ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 # Tinjauan tentang Vernonia cinerea Less. Vernonia cinerea Less, ialah salah satu jenis tumbuhan yang tergolong suku Asteraceae. Tanaman ini tumbuh didaerah cerah matahari, sedikit teduh dan tidak terlalu basah. Sering tumbuh didaerah padang rumput dengan ketinggian 5-2500 meter dari permukaan air laut. Banyak dijumpai dipekarangan atau lapanganlapangan terbuka. Nama daerah tanaman ini adalah : Buyung ( Indonesia )f rumput ekor kuda ( Indonesia ), sesawi langit ( sunda ), sembung ( sunda ), Nyawon ( jawa ), dan maryuna ( jawa ). ( 16 ) Klasifikasi tumbuhan ini adalah sebagai berikut: ( 17,18 ) Divisi
• •
Spermatophyta
Anak divisi
• •
Angiospermae
Kelas
*• Dicotyledoneae
Anak kelas
Dialypetalae
Suku
Asteraceae
Marga
•
Vernonia
Jenis
« «
Vernonia cinerea Less
6 SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
1.1* Identitas dari Vernonia cinerea Less. 1«1.1. Secara morfologi : ( 16,19 ) Vernonia cinerea Less, tergolong herba yang tumbuhnya tegak, bercabang-cabang mulai dari pangkal batang sampai kebagian ujung* Tingginya 10-160 cm, kebanyakan sekitar 30-60 cm, tumbuh bergerombol atau tersebar. Batang bulat, beralur, seringkali dengan bulu-bulu halus, permukaan hijau, mempunyai empulur berwarna putih. Daun tun^al, tersebar, tulang daun menyirip, bentuk daun bervariasi, bagian bawah berbentuk oval atau bulat telur, bagian atas berbentuk laset atau memanjang, tanpa stipulae. Pada tiap-tiap ketiak daun seringkali terdapat kunyang tumbuh menjadi daun-daun, sehingga filotaksis seperti dalam lingkaran ( folia vertisilata ). Daun-daun bagian bawah mempunyai petiolus (i 1,5 cm) daun-daun bagian atas petiolusnya pendek (- 0,5 cm) atau tanpa petiolus ( daun duduk ). Tepi dajin agak rata atau berombak-bergerigi ( repandus-dentatus ), ujung ( apaks ) daun runcing, pangkal daun ( basis ) " obtusus-attenuatus Bunga-bunga kecil ( bunga tabung ) tersusun dalam k a p i t u l u m yang bertangkai ( pendukulus ).
Tiap-tiap kapitulum terbungkus oleh brakte involukra dan kapitulum tersebut terdapat dalam suatu karangan ( perbungaan ) sejenis korimbosa. Dalam kapitulum biasanya terdapat sekitar 20-25 bunga tabung yang berwarna ungu atau ungu keputihan.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bentuk bunga aktinoraorf, biseksual, sep^.l berubah menjadi papus, petal 5 ( gamopetalus ) berwarna ungu, stamen 5 ( singenesius ), pistil sebuah, ovarium inferior ( unilokuler ). Buah tergolong akhenium, berwarna coklat keputihan bersegi k samapai
rambut buah sebagian pendek
dan tetap tinggal, sebagian panjang dan rontok. 1.1.2. Secara anatomi : ( 19 ) Batang muda dengan jaringan primer yang lengkap stele tipe diktiostele, berkas pembuluh kolateral terbuka, empulur besar ( luas ) terdiri dari parenkhim, daun tipe dorsiventral, stoms.ta anomositik ( anisositik, pada epidermis adaksiai ), epidermis dengan trikoma bentuk T, trikoma multiselular uniseri, sisik kelenjar tipe Compositae. Fragmen pengenal dari serbuk herba ( Vernonia cinerea herba ) ialah papus ( seperti sapu lidi ), trikoma bantuk T, trakea/trakeida dengan penebalan spiral, polen paren khim korteks, mesofil* 1*2. Kandungan tanaaan Herba Vernonia cinerea Less, menga&du^g senyawa alkaloid dan senyawa triterpen, meskipun mengenai struktur kimianya belum diyngkapkan.( 20 ) Peneliti lain ( 21 ), raenunjukkan bahwa dari herba Vernonia cinerea Less, telah dapat diisolasi suatu senyawa glukosida luted!in-7-mono-3-D-glulcopiranosida.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Luteolin^-mono-y^-D-glukopiranosida
