BAB II PENGATURAN PRODUK KEUANGAN NON KONVENSIONAL (STRUCTURED PRODUCT) DI INDONESIA
A. Pengertian Structured Product Pasal 1 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, menyebutkan bahwa Structured Productadalah produk bank yang merupakan penggabungan 2 (dua) lebih instrumen keuangan berupa instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif , dan paling sedikit memiliki : a. nilai atau arus kas yang timbul dari produk dikaitkan dengan satu atau kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, dan/ atau ekuitas; dan b. pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular apabila
dibandingkan
dengan
pola
perubahan
variabel
dasar
sebagimana dimaksud pada huruf a, sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau arus kas tidak mencerminkan keseluruhan perubahan pola dari variabel dasar linear (asymmetric payoff), yang antara lain ditandai dengan keberadaan: 1) optionality, seperti caps, floors, collars, step up/step down dan/atau call/put features 23
23
Optionality adalahNilai peluang investasi opsional tambahan yang tersedia hanya setelah membuat investasi awal.Caps adalah nilai saham.Floors adalah batas bawah untuk variabel, seperti batas bawah pada tingkat bunga yang dibayarkan atau diterima dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
2) leverage 24; 3) barriers, seperti knock in/knock out; dan/atau 25 4) binary atau digital ranges Pengertian derivatif dalam pengaturan tersebut mencakup derivatif melekat ( embedded derivatives). Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. 26 Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh arus kas, yang dipersyaratkan dalam kontrak tersebut, dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut. 27 Dalam pendefinisian, structured product mungkin agak sulit untuk didefinisikan, karena banyaknya macam pengertian structured product itu yang digunakan. Sama seperti Hedge Fund, hal ini juga di ungkapkan oleh George Soros ketika ditanya disalah satu forum Internasional Conference di Amerika,
transaksi.Collars adalah kombinasi dari caps dan floors. Step up/step down artinya melangkah maju atau mengundurkan diri.Call/put features artinya meletakkan fitur. https://glosarid/index.php /term /ekonomi-dan-bisnis (diakses pada tanggal 25 Mei Pukul 05:45 WIB). 24 Leverage adalahpenggunaan asset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham, Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat (Yogyakarta: BPFE, 2008) hlm.257. 25 Barriers artinya hal yang menghalangi atau menghambat.https://zeniusenglish.com/notes/barriers (diakses pada tanggal 25 Mei Pukul 05:55 WIB). 26 https://glosaribusinees.com/index.php/term/Ekonomi,34585-derivatif-melekat – adalah.xhtml (diaksespada tanggal 27 Mei 2017 Pukul 11:25 WIB). 27 Ibid
Universitas Sumatera Utara
beliau menjawab secara defenisi saya tidak bisa mendefinisikan, karena ini berbagai macam struktur yang dilakukan. 28 Akan tetapi Wikipedia mendefinisikan dengan “syinthetic investment instrument specially created to meet specific needs that can not be met from the standardized financial instruments available in the market” 29 yaitu sintetik instrumen investasi khusus diciptakan untuk memenuhi kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh instrumen keuangan standar yang tersedia dipasar. Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dari structured productakan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun demikian, kinerja yang dijanjikan daristructured product tidak selalu berbanding lurus terhadap kinerja variabel dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari variabel dasar bukan merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian dari suatu structured product. 30 Structured product
ditujukan untuk calom pembeli yang memiliki
pengetahuan memadai tentang kondisi pasar keuangan, derivatif, dan memiliki toleransi risiko (risk apertite) yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan calon pembeli produk konvensional seperti tabungan, deposito dan giro. 31 Yang dimaksud structured product adalah produk yang dikeluarkan bank yang merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta asing terhadap mata uang rupiah, untuk tujuan mendapatkan tambahan 28
http://imansastra.blogspot.co.id/2011/11/islamic-structured-product-inovasibaru.html?m=1 (diakses pada tanggal 25 April 2017 Pukul 07:15 WIB). 29 Structureproduct, http://en.m.wikipedia.org/wiki/Structured-product (diakses pada tanggal 25 April 2017 Pukul 08:00 WIB) 30 http://berilmu.com/blog/mengenal-investasi-structured-product/ (diakses pada tanggal 25 April 2017 Pukul 09:00 WIB). 31 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
income(return enhancement), yang dapat mendorong transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah. 32 Instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif di dalam structured product. Kontrak yang dimungkinkan diselesaikan dengan menggunakan instrument tersebut yang diterbitkan oleh entitas. Instrumen non derivatif yaitu dimana mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu untuk menerima suatu jumlah yag bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan atau instrument derivatif yaitu yang akan atau mungkin diselesaikan selain mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetentu. 33 Berdasarkan
defenisi-defenisi
tersebut,
maka
pengertian
mengandungstructured product. unsur-unsur sebagai berikut : a. Merupakan kegiatan usaha dikeluarkan dan dilaksanakan oleh bank. b. Merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta asing terhadap mata uang rupiah berupa instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif. c. Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun demikian, kinerja yang dijanjikan tidak selalu berbanding lurus terhadap kinerja variabel dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari variabel dasar bukan merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian. 32
http://m.viva.co.id/kemenpar/read/13640-mengenal-jenis-jenis-produk -spekulatif (di akses pada tanggal 15 Mei 2017 Pukul 15:00 WIB). 33 http://asdarmunandar.blogspot.co.id/2012/01/financial-instrumen-dan-transaksimata.html?m=1 (diakses pada tanggal 17 Mei 2017 Pukul 13:00 WIB).
