BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
Ruang Lingkup Investasi Dalam Perspektik Syariah Investasi Secara Umum Menurut Parinduri (2010) investasi merupakan penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Bisa juga dikatakan investasi merupakan proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Jadi investasi memiliki perbedaan dengan tabungan yang kurang memiliki tujuan secara spesifik dan kejelasan metode atau strategi dalam mencapai tujuannya. Selain itu investasi memiliki kelebihan dalam tingkat profitabilitas yang lebih tinggi dan pilihan instrumennya yang lebih beraneka ragam dibandingkan dengan tabungan. Secara umum investasi dapat dibedakan atas investasi riil dan investasi finansial. Investasi riil paling umum terjadi pada perekonomian tradisional, dimana investasi ini mencakup aset nyata seperti tanah, bangunan, mesin, pembelian aset produktif, atau hal fisik lainnya. Sementara investasi finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di Pasar Modal berupa saham, obligasi dan lainnya.
9 analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Pengertian Investasi Syariah Sunariyah (2006) mendefinisikan investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam investasi syariah yang menentukan berhasil tidaknya suatu investasi di masa mendatang adalah ketentuan dan kehendak Allah SWT. Islam memadukan antara dimensi dunia dan akhirat. Setelah kehidupan dunia yang fana, ada kehidupan akhirat yang abadi. Setiap muslim harus berupaya meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kehidupan dunia hanyalah sarana dan masa yang harus dilewati untuk mencapai kehidupan yang kekal di akhirat. Islam mengajarkan bahwa semua perbuatan manusia yang bersifat vertikal (hubungan manusia dengan Allah) maupun horizontal (hubungan manusia dengan manusia) merupakan investasi yang akan dinikmati di dunia dan akhirat. Karena perbuatan manusia paling dipandang sebagai investasi maka hasilnya akan ada yang beruntung dan ada pula yang merugi. Islam memerintahkan umatnya untuk meraih kesuksesan dan berupaya meningkatkan hasil investasi. Islam memerintahkan umatnya untuk meninggalkan investasi yang tidak menguntungkan sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Jadilah orang yang pertama, jangan menjadi yang kedua, apalagi yang ketiga. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin mka ia termasuk golongan yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang celaka.” (HR. Thabrani) Allah berfirman: Dan katakanlah, “Bekerjalah kalian maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.”
Islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan sehariharinya, termasuk aktivitas ekonominya sebagai investasi yang akan mendapatkan hasil (return). Investasi yang melanggar syariahakan mendapatkan balasan yang setimpal, dan juga investasi yang sesuai dengan syariah akan mendapatkan balasan yang setimpal. Return investasi dalam Islam sesuai dengan besarnya sumber daya yang dikorbankan. Hasil yang akan didapatkan manusia dari investasinya di dunia akan berlipat ganda. Allah berfirman:
“Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan(pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
Jadi, investasi syariah adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung dan tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah secara menyeluruh (kaffah). Semua bentuk investasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Tujuan Investasi Syariah Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada finansial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada finansial asset dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang (SBPU) dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya saham, obligasi dan lainnya. Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan dan lainnya. Tujuan investasi syariah adalah mendapatkan sejumlah pendapatan keuntungan. Dalam konteks perekonomian, menurut Tandelilin (2001) ada beberapa motif mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak merupakan keinginan setiap manusia, sehingga upaya-upaya untuk mencapai hal tersebut di masa depan selalu akan dilakukan. b. Mengurangi tekanan inflasi. Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindarkan dalam kehidupan ekonomi, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan risiko akibat adanya inflasi. Karena inflasi dapat mengereksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis tertentu dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif. c. Sebagai usaha untuk menghemat pajak. Di antara negara belahan dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada usaha tertentu.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Instrumen-instrumen Investasi Syariah 1. Saham Syariah Saham dari kata Suhman artinya nasib atau bagian. Saham juga dari kata Siham berarti busur panah. Jadi, saham adalah surat berharga kepemilikan perusahaan, yang memberikan hak untuk ikut serta mengatur perusahaan, yang memberikan keuntungan dan kerugian. Menurut Dewan Syariah Nasional, saham adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syari’ah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.Saham syariah membahas tentang jenis-jenis saham, karakteristik saham dan transaksi yang diperbolehkan dalam perusahaan. Jenis-jenis saham yaitu: saham preferen, saham biasa dan saham treasury. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi, hak preferen terhadap dividen yaituhak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa serta dividen biasanya dinyatakan dalam persen (%), hak dividen kumulatif yaituhak untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan dan hak preferen likuiditas yaitumendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham biasa bila terjadi likuidasi. Kemudian saham biasa mempunyai hak kontrol dengan memilih pimpinan perusahaan, hak menerima pembagian keuntungan, hak premtive yaitu hak untuk mendapatkan prosentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Dan terakhir saham treasury yaitu saham perusahaan yang pernah beredar dan dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan dan dapat dijual kembali, saham treasury dapat
