BAB II KERANGKA TEORITIS
2.1.
Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi
seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah berikutnya adalah mengenal setiap komponen pembentukan suatu produk lengkap dengan lebih terperinci. Informasi-informasi ini dapat diperoleh melalui peta aliran proses. Dapat juga dikatakan bahwa peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutanurutan dari operasi, inspeksi, transportasi, menunggu dan menyimpan. Ada dua perbedaan antara peta proses operasi dan peta aliran proses, yaitu:
1.
Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, sedangkan peta proses operasi hanya terbatas pada operasi dan inspeksi.
2.
Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap bila dibandingkan dengan peta proses operasi. Peta aliran proses ada dua macam, yaitu:
1.
Peta aliran proses tipe bahan. Peta aliran proses tipe bahan adalah suatu peta yang menggambarkan kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi.
2.
1
Peta aliran proses tipe orang.
Iftikar Z Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, Bandung: ITB, 2006. Hal. 30-34.
Universitas Sumatera Utara
Peta aliran proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusianya. Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator. b. Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia. Lambang-lambang yang dipergunakan pada saat itu gilberth mengusulkan 40 lambang yang bisa dipakai. Kemudian pada pada tahun berikutnya jumlah lambanglambang disederhanakan sehinggga hanya tinggal 6 macam, yaitu: 1. Operasi 2. Pemeriksaan 3. Transportasi 4. Menunggu 5. Penyimpanan Pada tahun 1947, American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari 5 macam lambang. Dengan penambahan lambang yaitu delay atau menunggu. Lambang-lambang
standar
dari
ASME
inilah
yang
digunakan
dalam
pembahasan-pembahasan selanjutnya. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Operasi Suatu kegiatan operasi apabila benda tersebut mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu
Universitas Sumatera Utara
keadaan juga termasuk operasi. Dalam prakteknya, lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya: aktivitas perencanaan atau perhitungan. 2. Pemeriksaan Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau membandingkan obyek tertentu dngan suatu standar. 3. Transportasi Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh pekerja pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung, bukanlah merupakan transportasi. 4.
Menunggu Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar). Kejadian ini menunjukan bahwa suatu obyek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali.
5.
Penyimpanan Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda tersebut akan diambil kembali, biasanya akan memerlukan suatu prosedur tertentu. Lambang ini digunakan untuk suatu objek yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan permanen. Yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Secara terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliran proses sebagai berikut: 1.
Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2.
Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.
3.
Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
4.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
5.
Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
6.
Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi. Prinsip-prinsip yang bisa digunakan untuk membuat peta aliran proses yang
lengkap, sebagai berikut:
1. Seperti pada peta proses operasi, suatu peta aliran proses pun mempunyai judul, dimana pada bagian paling atas dari kertas ditulis kepalanya “Peta Aliran Proses” yang kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti: nomor/nama komponen yang dipetakan, nomor gambar, peta orang atau bahan,
Universitas Sumatera Utara
cara sekarang atau yang diusulkan, tanggal pembuatan, dan nama pembuat peta. 2. Di sebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada poin yang di atas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga mengenai total jarak perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses atau prosedur berlangsung. 3. Setelah bagian “kepala” selesai dengan lengkap, kemudian bagian “badan” diuraikan proses yang terjadi lengkap beserta lambang-lambang dan informasiinformasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi (jika mungkin) juga ditambahkan dengan kolom analisa, catatan, dan tindakan yang diambil bedasarkan analisa tersebut. Adapun contoh Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) dapat dilhat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
2.2.
Flow Diagram 2 Peta aliran merupakan representasi dari rangkaian langkah-langkah dari sebuah
proses. Flow diagram level atas menunjukkan dimana sebuah proses itu dimulai dan 2
Juran, The Six Sigma Basic Training Kit, New York : McGraw Hill, 2001, Hal. 321.