Universitas Sumatera Utara
d. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
B. Bentuk Structured Product Structured productmemiliki berbagai macam variasi fitur dan karakteristik serta tujuan. Oleh karena itu, penilaian kesesuaian structured product harus dievaluasi berdasarkan fitur dan karakteristik yang terdapat pada setiap structured productyang ditawarkan. 34 Pada umumnya structured productdapat dibagi ke dalam 4 kategori sebagai berikut: 35 1. Principal Protected Principal Protectedstructured productmemberikan proteksi terhadap nilai pokok awal investasi nasabah apabila produk tersebut disimpan sampai dengan jatuh tempo. Sementara itu, walaupun pada umumnya potensi keuntungan atau imbal hasil dari produk ini dapat lebih tinggi dari produk konvensional seperti tabungan, giro atau deposito, namun tidak ada proteksi terhadap diterimanya potensi atau imbal balik tersebut.Disamping itu, perlu diingat pula bahwa proteksi yang diberikan terhadap nilai pokok awal investasi dapat hilang apabila produk tersebut dihentikan sebelum jatuh tempo. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, principal protectedstructured product ditujukan untuk nasabah yang memiliki toleransi risiko (risk apetie) yang relative konservatif, tidak memerlukan likuiditas dalam rangka pendek, ingin memiliki
34
Aneka Info “Structured Product”, www.bi.go.id/id/iek/prod.uk-jasa-perbankan/jenis/ Documents/StructuredProductfinal.pdf (diakses pada 25 April 2017 Pukul 12:00 WIB) hlm. 3. 35 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
eksposur terhadap pasar namun secara bersamaan tetap keinginan untuk manjaga keutuhan pokok investasi yang ditanamkan. 2. Non Principle Protected Non principle protectedstructured productditujukan untuk nasabah yang mempunyai toleransi risiko yang lebih tinggi dibanding dengan nasabah konservatif. Structured product seperti ini memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil yang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan principal protectedstructured product. Namun demikian, potensi hasil yang lebih tinggi tersebut akan menggantikan proteksi yang diberikan terhadap pokok yang diinvestasikan nasabah. Oleh karena itu, nasabah akan ter-ekspose secara menyeluruh terhadap risiko kerugian dari produk tersebut sehingga dapat mengalami kerugian baik terhadap sebagian ataupun keseluruhan investasi awal nasabah. Pembayaran terhadap pokok maupun potensi keuntungan atau imbal hasil atas structured product jenis ini baru bisa ditentukan pada saat produk tersebut jatuh tempo. 3. Leverage Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang ingin menguasai potensi keuntungan terkait dengan suatu pandangan, prediksi, dan/atau asumsi yang dimilikinya terhadap pergerakan variabel dasar tertentu. Oleh karena itu, Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang canggih (sophisticated), memiliki strategi investasi yang agresif dan merupakan risk taker. Fitur dari Leveraged structured product pun umumnya tidak bersifat generic, distruktur untuk kebutuhan tertentu, dan sangat kompleks.
Universitas Sumatera Utara
Produk seperti ini dapat memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat (leveraged returns), walaupun penerbit pada umumnya akan membatasi kumulatif potensi keuntungan yang mungkin akan diperoleh calon pembeli dari produk tersebut. Namun demikian, konsekuensi dari tersedianya potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat adalah bahwa nasabah akan tereksposesecara menyeluruh terhadap downside risk dari produk tersebut secara berlipat pula. Oleh karena itu, Leveraged structured product
tidak akan
memberikan proteksi terhadap nilai pokok awal investasi nasabah maupun potensi keuntungan atau imbal hasil. Dari sisi risiko, terdapat pula kemungkinan bahwa potensi kerugian yang akan dialami nasabah dapat melebihi nilai pokok investasi nasabah sehingga dapat menimbulkan kewajiban nasabah kepada penerbit structured product. 4. Callable Structures Callable structures adalah fitur structured product yang memberikan opsi kepada penerbit structured product untuk menghentikan dan menyelesaikan transaksi sebelum jatuh tempo. Dalam pemberian opsi tersebut, nasabah seolaholah menerbitkan dan menjual opsi kepada penerbit produk. “Premi” yang diterima nasabah dari penerbit atas penjualan opsi tersebut itulah yang akan dijadikan sebagai bagian dari potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat diperoleh nasabah. Hal ini mengakibatkan potensi keuntungan atau imbal hasil yang mungkin diperoleh relatif lebih tinggi. Namun demikian, apabila opsi tersebut digunakan oleh penerbit, maka potensi keuntungan nasabah dari transaksi yang tersisa akan hilang.
