BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN Pada Bab II ini akan menguraikan mengenai pemahaman terhadap Gedung Penjualan Sarana Pendidikan, tinjauan proyek sejenis, dan spesifikasi umum yang diperoleh dari hasil analisis literatur dan proyek sejenis. 2.1
Pemahaman Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Berikut ini merupakan pemaparan secara umum mengenai gedung penjualan
sarana pendidikan. 2.1.1 Pemahaman Gedung Penjualan Sebelum memahami definisi dari gedung penjualan, maka perlu dicari definisi dari gedung dan penjualan itu sendiri. a.
Pengertian gedung Menurut UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang 7
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, social, budaya, maupun kegiatan khusus. Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud gedung adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukkan, dan olahraga (www.kbbi.web.id/gedung, diakses pada 21 Maret 2015). b.
Pengertian penjualan Arti dari penjualan menurut Winardi dalam bukunya Pengantar Manajemen Penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan penjualan adalah proses, cara, perbuatan menjual. Dapat pula berarti tempat menjual (www.kbbi.web.id/jual, diakses pada 17 Maret 2015). Berdasarkan definisi dari gedung dan penjualan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan gedung penjualan adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan jual beli.
2.1.2 Pemahaman Sarana Pendidikan Sebelum memahami definisi dari sarana pendidikan, maka perlu dipahami definisi dari sarana dan pendidikan. a.
Pengertian sarana Dalam kegiatan sehari-hari, manusia sering menggunakan istilah sarana dan prasarana. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan dan terkadang membingungkan, padahal keduanya memiliki arti masing-masing. Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media (www.kbbi.web.id/sarana, diakses pada 20 Februari 2015). Prasarana dari sumber yang sama berarti segala sesuatu
8
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya)(www.kbbi.web.id/prasarana, diakses pada 20 Februari 2015). b.
Pengertian pendidikan Menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang ini juga disampaikan bahwa pendidikan di Indonesia dibagi atas: 1. Jalur pendidikan, adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Yang termasuk dalam jalur pendidikan antara lain: Pendidikan formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan 2. Jenis pendidikan, adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan dan satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup antara lain pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus Di Indonesia jalur pendidikan yang paling banyak ditempuh oleh masyarakat adalah pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Jalur pendidikan formal ini telah dicanangkan pemerintah melalui program Wajib Belajar. Pemerintah juga menentukkan standar pengajaran bagi sekolah-sekolah dalam bentuk kurikulum. Berdasarkan definisi dari sarana dan pendidikan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sarana
9
pendidikan adalah alat atau media yang digunakan langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar.
2.1.3 Jenis-Jenis Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah formal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti dikutip dari www.sekolahdasar.net/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html terdiri atas: a.
Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, terdiri atas : Sarana pendidikan yang habis dipakai misalnya kapur tulis, spidol, larutanlarutan kimia, dan kertas Sarana pendidikan tahan lama misalnya meja, bangku, dan alat-alat olahraga
b.
Ditinjau dari dapat bergerak tidaknya saat digunakan, terdiri atas : Sarana pendidikan yang bergerak, adalah sarana pendidikan yang dapat dipindah sesuai kebutuhan pemakainya. Misalnya lemari, bangku, dan meja Sarana pendidikan yang tidak bergerak, adalah sarana pendidikan yang sangat sulit dipindahkan. Misalnya mikroskop electron.
c.
Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, terdiri atas: Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar misalnya buku dan alat tulis Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah member pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai yang kongkret. Misalnya model anatomi manusia, model kerangka manusia, dan globe Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada 3 jenis media pengajaran, yaitu media audio, visual, dan audio-visual
10
2.1.4 Klasifikasi Sarana Pendidikan yang Dijual Jenis sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa, mahasiswa, maupun kalangan umum sangat beragam. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelompokkan sarana pendidikan apa saja yang akan disediakan di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. Klasifikasi sarana pendidikan ini ditinjau berdasarkan hubungannya dengan proses belajar mengajar seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Klasifikasi sarana pendidikan yang dijual pada Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini yaitu: a.
Alat pelajaran berupa buku, baik itu buku teks pelajaran maupun jenis buku lain, serta alat-alat tulis.
b.
Alat peraga berupa berbagai jenis peralatan dan model 3D yang dapat membantu dalam proses belajar
c.