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
diberikan sebagai bonus kepada karyawan, meningkatkan perdagangan sehingga nilai pasar meningkat, mengurangi jumlah saham beredar untuk menaikkan laba per lembar saham serta untuk mencegah perusahaan dikuasai oleh perusahaan lain. Karakteristik saham yaitu harga saham disamakan sesuai dengan keputusan yang telah ditentukan, adanya persamaan hak dalam kepemilikan saham serta pembagian keuntungan atau kerugian, pemilik saham mempunyai tanggung
jawab
sesuai
dengan
jumlah
saham
yang
dimiliki,
saham
diperdagangkan di Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia). Transaksi yang diperbolehkan dalam perusahaan yaitu: perusahaan beroperasi dalam hal-hal yang halal dan baik; modalnya bersih dari riba dan penyucian harta kotor, perusahaan tidak beroperasi dalam hal yang diharamkan dan menjijikkan, atau modalnya merupakan harta haram dari manapun asalnya serta perusahaan tidak diperbolehkan untuk mengoperasikan percampuran antara yang halal dan yang haram.
2. Obligasi Syariah Sebagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang-piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini dinamakan mudharabah bond. Dalam bentuknya yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola (mudharib) dan dibeli oleh investor (shahibul maal). Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus dalam syariah dikenal dengan istilah mudharabah muqayyadah. Atas penyertaannya, investor berhak mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang dihitung secara proporsional dan dibayarkan secara periodik. Tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan obligasi syariah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Aktivitas utama yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah: 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Usaha lembaga keuangan konvensional termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan minuman haram.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. b. Peringkat Investment Grade 1. Memiliki fundamental usaha yang kuat 2. Memiliki fundamental keuangan yang kuat 3. Memiliki citra yang baik bagi publik
3. Reksadana Syariah Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shahibul maal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai wakil shahibul maal menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Pemilik dana (investor) yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada Manajer Investasi. Reksadana syariah akan bertindak dalam akad mudharabah sebagai mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari reksadana syariah. Dana kumpulan reksadana syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan emiten (perusahaan lain) melalui pembelian efek syariah. Dalam hal ini reksadana syariah berperan sebagai shahibul maal dan emiten berperan sebagai mudharib. Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam reksadana syariah dapat diperjualbelikan. Saham-saham dalam reksadana syariah merupakan harta yang dibolehkan untuk diperjualbelikan dalam syariah. Tidak adanya unsur
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
penipuan dalam transaksi saham karena nilai saham jelas. Harga saham terbentuk dengan adanya hukum permintaan dan penawaran. Semua saham yang dikeluarkan reksadana tercatat dalam administrasi yang rapi dan penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.
4. Deposito Mudharabah Dalam operasionalisasi di dunia perbankan, deposito mudharabah mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu: Pertama, kedua belah pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakan kontrak dengan ketentuan yaitu: di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun tersirat mengenai tujuan kontrak dan penawaran dan penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak tersebut. Kemudian modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasikan dikelola dalam kegiatan usaha mudharabah. Syarat-syarat yang terdapat di dalam modal yaitu: jumlah modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya, modal harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk piutang dan modal mudharib langsung dibayar kepada mudharib. Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana, sehingga tidak dapat ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana mudharabah hanya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati (periode yang telah
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
ditentukan). Investasi yang dilakukan pada bank syariah dengan menanamkan dalam bentuk uang tunai untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dengan nisbah tertentu. Penarikan dana yang dilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya pembagian hasil usaha oleh nasabah yang menginvestasikan dananya.
5. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah adalah akad atau perjanjian jual beli antara bank dengan supplier untuk barang yang dipesan oleh nasabah. Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqh adalah akad jual beli atas barang tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil. Pembiayaan murabahah mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi ketika akan melakukan kontrak jual-beli yaitu ada penjual, pembeli, harga dan barang yang diperjualbelikan serta ijab-kabul. Dalam pembiayaan murabahah yang menjadi objek transaksi adalah barang, misalnya rumah, mobil, kendaraan bermotor, tanah dan bangunan dan lainnya. Dalam pembiayaan murabahah, shahibul maal hanya dapat melayani kebutuhan nasabah (mudharib) untuk memiliki barang yang diinginkan. Pembiayaan murabahah terbagi atas beberapa jenis produk yang disesuaikan dengan penggunaannya, yaitu: a. Murabahah Investasi, yaitu jual beli barang modal dan atau investasi dalam rangka menunjang kegiatan usaha seperti pembelian alat berat, mesin
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
kendaraan
angkutan,
rumah
toko
dan
sebagainya.
Keuntungannya
memperoleh pinjaman dalam bentuk asset atau barang, barang yang dibeli dapat dijadikan agunan/jaminan, diskon atau bonus dari supplier menjadi hak nasabah dan angsuran tetap. b. Murabahah Modal Kerja, yaitu jual beli barang yang akan diperdagangkan kembali seperti jual beli barang kepada koperasi/BMT dan jual barang konveksi untuk diperdagangkan dan sebagainya. Keuntungannya memperoleh tambahan pinjaman modal kerja dalam bentuk barang dagangan, diskon atau bonus dari supplier menjadi hak nasabah dan angsuran tetap. Jangka waktunya sekitar 3 bulan-24 bulan. c. Murabahah Konsumtif, yaitu jual beli barang keperluan rumah tangga yang bersifat konsumtif, seperti pembelian rumah, kendaraan untuk pribadi, alat rumah tangga dan sebagainya. Keuntungannya memperoleh pinjaman untuk keperluan rumah tangga, barang yang dibeli dapat dijadikan agunan/jaminan, diskon atau bonus dari supplier menjadi hak nasabah, angsuran tetap dan harga beli ditambah keuntungan yang transparan sesuai kesepakatan.
Investasi Pada Asuransi Jiwa Pada dasarnya perusahaan asuransi jiwa adalah salah satu lembaga yang mengelola
dana
masyarakat
dengan
melakukan
pengelolaan
risiko
serta
melaksanakan kegiatan investasi dari dana itu untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dalam melakukan kegiatan investasi, perusahaan asuransi harus
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
memperhatikan karakteristik dari dana yang dikelolanya, dengan demikian alokasi asset yang dilakukannya tidak akan menyimpang dari tujuan investasinya. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan investasi oleh perusahaan asuransi jiwa, yaitu: Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam investasi asuransi jiwa: a. Asset/Liability Management Dalam asuransi jiwa syariah, karena akad yang digunakan adalah akad mudharabah, maka tidak ada garansi hasil investasi. Hasil investasi yang diperoleh dalam periode tertentu akan dibagihasilkan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati antara perusahaan dan peserta (pemegang polis). Sehingga apabila hasilnya besar, maka peserta akan memperoleh imbal hasil yang besar. b. Return Requirement Apabila pasar dapat memberikan bunga yang lebih tinggi, maka akan meningkatkan margin bagi perusahaan. Sebaliknya apabila pasar memberikan bunga yang kecil, maka akan mengurangi margin yang didapatkan perusahaan. c. Spread Management Kompetisi yang meningkat dalam industri asuransi menyebabkan perusahaan harus mengubah portofolio investasinya dari yang konservatif menjadi lebih agresif, untuk memperoleh net interest rate spread yang lebih besar. Dengan pengelolaan portofolio yang lebih agresif maka perusahaan memperoleh keuntungan dan dapat melakukan strategi pricing yang lebih baik. Namun, di lain pihak hal semacam ini dapat meningkatkan risiko perusahaan.