Universitas Sumatera Utara
C. Pihak Yang Terlibat Dalam Structured Product Untuk menjalankan kegiatan structured productdilakukan oleh penerbit structured product dengan pembeli produk. Pihak yang terlibat structured product dapat yaitu : 1. Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank merupakan penerbit structured product yang melakukan kegiatan tersebut. Structured product yang diterbitkan bank pada umumnya merupakan gabungan antara produk konvensional bank, seperti tabungan atau deposito, dengan instrumen keuangan lainnya. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik Negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan danadana yang dimilikinya. 36Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran yang besar dalam dunia komersil, yang mempunyai wewenang untuk menerima deposito, memberikan pinjaman, dan menerbitkan promissory notes yang sering disebut dengan bank bills atau bank notes.Namun demikian, fungsi bank yang orisinil adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas, dan lain-lain (Black Henry Campbell, 1968: 184). 37 Structured product yang diterbitkan oleh lembaga keuangan non-bank pada umumnya berbentuk reksadana kontrak investasi kolektif yang ditawarkan oleh manajer investasi.
36
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev .cet ke-6, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 7. 37 Munir Faudy, Hukum Perbankan Modern, buku kesatu, cet ke-2 ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 14.
Universitas Sumatera Utara
Reksadana yang ditawarkan biasanya memiliki fitur nilai pokok terproteksi bila dicairkan pada saat jatuh tempo dan mamiliki jang waktu tertentu (losed end). Structured product diterbitkan oleh lembaga keungan non-bank dapat dibeli di tempat manajer investasi atau melalui bank yang bertindak sebagai agen jual. 2. Nasabah Pada lembaga perbankan, nasabah memiliki peran penting.Nasabah bagai nafas yang menentukan apakah siklus perbankan tetap berlanjut atau tidak.Undang-Indang perbankan secara singkat merumuskan bahwa “nasabah merupakan pihak yang menggunakan jasa bank”. Dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum menjelaskan pengertian dari nasabah. Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa: “ Nasabah adalah: a. Perseorangan atau badan yang menggunakan atau menerima fasilitas Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa; b. Perseorangan atau badan yang akan menggunakan atau diberikan fasilitas oleh Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa”
Dalam melakukan kegiatan structured product bank wajib menetapkan klasifikasi nasabah. 38 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
38
Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, Pasal 15 ayat (1).
Universitas Sumatera Utara
7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : a. Nasabah Profesional Nasabah digolongkan sebagai nasabah professional apabila nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur dan risiko daristructured product dan terdiri dari: 1) Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar modal, lembaga pembiayaan dan perdagangan berjangka komoditi yang berlaku. 2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 36 bulan berturut-turut. 3) Pemerintah Republik Indonesia atau pemerintahan negara lain, 4) Bank central atau bank negara lain. 5) Bank atau lembaga pembangunan multilateral. b. Nasabah Eligible Nasabah digolongkan sebagai nasabah eligible apabila nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko dari structured product dan terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1) Perusahaan yang bergerak dibidang keungan berupa dana pensiun atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang dan pensiun dan usaha perasuransian yang berlaku. 2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 12 bulan berturutturut. 3) Nasabah perorangan mempunyai portofolio asset berupa kas, giro, tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar rupiah). c. Nasabah Retail Nasabah retail adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah professional dan eligible.
D. Pemasaran Dan Penawaran Structured Product 1. Pemasaran Structured Product Dalam Pasal 21 ayat 1, 2, 3 dan 4 Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum diterapkan pemasaran structured product. Pasal 21 ayat (1) mengemukakan bahwa: “Bank dapat menggunakan media pemasaran dalam pemasaran Structured Product.”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (1) diatas, maka dalam pelaksanaan kegiatan structured product dapat menggunakan media pemasaran antara lain berupa iklan, brosur, leaflet, atau media pemasaran elektronik. Pemasaran yang dimaksud adalah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik yang tidak selalu diikuti dengan kegiatan penawaran. Pemasaran merupakan fungsi pokok bagi perusahaan.Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. 39 Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. 40 Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempreomosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 41 Dalam pemasaran produk diperlukan strategi pemasaran yang merupakan suatu rancangan yang disusun dan ditentukan untuk mencapai tujuan perusahaan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 39
Kasmir Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, hlm. 74. Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-3 Jilid 1 (Jakarta : Erlangga, 1997) , hlm. 3. 41 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1997) , hlm. 3. 40
Universitas Sumatera Utara
Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagi unsur suatu program pemasaran yang perlu di pertimbangkan agar strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. 42 Bauran pemasaran terdiri dari yaitu produk (product), harga (price), lokasi (place), dan promosi (promotion). 43 a. Produk (product), adalah setiap apa saja dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia. Sebagian perusahaan mencari strategi produk yang lebih mementingkan optimalisasi laba perusahaan, lebih tepat lagi nilai saat ini dari arus kas ketimbang jangka panjang. 44 Dengan begitu dalam strategi pemasaran produk, perusahaan harus mengutamakan kebutuhan konsumen agar terpenuhi dengan baik, mulai dari pelayanan jasa, penentuan harga, dan promosi. Dalam dunia perbankan strategi produk yang dilakukan adalah mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut: 45 1) Penentuan logo dan moto Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Ada isitilah baru melihat logonya saja orang sudah mengenal bank tersebut.Atau dengan membaca moto saja sudah banyak orang mengenalnya.Logo dan moto sering disebut sebagai cirri produk.Baik logo 42
Rambat Iupiyoa, A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 70. 43 Sentot Iman Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), Cet ke 1, hlm. 126. 44 Warren J Keegan, Manejemen Pemasaran Global, (Jakarta: Prenhallindo, 1996), Jilid 2, hlm. 87. 45 Kasmir, Pemasaran Bank,(Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 141-142.