Peneliti yang lain ( 12 ) melaporkan bahwa kompo nen aktif herba Vernonia cinerea Less, merupakan senyawa golongan glukosida berhasil diisolasi dan dimurnikan. Hidrolisis dari senyawa glukosida ini menghasilkan aglikon, berupa kristal putih dengan berat molekul 164, Berta titik leleh 300° C. Analisa unsur dari aglikon ini menunjukkan C = 65,55 %t H = 4,87 %, 0 = 29,58% sesuai dengan rumus molekul C^HgO^. Dengan spektra infra merah menunjukkan adanya serapan pada 3250 cm~^ karakteristik untuk vibrasi ulur gugus OH, serapan pada 1600 cm"**' karakteristik untuk vibrasi ulur C = C, serapan pada 1700 cm"*^ karakteristik untuk vibrasi ulur C = 0 sedangkan serapan pada 1000 cm-'*' karakteristik untuk vibrasi ulur C-O-C lakton. Spektrum ultra violet menunjukkan serapan maksimum pa da panjang gelombang ( dalam metanol ) 258 nm dan 212 nm. Dengan spektrum magnet inti menunjukkan adanya proton yang terletak pada ikatan rangkap siklik duplet pada 5 ,3 , 6 SKRIPSI
dan proton hidroksi triplet pada 4 ,3 ,S .
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Berdasarkan data diatas diperoleh struktur aglikon sebagai berikut : ( 12 )
O
1.3« Kegunaan tanaman Vernonia cinerea Less, dapat digunakan sebagai tonikum, etomakikum dan adstringensia, serta dapat juga untok pengobatan asthma dan bronkhitis. ( 22 ) Bagian-bagian tanaman yang dapat dipakai sebagai obat : ( 19,22 ) 1. Daun
: digunakan untuk obat disentri, sakit perut dan obat sakit kepala.
2. Bunga
r untuk obat konyungtivitis, demam dan rematik.
3. Biji
: digunakan untuk obat cacing, obat batuk, obat sakit perut, obat sakit kulit dan tonikum. Pasta dari biji dengan sari jeruk digunakan untuk merusak pedikuli.
if. Akar
: digunakan untuk obat cacing, obat batuk, kejang dan diuretika.
5. Herba
: untuk obat cacing, obat diare, obat tu mor, tonikum, diaforetika dan anti kan-. ker.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Herba dari tanaman ini digunakan sebagai ramuan obat kanker di Indonesia,( 23 ) yang pembuatannya sebagai berikut : Ditimbang berturut-turut 30 gram Aperatum conyzoides, 30 gram Spilantes acmella, 30 gram Eclipta alba dan 30 gram Vernonia cinerea Less, semua bahan ditumbuk dijadikan pasta, cairannya diambil, kemudian dibilas dengan air sebanyak 150 ml. Akhirnya diminum setelah makan pagi dan sore. Isolat herba Vernonia cinerea Less, yang diberkan secara subkutan dapat menghilangkan jaringan kanker hasil induksi benzo(a) pyrene maupun jaringan kanker hasil transplantasi. ( 12 ) Pada penelitian tersebut dilakukan terhad:p mencit strain Muangthai dengan dosis 0,3 mg/kg berat badan sebanyak 10 kali dengan selang waktu satu hari. Dilaporkan pula bahwa dengan hilangnya jaringan kan ker tersebut diikuti pula oleh adanya penurunan aktifitas spesifik GOT dan LDH serum darahnya secara berangsur-angsur, akhirnya menyamai harga normal. 2*
Tin.jauan tentang spermatogenesis. Spermatogenesis adalsh proses terbentuknya sper matozoa dari spermatogonium, melalui perkembangan yang kompleks dan teratur*( 24 ) Perkembangan spermatogonium sudah dimulai sejak kehidupan didalam kandungan hingga pada saat tertentu perkembangan tersebut terhenti, perkembangan spermato gonium tersebut akan berlanjut pada individu yang te lah dewasa.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Spermatogenesis terjadi didal^m tubulus seminiferus testis. Proses ini melalui proliferasi, deferensiasi dan transformasi dengan demikian spermatogenesis dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu : - Proliferasi dan deferensiasi sel germinal yaitu : spermatogonia
membelah mitosis beberapa kali,
sehingga membentuk spermatogonia A^ dan spermatogo nia A-^ baru. Spermatogonia
akan membelah secara
mitosis sampai membentuk spermatogonia B yang akan tumbuh menjadi spermatosit X, spermatogonia A-^ baru akan bertindak sebagai sel germinal baru, ( 25 ) - Meiosis, padc* tahap ini terjadi pengurangan jumlah kromosom, spermatosit X, yang semula diploid akan membelah meiosis dan mengnasilakan spermatosit II, seterusnya menjadi spermatid yang haploid.