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Dalam asuransi syariah dengan akad mudharabah kejadian seperti ini tidak akan terjadi, karena setiap return yang didapat akan dibagihasilkan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal. d. More Competitive Return Perusahaan yang memasarkan produk dengan menggaransi return, akan melakukan strategi investasi untuk memperoleh return yang lebih tinggi. Di lain pihak strategi ini dapat menyebabkan kualitas investasi yang kurang baik. e. New Policy Form Untuk menghadapi kompetisi yang semakin tinggi, perusahaan asuransi mendesain produk yang memisahkan antara risk premium dengan premi tabungannya. Produk tersebut dinamakan Universal life atau Variable life. Di Indonesia dan di negara-negara lain produk ini dikenal dengan produk Unit Link. Produk-produk asuransi semacam ini lebih menyerupai dengan produk-produk asuransi syariah. f. Growth of Surplus Dalam investasi asuransi jiwa adanya pertumbuhan surplus untuk mendukung perkembangan perusahaan. Cara yang ditempuh untuk memperoleh pertumbuhan surplus adalah dengan berinvestasi pada saham, real estaate dan venture capital. Dalam asuransi syariah, perusahaan dapat melakukan penempatan dananya selama tidak menyalahi ketentuan syariah. g. Liquidity Requirement Secara umum dana kas masuk dalam perusahaan asuransi jiwa jauh melebihi dana kas yang keluar. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas bukan
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
merupakan permasalahan yang besar. Apabila terjadi perubahan dari kewajiban aakarena adanya peningkatan pengambilan nilai tunai, maka likuiditas menjadi penting. h. Time Horizon Dalam asuransi syariah kontrak asuransi harus dinyatakan di awal dalam ukuran waktu yang jelas, misalnya 5 tahun, 10 tahun atau lainnya. Kontrak asuransi tidak boleh dinyatakan ‘seumur hidup’. i. Regulasi Asuransi termasuk industri yang operasionalnya diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Oleh karena itu dalam penempatan investasinya harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. j. Keadaan Khusus Besar kecilnya perusahaan asuransi serta besarnya surplus asset juga dapat mempengaruhi portofolio investasi.
Investasi Asuransi Syariah Prinsip di dalam kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dalam asuransi syariah adalah berbagai usaha bisnis yang dilakukan pemilik modal kepada pihak pengusaha (emiten) bertujuan untuk memberdayakan pemilik usaha secara maksimal dalam melakukan kegiatan usahanya dimana pemodal/investor berharap akan mendapatkan manfaat/keuntungan tertentu.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Adapun prinsip dan landasan secara syar’i investasi yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis asuransi syariah adalah memiliki prinsip bahwa perusahaan selaku pemegang amanah (mudharib) yang dipercayakan oleh pemilik dana (shahibul maal) harus melakukan kegiatan investasi setelah mendapat persetujuan secara syar’i dari dewan pengawas syariah terhadap dana yang telah berhasil dihimpun dari premi peserta. Dimana investasi yang dilakukan harus sesuai dengan hukum syariah yang berlandaskan pada surat Al-Baqarah: 275, An-Nisa: 29, Al-Maidah: 1. Dan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh: “Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (Tirmidzi dari Amr bin Auf) “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.” (Ibnu Maajah dari Ubadah bin Shamit dari Yahya)
Ruang Lingkup Asuransi Syariah Asuransi Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. (UU No.2/1992, Pasal 1)
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Dalam Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu. Dalam asuransi, pihak tertanggung adalah badan hukum yang memiliki atau berkepentingan atas harta benda. Sedangkan pihak penanggung merupakan pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda yang diasuransikan. Misalnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial. Mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp 1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi. Asuransi sebagai suatu perjanjian atau perikatan sebagaimana perjanjian lainnya tunduk kepada hukum perikatan (the law contract) sebagaimana tercantum dalam Buku Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Untuk sahnya suatu perjanjian asuransi diperlukan 4 (empat) syarat, yaitu:
1. Sepakat mereka mengikat dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
3. Suatu hal tertentu 4. Suatu yang halal Premi asuransi atau biaya ber-asuransi merupakan pra-syarat adanya perjanjian asuransi, karena tanpa adanya premi tidak akan ada asuransi (No premium No insurance). Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan risiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan risiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan risiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya.