Universitas Sumatera Utara
berakhir serta membagi beberapa langkah besarnya. Beberapa langkah yang dianggap penting akan digambarkan secara lebih terperinci. Peta aliran memberikan gambaran umum mengenai suatu proses, dan ini akan memudahkan dalam mengadakan sebuah perbaikan. Semua kegiatan akan jelas terlihat sehingga dengan mudah dapat ditemukan langkah mana yang dapat ditiadakan dan langkah mana yang bisa diperbaiki lagi.
Gambar 2.2. Flow Diagram
2.3.
Waktu Proses 3 Waktu proses adalah waktu yang diperlukan oleh proses usaha dalam pemenuhan
kebutuhan dan harapan pelanggan mulai dari saat pelanggan menyatakan keinginannya terhadap produk atau jasa sebuah perusahaan sampai dengan pelanggan mendapatkan produk dan jasa tersebut dengan memuaskan. Bila perusahaan tersebut bergerak dalam ekspedisi pengiriman barang atau dokumen maka pelanggan akan menginginkan setidaknya dua hal utama, yaitu: paket sampai di tujuan dalam kondisi baik (tidak ada cacat) dan dalam waktu yang singkat sampai di penerima. Terdapat dikotomi dalam waktu siklus ini. Pertama, ada yang beranggapan bahwa waktu siklus bisa dikategorikan
3
Gatot Widayanto, “Six Sigma”, http://thevaluequest.wordpress.com/2007/05/31/six-sigma/, diakses tanggal 20 Juli 2012 pukul 23:08
Universitas Sumatera Utara
sebagai defect juga karena pendapat ini memiliki persepsi bahwa waktu itu sendiri sudah merupakan defect karena pada dasarnya tidak ada orang yang mau menunggu. Pendapat kedua menyatakan bahwa waktu merupakan dimensi yang sampai batas tertentu tidak bisa dikurangi lagi dan bahkan tidak akan pernah bisa dieliminir.
2.4.
Cause and Effect Diagram 4 Salah satu varian dari matriks sebab akibat adalah cause and effect diagram,
sebuah alat bantu brainstorming yang digunakan untuk mengeksplorasi dan menampilkan penyebab-penyebab terjadinya variasi atau yang mempengaruhi suatu proses. Cause and effect diagram dapat dengan cepat menunjukkan penyebab kunci dari suatu masalah. Cause and effect diagram ini dapat dengan mudah digambarkan sehingga sangat memudahkan manajemen untuk mengadakan suatu sesi brainstorming saat ingin mencari penyebab-penyebab masalah. Langkah-langkah dalam pembuatan cause and effect diagram adalah sebagai berikut:
1.
Tulis masalah secara terperinci. Semakin rinci masalah yang dituliskan, maka akan semakin baik hasilnya.
2.
Tentukan kategori mengelompokkan penyebab-penyebab masalah.
3.
Diskusikan bersama tim yang bekerja untuk menemukan penyebab masalah secara lebih terperinci lagi.
4.
Pelajari hasil yang telah dicapai sejauh proses ini.
5.
Adakan diskusi bersama seluruh anggota tim untuk menyelesaikan diagram
4
Op.Cit., Hal. 188-200.
Universitas Sumatera Utara
dan mengambil hasilnya. 6.
Kembangkan perencanaan untuk mengatasi masalah.
Gambar 2.3. Cause and Effect Diagram
2.5.