Universitas Sumatera Utara
maupun moto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan logo dan moto adalah sebagai berikut: a) Memiliki arti (dalam arti positif). b) Menarik perhatian. c) Mudah diingat. 2) Menciptakan merek Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli. Nama ini kita kenal dengan nama merek. Untuk berbagai jenis jasa bank yang ada perlu diberikan merek tertentu.Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. 3) Menarik kemasan Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk beberapa jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro atau kartu kredit. 4) Keputusan label Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya, waktu kadaluwarsa, komposisi isi, dan informasi lainnya. b. Harga (Price), adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling cepat berubah. Penentun harga merupakan salh satu aspek penting dalam kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah. 46 Produk yang dikeluarkan dan penetapan harga yang telah ditentukan agar dapat diterima masyarakat atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta kelebihan produk pesaing tentu harus dilakukan promosi dan sosialisasi. c. Lokasi (Place), jejaring dimana produk dan jasa bank disediakan dan dimanfaatkan oleh nasabah. Oleh karena itu jejaring pemasaran bank tidak haya berupa kantr bank sendiri dimana disediakan produk dan jasa bank sendiri saja tetapi termasuk juga kantor bank lain bahkan mesin ATM bank dimana produk dan jasa bank dapat dimanfaatkan. d. Promosi (Promotion), bagaimana produk yang dipasrkan itu diketahui konsumen, peran promosi dalam bauran promosi adalah menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian, informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan mereka akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk. Dalam strategi pemasaran manajer produk menetapkan misi dan pemasaran serta sasaran keuangan.Manajer juga mendefinisikan kelompokkelompok dan kebutuhan yang mau dipuaskan oleh tawaran pemasaran. Ada beberapa tahapan-tahapan dalam strategi pemasaran yang dapat mendukung mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan, adalah: 46
Philip Kotler, A. B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia:Analisa Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid 1 (Jakarta: Salemba Empat, 1997), hlm. 471.
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap perkenalan Dalam meluncurkan produk baru, manajemen pemasaran dapat menetapkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel pemasaran, seperti harga, promosi dan kualitas produk. 47 Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran.Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan.Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk dan jasa yang ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah. 48 Produk yang dikeluarkan dan penetapan harga yang telah ditentukan agar dapat diterima masyarakat atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta kelebihan produk dari produk pesaing tentu harus dilakukan promosi dan sosialisasi. Pada umumnya bauran promosi (promotion mix) terdiri dari: 49 1) Periklanan (advertising) Sarana promosi yang paling sering dilakukan oleh bank dalam rangka mengkomunikasikan produk dan jasa bank. Promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi atau radioradio. 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
47
Ibid. Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet ke VI ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008), , hlm. 135. 49 Sentot Iman Wahjono, Op. Cit, hlm. 135. 48
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan promosi yang dilakukan dengan menjual secara langsung kepada pelanggan. Kegiatan promosi penjualan bias berupa pemberian diskon, pemberian voucher belanja produl, pemberian hadiah langsung, sample (contoh produk) atau dengan kegiatan kontes. 3) Publisitas (Publicity) Bentuk promosi yang ditunjukan untuk meningkatkan citra perusahaan dengan memberikan atau menyiarkan kegiatan positif perusahaan melalui sponsorship atau melalui kegiatan-kegiatan amal dan sosial. 4) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Kegiatan promosi yang dilakukan penjualan secara pribadi kepada pelanggan. b. Tahap Pertumbuhan Tahap
pertumbuhan
ditandai
dengan
lonjakan
cepat
dalam
penjualan.Hal ini dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan bank yang semakin banyak diminati oleh nasabah. Dalam tahapan ini perusahaan harus dapat menahan cepatnya pertumbuhan pasar selama mungkin, dengan cara yakni: 1) Meningkatkan kualitas produk dan menambahkan cirri baru pada produk dan peningkatan gaya. 2) Memasuki segmen pasar. 3) Lebih
meningkatkan
sosialisasi
atau
promosi
atau
memberikan
pemahaman yang lebih pada nasabah dan calon nasabah. 50
50
Kasmir, Op. Cit, hlm. 47.