•
- Transformasi, dimana terjadi perubohan bentuk, sper matid yang semula bulat akan menjadi spermatozoa yang berekor* Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan didalam inti. Proses transformasi ini juga disebut spermiogenesis. Spermatogenesis terjadi didalam tubulus seminiferus testis. Pada tubulus seminiferus ter£apat beberapa kelompok sel yang mempunyai berb&g&i variasi bentuk akibat dari perkembangan sel germinal yang menyusun beberapa lapisan, seti^p lapisan menunjukkan perbedaan generasi. Bila dilihat dari la mina basalis 6ampai ke lumen akan terlihat lapisan spermatogonia, spermatosit, spermatid, yang kemudian *i[*
*r
■A,.AAN SKRIPSI
- h ' I A S CINEREA A I R L a NLESS. GQA" PENGARUH ISOLAT HERBA: VERNONIA TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH ' ____S U R A B A Y A
j 1
I
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
yang paling dekat dengan lumen adalah spermatozoa, kombinasi dari berbagai variasi sel yang terdapat pada daerah tertentu dalam tubulus seminiferus disebut asosiasi sel. Sel-sel yang menyusun asosiasi sel selalu berkembang menjadi bentuk yang lebih dewasa, perubahan dari bentuk asosiasi yang satu ke bentuk yang lain dinamakan " stage of seminiferus epithelium ".(24 ) Dalam satu siklus spermatogenesis pada tikus ada 14 tahap epitel seminiferus. Setiap tahap tersebut didasarkan atas perkembangan spermatid, dimana terdapat 19 stadium perkembangan yang dinamakan 11 step of spermiogenesis
( 26 )
Dalam perkembangan spermatogonia menurut Clermont dan Obregon ( 25 ) mengalami beberapa pe rubahan, pertama-tama spermatogonia A ( sel germi nal ) membelah menjadi spermatogonia Aj dan sperma togonia Aq yang merupakan cadangan, tidak berketn-. bang, sedang spermatogonia Aj masuk kedalam siklus spermatogenesis. A^- akan berkembang menjadi A^, A^, \
disebut 11 renewing stem cells 11 sebab akan
membelah menjadi intermediate spermatogonia ( In ) dan spermatogonia A^ baru ( stem cell baru ). Spermatogonia intermediet akan membelah menjadi spermatogonia B, dan akan tumbuh manjadi spermatosit I. Untuk membedakan spermatogonia A dan sperma togonia B dengan melihat intinya, pada spermatogo nia A intinya oval, jernih, selaput inti tipis, sedang pada spermatogonia B intinya bulat, SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ik
mengandung kromatin kasar, selaput inti tebal. Spermatosit I, berasal dari pertumbuhan sperma togonia B kemudian mengadakan pembelahan meiosis. Pembelahan meiosis mengakibatkan terjadinya reduksi kromosom, spermatosit yang semula diploid akan memjadi spermatid yang haploid. Pembelahan. meiosis diawali dengan stadium praleptoten, dimana sintesa DNA dan protein, yang berakhir pada stadium leptoten. Pada stadium leptoten terlihat adanya filamen-filamen halus didalarawinti, kemudian diikuti Stadium zygoten, diikuti stadium pakhitin, dimana benang kromatin sudah memendek dan menebal, stadium ini berlangsung lama, pada awalnya merupakan bentuk transisi, kemudi an diakhiri dengan bentuk pakhitin yang tipikal selnya besar, inti gelap dengan kromosom yang jelas, stadium