Jenis-Jenis Asuransi 1. Asuransi Kerugian Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
2. Asuransi Jiwa Asuransi
jiwa
adalah
asuransi
yang
memberikan
jasa
dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertangungkan. 3. Asuransi Sosial Asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu Undang-Undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.
Asuransi Syariah Asuransi jika dilihat secara syariah pada hakekatnya adalah suatu bentuk kegiatan saling memikul risiko diantara sesama manusia sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling memikul risiko dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara masingmasing mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung risiko tersebut, dengan kata lain asuransi syariah adalah sebuah sistem dimana para peserta menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Prinsip dasar asuransi syariah adalah mengajak kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap sesuatu yang meringankan terhadap bencana yang menimpa mereka (sharing of risk). Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya:
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Asuransi syariah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya tolong menolong atau saling membantu atas dasar prinsip syari’at yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta. Dan keberadaan asuransi syariah akan membawa kemajuan dan kesejahteraan kepada perekonomian umat. Menurut Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atauTadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Landasan Hukum Asuransi Syariah 1. Al-Qur’an Konsep asuransi dan memiliki nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik asuransi terdapat dalam Al-Qur’an antara lain: a. Perintah Allah untuk Mempersiapkan Hari Depan 1) QS. Al-Hasyr : 18 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan.”
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
2) QS. Yusuf : 47-49 “Yusuf berkata, supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa. Maka, apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit ysng menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahan sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.” b. Perintah Allah untuk Saling Menolong dan Bekerja Sama 1) QS. Al-Maidah : 2 “Tolong menolong kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” 2) QS. Al-Baqarah : 185 “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” c. Perintah Allah untuk Saling Melindungi dalam Keadaan Susah 1) QS. Al-Quraisy : 4 “Yang telah memberi makanan kepada mereka menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
untuk
2) QS. Al-Baqarah : 126 “Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa (selamat).” d. Perintah Allah untuk Bertawakkal dan Optimis Berusaha 1) QS. At-Taghaabun :11 “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.”
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
2) QS. Luqman :34 “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” e. Penghargaan Allah Terhadap Perbuatan Mulia yang Dilakukan Manusia “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)
2. Sunnah Nabi SAW a. Hadist tentang Aqilah Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, dia berkata: “Berselisih dua orang wanita dari suku Huzail, kemudian salah satu wanita tersebut melempar batu ke wanita yang lain sehingga mengakibatkan kematian wanita tersebut beserta janin yang dikandungnya. Maka ahli waris dari wanita yang meninggal tersebut mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memutuskan ganti rugi dari pembunuhan terhadap janin tersebut dengan pembebasan seorang budak laki-laki atau perempuan dan memutuskan ganti rugi kematian wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh aqilah-nya (kerabat dari orang tua lakilaki).”(HR. Bukhari)
Hadist tersebut menjelaskan tentang praktik aqilah yang telah menjadi tradisi di masyarakat Arab. Aqilah dalam Hadisttersebut dimaknai dengan ashabah (kerabat dari orang tua laki-laki) yang mempunyai kewajiban menanggung denda (diyat) jika ada salah satu anggota sukunya melakukan pembunuhan terhadap anggota suku yang lain. Penanggungan bersama oleh aqilah-nya merupakan suatu kegiatan yang mempunyai unsur seperti yang
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
berlaku pada bisnis asuransi. Kemiripan ini didasarkan atas adanya prinsip saling menanggung (takaful) antaranggota suku. b. Hadist tentang Anjuran Menghilangkan Kesulitan Seseorang Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad bersabda: “Barang siapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan di akhirat.” c. Hadist tentang Anjuran Meninggalkan Ahli Waris yang Kaya Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Ab Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW: “Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anak kamu (ahli waris) dalam keadaan miskin (kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.” (HR. Bukhari) Nabi Muhammad SAW sangat merhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa mendatang dengan cara mempersiapkan sejak dini bekal yang harus diperlukan untuk kehidupan dan keturunan (ahli waris)-nya di masa mendatang. Meninggalkan keluarga (ahli waris) yang berkecukupan secara materi dalam pandangan Rasulullah SAW sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar yang harus meinta-minta ke orang
lain.
