dalam proses belajar mencari identitas diri dan kebudayaan.
II.1.3 Jenis – jenis Tempat Tinggal Sementara bagi Mahasiswa a. Asrama Fungsional Secara umum yang disebut asrama fungsional adalah : - Suatu tempat pemondokan yang sudah direncanakan untuk sebagai tempat tinggal orang – orang tertentu. - Mempunyai kapasitas tampung yang cukup besar. - Mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang jelas, biasanya dikelola oleh universitas, instansi pemerintah dan dewan mahasiswa. b. Tempat Tinggal Sementara Non Asrama 1. Indekost Tempat tinggal kos – kosan biasanya terdapat dalam areal yang dekat dengan kampus. Pemiliknya biasanya merupakan penduduk setempat
8
ataupun pemilik modal yang besar. Kos – kosan untuk mahasiswa biasanya terdiri dari 1 kamar, dan di dalamnya terdapat 1 tempat tidur, 1 meja belajar dan 1 lemari. Dan biasanya menggunakan kamar mandi dan dapur secara kolektif. Pada saat sekarang ini pembangunan kos – kosan semakin berkembang dan fasilitas yang diberikan juga semakin eksklusif. Hal ini terlihat dalam penyediaan AC, kamar mandi dalam, ruang tamu, dan lainlainnya. Sistem pembayaran kos – kosan didasarkan pada jangka waktu sebulan, terkadang bisa 3 bulan langsung. Pembayaran untuk jangka waktu yang panjang biasanya akan diberikan potongan oleh pemilik kos – kosan. 2. Rumah Kontrakan Rumah kontrakan merupakan tempat tinggal sementara yang disediakan oleh penduduk setempat bagi para pendatang. Pemiliknya merupakan penduduk setempat atau pemilik modal. Di dalam rumah kontrakan biasanya terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu. Pemilik tidak menyediakan fasilitas seperti tempat tidur, lemari dan meja belajar. Karena biasanya yang pindah ke rumah kontrakan membawa peralatan sendiri. Sistem pembayaran dari rumah kontrakan didasarkan pada jangka waktu setahun dan biasanya biaya listrik dan air ditanggung oleh calon penyewa. II.1.4 Sistem Kepemilikan dan Pengelolaan Asrama Berdasarkan kepemilikannya, asrama dapat dibedakan menjadi : a. Asrama mahasiswa yang dikelola oleh Perguruan tinggi. Penghuni : khusus mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Sifat
: sosial
9
Pemilik : Perguruan tinggi yang bersangkutan Contoh
: Universitas Indonesia, UGM, Universitas Al-Azhar (Mesir)
b. Asrama mahasiswa yang bersubsidi, terbagi atas 2 yaitu : - Subsidi sebagian Penghuni : khusus mahasiswa dari daerah tertentu. Sifat
: sosial
Pemilik
: suatu badan usaha yang bersangkutan, dengan bantuan pemerintah
Contoh
: Institut Teknologi Bandung (Asrama Papua,Asrama Lampung, dll)
- Subsidi seluruhnya Penghuni : prioritas terhadap anggota tertentu Sifat
: sosial
Pemilik
: suatu yayasan tertentu.
Contoh
: Asrama PMII cabang Ciputat
c. Asrama mahasiswa komersil. Penghuni : mahasiswa dari berbagai universitas. Sifat
: komersil
Pemilik : suatu badan usaha / swasta yang mempunyai modal. Contoh
: Edwards Communities, Amerika
10
II.2 Tinjauan Khusus II.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema Topik : Arsitektur Tropis Tema : Penerapan konsep arsitektur tropis pada bangunan asrama mahasiswa. II.2.2 Pengertian Arsitektur Tropis Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H. Karyono 1999 Arsitektur tropis adalah rancangan spesifik suatu karya arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis. Berdasarkan Artikel Kompas oleh Saptono Istiawan SK IAI pada tanggal 3 Agustus 2006 Arsitektur tropis basah adalah kemampuan bangunan mengakomodasi iklim setempat sehingga bisa menambah kenyamananya atau menghemat energi. II.2.3 Arsitektur Tropis Berdasarkan Lippsmeier, Georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1997 Secara umum, Arsitektur tropis dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu : a) Daerah tropis dan kering Ciri khas daerah ini adalah daerah padang pasir sangat kering, dengan curah hujan yang sangat jarang. Daerah ini pada siang hari memiliki temperatur dan potensi penguapan yang tinggi. Daerah tropika kering, misalnya Timur Tengah, Iran , Pakistan, pedalaman Australia, Namibia. b) Daerah tropis dan basah
11
Ciri khas daerah ini adalah rendahnya perbedaan temperatur harian dan tahunan. Kelembapan udara yang tinggi, temperatur hampir sama sepanjang tahun, dan Curah hujan yang tinggi. Daerah tropis basah meliputi Indonesia, lembah sungai Amazon, Afrika Tengah, Malaysia, dan kepulauan di Pasifik. Karakteristik Tropis Basah Indonesia termasuk dalam daerah tropis basah, karena letak Indonesia berada sekitar 150 LU dan LS, ciri – cirinya : - Curah Hujan rata – rata 2000 – 3000 mm/tahun. (Jakarta • 2000 mm/thn atau rata – rata • 160 mm/bln) - Kelembaban biasanya di atas 75 %. (Jakarta antara 60 – 95%) - Temperatur rata – rata tahunan di atas 180C (Jakarta antara 230C - 330C), yang dapat meningkat menjadi 360C dalam musim panas. Perbedaan antar musim hampir tidak ada, kecuali periode hujan rendah dan hujan tinggi. Penguapan sedikit, karena tingginya kelembaban dan lambatnya pergerakan udara. - Radiasi matahari cukup tinggi dan menyilaukan sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m2/tahun (Jakarta • 1800 kWh/m2/tahun) - Kecepatan angin relatif rendah (dalam kota Jakarta rata – rata di bawah 5 m/s). Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam perancangan di daerah tropis basah antara lain : 1. Matahari Pada daerah tropis, intensitas penyinaran matahari sangat tinggi biasanya di atas 3000mm/tahun. Kondisi seperti ini menyebabkan panas yang berlebihan terhadap
12
ruang yang menerima sinar matahari langsung. Selain itu penyinaran matahari yang kuat dapat menimbulkan efek yang kurang baik untuk mata. Namun di balik beberapa efek negatif di atas, matahari juga mempunyai potensi yang harus dipertimbangkan yaitu : panas dari matahari sangat diperlukan untuk mengeringkan pakaian serta cahaya matahari dapat digunakan sebagai penerangan alami pada siang hari. 2. Angin Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak karena adanya gaya yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu. Dan pergerakan angin biasanya dari daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Pada daerah tropis basah kecepatan angin rendah (terutama pada pagi dan malam hari). Siang hari pada umumnya angin berhembus cukup kuat. Sifat angin terdiri dari dua karakter, antara lain :
Angin makro yaitu angin yang mempengaruhi musim di Indonesia dan biasanya disebut dengan angin muson.
Angin mikro yaitu angin yang terjadi pada suatu daerah akibat pergerakan udara pada daerah tersebut.
Pada daerah tropis lembab, angin merupakan potensi yang baik untuk mengurangi pemanasan dan kelembaban. Namun apabila angin terlalu kencang akan mengurangi kenyamanan manusia. 3. Hujan
13
Pada daerah tropis basah seperti Indonesia, memiliki curah hujan yang tinggi, dengan rata – rata di atas 150 mm/bulan atau 2000 – 3000 mm/tahun. Meskipun demikian distribusi angka tersebut cukup berbeda, di mana untuk Indonesia jumlah curah hujan tidak merata pada setiap bulan. Pada bulan September hingga Maret angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding bulan – bulan musim kemarau, antara April hingga Agustus. Hujan merupakan potensi yang baik untuk daerah tropis. Hujan dapat menurunkan suhu dalam bangunan dan dapat digunakan sebagai penyiraman alami terhadap tumbuhan. Di sisi lain hujan juga memiliki efek negatif yaitu menyebabkan banjir , meningkatkan kelembaban dan menyebabkan karat logam dan pelapukan organik. 4. Kelembaban Kelembaban Nisbi (Relative Humidity) adalah perbandingan antara kandungan uap air pada suatu saat dengan kandungan uap air pada titik jenuh dalam suhu saat itu. Kelembaban udara pada wilayah Indonesia tinggi berkisar (60 – 95 %). Kelembaban tinggi ini menyebabkan kulit terasa lengket karena keringat tidak dapat leluasa menguap sehingga menempel di kulit. Kondisi ini menyebabkan perasaan tidak nyaman. Kenyamanan di daerah Tropis Basah Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H. Karyono 1999 Ada dua kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh suatu karya arsitektur, yakni kenyamanan psikis dan fisik. Kenyamanan psikis banyak kaitannya dengan
14
kepercayaan, agama, aturan adat, dan sebagainya. Aspek ini bersifat personal, kualitatif dan tidak terukur secara kuantitatif. Sementara di lain pihak, kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat dikuatifisir. Kenyaman fisik terdiri atas : kenyamanan penglihatan (visual comfort), kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyamanan pendengaran (audial comfort), dan kenyamanan suhu (thermal comfort). Dari keempat macam kenyamanan fisik tersebut, ’kenyamanan suhu’ lah yang paling dominan berpengaruh pada perancangan bangunan di iklim tropis basah. Kenyamanan suhu dipengaruhi oleh empat faktor iklim yakni : suhu udara, suhu radiasi, kelembaban dan kecepatan angin, serta dua faktor individual, yakni jenis aktifitas (yang berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh) serta jenis pakaian yang dikenakan oleh seseorang. Menurut hasil penelitian Karyono di Jakarta, bahwa kondisi nyaman untuk manusia di daerah tropis basah adalah, yakni : -
Suhu nyaman antara 240C - 300C
-
Kecepatan angin antara 0.6 m/s – 1.5 m/s
-
Kelembaban sekitar 50 % - 70 % (manusia akan nyaman tanpa merasa kulitnya terlalu kering atau basah).
