10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun
tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk. ”Ukuran untuk mengetahui kinerja manajer produksi adalah produktivitas, yaitu suatu ukuran bagaimana baiknya sumber daya diatur dan
dimanfaatkan
sebaik
mungkin
untuk
mencapai
hasil
yang
diinginkan”(www.analisadaily.com). Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Dewan Produktivitas Nasional). Sedangkan, menurut Muchdrasyah Sinungan (2008:12) produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Berdasarkan piagam Oslo pada tahun 1994, bahwa produktivitas secara universal, dimaksudkan ”untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya”. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan hubungan input dan output dan sebagai pengukur efisiensi dalam memproduksi produk.
11
Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu, serta efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2.1.1
Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas bukan hanya pada tingkat efisiensi dalam memproduksi
barang saja akan tetapi produktivitas juga mengikutsertakan pendayagunaan sumber daya manusia dan keterampilan guna mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan menjaga kualitas yang baik. Produktivitas tenaga kerja memperoleh perhatian yang cukup besar karena produktivitas bersumber dari tenaga kerja berkualitas yang melaksanakan kegiatan. Definisi produktivitas tenaga kerja sangat beragam, penulis akan mengemukakan
beberapa
definisi
mengenai
produktivitas
tenaga
kerja,
diantaranya adalah menurut Sondang P. Siagian (2004:130) ”Produktivitas adalah tercapainya korelasi terbalik antara masukan dan keluaran”, artinya suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan keluaran yang semakin besar. Hal ini diperkuat kembali oleh Usry dan Hammer (2005:13), mereka mengungkapkan bahwa “Produktivitas adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan sejumlah output dalam
12
stuan waktu tertentu”. Dengan kata lain hasil produksi atau target produksi adalah ukuran dari produktivitas kerja. Tenaga kerja seringkali dijadikan sebagai salah satu faktor pengukur produktivitas. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja sangat berperan dalam kegiatan produksi, tanpa tenaga kerja kegiatan produksi tidak akan berjalan dan input tenaga kerja mudah dihitung dibandingkan dengan faktor lainnya. Serta besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja cukup besar untuk pengadaan produk. Produktivitas tidak hanya dilihat dari input yang berupa faktor-faktor produksi dan output berupa hasil produksi akan tetapi dapat dilihat dari sikap dan kedisiplinan para pekerja. Tenaga kerja yang mempunyai sikap inovasi, dinamis, dan kreatif akan membawa perubahan pada perusahaan. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan karena tingkat produktivitas akan meningkat.
2.1.2
Faktor yang mempengaruhi produktivitas Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas seperti yang
dikemukakan oleh Sri Haryani (2002:7) diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Karyawan merupakan variabel yang menentukan tinggi rendahnya produktivitas, karyawan yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas perusahaan 2. Perusahaan, terdiri dari lingkungan kerja, kemampuan manajemen dan kebijakan perusahaan dalam produktivitas. Lingkungan kerja yang kondusif dan hubungan antara manajer dengan karyawan serta karyawan dengan karyawan lain terjalin dengan baik akan memotivasi karyawan agar lebih baik dan giat dalam bekerja. 3. Lingkungan eksternal, lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi produktivitas termasuk dalam lingkungan eksternal adalah tekonologi , kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi.