Media pengajaran berupa alat untuk membantu proses belajar melalui media audio, visual, maupun audio-visual seperti poster, peta, termasuk alat-alat elektronik berupa proyektor, komputer, dan laptop. Sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan untuk
jenjang SD, SMP, dan SMA ditunjukkan pada Tabel 2.2 yang terdapat dalam Lampiran. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi dan umum tidak dijelaskan lebih lanjut, karena alat pelajaran yang digunakan berupa buku-buku umum.
2.1.4 Merancang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini termasuk ke dalam jenis bangunan komersial. Artinya, bangunan ini digunakan oleh banyak orang (bersifat publik) dan difungsikan sebagai tempat usaha. Untuk menambah wawasan sekaligus memberi gambaran tentang gedung penjualan, maka perlu dicari teori-teori arsitektur yang menunjang proses perancangan gedung penjualan sarana pendidikan. a.
Merancang toko buku dan ruang baca Buku adalah salah satu sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. Bisa dikatakan di dalamnya terdapat toko buku selain tempat untuk menjual sarana pendidikan lain. Untuk menunjang keinginan pengunjung yang ingin melihat-lihat buku, maka diperlukan sebuah ruang baca.
11
Berikut disampaikan beberapa metode untuk merancang toko buku dan ruang baca yang menarik, dikutip dari artikel berjudul Ruang Baca Multifungsi dalam majalah Griya Asri edisi Januari 2002. Aspek rancangan bentuk dan ukuran ruang Bentuk dan ukuran ruang ditentukan konsep ruang yang dipilih. Bentuk ruang baca biasanya sederhana dengan sirkulasi mudah tanpa penyekat. Ruang yang dianggap sebagai ruang utama adalah ruang yang dipakai sebagai tempat penataan buku-buku Aspek material Pemilihan material yang diterapkan pada ruang baca umumnya material yang ringan dan penggunaannya fleksibel. Misalnya material kayu yang digunakan sebagai rak buku, dan lantainya dapat digunakan material keramik, parket, atau hanya drymixed cement asalkan permukaannya rata.
Gambar 2.1 Rak Buku dari Kayu Sumber : Majalah Griya Asri, Edisi Januari 2002
Aspek warna Pemilihan warna yang cocok untuk sebuah toko buku dan ruang baca adalah warna yang sifatnya menenangkan dan tidak terlalu gelap. Jika ada warna yang sifatnya keras, biasanya hanya diterapkan pada satu ruang atau satu bidang dinding sebagai aksen dan pembangkit mood.
12
Gambar 2.2 Penggunaan Warna Hard Tone Sumber : Majalah Griya Asri, 2002
Aspek furniture Furniture untuk sebuah toko buku dan ruang baca dirancang dengan memperhitungkan aspek ergonomis sehingga menjamin kenyamanan para penggunanya. Bentuk-bentuk furniture dibuat sederhana agar pengunjung lebih berkonsentrasi dalam memilih atau membaca buku.
Gambar 2.3 Susunan Furniture Sumber : Majalah Griya Asri, 2002
Aspek pencahayaan Kenyamanan suatu ruang dapat ditentukan oleh pencahayaan dan bayangan yang dihasilkan oleh warna dan tekstur dari material yang digunakan. Kesan yang ingin ditimbulkan merupakan kunci dalam penempatan sumber cahaya, baik itu alami maupun buatan b.
Penataan produk (display) Penataan produk atau barang (display) yang dijual harus benar-benar diperhatikan karena dapat mempengaruhi minat pengunjung dalam memilih barang. Pola display ini juga berpengaruh terhadap kondisi ruang nantinya.
13
Beberapa jenis display yang ada seperti dikutip dari Modul Menata Produk Program Keahlian Pemasaran 2013, antara lain: Window display Window display adalah memajang produk di bagian depan toko yang disebut dengan etalase sehingga mudah dilihat oleh orang yang lewat atau baru memasuki toko.
Gambar 2.4 Contoh Window Display
Interior display Interior display adalah memajang produk di dalam toko. Interior display dibagi lagi menjadi: 1. Open display, yaitu produk dipajang pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri, dilihat, disentuh, dan diteliti calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan.