Strategi Pencapaian Suhu Nyaman pada Arsitektur Tropis Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H. Karyono 1999 Masalah yang harus dipecahkan pada iklim tropis sebagaimana halnya Indonesia adalah bagaimana menciptakan suhu udara ruang agar berada di bawah
15
28.30C (batas atas suhu hangat nyaman) sementara suhu udara luar berkisar pada 320C (siang hari). Ada beberapa strategi pencapaian suhu nyaman. a. Pengkondisian Udara secara Mekanis Dengan cara ini pencapaian suhu ruang di bawah 28.30C akan mudah dilakukan. Meskipun demikian peran arsitek dalam hal ini sangat kecil. Modifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi nyaman (melalui cara mekanis) lebih merupakan tugas para engineer dibanding arsitek. b. Pengkondisian Udara secara Alamiah Dalam pengkondisian udara secara alamiah, arsitek banyak memegang peran. Bagaimana arsitek mampu memodifikasi udara luar yang tidak nyaman (dengan suhu sekitar 320C) menjadi nyaman (dengan suhu di bawah 28.30C) melalui karya arsitektur. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan modifikasi iklim secara alamiah adalah sebagai berikut : 1. Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan sebagai upaya menghalangi radiasi matahari langsung pada material keras seperti halnya atap, dinding, halaman parkir atau halaman yang ditutup dengan material keras (beton, aspal) akan sangat membantu untuk menurunkan suhu lingkungan. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, diantaranya oleh Akbari dan Parker memperlihatkan bahwa penurunan suhu hingga 30C bukan merupakan suatu hal mustahil dapat dicapai dengan cara penanaman pohon lindung di sekitar bangunan.
16
320 C
290 C
Gambar 1. Pohon Pelindung di sekitar Bangunan
2. Pendinginan malam hari Simulasi komputer terhadap efek pendinginan malam hari (night passive cooling) yang dilakukan oleh Cambridge Architectural Research Limited memperlihatkan bahwa penurunan suhu hingga 30C (pada siang hari) dapat dicapai pada bangunan yang menggunakan material dengan massa berat (beton, bata) apabila perbedaan suhu antara siang dan malam tidak kurang dari 80C (perbedaan suhu siang dan malam di kota – kota di Indonesia umumnya berkisar sekitar 100C) 290 C
320 C
Pengaruh penggunaan material menjadi 260 C
Gambar 2. Pengaruh Material dan Pembayangan pada Suhu Ruangan
3. Meminimalkan perolehan panas Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama, menghalangi radiasi
matahari
langsung
pada
dinding
transparan
yang
dapat
17
mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang berarti akan menaikkan suhu dalam bangunan. Kedua, mengurangi transmisi panas dari dinding – dinding masif yang terkena radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian rancangan tertentu misalnya : -
Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada rongganya.
-
Menempatkan ruang – ruang service (tangga, toilet, pantry, gudang, dsb.) pada sisi – sisi jatuhnya radiasi matahari langsung (sisi timur dan barat)
-
Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit – langit (pada bangunan rendah) agar tidak terjadi akumulasi panas pada ruang tersebut. Seandainya tidak, panas yang terkumpul pada ruang ini akan ditransmisikan ke bawah, ke dalam ruang di bawahnya. Ventilasi atap ini sangat berarti untuk pencapaian suhu ruang yang rendah.
4. Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancangan arsitektur yang memungkinkan terjadinya aliran udara silang secara maksimum di dalam bangunan. Aliran udara sangat berpengaruh dalam menciptakan ’efek dingin’ pada tubuh manusia, sehingga sangat membantu dalam pencapaian kenyamanan suhu. 5. Rancangan Kota Tropis
18
Dalam karakter iklim yang berbeda, setiap tempat di dunia seharusnya memiliki rancangan kota yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Kota tropis memerlukan banyak ruang terbuka yang hijau untuk menurunkan suhu kota dan sekaligus meningkatkan aliran udara (umumnya kecepatan angin di wilayah kota tropis basah adalah rendah). Bangunan perlu diletakkan sedemikian rupa antara yang satu dengan lainnya agar udara dapat bergerak (untuk menciptakan angin) di sekitar bangunan. Penempatan massa – massa bangunan secara rapat tidak mencirikan pemecahan problematik iklim tropis karena pada akhirnya akan memperkecil terjadinya aliran (sirkulasi) udara secara silang di dalam bangunan. Ruas – ruas jalan, halaman parkiran perlu dilindungi dari radiasi matahari langsung yakni dengan penanaman pohon sepanjang tepi jalan yang memungkinkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya pemanasan udara di sekitar. Konstruksi bangunan tropis
Atap miring untuk menurunkan air hujan
Overstek Atap melindungi dari radiasi matahari
Pohon sebagai peneduh dan penghijau lingkungan
Daerah bayang –bayang di bawah overstek
Gambar 3. Bentuk Bangunan Tropis
19
a) Memiliki teritisan yang lebar Fungsi teritisan adalah untuk menghindari penyinaran radiasi matahari secara langsung dan menghindari tampias hujan terhadap jendela dan dinding bangunan. Teritisan yang lebar biasanya 1.5 – 2 m dengan mempertimbangkan sistem struktur atap.
Teritisan juga dapat berupa konstruksi beton yang
memanjang ke depan. Di bawah ini ada beberapa contoh teritisan :
Gambar 4. Overstek pada umumnya
Gambar 5. Bentuk Awning
Gambar 6. Jalusi datar
Gambar 7. Overstek bertabir
b) Memiliki bentuk atap segitiga Bentuk atap segitiga biasanya berupa atap perisai dan pelana. Bentuk segitiga dengan sudut 150 - 300 memungkinkan air hujan untuk mengalir turun dan dapat memberikan ketahanan terhadap bocor. c) Memiliki banyak bukaan Bukaan berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam ruangan dan mengurangi kelembapan ruangan. Salah satu syarat untuk bukaan yang baik yaitu
20
harusnya terjadinya cross ventilasi. Dengan memberikan bukaan pada kedua sisi ruangan maka akan memberi peluang supaya udara dapat mengalir masuk dan keluar. Untuk menghindari udara yang bergerak terlalu kencang maka biasanya bukaan jendela dilengkapi dengan bouven yang terletak di atas kusen jendela. Fungsinya untuk tetap memasukkan udara apabila jendela ditutup.
Gambar 8. Arah Angin
Gambar 9. Cross Ventilasi
Selain berfungsi untuk memasukkan udara, bukaan juga berfungsi untuk memasukkan pencahayaan alami ke dalam ruangan. Sehingga ruangan tidak memerlukan penerangan buatan selama siang hari.
Gambar 11. Bukaan untuk memasukkan cahaya matahari
Gambar 10. Cross Ventilasi Potongan
21
d) Ketinggian lantai di atas permukaan tanah Pada daerah iklim tropis basah, kelembaban akan sangat tinggi ketika hujan. Untuk mengatasi hal itu, pada bangunan tradisional menaikkan level permukaan lantai dasar sehingga bangunan menjadi bentuk rumah panggung. Hal itu dilakukan untuk mencegah kelembaban yang langsung naik dari permukaan tanah mengenai tubuh penghuninya. Selain itu fungsinya untuk mencegah masuknya serangga, air dan kotoran.
Gambar 12. Konstruksi Rumah Panggung
Contoh – contoh Bangunan Tropis Modern : a) Wisma Dharmala Surabaya Wisma Dharmala Surabaya merupakan hasil karya (alm.) Paul Rudolph. Bangunan ini berlokasi di jl. Panglima Sudirman 101 – 103, Surabaya. Bangunan ini diberi semboyan ”Health of Future” oleh arsiteknya. Dan ini merupakan sebuah gedung yang peduli terhadap kesehatan fisik maupun mental penghuninya. Bangunan kantor ini didesign dengan menggunakan konsep tropis di mana pemanfaatan sinar alami dan pengudaraan alami secara maksimal. Untuk itu arsitek membuat teras yang ditambah kanopi aluminium spandrill di tiap muka
22
unit ruang. Gunanya untuk mencacah level ultraviolet sinar matahari. Sehingga dapat mengurangi panas yang masuk hingga 20 %. Dengan begitu, pihak pengelola dapat menekan cooling load AC. Bentuknya yang terlihat tidak beraturan terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan unsur teras dan kanopi yang efektif sebagai perangkap angin. Selain itu juga sebagai permainan efek cahaya dan bayangan.