Universitas Sumatera Utara
Semua ini dilakukan dengan masukan dari bidang oragnisasi lain, seperti pembelian, pembuatan, penjualan, keuangan, sumber daya manusia, untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memberikan dukungan yang tepat bagi implementasi yang efektif. Strategi pemasaran harus spesifik tentang strategi penentuan merek dan strategi pelanggan yang akan di tempuh. Menurut Philip Kotler kunci pemasaran professional adalah memenuhi apa yang sebenarnya diperlukan pelanggan lebih baik dari saingannya. 51 Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 21 ayat (2), (3) dan (4) terkandung arti dalam memasarkan structured product harus memenuhi prinsip- prinsip transparansi informasi produk. Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa : Pasal 21 ayat (2): “Dalam memasarkan Structured Product sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui media pemasaran telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), Pasal 18, dan Pasal 19.” Pasal 21 ayat (3): “Penyajian informasiyang disampaikan oleh Bank sebagaimana pada ayat (2) dapat disesuaikan dengan media pemasaran yang digunakan tanpa mengurangi substansi informasi yang disajikan.”
Transparansi informasi mengenai produk bank sangat diperlukan untuk memberikan kejelasan pada nasabah mengenai berbagai karakteristik yang ada di dalam produk tersebut.Penyampaian informasi secara transparan juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan good governance pada industri perbankan dan memberdayakan konsumen. Sesuai dengan teori perlindungan konsumen,
51
Philip Kotler, M.anejemen Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), hlm. 25.
Universitas Sumatera Utara
transparansi juga sangat diperlukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak pribadi nasabah dalam sehubungan dengan bank. Pada Pasal 4 UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan hak konsumen diantaranya hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Transparansi kepada nasabah yang dimaksud alah berupa penyampaian mengenai informasi apa saja yang harus diketahui oleh nasabah mengenai suatu produk structured product. Informasi yang harus diketahui nasabah pada produk structured product tidak hanya pada saat nasabah tersebut telah memilih untuk membeli atau mengikuti salah satu produknya. Tetapi penyampaian informasi yang transparan harus secara jelas disampaikan oleh staf structured product sebelum dilakukannya persetujuan pembelian atau keikutsertaan nasabah atas suatu produk structured product. Informasi ini dapat memberikan dampak yang signifikan untuk meningkatkan efisiensi dari konsumen dalam memilih produk serta meningkatkan kesetiaannya terhadap produk tertentu, sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memenuhi kebutuhannya.
52
Dengan demikian, pemenuhan hak ini akan menguntungkan baik konsumen maupun produsen. Penyampaian informasi yang dimaksud harus disampaikan secara transparan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah meliputi : 1) Nama Produk Bank 52
James F. Engel, Consumer Behavior, Fifth Edition,(New York: The Dryen Press),
hlm. 593.
Universitas Sumatera Utara
2) Jenis Produk Bank 3) Manfaat dan Risiko yang melekat pada Produk Bank 4) Persyaratan dan tata cara penggunaan Produk Bank 5) Biaya-biaya yang melekat pada Produk Bank 6) Perhitungan bunga/bagi hasil/margin keuntungan 7) Jangka waktu berakunya produk serta 8) Penerbitan Produk Bank Dan
informasi
yang
disampaikan
dalam
pemasaran
structured
productwajib menggunakan bahasa Indonesia. Yang dicantumkan pada Pasal 21 ayat (4) mengemukakan bahwa: “Informasi yang disampaikan oleh Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disajikan dalam bahasa Indonesia.” 2. Penawaran Structured Product Secara umum produk adalah sesuatau yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, yang digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. 53 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa produk sesuatu yang memberikan manfaat dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Penawaran dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai jumlah produk baik berupa barang maupun jasa yang ditawarkan oleh penjual atau produsen pada berbagai tingkat harga dalam kurun waktu tertentu.Dengan demikian dalam definisi penawaran yang pertama adanya produk yang ditawarkan, yang kediua
53
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, ( Jakarta: Prenhallind, 1997), hlm. 274.