Gambar 2.5 Contoh Open Display
2. Closed display, yaitu produk dipajang dalam suasana tertutup, dan petugas yang menjelaskan kepada calon pembeli mengenai produk tersebut. Hal ini bertujuan mencegah kerusakan pada produk.
14
Gambar 2.6 Contoh Closed Display
3. Architectural
display,
yaitu
produk
dipajang
dalam
kondisi
penggunaanya. Misalnya display lampu gantung yang diposisikan di dalam display ruang tidur.
Gambar 2.7 Contoh Architectural Display
Eksterior display Eksterior display adalah memajang produk di luar toko pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat mengadakan obral. Display ini mempunyai fungsi yaitu; mengenalkan produk secara cepat dan ekonomis, membantu produsen menyalurkan produk secara cepat, dan membangun hubungan yang baik dengan konsumen.
15
Gambar 2.8 Contoh Eksterior Display
c.
Pengelolaan produk Produk sarana pendidikan sebelum sampai ke tangan konsumen melewati beberapa tahap atau proses. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko manajer Toko Toga Mas, proses pengelolaan barang dari distributor sampai ke konsumen ditunjukkan oleh gambar 2.9 berikut ini: Distributor
Gudang
Sortir
Administrasi
Labelling
Display Toko
Konsumen
Purchasing
Gambar 2.9 Alur Distribusi Barang Sumber : wawancara dengan Bapak Joko tahun 2015
d.
Karakter anak usia berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA Informasi mengenai karakter anak ini menjadi penting karena sasaran utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah anak usia jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Nantinya karakter dari masing-masing usia sekolah ini juga menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan dan perancangan. Anak usia SD memiliki karakter yang senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang bekerja atau melakukan sesuatu secara langsung. Anak usia SD sudah dapat berpikir secara logis namun sebatas pada permasalahan yang konkrit. Pemikiran abstrak anak usia SD juga belum benar-benar berkembang.
16
Anak usia SMP dan SMA atau bisa disebut masa remaja memiliki karakter pertumbuhan fisik yang semakin terlihat, perkembangan seksual mulai terlihat, cara berpikir kausalitas, emosinya meluap-luap, dan pergaulan sosialnya semakin luas. Anak usia remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan sistematis. Pada usia ini seorang anak dapat menguraikan masalah dan menemukan pemecahan dari masalah tersebut. (dikutip dan diolah dari makalah Psikologi Perkembangan, oleh Ernawulan Syaodih) 2.2
Studi Banding Agar dapat lebih memahami tentang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan,
maka perlu dilakukann studi banding terhadap fasilitas sejenis yang telah ada. Fasilitas yang dijadikan objek studi banding antara lain Toko Buku & Alat Tulis Garuda Wisnu dan Toko Buku & Alat Tulis Toga Mas. 2.2.1 CV Garuda Wisnu a.
Gambaran umum CV Garuda Wisnu merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang telah cukup
lama berdiri di Bali. CV Garuda Wisnu berdiri pada tahun 1989 dan beralamat di Jalan Teuku Umar 100. Pemiliknya adalah Bapak Penca Sanger jadi status kepemilikannya adalah swasta. Saat ini telah memiliki cabang yang berada di Tukad Pakerisan. Toko buku & alat tulis ini dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan buku-buku dan alat-alat pendidikan lain. Menurut penuturan salah seorang pegawai sekaligus narasumber Ibu Nyoman Suaniasih, pada masa lalu dimana toko buku dan alat tulis masih sangat sedikit, Toko Garuda Wisnu ini merupakan pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mencari buku-buku atau alat-alat pendidikan. Pendapatan perhari dapat mencapai 20 juta dengan kunjungan 50 sampai 100 orang perhari Ibu Nyoman Saniasih sendiri telah bekerja selama 20 tahun di CV Garuda Wisnu ini. b.
Struktur Organisasi CV Garuda Wisnu saat ini memiliki 30 orang pegawai yang awalnya 60 orang.
Sistem kerjanya menggunakan sistem shift. Shift pertama pada pk 08.00-pk 15.00 dam shift kedua pada pk 15.00-pk 22.00. Struktur organisasi dari CV Garuda Wisnu ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini :
17
Owner Bapak Penca Sanger
Manajer Ibu Yuli Komalik
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Gambar 2.10 Struktur Organisasi CV Garuda Wisnu
c.