Foto 1. Tampak Bangunan dari bawah
Foto 2. Sketsa treatment panas matahari
b) Wisma Dharmala Sakti, Jakarta Bangunan perkantoran yang berlokasi di Jakarta ini juga merupakan hasil karya Paul Rudolph. Bangunan ini juga menggunakan konsep tropis yang dipadu dengan konsep bangunan vernakular.
Bangunan
ini
dirancang
untuk
memecahkan persoalan cuaca dan iklim tropis namun tetap berpegang pada kaidah – kaidah arsitektur Indonesia. Foto 3. Wisma Dharmala Sakti
23
II.3 Studi Banding II.3.1 Studi Lapangan a) Asrama Universitas Indonesia di Depok Asrama mahasiswa UI ini berlokasi di dalam kompleks Universitas Indonesia, dan dapat dijangkau oleh mahasiswa dengan menggunakan bis kuning yang merupakan fasilitas transportasi dalam kampus. Asrama ini dikelola oleh Universitas Indonesia dengan pembangunan yang disubsidi oleh pemerintah. Jumlah dari unit hunian pada saat ini adalah 1047 kamar tidur dengan daya tampung mahasiswa sebanyak 1047 orang. Dan tujuan dari pengadaan asrama ini adalah untuk mengfasilitasi kehidupan anak daerah, sehingga mahasiswa dari luar kota Jakarta dapat melakukan kegiatan akademis secara nyaman dan mudah. Sasaran calon penghuni asrama ini adalah mahasiswa pada tingkat 1 dan 2. Hal ini dilakukan karena keterbatasan kapasitas serta dengan asumsi bahwa mahasiswa tingkat 3 sudah dapat hidup mandiri dan mencari hunian kost – kostan yang dekat dengan kampus. Asrama mahasiswa ini terdiri dari asrama putra dan putri. Pembagian kapasitas unit kamar untuk putra dan putri kira kira 50 %. Asrama putra dan putri dipisahkan oleh halaman terbuka dan koridor yang menjadi titik entrance. Lokasi asrama ini berada pada kawasan lingkungan yang masih hijau. Asrama ini terdiri dari 15 blok bangunan di mana 6 masih dalam tahap pembangunan. Blok A, E1, E2, F1, dan F2 yang sudah terbangun digunakan oleh putri. Sedangkan blok B, C, D1, dan D2 yang sudah terbangun digunakan oleh putra. Setiap blok terdiri dari 4 lantai dengan jumlah hunian 30 – 34 kamar.
24
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Entrance
Foto 4. Maket Kawasan Asrama
Keterangan 1) Ruang Satpam, Wartel & Parkir motor 7) Asrama Putri & R. VIP 2) R. Genset & R. Gardu listrik
8) Parkir Mobil Asrama
3) Gedung Serba Guna
9) Blok Asrama Putra
4) Koridor Entrance
10) Parkir Wisma Makara
5) Kantor Pengelola, Kantin, dll
11) Wisma Makara 2 blok
6) Selasar
12) Blok Asrama Putri
Jumlah Unit per blok Blok A
= 119 kamar (putri)
Blok E1
= 116 kamar (putri)
Blok B
= 94 kamar (putra)
Blok EII
= 132 kamar (putri)
Blok C
= 154 kamar (putra)
Blok F1
= 116 kamar (putri)
Blok D1
= 132 kamar (putra)
Blok FII
= 132 kamar (putri)
Blok DII
= 100 kamar (putra)
Total
= 1211 kamar
25
Pencapaian terhadap gedung asrama di mulai dari pintu depan,di mana terdapat pos jaga, parkiran motor dan parkiran mobil. Kapasitas dari parkir motor adalah • 100 unit dan parkiran mobil • 50 unit. Pada bangunan pos jaga terdapat fasilitas wartel. Penempatan wartel tersebut dilakukan berdasarkan pemanfaatan ruang yang tersisa pada bangunan. R. Genset & Gardu diletakkan pada bagian depan site supaya dapat diakses dengan mudah oleh pihak pengelola dan PLN.
Foto 5. Tampak Depan dari Entrance Masuk
Foto 6. Ruang Gardu
Foto 7. Taman Tengah sebagai Axis
26
Foto 8. Parkir Motor dan Wartel
Foto 9. Parkir Mobil
Dalam studi lapangan ini, dapat diamati bahwa terdapat satu garis lurus sebagai poros / axis yang di mulai dari entrance masuk hingga ke gedung asrama putri blok A. Garis ini membagi tampak depan sehingga seolah – olah gedung serba guna dan bangunan kantin merupakan hasil pencerminan. Sedangkan taman tengah seperti titik yang menentukan sirkulasi sehingga terjadi suatu pola sirkulasi yang menerus, yaitu : masuk, mengikuti alur, drop off, mengikuti alur, parkir atau langsung keluar.
Gambar 13. sirkulasi mobil dan pejalan kaki
27
Pada bagian depan asrama terdapat gedung serba guna di bagian kiri dan fasilitas komersial pada bagian kanan. Kedua bangunan tersebut dipisah oleh selasar yang menuju ke gedung blok A. Gedung serba guna dulunya difungsikan sebagai kantin, tetapi pada saat sekarang dapat digunakan sebagai gedung pertemuan dan tempat mengadakan jamuan pesta. Gedung tersebut terdiri dari 2 lantai. Pada bagian sisi kiri terdapat lobby yang menuju ke kantin dan asrama putra dan putri. Fasilitas komersial terdiri atas kantor pengelola, kantin, warnet, mini market, laundry dan foto kopi. Kantor pengelola terdapat pada lantai semi basemen dan dapat langsung diakses oleh pengunjung. Walaupun berada di lantai semi basemen tapi tetap memiliki bukaan jendela keluar yang berupa bouven.
Foto 10. Selasar ke Blok A
Foto 11. Kantor Pengelola di Semi Basemen
Lobby
Gambar 14. Denah Lobby
28
Foto 12. Akses ke Asrama Putri
Foto 13. Akses ke Asrama Putra
Kantor pengelola yang berlokasi di semi basemen terdiri dari ruang loket pembayaran, kantor, kamar mandi, ruang kepala pengelola, dan pantry.
Foto 14. Kantor Pengelola
Foto 15. Kantin
Kantin berupa ruang terbuka dan di dalam dapat menampung kira – kira 200 mahasiswa. Pada kantin terdapat warnet, counter makanan dan toko kelontong. Kantin ini biasanya difungsikan sebagai ruang nonton dan tempat belajar bersama. Untuk mengatasi permasalahan iklim tropis maka kantin ini sengaja dirancang terbuka dan memiliki atap yang tinggi. Dengan kondisi demikian dapat terjadi cross ventilation dan menurunkan suhu di tengah ruangan.
29
Gambar 15. Denah & Potongan Kantin
Struktur atap kantin dibuat menyatu menggunakan bahan baja ringan dan perletakkan ruangan diusahakan tidak mengganggu jalannya sirkulasi udara. Dengan atap yang tinggi udara dapat mengalir masuk. Bentuk atap ini hampir menyerupai atap joglo namun tetap menggunakan konstruksi modern.
Foto 16. Koridor Kantin
Foto 17. Struktur Atap Kantin
Foto 18. Selasar penghubung kantin dengan asrama putra.
30
Keseluruhan bangunan asrama hampir memiliki kemiripan dalam bentuk dan fasade yang sama. Bentuk bangunan menggunakan gaya modern namun dipadu dengan konsep tropis seperti penggunaan jendela yang bisa terbuka sehingga dapat memasukkan udara dan cahaya ke dalam ruangan. Serta menggunakan atap untuk melindungi jendela dari matahari dan tampias hujan.
Foto 19. Inner Court Gedung A
Foto 20. Roster Bata pada KM
Foto 21. Maket Gedung A
Gedung A dapat langsung diakses melalui selasar utama. Gedung A merupakan asrama putri dan ruang VIP bagi orang tua mahasiswa yang ingin nginap. Ruang VIP terletak pada lantai dasar bangunan dan menggunakan fasilitas pendingin ruangan. Ruang VIP yang mulanya diperuntukkan bagi orang tua mahasiswa pada saat kini digunakan untuk mahasiswa yang lebih mampu secara ekonomi. Pada asrama putri ini, kamar mandi dan ruang jemur digabung menjadi satu. Pada area jemur diberi dinding yang tidak menutup secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk memberikan privasi dan memasukkan cahaya serta angin ke area ruang jemur.
31
Foto 22. Maket Gedung D dan G
Foto 23. Tampak Bangunan Gedung D (Putra)
Blok D dan G merupakan asrama putra, dan keduanya terbagi menjadi beberapa blok massa yaitu Blok D terdiri dari blok DI dan DII sedangkan blok G terdiri dari 6 blok. Dan setiap blok bangunan terdiri dari 4 lantai. Pada gambar di atas dapat terlihat setiap 2 blok dihubungi oleh bangunan yang merupakan bangunan utilitas. Bangunan utilitas di dalamnya terdiri dari kamar mandi dengan shower, toilet dan ruang jemur pada setiap lantai. Bangunan utilitas tersebut berfungsi untuk melayani kedua blok gedung.