Universitas Sumatera Utara
tingkat harga (produk yang ditawarkan mempunyai harga tertentu), dan ketiga adanya kurun waktu tertentu, bias perhari, perbulan dan sebagainya. 54 Penawaran structured product dimana telah diatur ketentuan tersebut di dalam Pasal 22, 23 dan 24 Perauran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 7/
POJK.03/2016 Tentang Prinsip kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum mengatur terhadap bagaimana prose penawaran structured productdan hal yang dilarang dilakukan dari kegiatan structured product. Ketentuan yang dilarang dalam menawarkan dan melakukan penawaran structured product yang di atur dalam Pasal 22. Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa: Pasal 22: (1) Bank wajib memperhatikan kesesuaian antara tingkat risiko Structured Product (Structured Product risk level assessment) dengan profil Nasabah dalam menawarkan dan melakukan transaksi Structured Product dengan Nasabah. (2) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi structured productdengan Nasabah yang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5). (3) Larangan
menawarkan
dan
melakukan
transaksi
Structured
Productdengan Nasabahyang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan Nasabah yang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail sebagaimana dimaksud yang 54
Pengertian Penawaran Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, http://www.ekonomikontekstual.com/2013/11/pengertian-penawaran-dan=faktoryangmempengaruhinya.html?m= (diakses pada tanggal 5 April 2017 Pukul 12:20).
Universitas Sumatera Utara
terbitkan oleh Bank disertai dengan proteksi penuh atas pokok dalam mata uang asal pada saat jatuh tempo. (4) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi Structured Productdengan
yang
diklasifikasikan
sebagai
Nasabaheligible
sebagimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) dalam hal Structured Productmemenuhi paling sedikit 1 (satu) dari persyaratan: a. dapat menimbulkan potensi kerugian melebihi pokok yang ditanamkan Nasabah;dan/atau b. Structured Productyang merupakan penggabungan antara derivatif dengan derivatif. (5) Bank dilarang menggunakan Bank lain untuk bertindak sebagai agen penjual Structured Product yang diterbitkan oleh Bank. Dalam melakukan kegiatan penawaran structured product bank wajib melakukan pertemuan langsung dengan calon Nasabah yang akan ditawarkan produk tersebut. Bank juga wajib menetapkan secara khusus pegawai yang dapat bertindak untuk dan atas nama bank dalam melakukan hubungan dan/atau komunikasi dengan Nasabah dalam melakukan kegiatan penawaran structured product. Pengawai yang dimaksud wajib memenuhi persyaratan yaitu merupakan pegawai tetap bank dan telah diberikan pelatihan yang memadai mengenai structured product. Ketentuan tersebut terdapat pada pasal 23 POJK NO.7/POJK.03/2016. Dalam melakukan melakukan kegiatan penawaran structured product, bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan dalam penawaran telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi. Penerapan transparansi informasi tersebut,yakni:
Universitas Sumatera Utara
a. Mengungkapkan informasi yang lengkap, benar, dan tidak menyesatkan kepada nasabah; b. Memastikan pemberian informasi yang berimbang antara potensi manfaat yang mungkin diperoleh dengan risiko yang mungkin timbul bagi nasabah dari transaksi structured product; c. Memastikan
informasi
yang
disampaikan
tidak
menyamarkan,
mengurangi, atau menutupi hal-hal yang penting terkait risiko yang mungkin timbul dari transaksi structured product. Bank wajib mendokumentasikan penjelasan secara lisan yang disampaikan bank kepada nasabah dalam
melakukan penawaranstructured productbeserta
tanggapan yang diberikan nasabah. Selain itu, bank wajib menyampaikan kepada nasabah dokumen tertulis yang paling sedikit mencakup yaitu prospectus atau term sheet dan product highlightsheet yang dokumen tersebut disajikan dalam bahasa Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut yang diatur dalam Pasal 24 POJK NO.7/POJK.03/2016.
E. Mekanisme Transaksi Structured Product Sebagian besar structured product ini diperdagangkan industri nasional adalah produk yang berasal dari luar negeri. Salah satu Contoh investasi yang berbau structured product yang ditawarkan oleh perusahaaan HSBC yaitu Dual Currency Investments(DCI). Dual currency investments(DCI) adalah produk investasi jangka pendek dengan dihubungkan terhadap dua jenis mata uang asing yang di pilih yang didalamnya terdapat kemungkinan terjadi konversi antara valuta asing dengan mata uang rupiah, yang bunganya dihubungkan dengan
Universitas Sumatera Utara