Fasilitas CV Garuda Wisnu berdiri di atas lahan seluas +/- 35 are. Dari awal
pembangunannya tidak ada perubahan berarti yang dilakukan pada bangunannya. Hanya dilakukan beberapa renovasi kecil seperti pengecatan, penggantian rak-rak buku, atau pergantian susunan rak. Ruang-ruang yang ada di CV Garuda Wisnu antara lain : ruang belanja, ruang loker, kantor, dan gudang. Denah CV Garuda Wisnu ini ditunjukkan oleh Gambar 2.11 dan 2.12 berikut ini :
Gambar 2.12 Denah Lantai 2
Gambar 2.11 Denah Lantai 1
Gambar 2.12 Tampak Depan Garuda Wisnu
18
c.
Kelebihan CV Garuda Wisnu Kelebihan utama yang dimiliki CV Garuda Wisnu terutama kelengkapan
barang-barang yang dijual dibandingkan dengan toko sejenis yang ada di Bali. Sarana pendidikan yang dijual antara lain: berbagai jenis buku, model kerangka manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka, dan berbagai jenis alat tulis. Beberapa barang yang dijual serta penataannya dapat dilihat pada Gambar 2.13 dan 2.14 di bawah ini
Gambar 2.13 Display Rak Peralatan Sekolah
Gambar 2.14 Display Rak Buku-Buku Sekolah
Dari segi arsitektural, kelebihan dari CV Garuda Wisnu antara lain adanya gudang yang memiliki akses langsung dari luar sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengunjung di dalam gedung seperti yang terlihat pada gambar 2.16. Kelebihan lain adalah ruang manajer yang terhubung langsung dengan bagian dalam gedung melalui dinding dan pintu kaca sehingga manajer lebih mudah dalam mengawasi kinerja pegawainya, seperti yang terlihat pada gambar 2.15. bagian in dan out pada site dipisah sehingga tidak terjadi kesemrawutan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.17 dan 2.18.
Gambar 2.15 Pintu dan Dinding Kaca Ruang Pengelola
Gambar 2.16 Bagian Depan Gudang
19
Gambar 2.17 In & Out CV Garuda Wisnu
d.
Gambar 2.18 Parkir CV Garuda Wisnu
Kekurangan CV Garuda Wisnu Kekurangan CV Garuda Wisnu jika dilihat dari barang yang dijual rata-rata
kurang up to date terutama buku bacaan untuk umum. Selain itu beberapa barang terlihat sudah agak lapuk dan berdebu karena kurangnya perawatan. Lantai 2 tidak dimanfaatkan dan dibiarkan kosong sehingga membuang-buang ruang yang ada. Dari segi arsitektural, kekurangan dari CV Garuda Wisnu ini terutama terlihat dari bentuk dan fasad bangunannya yang kurang menarik. Bagian depan bangunan hanya diberi aksen berupa cat warna orange seperti yang terlihat pada gambar 2.19. Pada bagian interior, langit-langitnya dibuat sangat tinggi seperti yang terlihat pada gambar 2.20. Penghawaan dan pencahayaan alami maupun buatan sangat kurang. Hal ini membuat pengunjung kurang nyaman dan merasa kesulitan dalam meneliti barang-barang yang dijual. Penataan rak-raknya juga kurang baik, terlalu berdekatan sehingga sulit bagi orang berpapasan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.21.
Gambar 2.19 Bagian Depan CV Garuda Wisnu
Gambar 2.20 Tampilan Langit-Langit
20
Gambar 2.21 Display Rak Peralatan Sekolah 2
2.2.2 Toko Toga Mas a.
Gambaran umum Toko Toga Mas merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang berada di Jl
Jenderal Sudirman dan dibuka pada Oktober 2011. Pemiliknya adalah Drs. Swandayani. Toko Toga Mas merupakan cabang yang ke-15 dari 26 cabang yang ada di seluruh Indonesia, gedungnya sendiri ada di Malang dibuka pada Desember 1990. Sedangkan untuk di Bali Toko Toga Mas ini merupakan cabang yang kedua, yang pertama ada di Jl Hayam Wuruk. Pengunjungnya pada hari biasa berkisar antara 100-300 orang perhari, sedangkan hari tertentu seperti hari-hari menjelang mulai sekolah pengunjungnya dapat mencapai 600 orang perhari. Sasaran utama dari Toko Toga Mas ini adalah kalangan mahasiswa dan umum karena untuk siswa sekolah biasa telah disediakan buku dari pihak sekolahnya yang bekerja sama langsung dengan penerbit. Toko Toga Mas juga pernah beberapa kali melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti perpustakaan daerah dan kampus-kampus (wawancara dengan Bapak Joko manajer Toko Toga Mas pada 2 Maret 2015) b.