pakhitin diikuti stadium diploten. Dimana terlihat pasangan kromosom telah bebas, tetapi masih terlihat pada khiasma, sehingga pada saat itu mungkin terjadinya pindah silang. Stadium ini diakhi ri dengan diakenesis, yang akan memasuki metaphase dilanjutkan anaphase dan kemudian pembelahan sel yang merupakan meiosis I , dimana akan menghasilkan • spermatosit II, kemudian akan segera membelah lagi ( meiosis II ) menjadi spermatid yang haploid dari satu spernuitosit I akan menghasilkan 4- spermatid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, lebih kecil da ri spermatosit, Spermatid akan berkembang menjadi spermatozoa yang bentuknya s&ngat berbeda demgan
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
spermatid. Proses perkembangan spermatid menjadi spermatozoa disebut transformasi atau spermiogen6sis. Spermiogenesis ini ada 19 step. Untuk mempelajarinya perkembangan spermatid digunakan pewarnaan un tuk sediaan histologis dengan tehnik PAS-Hematoxylin. Untuk melihat iodosom dan derivatnya
yaitu " head
cap " dan akrosom. Tehnik besi-Hematoxylin untuk me lihat 11 sentriole ", 11 tail filament 11, 11 caudal tube 11 dan 11 chromatid body n. ( 26 ) Spermiogenesis dapat dlbagi menjadi k fase utama, yang mana masih dapat dibagi menjadi 19 step lagi. Fase-fase tersebut adalah : - 11 Phase golgi 11 : terdiri dari 3 tahap untuk membentuk akrosom, iodosom menghasilkan 2 pro akrosom yang bersumbar pada akrosom tunggal* tali ekor mulai kelihatan. " 11 Phase cap n : terdiri dari 4 tahap, akrosom mengmenghasilkan cap ( topi kepala ) yang akan menjadi besar dan menutup .sepertiga inti. Sentriole melekat pada inti yang letaknya berlawanan .dengan akrosom. - " Phase acfarosom 11 : terdiri dari 7 tahap, akrosom dan " cap " ( topi kepala ) meny*suaikan tempatnya kearah membran basalis dari tubulus. Permulaan fase ini ditandai dengan terlihatnya ben tuk tabung ekor ( " caudal tube n ), mendekati akhir fase 11 caudal tube 11 menjadi samar-samar. Jadi adanya H caudal tube " merupakan ciri khas
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lb
" phase achrosom "♦ -"Phase maturasi"; terdiri dari 5 tahap, phase ini sering ditunjukkan sebagai spermatozoa, karena mirip spermatozoa matang. Dalam hal ini digambarkan sebagai spermatozoa yang belum matang, Setelah pelepasan sel dari epitel seminiferus, sel tersebut akan menjadi spermatozoa bebas. Phase ini dimulai dengan kelihatan adanya selaput dari bagian topi kepala ( head cap ) sepanjang tepi dorsal dari sel antara akhir akrosom caudal dan sudut dor£5al dari inti, Sel sertoli yang juga terdapat didalam tubulus seminiferus sangat berperan dalam spermatogenesis, Menurut perkembangannya sel sertoli berasal dari mesenkhem dari " gnetal ridge " dari n primodial gonad " pad 3 testis fetal, didalam tubulus seminife rus terdapat 2 tipe sel, yaitu gonosit yang berukuran besar, letaknya agak ke sentral, Sitoplasmanya pucat dan sel yang kedua adal.h sel yang berbentuk bulat, letaknya di perifer melekat pada membran basalis, sel yang pertama akan berkembang menjadi selsel spermatogenik, sed;>ngkan sel kedua akan berkem bang menjadi sel sertoli, Sel sertoli yang masih muda belum berkembang tetapi setelah dewasa sitoplasmanya membentuk percabangan dengan yang lain, hingga membentuk suatu junction dan disebut " sertoli cell junction n Sertoli cell junction " tersebut meliputi sel-sel