Metode Kerja 5 Berbicara tentang teknik tata cara kerja, kita tidak dapat lepas dari dua buah nama
yaitu F.W. Taylor dan F.B. Gilberth, yakni dua orang yang mengembangkan ilmu ini. Mulanya pengukuran waktu dan studi gerakan merupakan dua hal yang terpisah karena pengembangannya masing-masing dilakukan oleh kedua ahli ini. Dedikasi F.W. Taylor dan F.B. Gilberth dalam dunia industri telah memberikan pemikiran dan usaha-usaha untuk menyelesaikan berbagai masalah secara ilmiah, dimana Taylor menekankan pentingnya peranan manusia dalam sistem produksi, dan pentingnya masalah manusia dalam penetapan waktu kerja yang diselesaikan secara ilmiah dan Gilberth dalam studi geraknya yang mana untuk menganalisa elemen gerakan dan mengembangkan prinsipprinsip ekonomi gerakan. Karena peranan kedua hal yang ditemukan oleh kedua ahli tersebut dalam sistem produksi adalah hal yang utama dalam teknik tata cara kerja dan kedua penemuan itu selalu dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi. Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai satu kesatuan yang
5
Iftikar Z Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, Bandung: ITB, 2006. Hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
dikenal dengan nama “Time and Motion Study” atau studi gerak dan waktu. Istilah lain yang kerap digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering atau teknik tata cara kerja. Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan perancangan (desain) terbaik dari suatu sistem kerja. Teknik-teknik dan prinsip ini digunakan untukk mengukur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya. Telah dikemukakan diatas bahwa teknik tata cara kerja merupakan perpaduan antara teknik-tenik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakan sebagaimana masingmasing dikembangkan oleh pemulanya. Dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya dari pengukuran waktu, pengukuran-pengukuran tetap dilakukan dengan teknik-teknik pengukurannya. Prinsip-prinsip yang adapun bukan hanya menganalisa gerakan atau disekitar itu, tetapi juga menyangkut banyak prinsip lain dan perancangan sistem kerja seperti perancangan tata letak tempat kerja.
2.6.
Kemampuan Operator 6 Keterampilan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja
yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai pada tingkat tertentu saja dimana tingkat kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan aptitude (kemampuan alamiah) untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun yaitu bila
6
Iftikar Z Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, Bandung: ITB, 2006. Hal. 137.
Universitas Sumatera Utara
telah terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut, atau karena sebab-sebab lain seperti karena kesehatan yang terganggu, fatique yang berlebihan, pengaruh lingkungan sosial dan sebagainya.
2.7.
Material 7 Material merupakan istilah atau kata lain dari kata bahan yang merupakan sesuatu
benda yang menjadi bahan baku yang menjadi sebuah masukan dalam produksi. jadi Material adalah bahan mentah yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Dalam suatu urutan waktu, kegiatan pemindahan bahan dalam perusahaan dapat dikatakan akan melewati tiga tahapan pengembangan, yaitu sebagai berikut:
1. Konvensional 2. Kontemporer 3. Maju atau berorientasi pada sistem Tujuan pemindahan material adalah sebagai berikut. a. Mengurangi ongkos produksi b. Menaikkan kapasitas c. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan d. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan
2.8.
Lingkungan Kerja 8 Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja seperti; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua 7 8
James M Apple. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Hal.378-379. Zaenal Abidi, “Studi Literatur Tentang Lingkungan Kerja Fisik Kantoran”, 2009, Hal. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani atau didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Jika manusia melakukan suatu pekerjaan maka sangat banyak faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan pekerjaan itu. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual berasal dari diri manusia itu sendiri misalnya usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Faktor situasional berasal dari luar diri manusia itu mis. kondisi mesin, kondisi pekerjaan, karakteristik lingkungan.
Berbeda
dengan
faktor-faktor individual,
faktor-faktor
situasional ini dapat diubah untuk memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja. Dengan kata lain agar pekerjaan yang dilakukan efisien, hasil kerja yang didapat efektif dengan produktivitas tinggi.
2.9.
Peralatan 9 Peralatan merupakan seluruh hal-hal yang membantu serta mendukung kegiatan
operasi untuk menyelesaikan tujuan dari operasi tersebut. Peralatan juga merupakan segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah alam sekitarnya, termasuk dirinya dan orang lain dengan menciptakan alat-alat sebagai saran dan prasarana.
9
James M Apple. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Hal.78.
Universitas Sumatera Utara