Struktur organisasi Toko Toga Mas saat ini memiliki 26 karyawan. Setiap karyawan ditempatkan
pada bagiannya masing-masing. Struktur organisasi dari Toko Toga Mas ini dapat dilihat pada Gambar 2.22 berikut ini :
21
Store Manager (SM)
Wakil SM
Kabag Security
Kabag Operasional
Kabag Keuangan
Kabag Administrasi
Anggota
Supervisor
Anggota
Anggota
Anggota
Gambar 2.22 Struktur Organisasi Toko Toga Mas
c.
Fasilitas Toko Toga Mas berdiri di atas lahan seluas 25 are. Bangunan yang digunakan
merupakan bangunan berlantai 2 dan menyerupai rumah tinggal. Menurut Pak Joko selaku manajer beliau sendiri juga tidak mengetahui kapan persisnya bangunan ini berdiri. Lantai 1 digunakan sebagai tempat penjualan alat tulis dan buku sekolah dan lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan buku umum dan mahasiswa. Ruang-ruang yang ada di lantai 1 antara lain: ruang stand buku sekolah, stasionery, ruang pengelola dan gudang dijadikan satu, dan toilet yang ditempatkan di bawah tangga. Ruang-ruang yang ada di lantai 2 antara lain: stand buku umum dan mahasiswa, bale bengong, serta beranda. Denah Toko Toga Mas ini ditunjukkan oleh Gambar 2.23 dan 2.24 berikut ini :
22
Gambar 2.23 Denah Lantai 1 Toko Toga Mas
Gambar 2.24 Denah Lantai 2 Toko Toga Mas
Gambar 2.24 Tampak Depan Toko Toga Mas
d.
Kelebihan Toko Toga Mas Kelebihan dari Toko Toga Mas adalah manajemen organisasinya yang
terstruktur dengan baik. Setiap bidang memiliki supervisor dan anggotanya masingmasing. Buku-buku yang disediakan cukup up to date. Dari segi arsitektural, kelebihan Toko Toga Mas ini adalah pemanfaatan elemen yang dapat menarik minat pengunjung, misalnya pemanfaatan kolom sebagai papan promosi seperti yang terlihat pada gambar 2.25. Warna-warna yang digunakan juga warna cerah yang menarik perhatian. Hal menarik yang lain adalah pemanfaatan
23
anak tangga sebagai petunjuk barang apa saja yang dijual di lantai 2 seperti yang terlihat pada Gambar 2.26.
Gambar 2.26 Tangga Menuju Lantai 2
Gambar 2.25 Stand Buku Sekolah
Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan adalah kombinasi alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari jendela-jendela yang ukurannya cukup besar sehingga cahaya leluasa masuk. Pencahayaan buatannya menggunakan lampu yang cukup terang, seperti yang terlihat pada Gambar 2.27. Penghawaan alami menggunakan
ventilasi-ventilasi
udara.
Sedangkan
penghawaan
buatan
menggunakan kipas angin yang diposisikan pada beberapa titik, seperti yang terlihat pada Gambar 2.28.
Gambar 2.27 Pencahayaan Alami dan Buatan
e.
Gambar 2.28 Penghawaan Alami dan Buatan
Kekurangan Toko Toga Mas Kekurangan Toko Toga Mas dari segi barang yang dijual adalah kurangnya
sarana pendidikan selain buku seperti alat peraga dan media pengajaran yang dijual disini. Dari segi tampilan luar bangunan tidak mencerminkan sebuah tempat penjualan sarana pendidikan karena bangunan yang digunakan merupakan bekas rumah tinggal seperti yang terlihat pada Gambar 2.29.