pergerakan kurs dari dua mata uang tersebut. Investor akan mendapatkan kembali pokok isnvestasinya ditambah dengan pendapatan bunga dalam mata uang dasar atau mata uang alternatif yang telah ditentukan pada awal pembelian produk sesuai dengan hasil ketika tanggal penentuan. 55 Nasabah yang dapat berinvestasi dengan Dual currency investments(DCI) merupakan investor yang memiliki ketertarikan pada tren nilai tukar atau deposito valuta asing atau mencari investasi jangka pendek di pasar valuta asing yang menawarkan potensi keuntungan lebih dari keuntungan yang ditawarkan oleh instrumen pasar uang. Sesuai peraturan Bank Indonesia, nasabah yang berinvestasi dengan DCI adalah nasabah perorangan yang memiliki asset dalam bentui tunai, rekening giro, rekening tabungan, atau deposito berjangka senilai Rp.5.000.000.000 (lima milliyar rupiah) atau jumlah yang setara dalam mata uang asing. 56 Mekanisme transaksi dari produk DCI tersebut,yakni : 57 1. Pilih mata uang dasar yang digunakan sebagai penempatan investasi awal nasabah; 2. Pilih mata uang alternatif untuk alternatif pembayatan investasi nasabah pada saat jatuh tempo dan ditentukan jangka waktu investasi; 3. Pilih dan disepakati nilai konversi mata uang 58 dan tenor 59 , dengan ketentuan yaitu:
55
https:www.hsbc.co.id/1/2/id/personal/wealth-management/investasi/structuredproducts-dual-currency-investments (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 09:45WIB). 56 Ibid. 57 Ibid. 58 Konversi mata uang adalah suatu perubahan yang terjadi pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya., http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-konversi/ (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 12:00 WIB)
Universitas Sumatera Utara
a. Nilai konversi, nasabah dapat memilih konversi sesuai dengan kondisi pasar yang berlaku, b. Tenor, jangka waktu 1 minggu hingga 3 bulan, c. Jumlah investasi minimum US$20.000atau jumlah setara dalam valuta asing. 4. Pada saat jatuh tempo nasabah akan menerima dana pokok dan bunga dalam mata uang pilihan nasabah dengan nilai tukar yang disepakati sebelumnya, berdasarkan target nilai tukar dengan nilai tukar pasar pada saat tanggal penetuan (fising date). DCI berbeda dan tidak bisa diperlakukan sebagai pengganti deposito berjangka reguler. Keuntungan yang akan nasabah peroleh tergantung pada kondisi pasar selama periode nasabah berinvestasi dengan DCI. Pergerakan antara dua mata uang asing yang terkait dengan penempatan DCI nasabah dapat mempengaruhi hasil pengembalian produk DCI.Jika hasil investasi nasabah ke dalam mata uang dasar nasabah pada saat jatuh tempo, maka nasabah berpotensi mengalami kerugian, tergantung pada fluktuasi (keadaan turun naiknya harga) nilai tukar pada saat itu. 60 Pertimbangan secara matang kesesuaian produk ini dengan kemampuan nasabah menanggung risiko, pengalaman, dan tujuan investasi.DCI adalah produk terstruktur yang melibatkan produk turunan.Keputusan investasi memang menjadi tanggung jawab nasabah sepenuhnya, namun dapat dipastikan keputusan yang sudah nasabah ambil dibuat dalam kondisi yang lebih dahulu mempertimbangkan
59
Tenor adalah masa pelunasan pinjaman, dinyatakan dalam hari, bulan atau tahun.,http://kamusbisnis.com/arti/tenor/ (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 12:15WIB). 60 https:www.hsbc.co.id, Op.Cit,.
Universitas Sumatera Utara
informasi lengkap dari pihak penjual, termasuk kesesuaian produk ini. Adapun potensi risiko yang terdapat dalam produk ini yaitu risiko penerbit, yang mana nasabah percaya sepenuhnya pada kemampuan penerbit mengelola investasi. Produk ini berganti pada ukuran sebenarnya dan perkiraan kelayakan kredit bank namun tidak ada jaminan perlindungan apabila bank gagal bayar. Pada kemungkinan terburuk (misalnya Bank mengalami pailit), nasabah nisa jadi mengalami kerugian investasi hinggal 100% dan tidak menerima kupon apapun. 61 Berdasarkan ketentuan Pasal 8Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum bahwa bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product. Penerapan manajemen risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product paling sedikit mencakup : 1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris, 2. Kecukupan kebijakan dan prosedur, 3. Kecukupan
proses
identifikasi,
pengukuran,
pemantauan,
dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan 4. Sistem pengendalian intern. Structured product sangat mengandung risiko, risiko utama yang terdapat pada Structured product antara lain : 62 1. Risiko kredit Structured product merupakan bentuk kewajiban “unsecured” dari penerbit. Hal itu berarti bahwa pengembalian pokok maupun pembayaran atas 61 62
Ibid. Aneka Info “Structured Product”, Op.cit, hlm.10.