13
Selain faktor-faktor di atas, Sedarmayanti (2001:72) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, yaitu : 1. Sikap mental 2. Pendidikan 3. Keterampilan 4. Manajemen 5. Tingkat Penghasilan 6. Gizi dan kesehatan 7. Jaminan sosial 8. Lingkungan dan iklim kerja 9. Sarana produksi 10. Teknologi 11. Kesempatan berprestasi. Berdasarkan paparan diatas banyak sekali faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Tenaga kerja yang sehat, mempunyai kemampuan dan keterampilan yang baik serta didukung oleh lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong tenaga kerja untuk maju lebih baik dan memajukan perusahaan. Serta bekerja dengan sungguh-sungguh sehinggga target produksi pun akan tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dapat diartikan sebagai berikut : 1. Sikap mental Seorang karyawan harus memiliki sikap mental yang kuat dan berorientasi kepada masa depan. Optimis dan memandang hari depan akan menanamkan keyakinan pada dirinya bahwa kehidupan hari ini akan lebih baik dari hari kemarin dan hari esok akan lebih baik dari hari ini. 2. Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas manusia. Tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih
14
tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih pula, semakin tinggi pendidikan maka semakin produktif hidup manusia. 3. Keterampilan Keterampilan tidak kalah penting dengan pendidikan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dengan keterampilan yang baik diharapkan mampu mengerjakan sesuatu lebih tepat dan cepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas. 4. Manajemen Sistem manajemen yang baik dan tepat akan mempengaruhi terhadap kinerja tenaga kerja. Dengan pembagian tugas yang tepat akan memudahkan dalam menjalankan usaha, tenaga kerja mengetahui tugas dan wewenangnya masingmasih sehingga mampu menjalankannya dengan teratur dan terarah. 5. Tingkat Penghasilan Upah yang memuaskan dan insentif merupakan hal yang mampu mumbuhkan motivasi tenaga kerja dan sebagai balas jasa perusahaan kepada tenaga kerja. Dengan upah yang memuaskan tenaga kerja akan memberikan kontribusi yang sangat baik dan diharapkan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan akan tercapai. 6. Gizi dan kesehatan Tenaga kerja yang tidak sehat dan gizinya tidak terpenuhi akan mengganggu sekali terhadap kelancaran operasional perusahaan. Kesehatan dan gizi yang kurang akan merugikan perusahaan karena tenaga kerja akan sering tidak
15
masuk sehingga kelancaran dalam menghasilkan produk akan terganggu maka kesehatan dan gizi tenaga kerja harus diperhatikan. 7. Jaminan sosial Jaminan sosial sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja yang perlu dipenuhi, yaitu mulai dari kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri. 8. Lingkungan dan iklim kerja Tenaga kerja yang berada di lingkungan kondusif dan iklim yang sehat akan memberikan kontibusinya dengan baik. Hubungan antara tenaga kerja harus dijaga dengan sebaik mungkin agar tercipta rasa kekeluargaan dan rasa memiliki perusahaan. Keadaan seperti ini diharapkan mampu memotivasi tenaga kerja agar melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Hubungan yang baik terjalin antara pihak manajemen dengan tenaga kerja maupun antara tenaga kerja dengan tenaga kerja lainnya. Selain itu juga, sebaiknya tenaga kerja diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan untuk kebaikan bersama. 9. Sarana produksi Sarana produksi yang tidak mendukung akan cukup mengganggu kelancaran produksi karena akan terjadi kendala-kendala. Seperti halnya mesin-mesin yang sudah tua akan sering mengalami kerusakan dan gedung yang kurang layak menybabkan suhu kurang tepat sehingga akan mempengaruhi terhadap kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
16
10. Teknologi Perubahan teknologi merupakan salah satu faktor yang cukup mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Mesin-mesin yang digunakan pun sebaiknya mengikuti perkembangan teknologi. 11. Kesempatan berprestasi. Pengembangan diri dan kemampuan akan berdampak lebih baik apalagi bila didukung oleh pihak perusahaan. Membiarkan tenaga kerja mengembangkan diri dengan kemampuan yang dimiliki diharapkan akan memberikan kesempatan tenaga kerja untuk berprestasi.dalam bidangnya. Dengan demikian tenaga kerja akan memberikan hasil yang sangat baik bagi perusahaan.
2.1.3
Unsur-unsur Produktivitas Unsur-unsur produktivitas adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan input yang direncanakan dengan penggunaan input yang sebenarnya dilaksanakan. b. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jumlah target dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. c. Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persayaratan, spesifikasi dan atau harapan konsumen.