24
Kekurangan yang paling terlihat pada Toko Toga Mas ini adalah ruang pengelola yang dijadikan satu dengan gudang buku, sehingga sirkulasi di ruang pengelola menjadi sangat padat seperti yang terlihat pada gambar 2.30. Selain itu akses menuju gudang melalui pintu utama sehingga sirkulasi pengunjung menjadi terganggu.
Gambar 2.29 Tampilan Depan Toko Toga Mas
Gambar 2.30 R Pengelola dan Gudang
2.2.3 Gramedia Expo (Dyandra Convention Center) a.
Gambaran umum Gramedia Expo merupakan sebuah toko sarana pendidikan yang juga memiliki
fungsi lain, yaitu convention center. Gramedia Expo berada di Jalan Basuki Rahmat Surabaya, pertama kali dibuka tahun 2008. Gramedia Expo dimiliki oleh Kompas Gramedia Group dan dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil. b.
Fasilitas Fasilitas yang ada di Gramedia Expo ini antara lain : toko buku dan alat tulis di
lantai 2, convention center di lantai 1, kafe, dapur, ballroom, dan basement yang digunakan sebagai lahan parkir 2 tingkat. Convention center di lantai 1 dibagi atas 3 ruangan yang semuanya dipisahkan oleh partisi sehingga ruangan tersebut dapat disatukan bila membutuhkan ruang yang lebih luas. Luas total dari Gramedia Expo ini adalah sekitar 25.000 m2. Di dalam gedung ini pernah dilakukan beberapa event pameran, antara lain: Festival Komputer Indonesia, Bobo Fair, dan beberapa pameran otomotif. Saat digunakan sebagai ajang pameran, layout lantai 1 biasanya berubah. Sebagai contoh layout saat Festival Komputer Indonesia ditunjukkan oleh gambar 2.31. Sedangkan untuk suasana pameran yang berlangsung ditunjukkan oleh gambar 2.32 dan ballroomnya ditunjukkan oleh gambar 2.33.
25
Gambar 2.31 Lay Out Lantai 1 Gramedia Expo
Gambar 2.32 Suasana Pameran
c.
Gambar 2.33 Ballroom
Kelebihan Gramedia Expo Kelebihan Gramedia Expo terutama pada aspek gedung yang multifungsi.
Selain sebagai toko buku, juga berfungsi sebagai convention center. Menurut arsiteknya Ridwan Kamil, gedung ini dirancang mengikuti bentuk lipatan dan lekukan kertas karena pemilik gedung ini adalah perusahaan yang lekat dengan urusan buku & kertas. Bentuk bangunannya memang terlihat seperti lipatan-lipatan kertas dan bergaya arsitektur modern, sehingga menunjukkan fungsi bangunannya sebagai sebuah toko sarana pendidikan seperti yang terlihat pada Gambar 2.34 dan 2.35 berikut ini.
26
Gambar 2.34 Gramedia Expo pada Malam Hari
Gambar 2.35 Gramedia Expo pada Siang Hari
Akses masuk menuju gedung ini dibuat lebar karena berhubungan dengan kendaraan yang keluar masuk, terutama apabila ada kegiatan di convention center seperti pameran, kendaraan yang masuk atau keluar biasanya berukuran besar. Bagian parkir seluruhnya ditempatkan di basement yang berkapasitas 700 kendaraan sehingga ruang terbuka hijau di permukaan tanah dapat dimaksimalkan. d.