Foto 24. Bagian Tangga
Foto 25. Koridor Asrama
Foto 26. Tangga Akses
32
Foto 27. Kamar Asrama
Foto 28. Furnitur Asrama
Gambar 16. Denah Ruangan
Kamar asrama yang disediakan hanya memiliki kapasitas 1 orang. Pertimbangan dalam perancangan unit hunian ini adalah masalah privasi. Dengan adanya 1 kamar untuk 1 orang, mahasiswa lebih leluasa menggunakan ruangannya sesuai dengan kebutuhannya. Dalam kamar tersebut, pihak pengelola telah menyediakan 1 ranjang, 1 lemari, dan 1 meja belajar. Luasan dari kamar tidur mahasiswa adalah 2.5 m x 3 m. Suhu kamar ini cukup sejuk karena adanya bukaan jendela, dan juga karena lokasi asrama ini masih berada di lingkungan yang masih hijau. Sedangkan untuk penerangan dalam ruangan masih kurang karena perletakan jendela pada sisi sudut. Sehingga pencahayaan alami dari luar tidak dapat menerangi keseluruhan ruangan. Di dalam asrama ini juga terdapat ruang belajar dan ruang sholat. Ruang belajar sekarang ini berubah fungsi menjadi gudang karena tidak digunakan oleh para mahasiswa. Ruang sholat berada di dalam bangunan utilitas dan dekat kamar mandi. Dalam bangunan asrama ini juga dilengkapi panel listrik dan sprinkel yang berfungsi ketika terjadi kebakaran.
33
Foto 29. Pantry & Wastafel
Foto 30. Bilik Shower, Toilet dan Ruang Jemur
Kamar mandi terletak pada bangunan utilitas yang menghubungkan kedua blok bangunan. Kamar mandi tersebut terdiri atas 10 bilik dengan bak mandi dan 5 toilet. Juga terdapat 2 urinoir dan 2 wastafel. Pada ujung kamar mandi terdapat ruang jemur. Kamar mandi ini juga difungsikan sebagai ruang cuci bagi mahasiswa. Ruang jemur untuk asrama putra terbuka sehingga mendapatkan pencahayaan alami yang membantu pengeringan pakaian. Dalam pengelolaan utilitas air bersih dan air kotor, asrama UI ini menggunakan pompa air yang masuk ke reservoir bawah, kemudian dipompa ke reservoir atas yang terdapat dalam setiap blok bangunan. Sedangkan untuk pengelolaan air kotor masih menggunakan sistem septic tank.
Foto 31. Septic Tank dan Reservoir Bawah
34
Permasalahan pada Asrama UI Pada asrama UI Depok ini ada beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu : - Kurang berfungsinya ruang belajar bersama yang sekarang menjadi gudang barang. Hal ini terjadi karena mahasiswa lebih memilih belajar dalam kamar masing – masing. - Kurangnya pencahayaan alami yang terjadi pada kamar tidur mahasiswa karena luasan jendela yang kurang.
35
b) Asrama Putra Universitas Islam Negeri Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah di Jakarta Asrama putra UIN ini berada di daerah Ciputat, Jakarta Selatan. Asrama ini terletak pada daerah berkontur dan dataran tinggi. Kondisi iklim pada tapak asrama ini cukup dingin. Hal ini juga dipengaruhi oleh masih jarangnya bangunan tinggi di sekitar asrama dan asrama tersebut masih memiliki banyak lahan hijau. Asrama putra ini dikelola oleh UIN dengan menggunakan subsidi dari pemerintah Mesir dan Islamic Development Bank (IDB). Pencapaian ke asrama putra ini cukup jauh. Letaknya berada dekat dengan kompleks universitas pasca sarjana UIN. Namun untuk ke kampus S1 memiliki rentang jarak yang jauh. Asrama putra ini terdiri dari 3 blok yaitu blok A, B dan C. Pada saat ini blok C digunakan untuk penginapan tamu dan pada lantai dasarnya disewakan untuk klinik umum.
Gambar 17. Site Plan Asrama Putra UIN
36
Foto 32. Pos Jaga di samping Asrama
Foto 33. Tampak Depan Blok B
Asrama Putra UIN ini memiliki kemiripan bentuk dan fasade. Selain itu juga dipengaruhi oleh gaya arsitektur Islam. Fasade bangunan merupakan repetesi bentuk balkon yang mengalami penekukan ke arah depan. Dan bangunan asrama putra ini menggunakan konsep arsitektur tropis. Hal itu dapat terlihat dari bagaimana pemecahan terhadap permasalahan iklim. Seperti untuk mengatasi tampias hujan maka digunakan balkon dan diberi lisplank beton yang ditekuk. Kemudian
pemanfaatan
pengudaraan
dan
pencahayaan
alami
dengan
memaksimalkan bukaan ke arah luar.
Foto 34. Teras Depan Blok B
Foto 35. Rak Sepatu
37
Gambar 18. Denah lantai 1 Blok B
Setiap blok asrama ini terdapat parkiran motor di bagian halaman asrama. Biasanya parkiran tersebut digunakan oleh tamu asrama. Dari halaman depan dapat menuju ke teras asrama. Di sana terdapat beberapa kursi untuk tamu. Kemudian dari teras asrama dapat menuju ke lobby yang cukup luas. Lobby ini biasanya digunakan sebagai parkiran motor bagi penghuni. Dalam asrama blok B terdapat rak sepatu & juga loker. Pada lantai dasar juga terdapat ruangan untuk pembina asrama. Ruangan tersebut sekaligus menjadi tempat tinggal. Asrama blok B ini terdiri dari 19 kamar. Pada lantai dasar terdapat 7 kamar. Sedangkan pada lantai 2 terdapat 12 kamar. Setiap kamar memiliki luas sekitar 4 m x 5 m. Dengan ketinggian langit – langit kamar sekitar 3.5 m. Dalam setiap kamar telah disediakan 2 ranjang bertingkat, 2 lemari dan 4 meja belajar. Ada beberapa kamar yang menggunakan meja panjang khusus 3 orang terutama kamar yang berada di lantai satu. Satu kamar dihuni oleh 4 orang mahasiswa. Hal itu telah ditentukan oleh pihak pengelola. Mahasiswa sendiri tidak mengalami
38
kesulitan dalam bersosialisi dan berbagi privasi dengan mahasiswa lainnya. Dengan tinggal di asrama ini diharapkan mahasiswa dapat menjalin keakraban dengan sesamanya. Asrama ini juga menampung mahasiswa dari luar negeri.
Gambar 19. Denah Kamar lt. 1
Foto 36. Kamar Mahasiswa di lantai 1
Foto 38. Langit – langit ekspos
Gambar 20. Denah Kamar lt.2 dengan varian tata letak
Foto 37. Bukaan jendela yang besar
Foto 39. Lemari dan Meja Belajar
39
Kamar mahasiswa ini menggunakan bukaan jendela yang cukup besar sehingga pengudaraan alami dan pencahayaan alami dapat dimanfaatkan secara semaksimal mungkin. Dengan menempatkan posisi meja belajar dekat jendela, mahasiswa dapat belajar selama siang hari tanpa menggunakan penerangan buatan. Suhu dalam kamar juga terasa sejuk, karena kondisi asrama yang berada pada daerah dataran tinggi. Penempatan furnitur dalam kamar dapat diatur oleh mahasiswa sendiri. Hal itu tergantung keinginan mahasiswa masing – masing. Dengan pengaturan yang bebas, mahasiswa dapat menentukan posisi perletakkan yang sesuai.
Foto 40. Kamar Mahasiswa di lantai 2
Foto 41. Ruang Berkumpul di lantai 2
Untuk mencapai ke lantai dua pada blok B hanya dapat melalui tangga di tengah hall. Pada daerah tangga tersebut diberi bouven untuk memasukkan pencahayaan alami sehingga daerah tangga terang ketika siang hari. Pada lantai dua terdapat ruang berkumpul yang berada di tengah. Biasanya mahasiswa menggunakan ruang tersebut sebagai ruang berinteraksi, ruang belajar bersama dan melakukan kegiatan olah raga, seperti main ping – pong.
40
Foto 42. Tangga Blok B
Foto 43. Hall di Blok C
Foto 44.Tangga Blok C
Dalam asrama putra ini, jalur sirkulasi yang menghubungkan unit – unit kamar berupa koridor yang memanjang. Untuk blok B, pada lantai dasarnya di bagian ujung koridor terdapat pintu keluar ke taman. Koridor pada asrama putra ini agak gelap. Terutama koridor pada blok C. Yang ujung koridor merupakan kamar mandi.