17
2.1.4
Pengukuran Produktivitas Pengukuran
produktivitas
berfungsi
untuk
mengetahui
dan
membandingkan efisiensi produksi perusahaan dari tahun ke tahun. Seperti dikemukakan oleh Muchdrasyah Sinungan (2008:25) bahwa ”Produktivitas secara umum berarti perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis”. Dengan menggunakan sumber daya yang sama pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau tidak, menggunakan sumber daya yang kurang pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau sama, pertambahaan sumber daya yang relatif kecil akan meningkatkan produksi atau tidak. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian yang relatif, perbandingan pelaksanaan sekarang dengan target. Secara umum ada dua jenis pengukuran produktivitas, yaitu : 1. Produktivitas total ( Multiple factor productivity) Produktivitas dari berbagai faktor penyusun. Dapat di ukur dari faktor penyusunnya, seperti tanah, modal, teknologi, tenaga kerja dan bahan baku. produktivitas total secara umum adalah perbandingan antara total output dengan total input, semua input yang digunakan dalam proses produksi. Rumus produktivitas total secara umum menurut Mucdrasyah Sinungan (2008:23) adalah sebagai berikut :
Total output Produktivitas total = Total input
2. Produktivitas parsial (Single factor productivity)
18
Produktivitas yang diukur dari satu faktor. Biasanya
yang sering
menggunakan produktivitas parsial ini adalah produktivitas tenaga kerja atau produktivitas individu. Rumus produktivitas parsial adalah sebagai berikut: Hasil total Produktivitas parsial = Masukan parsial
(Sinungan, 2008:23)
Sedangkan menurut Eddy Herjanto (1999:2), mengemukakan rumus produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut : Keluaran Produktivitas tenaga kerja = Biaya tenaga kerja
Selain, dikemukakan oleh Mucdrasah Sinungan dan Eddy Herjanto. Pengukuran produktivitas parsial juga dikemukakan oleh Vincent Gasperz (2000:32), adalah sebagai berikut : Produktivitas Parsial (single factor produktivity) merupakan produktivitas salah satu jenis input. Misalnya produktivitas parsial yang sering dihitung, yaitu produkrivitas tenaga kerja.
Output total Produktivitas tenaga kerja = Biaya tenaga kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsial karena hanya salah satu input yang diukur, yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja. Dalam penelitian ini input dan output yang digunakan dinyatakan dalam nilai (rupiah) sehingga disebut ukuran produktivitas keuangan atau moneter. Sedangkan apabila
19
input dan output dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka kita akan memperoleh ukuran produktivitas operasional. Pengukuran produktivitas bermanfaat bagi perusahaan, diantaranya adalah perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya dalam menghasilkan produk, pengukuran produktivitas dapat digunakan dalam merncanakan target produktivitas di masa yang akan datang, pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai pembanding prestasi kerja manajemen dan kemampuan daya saing dengan perusahaan lain yang sejenis, baik disektor industri maupun di sektor nasional dan produktivitas juga dapat digunakan dalam merencanakan tingkat keuntungan perusahaan.
2.2.
Laba
2.2.1
Definisi Laba Definisi laba menurut Zaki Baridwan (2004:29) ”Laba (gain) adalah
kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan dan semua transaksi lain yang mempengaruhi perusahaan selama periode akuntansi kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik”. Pada umumnya, pengertian laba dalam akuntansi berbeda dengan pengertian laba menurut ekonomi. Para ahli ekonomi mengartikan laba sebagai kenaikan dari kekayaan bersih atau modal yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa laba menurut ekonomi, adalah sejumlah aktiva yang diperoleh berdasarkan konsep pemeliharaan aktiva riil, yaitu dengan melalui perbandingan modal awal dengan modal akhir. Sedangkan, laba menurut
20
akuntansi, laba merupakan sejumlah aktiva yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tertentu melalui perbandingan antara biaya dengan pendapatan.
2.2.2
Jenis-jenis Laba Banyak sekali para pakar yang mengemukakan mengenai jenis-jenis laba.