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1/
spermatogenik, mulai dari inembran basalis sarapai ke lumen, sehingga sel-sel speraatogenik akan terpisah dengan lingkungannya. " Sertoli cell junction n berperan sebagai barrier dan dikenal dengan " blood testis barrier
(27 )
Menurut Elftman ( 28 ), inti sel sertoli bentuknya dapat berubah-ubah terdapat dua variasi bentuk inti sel sertoli yaitu : inti yang pipih atau oval, disebut bentuk paralel, karena sumbu memanjangnya sejajar dengan membran basalis. Bentuk yang kedua adalah bentuk tegak lurus, karena sumbu memanjangnya tegak lurus pada membran basalis, intinya berbentuk segi tiga atau bulat pangjang. Jumlah inti te.gak lurus cenderung meningkat pada siklus seminiferus yang pertama, sedangkan inti yang paralel cenderung menurun, dengan demikian pada saafc itu terjadi pergantian bentuk inti paralel ke tegak lurus. Pada tahap ( stage ) VIII, dimana pada saat terjadinya spermatozoa bebas, bentuk inti yang para lel cenderung meningkat, sedang yang tegak lurus me nurun. ( 26 ) Sel spermatogenik yang pertama kali memasuki " blood testis barrier " menurut penelitian Russel ( 29 ) adalah spermatosit leptoten.
*
Karena adanya "blood testis barrier", maka susunan cairan yang berada dolam inter tubuler dan juga berbeda dengan cairan limfe. Tidak. semua zat dari luar tubulus dapat r:.asuk keda-
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lo
lam tubulus, kecuali testoteron dan steroid lainnya. Sel sertoli sangat penting untuk kelancaran sper matogenesis, karena mempunyai fungsi sebagai berikut: - memberikan nutrisi pada sel-sel spermatogenik. - memfagositir sel-sel spermatogenik yang mengalami degerasi dan residual body yang terlepas dari imma ture spermatozoa. - membentuk " blood testis barrier 11 , sehingga berperan sebagai pelindung sel spermatogenik dari pengaruh luar. - menghasilkan inhibin, suatu protein dengan berat molekul 10 .000, yang berfungsi sebagai umpan balik negatif terhadap FSH ( Follicle Stimulating Hormone) - merupakan sel target untuk FSH, sehingga menjadi aktif dan menghasilkan ABP ( Androgen Binding Pro tein ) yakg berperan mengikat androgen, terutama testoteron dan dihidrotestoteron, kemudian diangkut ke sel target, diantaranya sel-sel germinal dan epididymis,addnya androgen sangat diperlukan sperma tid pada phase maturasi dari spermiogenesis. Sel lain yang tdak terdapat dalam tubulus semini ferus, tetapi terdapat dijaringan intertubuler dan berperan dalam spermatogenesis adalah sel leydig. Sel leydig merupakan sel target dari LH ( Luteinizing Hormone ), sehingga aktif membentuk hormon androgen, testoteron yang sangat penting untuk spermatid dan proses maturasi spermatozoa dalam epididymis.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
?