Kekurangan Gramedia Expo Kekurangan Gramedia Expo Surabaya ini kurang lebih sama dengan Toko
Gramedia yang ada di Bali, yaitu sarana pendidikan yang dijual masih kurang apabila dikaitkan dengan kurikulum yang saat ini berlaku. Dari segi arsitektural, Gramedia Expo memiliki kekurangan yaitu dari aspek keamanan lingkungan sekitarnya. Gedung ini tidak memiliki pagar pembatas pada bagian depan sehingga membutuhkan pengamanan ekstra bagi pengunjung. 2.2.4 Tabel Hasil Studi Banding Setelah dilakukan studi banding terhadap kedua objek tersebut, selanjutnya dibandingkan satu sama lain agar terlihat kelebihan dan kekurangan masing-masing fasilitas. Perbandingan ini ditunjukkan oleh Tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Tabel Hasil Studi Banding No
Kriteria
1
Klasifikasi
2
Lokasi
CV Garuda Wisnu Bangunan komersial
Toko Toga Mas
Gramedia Expo
Kesimpulan
Bangunan komersial
Bangunan komersial
Jl Teuku Umar 100
Jl Jend Sudirman
Jl Basuki Rahmat
Gedung Penjualan merupakan tipe bangunan komersial Lokasi yang dipakai adalah kawasan yang berada di pusat kota
27
Tabel 2.3 Lanjutan 3 Fungsi
4
Fasilitas sehubungan dengan proyek
5
Eksterior
6
Interior
Tempat menjual berbagai sarana pendidikan
Tempat menjual berbagai sarana pendidikan
Tempat menjual berbagai sarana pendidikan dan convention center
Ruang display buku umum dan sekolah Ruang display alat peraga (model kerangka manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka) Stasionery Gudang barang Ruang pengelola Menyerupai gudang yang di depannya dicat orange pada bagian atas
Ruang display buku umum dan sekolah Stasionery Gudang barang Bale bengong/tempat istirahat Ruang pengelola
Ruang display buku umum dan sekolah Stasionery Gudang barang Ruang serba guna (convention center) Ballroom Café Dapur Basement
Menyerupai rumah tinggal lantai berlantai 2
Merupakan bangunan bergaya Arsitektur Modern dengan fasad yang ekspresif, mengambil pendekatan bentuk lipatan kertas
Langitlangitnya tinggi, plafondnya berwarna putih Dindingnya dicat putih,
Langitnyalangitnya dicat putih, dan diberi variasi berupa lis. Di lantai 2 pada salah satu sisi ruang menggunakan
Pada convention center dan ballroom di lantai 1 merupakan ruang-ruang yang benarbenar bebas
Fungsinya selain untuk menjual sarana pendidikan juga dapat digunakan sebagai fungsi lain, misalnya convention centre Ruang-ruang yang idealnya ada antara lain: Ruang display buku umum dan sekolah, ruang display alat peraga, stasionery, gudang barang, dan ruuang pengelola. Dapat pula ditambahkan fungsi lain seperti ruang serba guna, cafeteria, dapur, dan ballroom
Rata-rata terlihat biasa saja, namun baiknya direncanakan bentuk eksterior yang dapat mencerminkan sebuah fungsi gedung pendidikan Bagian interior merupakan ruang dengan bentang lebar, dan finishingnya dibuat lembut
28
Tabel 2.3 Lanjutan namun minim bukaan Lantainya seluruhnya menggunakan keramik warna putih
langit-langit ekspos Dindingnya dicat putih, dan beberapa bagian dicat merah. Kolom-kolom dicat hijau dan ditempeli poster iklan Lantainya menggunakan keramik warna putih, tangganya menggunakan kayu
kolom Lantai di toko bukunya (lantai 2) menggunakan keramik Dindingnya dicat putih Beberapa bagian ada yang menggunakan plafond dan bagian lain ada yang diekspos dan dicat putih
agar pengunjung merasa nyaman dalam berbelanja
Dari Tabel 2.3 tersebut terlihat bahwa dari segi kelengkapan fasilitasnya, CV Garuda Wisnu lebih lengkap dibandingkan Toko Toga Mas dan Gramedia Expo. Sedangkan dari segi penataan interior bagian toko sarana pendidikannya Toko Toga Mas lebih menarik. Dari segi eksterior yang mencerminkan sebuah tempat penjualan sarana pendidikan adalah Gramedia Expo. Berdasarkan ketiga objek yang dijadikan studi banding, maka diambil kesimpulan bahwa fasilitas yang diperlukan dalam sebuah Gedung Penjualan Sarana Pendidikan antara lain: ruang display alat pelajaran, ruang display alat peraga, ruang display media pengajaran, stationary, ruang baca, gudang penyimpanan, perawatan dan perbaikan produk, ruang pengelola, ruang serbaguna, cafeteria. 2.3
Spesifikasi Umum Gedung Penjualan Sarana Pendidikan
2.3.1 Pengertian Gedung Penjualan Sarana Pendidikan adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat jual beli alat yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi serta kalangan umum seperti yang dijelaskan dalam latar belakang pada BAB I. Sarana pendidikan yang dijual dalam fasilitas ini adalah sarana pendidikan yang dibutuhkan dan dapat dimiliki secara perorangan. Misalnya buku-buku, alat peraga, dan alat tulis. Furniture seperti meja dan kursi tidak dijual disini. 2.3.2 Fungsi Fungsi utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah sebagai tempat untuk menjual dan membeli berbagai sarana pendidikan yang diperlukan.