Salah satunya adalah jenis-jenis laba yang diungkapkan oleh Zaki Baridwan (2004:33) adalh sebagai berikut : a. Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. b. Laba usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha. c. Laba bersih sebelum pajak, yaitu laba usaha bersih ditambah dan dikurangi pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha. d. Laba bersih sesudah pajak, yaitu laba bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan. e. Laba bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu laba bersih sesudah pajak ditambah dan/atau dikurang dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan laba bersih sebagai variabel terikat (variabel Y). Perusahaan ini tidak terkena pajak penghasilan maka digunakan laba bersih sebelum pajak.
21
2.2.3
Pengakuan Laba Pengakuan laba berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
(2007:16), adalah sebagai berikut : ”Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi karena kenaikan manfaat ekonomi di masa yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan modal”. ”Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan aktiva atau penurunan kewajiban. Misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atas penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar”.
2.3 Kerangka Pemikiran Indonesia kaya akan sumber daya tetapi kurang mampu memanfaatkan sumber daya tersebut dengan optimal. Manusia atau lebih dikenal dengan tenaga manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dan dapat dimanfaatkan dalam suatu perusahaan guna menciptakan suatu produk karena tenaga kerja merupakan
sumber
keberlangsungan
daya
operasional
yang
sangat
penting
dan
perusahaan.
Tenaga
kerja
dominan
dalam
harus
mampu
menciptakan produktivitas yang tinggi. Hal ini dipertegas oleh Paul Mali (Sedarmayanti,
2001:57)
bahwa
”Produktivitas
adalah
bagaimana
menghasilkan/meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu, produktivitas sering
22
diartikan seabagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu”. Produktivitas sering dihubungkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Tenaga kerja merupakan faktor yang lazim digunakan sebagai pengukur produktivitas karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh Bambang Kussriyanto (1987:3) adalah sebagai berikut : 1. 2.
besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa karena masukan pada sumber daya manusia lebih mudah dihitung ketimbang masukan pada faktor-faktor lain.
Berdasarkan pernyataan di atas terlihat bahwa tenaga kerja memiliki peranan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran yang paling sering digunakan dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Ukuran produktivitas tenaga kerja dapat menunjukkan efisiensi proses produksi ditinjau dari sudut pandang salah satu faktor produksi saja, yaitu manusia. Upah yang memuaskan, pemberian insentif, pemenuhan kebutuhan fisik maupun kebutuhan sosial diharapkan mampu mendorong tumbuhnya motivasi dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh perusahaan, sebagai kontribusi kepada perusahaan sehingga mampu menciptakan dan meningkatkan produktivitas yang tinggi, Perusahaan harus mampu berkembang dan bertahan hidup untuk jangka panjang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Untuk mencapai hal
23
tersebut, perusahaan harus memperoleh laba secara terus menerus dengan semaksimal mungkin dan apabila perusahaan tidak mampu menghasilkan labayang maksimal, maka sangat besar sekali kemungkinan perusahaan ini akan mengalami gulung tikar. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan utama, yaitu memperoleh laba semaksimal mungkin dari kegiatan utama perusahaan. Selain itu juga, tidak kalah pentingnya perusahaan harus mampu survive atau bertahan hidup. Meurut soemarso (1999:252) bahwa ”Laba bersih (net income) adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian”. Selain itu juga, pengertian laba menurut T. Hongren dkk (1997:17) ”Laba adalah kelebihan pendapat total dari beban total”. Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laba merupakan kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Hal penting dalam suatu perusahaan adalah kemampuan untuk tetap bertahan. Produktivitas dapat digunakan sebagai pengontrol agar perusahaan dapat tetap survive, apabila perusahaan memperoleh laba tinggi belum tentu perusahaan dapat bertahan apabila tingkat produktivitas rendah karena dalam jangka panjang produktivitas yang rendah akan mengerogoti laba perusahaan. Hal tersebut dapat telihat lebih jelas dalam tabel dibawah ini :
24
Tabel 2.1 Hubungan produktivitas dan laba Apabila
Maka
Laba
Produktivitas
Tinggi
Tinggi
Akan terjadi Keuangan
Rendah
perusahaan Pertahankan
sehat dan stabil Dalam
Tinggi
Cara mengatasinya
jangka
panjang
dan
tingkatkan produktivitas waktu
produktivitas Tingkatkan produktivitas
rendah akan ”memakan” laba Perusahaan tak lama akan Tingkatkan laba melalui Rendah
Tinggi
mengalami rugi dan dapat inovasi menjurus
kepada pemasaran
kebangkrutan Gulung Rendah
Rendah
tikar
strategi (riset,
promosi, harga) atau Tingkatkan produktivitas
bangkrut
dan perkuat serta inovasi pemasaran
Sumber : Muchdrasyah Sinungan (2008:48)
Salah satu langkah yang dapat dilaukan oleh suatu perusahaan agar tetap bertahan adalah peningkatan laba melalui produktivitas. Laba merupakan hasil akhir
dari
produktivitas.