)W % t
i
e s ma > M
xm
x iv
Gambar 1. Susunan asoeiasi sel pada tahap ( stage ) I sampai dengan tahap ( stage ) XIV ( 15 ). A, spermatogonia A; B, spermatogonia B; In, spermatogonia intermediate; R» resting epermatocytprimer; L, leptoten epermatocyt primer; Z, zygoten spermatocyt primer; P, pachyteae spermatocyt primer; Di, diakeneais spermatopjrt primer; XX, spermatocyt secunder; 1-19, langkah-langkah spermiogenesis; m, mitosis*
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
^r
2.1. Beberapa bentuk asosiasi sel yang terdapat pada beberapa tahap dari siklus seminferus Pada gambar 1. terlihat bahwa asosiasi sel yang lengkap adalah pada tahap V,VI,VII dan VIII. pada tahap ini spermatogonia sedikit jumlahnya, dapat ditandai bentuk bulat panjang dengin inti besar, terletak dekat membran basalis, kemudian agak ketengah terdapat sel yang besar, bulat dengan inti yang gelap karena terdapat kromatin yang mengelompok, sel terse but adalah spermatosit pakhitin, kemudian lebih kearah lumen terdapat sel-sel spermatid bulat, lebih kecil dari spermatosit pakhitin, inti tidak tampak ge lap seperti pada spermatosit, menggerombol. Paling dekat lumen tampak immature spermatozoa dimana kepalanya yang berbentuk oval menghadap kearah membran basalis dan ekornya kearaii lumen yang tampak sebagai gelombang, Pada tahap ini inti sel sertoli dalam bentuk paralel atau pendikular, karena
pada saat ini meru-
pakan peralihan dari bentuk inti tegak lurus ke ben tuk paralel. 2.2. Waktu yang diperlukan untuk satu siklus spermatogene^sis. Lamanya satu siklus spermatogenesis dapat di ukur dari terjadinya perubahan spermatogonia tipe A sampai menjadi spermatozoa, dapat pula dihitung dari waktu yang diperlukan untuk satu siklus epitel semini ferus, kemudian dikalikan kt hal ini dapat kita lihat
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pada gambar komposisi dari ke 1h tah:.p epitel semini ferus ( gambar .1 ). Misalnya pada tahap VII, satu siklus spermatogenesis adalah waktu yang diperlukan untuk berubahnya sperma togonia A sampai menjadi spermatozoa, untuk perubahan dari spermatogonia A menjadi R sperm, tosit diperlukan satu siklus epitel seminiferus. Dari R spermatosit sampai ke spermatosit pakhitin diperlukan satu siklus epitel seminiferua. Demikian juga untuk perubahan dari spermatosit pakhi tin ke spermatid, dan dari spermatid ke spermatozoa semuanya memerlukan 6atu siklus epitel seminiferus. Jika perubahan dari spermatogonia A sampai spermatozoa diperlukan k siklus epitel seminiferus. Pengendalian spermatogenesis Spermatogenesis dikendalikan oleh sistim saraf pusat, spermatogenesis dapat berjalan normal jika hubungan antara hipotalamus-gonadotropin
pituitari-
gonad berjalatfi normal. Hipotalamus
menghasilkan GnRH dan ditranportasi mela-
lui sistim portal hipofisis menuju ke anterior pituitari gland, dimana akan disintesa dan dlhasilkan LH ( Luteinizing Hormone ) dan FSH ( Follicle Stimulating Hormone ) oleh gonadotropin.( 3 ) LH berpengaruh pada sel Leydig, sehingga sel Leydig menghasilkan testoteron. Yang sangat diperlukan dalam spermatogenesis, yaitu pada saat pembelahan meiosis.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Testoteron juga berperan sebagai umpan b Xik negatif yang panjang ( long negative feed back mechanism'), yaitu umpan balik negatif terhadap produksi LH oleh hipothalamus dan Gni?H sehingga raenyebabkan sekresi LH terhambat. Sedangkan FSH berpengaruh pada sel sertoli. sel sertoli dibawah pengaruh FSH menghasilkan ABP ( Androgen Binding Protein ) yang berperan untuk raengangkut androgen ( testoteron ) yang dihasilkan sel Leydig menuju sel target dalam tubulus seminiferus dan epididymis. Disamping itu sel sertoli menghasilkan inhibin, yang berperan sebagai urapan balik negatif terhadap produk si FSH, sehingga raenyebabkan sekresi FSH terhambat.
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
Hubungan antara hipotalaraus-gonadotropin pituitarigonad dapat digambarkan sebagai berikut :
light |
emotion olfaction ' i > . extrahypothalamic CNS
Kcortex,limbic structures)
hypothalamus • i
tonic
cyclic GnRH
pituitary gonadotrophs
Y
FSH
LH gonads
steroids
inhibin peptide
^gambar 2. Poros hipotalamus-gonadotropin pituitari-gonad ( dikutip dari Heber.D, Swerdloff.RS. ). ( 3 )
SKRIPSI
PENGARUH ISOLAT HERBA VERNONIA CINEREA LESS. TERHADAP SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
IG. B. GUPTA WIDOTAMA