Dalam
pelaksanaan
operasionalnya,
organisasi
asuransi
mempraktikkan nilai yang terkandung di dalam hadist tersebut di atas dengan cara mewajibkan anggotanya untuk membayar iuran (premi) yang digunakan sebagai tabungan dan dapat dikembalikan ke ahli warisnya apabila pada suatu saat terjadi peristiwa yang merugikan baik dalam bentuk kematian nasabah atau kecelakaan diri.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
d. Hadist tentang Mengurus Anak Yatim (Kifl-al-Yatim) Diriwayatkan dari Sabal bin Sa’ad r.a mengatakan Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang menanggung anak yatim nanti akan di surga seperti ini.” Rasulullah SAW bersabda sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari) e. Hadist tentang Menghindari Risiko Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bertanya seseorang kepada Rasulullah SAW tentang (untanya): “Apa (unta) ini saya ikat saja atau langsung saya bertawakkal pada Allah SWT?” kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Pertama ikatlah unta itu kemudian bertawakkalah kepada Allah SWT.” (HR. At-Turmudzi)
Nabi Muhammad SAW memberi tuntunan pada manusia agar selalu bersikap waspada terhadap kerugian atau musibah yang akan terjadi, bukannya langsung menyerahkan segalanya (tawakkal) kepada Allah SWT. Hadist tersebut mengandung nilai implisit agar kita selalu menghindar dari risiko yang membawa kerugian pada diri kita, baik itu berbentuk kerugian materi ataupun kerugian yang berkaitan langsung dengan diri manusia (jiwa). Praktik asuransi adalah bisnis yang bertumpu pada bagaimana cara mengelola risiko itu dapat diminimalisasi pada tingkat yang serendah mungkin. Risiko kerugian tersebut akan terasa ringan jika ditanggung bersama-sama oleh semua anggota (nasabah) asuransi. Sebaliknya, apabila risiko kerugian tersebut hanya ditanggung oleh pemiliknya, maka akan berakibat terasa berat bagi pemilik risiko tersebut.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
3. Ijtihad a. Ijma Para sahabat telah melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal aqilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Adanya ijma atau kesepakatan ini tampak dengan tidak adanya sahabat lain yang menentang pelaksanaan aqilah ini. Aqilah adalah iuran darah yang dilakukan oleh keluarga dari pihak laki-laki (ashabah) dari si pembunuh (orang yang menyebabkan kematian orang lain secara tidak sewenang-wenang). Dalam hal ini, kelompoklah yang menanggung pembayarannya karena si pembunuh merupakan anggota dari kelompok tersebut. Dengan tidak adanya Sahabat yang menentang Khalifah Umar, dapat disimpulkan bahwa telah terdapat ijma di kalangan Sahabat Nabi Muhammad SAW mengenai persoalan tersebut. b. Qiyas Yang dimaksud dengan qiyas adalah metode ijtihad dengan jalan menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam AlQur’an dan As-Sunnah atau Al-Hadist dengan hal lain yang hukumnya disebut dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadist karena persamaan illat (penyebab atau alasannya). Dalam kitab Fathul Bari, disebutkan bahwa dengan datangnya Islam sistem aqilah diterima Rasulullah SAW menjadi bagian dari hukum Islam. Ide pokok dari aqilah adalah suku Arab zaman dahulu harus siap untuk melakukan kontribusi finansial atas nama si pembunuh untuk membayar ahli waris korban. Kesiapan untuk membayar
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
ahli waris korban. Kesiapan untuk membayar kontribusi keuangan ini sama dengan pembayaran premi pada praktik asuransi syariah saat ini.