Universitas Sumatera Utara
potensi keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh akan sanagat bergantung kepada kemampuan penerbit structured product tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan dan kemampuan penerbit, terutama dari sisi keungan merupakan hal utama yang wajib dipertimbangkan dalam menilai kualitas dari structured product yang ditawarkan, walaupun jenis produk yang ditawarkan memiliki fitur perlindungan terhadap pokok yang diinvestasikan. 2. Risiko likuiditas Structured product pada umumnya tidak diperdagangkan di bursa umum apabila diperdagangkan, volume perdagangan produk tersebut relatif tidak signifikan. Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak adanya pasar sekunder (secondary market) untuk structured product. Hal ini mengakibatkan structured product pada umumnya bersifat tidak likuid sehingga akan menyulitkan nasabah apabila nasabah ingin menjual produk tersebut sebelum jatuh tempo. Dalam hal nasabah dapat me-redeem produk tersebut kepada penerbit, maka nasabah akan dihadapkan pada kondisi dimana pengembalian yang diberikan (apabila ada) akan lebih kecil dar nilai investasi awal disamping akan dikenakan biaya yang terkait dengan penghentian transaksi. Oleh karena itu, nasabah yang ingin melakukan investasi
structured
product
harus
memiliki
kemampuan
untuk
dapat
memegangnya sampai dengan jatuh tempo. 3. Risiko pasar Sebagaimana diketahui, nilai atau arus kas structured product akan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar seperti nilai tukar, suku bunga, dan ekuitas. Oleh karena itu, kinerja dari variabel dasar tersebut, baik dari sisi arah
Universitas Sumatera Utara
pergerakan maupun volatilitasnya, akan mempengaruhi nilai(baik pokok maupun potensi keuntungan atau imbal hasil) dari structured product. Berdasarkan hal tersebut, terdapat probabilitas bahwa structured producttidak akan memberikan pendapatan bunga atau imbal hasil (atau dalam hal member pendapatan bunga atau imbal hasil, arus kas dari pendapatan atau imbal hasil tersebut dapat bersifat tidak reguler) apabila variabel dasar yang dikaitkan terhadap produk mengalami kinerja yang negatif. Oleh karena itu, structured productpada umumnya tidak akan sesuai bagi nasabah yang mencari pendapatan bunga atau imbal hasil yang stabil. 4. Risiko hukum Structured product bukanlah produk keungan yang bersifat konvensional dan sedarhana. Oleh karena itu, dari aspek hukum terutama yang terkait persyaratan dan informasi yang terkandung dalam dokumen/kontrak yang dijadikan basis transaksi structured product merupakan hal yang wajib diperhatikan. Kompleksitas dari structured product juga akan membawa konsekuensi semakin kompleknya faktor-faktor yang harus diperhatikan nasabah dalam hal terjadi perselisihan atau sengketa yang terkait dengan transaksi yang dilakukan. Sebagai contoh, tidak semua structured product menggunakan domisili hukum domestik sebagai tempat penyelesaian perselisihan atau sengketa yang terjadi terkait dengan transaksi yang dilakukan. Disamping ke empat risiko utama tersebut, terdapat pula jenis risiko lain yang harus diperhatikan nasabah yang terkait dengan structured productseperti : 1. Risiko operasional, risiko yang terkait dengan operasionalisasi transaksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Risiko prepayment, risiko dieksekusinya opsi atas produk yang mengakibatkan penghentian produk sebelum jatuh tempo. Hal ini mengakibatkan berkurangnya potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat diterima.
F. Perjanjian Structured Product Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbul suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.Perjanjian itu menerbitkan perikatan antara dua orang yang membuatnya.Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. 63 Suatu perjanjian mempunyai kekuatan hukum harus memenuhi syarat sahnya perjanjian yang terdapat dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yakni; 1. Adanya sepakat dari mereka yang mengikatkan diri, 2. Adanya kecakapan untuk membuat perjanjian, 3. Adanya suatu hal/objek tertentu,dan 4. Adanya suatu sebab yang halal. Dalam melakukan kegiatan structured product tahapan dilakukan perjanjian merupakan tahapan yang utama dalam melakukan kegiatan structured product. Dikarenakan pernjanjian structured product adalah mengenai ketentuan
63
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. Ke-4, (Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987), hlm. 6.
Universitas Sumatera Utara
risiko yang akan ditanggung nasabah. Pada dasarnya produk structured product merupakan varian dari produk derivatif yang memiliki risiko-risiko. 64 Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum bahwa kesepakatan antara bank dengan nasabah melakukan transaksi wajib dituangkan dalam perjanjian yaitu dengan mengemukakan bahwa : 1. Kesepakatan antara bank dengan nasabah dalam melakukan transaksi structured product wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis. 2. Dalam hal
bank dan nasabah sepakat mengenai kemungkinan
penghentian transaksi structured product sebelum jatuhtempo (early termination), klausula penghentian transaksi structured product sebelum jatuh tempo (early termination) wajib dicantumkan dalam perjanjian structured product. 3. Perjanjian tertulis yang telah disepakati antara bank dengan nasabah dalam melakukan transaksi structured product wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis wajib disajikan dalam bahasa Indonesia dan ditandatangani oleh para pihak dengan menggunakan tanda tangan basah. 4. Bank wajib memastikan bahwa pihak yang menandatangani perjanjian tertulis tersebut merupakan pihak yang mempunyai kewenangan secara hukum.
64
Structured Product, http://m.hukumonline.com/klinik/detail/ structured-product (diakses pada tanggal 17 Juni 2010).
lt4beb445bd9a4d/
Universitas Sumatera Utara
5. Dokumen tertulis yaitu prospektus atau
term sheet dan product
highlight sheet yang ditawarkan oleh nasabah yang disajikan dalam bahasa Indonesia, dan ditanda tangani oleh nasabah dengan menggunakan tanda tangan basah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian tertulis .
Universitas Sumatera Utara