29
Agar fungsi utama dapat berjalan optimal maka diperlukan fungsi pelengkap. Fungsi pelengkap ini antara lain: pengelolaan barang yang keluar masuk, pengelolaan administrasi, keuangan, dan operasional, serta fungsi servis. Untuk mendukung fungsi utama dan pelengkap serta memberi nilai tambah bagi Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini maka ditambahkan beberapa fungsi pendukung antara lain menambah wawasan dan pengetahuan pengunjung, memberi dan menyediakan hiburan yang bersifat edukatif, serta dapat menjamin keselamatan pengunjung ketika berada di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. 2.3.3 Tujuan Tujuan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah mampu menjual dan menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat dari jenjang SD hingga SMA serta Perguruan Tinggi dan umum. Masyarakat nantinya diharapkan dapat dengan mudah menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan. Selain itu, Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini juga diharapkan dapat menarik minat pengunjung baik dari segi arsitekturalnya maupun kegiatan yang diadakan di dalamnya sehingga tidak menjadi seperti fasilitas-fasilitas yang telah ada sebelumnya. 2.3.4 Kegiatan Kegiatan atau aktivitas yang ada dalam Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini ditentukan berdasarkan fungsi dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kegiatan utama adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan tujuan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan. Berdasarkan fungsi dan tujuan, yang termasuk ke dalam kegiatan utama yaitu kegiatan menjual dan membeli sarana pendidikan, baik itu alat pelajaran, media pengajaran, maupun alat peraga. Kegiatan pelengkap adalah kegiatan yang menjaga kegiatan utama dapat berjalan optimal. Kegiatan pelengkap yang ada antara lain: bongkar muat barang, mendata barang masuk dan keluar, memperbaiki barang apabila ada barang yang sedikit rusak, menyimpan barang yang belum waktunya dipajang, merawat barang yang dismpan, memberi label harga, serta mengemas barang yang akan dipajang, mengelola urusan administrasi, keuangan, dan operasional, serta merawat dan membersihkan gedung, istirahat, buang air, dan memarkiran kendaraan.
30
Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang memberi nilai tambah bagi keberadaan fasilitas ini. Kegiatan pendukung yang diwadahi antara lain mengadakan kegiatan seminar, pameran, perlombaan, dan kegiatan lain yang melibatkan pengunjung secara langsung. Selain itu juga ada kegiatan membaca buku yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta kegiatan mencari informasi di internet melalui jaringan wifi, menyediakan hiburan yang edukatif yaitu kegiatan bermain dengan media interaktif karena target pengunjungnya adalah siswa sekolah yang ingin tahu dan suka bermain. Untuk menjamin keselamatan para pengunjung maka ada kegiatan menjaga keamanan. 2.3.5 Fasilitas Berdasarkan jenis kegiatan yang telah ditentukan maka didapatkan jenis fasilitas apa saja yang diperlukan yaitu: a)
Fasilitas yang mewadahi kegiatan utama
b)
Fasilitas yang mewadahi kegiatan pelengkap
c)
Fasilitas yang mewadahi kegiatan pendukung
2.3.6 Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah swasta. Waktu operasional dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah setiap hari, termasuk hari libur kecuali hari raya Nyepi. Jam bukanya mulai pk 08.00 sampai pk 22.00. Karena jam operasional yang cukup lama, maka perlu diberlakukan sistem shift. Sistem shift yang ada sebanyak 2 shift. Sistem pengelolaan sarana pendidikan yang dijual dilakukan melalui beberapa proses, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.35 berikut ini: Barang datang
Disortir
Purchasing
Diperbaiki
Pemajangan (display)
Penyimpanan
Gambar 2.35 Proses Pengelolan Barang yang Dijual
Pada setiap proses yang dilakukan pada Gambar 2.35 dilakukan pencatatan agar administrasinya menjadi jelas karena berpengaruh besar terhadap untung rugi dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini.
31