Foto 45. Koridor Blok B (Utara)
Foto 46. Koridor Blok C Foto 47. Koridor Blok B (lantai 2)
Kamar mandi di asrama putra ini terdiri dari 5 unit setiap lantai. Masing – masing kamar mandi memiliki bak mandi dan toilet jongkok. Pada daerah kamar mandi terdapat tempat untuk wudhu dan tempat cuci baju. Kamar mandi pada blok B terdapat di dua sisi bangunan. Sedangkan pada blok C terletak pada ujung
41
koridor yang sekaligus terhubung langsung dengan ruang jemur. Pada Blok B juga terdapat ruang jemur dalam bangunan yang terletak di lantai 2. Untuk mahasiswa yang tinggal di lantai 1 dapat menggunakan jemuran di halaman.
Foto 48. Koridor Kamar Mandi
Foto 49a.Kamar Mandi (Tipikal)
Foto 49b. Tempat Wudhu Foto 50. K. Mandi Blok C
Foto 52. Ruang Jemur di lantai 2
Foto 51. Bilik – bilik KM Blok C
Foto 53. Ruang Jemur Blok B
Foto 54. Halaman Jemur
Di asrama UIN ini setiap lantai 2 & 3 terdapat balkon yang berhubungan langsung ke unit kamar. Koridor ini biasanya dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk
42
menjemur pakaian ketika hujan, atau sebagai tempat untuk menikmati view ke arah pemukiman penduduk. Pada balkon tersebut dapat diperhatikan bahwa banyak debu dan kotoran yang menempel pada lantai. Hal ini terjadi karena teritisan atap yang tidak mengcover area balkon. Sehingga ketika hujan, air akan masuk ke koridor dan membasahi lantai. Ketika kering, debu akan menempel sehingga koridor terkesan kotor. Pada bagian sisi timur koridor terasa panas ketika pagi hari. Hal ini menyebabkan unit kamar yang menghadap ke bagian timur akan menjadi panas ruangannya. Untuk mengatasi hal itu, mahasiswa UIN menggunakan lemari sebagai barrier sehingga panas tidak langsung masuk.
Foto 55. Koridor Sisi Timur
Foto 56. Teritisan yang Tinggi
Foto 57. Lantai yang Kotor
Fasilitas yang tersedia di asrama ini adalah adanya dapur dan ruang makan bersama. Dapur ini terletak di lantai dasar pada blok B dan berdekatan dengan kamar mandi. Daerah dapur diberi banyak bukaan sehingga ketika memasak asap masakan dapat keluar. Untuk utilitas air bersihnya menggunakan mesin pompa yang memompa air langsung ke reservoir atas. Sedangkan untuk utilitas air kotornya menggunakan sistem septic tank.
43
Foto 58. Dapur Umum
Foto 59. Meja makan
Foto 60. Mesin Pompa Blok C Foto 61. Mesin Pompa Blok B
Foto 62. Reservoir Atas
Permasalahan Asrama Putra UIN -
Kurangnya fasilitas penunjang seperti warnet, poliklinik, mini market dan wartel.
-
Kamar hunian yang menghadap ke arah timur mengalami penyinaran langsung sehingga ruangan menjadi panas ketika pagi hari.
-
Tidak adanya fasilitas olah raga sebagai sarana rekreasi.
-
Tidak adanya parkiran mobil, sehingga mobil tamu harus menggunakan bahu jalan sebagai area parkir.
44
c) Asrama Putra Kidang Pananjung, ITB di Bandung Asrama putra ini terletak di jalan Cisitu Lama VIII, Bandung. Asrama ini dibangun oleh Institut Teknologi Bandung dengan subsidi dari pemerintah dan dikelola oleh biro kemahasiswaan. Tujuan dari pengadaan asrama ini adalah untuk mengfasilitasi mahasiswa baru yang datang dari luar daerah bandung. Pada awalnya mahasiswa ini akan dikelola seperti asrama militer, namun karena lain hal akhirnya diputuskan untuk digunakan seperti asrama mahasiswa biasa. Luas asrama ini kira – kira 1 hektar dan berada di atas lahan yang berkontur. Asrama putra ini terdiri dari 5 blok yaitu B, C, D, E, dan F. Dengan jumlah kapasitas 296 mahasiswa. Pada saat sekarang jumlah mahasiswa yang menghuni asrama ini hanya 150 orang. Pencapaian ke asrama ini harus melewati jalan kecil dan agak jauh dari daerah kampus ITB.
Foto 63. Tampak Depan Asrama
Foto 64. Kantin dan Parkir Motor
Asrama ini memiliki pos jaga di bagian depan dan parkir mobil yang terbatas jumlahnya sekitar 10 – 15 mobil dan untuk parkiran motor terletak di dekat areal kantin. Dalam perencanaan asrama ini, awalnya kantin akan digunakan
45
sebagai dapur umum yang dikelola oleh asrama namun karena perubahaan sistem pengelolaan akhirnya kantin dikelola oleh umum.
Foto 65. Parkir Motor
Foto 66. Kantin
Foto 67. Gudang dan Lap. Basket
Kantin terbagi menjadi 3 bagian kontur yang terletak dalam satu bangunan. Pada lahan kontur yang pertama terdapat kantin dan parkir motor. Pada kontur kedua terdapat laundry dan tempat duduk. Dan pada kontur ketiga terdapat gudang dan lapangan basket. Dari kantin terdapat akses menuju ke parkir mobil dan blok asrama mahasiswa. Setelah masuk melewati parkiran mobil, bangunan pertama yang dijumpai adalah kantor pengelola asrama.
Kantin & Parkir Motor Ruang Jemur Bilik Kamar Mandi Kantor Pengelola & R. duduk Blok Asrama
Gambar 21. Site Plan Asrama
46
Foto 68. Kantor Pengelola
Foto 69. Rak Surat dan Ruang Tamu
Dalam perencanaan terdahulu, bangunan kantor pengelola dulunya merupakan hunian bagi pembina asrama. Di dalamnya terdapat dua kamar untuk setiap pembina. Setiap kamar terdapat ruang tamu, pantry, kamar tidur, dan kamar mandi. Dengan perubahan sistem pengelolaan, akhirnya difungsikan sebagai kantor pengelola. Dan setelah melewati kantor pengelola akan terdapat ruang duduk. Pihak pengelola asrama menerapkan suatu aturan yaitu tamu tidak boleh masuk ke dalam kamar mahasiswa. Sehingga setiap mahasiswa akan dipanggil menggunakan microphone lokal apabila kedatangan tamu. Tamu hanya boleh bertemu dengan mahasiswa di ruang duduk yang telah disediakan. Dan setelah melewati kantor pengelola akan terdapat ruang duduk. Pada ruang duduk tersebut terdapat rak surat dan ruang penitipan barang. Setiap barang yang dikirim ke mahasiswa dititipkan dahulu di kantor pengelola kemudian pengelola akan menyampaikan ke mahasiswa. Biasanya mahasiswa akan menggunakan ruang duduk ini untuk menonton acara tv dan berkomunikasi.
47
Teras Kantor Ruang Kepala Asrama Pantry Ruang Duduk & Ruang TV
Gambar 22. Denah Kantor Pengelola
Foto 70. Ruang TV
Foto 71. Ruang Duduk
Bangunan kantor pengelola ini menggunakan konsep bangunan tropis, hal itu dapat terlihat dari penggunaan bentuk atap segitiga yang dapat menurunkan air hujan. Dan terdapat banyak bukaan jendela untuk memasukkan sinar dan udara ke dalam ruangan sehingga bangunan terasa sejuk. Blok – blok asrama putra berada di belakang kantor pengelola. Dan bangunan asrama putra kidang pananjung ini terdiri dari satu lantai. Karena kondisi lahan yang berkontur maka blok asrama putra ini mengalami penurunan setiap 1 meter untuk 1 blok. Pembangunan blok asrama putra ini menggunakan sistem cut and fill sehingga di dapat luasan bangunan yang diinginkan. Blok B
48
merupakan blok terdepan dari asrama putra kemudian disusul blok C, D, E dan yang terakhir merupakan blok F. Untuk mencapai setiap blok asrama terdapat koridor terbuka dan selasar penghubung.
Blok B = 10 unit Blok C = 18 unit
12 Bilik KM & 12 Bilik Toilet ( Tipikal ) Blok D = 20 unit Blok E = 16 unit
Blok F = 10 unit
Gambar 23. Site Plan Blok Asrama
Foto 72. Koridor Asrama
Foto 73. Selasar Penghubung
Setiap unit kamar awalnya digunakan untuk menampung 8 orang mahasiswa sesuai dengan konsep awal yaitu barak militer dan dengan luasan 6 m x 6 m.
49
Kemudian terjadi perubahan menjadi 1 kamar untuk 4 mahasiswa. Konsep barak tersebut ditinggalkan karena tidak sesuai dengan karakteristik mahasiswa yang interaktif dan dinamis. Dalam konsep barak tersebut, 1 kamar terdapat 4 ranjang bertingkat , 4 lemari dan 8 meja belajar.