Efisiensi
perusahaan
dapat
diketahui
setelah
membandingkan laba yang diperoleh dengan jumlah sumber daya yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Oleh karena itu produktivitas tenaga kerja akan menentukan kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan. Selain, bahan baku dan mesin. Dengan demikian akan memberikan kontribusi terhadap produktivitas perusahaan dan kemampuan memperoleh laba perusahaan.
25
Meningkatkan produktivitas harus didahului dengan meningkatkan kinerja tenaga kerja terlebih dahulu. Dalam meningkatkan kinerja tenaga kerja, biaya tenaga yang dikeluarkan oleh perusahaan perlu diukur dengan tingkat produktivitas yang dicapai. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menyebabkan biaya tenaga kerja menjadi lebih rendah atau sedikit dan biaya yang lebih rendah itu akan meningkatkan perolehan laba perusahaan. Selain digambarkan oleh Muchdarasyah Sinungan, hubungan produktivitas dan laba juga digambarkan oleh Musthofa Hadi. Menurut Mustofa Hadi, indikator produktivitas adalah efisien dan efektifitas serta keuntungan itu bukan merupakan tujuan akan tetapi merupakan akibat. Hal tersebut dapat terlihat dalam gambar dibawah ini :
Pangsa Pasar
Kepuasan Konsumen Penerimaan Sosial & Lingkungan
Harga
Delivery Quality
EXTERNAL INTERNAL
Limbah
Proses Baik
Biaya
Produktifitas Gambar 2.2
Sumber : Musthofa Hadi (www.markbiz.wordpress.com) Produktivitas dan keuntungan
Gambar 2.1 Produktivitas - Keuntungan
Keuntungan
26
Berdasarkan paparan kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :
X
Y
Gambar 2.2 Paradigma penelitian
Keterangan : X
: Produktivitas tenaga kerja
Y
: Laba : Menunjukkan adanya pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap perolehan laba
2.4
Hipotesis Penelitian
2.4.1
Asumsi Dalam sebuah penelitian perlu adanya asumsi dasar atau anggapan dasar
sebagai pendoman penelitian dan untuk membatasi masalah yang diteliti guna mendukung perumusan hipotesis. Selain itu juga, agar tidak terjadi penyimpangan pada saat menyusun hasil penelitian ini. Menurut Prof. Winarno Surakhman (dalam Suharsimi Arikunto, 2006:65) bahwa ”anggapan dasar adalah sebuah titik tolok pengukuran yang sebenarnya diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dalam penelitian ini mengajukan asumsi dasar sebagai berikut : 1. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk.
27
2. Harga pada periode yang diteliti dianggap konstan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap produktivitas dianggap konstan. 4. Kegiatan perusahaan selama penelitian dianggap konstan
2.4.2
Hipotesis Menurut Moh. Nazir (2003:41) mengungkapkan bahwa ”Hipotesis
merupakan tanggapan sementara yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya. Pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja dalam verifikasi”. Sedangkan menurut Sugiono (2007:58) ”Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”. Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang bersifat sementara. Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa ”Produktivitas tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap perolehan laba”.