Teori Portfolio Teori portfolio dikembangkan oleh Markowitz. Menurutnya pilihan portfolio dalam investasi dilakukan karena sebagian besar pemilik modal merupakan orang yang menghindari risiko dan menginginkan tingkat keuntungan yang diharapkannya. Karena itu, untuk menjaga agar pemilik modal masih mau melakukan investasi, maka diciptakan strategi investasi yang dapat memenuhi sikap dasar modal. Strategi inilah yang kemudian terkenal dengan portfolio yang optimal/efisien. Selain itu, di dalam berinvestasi juga akan dihadapkan dengan berbagai macam keputusan yang harus diambil. Menurut Sharpe (1995), pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain: 1. Menentukan kebijakan investasi Investor menentukan kebijakan tujuan investasi dan kemampuan (kekayaannya) yang dapat diinvestasikan. Dikarenakan ada hubungan positif antara risiko dan return, hal yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. 2. Analisis sekuritas Melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuan melakukan
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
penilaian tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced). 3. Pembentukan portofolio Membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi asset khusus mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap asset tersebut. Masalah selektivitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi perhatian investor. 4. Melakukan revisi portofolio Berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah sebelumnya, dengan berjalannya waktu investor akan mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu sendiri. 5. Evaluasi kinerja portofolio Investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko yang dihadapi. Dan diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko serta standar yang relevan.
B. Jurnal Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isfandayani (2003) menjelaskan tentang investasi di dalam asuransi syariah. Tetapi perusahaan yang diambil hanya PT Asuransi Takaful Keluarga. Investasi dalam penelitian tersebut juga memakai investasi syariah. Metode yang dipakai adalah Program Lindo.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
Penelitian ini memakai variabel saham JII, deposito mudharabah, obligasi syariah, reksadana syariah dan pembiayaan murabahah. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah seberapa besar maksimalisasi hasil portfolio dengan melihat dari return serta mengubah porsi masing-masing instrumen investasi dengan hukum positif yang berlaku. Untuk pengolahan datanya dengan memakai Program Lindo (maksimalisasi hasil strategi). Dari penelitian ini, hasil yang didapatkan oleh peneliti adalah : 1. Pada tahun 2003, hasil return aktual lebih kecil dibandingkan dengan return dengan mengubah porsi masing-masing investasi. Hasil dengan menggunakan Program Lindo lebih tinggi dari apa yang telah menjadi kebijakan PT Asuransi Takaful Keluarga. 2. Meskipun tetap dalam koridor hukum positif dan Islam ternyata dapat diperoleh hasil yang lebih besar. Dan dapat menghindari proporsi investasi yang melebihiketentuan dari hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan asuransi syariah (PT Asuransi Takaful Keluarga) berpikir untuk mempunyai fund manager yang andal. Handal dalam menganalisis risk dan return masing-masing investasi. 3. Dengan perkembangan ilmu ekonomi syariah dan bermunculannya sumber daya insani sekarang ini, perusahaan ini mulai berpikir untuk mempunyai fund manager yang handal dalam menganalisis risk dan return masing-masing investasi. Dan juga handal dalam menjaga kekafahan proses dan jenis investasi perusahaan.
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335
C. Kerangka Pemikiran
INVESTASI DALAM ASURANSI SYARIAH: - DEPOSITO MUDHARABAH - OBLIGASI SYARIAH - REKSADANA SYARIAH
PENYELESAIAN PORTFOLIO OPTIMAL
- PEMBIAYAAN MURABAHAH - SAHAM JII
analisis investasi dalam asuransi syariah di Indonesia terhadap portofolio optimal Ade nanda Sawitri Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Ekonomo-Universitas Trisakti. 2012. telp. 5663232 ext. 8335