Foto 74. Kamar Tidur untuk 8 orang
Gambar 24. Denah Kamar
Pada saat ini 1 kamar dikhususkan untuk 4 orang dan terdiri dari 4 ranjang, 4 lemari dan 4 meja belajar. Pembagian kamar ini Kamar tidur tersebut memiliki bukaan dua jendela dan 1 pintu. Kamar tidur ini memiliki langit – langit yang tinggi sekitar 4 meter. Dan kondisi kamar ini sejuk. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi asrama yang berada di daerah dataran tinggi. Sedangkan untuk pencahayaan ruangan masih kurang terutama pada bagian dalam. Sehingga harus dibantu dengan lampu buatan. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa yang tinggal di asrama ini, dapat diketahui alasan pemilihan asrama ini adalah biaya sewa murah. Dan rata – rata mahasiswa tersebut dapat membiasakan diri untuk tinggal bersama karena dulunya sudah pernah tinggal di asrama ketika sekolah. Sedangkan untuk mahasiswa yang baru tinggal di asrama memerlukan waktu beradaptasi dengan sesamanya dalam jangka waktu sebulan.
50
Gambar 25. Denah Furnitur Sekarang
Foto 75. Ruang Gerak yang Cukup Luas
Penyusunan furnitur – furnitur asrama ini memberikan suatu kesan adanya ruang imajiner. Ruang imajiner ini menjadi ruang gerak bagi mahasiswa. Dengan penyusunan lemari yang dapat berfungsi sebagai partisi. Sehingga ruangan terbagi menjadi 4 ruang imajiner. Walaupun tidak ada pembatas yang masif, mahasiswa antara satu dengan lain masih bisa menjaga diri supaya tidak menganggu satu sama lain. Baik dari segi sosial maupun segi audial.
Foto 76. Ranjang dan Meja Belajar
Foto 77. Lemari untuk setiap mahasiswa
Jumlah kamar mandi adalah 24 bilik, dan terbagi lagi menjadi 12 bilik mandi, dan 12 bilik toilet. Untuk setiap blok terdapat 24 bilik. Kamar mandi ini biasanya juga digunakan sebagai ruang cuci. Sebelumnya bilik kamar mandi ini
51
terdiri dari 24 bilik toilet yang berfungsi juga sebagai tempat mandi. Namun terjadi permasalahan dalam kapasitas pengadaan air, maka diputuskan untuk membuat 12 bilik kamar mandi yang menggunakan bak. Hal ini dapat membantu memecahkan permasalahan kapasitas air. Asrama ini menggunakan septic tank sebagai bagian dari sistem utilitas air kotor. Untuk ruang jemur, pihak pengelola menyediakan tempat jemur di halaman tengah yang memisah setiap blok. Namun kadang kala mahasiswa menjemur di sepanjang koridor. Walaupun hal itu tidak diinginkan oleh pihak pengelola.
Foto 78. Bilik Kamar Mandi
Foto 79. Bilik Toilet
Foto 80. Koridor Kamar Mandi
Bangunan asrama ITB ini dibangun pada tahun 1997 dan menggunakan konsep bangunan tropis. Penggunaan atap segitiga untuk mengalirkan air hujan dan banyak bukaan pada setiap unit kamar. Untuk mengalirkan udara masuk ke dalam ruangan kamar juga digunakan bouven yang terletak di bawah atap.
52
Foto 81. Ruang Jemur antar Blok
Foto 82. Bentuk Atap sesuai Iklim Tropis
Permasalahan Asrama ITB Kidang Pananjung -
Minimnya fasilitas olah raga, hal ini terjadi karena kesalahan konsep awal pembangunan yang lebih condong ke militer.
-
Kurangnya fasilitas penunjang kegiatan akademis seperti warnet dan poliklinik.
53
II.3.2 Kesimpulan Studi Lapangan Universitas Indonesia Universitas ( UI )
Asrama Penghuni
Universitas Islam Negeri
Institut Teknologi Bandung
( UIN )
( ITB )
Putra = 325 orang
Putri = 428 orang
Putra = 150 orang ( Asrama Kidang
Putri = 425 orang
Putra = 173 orang
Panajung ) dari jumlah total yang
Mahasiswa tingkat satu dan
Mahasiswa Tingkat satu dan tingkat
dapat ditampung yaitu 296 orang
tingkat 2.
2.
Mahasiswa S2
Mahasiswa S2
Menggunakan konsep arsitektur
Menggunakan konsep arsitektur
Menggunakan konsep arsitektur
Tropis, terlihat dari :
Tropis, terlihat dari :
Tropis, terlihat dari :
Mahasiswa ( semua tingkatan)
Bangunan
-
Penggunaan atap miring
-
Penggunaan atap miring
-
Penggunaan atap miring
-
Penggunaan teritisan
-
Penggunaan teritisan
-
Penggunaan teritisan
-
Banyak bukaan untuk
-
Banyak bukaan untuk
-
Banyak bukaan untuk
pencahayaan alami dan
pencahayaan alami dan
pencahayaan alami dan
pengudaraan alami
pengudaraan alami
pengudaraan alami
54
Jumlah Massa
Asrama Putri = 5 massa
Asrama Putri = 3 massa
Asrama Putra Kidang Pananjung =
Bangunan Asrama
Asrama Putra = 10 massa
Asrama Putra = 3 massa
5 massa
( termasuk yang dalam perencanaan ) Hubungan Antara
Berada pada satu lahan. Adanya
Tidak berada pada satu lahan.
Tidak berada pada satu lahan.
Asrama Putri dan
pemisahan yang jelas antara
Privasi antara putri dengan putra
Privasi antara putri dengan putra
Asrama Putra
asrama putri dan putra. Namun
jelas dan terkontrol.
jelas dan terkontrol.
Putri dan putra
Putri
Putra
1 kamar untuk 1 orang
1 kamar untuk 4 orang
1 kamar untuk 8 orang & 1 kamar
Luas = € 2.5 m x € 3 m
Luas = € 4.4 m x € 2.8 m
untuk 4 orang. (Ranjang Bertingkat)
Tinggi = € 3 m
Tinggi = € 3.5 m
Luas = € 6 m x € 6 m
Ruangan memiliki jendela satu,
1 kamar untuk 2 orang
Tinggi = € 3.5 m
untuk mendapatkan aliran udara
Luas = € 3 m x € 3 m
Ruangan memiliki jendela dua,
dan pencahayaan alami
(Ranjang Bertingkat)
untuk mendapatkan aliran udara
privasi antara putri dengan putra sulit diawasi. Kamar Tidur
dan pencahayaan alami
55
Putra 1 kamar untuk 4 orang Luas = € 5 m x € 4 m Tinggi = € 3.5 m (Ranjang Bertingkat) Ruangan memiliki jendela dua, untuk mendapatkan aliran udara dan pencahayaan alami Fasilitas
Tidak digunakan lagi.
Menggunakan area ruang
Tidak tersedia ruang belajar
Ruang Belajar
Sekarang lebih banyak
berkumpul sebagai tempat belajar
Bersama.
Bersama & Ruang
dilakukan di Kantin
dan menonton TV.
Kegiatan menonton dilakukan di
TV
ruang duduk.
Fasilitas
Terletak di dekat akses masuk
Kegiatan dilakukan pada ruang
Tidak tersedia ruang serba guna.
Ruang Serba Guna
Ke asrama. Berupa bangunan 2
berkumpul & halaman terbuka.
Mahasiswa dapat menggunakan
lantai dengan banyak bukaan
area kantin untuk bermacam –
jendela.
macam aktifitas
56
Ruang duduk
Berada di dekat kantin.
Berada di lantai 2. Termasuk
Berada di bangunan pertama, dekat
Tersedia furnitur sofa. Ruang
sebagai bagian dari ruang
dengan kantor pengelola. Banyak
bersifat terbuka dan publik.
berkumpul. Tidak tersedia furnitur,
terdapat bukaan jendela. Ruang
tetapi menggunakan karpet sebagai
bersifat semi privat.
alas. Ruang bersifat semi privat. Mushola
Berada di setiap lantai.
Tidak disediakan mushola,
Tidak disediakan mushola,
Ada perbedaan peil lantai, dan
namun dapat dilakukan di ruang
Biasanya dilakukan di dalam
terletak dekat kamar mandi
berkumpul.
kamar.
sehingga memudahkan untuk wudhu. Kamar mandi dan
Terdapat pada setiap lantai.
Terdapat pada setiap lantai.
Terdapat pada setiap lantai.Kamar mandi
Toilet
Kamar mandi dan toilet
Kamar mandi dan toilet
dan toilet terpisah. Ruangan memiliki
terpisah. Ruangan memiliki
digabung. Ruangan memiliki
sedikit bukaan, ketinggian dinding tidak
banyak bukaan, ketinggian
banyak bukaan.
penuh. Jumlah Kamar mandi 12 bilik
dinding tidak penuh.
mandi dan 12 bilik toilet, jumlah memadai sehingga tidak terjadi antrian.
57
Ruang Cuci &
Terdapat pada setiap lantai.
Terdapat pada setiap lantai.
Terdapat pada setiap lantai.
Jemur
Menjadi satu dengan kamar
Menjadi satu dengan kamar
Menjadi satu dengan kamar
mandi dan toilet.
mandi dan toilet.
mandi dan toilet.
Ruangan memiliki banyak
Ruangan memiliki banyak
Ruangan memiliki sedikit bukaan.
bukaan sehingga tidak lembap.
bukaan sehingga tidak lembap.
Ruang Jemur berada dekat area
Ruang Jemur berada dekat area
Ruang Jemur berada di halaman
kamar mandi dan berada pada
kamar mandi dan terlindungi
terbuka dan ada yang dekat area
halaman terbuka.
oleh teritisan.
kamar mandi dan terlindungi oleh teritisan.
Dapur & Kantin
Ruang Setrika
Tidak terdapat dapur dalam
Terdapat dapur bersama pada lantai
Tidak terdapat dapur dalam asrama.
asrama.
dasar. Sering digunakan untuk
Mahasiswa membuat kompor masak
Kantin berada dekat dengan
masak.
Sendiri.
asrama.
Tidak ada kantin dalam area
Kantin berada dekat dengan
asrama.
asrama.
Berada dekat area kamar mandi.
Setrika dalam kamar dan ada yang
Berada dekat area kamar mandi.
menggunakan jasa laundry.
58
Fasilitas Olah Raga
Tidak terdapat fasilitas olah
Tidak tersedia fasilitas olah raga
Tersedia lapangan bulutangkis dan
& Rekreasi
raga dalam area asrama.
dalam area asrama.
lapangan basket.
Tersedia taman terbuka yang
Mahasiswa hanya dapat melakukan
Untuk kegiatan olah raga lainnya,
dapat digunakan sebagai tempat
olah raga indoor seperti ping –
mahasiswa harus menuju ke sarana
olah raga dan rekreasi
pong.
budaya dan olah raga (Sabuga)
Tersedia parkir mobil dengan
Tidak tersedia parkir mobil di
Tersedia parkir mobil dengan
kapasitas € 50 mobil dan
asrama putra.
kapasitas € 20 mobil dan
parkir motor dengan kapasitas
parkir motor mempunyai kapasitas
parkir motor dengan kapasitas
€ 100 motor.
€ 150 motor.
€ 150 motor.
Pos Jaga berlokasi di depan
Pos Jaga berlokasi di depan
Pos Jaga berlokasi di depan
asrama dan adanya patroli
asrama dan adanya patroli
asrama dan adanya patroli
keamanan setiap malam.
keamanan setiap malam.
keamanan setiap malam.
Parkir
Keamanan
59
II.3.3 Studi Literatur a) Berdasarkan Times Saver Standard for Building Types Dalam perancangan furniture untuk sebuah asrama, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Dimensi ruangan Ruangan yang dirancang harus memperhatikan ukuran dari furnitur dengan kata lain luasan ruang harus dapat menampung ukuran furnitur, dan ruang penggunaan furnitur. 2. Ukuran dan bentuk ruangan akan memberikan variasi tata letak furnitur dan pembagian ruangan untuk kegiatan fisik dan visual.
Gambar 26. memperlihatkan luasan ruang yang dipakai untuk aktivitas di sekitar furniture
60
Gambar 27.
Contoh Modul perletakkan furniture yang mungkin dan ruang – ruang yang terjadi
sebagai
aktifitas
akibat
penggunaan
furniture tersebut.
Dalam perencanaan tata letak furniture dalam ruang berbentuk persegi panjang ada 3 kemungkinan yang terjadi (lihat gambar di kiri) : 1. tata letak furnitur memiliki ruang penggunaannya
cukup
namun
terbatas. (gambar atas) 2. Penggunaan furnitur secara optimal karena
ukuran
ruang
memadai.
(gambar tengah) 3. Terjadi space yang berlebihan akibat terlalu luas (gambar bawah)
Gambar 28. Perletakan Furnitur
61
Ada beberapa tipe unit asrama, yaitu : 1. Single rooms Ruang ini dikhususkan untuk satu orang mahasiswa. Ruang ini dapat langsung terbuka menuju koridor. Ruang ini memberikan pengontrolan privasi yang baik kepada penggunanya. Dalam perancangan furnitur untuk single rooms dapat dibuat dengan dua alternatif yaitu built in dan furnitur lepas.
Gambar 29. Denah Single Room
2. Split double rooms Ruangan ini menyediakan ruang untuk hubungan sosial antar 2 mahasiswa yang berbagi ruang yang sama dalam waktu yang sama, mengenal dan memecahkan permasalahan atau konflik dan aktivitas belajar. Dalam perancangan ruangan ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu ruangan harus menyediakan privasi visual dan pembagian zoning dalam ruangan harus jelas seperti pembagian area duduk, belajar harus terpisah dari tempat tidur. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi apabila ada mahasiswa yang kedatangan tamu, sedangkan temannya lagi istirahat.
62
Area Tidur Split Level Area Belajar, Duduk, dan Sosial. Gambar 30. Split Double Room
3. Double rooms Kamar ini merupakan standar yang sering ditemui di asrama pelajar saat ini. Kamar ini termasuk sangat rentan terhadap masalah privasi dan kegiatan belajar, serta permasalahan penyimpanan barang. Penggunaan lemari yang dapat dipindahkan dapat melindungi privasi tempat tidur dengan meja belajar.
Gambar 31. Varian Double Room
4. Triple room Kamar ini populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Di mana pengaturan furnitur yang moveable memeberikan area tambahan yang memungkinkan perubahan tata letak furnitur. Hal ini merupakan salah satu
63
alasan yang mempopularkan tipe kamar ini. Namun sepertinya ruangan ini menciptakan beberapa permasalahan dalam hubungan penggunanya. 5. Four student room Dalam kamar ini, empat pelajar berbagi satu ruangan mempunyai permasalahan yang sama dengan pelajar yang tinggal di double rooms atau triple rooms. Dalam perencanaan ruangan ini perlu diperhatikan permasalahan luasan ruang dan pembagian zoning aktivitas. Untuk tempat tidur menggunakan ranjang bertingkat.
Gambar 32. Varian Four Student room
6. Suites Tipe kamar ini biasanya terdiri atas satu ruang bersama, dan 2 kamar tidur dengan kamar mandi yang bisa ada atau tidak ada sama sekali. Dengan tinggal dalam kamar ini diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami 2 pelajar yang berbagi satu kamar dan juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan sosial dengan sesamanya. Pola tipikal dari kamar ini adalah adanya ruang bersama yang digunakan juga sebagai ruang belajar, dan terpisah dengan kamar tidur. Penyediaan
64
kamar
mandi
merupakan alternatif
yang tidak
harus dilakukan
berhubungan dengan pertimbangan ekonomi dan perawatan. 7. Apartemen Beberapa pendapat di antara pelajar menunjukkan bahwa tiga atau lima pelajar akan membentuk suatu grup untuk tinggal di apartemen. Pelajar ini akan bekerja dengan baik dalam hal memasak dan terdapat kebebasan beraktivitas setiap akhir pekan. Untuk itu perlunya penyediaan fasilitas dapur yang menunjang kegiatan tersebut. Biasanya dalam apartemen terdapat ruang bersama yang digunakan untuk belajar dan berkomunikasi, kamar tidur dua, dapur dan kamar mandi.
Gambar 33. Organisasi Suite 1
Gambar 34. Organisasi Suite 2
Perencanaan unit kamar mandi dan toilet di asrama biasanya menggunakan sistem gang bath di mana dalam satu ruang terdapat beberapa
65
kamar mandi dan bilik toilet. Permasalahan penggunaan sistem ini adalah dari segi ekonomi. Pelajar harus mengeluarkan biaya maintenance yang dibayar ke universitas. Apabila pelajar menggunakan kamar mandi sendiri maka biaya tersebut dapat ditekan sehingga dapat menghemat biaya perawatan jangka panjang. Dengan konsekuensi, pelajar harus membersihkan dan merawat kamar mandi itu sendiri. Walaupun dalam perencanaan awal, penggunaan sistem ini dapat menghemat biaya pembuatan utilitas.
Gambar 35. Pola perletakan Kamar Mandi Bersama
Ada beberapa tipe perencanaan dasar asrama 1. Double Loaded Corridor Perencanaan unit asrama ini menggunakan sistem koridor sebagai pembagi sehingga unit – unit hunian terdapar pada 2 sisi. Unit – unit
66
kamar mempunyai pintu keluar yang mengarah ke koridor sebagai sumbu. Pada satu sisi lainnya terdapat kamar mandi bersama dan lift. Terdapat 1 tangga darurat dengan perhitungan jarak terdekat antara tangga akses dengan tangga darurat.
Gambar 36. Denah Double Loaded Corridor
2. Tipe Gallery Tipe perencanaan ini berupa single loaded corridor. Di mana koridor memiliki orientasi langsung keluar bangunan. Tipe ini biasanya berupa suite room dengan adanya ruang bersama, kamar mandi bersama, dan 2 ruang tidur.
Gambar 37. Denah Tipe Gallery
3. Extended Core Plan
67
Tipe ini terdiri dari beberapa ruangan yang mengelilingi empat sisi dari struktur. Pada pusat dari struktur terdapat ruang servis termasuk kamar mandi bersama, ruang janitor, lift, dll. Koridor biasanya mengelilingi ke empat sisi inti bangunan.
Gambar 38. Denah Extended Core Plan
4. Core Plan Bentuk kamar dan koridor yang mengelilingi inti. Tetapi tidak selalu diidentikkan dengan bangunan high rise. Menggunakan sirkulasi vertikal berupa tangga dan lift yang berada pada inti bangunan digabung juga dengan kamar mandi bersama dan ruang servis.
Gambar 39. Denah Core Plan
68
5. Vertical House Tipe ini terdiri dari 4, 6, 8 bentuk suite. Tangga biasanya tersedia hanya melayani satu atau dua konfigurasi ruangan. Tipe ini biasanya menciptakan kesan seperti rumah pribadi.
Gambar 40. Denah Vertical House
69
b) Simmons Hall, Massachusetts Institute of Technology Simmons Hall merupakan hasil karya Steven Holls, Simmons Hall di bangun dalam kompleks kampus MIT. Tujuan pengadaan asrama mahasiswa ini untuk mempermudah para mahasiswa dalam kegiatan akademis dan interaksi sosial. Simmons Hall terdiri dari 10 lantai dengan kapasitas jumlah unit 350 kamar tidur. Bangunan asrama berupa sebuah kompleks kubus masif raksasa yang fasade bangunan sebagian besar merupakan jendela. Dalam praperancangan, sebelum arsitek mempresentasikan gagasannya, arsitek menginginkan pendapat dari para mahasiswa sebagai masukan untuk desain. Dari pertemuan ini diketahui bahwa mahasiswa menginginkan ruang belajar lebih banyak dan memiliki flexibilitas dalam pengaturan lingkungan kamar masing – masing.
Foto 83. Tampak Depan Simmons Hall
Bangunan ini dirancang sebagai bagian dari bentuk kota dan bentuk kampus dengan konsep ”poros” sepanjang Vassar Street. Dan ianya memiliki ketinggian sekitar 330 kaki. Konsep urban memberikan kesan menyenangkan kepada mahasiswa seperti penyediaan teater dengan kapasitas 125 kursi, dan juga night
70
cafe. Kantin berada pada level jalan sehingga seolah – olah seperti restoran pinggir jalan dengan kanopi special dan meja luar.
Gambar 41. Sketsa Massa Bangunan
Gambar 42. Sketsa Konsep Sponge
Keseluruhan massa bangunan mempunyai lima bukaan skala besar. Dan merespon ke arah pintu masuk utama, koridor pemandangan, dan teras aktivitas luar yang utama dihubungkan ke program seperti gymnasium. Skala selanjutnya adalah bukaan menciptakan sumbu vertikal dalam blok yang menggunakan sistem permukaan bebas yang dikoneksi ke cetakan sponge. Bukaan yang lebar dan dinamis ini merupakan paru – paru dari bangunan yang membawa masuk cahaya matahari dan menggerakkan udara ke atas melalui potongan. Koridor yang menghubungkan ruangan seperti jalan (lebar 11 kaki) di mana terjadinya pengalaman urban. Seperti di Aalto’s Baker House, hall utama bisa menjadi ruang publik dan ruang duduk. Konsep sponge untuk tempat tinggal mahasiswa S1 mentransformasi sumbu morfologi bangunan melalui rangkaian program dan fungsi bioteknik. Konsep
71
sponge diterapkan sebagai suatu perencanaan ruang dalam untuk menampung fungsi yang dinamis. Pada bagian tangga sebagai sirkulasi vertikal menggunakan bentuk yang organik dan dinamis sebagai penanda akses. Bagian tangga tersebut mempunyai void sehingga dapat memasukkan cahaya dari luar. Pada asrama ini juga menggunakan lift sebagai sarana akses.
Gambar 43. Denah Lantai dasar ( atas ) dan denah lantai 2 ( bawah )
Pada lantai dasar terdapat fasilitas publik dan fasilitas komersial. Menurut pernyataan dari projek arsitek Tim Bade bahwa mereka mendistribusi ruang praktek, lab foto, ruang game, dan ruang serba guna ke seluruh bagian bangunan. Dengan pertimbangan para mahasiswa selalu bergerak mengelilingi bangunan. Sehingga dengan pencampuran tersebut tidak ada yang merasa memiliki fasilitas tersebut, ianya terbagi secara komunal. Blob merupakan area berkumpul bagi anak muda sebagai tempat untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan dance dan skateboard. Hal tersebut terlihat
72
pada ekspresi ruang dalam dengan bentuk langit – langit yang dinamis dan organik.
Foto 84. Lobby : Tangga menuju ke lantai 2
Foto 85. ”Blob” area berkumpul
Kamar tidur asrama ini menggunakan konsep yang mengacu kepada tema “porositas”. Kamar tidur asrama terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe single dan tipe double. Untuk kamar double, ianya memiliki efisiensi ruangan ketika diletakkan tegak lurus terhadap dinding jendela. Dan jendela kamar ini menggunakan tirai. Sedangkan kamar tidur single terdiri dari lebar 9 jendela. Dengan ranjang satu, meja belajar satu dan lemari serta laci penyimpanan di bawah ranjang. Model furniture ini memaksimalkan efisiensi tata letak ruangan.
Foto 86. Kamar Tidur Double
Foto 87. Kamar Tidur Single
73
Foto 88. Struktrur Prefabrikasi
Gambar 44. Potongan Detail Jendela
Sistem struktur ”PerfCon” merupakan design yang unik, di mana dapat memaksimalkan flexibilitas dan interaksi. Struktur PerfCon ini menggunakan suatu rangka beton pracetak yang dirangkai hingga menjadi satu kesatuan yang memikul beban bangunan. Warna – warna pada fasad jendela memberikan tanda di mana beban yang dipikul oleh dinding PerfCon. Setiap ruangan asrama mempunyai sembilan jendela operasi dengan ukuran 2 x 2 feet. Kedalaman 18 kaki dari dinding secara natural menciptakan efek bayangan selama musim panas, dan pada sudut rendah matahari musim dingin membantu menghangatkan bangunan. Kesan cahaya dari sembilan jendela kamar ketika malam hari menciptakan suasana magis dan menyenangkan.
Foto 89. Fasad didominasi Jendela kotak & Suasana Bangunan Malam hari
74
c) Katherine and William Mayer Residences, Campus of Tulane in New Orleans Bangunan asrama ini didesign oleh biro arsitek Perkins & Will’s dalam konteks bangunan modern. Massa bangunan ini didesign dengan bentuk L di mana bagian dalam L merupakan respon terhadap sirkulasi yang berbentuk oval.
Gambar 45. Maket Kawasan
Bangunan asrama ini terdiri dari 4 lantai bangunan. Pada lantai dasar bangunan terdapat unit kamar yang berdekatan dengan fasilitas penunjang. Setiap unit kamar berupa tipe suite di mana dalam dua kamar harus berbagi 1 kamar mandi. Asrama ini menggunakan sistem double loaded corridor.
Gambar 46. Denah Lantai Dasar Asrama
75
Taman tengah merupakan area semi public yang dapat di dicapai setelah melewati plaza bagian depan. Taman tengah ini difungsikan sebagai area rekreasi bagi mahasiswa. Tampak bangunan menggunakan gaya arsitektur modern. Hal tersebut terlihat dari penggunaan bentuk kubus dan penggunaan struktur beton. Serta banyaknya bukaan jendela kaca.
Gambar 47. Koridor Penghubung
Gambar 48. Unit Balkon
Gambar 49.Tampak Bangunan
76
d) Cooperative Dormitory, Vassar College, Poughkeepsie, New York Asrama ini didesign oleh Macel Breuer sebagai suatu bentuk bangunan modern yang menggunakan konsep form follows function. Asrama ini merupakan asrama putri dengan menggunakan tipe kamar double room. Dari hasil analisa arsitek, diketahui bahwa kamar tidur membutuhkan privasi sehingga salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah mengangkat bangunan dari atas tanah. Dengan penempatan fasilitas publik berada di lantai dasar. Pada lantai dasar terdapat fasilitas dapur, olah raga tenis meja, sepeda, ruang makan bersama, ruang duduk bersama dan kantor pengelola.
Gambar 50.Bangunan asrama di lantai 2
Gambar 51. Tampak Bangunan
Pada lantai dasar terjadi pemisahan antara fasilitas kolektif dengan kantor pengelola. Kantor pengelola terletak di sebelah timur dan fasilitas dapur, ruang makan dan ruang duduk terletak di sebelah barat. Di atas kantor pengelola terdapat bangunan asrama yang terdiri dari 12 double room dan 3 single room. Asrama ini menggunakan kamar mandi bersama yang terletak tepat di atas kantor pengelola. Pada lantai 2 bangunan ini juga terdapat ruang duduk bersama. Dalam perancangan asrama ini, unit kamar terdiri dari 2 ranjang, 2 meja belajar, dan 2 lemari. Setiap unit kamar terdapat bukaan jendela yang cukup besar.
77
Gambar 52. Denah Lantai Dasar, Denah Lantai Dua & Tipikal Double Room
Gambar 53. Dapur Bersama
Gambar 55. Ruang Belajar
Gambar 54. Ruang Duduk Bersama
Gambar 56. Tipe Double room
78